You are on page 1of 11

Biocelebes, Desember 2016, hlm.

32-42
ISSN: 1978-6417 Vol. 10 No. 2

ANALISIS VEGETASI TUMBUHAN PANTAI PADA KAWASAN


WISATA PASIR JAMBAK, KOTA PADANG

Annisa Novianti Samin1), Chairul1), Erizal Mukhtar1)

1)
Laboratorium Ekologi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Andalas, Kampus Limau Manis, Padang, 25163, Indonesia
E-mail:annisa_1110423019@gmail.com

ABSTRACT

Research on the Analysis of Plant Vegetation on Coastal Tourism Regions Pasir


Jambak, Padang City had been done starting from May till September 2015. The goal of
this research is to find out the composition and the structure of coastal vegetation on
Tourism Regions Pasir Jambak, Padang city. This research uses a plot squared method
using belt transects and laying a plot carried out systematically sampling. The results
shown at tree level found as many as 5 families, 5 species and 36 individuals. The next
level of sapling found as many as 4 families, 4 species and 36 individuals, while at the
level of seedling was found as many as 12 families, 19 species and 712 individuals. The
highest important value at the level of the tree that Casuarina equisetifolia (214.72%)
and the lowest was Pongamia sp. (8.22%). Furthermore, on the level of sapling which
has the highest importance Cerbera manghas (156.6%) and the lowest was Glochidon
sp. (16.2%), while the highest rate of seedling Spaghneticola trilobata (105.5%), the
lowest was Ardisia littoralis, Lantana camara and Blumea chinensis with the value
(1.8%). Diversity index is low both at tree level (0.33), the level of sapling (0.46) and the
level of seedling (0.77).

Keyword : Composition, Structure, Diversity, Plant on coastal

32

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Samin, dkk. Biocelebes Vol. 10 No. 2

PENDAHULUAN di sepanjang pantai Teluk Amurang,


Sulawesi Utara.
Indonesia merupakan negara
Seiring berkembangnya aktifitas
yang dikenal memiliki tingkat
pembangunan terhadap hutan pantai
biodiversity yang tinggi dengan potensi
dikawasan ini, akan berdampak kepada
kekayaan alam yang melimpah
hilangnya vegetasi tumbuhan yang
didukung oleh wilayah yang luas
semula hidup dikawasan tersebut.
dengan banyak kepulauan dan berada
Dahuri, Rais, Ginting dan Sitepu,
di daerah tropis. Menurut Tuheteru dan
(2001) menyatakan bahwa adanya
Mahfudz (2012) Indonesia memiliki
aktifitas kegiatan di daerah pariwisata
sekitar 17.508 pulau dengan panjang
atau rekreasi dapat menimbulkan
garis pantai sekitar 81.000 km. Di
masalah ekologis yang khusus
sepanjang pantai tersebut ditumbuhi
dibandingkan dengan kegiatan ekonomi
oleh berbagai vegetasi pantai salah
lain mengingat bahwa keindahan dan
satunya adalah vegetasi hutan pantai.
keaslian alam merupakan modal
Dimana pantai merupakan daerah
utama, bila suatu wilayah pesisir
perbatasan antara ekosistem laut dan
dibangun sebagai tempat rekreasi
ekosistem darat. Hutan pantai
masyarakat, biasanya fasilitas
merupakan bagian dari wilayah pesisir
pendukung lain juga berkembang
dan laut yang memiliki potensi
pesat.
sumberdaya alam yang produktif
Faktor pemicu kerusakan
(Waryono, 2000).
lingkungan yang terjadi baik pada
Hutan pantai ini memiliki banyak ekosistem laut, ekosistem pantai
manfaat yaitu dapat meredam maupun ekosistem lain adalah
hempasan gelombang tsunami, kebutuhan ekonomi (economic driven)
mencegah terjadinya abrasi pantai, dan kegagalan kebijakan (policy failure
melindungi ekosistem darat dari driven). Dimana sebagian penduduk
terpaan angin dan badai, pengendali yang berada di wilayah pesisir
merupakan penduduk yang sering
erosi, habitat flora dan fauna, tempat
tergolong miskin. Kemiskinan dan
berkembangbiak,pengendalipemanasa ketidakpastian hidup menyebabkan
n global, penghasil bahan baku industri kacaunya pola pemanfaatan sumber
kosmetik,biodisel dan obat-obatan serta daya alam tersebut. Pola konsumsi
sebagai penghasil bioenergi (Tuheteru yang tinggi terhadap sumber daya
dan Mahfudz, 2012). Salah satu alam akan mengakibatkan kegagalan
kebijakan pengelolaan sumber daya
manfaat tersebut telah dilakukan oleh
alam akibat kegiatan ekonomi yang
Sitanggang (2007) mengenai peranan dapat merusak lingkungan (Fauzi,
vegetasi Ipomoea pes-caprae (L.) 2005). Dengan adanya kegiatan
Sweet bahwa penyusun formasi pes- pembangunan diikuti dengan
caprae ini dapat mereduksi erosi gisik terbatasnya jalur penghijauan di
kawasan pantai akan berdampak
33

