You are on page 1of 5

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No.

3 September 2017; 103-106

PENURUNAN TAHANAN PEMBUMIAN DENGAN MENGGUNAKAN


CAMPURAN GYPSUM DAN ARANG PADA ELEKTRODA PLAT
Wiwik Purwati Widyaningsih, Teguh Harijono Mulud, Kurnia Alifiana
Program Studi Teknik Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang
Email : wiwik_pw_zm@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan nilai tahanan pembumian serendah mungkin dengan menggunakan
soiltreatment yaitu campuran antara gypsum dan arang pada electrode plat yang terbuat dari tembaga,
penelitian ini dilakukan di sebelah utara bengkel mesin Politeknik Negeri Semarang. Jenis tanah yang
digunakan untuk penelitian ini adalah tanah liat dengan kondisi kering (pada kondisi tidak hujan dan tidak
disiram air). Penelitian ini menggunakan metode tiga titik (three point methode). Campuran gypsum dan arang
diletakkan diatas elektrode plat, perbandingan antara gypsum dan arang yang diletakkan diatas elektroda plat
seperti berikut : massa gypsum 1,5 kg : 0,5 kg massa arang , massa gypsum 0,5 kg : 1,5 kg arang dan massa
gypsum 1 kg : 1 kg arang. Kedalaman penanaman elektrode plat 60 cm, nilai tahanan pembumiannya sebesar
78,1 Ω.
Kata kunci: Tahanan Pembumian, Elektroda, Soil Treatment.

1. Pendahuluan dengan menggunakan elektroda bentuk


batang atau jarum lebih tinggi dibandingkan
Isolasi peralatan yang tidak berfungsi dari elektroda plat. (G. Abdul, 2013).
dengan baik dapat menimbulkan arus Konfigurasi antara tanah dengan
gangguan pada system tenaga listrik. Arus gypsum dan posisi peletakkannya dapat
gangguan tersebut akan mengalir pada mempengaruhi nilai tahanan pembumian.
bagian-bagian peralatan yang terbuat dari Konfigurasi campuran tanah dengan gypsum
metal dan juga mengalir dalam tanah di secara vertikal akan mendapatkan
sekitar sistem tenaga listrik. Arus gangguan daripada konfigurasi campuran tanah dengan
dapat menimbulkan gradien tegangan gypsum secara campuran dan horizontal.
diantara peralatan dengan peralatan, Besarnya nilai tahanan pembumian yang
peralatan dengan tanah dan juga gradien didapatkan dari konfigurasi campuran tanah
tegangan pada permukaan tanah itu sendiri. dengan gypsum secara vertikal adalah 42,2
Besarnya gradien tegangan pada permukaan Ω dan untuk konfigurasi campuran tanah
tanah tergantung pada tahanan jenis tanah dengan gypsum secara horizontal
atau sesuai dengan struktur tanah tersebut. mempunyai tahanan pembumian sebesar
(Bambang dkk, 2007). 49,6 Ω. Untuk nilai tahanan pembumian
Perbandingan pengaruh penggunaan yang didapatkan dari konfigurasi campuran
elektroda batang dan elektroda plat sebagai tanah dengan gypsum secara campuran
berikut : Elektrode batang, pada tanah liat adalah 58,9 Ω. (A. Niepa Martatieh, 2012).
dengan kedalaman 20 cm diperoleh nilai Penambahan arang dengan komposisi
tahanan pembumian sebesar 11,3 Ω dan tertentu sangat berpengaruh terhadap
dengan penambahan gypsum didapatkan besarnya nilai tahanan pembumian pada
nilai tahanan pembumian sebesar 8,85 Ω. tanah kering. Nilai tahanan pembumian
Elektroda plat pada tanah liat dengan tanpa arang adalah 135 Ω pada kedalaman
kedalaman penanaman elektrode 20 cm penanaman 70 cm, sedangkan nilai tahanan
diperoleh nilai tahanan pembumian sebesar pembumian dengan penambahan arang
3,16 Ω kemudian dengan penambahan 100% adalah 26,5 Ω pada kedalaman
gypsum didapatkan nilai tahanan pembumian penanaman 70 cm. Prosentase penurunan
sebesar 1,78 Ω. Dari nilai diatas dapat nilai tahanan pembumian setelah
diketahui bahwa nilai tahanan pembumian ditambahkan arang adalah 81.45% pada
kedalaman penanaman 70 cm. System
102
Penurunan Tahanan Pembumian Dengan Menggunakan Campuran …………………Wiwik Purwati, Teguh HM

