You are on page 1of 13

MAKALAH

Penangan Diare

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Keperawatan Ajal Dan Paliatif

Disusun Oleh :

Nden Ayu Pratiwi (032016040)


Elis Rohaeti (032016047)
Rendra Ramdhani (032016055)
Winda Sri Nurrany (032016063)
Aprilia Hannum (032016072)

Program Studi Sarjana Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan‘Aisyiyah Bandung
Jalan KH Ahmad Dahlan (Banteng Dalam) No. 6 Bandung
Tahun Ajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Makalah ini menjelaskan tentang “Terapi Komplementer Diare”


makalah ini kami buat untuk memudahkan para pembaca memahami materi
yang akan disajikan. Dengan rangkuman materi yang kami dapatkan dari
beberapa sumber diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Dan tidak menutup kemungkinan dalam makalah ini terdapat


kekurangan-kekurangan baik penyajian maupun teknis penyusunannya
sehingga sulit untuk dimengerti, maka dari itu sudilah kiranya memberi
kritis dan saran untuk lebih meningkatkan mutu pembuatan makalah
selanjutnya. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan kami.

Bandung, October 2018

Penulis

1
Daftar isi

KATA PENGANTAR......................................................................................i
Daftar isi.........................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II............................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................2
A. Definisi.........................................................................................................2
B. Perbedaan Terapi Komplementer dengan Terapi Alternatif.........................2
C. Telaah jurnal.................................................................................................3
BAB III...........................................................................................................7
PENUTUP......................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

2
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare adalah suatu penyakit yang di tandai dengan perubahan bentuk
dari konsistensi tinja yang lunak sampai cair. Selain itu frekuensi buang
air besar bertambahmenjadi tiga kali atau lebih dalm sehari. Kondisi
tersebut juga mungkin di sertai dengan muntah atau tinja yang berdarah
( menurut WHO )

Diare dapat disebabkan oleh banya hal seperti virus, bakteri, efek
samping dari obat tertentu akibat infeksi virus HIV yang telah
berkembang menjadi AIDS pada pasien yang imun tubuhnya melemah
sering mengeluh diare. Kondis itu dapat memicu dehidrasi malnutrisi,
bahkan kegagalan efek obat karena gangguan penyerapan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari terapi komplementer ?
2. Apa Pengerian dari terapi alternatif ?
3. Apa perbedaan terapi komplementer dengan terapi alternatif ?
4. Bagaimana Terapi Komplementer pada pasien diare dengan HIV ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari terapi komplementer
2. Mengetahui Pengerian dari terapi alternatif
3. Mengetahui perbedaan terapi komplementer dengan terapi alternatif
4. Mengetahui Terapi Komplementer pada pasien diare dengan HIV

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang
digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah
penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrews et
al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas
yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan
(Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang
menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh
bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu
sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan,
dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004)
Pengobatan alternatif merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang
menggunakan cara, alat,atau bahan yang tidak termasuk dalam standar
pengobatan kedokteran modern (pelayanankedokteran standar) dan
dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatankedokteran
modern tersebut

B. Perbedaan Terapi Komplementer dengan Terapi Alternatif


kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap pengobatan pasien secara
keseluruhan. Sedangkan terapi alternatif merupakan terapi pengganti dari
terapi medis dan pasien tidak menjalani terapi medis. Berdasarkan
pengertian tersebut, kita sudah dapat melihat perbedaan dari kedua terapi,
terapi komplementer dilakukan untuk mengimbangi atau melengkapi terapi
medis, sedangkan terapi alternatif bukan Pengertian terapi komplementer
menurut National Cancer Institute (2005), merupakan terapi tambahan yang
dilakukan diluar terapi medis sebagai terapi utama dan berfungsi sebagai
terapi pendukung untuk mengontrol gejala, meningkatkan sebagai

