Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui lebih detail mengenai Home Care dan Hospice
Care.
1.2.2 Untuk mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada pasien
home care dan hospice care.
1.2.3 Untuk mengetahui prospek masa depan keperewatan home care dan
hospice care.
1
1.3 Manfaat
1.3.1 Agar pembaca mengetahui secara detail mengenai Home Care dan
Hospice Care
1.3.2 Agar pembaca mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada
pasien home care dan hospice care.
1.3.3 Agar Pembaca mengetahui prospek masa depan keperewatan home
care dan hospice care.
2
BAB I
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Istilah Home Care atau Perawatan di Rumah merupakan salah satu
bentuk pemberian Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan di rumah oleh
tenaga kesehatan profesional. Di Amerika bentuk pelayanan ini diberikan
secara informal oleh perawat, caregiver atau voluntary. Biasanya istilah home
care dicampur adukkan dengan isitlah non medical care atau custodial care
yang merupakan perawatan yang diberikan bukan oleh perawat, dokter atau
tenaga medis lainnya yang berwenang. Namun apapun istilahnya bentuknya
sama yaitu pemberian pelayanan kesehatan di rumah klien sendiri.
Ada pendapat lain yang mendefinisikan Home Care sebagai bentuk
Asuhan Keperawatan Profesional yang diberikan secara profesional pada
individu dan atau keluarga yang disebabkan oleh keterbatasannya dalam
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya secara mandiri.
Disebut Pelayanan Profesional karena pelayanan ini di dasarkan pada
evidence based bukan semata atas dasar pertimbangan situasional. Asuhan
Keperawatan berdsarkan evidence based akan mengarahkan bentuk pelayanan
keperawatan yang diberikan pada peningkatan derajat kesehatan.
Hospice Care adalah pelayanan perawatan untuk meringankan
penyakit lanjutan atau penyakit terminal dari klien di rumah sakit dan
kemudian melanjutkan pelayanan perawatan di rumah dibawah pengawasan
Medicare. Pelayanan hospice tersebut mempertimbangkan kebutuhan khusus
dari klien dengan penyakit terminal atau yang akan meninggal dunia, sehingga
klien memiliki kesempatan untuk meninggal di rumah sesuai dengan keinginan
mereka dengan dukungan keluarga sepenuhnya.
Hospice home care adalah perawatan pasien terminal yang dilakukan
di rumah setelah dilakukan perawatan di rumah sakit, dimana pengobatan
sudah tidak perlu dilakukan lagi. Bidang garapnya meliputi aspek bio-psiko-
sosio-spiritual yang bertujuan dalam memberikan dukungan fisik dan psikis,
3
dukungan moral bagi pasien dan keluarganya, dan juga memberikan pelatihan
perawatan praktis. Di Indonesia, metode perawatan ini di bawah pengelolaan
Yayasan Kanker Indonesia. Sedangkan di beberapa rumah sakit yang lain
program ini sudah dikembangkan, namun belum dilakukan secara legal.
4
Selain District Nurse (DN), muncul perawat Health Visitor (HV) yang
berperan sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah :
a. Melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun
masyarakat luas dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
b. Memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.
Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan
hal yang baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh
anggota keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui
kunjungan rumah secara perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu
kala. Sebagai contoh dapat dikemukakandalam perawatan maternitas, dimana
RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di
Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan
program Home Care (HC) yang disebut dengan “Partus Luar”.
Dalam layanan “Partus Luar”, bidan dan siswa bidan RS Budi
Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan normal dirumah pasien,
kemudian diikuti dengan perawatan nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior
(kandidat) sampai tali pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa bidan
yang melaksanakan tugas “Partus Luar” dan tindak lanjutnya, harus membuat
laporan tertulis kepada RS tentang kondisi ibu dan bayi serta tindakan yang
telah dilakukan.
Hospice care di Amerika Serikat mengikuti berbagai bentuk protocol.
Terdapat fasilitas hospice, rawat inap di RS, disitu pasien – pasien diarahkan
pada unit spesifik atau di rawat dengan cara ”tempat tidur tersebar”, dengan
pasien hospice menempati tempat tidur diberbagai unit. Layanan hospice rawat
jalan dan hospice dirumah sering dilakukan oleh asosiasi perawat kunjungan.
Tanpa memperhatikan lingkungan, asuhan hospice dianggap tepat jika pasien
tidak lagi berespon terhadap pengobatan, intervensi-intervensi untuk
penyembuhan sudah habis, dan kematian sudah mengancam.
