Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELAS : B 2017
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
AKADEMI KEBIDANAN WIRAHUSADA NUSANTARA
MALANG
KATA PENGANTAR
Pertama - tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam makalah ini kami ingin memaparkan atau menjelaskan tentang “Hiperremesis
Gravidarum” dan dengan makalah ini kami mengharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan kepada pembaca, Selain itu semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi isi
makalah, tatabahasa, pengejaan dan penataan tanda baca. Maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dan bisa menjadi acuan kedepannnya agar dapat
menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi.
Pada akhirnya, Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi Penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Masalah kematian dan kesakitan Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi ( AKB )
adalah salah satu indikator penting untuk mengukur status kesehatan masyarakat. Angka
kematian Ibu ( AKI ) di indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup ( SDKI tahun
2002/2003). Hal ini merupakan salah satu masalah nasional yang belum dan sulit teratasi,
angka tersebut cukup tinggi dibandingkan target AKI yang harus dicapai pada tahun 2010
yaitu per 125 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung berkaitan dengan
kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak
tertangani dengan baik dan tepat waktu. dari hasil survei (SKRT 2001) diketahui bahwa
komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan hipertensi dalam
kehamilan (eklampsi), infeksi partus lama dan komplikasi keguguran.Kematian tidak
langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum
kehamilan atau persalinan, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis,
anemia, malaria, dan lain-lain termasuk hiperemesis gravidarum
Hipeemesis Gravidarum adalah kondisi ketika muntah terjadi sangat hebat dan
dapat mengarah pada kekurangan cairan tubuh dan kehilangan berat badan. Mual
(nausea) dan Muntah (emesis gravidarum) adalah hal yang normal dan sering ditemukan
dalam kehamilan terutama pada trimester pertama tetapi akan berubah tidak normal
apabila mual dan muntah ini terjadi terus menerus dan mengganggu keseimbangan gizi,
cairan dan elektrolit tubuh
Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual muntah pada
kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Mual dan muntah bila terjadi
terus menerus dapat menyebabakan dehidrasi dan jika dehidrasi tidak mendapatkan
penanganan yang baik maka akan membahayakan nyawa ibu dan bayi. Hiperemesis
Gravidarum dapat disebabkan pula karena kurangnya asupan gizi untuk wanita hamil
karena segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan semua sehingga dapat
menyebabkan anemia, dari anemia dapat menyebabkan perdarahan kemudian syok dan
keadaan yang lebih buruk adalah kematian pada ibu
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, perubahan-
perubahan anatomik pada anak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh
kekurangan vitamin. Beberapa faktor predisposisi yang sering terjadi pada primigravida,
mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor
organik karena masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik, faktor psikologis keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan faktor endoktrin
lainnya. Gejala yang sering terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60%
multigravida.Mual biasanya terjadi pagi hari.Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-
minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat, namun sekitar 12% ibu
hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan6).
B. Tujuan
1. Menghubungkan tinjauan teori dengan kasus yang ada
2. Melakukan pendokumentasian soap dari data sekunder
3. Melakukan pengkajian dari data sekunder
4. Untuk mengetahui faktor predish posisi tejadinya hyperemesis grafidarum
5. Untuk mengetahui hyperemesis gravidarum
C. Manfaat
Diharapkan kepada pembaca terutama mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan
memahami tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesisgravidarum.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.Perubahan-
perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh
kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
a) Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa
dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada
kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan
faktor organik.
c) Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor organik.
d) Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun
hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan
pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran
hidup.Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu
mengurangi frekwensi muntah klien.
C. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena
keluhan ini terjadi pada trimester pertama.Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak
jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan
lambung.Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual
dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.Belum jelas mengapa gejala ini
hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor
utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah
menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami
emesis gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan
lemak habis terpakai untuk keperluan energi.Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan
aseton dalam darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena
muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma
berkurang.Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih.Selain
itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan
berkurang.Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang
pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik.Kekurangan Kalium sebagai akibat dari
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-
muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit
dipatahkan.
F. Penatalaksanaan
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada
ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diit ibu
hamil makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit tapi sering.
2. Terapi obat menggunakan sedativa (luminal, stesolid); vitamin (B1 dan B6); anti
muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan); antasida dan anti
mulas.
3. Hiperemesis gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di Rumah Sakit.
a. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di Rumah Sakit saja, telah
banyak mengurangi mual muntah.
b. Isolasi. Jangan terlalu banyak tamu kalau perlu rawat dan dokter saja yang boleh
masuk. Kadang kala hal ini saja, tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual
dan muntah.
c. Terapi psikologik. Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang
wajar, normal dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba
hilangkan faktor psikologis seperti keadaan sosial ekonomi dan pekerjaan serta
lingkungan.
d. Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein hari.
Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks
dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
secara intra vena
e. Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.
f. Pada beberapa kasus dan bila tetapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki
keadaan umum penderita, dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan.
A. Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita
hamil.Gejala dan tanda terjadinya hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tuga tingkatan
gejala dan tanda ini didasarkan menurut berat ringannya gejala.Wanita yang meninggal
karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ
hepar,jantung,otak,ginjal.
Penderita hiperemesis gravidarum ini harus diberikan diit yang tepat supaya
nutrisinya tetap terjaga.Diit pada hiperemesis gravidarum ini bertujuan untuk mengganti
persediaan glikogen dan mengontrol acidosis dan secara berangsur memberikan makanan
cukup kalori dan zat-zat gizi.Diit hiperemesis ada tiga yaitu diit hyperemesis I, II, dan III.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita
semua, dan mudah-mudahan setelah membaca makalah ini pembaca dapat menambah
wawasannya tentang pentingnya nutrisi pada ibu hamil terutama nutrisi pada hiperemesis
gravidarum dan bagaimana diit pada hiperemesis gravidarum.
DAFTAR PUSTAKA