You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan
kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara mandiri maupun
kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit dan kecacatan,
perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi kesehatan yang
optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
rumah sakit, yang memberikan pelayanan langsung pada masyarakat pelanggan rumah
sakit / customer secara terus menerus dan berkesinambungan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntunan dan
harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka pelayanan
keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu memperbaiki diri dari waktu ke
waktu, untuk memberikan kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna jasa.
Bidang keperawatan sebagai organisasi struktural profesi keperawatan di RS AN-
NISA Tangerang, berusaha menyediakan dan meningkatkan sistem yang kondusif bagi
terlaksananya pelayanan keperawatan yang berkualitas. Hal tersebut membutuhkan
pengelolaan yang profesional, dengan dukungan data dan pengetahuan keperawatan
yang up to date.
Oleh karena itu, Bidang keperawatan RS AN-NISA Tangerang sebagai pengelola
profesi keperawatan, bertanggungjawab terhadap terciptanya pelayanan yang
berkualitas dengan terus menerus meningkatkan SDM Keperawatan yang profesional.
Untuk mendukung operasional kerja, bidang keperawatan menyusun Pedoman
Pelayanan Keperawatan sebagai acuan yang jelas baik secara konsep maupun teknis
pelaksanaan program-program bidang keperawatan, sehingga diharapkan dapat
mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan mampu memenuhi
kebutuhan serta harapan masyarakat pengguna jasa RS AN-NISA Tangerang.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan keperawatan komprehensif dan profesional
berdasarkan standart dan etik profesi dengan mengutamakan keselamatan pasien.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 1


2. Tujuan Khusus
a. Tujuan khusus bidang keperawatan
 Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
berkesinambungan sesuai SAK dan SPO yang berlaku dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
 Terselenggaranya pencegahan dan pengendalian infeksi
b. Tujuan Khusus unit keperawatan
1) Tujuan IGD
Terlaksananya pelayanan keperawatan dengan memperhatikan respon time
untuk menurunkan angka kematian, angka kesakitan serta angka kecatatan
pada kondisi gawat darurat
2) Tujuan Ruang Operasi
Terlaksananya pelayanan keperawatan aman dan nyaman serta menghindari
komplikasi baik pre operasi, intra operasi dan pasca operasi.
3) Tujuan ruang intensif
Terlaksananya pelayanan keperawatan pada pasien kritis sesuai SAK dan
SPO dengan ketrampilan penguasaan alat khusus untuk menurunkan angka
kematian dan kecacatan.
4) Tujuan Ruang Perawatan Umum
Terlaksananya pelayanan keperawatan komprehensif kepada pasien penyakit
dalam, bedah, saraf, ortopedi, mata dan lain-lain pada pasien dewasa sesuai
SAK dan SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien.
5) Tujuan Ruang Perawatan Anak
Terlaksananya pelayanan keperawatan komprehensif sesuai kebutuhan
tumbuh kembang anak , keterlibatan keluarga dengan memperhatikan
atraumatik care dan meminimalisasi dampak hospitalisasi.
6) Tujuan Ruang Neonatalogi
Terlaksananya pelayanan keperawatan neonatus level 1 dan level 2 sesuai
dengan SAK dan SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien untuk
menurunkan angka kematian bayi
7) Tujuan Ruang Bersalin
Terlaksananya pelayanan keperawatan dan kebidanan dengan
kegawatdaruratan maternal neonatal secara cepat, tepat dan aman untuk
menurunkan angka kesakitan, angka kematian dan kecacatan pada ibu dan
bayi.
8) Tujuan Ruang Kebidanan
Terlaksananya pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai dengan
SAK dan SPO dengan mengutamakan keselamatan pasien pre, intra dan
post partum dan pasien obstretri ginekologi

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 2


C. STRATEGI
1. Mengatur, memantau dan mengawasi pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan
dan kebidanan di seluruh ruang perawatan.
2. Berkoordinasi dengan bagian SDM untuk pemenuhan kebutuhan tenaga perawat
dan bidan di seluruh ruang perawatan.
3. Memperkirakan tuntutan kebutuhan pelayanan keperawatan dan mengusulkan
kebijakan dan prosedur untuk menjaga stabilitas kemampuan staf.
4. Menerapkan falsafah, tujuan, standar asuhan keperawatan dan kebidanan dan
standar operasional prosedur dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan yang
mengacu pada Visi RS AN-NISA Tangerang.
5. Menetapkan dan mengoptimalkan fasilitas dan perlengkapan alat-alat yang
mendukung pelayanan keperawatan di seluruh ruang perawatan.
6. Mengembangkan sistem dan prosedur pencatatan dan pelaporan dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.
7. Mengembangkan metode kerja bagi tenaga keperawatan sehingga dapat bekerja
sama dengan staf lain.
8. Menyusun perencanaan pelayanan keperawatan sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab bidang keperawatan.
9. Membimbing, membina, mengawasi dan mengevaluasi sikap, pengetahuan dan
keterampilan seluruh perawat di RS AN-NISA Tangerang.
10. Melaksanakan program orientasi, mobilisasi dan rotasi/ mutasi seluruh perawat di
RS AN_NISA Tangerang.
11. Melaksanakan program pengembangan dan pendidikan yang berkesinambungan
bagi tenaga keperawatan baik secara formal maupun non formal

D. RUANG LINGKUP
Pelayanan Keperawatan di seluruh Rumah Sakit yang terdiri dari :
1. Pelayanan Instalasi Rawat jalan
2. Pelayanan rawat inap.
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat.
4. Pelayanan Instalasi Kamar Operasi.
5. Pelayanan Instalasi ICU.