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Samin, dkk. Biocelebes Vol. 10 No. 2

terhadap hilangnya vegetasi tumbuhan tegak lurus pada pinggirpantai hingga


pantai yang dapat memberikan banyak kearah daratan yang masih terdapat
manfaat salah satunya memberikan vegetasi kemudian peletakkan plot
perlindungan terhadap bahaya tsunami. dilakukan secara sistematik
Oleh karena itu penelitian tentang samplingsebanyak 20 plot. dimulai dari
analisis vegetasi tumbuhan pantai ini pinggir pantai yang terdapat vegetasi
perlu dilakukan dengan tujuan untuk diatas garispasang surut kearah darat
mengetahui komposisi dan struktur dengan meletakkan tiga jalur transek
vegetasi tumbuhan pantai yang yang paralel satu sama lain dengan
terdapat pada kawasan wisata Pasir jarakantara transek± 50 m.Pengukuran
Jambak. panjang transek ditentukan dari
tingkatyang disesuaikan dengan
METODOLOGI PENELITIAN ketebalanvegetasi yang ada.
Selanjutnya transek tersebut
Waktu dan Tempat Penelitian dibagi atas sub petak (plot) kuadrat
Penelitian ini dilaksanakan pada dengan ukuran 10x10m untuk
bulan Mei-September 2015 di kawasan pengamatan pohon dengan diameter
wisata pantai Pasir Jambak, Kelurahan batang >10 cm, 5x5m untuk sapling
Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto yaitu anakan dengan diameter < 10 cm
Tangah, Kota Padang, Sumatera dan tinggi > 1,5 m serta 2x2 m untuk
Barat.Identifikasi tumbuhan dilakukan di pengamatan vegetasi tingkat seedling
Herbarium Universitas Andalas (ANDA) yaitu anakan dengan tinggi tumbuhan
dan analisis data dilakukan di <1,5 m (Fachrul, 2012).
Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, Kemudiandilakukan pengamatan
Universitas Andalas, Padang. pada setiap plot dengan mengamati
jenis, jumlah individu, serta habitus dari
Alat dan Bahan setiap jenis tumbuhan yang ditemukan.
Khusus untuk pohon dan sapling
Alat yang digunakan adalah
dilakukan pengukuran diameter batang
meteran atau tali, kamera digital, GPS,
untuk menghitung nilai dominansi.
karet, gunting tanaman, pancang, alat
tulis, kertas koran, spidol, plastik, label Analisa Data
gantung, kalkulator,termometer udara,
- Komposisi
sling
pysichometer,soiltermometer,soilmoistu Komposisi tumbuhan dianalisa
re meter dan pH meter tanah. Bahan berdasarkan pada jumlah famili,
yang dibutuhkan adalah alkohol 70%. spesies dan individu.
Komposisi famili dominan dianalisa
Metode Penelitian menggunnakan rumus berikut:
Metode yang digunakan yaitu
Persentase =
plot kuadrat dengan cara belt transek
sebanyak tiga jalur transek dan jarak 100
antara masing-masing transek ± 50 m. Famili
Setiap transek dibuat dengan posisi Famili Dominan pada suatu vegetasi
vertikal dimana panjang garis transek apabila memiliki persentase > 20 %
34

