Professional Documents
Culture Documents
(PTS)
Disusun oleh:
i
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Illahi Robbi atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Sekolah yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Guru Dalam Mewujudkan
Pembelajaran Berkualitas Di SMA Negeri 2 Pandih Batu Kabupaten Pulang
Pisau”.
Selain dari itu terkandung harapan semoga hasil penelitian ini bisa bermanfaat
dan sebagai bahan kajian dalam menentukan kebijakan tercapainya program
peningkatan mutu pendidikan dilingkungan SMA Negeri 2 Pandih Batu Kabupaten
Pulang Pisau.
Penyusunan PTS ini termotivasi oleh adanya tugas dan fungsi penulis
membina tenaga pendidikan lainnya terutama rekan guru dalam peningkatan mutu
pembelajaran yang bisa berimplikasi terhadap peningkatan kualitas pendidikan di
SMA Negeri 2 Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.
Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan perlu dicermati oleh
pelaku pendidikan di daerah, baik dalam pengembangan perangkat pelaksanaan yang
mutlak merupakan pijakan dalam proses pembelajaran, maupun implementasi
perangkat tersebut oleh guru di sekolah. Guru atau sekolah mempunyai kewenangan
dan kewajiban untuk merancang dan menentukan hal-hal yang berkenaan dengan
pembelajaran, seperti hal apa yang akan diajarkan, mengelola pengalaman belajar,
menentukan cara mengajar, bagaimana anak belajar, dan menilai keberhasilan dalam
proses dan hasil pembelajaran. Core bisnis pendidikan bermuara pada pembelajaran.
Guru merupakan sosok strategis sebagai ujung tombak yang paling depan
dalam ketercapaian peningkatan mutu pendidikan sebab ditangan gurulah proses
pembelajaran berlangsung. Tugas guru sarat dengan beban, tapi sangatlah
membanggakan dan mengharumkan, sebab di tangan guru awal kecerdasan dan
kesejahteraan bangsa dimulai.
Dalam penyusunan PTS ini penulis banyak mengalami hambatan dan
kesulitan, namun atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, Alhamdulillah dapat
diselesaikan. Untuk itu kepada semua pihak penulis mengucapkan banyak terima
kasih, semoga amal baik semua pihak mendapat ridho dan imbalan yang berlipat
ganda dari Alloh Yang Maha Kuasa. Aamiin.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................................... i
PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
5
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.Administrasi Pembelajaran
Pengertian
1. Program
Pembahasan mengenai program tidak dapat dilepaskan dengan
aspek kebijakan. Menurut Dye (1992), kebijakan atau yang dalam hal ini
adalah kebijakan publik secara prinsip dapat diartikan sebagai “Whatever
government choose to do or not to do“. Hal tersebut diperkuat oleh
Hogwood dan Gunn (1986) yang menyebutkan bahwa kebijakan publik
adalah seperangkat tindakan pemerintah yang didesain untuk mencapai
hasil-hasil tertentu.
Sedangkan pengertian program itu sendiri, menurut Jones (1984),
program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan. Dalam
pengertian tersebut menggambarkan bahwa program-program adalah
penjabaran dari langkah-langkah dalam mencapai tujuan itu sendiri.
2. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke
dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan
berikut:
1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu
kegiatan pembelajaran
2. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk
kompetensi tersebut.
3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi
tersebut sudah dimiliki peserta didik.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam
9
Disamping itu, guru sebagai bagian dari manajemen sekolah, akan terlibat
langsung dalam kegiatan manajerial tahunan sekolah, yang terdiri dari siklus
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Rincian kegiatan tersebut antara
lain penerimaan siswa baru, penyusunan kurikulum dan perangkat lainnya,
pelaksanaan pembelajaran termasuk tes/ulangan, Ujian Nasional (UN), ujian
sekolah, dan kegiatan lain. Tugas tiap guru dalam siklus tahunan tersebut secara
spesifik ditentukan oleh manajemen sekolah tempat guru bekerja.
