Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
c) Pengobatan yang mudah, murah, cepat, dan efektif, sehingga risiko resistensi
tinggi, dan bila disalahgunakan akan meningkatkan risiko penyebaran infeksi,
3) IUD dan pil KB hanya bermanfaat bagi pencegahan kehamilannya saja, berbeda
dengan kondom yang juga dapat digunakan sebagai alat pencegahan terhadap
penularan infeksi IMS,
4) Faktor sosial seperti mobilitas penduduk, prostitusi, waktu yang santai, kebebasan
individu, dan ketidaktahuan (Daili, 2003).
b. Sifilis
c. Ulkus Mole
d. Limfogranuloma Venerum
e. Granuloma Inguinal
Granuloma Inguinal merupakan penyakit yang timbul akibat proses granuloma
pada daerah anogenital dan inguinal. Etiologinya adalah: Donovania granuloma
( Calymatobacterium granulomatosis ). Lebih banyak menerang usia aktif ( 20 –
40 tahun ) . Dan lebih sering terdapat pada pria dari pada wanita.Perjalanan
penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan, awalnya timbul lesi
bentuk papula atau vesikel yang berwana merah dan tidak nyeri, perlahan
berubah menjadi ulkus granulomatosa yang bulat dan mudah berdarah,
mengeluarkan sekret yang berbau amis.
2) IMS Minor
a. Herpes Genitalis
a) Herpes genitalis adalah infeski pada genital yang disebabkan oleh Herpes
simpleks virus dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok
dengan dasar eritema dan bersifat rekurens. Hubungan resiko yang
beresiko tinggi dengan seseorang penderita herpes dapat meningkatkan
resiko terkena virus herpes simpleks.
b) Manifestasi klinis di pengaruhi oleh faktor hospes, pajanan HSV
sebelumnya, episode terdahulu dan tipe virus. Daerah predileksi pada pria
biasanya di preputium, gland penis, batang penis, dapat juga di uretra dan
daerah anal (homoseksual).Sedangkan pada wanita biasanya di dareah
labia mayor atau labia minor, klitoris, introitus vagina, serviks.
c) Gejala klinis: diawali dengan papul – vesikel. Ulkus/erosi multipel
berkelompok, di atas dasar eritematosa, sangat nyeri, nyeri dan edema di
inguinal, limfadenopati bilateral, dan kenyal, disertai gejala sistemik.
Herpes genital dapat kambuh apabila ada faktor pencetus daya tahan
menurun, faktor stress pikiran, senggama berlebihan, kelelahan dan lain-
lain. Umumnya lesi tidak sebanyak dan seberat pada lesi primer
d) Komplikasi dapat ditumpangi oleh infeksi bakteri lain. Pencegahannya
tidak berhubungan intim sebelum menikah, setia pada pasangan,
menggunakan kondom, dan hindari faktor pencetus.
b. Tricomoniasis
e. Kondiloma Akuminata
f. Skabies
Adalah penyakit kulit yang disebebkan oleh infestasi dan sensitisasi
Sarcoptes Scabies Var. hominis .Gambaran klinisnya terjadi pada malam
hari karena aktifitas tungau meningkat padasuhu kulit yang lembab dan
hangat. Lesi khas adalah papul yang gatal sepanjang terowongan yang
berisi tungau . Lesi pada umumnya simetrik dan berbagai tempat
predileksinya adalah sela jari tangan, fleksor siku dan lutut, pergelangan
tangan. Aerola mammae, umbilicus, penis, aksila, abdomen, bagian bawah,
dan pantat.
g. AIDS
Acquired Imunodeficiency Syndrome adalah kumpulangejala yang timbul
akibat menurunnya kekebalan suhu tubuh yang di peroleh,di sebabkan oleh
human imunodeficiency virus ( HIV ).11,12 AIDS disebebkan oleh masuknya
HIV kedalam tubuh manusia. Jika sudah masuk dalam tubuh ,HIV
akanmenyerang sel- sel darah putih yang mengatur system kekebalan
tubuh,yaitu sel –sel penolong,” sel T Helper”
Gejala mayor:
- Penurunan BB yang mencolok/ pertumbuhan abnormal
- Diare kroniklebih dari 1 bulan
- Demam lebih menjadi 1 bulan
- Limfadenopati umum
- Kandidiasis orofaring
- Infeksi umum berulang
- Batuk lebih 1 bulan
- Dermatitis umum
- Infeksi HIV maternal
2.2 Manajemen Varney
Manajemen kebidanan adalah metode atau bentuk pendekatan yang
digunakan oleh bidan dalam memberi asuhan kebidanan. Langkah-langkah
dalam manajemen kebidanan menggambarkan alur pola berpikir dan bertindak
bidan dalam pengambilan keputusan. Klinis untuk mengatasi masalah.