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Samin, dkk. Biocelebes Vol. 10 No. 2

total individu, sedangkan yang Co-


Dominan > 10% dan <20 % (Johnston
dan Gillman, 1995). Keterangan:
H′ = Indeks Shannon = Indeks
- Struktur Keanekaragaman Shannon
Untuk mengetahui struktur vegetasi n.i = Nilai penting dari spesies ke i
perlu diketahui sejumlah karakteristik N = Total nilai penting semua jenis
vegetasi meliputi kerapatan,
frekuensi, dominansi dan nilai penting Menurut Mueller-Dombois dan
dari masing-masing jenis dengan Ellenberg (1974), Southwood dan
menggunakan rumus berikut : Henderson (2000) menyatakan bahwa
Jumlah individu suatu spesies
indeks keanekaragaman Shannon
Kerapatan (K) = memiliki nilai yang berkisar antara 1-3,
Luas seluruh petak contoh
dimana:
Kerapatan Relatif (KR) H’ > 3,0 = Keanekaragaman
Kerapatan suatu spesies
= 100% sangat tinggi
Kerapatan seluruh spesies
H’ > 1,5-3,0 = Keanekaragaman
Frekuensi tinggi
Jumlah petak ditempati suatu spesies
= H’ 1,0-1,5 = Keanekaragaman
Jumlah seluruh petak contoh
sedang
Frekuensi Relatif (FR) H’ < 1 = Keanekaragaman
Frekuensi suatu spesies
= rendah
Frekuensi seluruh spesies
× 100 %

Luas Basal Area


HASIL DAN PEMBAHASAN
Dominasi (D) =
Luas petak contoh Komposisi
Berdasarkan hasil penelitian
Dominasi Relatif (DR)
Dominansi suatu jenis yang telah dilakukan pada kawasan
= x 100% wisata pantai Pasir Jambak, Kota
Dominansi seluruh jenis
Padang. Pada tingkat pohon ditemukan
Indeks Nilai Penting untuk Pohon dan sebanyak 5 famili, 5 jenis dan 36
sapling = KR + FR + DR individu. Pada tingkat sapling
Indeks Nilai Penting untuk seedling ditemukan sebanyak 4 famili, 4 jenis
dan tumbuhan bawah = KR + FR
dan 36 individu. Selanjutnya pada
(Mueller-Dombois dan Ellenberg,
1974). tingkat seedling ditemukan sebanyak
12 famili, 19 jenis dan 712 individu.
Uraian komposisi famili dominan dan
- Indeks keanekaragaman jenis co-dominan secara rinci dapat dilihat
(index Shannon) pada Tabel 1, 2 dan 3.
n. i n. i Menurut Johnston and Gillman
H′ = − log
N N (1995), famili dikategorikan dominan
35

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Samin, dkk. Biocelebes Vol. 10 No. 2