C. Jam Kerja
Sebagai tenaga profesional, guru baik PNS maupun bukan PNS dalam
melaksanakan tugasnya berkewajiban memenuhi jam kerja yang setara dengan
beban kerja pegawai lainnya yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam kerja (@
60 menit) per minggu. Dalam melaksanakan tugas, guru mengacu pada jadwal
tahunan atau kalender akademik dan jadwal pelajaran. Kegiatan tatap muka dalam
satu tahun dilakukan kurang lebih 38 minggu atau 19 minggu per semester.
Kegiatan tatap muka guru dialokasikan dalam jadwal pelajaran yang disusun
secara mingguan.
D. Uraian Tugas Guru
1. Merencanakan Pembelajaran
Guru wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah. Kegiatan
penyusunan RPP ini diperkirakan berlangsung selama 2 (dua) minggu atau 12
hari kerja. Kegiatan ini dapat diperhitungkan sebagai kegiatan tatap muka.
2. Melaksanakan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan dimana terjadi interaksi
edukatif antara peserta didik dengan guru, kegiatan ini adalah kegiatan tatap
muka yang sebenarnya. Guru melaksanakan tatap muka atau pembelajaran
dengan tahapan kegiatan berikut.
a. Kegiatan awal tatap muka
• Kegiatan awal tatap muka antara lain mencakup kegiatan pengecekan
dan atau penyiapan fisik kelas, bahan pelajaran, modul, media, dan
perangkat administrasi.
• Kegiatan awal tatap muka dilakukan sebelum jadwal pelajaran yang
ditentukan, bisa sesaat sebelum jadwal waktu atau beberapa waktu
sebelumnya tergantung masalah yang perlu disiapkan,
11
Ada hal yang penting dalam rumusan perhatian, yaitu aktivitas psikhis
yang terkonsentrasi dan tertuju pada suatu objek. Dalam hal ini energi
psikis dipusatkan pada suatu objek. Segala aktivitas akan tertuju kepada
suatu objek sehingga objek lain diabaikan, seperti dikemukakan Djasman
Adimiharja (1982:54), bahwa: Perhatian merupakan tingkah laku aktif,
suatu proses yang beradaptasi dengan lingkungan. Kita dikatakan
menunjukkan perhatian bila aktivitas alat indra difokuskan pada beberapa
perangsa tertentu.
atau didengarnya. Perhatian sembarang yaitu perhatian yang relatif pendek dan
tidak menetap kepada suatu objek.
c. Atas Dasar Intensitasnya
Perhatian yang dipengaruhi oleh besar kecilnya atau tinggi rendahnya
kesadaran individu yang menyertai aktivitas yang sedang dilakukan. Setiap
individu mempunyai intensitas perhatian yang berbeda dalam menaruh perhatian
terhadap objek yang lama.
Dengan diketahuinya jenis jenis perhatian, individu dapat meningkatkan
perhatian agar tercapai tujuan yang diharapkan. Namun dalam meningkatkan
perhatian tersebut banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik yang terdapat
di dalam maupun di luar diri individu itu sendiri.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perhatian seseorang, karena
stimulus yang dapat diterima individu bermacam-macam. Rangsangan tersebut
mula-mula diterima oleh alat indra yang kemudian diseleksi. Bila rangsangan
yang diterima sesuai dengan dirinya, maka rangsangan tersebut akan disalurkan
melalui saraf ke otak. Perhatian akan menyertai alat indra dalam menerima
rangsangan. Rangsangan tersebut tidak mungkin sernuanya diterima oleh alat
indra, karena alat indra individu terbatas kemampuannya. Kemampuan individu
dalam memperhatikan berbagai objek dipengaruhi oleh berbagai faktor
sebagaimana dikemukakan Singgih D. Gunarsa (1983: 107) bahwa:
"Perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dibagi dalam dua
golongan besar yaitu faktor luar dan faktor dalam. Termasuk faktor luar adalah
faktor-faktor yang terdapat pada objek yang diamati yaiiu : intensitas atau
ukuran, kontras, pengulangan dan gerakan. Sedangkan yang termasuk faktor
dalam adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri
sebagai pengamat, yaitu: motif, kesediaan dan harapan.