Dalam banyak cara, hospice lebih dipahami sebagai sikap bukan
sebagai tempat, program atau unit. Pendekatan terhadap orang yang menjelang
ajal dilingkungan hospice dilakukan dengan cara yang positif dan
5
menghasilkan pertumbuhan. Tujuannya adalah untuk berfokus pada keberanian
dan martabat pasien dari pada ketergantungan. Lahirnya perawatan hospice ini
telah menyentuh kemanusiaan dengan asuhan paliatif yang terkoordinasi dan
penuh cinta terhadap orang yang menjelang ajal dan keluarganya. Nilai yang
dapat diukur berkaitan dengan pengayaan hidup dan kehidupan pada saat
menjelang ajal.
6
Pendidikan kesehatan.
Adapun Contoh Pelayanan Vokasional antara lain:
Menyiapkan makanan.
Mengingatkan jadwal minum obat.
Mencuci pakaian.
Menjaga rumah.
Belanja ke pasar.
Jenis pelayanan hospice dapat menggunakan jasa institusi atau
rumah sakit, ataupun melalui agency perawatan kesehatan rumah ataupun
keduanya. Hal tersebut tergantung dari persetujuan klien/keluarga melalui
kesepakatan kontrak. Jika pelayanan menggunakan jasa rumah sakit sebagai
penghubung agency perawatan rumah, maka hal ini lebih efisien karena
rumah sakit memiliki kontribusi memadai untuk memenuhi kebutuhan
perawatan klien dalam kondisi penyakit terminal atau klien yang akan
meninggal dunia. Rumah sakit memiliki tim (staf) sesuai kebutuhan klien,
disamping peralatan dan fasilitas bagi klien.
Pemberi pelayanan hospice yang bekerja bagi klien/keluarga sering
berhadapan dengan stress, khususnya perawat sangat dibutuhkan
kemampuan merawat yang mandiri dalam menghadapi klien menjelang ajal.
Adapun faktor stress yang umum terjadi adalah:
Kesulitan menerima kenyataan bahwa masalah klien tidak dapat
dikontrol, Frustasi akibat banyaknya masalah pada klien yang akan
meninggal dunia, Marah akibat subjektivitas kemauan dan harapan keluarga
yang tinggi, Kesulitan menyusun batas keterlibatan dengan klien dan
keluarganya.
7
o Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada
saat anggoa keluarga ada yang sakit
o Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
o Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas
merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh
karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya
Bagi Perawat
o Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan
lingkungan yang tetap sama
o Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga
pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan
kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan
meningkat.
Berbagai alasan tersebut membuat program layanan Home Care
(HC) mulai diminati baik oleh pihak klien dan keluarganya, oleh perawat
maupun pihak rumah sakit.
Manfaat Hospice care antara lain membantu klien dan keluarga
memelihara kondisi kesehatan dan kesejahteraan klien, Meringankan rasa
sakit dan memfasilitasi rasa nyaman klien, Mempersiapkan klien dan
keluarga untuk menghadapi kondisi penyakit.
8
o Standard IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan
dengan menetapkan intervensi yang akan dilakukan untuk mencapai
hasil yang diharapkan
o Standard V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di
tetapkan dalam perencanaan
o Standard VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien
yang mengarah ke pencapaian hasil yang diharapkan.
Standard Kinerja Profesional (professional performance)
o Standard I, Kualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan evaluasi
terhadap kualitas dan efektifitas praktik keperawatan secara sistematis
o Standard II, Performance Appraisal, perawat melakukan evaluasi diri
sendiri terhadap praktik keperawatan yang dilakukannya dihubungkan
dengan standar praktik professional, hasil penelitian ilmiah dan
peraturan yang berlaku
o Standard III, Pendidikan, perawat berupaya untuk selalu
meningklatkan pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam praktik
keperawatan
o Standard IV, Kesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan aktif
dalam pengembangan professionalism sesama perawat dan praktisi
kesehatan lainnya sebagai sejawat
o Standard V, Etika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien
berdasarkan pada landasan etika profesi
o Standard VI, Kolaborasi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan,
perawat berkolaborasi dengan klien, keluarga dan praktisi kesehatan
lain.
o Standard VII, Penelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil
penelitian
o Standard VIII, Pemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau
keluarga untuk memahami resiko, keuntungan dan biaya perencanaan
dan pelaksanaan asuhan keperawatan .
