You are on page 1of 8

2.2.

1 Fenol

Fenol sendiri mempunyai efek anti septik dan desinfektan. Golongan fenol
diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang bersifat bakterisid namun tidak
bersifat sporisid. Senyawa turunan fenol yang dikenal sebagai senyawa fenolik
mengandung molekul fenol yang secara kimiawi dapat diubah.Perubahan struktur
kimia tersebut bertujuan untuk mengurangi efek iritasi kulit dan meningkatkan
aktivitas antibakteri (Brewer, 2010).

1.Mekanisme Kerja

Perubahan permeabilitas membran sel bakteri merupakan mekanisme kerja


fenol. Terjadinya perubahan permeabilitas membran sel menyebabkan kebocoran
kostituen sel yang esensial sehingga bakteri mengalami kematian (Siswandono,
1995; Butcher and Ulaeto, 2010).

2. Indikasi

Fenol digunakan sebagai disinfektan rumah sakit dan laboratorium. Selain


sebagai disinfektan fenol dapat digunakan sebagai obat kumur konsentrasi rendah
untuk iritasi pada rongga mulut dan tenggorokan.

3. Efek Samping

Efek samping yang m,ungkin ditimbulkan setelah menggunakan fenol yaitu


korosif pada mata, kulit,dan traktus respiratori, dermatitis kontak, luka bakar
tingkat 2/3dan menyebabkan edema paru.

4. Interaksi Obat

Interaksi yang diakibatkan dengan penggunaan obat lain tidak kompatibel


dengan garam alkaline dan surfaktan nonionics.

5. Dosis

Dosis yang diberikan apabila jadi obat kumur phenol dan alkali 3%
liquefied phenol dengan potassium hydroxid, bila jadi obat kumur phenol saja 5%
glycerin. Potassium chlorate dan phenol sebanyak 1,5% liquefied phenol dan
3,5% potassium chlorate. Dosis yang diberikan untuk sakit pada orofaring 1,4%
spray selama 15 detik atau nisa juga 29 mg lozenges. (Yagiela,2011 : 746)

6. Turunan Fenol

1) Tryclosan

Triclosan (2,4,4’-trichloro-2’-hydroxydiphenyl ether) digunakan pada


sabun antimikroba (sebagai larutan 0,3%) dan ditemukan pada sejumlah obat
kumur dan pasta gigi sebagai bahan antiplak. Triclosan adalah bakteriostatik
dan fungistatik, dengan rentang spektrum aktivitas antimikroba yang cukup
besar. Efek toksisitas yang relatif rendah pada strain Pseudomonas aeruginosa
mengurangi manfaat klinisnya, tetapi substansi epitelnya memungkinkan
penggunaan triclosan di sejumlah sabun tangan, antiperspirant, dan pasta gigi.
Pada produk gigi, ia sering dikombinasikan dengan bahan retentif seperti
Gantrez, kopolimer methoxyethylene dan asam maleat. Selain aktivitas
antimikrobanya, triclosan nampaknya juga memiliki efek antiinflammatory.
Efek ini disebabkan inhibisi sebagian histamine. (Yagiela, 2004).

(1) Farmakodinamik

Pada konsentrasi tinggi : biosid : target utama sitoplasma dan membrane.


Pada konsentrasi rendah : bakteriostatis -> inhibisi sintesa asam lemak. Ia
berikatan dgn ENR -> afinitas enzim NAD.

(2)Indikasi

Obat kumur dan pasta gigi sbg bahan anti plak, anti perspirant pasta gigi, dan
efek anti inflamasi.

(3)Kontraindikasi

Pada pasien hipersensitivitas.

(4)Efek Samping

Tryclosan dapat menyebabkan alergi, hay fever, dan resistensi bakteri.