a. Faktor Luar
Yang dimaksud faktor luar adalah segala rangsangan yang datangnya dari
objek yang diamati, yang termasuk ke dalam faktor luar antara lain:
1) Kuat lemah rangsangan (intensitas) dan ukuran
Objek yang diamati lebih diperhatikan bila menyimpang dan kebiasaan
(sangat besar, sangat tinggi, sangat pendek dan sangat kecil) dari benda-
16
benda lainnya.
2) Kontras
Sesuatu yang berbeda dengan yang ada disekelilingnya. Misalnya sangat
cantik diantara orang-orang yang jelek, atau sangat serak diantara orang-
orang yang merdu dan sebagainya.
3) Pengulangan
Suatu objek yang gerakannya berulang dalam waktu tertentu, akan
menarik perhatian, namun kalau berulangnya terus-menerus tak terbatas
waktu, tak akan menarik perhatian lagi. Contoh, suara petasan yang
berangkai, suara kentongan tanda bahaya dan lain-lain. Hal ini semua akan
menarik perhatian tapi apabila tukang pandal besi memukul-mukul besi
dan pagi sampai sore tak menarik perhatian lagi.
4) Gerakan
Suatu benda yang bergerak-gerak akan menarik perhatian, misalnya
mainan yang bergerak-gerak diantara mainan-mainan yang diam pada
etalase toko.
b. Faktor Dalam
Yang dimaksud faktor dalam adalah berbagai hal yang berhubungan
dengan diri individu yang bersangkutan, yang termasuk pada faktor ini antara lain:
1) Motif
Motif merupakan daya pendorong dalam diri individu untuk melakukan
kegiatan, tercapai tidaknya suatu tujuan banyak ditentukan oleh besar
kecilnya motif dari individu yang bersangkutan, Rochman Natawidjaya
(1978:46) mengemukakan bahwa, "Motif, ialah setiap kondisi atau keadaan
seseorang atau sesuatu organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk
memulai atau melanjutkan suatu atau serangkaian tingkah laku perbuatannya".
2) Kesediaan
Perhatian akan lebih terpusat bila adanya kesediaan dari individu dalam
menghadapi sesuatu objek. Contoh: suatu instruksi akan lebih diperhatikan
bila adanya kesediaan dari orang yang diberi instruksi/perintah. Instruksi tak
akan diperhatikan bila yang diperintahnya sedang sibuk atau sedang bingung.
3) Harapan
Sesuatu objek yang menjadi harapan akan lebih diperhatikan dibanding
dengan objek lain yang bukan harapannya. Maka makin besar harapan
17
1) Menjabarkan kegiatan dan bahan yang akan disajikan guru dalam tahap
pelaksanaan pengajaran.
2) Memberikan arah tugas yang harus ditempuh dalam proses belajar
mengajar.
3) Mempermudah guru dalam melaksanakan tugasnya.
4) Sebagai dasar untuk pengawasan dan penilaian pelaksanaan pengajaran.
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata
siswa, baik fisik maupun mental. Dan sebagai strategi memadukan teknik-
teknik tertentu untuk memotivasi siswa lebih akktif dan kreatif memadukan
antara pengetahuan yang dimilikinya dalam penerapan melalui pengamalan
nyata sehari-hari (Husen. S. KTSP: 9).
Dalam pembelajaran kontekstual peserta didik didorong untuk membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan peserta didik diperoleh
dari usaha peserta didik mengkonstruksi pengetahuan, dan keterampilan baru
ketika belajar. Perlu dipahami bahwa pembelajaran kontekstual bukan berarti
guru harus mengkontekskan setiap materi ajar ke dalam situasi nyata yang
berupa fisik, tetapi dapat juga dengan masalah yang disimulasikan, yang
artinya dengan menarik segala imajinasi yang dekat dengan alam pikiran
peserta didik untuk dijadikan bahan belajar (Sri Wardhani, 2002).