E. BATASAN OPERASIONAL
1. Informasi bidang keperawatan adalah pelayanan keperawatan yang tersedia di
Rumah Sakit.
2. Mutu dan etika merupakan bagian dari bidang keperawatan yang
mengembangkan mutu serta etika perawat

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 3


3. sarana dan prasarana keperawatan merupakan bagian dari keperawatan yang
menyediakan peralatan untuk menunjang mutu pelayanan keperawatan
4. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
5. Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja /
aktifitas karyawan lebih aman.

F. LANDASAN HUKUM
Bidang Keperawatan disuatu rumah sakit adalah merupakan bagian yang harus
terselenggara sesuai dengan :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
4. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 971/MENKES/PER/XI/2009
Tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat.
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
9. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
10. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
11. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001
12. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001
13. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia 2001.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 4


15. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
16. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
17. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005.
18. Pedoman Perancangan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005.
19. Pedoman Penanggulangan KLB – DBD Bagi Keperawatan di RS Dan Puskesmas,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
20. Pedoman Pelayanan Rawat Gabung di RS, Departemen Kesehatan 1991
21. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D
Departemen Kesehatan 1991.
22. Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan Dan Perawat
Di RS, Departemen Kesehatan – IDAI 2004.
23. Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah Sakit Umum Kelas B (non
pendidikan), C dan D, Departemen Kesehatan 2006.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 5


BAB II STANDART
KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM KEPERAWATAN


Kualifikasi SDM Keperawatan adalah sebagai berikut :
Jml
Kualifikasi Kebutuha Tersedia Ket
No Nama Jabatan n
Pendidikan Masa Pendidikan non formal Persyaratan tambahan
Formal kerja /sertifikasi
1 Manager S1 3-5 th 1. Managemen bidang1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Keperawatan Keperawatan sebagai keperawatan 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
supervis2. Managemen mutu Kep standar
or 3. Managemen SDM Kep
4. Assesor Keperawatan
5. TOT
6. Problem solving decision
making
2. Supervisor S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Mutu Kep Keperawatan sebagai 2. Managemen mutu kep 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
kepala 3. TOT standar
perawat
3. Supervisor S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
SDM dan Keperawatan sebagai 2. Managemen SDM kep 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Peralatan kepala 3. TOT standar
perawat
4. Supervisor S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 6


Jaga Keperawatan sebagai 2. Managemen Supervisor 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
kepala standar
perawat
5. Clinical S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 2 2 Sudah
Instructure Keperawatan sebagai 2. Managemen Supervisor 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
kepala 3. Managemen Mutu standar
perawat Keperawatan
4. Assessor kompetensi
keperawatan
5. TOT
6. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat IGD Keperawatan sebagai 2. PPGD/BTCLS 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
PJS 3. BHD standar
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan Bencana dan
evakuasi
7. Costumer service
7. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan sebagai 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Poliklinik PJS 3. PPI standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana dan
evakuasi
6. Costumer service
8. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan sebagai 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Perawatan PJS 3. PPI standar
Umum 4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana dan

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 7


evakuasi
6. Costumer service
9. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan sebagai 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Perawatan PJS 3. PPI standar
Utama 4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana
dan evakuasi
6. Costumer service
10. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan sebagai 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Perawatan PJS 3. PPI standar
Anak 4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana dan
evakuasi
6. Costumer service
11. Kepala Bidan D3/D4 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawatan Kebidanan sebagai 2. Resusitasi neonates 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Kebidanan PJS 3. PONEK standar
4. BHD
5. PPI
6. Pasien Safety
7. Penanganan Bencana dan
evakuasi
8. Costumer service
12. Kepala Bidan D3/D4 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Ruang Bersalin Kebidanan sebagai 2. Resusitasi neonates 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
PJS 3. PONEK standar
4. BHD
5. PPI

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 8


6. Pasien Safety
7. Penanganan Bencana an
d
8. evakuasi
Costumer service
13. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Keperawatan sebagai 2. Resusitasi neonates 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Neonatologi PJS 3. PONEK standar
4. Metode Kanguru
5. Dasar Intensif
6. BHD
7. PPI
8. Pasien Safety
9. Penanganan Bencana dan
evakuasi
10. Costumer service
14. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat ICU Keperawatan sebagai 2. Dasar Intensif 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
PJS 3. BHD standar
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan Bencana dan
evakuasi
7. Costumer service
15. Kepala S1 2-3 th 1. Managemen bangsal 1. Mampu bekerja dalam Tim 1 1 Sudah
Perawat Ruang Keperawatan sebagai 2. Dasar Bedah 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Operasi PJS 3. BHD standar
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan Bencana dan
evakuasi

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 9


7. Costumer service
16. Perawat IGD S1/D3 - 1. PPGD/BTCLS 1. Mampu bekerja dalam Tim 14 13 Belum
Keperawatan 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
3. PPI
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana dan
evakuasi
6. Costumer service
17. Perawat D3/S1 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam Tim 20 17 Belum
Poliklinik Keperawatan/ 2. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Kebidanan/Pe 3. Pasien Safety
rawatan gigi 4. Penanganan Bencana dan
evakuasi
5. Costumer service
18. Perawat S1/D3 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam Tim 18 16 Belum
Perawatan Keperawatan 2. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Umum 3. Pasien Safety
4. Penanganan Bencana dan
evakuasi
5. Costumer service
19. Perawat S1/D3 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam Tim 16 13 Belum
Perawatan Keperawatan 2. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Utama 3. Pasien Safety
4. Penanganan Bencana dan
evakuasi
5. Costumer service
20 Perawat S1/D3 - 1. BHD 1. Mampu bekerja dalam Tim 20 18 Belum
Perawatan Keperawatan 2. PPI 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Anak 3. Pasien Safety
4. Penanganan Bencana dan