2
3

pelengkap terapi medis. Terapi alternatif biasanya dilakukan oleh


orang-orang yang secara turun temurun di tempatnya dipercaya mampu
melakukan pengobatan atau orang yang telah ikut pelatihan baik secara
resmi maupun tidak resmi (Momon, 2008). Pada terapi ini, terapis
menjanjikan pengobatan dengan cara yang mudah dan tanpa rasa nyeri
seperti meminum ramuan, pijat, totok, atau melakukan hal yang tidak masuk
akal seperti memindahkan penyakit pada binatang, memakan racun ular
bahkan meminum urinnya sendiri. Metode-metode yang dilakukan ini tentu
banyak menarik minat masyarakat untuk mencobanya, karena selain tidak
harus merasakan nyeri saat dilakukan terapi, juga terapi alternatif ini
memiliki tarif yang lebih murah. Sehingga banyak masyarakat yang rela
meninggalkan pengobatan medis dan beralih ke pengobatan alternatif tanpa
tahu dampak yang akan terjadi. Perlu diketahui bahwa berbagai macam
terapi yang dilakukan pada terapi alternatif belum teruji secara ilmiah,
bahkan terapisnya pun tidak dapat menjelaskan secara ilmiah efek terapi
pada kesehatan pasien (Schmidt & Ernest, 2004)
Berbeda dengan terapi alternatif, terapi komplementer dilakukan oleh
orang-orang yang telah ahli dibidangnya yaitu tenaga kesehatan seperti
perawat atau dokter. Manfaat terapi komplementer yang digunakan sudah
teruji secara klinis dan dapat dijelaskan secara ilmiah, seperti teknik
relaksasi untuk mengurangi nyeri, akupuntur, guide imaginery, dan
sebagainya (Mariah, 2010).

C. Telaah jurnal
1. “Terapi Madu Efektif Untuk Menurunkan Freukensi Diare Dan
Bising Usus “
I: Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair.
Bisa juga didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak
normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang
air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih
dari 4 kali buang air besar (Dewi, 2010). Dari studi laboratorium
dan uji klinis, madu murni memiliki aktivitas bakterisidal yang
4

dapat melawan beberapa organisme enteropathogenic, termasuk


diantaranya spesies dari E.Coli (Puspita, 2014). Kabupaten
Rokan Hulu, angka kesakitan akibat diare masih tinggi. Pada
tahun 2014 dilaporkan jumlah perkiraan kasus diare (10% dari
jumlah penduduk) sebanyak 12.168 orang, ditemukan jumlah
penderita ditangani sebanyak 1.143 orang (9,4%) (Profil
Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu 2014).
M : Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitik dengan
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Praeksperimen
dengan pendekatan pre - test post - test dengan kelompok
kontrol
R: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang
Pengaruh Pemberian Madu Terhadap Penurunan Frekuensi
Diare pada anak Balita di RSUD ROHUL dengan jumlah
responden 14 balita yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 7
kelompok kasus dan 7 kelompok kontrol dengan menggunakan
analisa univariat di dapat hasil
Rata-rata frekuensi diare awal sebelum diberikan madu (pre-
test) pada kelompok kasus adalah 7.5 kali dengan SD 2.6 kali,
dan SE 0.9 kali serta frekuensi diare terendah 5 kali dan
frekuensi diare tertinggi 12 kali. Sedangkan rata-rata frekuensi
diare awal sebelum diberikan madu (pre-test) pada kelompok
kontrol adalah 7.5 kali dengan SD 0.9 kali, dan SE 0.3 kali serta
frekuensi diare terendah 6 kali dan frekuensi diare tertinggi 9
kali.
Rata-rata frekuensi diare akhir seelah diberikan madu (post -
test) pada kelompok kasus adalah 2.1 kali dengan SD 1.4 kali,
dan SE 0.5 kali serta frekuensi diare terendah 1 kali dan
frekuensi diare tertinggi 5 kali. Sedangkan rata- rata frekuensi
diare akhir setelah diberikan madu (post - test) pada kelompok
kontrol adalah 3.2 kali dengan SD 0.4 kali, dan SE 0.1 kali serta
5