Langkah-langkah tersebut yaitu:
a. Pengkajian Data
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang lengkap dan
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
1) Tanggal dan Jam pemeriksaan : untuk memastikan ketepatan waktu
dan menentukan kunjungan ulang.
2) Tempat : mengetahui identiitas tempat pemeriksaan.
3) No. Register : memundahkan pencarian dalam rekam medis.
A. Data Subjektif : data yang diperoleh dari klien dan merupakan hasil
anamnesa.
1. Identitas/budaya
a. Nama Istri/ nama suami : mempermudah mengenali ibu dan
suaminya serta mencegah kekeliruan. (Hani, dkk. 2011 :87)
b. Umur
Umur ibu, menururt Suparyanto dalam karya tulis ilmiah
tentang kandidiasis pada WUS (Rhomi, 2014 :18), mengatakan
bahwa usia subur wanita memiliki kesempatan 95% untuk
hamil. Pada usia 30 atau lebih persentasenya menurun hingga
90%. Sedangkan usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga
menjadi 40%. Setelah usia 40 tahun wanita hanya mempunyai
kesemaptan maksimal 10% untuk hamil.
c. Agama
Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut klien sebagai dasar
dalam memberikan asuhan.
d. Pendidikan
Untuk menyesuaikan komunikasi sehingga seorang klien akan
paham dengan penyuluhan yang kita sampaikan. (Fraser. 2011 :
168).
e. Pekerjaan
Pekerjaan ibu perlu diketahui apakah ada pengaruh pada
kehamilan, seperti bekerja dipabrik rokok, percetakan, dan lain-
lain (Romauli, 2011 : 163)
f. Penghasilan
Mengetahui tingkat ekonomi ibu. Menurut Wen dkk dalam
Bobak (2005:778), ibu berpenghasilan rendah lebih cenderung
terdisposisi pada penyakit komplikasi obstettrik selama hamil
(plasenta previria, solusio plasenta, premature, IUGR, BBLR).
g. Alamat
Mengetahui lingkungan ibu dan kebiasaan masyarakatnya
tentang kehamilannya serta untuk kunjungan rumah jika
diperlukan ( Hani dkk, 2011 : 07).
h. Nomor telepon
Untuk menghubungi ibu jika ibu tidak melakukan kunjungan
sesuai jadwal yang telah disepakati.
2. Alasan datang
Pemerikasaan kehamilan atau kunjungan ulang atau ada keluhan
yang dirasakan ibu hamil. (sulistyawati, 2009 : 167).
3. Keluhan utama
Mengetahui masalah/ketidaknyamanan yang dihadapi ibu selama
hamil ini. Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan
pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Keluhan yang dapat
muncul pada kondisi infeksi menular seksual adalah luka dengan
atau tanpa rasa sakit disekitar alat kelamin, anus, mulut atau bagian
tubuh yang lain, tonjolan kecil-kecil diikuti luka yang sangat sakit
disekkitar alat kelamin, cairan tidak normal yaitu cairan dari vagina
bisa gatal, kekuningan, kehijauan, berbau, dan berlendir, sakit saat
buang air kecil, tonjolan seperti jengger ayam yang tumbuh
disekitar alat kelamin, sakit pada bagian bawah perut yaitu rasa
sakit yang hilang muncul dan tidak berkaitan dengan menstruasi
bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi, dan kemerahan
disekitar alat kelamin (Daili et al, 2011).