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 10


evakuasi
5. Costumer service
21 Perawat/Bidan D3/D4 - 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam Tim 12 11 Belum
Perawatan Keperawatan/ 2. PONEK/APN 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
Kebidanan Kebidanan 3. BHD
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan Bencana dan
evakuasi
7. Costumer service
22. Bidan Ruang D3/D4 - 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam Tim 13 12 Belum
Bersalin Kebidanan 2. PONEK/APN 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
3. BHD
4. PPI
5. Pasien Safety
6. Penanganan Bencana dan
evakuasi
7. Costumer service
23. Perawat D3/S1 - 1. Resusitasi neonates 1. Mampu bekerja dalam Tim 12 12 Belum
Neonatologi Keperawatan 2. PONEK 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
3. Metode Kanguru standar
4. Dasar Intensif
5. BHD
6. PPI
7. Pasien Safety
8. Penanganan Bencana dan
evakuasi
9. Costumer service
24. Perawat ICU D3/S1 - 1. Dasar Intensif 1. Mampu bekerja dalam Tim 9 8 Belum
Keperawatan 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 11


3. PPI standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana an
d
6. evakuasi
Costumer service
25. Perawat Ruang D3/S1 - 1. Dasar Bedah 1. Mampu bekerja dalam Tim 26 19 Belum
Operasi Keperawatan 2. BHD 2. Sehat jasmani dan rohani sesuai
3. PPI standar
4. Pasien Safety
5. Penanganan Bencana dan
evakuasi
6. Costumer service

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 12


B. KEBIJAKAN KEWENANGAN STAF DAN PIMPINAN
C. Apabila pejabat struktural berhalangan hadir maka secara hirarki
kewenangannya dapat didelegasikan kepada pejabat struktural lainnya yang ada di
lingkungan Bidang Keperawatan dengan uraian sebagai berikut :
D. 1. Apabila Manager Keperawatan berhalangan melaksanakan tugas, maka tugas
dan pekerjaannya didelegasikan kepada salah satu supervisor dibawahnya dengan
urutan pendelegasian sebagai berikut :
a. Urutan Pertama Supervisor Mutu Asuhan Keperawatan
b. Urutan Kedua Supervisor SDM dan Logistik Keperawatan
c. Urutan ketiga clinical instructure
2. Apabila Supervisor Mutu atau SDM berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaan
dilaksanakan oleh salah satu supervisor yang lain sesuai dengan kewenangan yang
dimilikinnya, namun untuk pengambilan keputusan yang memerlukan kebijakan
dilakukan oleh Manager Keperawatan.
3. Apabila Kepala Perawat berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaanya diserahkan
kepada Ketua Tim sedangkan untuk pengambilan keputusan kebijakan diserahkan
kepada pejabat struktural diatasnya sesuai dengan kewenangannya.
4. Apabila pelaksana berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaanya diserahkan
kepada pelaksana lainya dengan tingkat kemampuan atau kompetensi yang sama.
E.
F. DISTRIBUSI KETENAGAAN
G. Distribusi tenaga keperawatan ditahun 2016 adalah sebagai berikut :
J. K. Pendidik L. PERAWAT KLINIK
H. Standar an
I. Ruangan/Je
N P. Q. R. S. T. U. V. W. X. Y.
t
nis Layanan
o D D S S2 PRA PK PK PK PK PK
3 4 1 PK 1 2 3 4 5
Z. AA. Ranap AB. AC. AD. AE. AF. AG. AH. AI. AJ. AK. AL.
A
.
AM.AN. RPU AO. AP. AQ. AR. AS. AT. AU. AV. AW. AX. AY.
1. 19
AZ. BA. RPA BB. BC. BD. BE. BF. BG. BH. BI. BJ. BK. BL.
2. BM. 20
BN. RPK BO. BP. BQ. BR. BS. BT. BU. BV. BW. BX. BY.
3. 14
BZ. CA. Utama CB. CC. CD. CE. CF. CG. CH. CI. CJ. CK. CL.
4. CM. 16
CN. Jumlah CO. CP. CQ. CR. CS. CT. CU. CV. CW. CX. CY.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 13


69
CZ. DA. Ruang DB. DC. DD. DE. DF. DG. DH. DI. DJ. DK. DL.
B. Khusus
DM.DN. ICU DO. DP. DQ. DR. DS. DT. DU. DV. DW. DX. DY.
1. 10
DZ. EA. Perinatologi EB. EC. ED. EE. EF. EG. EH. EI. EJ. EK. EL.
2. EM. 14
EN. OK EO. EP. EQ. ER. ES. ET. EU. EV. EW. EX. EY.
3. 27
EZ. FA. VK FB. FC. FD. FE. FF. FG. FH. FI. FJ. FK. FL.
4. 15
FM. FN. Jumlah FO. FP. FQ. FR. FS. FT. FU. FV. FW. FX. FY.
66
FZ. GA. Rajal GB. GC. GD. GE. GF. GG. GH. GI. GJ. GK. GL.
C.
GM.GN. IGD GO. GP. GQ. GR. GS. GT. GU. GV. GW. GX. GY.
1. 15
GZ. HA. Poliklinik HB. HC. HD. HE. HF. HG. HH. HI. HJ. HK. HL.
2. 21
HM.HN. Jumlah HO. HP. HQ. HR. HS. HT. HU. HV. HW. HX. HY.
36
HZ. IA. Pengelola IB. IC. ID. IE. IF. IG. IH. II. IJ. IK. IL.
D Kep
.
IM. IN. Manager IO. IP. IQ. IR. IS. IT. IU. IV. IW. IX. IY.
1. Kep 1
IZ. JA. Supervisor JB. JC. JD. JE. JF. JG. JH. JI. JJ. JK. JL.
2. SDM dan Mutu 2
JM. JN. Supervisor JO. JP. JQ. JR. JS. JT. JU. JV. JW. JX. JY.
3. 5
JZ. KA. CI KB. KC. KD. KE. KF. KG. KH. KI. KJ. KK. KL.
4. 2
KM. KN. Jumlah KO. KP. KQ. KR. KS. KT. KU. KV. KW. KX. KY.
10
KZ. TOTAL LA. LB. LC. LD. LE. LF. LG. LH. LI. LJ. LK.
181
LL.
LM. PENGATURAN JAGA
1. Pengelola Keperawatan
LN. Pengelola keperawatan yang non shift bekerja dari 08.00 s/d 16.00 WIB