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu konsepsi yang membantu guru
menghubungkan isi materi pelajaran dengan situasi dunia nyata yang berguna
untuk memotivasi peserta didik dalam membuat hubungan-hubungan antara
pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan (Benchard. Dit_ PLP, KTSP).
Menurut pendapat Zahonk, 1995 (dalam Dit. PLP, 2003) yang
dikembangkan Husen (LPMP, KTSP : 10) ada lima elemen yang perlu
diperhatikan dalam praktik pembelajaran kontekstual, yaitu:
1) Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge)
2) Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan cara
mempelajari secara keseluruhan kemudian memperhatikan detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) yaitu dengan cara
menyusun:
a. Konsep sementara (hipotesis)
b. Melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan
(validasi)
c. Merevisi konsep tersebut dan mengembangkannya.
4) Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge)
5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan tersebut.
dengan pertanyaan langsung tentang hal-hal yang diperoleh peserta didik pada
hari itu rangkuman), catatan atau jurnal dibuku peserta didik untuk memperbaiki
kegagalan, kesan dan saran peserta didik mengenai pembelajaran hari itu
(learning how to learn) hasil karya dan sebagainya.
(7) Penilaian Otentik (authentic assessment)
Pada pelaksanaan pembelajaran kontekstual penilaian harus memberikan
gambaran perkembangan belajar peserta didik secara komprehensif. Penilaian
harus berkenaan dengan seluruh aktivitas pembelajaran, meliputi proses dan
produk hasil pembelajaran, sehingga seluruh usaha peserta didik mendapat
penghargaan. Hakikat penilaian yang diwujudkan merupakan penilaian atas
usaha peserta didik yang berkenaan dengan pembelajaran, bukan merupakan
hukuman atau hadiah. Macam penilaian otentik adalah membuat catatan harian
melalui observasi untuk menilai aktivitas dan motivasi peserta didik, wawancara
atau angket untuk menilai afektif, portopolio untuk menilai seluruh hasil kerja
peserta didik, tes untuk menilai tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
bahan ajar.
Kata kunci penilaian otentik adalah "Apakah peserta didik belajar,
bagaimana usahanya?", dan bukan melalui pertanyaan "Apakah yang sudah
dikuasai peserta didik?" (Husen, LPMP, KTSP: 18).
Pendapat lain tentang stretegi pembelajaran kontekstual yaitu menurut
Center of Occupation Research and Development (CORD) ada lima strategi
berjenjang dalam pembelajaran kontekstual, yang disingkat REACT yaitu:
(1) Realiting; yaitu belajar yang dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan
nyata.
(2) Experiencing; yaitu belajar ditekankan kepada penggalian (eksplorasi),
penemuan (discovery), dan penciptaan (invention)
(3) Applying; yaitu belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam
konteks pemanfaatannya.
(4) Cooperating; yaitu belajar melalui konteks komunikasi inter personal,
pemakaian bersama.
(5) Transferring; yaitu belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi
atau konteks baru (Nurhadi, 2003 : 23).
menyajikan produk
(2) Jigsaw
Bagian esensial dari pendekatan ini adalah adanya pemberian motivasi kepada
siswa untuk selalu mengevaluasi proses pembelajaran mereka. Ciri pembelajaran
tipe Jigsaw (LPMP, 2003) adalah:
a) Buatlah kelompok (4-6) siswa secara heterogen dengan sebutan jigsaw/asal
b) Bentuk kelompok ahli dengan anggota terdiri dari wakil kelompok jigsaw,
kelompok ini disebut counterpart group (CG)
c) Berikan bahan belajar terdiri dari beberapa bagian
d) Tiap kelompok CG membahas bagian tertentu dengan berbeda
e) Tiap anggota CG mempelajari bahan belajar yang sama
f) Tiap kelompok CG kembali ke kelompok jigsaw/asal
g) Pelaksanaan tutorial per bagian dilaksanakan oleh anggota CG di kelompok
jigsaw/asal
h) Kuis individual terjadwal
i) Buatlah skor perkembangan tiap siswa
j) Umumkan hasil kuis
Keempat; guru bertindak sebagai sumber belajar dan pimpinan tak langsung,
memberikan arahan dan klarifikasi bila diperlukan, dan menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif.