pada suatu vegetasi apabila memiliki (52,77%) dan famili Casuarinaceae


persentase > 20% dari total individu, (30,55%). Famili Co-Dominan pada
sedangkan yang co-dominan > 10% tingkat sapling ditemukan pada famili
dan < 20%. Pada tingkatan pohon yang Simaroubaceae (13,88%),selanjutnya
mendominasi adalah famili pada tingkatan seedling famili yang
Casuarinaceae (63,88%) dan diikuti mendominasi yaitu famili Asteraceae
oleh famili Apocynaceae (27,77%). (72,33%).
Pada tingkat sapling famili yang
mendominasi yaitu famili Apocynaceae
Tabel 1. Komposisi Famili Dominan dan Co-Dominan Tingkat Pohon pada kawasan Wisata Pasir
Jambak, Kota Padang
Jumlah Persentase
No Famili Spesies
Jenis Individu Famili
1 Casuarinaceae Casuarina equisetifolia L. 1 23 63,88**
2 Apocynaceae Cerbera manghas L. 1 10 27,77 **
3 Arecaceae Cocos nucifera L. 1 1 2,77
4 Combretaceae Terminalia cattapa L. 1 1 2,77
5 Leguminosae Pongamia sp. 1 1 2,77
Total 5 36 99,96
Ket: Dominan = **

Tabel 2. Komposisi Famili Dominan dan Co-Dominan Tingkat Sapling pada kawasan Wisata
Pasir Jambak, Kota Padang
Jumlah Persentase
No Famili Spesies
Jenis Individu Famili
1 Apocynaceae Cerbera manghas L. 1 19 52,77**
2 Casuarinaceae Casuarina equisetifolia L. 1 11 30,55 **
3 Simaroubaceae Brucea javanica (L.) Merr 1 5 13,88*
4 Euphorbiaceae Glochidion sp. 1 1 2,77
Total 4 36 99,97
Ket: Dominan = ** ; Co-dominan = *

36

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Samin, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

Berdasarkan hasil penelitian yang manghas L. pada famili Apocynaceae


telah didapatkan pada tabel (Tabel 1) sedangkan famili Co-dominan yang
diatas diketahui pada tingkat pohon, famili ditemukan adalah famili simaroubaceae
Casuarinaceae memiliki individu paling sebanyak 5 individu dari 1 spesies yaitu
banyak yaitu 23 individu dari 1 spesies Brucea javanica.
dan famili Apocynaceae memiliki 10 Menurut Tuheteru dan Mahfudz
individu dari 1 spesies. Sedangkan pada (2012), famili Casuarinaceae adalah
famili yang paling sedikit yaitu famili tumbuhan yang dapat tumbuh di wilayah
Arecaceae, Combretaceae dan pantai tropis dan sub tropis. Famili ini
Leguminosae masing-masing memiliki 1 membutuhkan banyak sinar matahari,
individu. toleran terhadap air garam dan memiliki
Pada tingkat sapling (Tabel 2), famili kemampuan beradaptasi pada tanah
Casuarinaceae memiliki sebanyak 11 kurang subur selain itu famili Apocynaceae
individu dan Famili Apocynaceae memiliki merupakan famili yang mampu
19 individu kedua famili tersebut juga beradaptasi pada tanah pasir dan terbuka
berasal dari 1 jenis spesies yang sama terhadap udara dari laut. Hal inilah yang
dengan tingkatan pohon. Adapun jenis menyebabkan famili Casuarinaceae dan
tersebut antara lain pada famili Apocynaceae tersebut mendominasi
Casuarinaceae terdapat spesies wilayah pantai.
Casuarina equisetifolia L. dan Cerbera

Tabel 3. Komposisi Famili Dominan dan Co-Dominan Tingkat Seedling dan Tumbuhan bawah pada
kawasan Wisata Pasir Jambak, Kota Padang
Jumlah Persentase
No Famili Spesies
Jenis Individu Famili
Spaghneticola trilobata
1 Asteraceae Ageratum conyzoides 3 515 72,33**
Blumea chinensis
Paspalum conjugatum
2 Poaceae Isachne globosa 3 62 8,70
Ischaemum muticum
3 Rubiaceae Borreria leavis 1 38 5,33
4 Convolvulaceae Ipomoea pes-caprae 1 27 3,79
Lantana camara
5 Verbenaceae 2 26 3,65
Clerodendron sp.
Desmodium umbellatum
6 Leguminosae Crotalaria mucronata 3 15 2,10
Cassia tora
7 Simaroubaceae Brucea javanica 1 15 2,10
8 Apocynaceae Cerbera manghas 1 8 1,12
9 Cyperaceae Cyperus sp. 1 2 0,28
10 Mimosaceae Mimosa pudica 1 2 0,28
11 Myrsinaceae Ardisia littoralis 1 1 0,14
12 Rutaceae Clausaena excavata 1 1 0,14
Total 19 712 99,96
Ket : ** = Famili Dominan ; * = Famili Co-Dominan