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 14


LO. Supervisor jaga dibagi dalam 3 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari Pukul 07.00 s/d 14.00 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 14.00 s/d 21.00 WIB
 Shift malam bekerja dari pukul 21.00 s/d 07.00 WIB
2. Pelaksana Fungsional
LP. Pelaksana fungsional dibagi menjadi 3 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari ukul 07.00 s/d 14.00 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 14.00 s/d 21.00 WIB
 Shift malam bekerja dari pukul 21.00 s/d 07.00 WIB
LQ. Di Poliklinik pengaturan jaga dibagi menjadi 2 shift, yaitu :
 Shift pagi bekerja dari pukul 08.00 s/d 15.00 WIB
 Shift siang bekerja dari pukul 15.00 s/d 22.00 WIB
LR.
LS.BAB III
LT.STANDART FASILITAS
LU.
A. DENAH RUANGAN
LV.

Meja Meja Lemari

Meja Meja

Lemari

B. STANDART FASILITAS

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 15


1. Sarana Fisik
LW. Ruang bidang keperawatan terletak di area lantai 3 gedung A.
LX. Ruang bidang keperawatan mempunyai sirkulasi udara yang baik. Luas
ruangan cukup untuk melakukan aktifitas dan menyimpan perlengkapan. LY.
Ruangan dibidang keperawatan dapat dibagi menjadi :
a. Area Kerja
LZ. Area ini dilengkapi dengan meja dan kursi serta beberapa unit
computer sesuai jumlah tenaga di ruang Bidang Keperawatan
b. Area penyimpanan File
MA. Area ini terletak bagian sudut ruangan. Tempat penyimpanan file ini
berupa 2 lalmari yang berisi file dokumen keperawatan.

2. Peralatan dan Perlengkapan Ruang Bidang Keperawatan


MD.
MB. ME. MF. Keterang
MC. Nama Peralatan Jumla
No Kondisi an
h
MG. Area Kerja
MH. MI. Meja kerja MJ. MK.
ML.
1 4 Baik
MM. MN. Kursi MO. MP.
MQ.
2 8 Baik
MR. MS. Troly kayu MT. MU.
MV.
3 1 Baik
MW. MX. Komputer MY. MZ.
NA.
4 3 unit Baik
NB. NC. Printer ND. NE.
NF.
5 2 Baik
NG. NH. Dispenser NI. NJ.
NK.
6. 1 Baik
NL. Area Penyimpanan File
NM. NN. Rak Peyimpanan NO. NP. NQ.
1 File 2 Baik
NR.
NS. Sedangkan untuk mendukung pelayanan keperawatan di seluruh ruang
perawatan RS AN-NISA Tangerang penyediaan fasilitas dan sarana disesuaikan
dengan kapasitas operasional tempat tidur, beban tugas dan fungsi serta
kemampuan RS AN-NISA Tangerang sebagai bahan acuan di seluruh ruang
perawatan, bidang perawatan menyusun pedoman logistik keperawatan yang

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 16


disusun berdasarkan jenis peralatan, jumlah operasional TT, BOR, ratio
kebutuhan, spek dan jumlah yang dibutuhkan.
NT.
NU. Fasilitas yang ada di ruangan diupayakan sesuai dengan standar
kebutuhan yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan pelayanan, antara lain :
 Ruang kepala ruangan
 Ruang Nurse Station
 Ruang Tindakan
 Ruang Spoelhock
 Ruang alat tenun
NV.
NW. Sedangkan untuk peralatan yang mendukung operasional pelayanan
keperawatan di ruangan harus tersedia beberapa peralatan yang sesuai dengan
standar kebutuhan, diantaranya :
 Alat tenun
 Alat rumah tangga
 Alat Medis
 Alat perawatan
 Alat tulis kantor (ATK)
NX.
NY. Untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan peralatan di atas harus
dilakukan perencanaan secara periodik tiap semester atau tahunan yang
menyangkut penambahan, pergantian dan pemeliharan.
NZ.
OA. Pengelolaan peralatan di ruangan diserahkan kepada ruangan masing-
masing, dimana kepala ruangan menunjuk salah satu perawat sebagai penanggung
jawab alat yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk membantu kepala ruangan
dalam hal :
 Pengecekan alat
 Merekap frekuensi pemakaian alat
 Membuat laporan inventarisasi alat
 Membuat program pemeliharaan
OB.
OC. Seluruh perawat mempunyai tanggung jawab terhadap keberadaan
fasilitas dan peralatan di ruangan sehingga salah satu mekanisme yang
dilaksanakan adalah serah terima alat setiap pergantian shift.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 17


