You are on page 1of 3

Monika R/142010101106

Cara Memotivasi Pasien Penyakit Lepra atau Kusta


Penyakit kusta atau lepra disebut juga Morbus Hansen,. Kusta adalah penyakit
yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Kusta menyerang bagian saraf dan
kulit. Penyakit ii adalah jenis penyakit granulomatosa pada saraf tepid an mukosa dari
saluran pernapasan atas dan lesi pada kulit adalah tanda yang bias diamati dari luar.
Adanya berkas tonjolan pada kulit akibat penyakit ini membuat penderitanya banyak
yang menarik diri davasi pasien kusta agar lebih percaya diri.
Motivasi menurut Stoner dan freman adalah karakteristik psikologi manusia
yang memberikan kontribusihasrat, pembangkit tenaga dan dorongan dalam diri
manusia yang menyebabkan mereka, berbuat sesuatu secara singkat dalam diri
individu yang menyadari atau menentukan prilaku indivadu . kata lain Motif adalah
energi dasar yang terdapat dalam diri individu dan menentukan individu dan
menentukaan prilaku dan memberi tujuan dan arah kepada prilaku manusia.
Cara untuk memotivasi pasien kusta adalah meyakinkan pasien dan
keluarganya bahwa kusta bisa disembuhkan melalui pengobatan yang adekuat asalkan
pasien patuh untuk mengkonsumsi obatnya. Memang pada dasarnya kusta gampang
menular melalui kontak langsung ataupun udara namun sebagai petugas medis kita
perlu menghimbau agar pasien tetap menjaga higienitas tubuhnya agar penularan bisa
diminimalisir.
Dukungan keluarga untuk penderita kusta merupakan pokok penting dalam
kemajuan kualitas hidup para penderita kusta. Ada beberapa dukungan penting
kepada penderita kusta, yaitu:
a. Dukungan Emosional adalah adanya interaksi anggota keluarga terhadap
pendeita kusta selama proses pengobatan dalam bentuk empati dan
kepedulian.
b. Dukungan Instrumental adalah adanya interaksi anggota keluarga terhadap
pendeita kusta berupa penyediaan obat dan makanan.
c. Dukungan Informasi adalah adanya interaksi anggota keluarga dalam
memberikan informasi kesehatan maupun informasi perawatan selama proses
pengobatan penderita kusta.
Cara lain untuk meningkatkan motivasi kesembuhan pasien kusta adalah
dengan membuat komunitas pasien kusta. Dengan adanya komunitas sesame
penderita kusta biasanya penderita bisa lebih terbuka untuk menceritakan keluh
kesahnya dan juga lebih percaya diri jika berhadapan atau berkomunikasi dengan
sesama penderita. Selain itu, bisa juga ditambahkan kegiatan-kegiatan yang bisa
menghibur pasien kusta di dalam komunitasnya, misalnya bernyanyi bersama,
membuat prakarya atau melakukan hal-hal menghibur lainnya untuk membebaskan
pikiran negative akan penyakitnya.
Selain itu pemerintah juga harusnya turun tangan untuk memberikan lapangan
pekerjaan bagi penyandang lepra karena kebanyakan dari mereka enggan untuk
bekerja akibat malu dengan penyakitnya, dan juga malu karena tidak bisa berinteraksi
social dengan orang lain seperti pada umumnya.

Cara Memotivasi Pasien Penyakit TBC


Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk
batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberkulosis. Penularan
penyakit ini melalui perantaraan ludah atau dahak penderita yang mengandung basil
tuberkulosis paru. Pada waktu penderita batuk butir-butir air ludah beterbangan
diudara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk kedalam parunya yang
kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang dimulai dengan
munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan, jadi
motivasi akan di rangsang karena adanya tujuan. Dengan kata lain motivasi
merupakan respon dari suatu tujuan (Mc Donald, 2000). Eradikasi kuman penyebab
TBC tidak akan tuntas apabila pasien tidak patuh minum obat sehingga sebagai
petugas medis kita wajib mengedukasi pasien TBC untuk rajin meminum obat untuk
menyembuhkan penyakitnya dan mencegah progresivitas. Kita wajib memotivasi
penderita bahwa hanya dengan patuh meminum obat lah penyakitnya bisa
disembuhkan. Motivasi dapat di bedakan menjadi motivasi intrinsik dan extrinsik.
Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang menjadi aktif tanpa perlu rangsangan
dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Sedangkan motivasi extrinsik berhubungan dengan perangsangan dari luar
(Woodworth). Motivasi intrinsic dating dari kemauan pasien untuk sembuh dan
motivasi ekstrinsik datang dari keluarga, teman, maupun petugas kesehatan.
Dukungan dari keluarga pasien sangat besar peranannya dalam pengobatan
penyakit TBC. Sebagaimana diketahui bahwa keluarga, baik inti maupun keluarga
besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota-anggotanya. Menurut
Caplan, 1976 cited by Friedman, 1998 p.196, fungsi dukungan sosial keluarga adalah
dukungan emosional dan instrumental. Pertolongan keluarga saat pasien meras
kesakitan adalah salah satu motivasi pasien untuk sembuh. Dukungan emosional juga
berperan sangat besar dalam kesembuhan dan ketaatan konsumsi obat OAT. Keluarga
misalnya suami, istri atau anak yang memiliki hubungan emosional terdekat dengan
pasien diharapkan mampu membuat pasien merasa lebih tenang, damai dan semangat
untuk sembuh
Supervisi dari PMO Penderita TBC paru perlu didampingi seorang PMO
untuk meningkatkan keteraturan minum obat, terutama pada awal pengobatan dimana
penderita sering lupa. Bila tahap ini dapat dilalui dengan baik maka besar
kemungkinan penderita dapat disembuhkan (Dep Kes, 2002 ). Sebagaiman dikatahui
bahwa tugas PMO yaitu mengawasi penderita. TBC paru agar menelan obat anti
Tuberculosis (OAT) secara teratur sampai selesai pengobaatan dan memberi
dorongan kepada penderita agar mau berobat teratur.

You might also like