4. Riwayat menstruasi
Memberikan tentang kesan faal alat reproduksi atau kandungan,
meliputi :
a. Menarch : tingkat kesuburan seorang wanita.
b. Siklus : mengetahui keteraturan saat menstruasi . lebih awal atau
lebih lambat. Normalnya 25 - 32 hari (pada Bacterial Vaginosis,
Servisitis dan Kandidiasis dapat berlangsung lebih pendek, dan
dapat ditemukan metrorargia) (Daili et al, 2011).
c. Lama : memastikan tanggal bersihnya , apakah itu merupakan
darah menstruasi atau darah Hartman sign. Normalnya 6-8 hari
(pada Bacterial Vaginosis, Servisitis dan Kandidiasis dapat
berlangsung lebih pendek, dan dapat ditemukan metrorargia)
(Daili et al, 2011).
d. Jumlah : menentukan apakah darah menstruasi atau darah
hatman sign. Normalnya 2-4 pembalut/hari, namun pada
Bacterial Vaginosis, Servisitis dan Kandidiasis dapat
berlangsung lebih pendek, dan dapat ditemukan metrorargia)
(Daili et al, 2011).
e. HPHT : membentu penetapan tanggal perkiraan kelahiran.
f. Fluor albus : cairan vagina bisa gatal, kekuningan, kehijauan,
berbau, dan berlendir (Daili et al, 2011).
5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
a. Kehamilan
Untuk mengetahui ketidaknyamanan atau masalah yang
dirasakan ibu pada kehamilan yang lalu yang dapat
menimbulkan bahaya jika terjadi dikehamilan sekarang
(gestosis) seperti preeklampsi, perdarahan pervaginam, pusing
hebat, pandangan kabur, kejang-kejang, bengkak ditangan dan
wajah.
b. Persalinan
Untuk mengetahui cara persalinan, tempat persalinan,
penolong persalinan, komplikasi selama persalinan, keadaan
bayi baru lahir, serta keadaan anak sekarang. Jika wanita pada
kelahiran terdahulu melahirkan dengan cara bedah sesar,
untuk kelahiran saat ini mungkin melahirkan pervaginam.
c. Nifas
Mengetahui adanya masalah yang terjadi selama nifas.
Adakah panas, perdarahan, kejang-kejang dan laktasi.
(Romauli, 2011 : 165)
Salah satu faktor resiko terjadinya infeksi menular seksual
adalah multi paritas dan penggunaan alkon khususnya AKDR dan
alkon dengan hormon kombinasi (Daili et al, 2011).
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
Naik/tidak, cemas/tidak, utnuk mengetahui keadaan umum
klien secara keseluruhan. (Sulistyawati. 2009 :174).
b. Kesadaran
Pemilaian Glasgow coma scale (GCS), compos mentis (sadar
penuh), apatis (perhatian kurang). (Rukiyah, 2011 : 97).
c. Tekanan darah
Tekanan darah dikatan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg.
Nila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau
lebih, dan atau diastolic 15 mmHg atau lebih, kelainan ini dapat
berlanjut mmenjadi preeclampsia dan eklampsi (Romauli,
2011 : 173).
d. Nadi
Nadi ibu hamil 80-90 x/menit. (Sulistyawati, 2009 : 61)
e. Suhu
0
Normal 36,5-37,5 C. bila suhu ibu hamil >37,5 dikatan
kemam, berarti ada infeksi dalam kehamilan (Romauli, 2011 :
173).
f. Pernafasan
Untuk mengetahui fungsi system pernafasan. Normalnya 16-24
x/menit (Romauli, 2011 : 173).
g. Berat badan
Untuk memnatau perkembangan berat badan tiap bulannya
paakah mengalami penambahan atau penurunan. Kenaikan BB
tiap minggunya adalah 0,4-0,5 kg/minggu.
h. LILA
Lila > 23,5 cm. LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indicator
kuat untuk status gizi ibu yang kurang/buruk, sehingga ibu
beresiko melahirkan BBLR (Romaulli, 2011 :173).
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Muka
Terdapat edema/tidak, terdapat chloasma/tidak,
pucat/tidak, ekspresi ibu (kesakitan/tidak). Edema
menunjukkan adanya penyakit jantung, penyakit ginjal,
preeclampsia berat, kekurangan gizi, anemia. (Manuaba,
2007 :215).
2) Mata
Kondisi konjungtiva, sclera icterus apa tidak. Edema
kelopak maya menunjukkan kemungkinan klien menderita
hipoalbunemia, tanda PEB dan anemia. Konjungtiva pucat
atau cukup merah sebagai gambaran tentang anemianya
(kadar hemoglobin) secara kasar (manuaba, 2007 : 162).
3) Hidung
Simetris, ada secret, polip, dan kelainan lain.