OD.
C. Kebijakan Pengoperasian Fasilitas & Peralatan
OE. Penggunaan fasilitas dan peralatan yang ada di lingkungan Bidang
Keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan unit kerja masing-masing dan sifat dari
fasilitas dan perlatan tersebut. Untuk fasilitas dan peralatan yang sifatnya umum dapat
dipergunakan secara bersama-sama oleh seluruh staf dan pimpinan di lingkungan
Bidang Keperawatan.
OF.
OG. Untuk fasilitas dan peralatan yang mendukung operasional pelayanan
keperawatan berada di ruangan masing-masing dibawah tanggung jawab kepala perawat
dan penanggung jawab unit, sehingga untuk pengadaan dan pemeliharaannya
dibebankan kepada unit masing-masing.
OH.
OI. Untuk penggunaan fasilitas dan peralatan khusus dan canggih dilakukan oleh
perawat dengan kualifikasi mempunyai sertifikat pelatihan operasional alat tersebut.
OJ.
OK. Peminjaman peralatan dan perlengkapan antar unit kerja yang ada dalam
lingkup Bidang Keperawatan harus diketahui oleh Penanggung jawab Unit Kerja yang
bersangkutan secara tertulis sedangkan untuk peminjaman yang lintas bidang dan unit
harus diketahui oleh Penanggung Jawab Unit atau orang yang diberi wewenang oleh
Penanggung Jawab Unit.
OL.
OM.
ON.
OO.
OP.
OQ.
OR.
OS.
OT.
OU.
OV.
OW.
OX.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 18


OY.
OZ.
PA.
PB.
PC.
PD.
PE.
PF.
PG.
PH.
PI.
PJ.
PK.
PL.
PM.
PN.
PO. BAB IV PP.
TATA LAKSANA PELAYANAN
PQ.
A. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR
1. Kebijakan Bidang Keperawatan
PR. Kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan atau ruang lingkup yang
berhubungan dengan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat oleh
bidang keperawatan, yang meliputi :
a. Ketenagaan
1) Rekruitmen
PS. Yang menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan rekruitmen SDM
Keperawatan adalah :
 Jumlah operasional Tempat Tidur atau jumlah kunjungan
 BOR atau beban kerja ruangan
 Tingkat ketergantungan pasien
 Spesifikasi tertentu berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dengan
ruang lingkup pelayanan di ruangan, diantaranya ruangan yang
memerlukan kualifikasi tertentu.
 Pengganti yang cuti melahirkan

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 19


 Estimasi Turn Over
 Perhitungan berdasarkan standar kebutuhan tenaga yang mengacu pada
standar perhitungan dari Depkes untuk tenaga fungsional.
PT.
PU. Kegiatan rekruitmen dilaksanakan untuk mencukupi kebutuhan dan
pelaksanaannya berkoordinasi dengan Bagian HRD.
PV. Kegiatan seleksi pada kegiatan rekruitmen SDM Keperawatan
dilakukan berdasarkan:
 Pendidikan
 Masa kerja
 Kompetensi
 Diklat yang pernah diikuti
PW.
PX. Kebutuhan ruangan terhadap SDM Keperawatan dapat dipenuhi
berdasarkan kualifikasi tersebut sehingga tuntutan pekerjaan dengan
kualifikasi yang dimiliki perawat dan bidan akan sesuai.
PY.
2) Orientasi
PZ. Kegiatan orientasi dilakukan sebagai upaya untuk membantu perawat
dalam pengenalan terhadap lingkungan dan pekerjaan, melalui tahapan
orientasi umum yang dilakukan secara klasikal dan orientasi khusus dengan
target pencapaian kompetensi tertentu.Pelaksanaan kegiatan orientasi ini
dikoordinir oleh bagian HRD bekerjasama dengan SDM Keperawatan dan
Clinical Instructure Keperawatan.
QA.
3) Rotasi / Mutasi
QB. Pelaksanaan rotasi / mutasi berlaku bagi seluruh perawat yang ada di
RS AN-NISA Tangerang baik perawat fungsional maupun struktural, yang
bersifat sementara maupun menetap dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Mutasi sementara
QC. Dilakukan dalam rangka kebutuhan sementara tenaga
keperawatan di unit tertentu misalnya untuk mengatasi jumlah tenaga
karena ada perawat yang cuti melahirkan atau sakit dalam waktu yang
belum bisa dipastikan.
b) Mutasi tetap

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 20


QD. Dilakukan bagi perawat ruangan dengan masa kerja lebih dari 2
tahun, kecuali untuk ruangan khusus seperti ICU, NICU, UGD, OK dan
HCU dilakukan paling cepat setelah 3 tahun di ruangan tersebut.
c) Perbantuan
QE. Pelaksanaan perbantuan dilakukan untuk mengatasi kekurangan
tenaga di satu ruangan pada saat-saat tertentu apabila terjadi pelonjakan
pasien atau ada perawat yang tidak bisa berdinas karena sesuatu hal.
QF.
4) Promosi
QG. Salah satu upaya untuk pengembangan perawat di RS AN-NISA
Tangerang adalah melalui pengkaderan, seleksi dan pendampingan untuk
promosi baik melaui jenjang fungsional maupun structural.
QH.
5) Ketentuan Cuti Tahunan
QI. Ketentuan cuti bagi perawat mengacu pada pedoman karyawan secara
keseluruhan.Adapun untuk pengaturannya dilakukan oleh atasan langsung
berdasarkan kondisi ketenagaan.
QJ.
6) Pendidikan dan Pelatihan
QK. Pendidikan dan pelatihan bagi perawat dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan kualitas SDM keperawatan. Pendidikan formal keperawatan
dilaksanakan secara bertahap dan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan, serta mengacu pada rencana program jangka panjang dan program
tahunan. Sedangkan pelaksanaan pendidikan non formal dilaksanakan secara
in house trainning dan out trainning.