frekuensi diare terendah 3 kali dan frekuensi diare tertinggi 4


kali.
Rata-rata pengaruh penurunan frekuensi diare sebelum diberikan
madu dan setelah diberikan madu adalah 5.4 kali dengan standar
deviasi 1.7 kali dan Standar error 0.6 kali. Pemberian madu 5.4
kali lebih efektif menurunkan frekuensi diare pada anak balita.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0.0001 maka dapat
disimpulkan ada pengaruh penurunan frekuensi diare sebelu dan
sesudah diberikan madu.
A : Analisis Univariat dan Analisis Bivariat.
D : dari hasil penelitian keadaan nyata pada pengaruh pemberian
madu terhadap penurunan frekuensi diare pada anak balita di
RSUD ROHUL pada tanggal 10, 11, dan 12 bulan Juli - tanggal
03, 04, dan 05 Agustus tahun 2017. Data tersebut dijadikan
acuan dalam pembahasan sebagai hasil akhir dalam Karya Tulis
Ilmiah yang dinyatakan sebagai berikut. Berdasarkan hasil
analisis uji statistik t-test berpasangan sebelum dan sesudah
pemberian madu pada 7 responden kelompok kasus didapatkan
nilai mean perbedaan antara frekuensi diare sebelum diberikan
madu (pre - test) dan frekuensi diare setelah diberikan madu
(post - test) adalah 5.4 kali dengan standar deviasi 1.7 kali dan
nilai p = 0.0001 hal ini berarti p < 0.005, maka terdapat
perbedaan yang signifikan antara frekuensi diare sebelum
diberikan madu (pre – test) dan frekuensi diare setelah diberikan
madu (post – test) dengan mengkonsumsi madu. Madu murni
merupakan kumpulan dari sari bunga. Madu mampu
mengurangi masa diare pada penderita yang diakibatkan bakteri
salmonella, shigella, dan E. coli, ini dikarenakan khasiat madu
sebagai anti bakteri. Pemberian madu bersama cairan yang
digunakan dalam pengobatan diare bisa mengurangi masa
pengobatan diare bakteris dan diare nonbakteris (Hammad,
2012). Pengaruh madu terhadap organ pencernaan madu
6

merupakan unsure pembersih,tidak membiarkan pertumbuhan


dan perkembangbiakan kuman – kuman didalam organ
pencernaan, madu menurunkan kadar asam lambung,
mengurangi hasil - hasil sebagian hormon lambung dan usus
yang secara langsung berpengaruh terhadap sekresi alat - alat
pencernaan organ - organ yang memicu pergerakan lambung
serta usus madu mengandung zat - zat antibodi, zat ini
menjalankan fungsinya di dalam saluran pencernaan dan sel –
sel selaput lendir yang ada di dalamnya. Madu mengandung
unsur - unsur mineral, garam, sodium, potassium, kalsium dan
magnesium serta berbagai macam vitamin. Semua unsur ini
menormalkan kerja saluran pencernaan, menciptakan
keseimbangan dalam gerakan dorong menuju usus dan mengatur
arah pergerakannya. Obat diare dengan menggunakan madu dan
air gandum caranya madu 1 sendok makan dan air gandum
secukupnya dicampur kemudian diminum beberapa teguk secara
berulang (Tim Darul Hadharah, 2014).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada
balita no 3 pada bayi serta no 5 bagi semua umur. Diare adalah penyakit
yang di tandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasnya
(3/ lebih perhari ) uang di sertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja
dari penderita.

B. Saran
Berdasarkan data data di atas maka di anggap perlu membahas
mengenai persoalan penyakit diare sebagai penyumbang penyebab
tertinggi kedua kematian anak, sehingga semua pihak dapat
mengupayakan starategi dalam rangga mengurangi penyebab kematian
akibat diare.

7
8
DAFTAR PUSTAKA

Herawati, rika . 2014. Pengaruh pemberian madu terhadap penurunan


frekunsi diare pada anak balita di rumah sakit umum daerah
(RSUD) rokan hulu. Riau : Dosen prodi d3 kebidanan.
Widyatuti. 2008. Terapi komplementer pada keperawatan. Jakarta : vol 12
no 1maret 2008.

You might also like