4) Mulut dan Gigi
Kondisi bibir, adakah sariawan, adakah caries, adakah gigi
berlubang. Gigi berlubang dan caries pada iu hamil
sebaiknya segera dibersihkan dan di tambal karena dapat
menyebabkan infeksi. Gambaran gangguan gigi dan lidah
akibat mual muntah atau hipersalivasi (Manuaba,
2001:162).
5) Leher
Pembesaran kelenjar tiroid/tidak, adanya pembendunan
vena jugularis/tidak. Ibu hamil dengan pembesaran
kelenjar tirodi berhubungan dengan gangguan fungsi
kelenjar tersebut. (Saifuddin, dkk. 2009 : 289). Adanya
pembesaran limfe merupakan salah satu tanda terjadinya
infeksi (Daili et al, 2011).
6) Payudara
Hiperpigmentasi areola, putting susu menonjol,
kelenjarmontgomery tampak (Manuaba, 2007 :215).
7) Abdomen
Bentuk bujur/lintang, adakah bekas operasi/tidak, terdapat
striae gravidarum. ( Manuaba. 2007 : 215).
Pada ibu yang menderita infeksi menular seksual
terdapat nyeri suprasimfasis terasa lebih menonjol dari
pada nyeri di kuadran atas abdomen. Rasa nyeri biasanya
bilateral. Bila terasa nyeri hanya uniteral, diagnosis radang
panggul akan sulit ditegakkan. Bila sudah terjadi iritasi
peritonium, maka akan terjadi “reburn tanderness” nyeri
tekan dan kekakuan otot sebelah bawah. Tergantung dari
berat dan lamanya peradangan, radang panggul dapat pula
disertai gejala ileus paralitik (Daili et, al. 2011).
8) Genetalia
Kebersihan genetalia, adakah varises, adakah keputihan,
adakah tanda-tanda penyakit menular. Pengeluaran fluor
karena infeksi dengan diagnosis banding trichomonas
vaginalis atau candida albicans serta infeksi vaginosis
bakterialis. Kondiloma akuminata terjadi karena infeksi
virus, jika ukurannya besar sebaiknya persalinan melalui
SC( Manuaba, 2007 : 163).
Pada ibu yang menderita IMS terdapat cairan yang
tidak normal yaitu cairan dari vagina bisa gatal,
kekuningan, kehijauan, berbau, atau berlendir, terdapat
tonjolan seperti jengger ayam yang tumbuh disekitar
kelamin, serta sakit saat buang air kecil (Daili et al, 2011).
9) Ekstermitas
Adakah edema tungkai, adakah varises, kaki sama panjang
atau tidak. Edema tungkai sebagai tanda kemungkinan
terjadinya preeclampsia, bendungan akibat kepala sudah
masuk PAP dan tekanan pada vena cava inferior
(Manuaba, 2007 : 163).
b. Palpasi
1) Leher
Tampak tidaknya bendungan vena jugularis, pembesaran
kelenjar limfe, dan pembesaran kelenjar tiroid. Bendungan
vena diakibatkan oleh penyakit jantung (Manuaba, 2007 :
215).
2) Payudara
Payudara teraba atau tidak benjolanm abnormal, kolostrum
ada/tidak. (Saifudin, 2009 : 179).
3) Abdomen
a) Leopold I
Untuk menentukan bagian apa yang teraba di fundus,
menentukan tinggi fundus uteri. Tanda kepala : keras,
bundar, melenting. Tanda bokong : lunak, kurang
bundar, kurang melenting. (Medforth, 2012 : 47)
b) Leopold II
Untuk menentukan bagian apa yang terletak disamping
kiri dan kanan. Letak punggung : keras, datar,
memanjang.
c) Leopold III
Untuk menentukan bagian terbawah janin dan apakah
bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum.
d) Leopold IV
Untuk menetukan seberapa jauh bagian terendah
masuk PAP. Leopold IV dilakukan jika kepala sudah
masuk PAP.
4) Ekstermitas
Adanya odema pada ekstermitas atas atau bawah dapat
dicurigai adanya hipertensi hingga preeclampsia, siabetes
mellitus, jantung, dan kekurangan albumin darah.
(Manuaba, 2007 : 151).
