Professional Documents
Culture Documents
MATERI
Karena sifat al-Muqsith ini pula tidak ada manusia yang lebih diperhatikan
dibandingkan dengan manusia yang lain. Di hadapan Allah semua makhluk termasuk
manusia adalah sama, tetapi yang paling mulia di sisi Allah adalah mereka yang
paling bertakwa kepada-Nya.
Sifat Allah Yang Maha Adil ini harus dijadikan dasar bagi manusia untuk bisa berbuat
adil kepada sesamanya. Pemimpin harus adil kepada orang-orang yang dipimpinnya.
Orang Tua harus adil kepada semua anak-anaknya. Allah memperlakukan hamba-
hambanya secara adil. Tak ada satupun perbuatan baik yang luput dari perhatian.
Semuanya mendapat pahala. Kekeliruan, kesalahan dan kezaliman diperbaiki. Jika
manusia saling menzalimi satu sama lain, maka allah mengambil dari si zalim dan
memberikannya kepada yang di zalimi. Hanya Allah yang dapat melakukan hal ini.
Kemudia jika terjadi perselisihan atau ketidaksamaan pendapat, maka harus
diselesaikan dengan baik dan adil.
Sebaliknya, Allah sangat membenci orang-orang yang tidak bisa berbuat adil dan
tidak mau berlaku adil kepada sesamanya. Seperti, pemimpin yang sewenang-wenang,
otoriter dan despotic, orang tua yang tidak adil dan tidak proporsional terhadap anak-
anaknya. Selain itu, jika terjadi perselisihan, tidak diselesaikan dengan adil bahkan
cenderung diadu domba. Sehingga tidak akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, menjadilah orang yang memiliki rasa keadilan yang sempurna, yang
melihat segala sesuatu dengan adil dan menuntut keadilan. Terutama menuntut
keadilan kepada diri sendiri, bukan menuntut orang lain untuk berbuat adil kepada diri
kita sendiri. Rasulullah saw bersabda:”orang yang adil akan berdiri di atas mimbar
cahaya ilahi di dalam surga”.
2. Al-Warits
Al-Warits artinya Yang Maha Mewarisi. Sifat Allah menunjukkan ke-Maha Kuasaan
Allah terhadap cciptaanya, yaitu bumi dan alam semesta beserta isinya. Dialah Tuhan
yang kekal dan abadi yang akan mewarisi bumi dan isinya termasuk orang-orang yang
ada di antarannya setelah kehancuran. Allah berfirman:
.Artinya: Sesungguhnya kami mewarisi bumi[904] dan semua orang-orang yang ada
di atasnya, dan Hanya kepada kamilah mereka dikembalikan. (QS. Maryam:40)
Orang-orang yang lalai tidak mengetahui bahwa apa yang mereka miliki, termasuk
diri mereka sendiri, hanyalah pinjaman bagi mereka. Orang-orang yang mensyukuri
karunia Allah Yang Maha Pemurah, adalah orang-orang yang sombong, yang mengira
bahwa apa yang mereka miliki adalah kepunyaan mereka.
Selain itu, tidak ada yang bisa menghalangi dan membatasi kekuasaan Allah. Allah
memiliki kewenangan penuh untuk menghidupkan dan mematikan seseorang.
Allah berfirman:
Artinya: Dan Sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan
mematikan dan kami (pulalah) yang mewarisi. (QS. Al-Hijr: 23).
Oleh karena itu, manusia perlu menyiapkan bekal yang cukup berupa iman dan amal
saleh selama hidup di dunia. Bekal itu akan sangat berharga ketka manusia
kembalinkepada-Nya. Sebaliknya, manusia tidak boleh menyia-nyiakan kehidupan di
dunia, dengan melalukan hal-hal yang tidak berguna dan jauh dari nilai-nilai
keimanan dan keislaman. Sebab jika dihitung, umur manusia hidup di dunia tidak
terlalu lama, dibandingkan dengan kebaikan yang bisa diperoleh di akherat.
3. An-Nafi’
An-Nafi’ artinya Yang Maha Pemberi Manfaat. Allah menciptakan langit dan bumi
serta isinya ini mengandung manfaat yang luar biasa besarnya bagi manusia. Hampir
tidak ada sesuatupun di dunia yang tidak memiliki nilai dan manfaat bagi manusia.
Tidak hanya manusia, semua makhluk yang ada di bumi sangat merasakan manfaat
yang diberikan oleh Allah.
Allah berfirman:
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam
dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia,
dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan
bumi sesudah mati (kering)-nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
(QS. Al-Baqarah:164).