pembumian yang paling baik adalah pada Keterangan:


penambahan arang 100%. (S. Chandra, (a) Elektroda vertikal (c)Elektroda grid
2012). (b) Elektroda horizontal (d)Gab. a) & c)
2. Maksud Dan Tujuan Tahanan pembumian pada elektroda
Maksud dari penelitian ini adalah batang dapat diperkecil dengan mengubah
untuk memanfaatkan gypsum dan arang kedalaman penanaman elektroda. Semakin
sebagai soil treatment guna mempengaruhi dalam kedalaman penanaman elektroda,
nilai tahanan jenis pembumian. maka semakin kecil tahanan pembumiannya.
Tujuan dari penelitian ini adalah (Tadjudin, 1998). Selain merubah kedalaman
untuk mendapatkan nilai tahanan penanamn elektroda, tahanan pembumian
pembumian yang rendah dengan cara dapat diperkecil dengan soil treatment atau
campuran gypsum dan arang sehingga perlakuan khusus terhadap nilaia tahanan
gradien tegangan dapat diminimalis pada jenis tanah (Wiwik, PW, 2009)
sistem tenaga listrik.
Pengaruh penggunaan elektroda batang dan
elektroda plat pada tanah liat dengan
3. Tinjauan Pustaka
kedalaman penanaman elektrode 20 cm :
Sistem tenaga listrik yang diketanahkan Elektroda batang diperoleh nilai tahanan
adalah titik netral generator dan titik netral pembumian sebesar 11,3 Ω kemudian dengan
trafo. Arus akan mengalir melalui elektroda penambahan gypsum didapatkan nilai
pembumian apabila terjadi gangguan ke tahanan pembumian sebesar 8,85 Ω.
tanah pada kondisi yang tidak seimbang. Elektroda plat diperoleh nilai tahanan
Maksud dari sistem pembumian yaitu untuk pembumian 3,16 Ω kemudian dengan
membatasi tegangan fasa-fasa yang penambahan gypsum didapatkan nilai
terganggu, serta untuk mengatasi arus ke tahanan pembumian 1,78 Ω. Dari nilai diatas
tanah. (Hutahuruk, 1987; Wira Aswata, dapat diketahui bahwa nilai tahanan
2000; Tampubolon, 1989). pembumian dengan menggunakan elektroda
Susunan elektroda pembumian dapat bentuk batang lebih tinggi dibandingkan dari
dibedakan menjadi empat, yaitu pembumian elektroda plat. (G. Abdul, 2013). Konfigurasi
elektroda yang ditanam secara vertikal, antara tanah dengan gypsum dan posisi
pembumian elektroda yang ditanam secara peletakkannya dapat mempengaruhi nilai
horizontal, penanaman elektroda secara grid, tahanan pembumian. Konfigurasi campuran
penanaman elektroda gabungan antara grid tanah dengan gypsum secara vertikal
dan vertikal. Pembumian secara horizontal mempunyai nilai tahanan pembumian lebih
biasanya digunakan pada daerah yang kecil daripada horizontal. Besarnya nilai
tanahnya keras dan berbatu. Karena lebih tahanan pembumian yang didapatkan dari
praktis dalam penanamannya tidak terlalu konfigurasi campuran tanah dengan gypsum
dalam. Sedangkan pembumian vertikal secara vertical adalah 42,2 Ω dan secara
biasanya digunakan pada struktur tanah yang horizontal adalah 49,6 Ω Untuk nilai tahanan
tidak terlalu keras. Karena penanamannya pembumian yang didapatkan dari konfigurasi
lebih dalam. (Hermawan, 1985; Hutahuruk, campuran tanah dengan gypsum secara
1987). campuran adalah 58,9 Ω. (A. Niepa
Martatieh, 2012). Penambahan arang dengan
komposisi tertentu sangat berpengaruh
terhadap besarnya nilai tahanan pembumian
pada tanah kering. Nilai tahanan pembumian
tanpa arang pada kedalaman penenaman
Gambar 3.1 Susunan Elektroda Pembumian elektrode 70 cm sebesar 135 Ω sedangkan
nilai tahanan pembumian dengan
103
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 3 September 2017; 103-106

