Professional Documents
Culture Documents
UNIVERSITAS TRISAKTI
Disusun oleh:
JAKARTA
2018
1. Identifikasi Core Theory
2.1.Stock Return
Return saham merupakan tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor yang
menanmkan dananya di pasar modal. Menurut Fahmi (2012:81), saham merupakan
salah satu instrument pasar modal yang paling banyak diminati oleh investor, karena
mampu memberikan tingkat pengembalian yang menarik. Saham adalah kertas yang
tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti denan hak dan
kewajiban yang telah dijelaskan kepada setiap pemegangnya. Return dibagi menjadi
dua jenis yaitu :
i. Capital gain/loss
Diperoleh dari selisih harga investasi sekarang dengan harga sebelumnya. Jika
harga investasi sekarang lebih tinggi dari harga investasi periode lalu berarti
terjadi keuntungan modal (capital gain) dan sebaliknya
ii. Dividen
Merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi laba
ditahan yang dibagikan kepada pemilik saham.
2.3.Current Ratio
Current ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek ( Gitman dan Zutter, 2014).
Rasio ini diukur dengan membandingkan antara current asset yang dimiliki oleh
perusahaan dengan current liabilities yang dimiliki oleh perusahaan ( Hasania, Murni,
dan Mandgie 2016). Current ratio menjadi rasio yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh para investor karena semakin besar nilainya maka menunjukkan
performa perusahaan yang baik.
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lacar yang tersedia untuk kewajiban
jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai
bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
Current Ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam
likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena
menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi
kemampuan laba perusahaan (Sawir, 2009:10). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Ozturk dan Karabulut 2018, ditemukan bahwa tidak terdapat bukti bahwa current
ratio berpengaruh terhadap stock return.
2.4.Profit Margin
Profit margin merupakan rasio antara laba bersih dengan penjualan yaitu
penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh biaya termasuk pajak dibandingkan
dengan penjualan (Animah, Sasanti, dan Karina 2009). Semakin tinggi net profit
margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. ( Batubara, 2014 ). Nilai profit
margin yang semakin meningkat berarti kinerja perusahaan semakin baik serta
keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan semakin meningkat (Putra dan
Kindangen, 2016).
3. Independent Variables
Variabel independent yang diukur dalam penelitian ini adalah Earning-to-Price, Current
Ratio dan Profit Margin.
4. Dependent Variables
Variabel dependent yang diukur dalam penelitian ini adalah Stock Return.
5.1.Stock return
Stock return dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
5.3.Current ratio
Current ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
6. Hipotesa Penelitian
Penelitian Horasan (2009) akan price to earning ratio terhadap return saham di ISE
antara tahun 2000 dan 2006 menunjukkan bahwa, sementara ada hubungan yang
signifikan dan positif antara harga d harga terhadap laba rasio, ada hubungan yang
signifikan namun negatif antara price to earning ratio dan return. Penelitian lainnya dari
Nargelecekenler (2011), menganalisa hubungan antara Price to Earning ratio terhadap
harga saham di Bursa Efek Istanbul selama 24 sektor menggunakan analisis data panel
selama periode 2000-2008. Menurut temuan, tidak ada P signifikan / E berlaku di semua
sektor. Sebuah hubungan yang signifikan antara harga saham dan rasio PE ditemukan
hanya 6 dari 24 sektor per periode enam bulan dan untuk 5 sektor per tiga bulan.
H1 : Terdapat hubungan antara Price Earning Ratio terhadap stock return.
Bagherzadeh, Safania dan Roohi (2013) meneliti hubungan antara current ratio
terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Nasional India dari tahun
2009 sampai 2012. Menurut hasil, tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik
antara harga saham dan rasio lancar. Hasil yang berbeda ditemukan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Uluyol dan Turki ( 2013), yang menunjukkan adanya hubungan
signifikan antara current ratio terhadap stock return.
H2 : Terdapat hubungan antara current ratio terhadap stock return.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Putra dan Kindangen (2016), mengenai
analisa pengaruh profit margin terhadap stock price menunjukkan adanya pengaruh
positif dan signifikan antara profit margin dan stock return. Hasil yang berbeda
ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Allozi dan Obeidat (2016),
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara profit margin dengan stock return.
H3 : Terdapat hubungan antara profit margin terhadap stock return.
7. Metode Pengambilan Sampel
8.1.Uji F
Tahap pengujian ini adalah seluruh variabel independen yaitu leverage, likuiditas,
dan debt to equity ratio diuji secara bersama untuk melihat apakah variabel
independen secara bersama mempengaruhi variabel dependen yaitu return on equity
secara signifikan.
