You are on page 1of 9

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRISAKTI

MAKALAH KELOMPOK SEMINAR

REVIEW JURNAL ARTIKEL

ANALISA HUBUNGAN ANTARA PRICE TO EARNING RATIO, CURRENT RATIO,


DAN PROFIT MARGIN TERHADAP STOCK RETURN PADA PERUSAHAAN
SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Disusun oleh:

Raihan Putra ( 022150001 )

Faza Syafri Nur Rahman ( 022151009 )

Abu Haekal Susanto ( 022151081 )

JAKARTA

2018
1. Identifikasi Core Theory

Selama bertahun-tahun terakhir, rasio keuangan telah menarik investor ekuitas


dan telah minat luar biasa dalam rasio keuangan karena mereka telah digunakan untuk
memprediksi return saham. Ada banyak faktor spesifik ekonomi makro dan perusahaan
yang mempengaruhi return saham yang membuat penilaian ekuitas jauh lebih sulit dan
kompleks daripada surat berharga lainnya. Oleh karena itu, menganalisis faktor-faktor
yang mendorong return saham merupakan perhatian utama dan sangat penting untuk
investor dan manajer portofolio di pasar saham.
Meskipun Fama (1965, 1970) menyatakan bukti empiris dari tanggal memberikan
dukungan kuat untuk teori random walk dan dalam hal efisiensi pasar dan kedua analisa
teknikal dan fundamental yang berguna untuk mendapatkan hasil tambahan di pasar
saham, hubungan antara rasio keuangan dan saham pengembalian telah banyak diteliti
dalam literatur keuangan. Ada banyak penelitian yang berfokus pada faktor-faktor
penentu utama dari return saham. Literatur yang ada mengandung faktor ekonomi makro
dan keuangan untuk menangkap dampak terhadap return saham dan banyak rasio
keuangan telah digunakan untuk menganalisis hubungan empiris dengan return saham
seperti rasio likuiditas, rasio utang, rasio profitabilitas, dan lain – lain.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara rasio
keuangan dan return saham Teknologi yang terkait dengan Bursa Efek Istanbul. rasio
lancar, pendapatan untuk harga dan margin laba bersih yang dipilih untuk menganalisis
hubungan dengan return saham. Makalah ini disusun sebagai berikut: Bagian 2
menyajikan tinjauan pustaka, pada bagian 3 data dan metodologi didokumentasikan dan
Bagian 4 menyimpulkan.

2. Identifikasi Variable Penelitian

2.1.Stock Return
Return saham merupakan tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor yang
menanmkan dananya di pasar modal. Menurut Fahmi (2012:81), saham merupakan
salah satu instrument pasar modal yang paling banyak diminati oleh investor, karena
mampu memberikan tingkat pengembalian yang menarik. Saham adalah kertas yang
tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti denan hak dan
kewajiban yang telah dijelaskan kepada setiap pemegangnya. Return dibagi menjadi
dua jenis yaitu :
i. Capital gain/loss
Diperoleh dari selisih harga investasi sekarang dengan harga sebelumnya. Jika
harga investasi sekarang lebih tinggi dari harga investasi periode lalu berarti
terjadi keuntungan modal (capital gain) dan sebaliknya
ii. Dividen
Merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi laba
ditahan yang dibagikan kepada pemilik saham.

2.2.Price to Earning Ratio


PER merupakan rasio pasar yang digunakan investor untuk memprediksi
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba earning power di masa yang akan
datang. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi biasanya PER tinggi pula, hal
ini menunjukan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang (
Situmorang 2015 ). Rasio ini menunjukkan berapa besar investor menilai harga dari
saham terhadap kelipatan dari earnings ( Akbar dan Herianingrum, 2015). Menurut
Tandelin (2010), rasio PER dapat dihitung dengan cara membagikan harga per lembar
saham dengan laba per lembar saham.

2.3.Current Ratio
Current ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek ( Gitman dan Zutter, 2014).
Rasio ini diukur dengan membandingkan antara current asset yang dimiliki oleh
perusahaan dengan current liabilities yang dimiliki oleh perusahaan ( Hasania, Murni,
dan Mandgie 2016). Current ratio menjadi rasio yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh para investor karena semakin besar nilainya maka menunjukkan
performa perusahaan yang baik.
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lacar yang tersedia untuk kewajiban
jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai
bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
Current Ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam
likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena
menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi
kemampuan laba perusahaan (Sawir, 2009:10). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Ozturk dan Karabulut 2018, ditemukan bahwa tidak terdapat bukti bahwa current
ratio berpengaruh terhadap stock return.

2.4.Profit Margin
Profit margin merupakan rasio antara laba bersih dengan penjualan yaitu
penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan
dengan penjualan (Animah, Sasanti, dan Karina 2009). Semakin tinggi net profit
margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. ( Batubara, 2014 ). Nilai profit
margin yang semakin meningkat berarti kinerja perusahaan semakin baik serta
keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan semakin meningkat (Putra dan
Kindangen, 2016).
3. Independent Variables
Variabel independent yang diukur dalam penelitian ini adalah Earning-to-Price, Current
Ratio dan Profit Margin.