1) Melaksanakan Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan dengan cara tes dan non tes yang mencakup aspek
kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pelaksanaan penilaian dapat
dilakukan dengan berbagai cara, bisa dilaksanakan sebelum proses belajar mengaiar,
yang disebut free test maksudnya untuk mengetahui sejauh mana bahan lalu telah
dikuasai siswa, bisa dilaksanakan saat proses belajar mengajar sedang berlangsung
atau penilaian proses dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan
dimana tes lisan memiliki kelebihan yaitu dapat menilai kemampuan dan
meningkatkan pengetahuan yang dimiliki siswa, sikap serta kepribadiannya, karena
berhadapan langsung, tes ini juga menolong siswa yang mengalami kesulitan
memahami soal, karena bisa bertanya langsung. Sedangkan kelemahannya ialah
subjektivitasnya sangat tinggi, juga waktu yang diperlukan cukup lama untuk dapat
mengetes seluruh siswa. Selain tes lisan ada juga melalui tes pembuatan, dan
kunjungan rumah (observasi).
Bagi siswa yang lambat belum mencapai ketuntasan dalam belajar masih
diberikan kesempatan untuk menguasai materi pelajaran maka diadakan
pembelajaran remidial sesuai dengan yang dikemukakan oleh Made Alit Mariana
(2003 : 6) sebagai berikut:
pribadi serta potensi yang dimiliki siswa secara tepat, kesulitan-kesulitan apa yang
A.Metode Penelitian
Dalam memecahkan masalah penelitian sangat perlu menggunakan
metode yang tepat dan sesuai dengan masalah yang diteliti, agar masalah tersebut
bisa akurat dalam pemecahannya. Berdasarkan hal tersebut, penulis
menggunakan metode penelitian deskriptif. Mengenai hal ini Suryabrata
(1983:19) mendefinisikan metode penelitian deskriptif sebagai berikut:
".....penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat
pecandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi sebagai berikut:
Penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian
kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian
dilaksanakan. Mengingat sifatnya yang demikian maka penelitian
deskriptif dalam pendidikan lebih berfungsi untuk pemecah masalah
praktis pendidikan sedikit sekali fungsinya dalam pengembangan ilmu.
33
34
3. Pemeriksaan Dokumen
Pemeriksaan dokumen merupakan alat yang lebih spesifik pembuktian
pekerjaan guru dalam masalah penelitian ini, sehingga hasil penelitian lebih
akurat akan kebenaran data dalam menjawab tujuan penelitian.
4. Angket
Angket atau quesioner adalah seperangkat pertanyaan dan pernyataan yang
harus dijawab oleh responden. Jenis angket yang digunakan adalah angket
tertutup.
D. Prosedur Penelitian
1. Penyusunan Angket
a. Merumuskan spesifikasi data
b. Menuangkan ke dalam kisi-kisi penyusunan angket
c. Menyusun angket
d. Uji coba angket
2. Pelaksanaan Pengumpulan Data
a. Penyerahan angket
Angket diserahkan kepada seluruh guru untuk diisi, dalam waktu relatif
singkat angket tersebut dikumpulkan lagi, ditampung kembali untuk
dilakukan pengolahan selanjutnya.
b. Melakukan wawancara dengan guru-guru di kelas sambil melihat
dokumen yang ada dan dimiliki serta dibuat olehnya setiap hari (waktu
tertentu)
3. Pengolahan data
a. Memeriksa data, setelah angket terkumpul dari sampel sumber data, maka
angket diseleksi untuk diperiksa keabsahannya.