QL.
QM.B. STANDART PROSEDUR OPERASIONAL
QN. Untuk menunjang pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di ruangan,
Bidang Keperawatan menetapkan beberapa standar, yaitu :
1. Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan
QO. Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan dibuat sebagai pedoman untuk
pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan, yang mengacu kepada
pedoman penyusunan Standart Asuhan Keperawatan berdasarkan NANDA

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 21


(American Nursing Diagnosis Asociation), NOC (Nursing Outcome Clasification)
dan NIC (Nursing Intervention Clasification).
QP.
2. Standar Prosedur Operasional Keperawatan
QQ. Standar Operasional Prosedur Keperawatan terdiri dari :

a. SPO Manajerial, yang berkaitan dengan sistem dan lingkup kerja di bidang
keperawatan, diantaranya SPO rekruitmen, SPO orientasi, SPO rotasi mutasi,
SPO seleksi pendidikan, dll.
b. SPO Pelayanan Keperawatan dibuat sebagai pedoman bagi perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan (SPO terlampir)
c. SPO umum yang berkaitan dengan lintas unit, untuk menunjang pelaksanaan
pelayanan keperawatan

3. Standar Etika Profesi Keperawatan


QR. Standar etika profesi keperawatan dibuat sebagai pedoman untuk mengatur
perilaku perawat dari sudut nilai moral dalam memberikan asuhan keperawatan dan
kebidanan di Rumah Sakit.
QS.
4. Standar Logistik Keperawatan
QT. Untuk menunjang pelakasanaan asuhan keperawatan dan kebidanan di RS
AN-NISA Tangerang bidang keperawatan membuat standar logistik yang meliputi
standar alat tenun, standar alat rumah tangga dan standar alat habis pakai.
a. Perencanaan
QU. Perencanaan pemenuhan logistik keperawatan di ruangan dibuat
berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
1) Spesifikasi ruangan
2) Perkembangan dan pertumbuhan pelayanan rumah sakit dan penambahan
jumlah tempat tidur.
3) Pergantian alat atau barang yang rusak, hilang dan penghapusan karena
perkembangan teknologi.
b. Klasifikasi logistik keperawatan di ruangan terdiri dari :
1) Golongan barang habis pakai
2) Alat tenun, hal ini berkaitan dengan pengelolaan alat tenun yang dilakuakn
oleh tenaga keperawatan.
3) Alat kesehatan
QV. Alat kesehatan yang habis pakai disediakan di instalasi farmasi atas
permintaan ruangan dan pemenuhannya disesuaikan dengan kebutuhan

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 22


pasien di ruangan. Untuk pengelolaan alat kesehatan dilakukan oleh tenaga
keperawatan.
4) Pengadaan
QW. Pengadaan alat / barang logistik yang menunjang terhadap pelayanan
keperawatan, pemenuhan kebutuhannya dikoordinir oleh Bagian Logistik
Rumah Sakit berdasarkan pengajuan dari ruangan dengan alur dan prosedur
yang telah ditetapkan.
QX.
QY.
QZ.
5) Pemeliharaan
RA. Pemeliharaan alat / barang logistik yang menunjang pelayanan
keperawatan dilakukan oleh ruangan yang meliputi : cara penyimpanan,
perawatan / kebersihan dan perbaikan , sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
6) Penyaluran
RB. Penyaluran / pendistribusian barang logistik yang menunjang
pelayanan keperawatan yang harus dilakukan secara teratur dan sesuai
dengan kebutuhan serta terdokumentasikan baik di ruangan maupun di
bidang logistik.
7) Pencatatan dan Pelaporan
RC. Dalam pengelolaan logistik di ruangan perlu adanya pencatatan dan
pelaporan inventaris secara rutin agar dapat diketahui kondisi barang / alat
tersebut serta selalu siap pakai.
RD.
RE. Untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan di ruangan telah disediakan
buku catatan yang terdiri dari :
a. Buku penerimaan barang / alat
b. Buku pemeliharaan
c. Buku pemakaian / frekuensi pemakaian alat
d. Buku peminjaman
e. Buku pengeluaran ( mutasi atau penghapusan )
f. Buku operan harian
RF.
RG. Jika diketahui terdapat kerusakan, kehilangan dan penambahan barang / alat
diruangan harus tercatat dan terlaporkan secara teratur dan dapat
dipertanggungjawabkan.
RH.
C. PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 23