4. Dependent Variables
Variabel dependent yang diukur dalam penelitian ini adalah Stock Return.

5. Definisi Operasional Variabel

5.1.Stock return
Stock return dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Stock Return = [(Pricet – Pricet-1)/Pricet-1]

Sumber : Ozturk dan Karabulut, 2018

5.2.Price Earning Ratio


Price Earning Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

PER = Price / Earning per Share

Sumber : Ozturk dan Karabulut, 2018

5.3.Current ratio
Current ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Current ratio = Current Assets / Current Liabilities

Sumber : Ozturk dan Karabulut, 2018


5.4.Profit margin

Profit margin = Earning per Share / Price

Sumber : Ozturk dan Karabulut, 2018

6. Hipotesa Penelitian

Penelitian Horasan (2009) akan price to earning ratio terhadap return saham di ISE
antara tahun 2000 dan 2006 menunjukkan bahwa, sementara ada hubungan yang
signifikan dan positif antara harga d harga terhadap laba rasio, ada hubungan yang
signifikan namun negatif antara price to earning ratio dan return. Penelitian lainnya dari
Nargelecekenler (2011), menganalisa hubungan antara Price to Earning ratio terhadap
harga saham di Bursa Efek Istanbul selama 24 sektor menggunakan analisis data panel
selama periode 2000-2008. Menurut temuan, tidak ada P signifikan / E berlaku di semua
sektor. Sebuah hubungan yang signifikan antara harga saham dan rasio PE ditemukan
hanya 6 dari 24 sektor per periode enam bulan dan untuk 5 sektor per tiga bulan.
H1 : Terdapat hubungan antara Price Earning Ratio terhadap stock return.

Bagherzadeh, Safania dan Roohi (2013) meneliti hubungan antara current ratio
terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Nasional India dari tahun
2009 sampai 2012. Menurut hasil, tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik
antara harga saham dan rasio lancar. Hasil yang berbeda ditemukan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Uluyol dan Turki ( 2013), yang menunjukkan adanya hubungan
signifikan antara current ratio terhadap stock return.
H2 : Terdapat hubungan antara current ratio terhadap stock return.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putra dan Kindangen (2016), mengenai
analisa pengaruh profit margin terhadap stock price menunjukkan adanya pengaruh
positif dan signifikan antara profit margin dan stock return. Hasil yang berbeda
ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Allozi dan Obeidat (2016),
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara profit margin dengan stock return.
H3 : Terdapat hubungan antara profit margin terhadap stock return.
7. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data sekunder,


dimana data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau
data yang diperoleh dari penelitian orang lain atau sumber lain yang telah dipublikasikan
sehingga data tersebut telah tersedia. Sumber data pada penelitian diperoleh dari Istanbul
Stock Exchange (ISE) dan Bloomberg. Data penelitian terdiri dari perusahaan yang
bergerak dalam sektor teknologi dan komunikasi yang terdaftar di Istanbul Stock
Exchange selama periode 2008 hingga 2016.

8. Analisa Statistik yang Dipakai

8.1.Uji F
Tahap pengujian ini adalah seluruh variabel independen yaitu leverage, likuiditas,
dan debt to equity ratio diuji secara bersama untuk melihat apakah variabel
independen secara bersama mempengaruhi variabel dependen yaitu return on equity
secara signifikan.
Kriteria pengambilan keputusanya adalah sebagai berikut:
a. Apabila hasil p-value F > 0.05 maka H0 gagal ditolak dah Ha ditolak. Sehingga
secara simultan variable - variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen, sehingga model regresi tidak layak untuk digunakan.
b. Apabila hasil p-value F < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga secara
simultan variable - variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen, sehingga model regresi layak untuk digunakan.

8.2.Uji Hausman
Uji Hausman ditunjukan untuk memilih model manakah yang lebih baik dan tepat
untuk digunakan dalam penelitian. Terdapat dua model yang dapat dipilih dari hasil
uji hausman yaitu fixed effect model dan random effect model. Uji hausman juga
dapat digunakan untuk melihat apakah model yang digunakan memiliki heterogenitas
dalam karakteristik masing - masing model manakah yang akan dipilih antara fixed
effect model dengan random effect model. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis
sebagai berikut:
a. H0 : model yang tepat untuk digunakan adalah random effect model (ada
gangguan antara individu).
b. Ha : model yang tepat untuk digunakan adalah fixed effect model (tidak ada
gangguan antara individu).
Kriteria pengambilan keputusan:
a. Jika hasil probabiliti dari c-square < α 0.05 maka H0 ditolak, sehingga model
yang tepat digunakan adalah fixed effect model.
b. Jika hasil probabiliti dari c-square > α 0.05 maka gagal ditolak, sehingga model
yang tepat digunakan adalah random effect model.