(5) Dosis
-larutan 0,3%

-2% sabun,krim,solution

2) Eugenol

Eugenol (2-methoxy-4-allylphenol) mempunyai aktifitas antimikroba yang


rendah tetap sifat analgesiknya tinggi. Warnanya bening hingga kuning pucat,
kental seperti minyak. Sumber alaminya dari minyak cengkeh. Terdapat pula
pada pala, kulit manis, dan salam. Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah
larut pada pelarut organik.Aromanya menyegarkan dan pedas seperti bunga
cengkeh kering, sehingga sering menjadi komponen untuk menyegarkan mulut.

Senyawa ini dipakai dalam industri parfum, penyedap, minyak atsiri, dan
farmasi sebagai penyuci hama dan pembius lokal. Ia juga menjadi komponen
utama dalam rokok kretek. Dalam industri, eugenol dapat dipakai untuk membuat
vanilin. (Yagiela, 2004).

Campuran eugenol dengan seng oksida (ZnO) dipakai dalam kedokteran


gigi untuk aplikasi restorasi (prostodontika). Eugenol biasanya digunakan sebagai
penenang pasta di kedokteran gigi. Kontak eugenol dengan jaringan yang lama
seperti yang digunakan pada preparasi saluran akar dapat menyebabkan
kerusakan jaringan tanpa disertai rasa sakit. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat
dari obat analgesik. (Yagiela, 2004)

(1)Cara Kerja

Eugenol, merupakan komponen minyak cengkeh dan beberapa minyak


esensial, sebagai obat analgesik, anestesi lokal, efek anti-inflamasi, dan anti
bakteri. Ketika dicampur dengan seng oksida, digunakan sebagai tambalan
sementara pada gigi. Digunakan juga sebagai agen penyedap dan digunakan
dalam persiapan kebersihan mulut misalnya obat kumur.Eugenol juga dapat
dicampur dengan obat penghilang nyeri, untuk mengurangi produk yang
menyebabkan peningkatkan rasa nyeri. (Yagiela, 2004)

(2)Kontraindikasi
Overdosis eugenol menyebabkan gangguan yang disebabkan oleh darah
seperti diare, nausea, ketidaksadaran, pusing, atau meningkatnya denyut
jantung.Terdapat alergi yang disebabkan oleh eugenol. (Yagiela, 2004)

3) Hexachlorofen

(1) Definisi

Bisphenols, khusunya hexachlorophene (2,2 methylene-bis [3,4,6-


triclorophenol] terbukti sebagai antimikroba yang efektif ketika digunakan
bersama detergent. Hexachlorophene menunjukan bahwa untuk akumulasi di
kulit dengan penggunaan yang berulang akan mencapai level maksimum pada 3
sampai 4 hari. Pada waktu ini jumlah resistensi bakteri bakteri menurun 95%
sampai 99%. Bisphenols telah terbukti paling efektif terhadap organisme gram
positif,karena membentuk komponen utama pada skin flora bakteri dan
berpotensi besar patogen pada cross-infection. Substantivitas dan keefektifan
hexachlorophene membuatnya dapat digunakan secara luas sebagai komponen
pada bahan cuci alat-alat pembedahan (surgical soaps). Substantivitas adalah
kemampuan antiseptik untuk menjaga kulit, sebagai hasilnya dapat
memperpanjang waktu effek antimikroba. Sabun yang mengandung lebih dari 0,1
% hexachlorophee telah dilarang oleh FDA pada tahun 1970-an. Hal ini
dikarenakan adanya kekhawatiran mengenai absorpsi cutaneus dan toksisitas
saraf. Rumus kimia hexachlorophene adalah di (3:5:6 trichloro 2
hydroxyohenyl)methane. Merupakan bubuk kristal light-brown dengan bau yang
tidak menyengat. hexachlorophene tidak larut dalam air, gllycerin, dan minyak
mineral. Larut dalam alkohol. Larutan alkali hydroxide, minyak sayur dan asam
lemak. Hexachlorophane tidak terlalu menimbulkan iritas, sebagai bakterisid,
tidak terlalu aktif terhadap bakteri gram posotif fan negatif, dan kurang aktif
terhadap spora dan jamur. Mempunyai kelebihan, dapat menjaga sifatnya ketika
diinkoporasi pada sabun. Digunakan pada pembedahan sebagai detergent
antiseptik (Yagiella, 2011 : 746)

