You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tertelan benda asing adalah masalah umum yang terjadi lebih dari 100.000

kasus tiap tahunnya di Amerika Serikat dan dilaporkan 80% kasus terjadi pada

anak-anak. Anak-anak lebih suka mengeksplorasi dan berinteraksi dengan hal yang

baru, salah satunya dengan cara memasukan sesuatu ke dalam mulutnya yang

kemudian tertelan tanpa menyebabkan luka. Diagnosis pada anak-anak merupakan

hal yang sulit khususnya menetapkan tertelan benda asing tanpa adanya saksi mata.

Distribusi umur yang dilaporkan, mayoritas kejadian yakni pada anak-anak

berumur <4 tahun. Berdasarkan American Association of Poison Control Centers,

tiap tahunnya dilaporkan lebih dari 95.000 kejadian tertelan benda asing dengan

75% kejadian tertelan benda asing dilaporkan terjadi pada anak kurang dari 5 tahun.

Benda asing yang melewati rute oral menyebabkan morbiditas dan mortalitas

berat jika memasuki saluran pernafasan dan sistem gastrointestinal. Oleh karena itu,

kasus-kasus ini seharusnya segera dievalusi (3-6). Benda asing yang paling umum

tertelan oleh anak-anak sepertti koin, mainan, magnet dan baterai, bervariasi sesuai

dengan tradisi dan nutrisi (7, 8).

Sebanyak 98% kejadian tertelan benda asing pada anak-anak merupakan

kecelakaan dan berhubungan dengan benda di lingkungan seperti koin, mainan,

perhiasan, magnet dan baterai. Beberapa penelitian menemukan bahwa koin

merupakan benda yang paling sering tertelan. Anak-anak biasanya mempunyai


gejala stridor, nyeri, hipersalivasi, rewel, nyeri dada, nyeri abdomen, demam,

menolak makan, wheezing dan distres respirasi. Kunci dari diagnostik dan

keputusan terapi bergantung pada beberapa faktor seperti objek yang tertelan,

jumlah obyek, waktu antara tertelan dan keluhan, lokasi anatomis dan muncul atau

tidaknya gejala.

Daerah obstruksi anatomi dapat berupa obstruksi esofagus atas-tengah-

bawah, pilorus, katup ileocecal dan kolon rektosigmoid (14). Terkadang, stenosis

terjadi karena adanya jaringan, cincin, keganasan dan esofagitis eosinofilik di

esofagus yang menyebabkan obstruksi sistem gastrointestinal (14-16). Inisiasi

intervensi menggunakan endoskopi untuk anak-anak memungkinkan

menghilangkan benda asing yang tertelan dengan metode non-bedah. Metode

endoskopi digunakan 10-20% dan intervensi bedah digunakan pada 1% kasus (17,

18).

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar peserta didik dapat lebih

memahami tentang bagaimana penanganan benda asing pada GIT (Gastrointestinal

Tractus) yang benar untuk menghindari terjadinya komplikasi saluran cerna dan

agar dapat menjadikan makalah ini sebagai suatu referensi untuk penulisan atau

penelitian selanjutnya.
Altokhais TI, Saleem AA, Gado A, Qahtani AA, Bassam AA. Esophageal foreign

bodies in children: emphasis on complicated cases. Asian Journal Surgery. 2017.

40 ; 362-366.

Sahn B, Mamula P, Ford CA. Review of foreign body ingestion and esophageal

food impaction management in adolescent. Journal of Adolescent Health. 2014. 44

260-266

You might also like