37

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Samin, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

Berdasarkan tabel diatas (Tabel 3) Berdasarkan hasil penelitian yang


pada tingkat seedling dan tumbuhan didapatkan sebelumnya oleh Djufri (2010)
bawah Famili Asteraceae memiliki individu bahwa famili yang mendominasi di desa
tertinggi sebanyak 515 individu dari 3 jenis dLhok Bubon Aceh adalah famili Poaceae
spesies yaitu Spaghneticola trilobata 27,70%, kemudian famili Asteraceae
sebanyak 510 individudan adapun 22,22%. Hal ini tidak berbeda jauh dengan
beberapa jenis yang ditemukan untuk hasil yang didapatkan pada kawasan
Famili Asteraceae diantaranya Ageratum pantai pasir jambak dimana tingkat
conyzoides sebanyak 4 individu dan seedling didominasi oleh Famili
Blumea chinensis sebanyak 1 individu Asteraceae karena famili ini memiliki
sedangkan untuk Famili yang memiliki individu dan spesies yang banyak
individu terbanyak diposisi kedua yaitu ditemukan karena memiliki kemampuan
Famili Poaceae, dimana beberapa jenis adaptasi yang tinggi serta reproduksi yang
diantaranya Isachne globosa, Ischaemum cepat. Dibandingkan dengan penelitian
muticum dan Paspalum conjugatum. yang telah dilakukan oleh Armos (2013)
Dominan dan Co-dominan sutau menyatakan bahwa Wedelia biflora atau
famili dapat ditentukan oleh jumlah Spaghneticola trilobata mendominasi
spesies penyusun famili dan individu yang kawasan stasiun III pada kawasan wisata
terdapat dalam famili tersebut. Famili Boe Makassar, dimana kelompok Famili
Asteraceae merupakan famili yang Asteraceae ini memiliki perkembangbiakan
memiliki persentase famili tertinggi jika yang relatif cepat.
dibandingkan dengan famili lainnya (72,33 Hal tersebut sesuai dengan
%), dengan jumlah 3 spesies dan 515 pernyataan Oosting (1956) bahwa
individu. Dominanya famili ini disebabkan organisme hidup dipengaruhi oleh
karena jumlah individu yang melimpah lingkungan, dimana lingkungan
sedangkan spesies penyusunnya sedikit. merupakan himpunan beberapa faktor
Menurut Cronguist (1981) Famili alam yang berbeda termasuk substansi air
Asteraceae atau sembung-sembungan dan tanah, kondisi (Suhu dan cahaya),
merupakan kelompok tumbuhan yang angin, organisme dan waktu. Faktor
terdiri dari 1.100 marga meliputi 20.000 lingkungan abiotik sangat menentukkan
spesies. Tumbuhan bawah atau vegetasi penyebaran, pertumbuhan populasi suatu
dasar merupakan komponen penting organisme. Tiap jenis organisme hanya
dalam ekosistem hutan yang harus dapat hidup pada kondisi abiotik tertentu
diperhitungkan perannya. Tumbuhan yang berada dalam kisaran toleransi yang
bawah adalah lapisan tumbuhan penutup sesuai dengan organisme tersebut (Suin,
tanah yang terdiri dari herba, semak, 2002).
perdu, liana dan paku. Didalam komunitas
hutan tumbuhan bawah merupakan strata Struktur
yang cukup penting dalam menunjang Nilai penting tertinggi pada tingkat
kehidupan jenis tumbuhan lain (Manan, pohon ditemukan pada spesies Casuarina
1976). equisetifolia dengan sebesar 214,72%
Nilai penting tertinggi kedua yaitu Cerbera
38