b. Tabulasi data, memberikan nilai pada tiap-tiap butir pernyataan dalam angket
sesuai dengan jawaban responden, kemudian nilai yang masih mentah
tersebut dibuat dalam bentuk tabel.
c. Penafsiran data, yaitu untuk menjelaskan data yang sudah diperoleh
35
F x100 = %
N
Keterangan :
F = Frekuensi jawaban
N = Jumlah responden
100 = Bilangan tetap
% = Prosentase yang dicari
36
BAB IV
HASIL DAN PENGOLAHAN PENELITIAN
B. Pengolahan Data
1. Jawaban responden atas pertanyaan tentang perlengkapan administrasi apakah
yang perlu dipersiapkan sebelum proses belajar mengajar? Hasil jawaban yang
masuk sebagaimana pada tabel di bawah ini :
Tabel 1
No Alternatif Jawaban f %
a Alat peraga, jadwal pelajaran, materi pelajaran, buku 8 80
sumber, kurikulum, kalender pendidikan dll
b Meja kursi siswa, ruang belajar, ruang kepala sekolah 1 10
c Papan tulis, alat tulis, perlengkapan laboratorium, ruang 1 10
perpustakaan
Jumlah 10 100
2. Jawaban responden atas pertanyaan tentang kegiatan apa yang dilakukan dalam
menyiapkan perencanaan pengajaran sebelum proses belajar mengajar dimulai?
Hasil jawaban yang masuk sebagaimana pada tabel di bawah ini:
Tabel 2
No Alternatif Jawaban f %
a Menyusun program pengajaran, memperhatikan jadwal
pelajaran, mengkaji materi, menentukan model 4 40
pembelajaran, dan menyusun lembar proses penilaian
b Mengabsen siswa, menarik tabungan, membersihkan kelas 5 50
c Membariskan, memeriksa kuku dan gigi siswa 1 10
Jumlah 10 100
Berdasarkan tabel di atas sebagian besar 50% guru dalam menyapkan
perencanaan pengajaran sebelum proses belajar mengajar dimulai adalah yaitu
mengabsen siswa, menarik tabungan, membersihkan kelas. Sebagian kecil (40%)
menyusun program pengajaran, memperhatikan jadwal pelajaran, mengkaji materi,
menentukan model pembelajaran, dan menyusun lembar proses penilaian, dan paling
kecil (10%) membariskan, memeriksa kuku dan gigi siswa.
No Alternatif Jawaban f %
a Rekan guru-guru 7 70
b Dengan penjaga sekolah - -
c Dengan kepala sekolah 3 30
Jumlah 10 100
38
No Alternatif Jawaban f %
a Rekan guru-guru 3 30
b Kepala Sekolah 4 40
c Pengawas TK/SD 2 20
d Pemandu Mata Pelajaran di Gugus 1 10
Jumlah 10 100
No Alternatif Jawaban f %
a Mengatur siswa 3 30
b Mengelola kelas 1 10
c Mengabsen siswa 1 10
d Menarik tabungan 4 40
Jumlah 10 100
7. Jawaban responden atas pertanyaan tentang apa yang dilakukan pada awal
pelaksanaan proses belajar mengajar? Hasil jawaban yang masuk sebagaimana pada
tabel di bawah ini:
40
Tabel 7
No Alternatif Jawaban f %
b Langsung mengajar 3 30
Jumlah 10 100
No Alternatif Jawaban f %
Maka dapat disimpulkan bahwa guru-guru SMA Negeri 2 Pandih Batu sejak
awal menyusun persiapan pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional (cara
lama belum berorientasi kepada kebutuhan anak).
Jumlah 10 100
42
Maka dapat disimpulkan bahwa guru SMA Negeri 2 Pandih Batu yang
menggunakan model pembelajaran kontekstual yang dapat digunakan sehari-hari
adalah model langsung.