Oleh karena itu, jika dilihat betapa besarnya karunia dan rahmat Allah yang
dilimpahkan kepada manusia, maka sudah seharusnya manusia mensyukuri nikmat
tersebut, menggunakan nikmat-nikmat itu untuk kebaikan dan kemanfaatan, dan tidak
menyalahgunakan nikmat-nikmat itu untuk perbuatan-perbuatan yang melanggar
aturan hukum dan hukum Allah.
Namun demikian, masih banyak kita melihat manusia yang kurang bersyukur atas
nikmat Allah itu bahkan nikmat dan karunia itu di salahgunakan. Mereka tidak
menggunakan bumi dan tumbuh-tumbuhan yang ada di atasnya untuk kebaikan, tetapi
sebaliknya merusak bumi dan tumbuh-tumbuhan itu karena keserakahan dan
nafsunya. Mereka tidak menggunakan lautan dan isinya untuk kepentingan seluruh
manusia, tetapi sebaliknya mereka melakukan perusakan terhadap lautan habitat yang
ada di dalamnya. Inilah di antara sifat manusia yang tidak mau bersyukur.
Allah swt berfirman:
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan
tangan manusia, supaya aAllah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS. Ar-Rum:41).
Allah telah memberikan kita kebebasan hanya agar kita dapat memutuskan apakah
kita akan tunduk kepada kehendak Allah swt, memerintahkan atas nama-Nya, menjadi
makhluk terbaik dan bermanfaat, memiliki yang terbaik di antara makhluk, atau kita
akan durhaka, menyebabkan kejatuhan diri kita sendiri, dan ditolak dari rahmat Allah,
seperti halnya iblis. Kemampuan kita untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan
bukanlah ujian bagi Allah untuk menyaksikan bagaimana hamba-nya akan bersikap.
Allah telah menciptakan takdir kita sebelum Dia menciptakan kita. Oleh karena itu,
Dia sudah mengetahui apa yang akan kita kerjakan. Hanya orang yang beriman
kepada takdir yang akan dilindungi dirinya.
4. Al-Basith
Al-Basith artinya Yang Maha Melapangkan. Allah yang maha kaya senantiasa
memberikan rizkinya kepada semua makhluk, termasuk manusia. Bahkan bumi dan
seluruh isinya ini diperuntukkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran manusia. Selain
itu, manusia juga dikaruniai akal dan pikiran untuk bisa mengolah kekayaan alam
dengan sebaik-baiknya.
Allah berfirman:
Artinya: Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah
melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang
menyempitkan (rizki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu bemnar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (QS. Ar-Rum:37).
Berdasarkan firman Allah di atas, maka janganlah kita mudah terlena oleh masa-masa
kesenangan dan kelapangan. Ketika semua itu terjadi, dengan melupakan Allah di
dalam kesenangan dan kebahagiaan kita, dengan menjadi sombong karena mengira
bahwa karena kitalah keberhasilan itu bisa tercapai. Pada saat itu, kita harus bersyukur
kepada Allah.
Oleh karena itu, sifat Al-Basith Allah harus di yakini sebagai sesuatu yang benar.
Tidak boleh ragu sedikitpun. Tetapi yang harus di ingat adalah ketika kita diberi
karunia rizki yang banyak maka kita harus pandai dan rajin bersyukur kepada Allah,
namun sebaliknya jika kebetulan rizki tidak sebanyak yang diharapkan maka kita
harus bersabar. Dengan bersabar pasti ada hikmah yang diperoleh manusia.
Allah berfirman dalam surat As-Syuura:27 :
Artinya: Dan jikalau Allah melapangkan rizki kepada hamba-hambanya tentulah
mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang
dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia maha mengetahui (keadaan)
hamba-hambanya lagi Maha melihat. (QS. As-Syuura:27).
5. Al-Hafidz
Al-Hafidz artinya Yang Maha Penjaga atau Pemelihara. Dialah tuhan yang
memelihara segala sesuatu. Dia yang menginginkan semua yang telah dan sedang
berlangsung dan menjaga semua yang akan terjadi. Allah mengetahui dan mengingat
semua yang dikerjakan oleh makhluknya. Allah juga memelihara semuanya, tidak ada
yang luput dalam pemeliharaan-Nya.
Allah SWT berfirman:
Artinya: jika kamu berpaling, maka Sesungguhnya aku telah telah menyampaikan
kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan
tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu, dan kamu tidak
dapat membuat mudharat kepada-Nya sedikitpun. Sesungguhnya Tuhanku adalah
Maha pemelihara segala sesuatu. (QS.Hud:57).