penambahan arang 100% adalah 26,5 Ω. dengan variasi penambahan campuran


Prosentase penurunan nilai tahanan gypsum dan arang yang dimasukkan ke
pembumian pada kedalaman elektrode 70 cm dalam lubang berukuran (30×25×60) cm.
setelah ditambahkan arang adalah 81.45% ..
Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali
Sistem pembumian yang paling baik adalah
per hari selama 1 minggu. Diagram alir
pada penambahan arang 100%. (S. Chandra,
dalam penelitian ini seperti berikut.
2012).
4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk mengetahui
besarnya nilai tahanan pembumian ini adalah 60 cm

dengan cara metode 3 titik (Three Methode


500 cm
Point) dengan menggunakan elektroda plat
tembaga dengan ukuran (20×18×0,08) cm 1000 cm

sebagai elektroda utama dan 2 buah


elektroda batang tembaga dengan ukuran Gambar 4.3 Rangkaian pengujian
diameter sebesar 8 mm dan panjang 60 cm
sebagai elektroda bantu. Jarak penanaman
elektroda bantu pertama terhadap elektroda
utama sejauh 500 cm, sedangkan jarak
penanaman elektroda bantu kedua terhadap
elektroda utama sejauh 1000 cm. Kedalaman
penanaman elektroda utama yaitu 60 cm, Gambar 4.4 Elektroda plat tanpa soil
treatmen
Mulai
4.1 Rangkaian pengujian menggunakan
elektroda plat
Membuat untai percobaan
Plat Plat tembaga sebagai elektroda
utama dimasukkan ke dalam lubang
pengujian pada kedalaman lubang sedalam
60 cm. Kemudian setelah elektroda utama
Soiltreatmen ditanam di dalam lubang pengujian,
TIDAK
t gypsum & YA padatkan tanah pada lubang tersebut.
arang Pengukuran nilai tahanan pembumian awal
(RPA) dilakukan sebanyak 5 kali dalam 1
minggu.
Berikut adalah gambar elektroda plat
dengan soil treatmen
Mengukur resistans Ukur tahanan
pentanahan dengan pembumian dg
metode tiga titik. Eart tester
Tanah

Soiltreatmen
60c Elektroda Plat
Selesai

Gambar 4.2 Diagram alir


Gambar 4.5 Elektroda plat dengan
Soiltreatmen

104
Penurunan Tahanan Pembumian Dengan Menggunakan Campuran …………………Wiwik Purwati, Teguh HM

Soil treatment berupa campuran 5 60 5 10 130,1 105,5 92,3


gypsum dan arang yang digunakan dalam 6 60 5 10 104 90,7 85
proses pengujian ini dimasukkan ke dalam
lubang yang telah dibuat dengan 7 60 5 10 95,4 81,3 78,1
perbandingan massa sebesar : Rata-rata Pembumian 172,7 147,8 133,5
 0,5 kg gypsum : 1,5 kg arang
 1 kg gypsum : 1 kg arang % rata-rata penurunan 42,05 50,40 55,20
 1,5 kg gypsum : 0,5 kg arang