11. Jawaban responden atas isi pertanyaan angket mengenai teknik pembelajaran
dalam model pembelajaran kooperatif yang dapat dilakukan di kelas. Hasil jawaban
responden sebagaimana pads tabel di bawah ini:
Tabel 11
No Alternatif Jawaban f %
Jumlah 10 100
12. Jawaban responden atas isi angket yang membedakan keunggulan model
pendekatan pembelajaran kontekstual dibandingkan dengan konvensional. Hasil
jawaban responden sebagaimana pada tabel di bawah ini:
Tabel 12
No Alternatif Jawaban f %
a Kegiatan pembelajaran terpusat pada siswa 7 70
b Guru berfungsi hanya sebagai fasilitator 2 20
c Adanya pembagian kelompok 1 10
43
Jumlah 10 100
Sebagian besar (70%) menentukan bahwa model kontekstual lebih unggul
dalam kegiatan pembelajaran berpusat pada anak, sebagian (20%) menentukan pada
sisi guru sebagai fasilitator, dan terkecil (10%) adanya pembagian kelompok.
Maka dapat disimpulkan secara umum bahwa guru SMA Negeri 2 Pandih
Batu memahami keunggulan model pembelajaran kontekstual dalam hal aktivitas
pembelajaran terpusat pads siswa.
13. Jawaban responden atas isi pertanyaan angket tentang apa yang dilakukan pada
saat membuka proses belajar mengajar? Hasil jawaban responden sebagaimana
pada tabel di bawah ini:
Tabel 13
No Alternatif Jawaban f %
a Tanya jawab mengarah ke materi yang telah dikuasai siswa 5 50
b Bertanya materi yang akan disampaikan 1 10
Memberikan pelayanan kepada siswa yang berkebutuhan
c 4 40
khusus
Jumlah 10 100
No Alternatif Jawaban f %
Memperlihatkan buku sumber, alat peraga, Lembar Kerja
a 2 20
Siswa
Bersikap ramah tamah, jujur, adil, tidak diskriminasi,
b 3 30
humoris
Tenang, percaya diri, tidak cemas, memberi salam, disiplin,
c 5 50
apresiasi, materi ringan dan menarik
Jumlah 10 100
44
No Alternatif Jawaban F %
No Alternatif Jawaban F %
Jumlah to 100
Berdasarkan tabel di atas bagian utama yang dilakukan responden saat proses
belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagian besar (40%) responden menyatakan
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Sebagian lagi masing-masing
(30%) menyatakan bagian materi, metoda dan evaluasi dan melakukan kegiatan
membaca, menulis dan berhitung.
Maka dapat disimpulkan bahwa bagian utama saat proses belajar mengajar
yang dilakukan guru SMA Negeri 2 Pandih Batu yaitu melaksanakan kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir.
17. Jawaban responden atas pertanyaan, apa yang dilakukan terhadap siswa saat
proses belajar mengajar berlangsung. Hasil jawaban responden sebagaimana tabel di
bawah ini: Label 17
No Alternatif Jawaban f %
Mengkaji data presentasi siswa
a 2 20
Jumlah 10 100
No Alternatif Jawaban f %
Jumlah 10 100
Berdasarkan tabel di atas sebagian besar (40%) pada awal proses belajar
mengajar melakukan penjelasan singkat tujuan pembelajaran, menata alat dan bahan
pelajaran, sebagian (30%) melakukan lebih awal menulis, membaca dan diskusi. Dan
paling kecil hanya (20%) mengadakan bertanya materi pelajaran terdahulu.
Maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya guru SMA Negeri 2 Pandih
Batu pada awal proses belajar mengajar melakukan penjelasan singkat tujuan
pembelajaran, menata alat dan bahan pelajaran.