9
Standar praktik keperawatan di Indonesia telah selesai disusun dan
disepakati oleh pimpinan PPNI, saat ini sedang menunggu pengesahan
dari Depkes RI.
10
Tim Homecare biasanya memberikan penyuluhan kepada anggota
keluarga pasien mengenai kondisi pasien, perawatan pasien mulai dari
menjaga kebersihan, pemberian nutrisi hingga cara menanggulangi rasa
nyeri yang terjadi pada pasien. Jadi pihak keluarga tidak panik jika pasien
mendadak mengalami rasa nyeri, mereka sudah mengetahui cara
menanggulanginya. Namun jika kondisi pasien makin memburuk dan
memerlukan tindakan medis khusus, disarankan hubungi dokter atau segera
bawa pasien ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit terdekat.
11
Selalu tepat janji, penting untuk membina kepercayaan masyarakat pada
institusi HC
Sesuai dengan standar yang telah di tetapkan, hal ini merupakan ciri
professional
Bersifat responsive terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien
Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal
untuk memperbaiki kualitas layanan
Persiapan yang harus dilakukan untuk mendirikan Home Care
swasta antara lain adalah sebagai berikut :
Struktur organisasi
Di dalamnya ada pimpinan home care, manager administrasi, manager
pelayanan, koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.
Perizinan
Mekanisme perizinan pendirian home care sebagai berikut :
o Berbadan hukum yg ditetapkan dlm akte notaris.
o Mengajukan ijin usaha Home care kpd Dinkes Kab/Kota setempat dg
melampirkan :
Rekomendasi dari PPNI
Ijin lokasi bangunan
Ijin lingkungan
ijin usaha
Persyaratan tata ruang bangunan meliputi :
- ruang direktur
- ruang menajemen pely
- gudang sarana dan peralatan
- sarana komunikasi
- sarana transportasi
Ijin persyaratan tenaga meliputi ijin praktek profesi dan sertifikasi
home care
Daftar tarif dibuat berdasarkan dengan memperhatikan standar harga di
wilayah tempat berdirinya home care dengan memperhatikan golongan
ekonomi lemah
12
Sarana dan Prasarana, meliputi set alat yang sering dipakai seperti
perawatan luka, perawatan bayi, nebulizier,oksigen, suction dan juga
peralatan komputer dan perlengkapan kantor.
Format askep, meliputi format register, pengkajian, tindakan, rekap
alat/bahan yang terpakai, evaluasi dari perawat ataupun dari
pasien/keluarga.
Form informed consent, meliputi persetujuan tindakan dari pasien dan
keluarga, persetujuan pembiayaan dan keikutsertaaan dalam perawatan.
Surat Perjanjian kerjasama antara profesi lain seperti misalnya fisioterapi,
dokter, laboratorium, radiologi dan juga dinas sosial.
Transportasi terutama untuk perawat home care dan juga transportasi
pasien bila sewaktu-waktu perlu rujukan ke rumah sakit atau tempat
pelayanan lainnya.
Sistem gaji/upah personil home care. Sistem ini harus lebih berorientasi
pada kepentingan perawat pelaksana bukan keuntungan manajemen
semata. Sistem penggajian bisa dalam bentuk bulanan atau dibuat dalam
setiap kali selesai merawat pasien.
Dengan telah jelasnya konsep dan peraturan praktik keperawatan,
termasuk di dalamnya adalah HC, maka perawat telah dapat melakukan
praktik keperawatan professional dengan optimum, demi terwujudnya
masyarakat dan Indonesia sehat 2010.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Stanley, Mickey. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC
http://ivanishadi.blogspot.com
http://kedokteran-keperawatan-kebidanan.blogspot.com
15
HOME CARE DAN HOSPICE CARE
UNTUK LANSIA
Disusun oleh :
KELOMPOK IV
S 1 KEPERAWATAN IV A
16
NAMA ANGGOTA KELOMPOK IV :
ii
17
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Home
Care dan Hospice Care untuk Lansia” ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas Keperawatan
Gerontik. Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Drg. Budi Nugroho, M.PPM, selaku Direktur STIKES PEMKAB
Jombang.
2. Ibu Pepin Nahariani S.Kep Ns. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Gerontik
3. Teman-teman serta rekan-rekan semua yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya
dan bagi pembaca umumnya.
Penyusun
iii
18
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
NAMA ANGGOTA KELOMPOK................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Tujuan ........................................................................................ 2
1.3 Manfaat ...................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
iv
19