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Samin, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

manghas sebesar 59,25% terendah merupakan indeks kepentingan yang


ditemukan pada spesies Pongamia sp. menggambarkan pentingnya peranan
dengan nilai sebesar 8,22%. Uraian suatu jenis vegetasi dalam ekosistemnya,
apabila indeks nilai penting suatu jenis
struktur pohon pada kawasan wisata Pasir
vegetasi bernilai tinggi, maka jenis
Jambak, dapat dilihat pada Tabel 4. tersebut sangat mempengaruhi kestabilan
Nilai penting tertinggi pada tingkat ekosistem tersebut.
pohon adalah Casuarina equisetifolia Dengan demikian dapat
sebesar 214,72%. Tertinggi kedua yaitu dikemukakan bahwa secara ekologi kedua
Cerbera manghas sebesar 59,25%, spesies dengan nilai penting tertinggi di
sedangkan terendah ditemukan pada atas (Tabel 4 dan 5) dapat menguasai
spesies Pongamia sp. dengan nilai kawasan pantai tersebut dan menentukan
sebesar 8,22%. klimaks vegetasi strata pohon dimasa
Nilai penting tertinggi ditemukan yang akan datang. Jika tidak terjadi
pada spesies Cerbera manghas dengan sesuatu yang dapat merubah bentang
nilai sebesar 156,6% sedangkan untuk alam pada kawasan tersebut, maka dapat
nilai penting terendah ditemukan pada dipastikan bahwa kecenderungan klimaks
spesies Glochidion sp. sebesar 16,2%. vegetasi strata pohon adalah Casuarina
Menurut (Fachrul, 2012) menyatakan equisetifolia dan Cerbera manghas.
bahwa indeks nilai penting (INP)

Tabel 4. Struktur vegetasi tumbuhan pantai tingkat pohon pada kawasan wisata Pasir
Jambak, Kota Padang
No Spesies JI KR(%) FR(%) DR(%) INP
1 Casuarina equisetifolia L. 23 63,88 57,89 92,95 214,72
2 Cerbera manghas L. 10 27,77 26,31 5,17 59,25
3 Cocos nucifera L. 1 2,77 5,26 1,37 9,4
4 Terminalia catappa L. 1 2,77 5,26 0,3 8,33
5 Pongamia sp. 1 2,77 5,26 0,19 8,22
Total 36 99,96 99,98 99,98 299,92

Tabel 5. Struktur vegetasi tumbuhan pantai tingkat sapling pada kawasan wisata Pasir
Jambak Kota Padang.
No Spesies JI KR(%) FR(%) DR(%) INP
1 Cerbera manghas L. 19 52,7 46,6 57,3 156,6
2 Casuarina equisetifolia L. 11 30,5 26,6 30,8 87,9
3 Brucea javanica (L.) Merr 5 13,8 20 4,8 38,6
4 Glochidion sp. 1 2,7 6,6 6,9 16,2
Total 36 99,7 99,8 99,8 299,3

39

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Samin, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