8.3.Unit Root Test


Unit root test digunakan untuk menguji adanya anggapan bahwa sebuah data time
series tidak stasioner. Uji yang biasa digunakan adalah uji augmented Dickey-
fuller.Uji lain yang serupa yaitu uji Phillips-Perron. Keduanya mengindikasikan
keberadaan akar unit sebagai hipotesis null.
Hipotesis yang digunakan pada pengujian augmentad Dickey-fuller :
a. H0 : ρ = 0, Terdapat unit roots, variabel y tidak stasioner
b. H1 : ρ = 0, Terdapat unit roots, variabel y stasioner

8.4.Uji T
Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah masing - masing variabel independen
yaitu leverage, likuiditas, dan debt to earning ratio memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependennya yaitu return on equity dengan mengasumsikan
variabel lain merupakan konstan. Berikut hipotesis dari uji t:
a. H0 : variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
b. Ha : variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Adapun kriteria keputusanya:
a. Jika hasil nilai dari p-value t > 0.05 maka H0 ditolak.
b. Jika hasil nilai dari p-value p-value t < 0.05 maka H0 gagal ditolak

8.5.Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang digunakan
untuk mengetahui apakah dalm suatu model regresi linear terdapat korelasi antar
kesalahan pengganggu dengan kesalahan pada periode t-1 yang berarti kondisi saat
ini dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya. Uji auto korelasi

8.6.Uji Breusch Pagan LM Test ( Uji heteroskedastisitas )


Uji BP LM digunakan untuk menguji heteroskedastisitas dari variabel-variabel
yang digunakan. Kedua metode pengujian tersebut sama-sama mengikuti distribusi
nilai chi square (χ2). Derajat kebebasan pengujian atau degree of freedom (df) pada
uji BP-LM dan uji LR adalah sebesar N – 1, dimana N adalah jumlah unit/individu
atau jumlah cross section. Hipotesis yang diuji pada kedua metode pengujian tersebut
adalah sebagai berikut:
a. H0 : p > 0.05, H0 diterima, Struktur varian homoskedastis
b. HA : p < 0.05, H1 diteima, Struktur varian heteroskedastis

9. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan variabel
Earning-to-price dan profit margin terhadap stock return sedangkan tidak ditemukannya
bukti bahwa current ratio berhubungan dengan stock return.

10. Implikasi bagi Manajer Keuangan dan Investor

Bagi Investor : Membantu pengambilan keputusan yang tepat dan cepat untuk pemilihan
dan portofolio saham

Bagi manajer keuangan : Membantu manajer keuangan mengambil kebijakan yang tepat
untuk mengelola return saham perusahaan yang optimum

11. Kelebihan

 Dalam penelitian yang dilakukan oleh ozturk dan kalaburtu (2018) tentang hubungan
current ratio, earning-to-price dan profit margin terhadap stock return dengan variable
dependen stock return dan variable independen current ratio, earning-to-price dan profit
margin. Dalam penelitian ini model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

𝐸
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 ( )𝑖,𝑡−1 + 𝛽2 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜)𝑖,𝑡−1 + 𝛽3 (𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛)𝑖,𝑡−1
𝑃
+ 𝜇𝑖 + 𝜆𝑡 + 𝜇𝑖𝑡

 Pemilihan sektor perusahaan sebagai sampel lebih spesifik karena hanya berfokus
pada sektor teknologi dan komunikasi sehingga data dan hasil yang didapatkan lebih
akurat dan tidak bias.

 Penggunaan profit margin sebagai variable independen dalam menghitung stock return
lebih bagus karena variable profit margin terbukti paling signifikan mempengaruhi
stock return berdasarkan penelitian Dita dan Murtaqi (2014).
12. Kelemahan

 Dibandingkan dengan jurnal penelitian yang dilakukan Anwaar (2016), penggunaan


current ratio sebagai variable independen tidak seakurat variable quick acid ratio
dalam mempengaruhi stock return karena quick ratio menhitung tingkat likuiditas
suatu perusahaan dengan menggunakan akun-akun yang paling likuid sehingga hasil
perhitungannya lebih spesifik. Hal ini membantu investor dalam memilih saham yang
tepat untuk berinvestasi.

 Penelitian ini tidak menggunakan variable dividen sebagai faktor yang mempengaruhi
stock return padahal dividen salah satu variabel yang paling efektif dan berguna dalam
memprediksi stock return ( Chen and Shen 2009, Deaves et al. 2013, Shafna et al.
2013, Lewellen 2004).

 Penelitian ini hanya menilai stock return dari sisi analisis fundamental, tetapi tidak
memperhitungkan resiko dari segi teknikal (data historis). Sehingga yang digunakan
hanya pendekatan rasio di dalam laporan keuangan.

 Penggunaan earning to price ratio dalam jurnal ini tidak praktis, karena tidak umum
digunakan dalam penelitian sejenis lainnya sehingga sulit untuk mencari referensi
jurnal pendukung. Sebaiknya menggunakan price to earning ratio yang sudah umum
digunakan dalam penelitian sejenis.

You might also like