Allah SWt melindungi ciptaan-Nya dari semua kerusakan dan kekacauan. Itulah
mengapa semua benda langit yang berputar dan beredar dengan cepat pada garis
orbitnya tidak saling berbenturan satu sama lain. Sebagai manifestasi dari nama-Nya
Al-Hafidz, maka di dalam setiap ciptaan-Nya di tempatkan-Nya naluri untuk
mempertahankan hidup. Allah melindungi kita dengan mengajarkan bahwa apa yang
buruk bagi kita adalah haram.
Sebagai contohnya, makanan halal tetapi sudah kadaluarsa dan buruk maka menjadi
haram, racun, alkhohol, perzinaan, perjudian, dan kebodohan adalah kesombongan,
kemunafikan, kedengkiaan dan kebodohan adalah racun bagi jiwa seseorang. Karena
yang mempunyai sifat Al-Hafidz telah mengutus nabi-nabi-Nya untuk mengajarkan
kepada umatnya untuk memelihara dirinya dari kerusakan moral, material dan
spiritual.
Oleh karena itu, kita harus mampu memanfaatkan penjagaan Allah atas semua yang
ada ini dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan cara, antara lain: a) melakukan
pemeliharaan atas alam dengan baik dan tidak melakukan kerusakan di muka bumi, b)
memanfaatkan segala yang ada di alam untuk beribadah kepada Allah dan
menebarkan kebaikan kepada sesama
6. Al-Waliy
Al-Waliy artinya Yang Maha Melindungi. Allah adalah Dzat yang maha melindungi
serta memberikan perlindungan bagi semua makhluk ciptaannya. Tidak ada kekuatan
manapun yang dapat mengalahkannya. Allah swt berfirman:
Artinya: Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka
Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang
mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. As-Syuura: 9).
Dalam kehidupan manusia tidak ada pelindung yang sejati, kecuali perlindungan
Allah swt. Manusia yang hidup dalam keadaan serba berkecukupan pun, tidak bisa
menjadikan hartanya untuk melindungi dirinya dari tidak beriman kepada Allah.
Sebaliknya, orang yang tidak punya harta dihantui kekhawatiran tidak bisa makan dan
tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Orang yang tidak punya, ada
kecenderungan untuk mudah dipengaruhi agar jauh dari Allah swt. Oleh karena itu,
sangat tepat kiranya jika manusia, dalam kondisi apapun senantiasa memohon
perlindungan Allah agar keimanannya tetap terjaga,sebab hanya Allah yang dapat
memberikan perlindungan yang baik.
Allah berfirman dalam surat yusuf ayat 64:
Artinya: Berkata ya’qub: “Bagaimana aku akan mempercayakannya (bunyamin)
kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya (yusuf) kepada kamu
dahulu?”. Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang
diantara Para Penyayang. (QS. Yusuf:4).
Ayat di atas memberikan gambaran tentang kepasrahan Nabi Ya’kub, ketika
menghadapi anak-anaknya dan perlakuan yang sudah diberikan kepada Nabi Yusuf
dan tidak ingin kejadian itu terulang kembali kepada anaknya yang lain adalah
saudara Nabi Yusuf (Bunyamin). Karena itu Nabi Ya’kub berkata: “Aku hanya
bertawakal kepada Allah dengan menjaga Bunyamin, tidak kepada kalian. Aku
berharap, semoga Allah menyayangiku dengan menjaga Bunyamin, tidak memberikan
cobaan kepadaku dengan menghilangkan saudaranya Yusuf. Sesungguhnya rahmat-
Nya amat luas dan karunia-Nya amat besar”.
Dari ilustrasi kisah Nabi Yusuf di atas dapat memberikan inspirasi kepada kita bahwa
Allah adalah Maha Melindungi dan Maha Penjaga. Bukti dari itu semua, sebagaimana
dikisahkan dalam Al-qu’an, Nabi Yusuf akhirnya benar-benar di jaga oleh Allah swt.
Penjagaan Allah atas Nabi Yusuf itu dilakukan sejak di buang oleh saudara-
saudaranya ke dalam sumur, sampai dengan akhirnya Nabi Yusuf menjadi Penguasa
Mesir. Artinya manusia harus berusaha dengan keras terhadap usaha untuk mencapai
kebaikan dalam hidup, tetapi seterusnya semua hasilnya sangat tergantung kepada
Allah swt.
Kita juga tidak perlu cemas dan khawatir dalam situasi apapun, baik sedih,susah,
serba kesulitan dan sebagainya, selama kita masih memiliki keimanan dan ketakwaan
kepada Allah swt, pasti Allah akam memberikan perlindungan kepada kita.