Sebuah antiseptik bisphenol terklorinasi dengan aksi bakteriostatik terhadap


organisme Gram-positif, tetapi jauh kurang efektif terhadap organisme Gram-
negatif. Hal ini terutama digunakan dalam sabun dan krim dan merupakan bahan
dari berbagai persiapan yang digunakan untuk gangguan kulit.
(2) Mekanisme Kerja

Beberapa turunan fenol, seperti heksaklorofen dan oksikuinolin dapat


membentuk khelat dengan ion Fe dan Cu masuk ke dalam sel bakteri, kemudian
bentuk khelat tersebut masuk ke dalam sel bakteri. Kadar yang tinggi dari ion-ion
logam di dalam sel menyebabkan gangguan fungsi enzim-enzim sehingga jasad
renik mengalami kematian (Siswandono, 1995; Somani, et al., 2011).

(3) Indikasi

Digunakan sebagai scrub bedah dan pembersih kulit bakteriostatik. Hal ini
juga dapat digunakan untuk mengontrol wabah gram positif infeksi dimana
prosedur pengendalian infeksi lainnya telah gagal.

(4) Kontraindikasi

Ibu hamil dan anak (bisa mengakibatkan infeksi sistemik dengan gejala:
diplopia, letargi, kejang, sulit bernapas, kematian). Tidak boleh digunakan pada
orang hipersensitif terhadap salah satu komponen atau pada orang-orang yang
telah menunjukkan sensitivitas cahaya terutama untuk halogenasi turunan fenol
karena kemungkinan sensitivitas silang untuk hexachlorophene.

4. Parachlorometakcilenol

Kloroheksilenol (para-kloro-metaksilenol atau PCMX) adalah devisi


halogen dari silenol yang luas tersedia dalam konsentrasi 0,5-4%.
Kloroheksilenol memecahkan mikroorganisme dengan memecah dinding sel. Hal
ini merupakan penghapus kuman yang beraktivitas rendah (Fevero, 1985)
dibandingkan dengan alkohol, yodium, iodofor dan kurang efektif dalam
menurunkan flora kulit daripada CHG atau iodofor (Sheen dan Stiles, 1982).
Karena ia menembus kulit, dapat beracun jika dioleskan pada beberapa bagian
dari tubuh, dan tidak boleh digunakan pada bayi. Meskipun, produk komersil
dengan kloroheksilenol dengan konsentrasi di atas 4% tidak boleh digunakan.

Zat ini digunakan sebagai larutan 16 mg/ml dalam air atau alkohol untuk
desinfeksi kulit.Bekerja bakterisid atau bakteriostatik. Daya kerjanya dikurangi
bila terdapat darah atau serum.Digunakan dalam sabun, lotion, dan serbuk untuk
desinfeksi tangan (larutan 3% dalam air) dan luka(5%). Efek damping zat ini
berupa dermatitis kontak (alergi)

Keuntungan :

1. Aktivitas bersepektrum luas.

2. Hanya sedikit efeknya terhadap materi organik.

3. Efek residu tahan sampai beberapa jam.

4. Minimal efek oleh bahan organik.

Kerugian :

Diinaktivasi oleh sabun (surfaktan nonionik), penggunaan untuk persiapan


kulit berkurang.

Tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir, karena dapat menyerap dengan
cepat dan potensial meracuni. (Syaifudin, 2005)

2.2.2 Aldehid

1. Glutaraldehid

Glutaraldehid merupakan obat sterilisasi yang termasuk dalam


golongan aldehid.

