Professional Documents
Culture Documents
Tujuan penulisan makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat memenuhi
tugas mata kuliah Pengantar Agroindustri . Sebagai bahan penulisan
diambil berdasarkan beberapa sumber literatur yang mendukung penulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua
pihak,maka penulisan makalah ini tidak akan lancar. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Orang tua tercinta yang telah memberikan dorongan moril maupun materil.
2. Adik-adik tersayang yang telah membantu penulisan tugas akhir ini.
3. Seluruh teman–teman yang telah memberikan dukungan dalam penulisan
makalah ini.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu persatu
sehingga terwujudnya penulisan ini. Akhir kata penulis mohon saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.
Bety Oktavianita
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Judul Makalah ............................................................................. i
Kata Pengantar ......................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................... iv
A. Sentral
Pengembangan
Wilayah 2.673,85
Selatan 4.341 1.667,15 798,67 61,60
Gowa 1.120 320,33 71,31
Sinjai
Jumlah (1) 5.461 1.987,48 3.473,52 63,61
B. Sentral
Pengembangan
Wilayah Utra
Tator 7.060 180,81 6.879,19 97,44
Polmas 7.470 258 7.212,00 96,55
Enrekang 158 7,16 150,84 95,47
Dari Tabel 1 tersebut menunjukan adanya potensi yang cukup besar pada
sentra pengembangan wilayah selatan. Di Kabupaten Gowa, potensi lahan sebesar
4.341 ha dengan luas pertanaman markisa 1.667,15 ha dimana peluang
pengembangan masih cukup besar yakni 2.673,85 ha atau sebesar 61,60% merupakan
potensi pengembangan tanaman markisa, sedangkan 38,40% adalah luas tanaman
markisa terhadap luas areal yang selama ini menjadi potensi yang sudah
dikembangkan, disamping itu rata-rata luas areal tanaman markisa tingkat petani
untuk 90 responden sebesar 1,23 ha yang sudah dimanfaatkan untuk tanaman
markisa. Penelitian ini berfokus pada apakah petani markisa, pedagang perantara dan
industri pengolahan markisa di Kabupaten Gowa masih mampu memperoleh
pendapatan maksimal melalui pengalokasian faktor-faktor produksi secara optimal
dan tingkat efisiensi yang dicapai.
BAB II
PERMASALAHAN
PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
BERBASIS PANGAN LOKAL BUAH MARKISA
Industri sari buah (sirup markisa) adalah salah satu jenis agroindustri yang
cukup potensial di Propinsi Sulawesi Selatan khususnya kabupaten Gowa.
Sungguhpun demikian dalam perkembangannya, jenis industri tersebut mengalami
berbagai permasalahan.
Tanama markisa adalah merupakan hasil perkebunan rakyat. Pada umur satu
tahun, tanaman markisa sudah dapat berbuah dan dipanen dua kali dalam satu tahun.
Musim panen biasanya jatuh pada bukan Juli, Agustus dan September. Sedangkan
musim panen raya terjadi pada bulan Desember, Januari dam Pebruari. Sebagai
tanaman musiman petani tidak mengalami hambatan dalam mengusahakan tanaman
markisa,mulai dari pengadaan bibit, pupuk, pestisida sampai dengan pemungutan
hasil. Namun masalah yang sering dihadapi petani adalah dalam penjualan hasil
tanaman mereka, yaitu harga yang dibayar terlalu murah, produk mereka sering
ditolak oleh perusahaan, dan kadang-kadang pembayarannya tertunda.
Jadi jika ditarik dalam garis besar masalah yang dihadapi pengusaha markisa
di Kabupaten Gowa adalah antara lain:
1. Bahan baku yang berupa komoditi pertanian belum dapat
mencukupi kebutuhan industri pengolahan secara
berkedinambungan dikarenakan Produk pertanian bersifat musiman
dan sangat dipengaruhi kondisi iklim sehingga aspek kontinuitas
produk agroindustri tidak terjamin
2. Kemampuan SDM yang terbatas dalam penguasaan manajemen dan
teknologi menyebabkan rendahnya efisiensi dan daya saing produk
agroindustri.
