Professional Documents
Culture Documents
MUSYAWARAH DAERAH II
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
KABUPATEN KAUR
2017
TATA TERTIB MUSYAWARAH DAERAH II
PERASTUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
KABUPATEN KAUR, 20 MEI 2017
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 2
BAB III
PESERTA MUSYAWARAH DAERAH
Pasal 3
Peserta MUSDA terdiri dari tenaga perawat Kabupaten Kaur (Dinas Kesehatan, Rumah
Sakit, Puskesmas dan tenaga perawat yang bertugas di luar instansi Kesehatan) dan
undangan lainnya.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
Pasal 4
HAK PESERTA
Pasal 5
KEWAJIBAN
BAB V
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 6
HAK BICARA
1. Hak bicara adalah hak untuk menyampaikan pendapat atau pertimbangan baik
secara lisan maupun tertulis.
2. Semua peserta mempunyai hak bicara baik diminta maupun tidak diminta yang
disetujui oleh pimpinan sidang.
3. Dalam menyampaikan pendapat dan atau pertimbangannya, disampaikan melalui
pimpinan sidang, apabila tidak melalui pimpinan sidang tidak perlu ditanggapi.
4. Intrupsi yang dapat diberikan harus berhubungan dengan hal-hal yang sedang
dibicarakan.
Pasal 7
HAK SUARA
1. Hak suara adalah hak untuk mengambil keputusan, baik melalui musyawarah
mufakat maupun melalui voting.
2. Setiap peserta berhak 1 (satu) kali memberikan suara.
Pasal 8
TATA CARA MENYAMPAIKAN PENDAPAT
BAB VI
ALAT – ALAT KELENGKAPAN MUSDA
Pasal 9
HAK BICARA
Alat kelengkapan MUSDA terdiri dari
1. Pimpinan MUSDA
2. Sidang paripurna
3. Komisi
4. Formatur
Pasal 10
PIMPINAN MUSDA
Pasal 11
SIDANG PARIPURNA
Pasal 13
FOMATUR
BAB VII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 14
QUORUM
1. Sidang – sidang paripurna dinyakatan sah apabila dihadiri oleh satu dari jumlah
peserta MUSDA yang terdaftar pada panitia.
2. Sidang komisi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah lebih dari satu dari
jumlah anggota komisi yang telah terdaftar pada panitia.
3. Apabila sidang tidak mencapai quorum seperti ayat 1 dan 2 sidang ditunda sampai
2 (dua) kali 5 (Lima) menit,.
4. Apabila sampai 2 (dua) kali penundaan masih belum tercapai quorum, maka
pimpinan MUSDA mempunyai kewenangan menyatakan sah sidang tersebut atas
persetujuan peserta MUSDA.
Pasal 15
TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 16
Persyaratan calon ketua DPD harus memenuhi persyratan sebagai berikut :
Pasal 17
1. Pemilih ketua dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap yaitu tahap pemilihan bakal
calon dan pemilihan ketua.
2. Seorang bakal calon berhak maju kedalam pemilihan calon ketua daerah
berdasarkan penunjukan dari anggota peserta MUSDA. apabila 1 (satu) bakal calon
mendapat dukungan 50 % + 1 dari peserta MUSDA, Maka dinyatakan peraih
suara terbanyak.
3. Apabila 2 calon memilki jumlah suara terbanyak sama, maka dilakukan pemilihan
putaran kedua.
4. Ketua terpilih adalah peraih suara terbanyak.
5. Apabila dalam pemilihan bakal calon ketua daerah ternyata hanya 1 (satu) bakal
calon, maka Bakal calon tersebut dapat langsung terpilih secara aklamasi.
Pasal 18
PEMBENTUKAN DEWAN PENASEHAT
Pasal 19
PEMBENTUKAN MEJELIS KEHORMATAN ETIK KEPERAWATAN NASIONAL
Pasal 20
1. Segala Sesutu yang belum diatur dalam tata tertib ini diputuskan oleh MUSDA
sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.
2. Apabila dalam musyawarah terjadi perbedaan pendapat yang tidak bisa
diselesaikan, maka keputusan akhir akan dikembalikan kepada AD/ART
Pasal 22
Keptusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan
Musyawarah Daerah II
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
Pimpinan sementara
Anggota 3.
Anggota 4.
Anggota 5.