Pada ibu yang menderita infeksi menular seksual terdapat
nyeri suprasimfasis terasa lebih menonjol dari pada nyeri di
kuadran atas abdomen. Rasa nyeri biasanya bilateral. Bila
terasa nyeri hanya uniteral, diagnosis radang panggul akan
sulit ditegakkan. Bila sudah terjadi iritasi peritonium, maka
akan terjadi “reburn tanderness” nyeri tekan dan kekakuan otot
sebelah bawah. Tergantung dari berat dan lamanya
peradangan, radang panggul dapat pula disertai gejala ileus
paralitik (Daili et, al. 2011).
c. Auskultasi
Terdengarnya detak jantung janin menunjukkan bahwa janin
hidup. Janin sehat jumlah detak jantungnya 120-140 kali/menit.
(Manuaba, 2007 : 161).
d. Perkusi
Tungkai, reflek patella (+), bila refelk patella negative berarti
berkaitan dengan kekurangan vitamin B1, penyakit saraf, dan
intoksikasi magnesium sulfat (Manuaba, 2007: 161).
3. Pemeriksaan penunjang
Dilakukan tiap trimester atau jika ada indikasi.
a. Pemeriksaan Hb
Untuk mengetahui apakah ibu anemia tau tidak, golongan
darah, serta rhesus
Kadar Hb >10-11 gr% ≥ 7-10 gr% < 7 gr%
Klarifikasi Anemia Anemia Anemia berat
ringan sedang
.
b. Glukosa dalam urine, untuk memastikan adanya diabetes
mellitus. Kemungkinan glukosaria yang terjadi setelah makan,
disebabkan intolerasni insulin, tetapi keadaan ini cepat menjadi
normal kembali. Pemeriksaan glukosa urine dengan
menggunakan fehling :
Jernih Jernih
Hijau Hijau
dengan dengan
dengan dengan
endapan endapan
sedikit endapan
kuning merah
Warna Tetap endapan kuning
kemerahan bata
urine biru kuning (kadar
(kadar (kadar
(kadar gula gula 500-
gula 1400- gula >
100-500 1400
2000 2000
mg/dl) gr/dl)
gr/dl) gr/dl)
nilai - + ++ +++ ++++
d. Pemeriksaan IMS
1) IVA test
Hasil negatif bila tidak ada lesi bercak putih, positif 1 bila
terdapat lesi bercak putih ireguler dan membentuk sudut
angular, positif 2 bila terdapat lesi bercak putih yang padat
dan berbatas jelas.
2) Papsmear
Hasil kelas I: tidak ditemukan selab normal, kelas 2 :
sitologik atipik tidak ganas, kelas 3 : sitologik sugestif tidak
konklusif ganas, kelas 4 : sitologik sangat sugestif
keganasan, kelas 5 : sitologik konklusif keganasan.
3) Kolposkopi
Untuk menentukan daerah biopsi.
4) Biopsi
Bila hasil biopsi normal, maka tidak ada kelainan atau
keganasan pada jaringan yang diambil. Tapi bila hasil biopsi
dinyatakan abnormal, bukan berarti kanker. Hasil abnormal
berarti ada kelainan pada jaringan yang bisa berarti jinak
atau ganas dengan intrepetasi sebagai berikut :
a) Jinak: Tidak ada sel-sel kanker. Benjolan atau
pertumbuhan berada di bawah kendali dan tidak
menyebar ke area lain dari tubuh.
b) Atypical atau curiga keganasan: Hasil tidak jelas.
Beberapa sel tampak abnormal tetapi tidak pasti kanker.
Biopsi bedah mungkin dibutuhkan untuk mengambil
sampel sel.
c) Ganas: Sel-selkanker, tidak terkontrol dan memiliki
potensi atau telah menyebar ke area lain dari tubuh.
Agustini, Ni Nyoman Mestri dan Ni Luh Kadek Alit Arsani. 2013. Infeksi
Menular Seksual dan Kehamilan. Uniiversitas Pendidikan Ganesha,
Singharaja.
Daili et al. 2013. Tinjauan Penyakit Menular Seksual (PMS). In: Djuanda,
A.,Hamzah, M., and Aisah, S., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed.
Jakarta: Balai Penerbitan FKUI, 363-365.
Hani umi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Rukiyah dkk, 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media.
Sulistyawati. 2009. Tumbang, status gizi, dan imunisasi dasar. Yogyakarta: Nuha
Medika.