1. Rencana Pengembangan Staf
RI. Untuk menunjang pencapaian visi RS AN-NISA Tangerang kualitas Sumber
Daya Manusia harus selalu ditingkatkan secara terus menerus dan berkesinambungan
melalui pengembangan staf dan program pendidikan formal maupun non formal.
RJ. Program pengembangan staf keperawatan yang berhubungan dengan jenjang
karir, di RS AN-NISA Tangerang dilakukan berdasarkan dua jalur yaitu jalur
fungsional dan struktural. Sedangkan Program Pendidikan staf keperawatan
diarahkan pada peningkatan profesional berdasarkan kompetensi yang meliputi
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan.
2. Program Pendidikan dan Pelatihan
RK. Dengan semakin berkembangnya pengetahuan masyarakat mengenai
pelayanan kesehatan terutama pelayanan keperawatan serta persaingan usaha sejenis
maka perlu adanya peningkatan kualitas SDM khususnya di lingkungan
keperawatan.
RL. Program pendidikan formal keperawatan dilaksanakan secara bertahap melalui
seleksi intern maupun ekstern, diantaranya :
a. Pendidikan S1 Keperawatan
RM. Sejak 2015 staff struktural Bidang Keperawatan yang belum
berpendidikan S1 Keperawatan diberikan kesempatan untuk melanjutkan S1
Keperawatan. Dari supervisor hingga kepala perawat di unit layanan
keperawatan. Program ini akan berlanjut hingga seluruh perawat yang sudah
menjadi pegawai tetap wajib melanjutkan pendidikan hingga S1 Keperawatan.
b. Pendidikan Pelatihan
RN. Pendidikan non formal di lingkungan keperawatan dilaksanakan
berdasarkan kebutuhan untuk peningkatan kompetensi melalui pelatihan in
house trainning dan pelatihan eksternal.
3. Kebijakan Pengelolaan Pendidikan & Pelatihan Intern/Ekstern
RO. Dalam pelaksanaan program pendidikan di lingkungan keperawatan, Bidang
Keperawatan mengusulkan program dan mengadakan koordinasi dengan Bidang
Diklat agar dalam pelaksanaannya dapat direalisasikan sesuai dengan rencana
anggaran dan program Bidang Keperawatan.
RP. Jenis program pendidikan dan pelatihan didasarkan atas kualifikasi
kompetensi yang harus dimiliki oleh masing-masing perawat dan bidan disesuaikan
dengan kebutuhan, dan pelaksanaannya dilakukan secara berkala berdasarkan
kebutuhan di lingkungan Keperawatan.
4. Kebijakan Orientasi Perawat dan Bidan

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 24


RQ. Pelaksanaan orientasi secara umum diberikan kepada perawat dan bidan baru
masuk, memasuki kontrak dan menjadi karyawan tetap. Orientasi terdiri dari
orientasi kelas dan orientasi lapangan, adapun untuk perawat baru dilakukan
pembimbingan selama 3 bulan dengan target pencapaian kompetensi yang telah
ditetapkan
RR. BAB V
RS. LOGISTIK
RT.
RU. Kebutuhan logistik, baik untuk operasional kegiatan bagian
Keperawatan untuk sarana keperawatan diadakan melalui proses permintaan barang
sesuai SPO bagian logistic rumah sakit. Logistik yang diperlukan keperawatan untuk
melaksanakan kegiatan operasional adalah sebagai berikut :
RV.
RY.
RW. Jum
RZ. k
N RX. Nama Barang l
ondisi
a
h
SA. SB.Kertas A4 dan F4 70 gr SC. SD.
1
SE. SF. Tinta Canon Original Hitam SG. SH.
2
SI. SJ. Tinta Canon Original Merah SK. SL.
3
SM. SN. Tinta Canon Original Biru SO. SP.
4
SQ. SR.Tinta Canon Original Kuning SS. ST.
5
SU. SV.Pulpen SW. SX.
6
SY. SZ. Spidol boardmaker TA. TB.
7
TC. TD. Isi staples besar TE. TF.
8
TG. TH. Isi staples kecil TI. TJ.
9
TK. TL.Lakban Hitam TM. TN.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 25


1

TO. TP. Isolasi TQ. TR.


1

TS. TT. Buku folio besar/100 TU. TV.


1

TW. TX. Map TY. TZ.


1

UA. UB. Laptop UC. UD.


1

UE. UF.Printer UG. UH.


1

UI. UJ. Isolasi double tip UK. UL.


1

UM. UN. Couter UO. UP.


1

UQ. UR. Box File US. UT.


1

UU. UV. Penggaris UW. UX.


1

UY. UZ. Tipe X VA. VB.


2

VC. VD. Gunting VE. VF.


2

VG. VH. Kertas Concort VI. VJ.


2

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 26


VK.
VL.
VM. BAB VI
VN. KESELAMATAN PASIEN
VO.
A. PENGERTIAN
VP. Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau idak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
VQ. Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka
upaya pelaksanaan keselamatan pasien di RS AN-NISA Tangerang perlu dilakukan.
Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan RS AN-NISA Tangerang terutama di dalam
melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman yang jelas sehingga
angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.
VR.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
VS.
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN
1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan keperawatan.
2. Terdapat perawat yang memahami mengenai keselamatan pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).
4. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun
gelang identitas.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 27


5. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat,
tabung oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
6. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :
 Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.
 Insidens pasien jatuh.
 Insidens kejadian infus blong.
 Insidens kesalahan pemberian obat.
 Insidens kesalahan cara pemberian obat.
 Insidens kesalahan persiapan operasi.
 Insidens kesalahan persiapan pemeriksaan penunjang
8. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien
VT.
VU.
VV.
VW.
VX.
VY.
VZ.
WA.
WB.
WC.
WD.
WE.
WF.
WG.
WH.
WI.
WJ.
WK.
WL.
WM.
WN.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 28


WO.
WP.
WQ.
WR. BAB VII
WS. KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN.
WT. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
WU. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan
upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Tenaga kesehatan yang perlu kita perhatikan
yaitu semua tenaga kesehatan yang merupakan suatu institusi dengan jumlah petugas
kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar. Kegiatan tenaga atau petugas
kesehatan mempunyai risiko berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan
psikososial. Variasi, ukuran, tipe dan kelengkapan sarana dan prasarana menentukan
kesehatan dan keselamatan kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya
kemajuan teknologi sarana dan prasarana, maka risiko yang dihadapi petugas tenaga
kesehatan semakin meningkat.
WV. Setiap unit harus mampu mengidentifikasi masalah kesehatan dan
keselamatan kerja, termasuk unit dipelayanan. Karena sebagian besar unit pelayanan
ada hubunngan keterkaitan dengan tenaga keperawatan, maka peawat di RS AN-NISA
harus mampu mengidentifikasi kesehatan dan keselamatan kerja.
WW.
B. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS.AN-NISA Tangerang.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 29