V. Pembahasan Tabel 5.1 terlihat bahwa nilai tahanan


pembumian sebelum dilakukan soil treatmen
5.1 Tujuan pengujian sebesar 298 Ω. Tabel 5.2 nilai tahanan
Pengujian ini dilakukan dengan pembumian setelah soil treatmen mengalami
tujuan mengetahui seberapa besar penurunan yang cukup drastis. Penurunan
penurunan tahanan pembumian yang nilai tahanan pembumian ini dipengaruhi
telah ditambah dengan soil treatment oleh soil treatment berupa campuran antara
berupa campuran gypsum dan arang gypsum dan arang yang bersifat absorb
dengan variasi massa soil treatment. (penyerap), sehingga tanah disekitar
elektroda utama menjadi lembab, dan
5.2 Data Pengujian kelembaban berpengaruh terhadap nilai
Nilai tahanan pembumian awal tahanan pembumian. Dari grafik dapat
diambil dengan kedalaman penanaman dilihat semakin lama waktu pengujian yang
elektroda utama sedalam 60 cm. Jarak dilakukan, nilai tahanan pembumian akan
penanaman elektroda utama dengan mengalami penurunan yang kecil hingga
elektroda bantu satu adalah 5 m dan jarak mencapai nilai yang konstan dikarenakan
penanaman elektroda utama dengan tanah mengalami kejenuhan.
elektroda bantu dua adalah 10 m.
Tabel 5.1 Sebelum Soil treatmen Sistem pembumian yang baik
merupakan sistem pembumian yang
mempunyai nilai tahanan pembumian kecil,
Jarak Tahanan (Ω) Rata- sesuai dengan PUIL sistem tahanan
rata
L(cm)
R pentanahan yang baik mempunyai nilai
1 2 3
(Ω) tahanan pembumian sekitar 5-10 Ω, namun
untuk mencapai nilai tahanan tersebut dapat
60 5 10 297 299 298 298 dilakukan dengan memperdalam penanaman
elektroda, memperluas penampang elektroda
atau mempararel elektroda sehingga dapat
Tabel 5.2 Setelah Soil treatmen mencapai nilai tahanan pentanahan sesuai
Jarak dengan PUIL 2000.
Elektroda R Pembumian (Ω)
L (m) Berdasarkan SPLN 26:1980 telah ditetapkan
Hari
(cm) besar tahanan pentanahan sebagai berikut :
G:A G:A G:A
EP EC
= 1:3 = 1:1 = 3:1 1. Tahanan rendah 10 - 40 Ω dan arus
1 60 5 10 271 252,1 222 gangguan tanah maksimum 1000
Ampere digunakan pada jaringan kabel
2 60 5 10 235,4 221,2 208 tanah
3 60 5 10 200 159,2 142,2 2. Tahanan rendah 40 Ω dan arus gangguan
maksimum 300 Ampere digunakan pada
4 60 5 10 173 124,7 107

105
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 3 September 2017; 103-106

jaringan saluran udara dan campuran DAFTAR PUSTAKA


saluran udara dengan kabel tanah
3. Tahanan tinggi 500 Ω dan arus A. Niepa Martatieh. 2012. Pengaruh
gangguan maksimum 25 Ampere Campuran Tanah dan Gypsum
digunakan pada saluran udara. Terhadap Tahanan Permukaan Pada
Sistem Pentanahan. Tugas Akhir.
Semarang : Jurusan Teknik Mesin
Polines.
5. PENUTUP
6.1 Kesimpulan Badan Standarisasi Nasional. 2000.
1. Perbandingan campuran Gypsum Persyaratan Umum Instalasi Listrik
dengan Arang 3 : 1 pada hari ke 7 2000 (PUIL 2000). Jakarta : Yayasan
mempunyai nilai tahanan pembumian PUIL.
paling kecil yaitu 78,1 Ω
Hutahuruk, T. S. 1987. Pengetanahan Netral
2. Prosentasi penurunan nilai tahanan Ssistem Tenaga dan Pengetanahan
pembumian terkecil sebesar 55,20 % Peralatan. Jakarta : Erlangga.
dengan posisi soil treatment berupa
campuran gypsum dan arang yang Pasaribu, Linda. 2011. Studi Analisis
diletakkan diatas elektroda dengan Pengaruh Jenis Tanah, Kelembaban,
variasi massa 1,5 kg gypsum:0,5 kg Temperatur, Dan Kadar Garam
arang sebesar 78,1 Ω Terhadap Tahanan Pentanahan
Tanah. Tesis. Jakarta : Program
3. Nilai tahanan pembumian yang masih
tinggi yaitu sebesar 78,1 Ω dapat Magister Teknik Elektro Universitas
digunakan pada saluran udara sistem Indonesia.
distribusi 20 kV. SPLN 26:1980. Pedoman Penerapan Sistem
Distribusi 20 kV, 3 phasa 3 Kawat
6.2 Saran dengan Tahanan Rendah & Tahanan
1. Penambahan kedalaman penanaman Tinggi. Hlm 2 – 3.
elektroda utama perlu dilakukan untuk
W. Wiwik Purwati. 2013. Sistem Proteksi
memperoleh nilai tahanan pembumian Tenaga Listrik. ISBN 978-979-3514-
yang kecil, 94-9. Semarang : Polines
2. Penggunaan bahan kimia yang lain
sebagai bahan soil treatment perlu
dicoba untuk memperoleh nilai tahanan
pembumian yang kecil.
3. Panjang plat yang digunakan sebagai
elektroda utama dapat ditambah
ukurannya sehingga dapat diperoleh
nilai tahanan pembumian yang kecil.
4. Elektroda plat yang diparalel dengan
kedalaman yang dalam merupakan
salah satu cara untuk mendapatkan
nilai tahanan pembumian yang kecil.

106

You might also like