Tabel 6. Struktur vegetasi tumbuhan pantai tingkat seedling dan Tumbuhan bawah pada
kawasan wisata Pasir Jambak, Kota Padang
No Spesies KR (%) FR (%) INP Habit
1 Spaghneticola trilobata DC 71,6 33,9 105,5 Semak
2 Borreria leavis (Aubl.) DC 5,3 6,7 12 Herba
3 Clerodendron sp. 3,5 8,4 11,9 Perdu
4 Ischaemum muticumL. 5,4 5 10,4 Rumput
5 Ipomoea pes-capraeRoth 3,8 5 8,8 Liana
6 Cerbera manghas L. 1,1 6,7 7,8 Anakan Pohon
7 Brucea javanica (L) Merr 2,1 5 7,1 Anakan Pohon
8 Crotalaria mucronata DESV 0,9 5 5,9 Semak
9 Paspalum conjugatum BERG 2,1 3,4 5,5 Rumput
10 Isachne globosa KUNTZE 1,1 3,4 4,5 Rumput
11 Desmodium umbellatum DC. 0,7 3,4 4,1 Semak
12 Cassia tora L. 0,4 1,7 2,1 Herba
13 Ageratum conyzoides L. 0,5 1,7 2,2 Herba
14 Mimosa pudicaL. 0,2 1,7 1,9 Perdu
15 Cyperus sp. 0,2 1,7 1,9 Rumput
16 Ardisia littoralisAndr. 0,1 1,7 1,8 Semak
17 Blumea chinensis DC 0,1 1,7 1,8 Semak
18 Clausena excavata Burn. 0,1 1,7 1,8 Semak
19 Lantana camaraL. 0,1 1,7 1,8 Semak
Total 99,3 99,5 198,8
(0,33), pada tingkatan sapling (0,46) dan
Nilai penting tertinggi pada tingkat tingkat seedling (0,77). Hal ini
seedling dan tumbuhan bawah ditemukan menunjukkan spesies yang terdapat pada
pada spesies Spaghneticola trilobata daerah ini sedikit. Keanekaragaman
dengan nilai sebesar 105,5 % sedangkan spesies pada kawasan wisata pantai Pasir
nilai penting terendah ditemukan pada tiga Jambak tergolong rendah yang memiliki
spesies yaitu Lantana camara,Clausena indeks keanekaragaman < 1 dimana
excavata, Ardisia littoralis dan Blumea indeks keanekaragaman yang rendah
chinensis dengan nilai sebesar 1,8%. menunjukkan bahwa jenis yang ditemukan
Indeks keanekaragaman tumbuhan sedikit dan hanya ditemukan jenis spesies
pantai pada kawasan wisata Pantai Pasir yang sama. Uraian indeks keanekargaman
Jambak tergolong dalam kategori rendah. dapat dilihat pada Tabel 7.
Pada tingkatan pohon didapatkan sebesar

Tabel 7. Indeks keanekaragaman vegetasi tumbuhan pantai pada kawasan wisata Pasir
Jambak Kota Padang
Tingkat Indeks Keanekargaman
No. Keterangan
Vegetasi (H’)
1. Pohon 0,33 Keanekaragaman Rendah
2. Sapling 0,46 Keanekaragaman Rendah
3. Seedling 0,77 Keanekaragaman Rendah
Menurut Indriyanto (2006) tersebut disusun oleh sedikit spesies dan
menyatakan bahwa suatu komunitas jika hanya ada sedikit saja spesies yang
dikatakan memiliki keanekaragaman dominan, sebaliknya suatu komunitas
spesies yang rendah jika komunitas dikatakan memiliki keanekaragaman yang
40

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Samin, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh DAFTAR PUSTAKA