3. Informasi peluang usaha dan pemasaran belum memadai dengan
keterpaduan jaringan bisnis yang baik.
4. Masih adanya kesenjangan pengemhangan wilayah/ dalan hal
investasi.
5. Kurangnya sarana, prasarana dan transportasi.
6. Kemitraan usaha dan keterkaitan antara hulu dan hilir belum
berjalan lancar.
BAB III
PEMBAHASAN
PENUNJANG PENINGKATAN PRODUKSI
Tenaga kerja yang terampil diperlukan untuk agroindustri walaupun pada taraf
tertentu tidak memerlukan keahlian yang cukup tinggi. Umumnya ketrampilan tidak
diperoleh melalui pendidikan resmi, tetapi pemilik maupun pekerja mendapatkannya
melalui pengalaman. Jika memang masih menguntungkan maka pengusaha
agroindustri berupaya mendatangkan tenaga terampil dari luar daerah. Melalui
pelatihan yang bersifat praktis juga tidak sulit bagi pengusaha agroindustri utuk
mendapatkan tenaga terampil. Pada dasarnya tenaga kerja untuk bekerja di
agroindustri berbasis pangan lokal tersedia dalam jumlah cukup.
3.3 Pasar
Produk yang dihasilkan oleh agroindustri umumnya dijual di pasar lokal, yaitu
di tingkat kecamatan atau kabupaten. Beberapa produk dijual ke luar daerah,
misalnya ke kabupaten sekitarnya sampai ibukota Provinsi. Ada juga pengusaha
agroindustri yang mampu menjual ke luar negeri walaupun secara tidak resmi. Akan
lebih baik lagi jika bisa menjual ke luar negeri melalui ekspor resmi. Dalam hal ini
pengusaha agroindustri dituntut mampu menhasilkan produk olahan yang disukai
konsumen dan mampu memasarkan produk tersebut.
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Bahan baku agroindustri berbasis pangan lokal tersedia dalam jumlah yang
cukup di setiap wilayah penelitian, walaupun ada fluktuasi suplai antar musim setiap
tahun. Usahatani buah markisa masih menguntungkan walaupun relatif kecil
Fluktuasi buah markisa lebih besar daripada sirup esensi. Harga tersebut
sangat dipengaruhi mekanisme pasar sehingga jumlah suplai sangat mempengaruhi
harga jual karena permintaannya relatif tetap. Agroindustri berbasis buah markisa
berada dalam posisi putar haluan, yaitu mengatasi kelemahan yang ada untuk
memnafaatkan peluang yang tersedia.
Internet.http://id.wikipedia.org/wiki/agroindustri
Internet. http://www.scribd.com.
Bahar Farid ,santika Adhi dan Winarno M,1993. Pemilihan dan Penerapan Teknologi
Tepat Guna Uasaha Agroindustri Buah-Buahan Tropis Potensial. Penerbit
Bangkit PT.Insanmitra Satyamandiri. Jakarta..
Djabir Hamzah. 1993. Realokasi Produksi Dan Efesiensi Pemasaran Sayur-Sayuran
Dataran Tinggi Di Sulawesi Selatan. PPS UNHAS. Ujung Pandang..
Sallatang, Arifin dkk. 1996. Bantuan Teknis Kemitraan Agribisnis Markisa Di
Sulawesi SelatanUniversitas Hasanuddin dan Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Tingkat I Sulawesi Selatan. Ujung Pandang.
Suryana, A. 2005. Arah, Strategi dan Program Pembangunan Pertanian 2005-2009.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENGEMBANGAN
AGROINDUSTRI BERBASIS PANGAN LOKAL BUAH
MARKISA
MAKALAH
Bety Oktavianita
105100701111001