7. Al-Waduud
Al-Waduud artinya Yang Maha Mengasihi. Tanpa kasih sayang Allah maka manusia
tidak bisa hidup dengan nyaman dan tenang. Karena kasih sayang Allah itulah, maka
sudah kewajiban bagi manusia untuk senantiasa taat kepada-Nya. Jika manusia
melakukan kesalahan baik di sengaja maupun tidak di sengaja, maka harus segera
bertobat dan memohon ampunan-Nya.
Allah berfirman:
Artinya: mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya, dan adalah Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. An-Nisa’:99).
اح يِحلعلحمم حما يِحلدمعوحن كملن مدونككه كملن حشليءء حوهمحو اللحعكزيِمز اللححككيمم
إكان ا
Artinya; “Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka seru selain Allah.
Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
2. Al-Ghafuur yang artinya Maha Pemaaf, Orang yang mengamalkan sifat tersebut
senantiasa murah hati untuk bisa memaafkan seseorang lain yang telah membuat
kesalahan pada dirinya.
3. An-Nafii’ yang artinya Maha Memberi Manfaat, orang yang mengamalkan sifat
tersebut maka ia Pandai-pandai mensyukuri nikmat dan karunia Allah yang diterima
dengan memanfaatkan nikmat tersebut sesuai dengan peunjuk islam.
4. Al-baasith yang artinya Maha Melapangkan, Seseorang yang mengamalkan sifat ini
pasti bersifat qana’ah terhadap nasib dirinya tidak murka terhadap semua anugrah
yang di berikan kepada orang lain, senantiasa menyadari bahwa Allah lah yang
mengatur rezeki manusia.
5. Ar-Rauuf yang Artinya Maha Belas Kasih, dan orang yang mengamalkan
sifattersebut dalam kehidupan sehari-hari ia Tidak tamak terhadap keduniaan karena
sadar bahwa sesuatu yang baik belum tentu membawa berkah dan manfaat bagi
dirinya. Kemanfaatan dan keberkahan sesuatu hanya ada pada Allah SWT.
6. Al-Barri yang artinya Maha Dermawan, Orang yang mengamalkan sifat ini ia
Gemar mendermakan sebagian hartayang dimiliki untuk menyantuni fakir miskin
maupun anak yatim, sebagaimana Allah berderma kepada semua Mahluk-Nya.
7. Al-Adl yang artinya Maha Adil, maka orang yang mengamalkan sifattersebut, ia
pasti Memutuskan perkara secara adil sesuai hukum yang berlaku, tidak memihak
kepada siapapun dalam memutuskan suatu perkara, membenarkan yang benar dan
menyalahkan yang salah. Adapun Dalil naqli al’Adl, dalam surat (Fushshilat/41:46)
Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya
sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya
sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya.
8. Al-Ghaffar yang artinya Maha Pengampun, dan orang yang mengamalkan sifat ini
maka ia mudah memaafkan kesalahan orang lain, meskipun orang tidak tersebut tidak
meminta maaf, apalagi meminta maaf. Dan Dalil naqli al-Ghaffar, (Qs. Thaha/20: 82)
Artinya:
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman,
beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
Artinya: Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia
memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan
lagi Maha Mengetahui"
10. Al-Qayyum yang artinya Yang Maha Berdiri Sendiri, Adapun orang yang
mengamalkan sifat ini maka ia menunjukkan sikap mandiri dalam menjalankan
kehidupan ini. Kita memang makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu
dengan yang lainnya, akan tetapi hubungan sosial tersebut tidak menjadi alasan untuk
tergantung kepada orang lain. Hubungan sosial mesti dijalin dengan baik, tetapi sikap
mandiri perlu ditanamkan dalam kehidupan sehingga hidup kita tidak menjadi beban
orang lain. Berikut adalah Dalil naqli dari sifat Al-Qayyum, (Qs. Al-Baqarah/2: 255):
ض حملن حذا الاكذيِ يِحلشفحمع كعلنحدهم إكالت حوحما كفي اللحلر كام حل إكلحهح إكال همحو اللححبَي اللقحبَيومم حل تحألمخمذهم كسنحةر حوحل نحلورم لحهم حما كفي الاسحمحوا ك
ا
ض حوحل ح ل
ت حواللر ح بكإ كلذنككه يِحلعلمم حما بحليحن أليِكديِكهلم حوحما حخلفحهملم حوحل يِمكحيطوحن بكحشليءء كملن كعلكمكه إكل بكحما حشاحء حوكسحع كلركسبَيهم الاسحمحوا ك
م ا ل م ل ح ح
يِحمئومدهم كحلفظمهمحما حوهمحو اللحعلكبَي اللحعكظيمم
Artinya; “Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus ; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di
bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah
mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka
tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara
keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.