banyak spesies.
Nilai indeks keanekaragaman Armos, N., H. 2013. Studi Kesesuaian
rendah menunjukkan bahwa terdapat Lahan Pantai Wisata Boe Desa
tekanan ekologi baik dari faktor biotik ( Mappakalompo Kecamatan Galesong
persaingan antar individu tumbuhan) atau Ditinjau Berdasarkan Biogeofisik.
faktor abiotik. Keanekaragaman rendah Skripsi Sarjana Ilmu
biasanya terdapat pada komunitas yang Kelautan.UniversitasHasanuddinMak
ada di daerah dengan lingkungan yang asar.
ekstrim seperti daerah kering, tanah
miskin, (Resosoedarmo, Kuswata & Cronguist, A. 1981. An Integrated System
Apriliani, 1985). of Classification of Flowering Plants.
New York: Colombian University
Press.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Dahuri, R, J. Rais, S. P. Ginting dan M. J.
mengenai Analisis Vegetasi Tumbuhan Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumber
Pantai pada Kawasan Wisata Pasir Daya Wilayah Pesisir dan Lautan
Jambak, Kota Padang maka dapat Secara Terpadu. PT. Pradnya
disimpulan bahwakomposisi pada tingkat Paramita. Jakarta.
pohon ditemukan sebanyak 5 famili, 5
spesies dan 36 individu. Pada tingkat Djufri, 2010. Analisis Vegetasi Pantai
sapling ditemukan sebanyak 4 famili, 4 Barat Aceh Pasca Tsunami. Jurnal.
spesie dan 36 individu. Selanjutnya pada Universitas Unsyiyah Darussalam.
tingkat seedling ditemukan sebanyak 12 Banda Aceh.
famili, 19 spesies dan 712 individu.
Tingkat pohon yang memiliki nilai Fachrul, M. F. 2012. Metode Sampling
penting tertinggi yaitu Casuarina Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.
equisetifolia (214,72%), terendah pada
Pongamia sp. (8,22%) tingkat sapling Fauzi, A. 2005. Kebijakan Perikanan dan
Cerbera manghas (156,6%),terendah Kelautan. Gramedia Pustaka Utama.
ditemukan Glochidion sp. (16,2%) Jakarta.
selanjutnya pada tingkat seedling
Spaghneticola trilobata (105,5%). Indeks Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi
keanekaragaman tergolong rendah baik Aksara. Jakarta.
pada tingkat pohon, tingkat sapling
maupun tingkat seedling. Johnston, M dan M. Gillman. 1995. Tree
Population Studies In Low Diversity
SARAN Forest, Guyana. I. Floristic
Keanekaragaman vegetasi pantai Composition and Stand Structure.
pada kawasan Pasir Jambak ini tergolong Biodiversity and Conservation 4: 339-
rendah oleh karena itu perlu dilakukannya 362.
pelestarian dan penghjauan serta
perlindungan terhadap kawasan wisata ini Manan, S. 1976. Pengaruh Hutan dan
agar dapat mencegah abrasi pantai dan Manajemen Daerah Aliran Sungai.
meminimalisir kerusakan akibat terpaan Fakultas Kehutanan IPB.Bogor.
angin kencang yang dapat merugikan
masyarakat sekitar kawasan tersebut.
41

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417


Samin, dkk. Biocelebes, Vol. 10 No. 2

Mueller-Dombois dan H. Ellenberg. 1974. https://staff.blog.ui.ac.id/tarsoenwaryono/fil


Aims and Methods of Vegetation es/2009/12/5reklamasi-pantai.pdf. 19
Ecology. John Wiley and Sons. New Desember 2014.
York.

Oosting, H.J. 1956. The Study of Plant


Communities. W.H. Freeman
Company. San Fransisco.

Resosoedarmo. R. S., Kuswata .K.,


Apriliani S. 1985. Pengantar Ekologi.
CV. Remaja Karya. Bandung.

Sitanggang, P., E. 2007. Peranan


Vegetasi Batata Pantai (Ipomoea pes-
caprae) Dalam Mereduksi Erosi Gisik
di Sepanjang Pantai Teluk Amurang,
Sulawasi Utara. Ilmu Kelautan 12 (2):
104-110.

Southwood, T.R.E. dan Henderson P.A.


2000. Ecological Methods (3rd
Edition). Blackwell Science. Oxford.

Suin, N., M. 2002. Metoda Ekologi.


Penerbit Universitas Andalas.
Padang.

Tuheteru, F., D dan Mahfudz. 2012.


Ekologi, Manfaat & Rehabilitasi,
Hutan Pantai Indonesia. Balai
Penelitian Kehutanan Manado.
Manado.

Waryono, T. 2000. Reklamasi Pantai


Ditinjau Dari Segi Ekologi Lansekap
Dan Restorasi.Kumpulan Makalah
Periode 1987-2008, Diskusi Penataan
Ruang Wilayah Pantai dan Laut
KabupatenCilacap

42

Jurnal Biocelebes, Vol. 10 No.2, Desember 2016, ISSN: 1978-6417

You might also like