3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN DI UNIT PELAYANAN
1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan
infeksi, yaitu :
a. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan infeksi.
b. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki
tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen
pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.
c. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur
yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang
infus, dll.
d. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani
pasien
2. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
3. Mengelola alat di ruang perawatan (dekontaminasi):
a. Dekontaminasi alat kritis dikelola oleh CSSD
b. Dekontaminasi alat semi kritical dengan menggunakan DTT
c. Dekontaminasi alat non kritical dengan menggunakan sabun/detergen
4. Menggunakan baju kerja yang bersih.
5. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
a. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
b. Flu burung. Kewaspadaan standar karyawan / petugas IGD dalam
menghadapi penderita dengan dugaan flu burung adalah :
 Cuci tangan
 Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa penderita.
 Memakai masker N95 atau minimal masker badan
 Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila
diperlukan)
 Menggunakan apron / gaun pelindung
 Menggunakan sarung tangan

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 30


 Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)
6. Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
WX.
WY.
WZ. BAB VIII
XA. PENGENDALIAN MUTU
XB.
A. Upaya Peningkatan Mutu Keperawatan
XC. Upaya untuk menjamin mutu pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan di
RS AN-NISA Tangerang bidang keperawatan membuat Program Pengendalian dan
Peningkatan Mutu sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengendalian dan
peningkatan mutu tersebut.
XD. Perumusan dan penyusunan kebijakan pengendalian dan peningkatan mutu
pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi melalui masukan dari
seluruh jajaran dan staf keperawatan yang terlibat dan berdasarkan hasil evaluasi kinerja
bidang keperawatan secara periodik yang kemudian ditindaklanjuti untuk dilaporkan
kepada Direksi.
XE. Kegiatan dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan, dapat dilakukan melaui :
1. Audit Keperawatan
XF. Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien. Hal ini cukup penting karena
kekurangan dalam pelayanan keperawatan dapat mengancam jiwa dan kehilangan
nyawa klien.
XG. Langkah-langkah dalam melaksanakan audit keperawatan
a. Menentukan masalah tertentu untuk dipelajari dan diulas.
b. Menentukan kriteria atau standar profesi yang jelas, obyektif dan rinci
c. Mempelajari catatan keperawatan dan catatan medic
d. Para perawat mempelajari kasus yang tidak memenuhi kriteria, dianalisis,
didiskusikan kemungkinan penyebabnya.
e. Membuat rekomendasi penanganan kasus yang tidak memenuhi kriteria.
f. Membuka lagi topik yang sama di lain waktu, misalnya setelah 6 bulan
kemudian, untuk menilai dan meyakinkan bahwa kelemahan/ kekurangan yang
diidentifikasi telah diperbaiki dan tidak diulang kembali.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 31


g. Perlu dipastikan bahwa audit keperawatan ini bukan acara pengadilan dari
kekurangan pelayanan yang ada tetapi bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
XH. Audit keperawatan paling tidak dilakukan sebulan sekali membahas tentang
pelaksanaan asuhan keperawatan/kebidanan di RS AN-NISA Tangerang.
XI.
2. Ronde Keperawatan
XJ. Merupakan salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilakkan oleh perawat dengan melibatkan pasien, perawat,
kepala perawat dan seluruh anggota tim.
XK. Ronde Keperawatan minimal dilakukan 2x setahun di ruang perawatan rawat
inap/rawat jalan.
XL.
3. Survey Kepuasan Pasien.
XM. Suatu kegiatan untuk mendapatkan masukan dari pasien atau keluarga
mengenai kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatan dan
kebidanan melalui pengisian angket oleh pasien atau keluarga pasien.
XN.
B. Monitoring dan Evaluasi Mutu Keperawatan
XO. Monitoring terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan oleh seluruh
pengelola keperawatan termasuk kepala perawat di unit pelayanan masing-masing. Upaya
perbaikan yang berkaitan dengan mutu keperawatan akan dilakukan secara terus menerus
di unit pelayanan. Sedangkan evaluasi akan dilakukan setahun sekali oleh Manager
Keperawatan.
XP.
XQ.
XR.
XS.
XT.
XU.
XV.
XW.
XX.
XY.
XZ.
YA.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 32


YB.
YC. BAB IX
YD. PENUTUP
YE.
YF. Pelayanan keperawatan merupakan salah satu pelayanan yang dapat
memberikan kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan dengan fungsi perawat secara mandiri maupun
kolaborasi, untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit dan kecacatan,
perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi kesehatan yang
optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.
YG. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntunan
dan harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka
pelayanan keperawatan harus senantiasa dinamis dan selalu memperbaiki diri dari
waktu ke waktu, untuk memberikan kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna jasa.
YH. Untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas diperlukan
perbaikan secara terus menerus di area pelayanan keperawatan. Dengan adanya
pedoman pelayanan akan membantu perawat/bidan di RS AN-NISA dalam melakukan
asuhan keperawatan menjadi lebih baik.
YI. Masukan dan saran dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk peningkatan
kualitas yang lebih baik. Karena dengan masukan maka tim keperawatan akan
melakukan perbaikan dalam membaerikan pelayanan keperawatan.
YJ.
YK.
YL.

Pedoman Pelayanan Keperawatan Page 33

You might also like