1) Indikasi atau Kegunaan

Glutaraldehid (1,5 pentanedial) pertama digunakan sebagai antimicrobial


pada tahun 1960, dan kemudian digunakan secara meluas di kedokteran gigi
sebagai disinfektan celup. (Yagiella, 2011 : 746)

2) Mekanisme Kerja

Glutaraldehid ampuh melawan bakteri gram positif dan bakteri gram


negatif. Aktivitas antimikrobanya merupakan hasil dari ikatan silang dari protein
mikrobial. (Yagiella, 2011 : 746)

Dipasarkan terutama sebagai larutan alkali 3,2%,


glutaraldehydes dapat mempertahankan aktivitas terhadap basil tuberkulosis,
spora, virus, dan jamur bila disimpan selama 30 hari setelah aktivasi.
Aktivasi terjadi melalui proses alkalisasi dari larutan glutaraldehidi. Proses
alkalisasi tersebut juga dapat mengurangi stabilitas solusi. Setelah mengalami
sekali proses alkalisasi efektivitas larutan glutaraldehid akan berkurang. Larutan
tersebut masih dapat digunakan namun mungkin waktu pertahanannya kurang
dari 30 hari. (Yagiella, 2011 : 746)

Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M.


tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora
baru alan mati setelah 10 jam. ( Haryanto,2011,
http://kidalnarsis.blogspot.co.id/2011/02/mengenal-desinfektan-dan-
antiseptik.html )

3) Efek samping

Efek samping yang diberikan oleh glutaraldehid jika pemakaian berulang


adalah sensitif, timbul iritasi, dan kerusakan sel. Selain itu dapat pula
menimbulkan asma, iritasi pada mata dan sistem pernapasan, serta dermatitis
kontak. (Yagiella, 2011 : 746)

4) Dosis

Pemakaian glutaraldehid sebagai cold sterilant digunakan dengan


konsentrasi larutan basa 2% - 3,2%. (Yagiella, 2011 : 746)

5) Penggunaan di Kedokteran Gigi

Penggunaan di kedokteran gigi yaitu sebagai sterilisasi dingin, digunakan


sebagai pembersihan tahap awal untuk menghilangkan sisa kotoran yang solid.
Glutaraldehid juga biasa digunakan untuk instrumen yang tidak kuat terhadap
panas. (Yagiella, 2011 : 746)

2. Formaldehid

Senyawa kimia formaldehid (juga disebut metanal), merupakan aldehida,


bentuknya gas, yang rumus kimianya H2CO. Formaldehid awalnya disintesa oleh
kimiawan Rusia Aleksander M. Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh
Hoffman tahun 1868 (http://id.wikipedia.org/wiki/Formaldehida).
1) Indikasi atau kegunaan

Formaldehid digunakan sebagai larutan desinfektan atau sterilan.

2) Kontraindikasi

Formaldehid tidak digunakan pada pasien yang hipersensitivitas.

3) Mekanisme Kerja

Formaldehid biasanya digunakan sebagai desinfektan yang efektif terhadap


bakteri, jamur dan virus. Formaldehid 1 % efektif sebagai bakterisid tetapi
memerlukan waktu kontak yang lama dan daya kerjanya lambat. Kadar
formaldehid 0.5 % memerlukan waktu 6-12 jam untuk membunuh kuman, dan 2-
4 hari untuk membunuh spora, bahkan dalam kadar 8 % diperlukan waktu 18 jam
(Depkes RI, 1979).
Formaldehid 10% juga digunakan untuk mensterilkan alat-alat kedokteran dan
untuk sterilisasi sputum pasien tuberkulosis digunakan larutan formaldehid 8 %
dalam larutan alkohol 70 % (Arif dan Sjamsudin, 1995)
4) Efek samping
Efek samping yang ditimbulkan oleh pemakaian formaldehid berlebihan
adalah dermatitis kontak, sensitivitas, dan menimbulkan bercak-bercak putih pada
kulit. Bila digunakan secara oral akan timbul nyeri, inflamasi, ulserasi, dan
nekrosis membran. Keadaan lain yang mungkin timbul adalah muntah, diare,
hematuria, anuria, asidosis, vertigo, kejang, hilang kesadaran, dan gangguan
sistem sirkulasi. (Arif dan Sjamsudin, 1995)

You might also like