Kriteria pengambilan keputusanya adalah sebagai berikut:
a. Apabila hasil p-value F > 0.05 maka H0 gagal ditolak dah Ha ditolak. Sehingga
secara simultan variable - variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen, sehingga model regresi tidak layak untuk digunakan.
b. Apabila hasil p-value F < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga secara
simultan variable - variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen, sehingga model regresi layak untuk digunakan.
8.2.Uji Hausman
Uji Hausman ditunjukan untuk memilih model manakah yang lebih baik dan tepat
untuk digunakan dalam penelitian. Terdapat dua model yang dapat dipilih dari hasil
uji hausman yaitu fixed effect model dan random effect model. Uji hausman juga
dapat digunakan untuk melihat apakah model yang digunakan memiliki heterogenitas
dalam karakteristik masing - masing model manakah yang akan dipilih antara fixed
effect model dengan random effect model. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis
sebagai berikut:
a. H0 : model yang tepat untuk digunakan adalah random effect model (ada
gangguan antara individu).
b. Ha : model yang tepat untuk digunakan adalah fixed effect model (tidak ada
gangguan antara individu).
Kriteria pengambilan keputusan:
a. Jika hasil probabiliti dari c-square < α 0.05 maka H0 ditolak, sehingga model
yang tepat digunakan adalah fixed effect model.
b. Jika hasil probabiliti dari c-square > α 0.05 maka gagal ditolak, sehingga model
yang tepat digunakan adalah random effect model.
8.4.Uji T
Uji ini dilakukan untuk mengukur apakah masing - masing variabel independen
yaitu leverage, likuiditas, dan debt to earning ratio memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependennya yaitu return on equity dengan mengasumsikan
variabel lain merupakan konstan. Berikut hipotesis dari uji t:
a. H0 : variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
b. Ha : variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Adapun kriteria keputusanya:
a. Jika hasil nilai dari p-value t > 0.05 maka H0 ditolak.
b. Jika hasil nilai dari p-value p-value t < 0.05 maka H0 gagal ditolak
8.5.Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan salah satu dari uji asumsi klasik yang digunakan
untuk mengetahui apakah dalm suatu model regresi linear terdapat korelasi antar
kesalahan pengganggu dengan kesalahan pada periode t-1 yang berarti kondisi saat
ini dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya. Uji auto korelasi
9. Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan variabel
Earning-to-price dan profit margin terhadap stock return sedangkan tidak ditemukannya
bukti bahwa current ratio berhubungan dengan stock return.
Bagi Investor : Membantu pengambilan keputusan yang tepat dan cepat untuk pemilihan
dan portofolio saham
Bagi manajer keuangan : Membantu manajer keuangan mengambil kebijakan yang tepat
untuk mengelola return saham perusahaan yang optimum
11. Kelebihan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh ozturk dan kalaburtu (2018) tentang hubungan
current ratio, earning-to-price dan profit margin terhadap stock return dengan variable
dependen stock return dan variable independen current ratio, earning-to-price dan profit
margin. Dalam penelitian ini model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
𝐸
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 ( )𝑖,𝑡−1 + 𝛽2 (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜)𝑖,𝑡−1 + 𝛽3 (𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛)𝑖,𝑡−1
𝑃
+ 𝜇𝑖 + 𝜆𝑡 + 𝜇𝑖𝑡
Pemilihan sektor perusahaan sebagai sampel lebih spesifik karena hanya berfokus
pada sektor teknologi dan komunikasi sehingga data dan hasil yang didapatkan lebih
akurat dan tidak bias.
Penggunaan profit margin sebagai variable independen dalam menghitung stock return
lebih bagus karena variable profit margin terbukti paling signifikan mempengaruhi
stock return berdasarkan penelitian Dita dan Murtaqi (2014).
12. Kelemahan
Penelitian ini tidak menggunakan variable dividen sebagai faktor yang mempengaruhi
stock return padahal dividen salah satu variabel yang paling efektif dan berguna dalam
memprediksi stock return ( Chen and Shen 2009, Deaves et al. 2013, Shafna et al.
2013, Lewellen 2004).
Penelitian ini hanya menilai stock return dari sisi analisis fundamental, tetapi tidak
memperhitungkan resiko dari segi teknikal (data historis). Sehingga yang digunakan
hanya pendekatan rasio di dalam laporan keuangan.
Penggunaan earning to price ratio dalam jurnal ini tidak praktis, karena tidak umum
digunakan dalam penelitian sejenis lainnya sehingga sulit untuk mencari referensi
jurnal pendukung. Sebaiknya menggunakan price to earning ratio yang sudah umum
digunakan dalam penelitian sejenis.