19. Jawaban responden atas pertanyaan tentang perilaku dalam kegiatan inti proses
belajar mengajar. Hasil jawaban responden sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel 19
No Alternatif Jawaban f %
c Evaluasi tertulis 2 20
Jumlah 10 100
Berdasarkan tabel di atas sebagian besar responden yaitu kegiatan inti dalam
proses belajar mengajar (50%) melakukan penjelasan demonstrasi yang dilakukan
guru, siswa melakukan percobaan, diskusi dan presentasi. Sebagian kecil melakukan
merinci kehadiran siswa sambil penilaian proses (30%), dan melakukan evaluasi
tertulis hanya (20%).
Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru SMA Negeri 2 Pandih
Batu pada kegiatan inti proses belajar mengajar melakukan demonstrasi, percobaan
oleh siswa, dan diskusi serta presentasi oleh siswa.
47
20. Jawaban responden atas pertanyaan tentang kegiatan diakhir pembelajaran. Hasil
jawaban responden sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel 20
No Alternatif Jawaban f %
a Menganalisis kemampuan siswa dalam belajar 3 30
b Mengadakan tanya jawab untuk penguatan 2 20
c Diskusi kelompok membuat rangkuman 5 50
Jumlah 10 100
Berdasarkan tabel di atas kegiatan yang dilakukan responden pada akhir belajar
mengajar sebagian besar (50%) melakukan diskusi kelompok membuat
rangkuman. Sebagian (30%) menganalisis kemampuan siswa dalam belajar. Dan
sebagian kecil mengadakan tanya jawab sebagai penguatan (5%).
Maka dapat disimpulkan bahwa umumnya yang dilakukan guru SMA Negeri 2
Pandih Batu pada kegiatan akhir proses pembelajaran menyuruh anak
melakukan diskusi kelompok untuk merangkum materi yang telah diajarkan.
21. Jawaban responden atas pertanyaan tentang kegiatan yang dilakukan terhadap siswa
yang lambat belajar. Hasil jawaban responden sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 21
No Alternatif Jawaban f %
a Memberikan pelayanan yang sama dengan siswa lain 6 60
b Melaporkan kepada kepala sekolah dan orang tuanya 1 10
c Membimbingnya sambil melanjutkan program pengajaran 3 30
Jumlah 10 100
Maka dapat disimpulkan bahwa umumnya yang dilakukan guru SMA Negeri
2 Pandih Batu terhadap siswa yang lambat belajar yaitu memberikan pelayanan
yang sama dengan siswa lainnya.
22. Jawaban responden atas pertanyaan tentang kegiatan yang dilaksanakan setelah
selesai proses belajar mengajar. Hasil jawaban responden sebagaimana tabel di
bawah ini:
Tabel 22
No f %
Alternatif Jawaban
a Melaksanakan evaluasi baik lisan maupun tulisan 8 80
c 2 20
Menganalisis kemampuan siswa
Jumlah 10 100
Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar yang dilakukan guru SMA
Negeri 2 Pandih Batu setelah proses belajar mengajar selesai yaitu melaksanakan
evaluasi baik lisan maupun tulisan.
Tabel 23
No f %
Alternatif Jawaban
a Untuk mengetahui sejauh mana materi telah diserap siswa 5 50
Tabel 24
No Alternatif Jawaban f %
Jumlah 10 100
No Alternatif Jawaban f %
Jumlah 10 100
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah
dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perhatian guru terhadap
siswa dalam pelaksanaan proses mengajar di SMA Negeri 2 Pandih Batu
Kabupaten Pulang Pisau sangatlah tinggi. Hal ini terbukti dari aktivitas guru sejak
sebelum proses pembelajaran dilaksanakan hingga setelah selesai proses
pembelajaran.
51
52
penambahan jam belajar atau remidial. Tuntasnya aktivitas guru bila secara
administrasi hasil pembelajaran anak telah didokumentasikan secara baik.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan
saran kepada berbagai pihak, diantaranya:
6. Guru perlu lebih banyak memahami dan mengembangkan metode, teknik dan
model pembelajaran agar peserta didik merasa terangsang untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
54
PUSTAKA