Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Ridwan Saleh
Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara
Jl. Jenderal Sudirman 623 Bandung
SARI
Salah satu program prioritas dalam mendukung pelaksanaan program-program, dan
memecahkan masalah koridor dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) adalah penguatan lembaga dan pelaksanaan riset di masing-masing
koridor, serta memperkuat kemampuan inovasi untuk peningkatan daya saing kegiatan
ekonomi utama, melalui pengembangan pusat unggulan (Center of Excellence).
Berdasarkan potensi sumberdaya dan cadangan bauksit serta potensi
pengembangannya, dikaitkan dengan potensi daya dukung serta permasalahan daerah,
selanjutnya dirumuskan konsep Pengembangan Center of Excellence dengan nama Kawasan
Inovasi Bauksit, dengan fokus bidang prioritas pada kegiatan penelitian dan pengembangan
bauksit. Pihak yang terlibat dalam organisasi tersebut adalah pemerintah Provinsi Kalbar atau
Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Mempawah sebagai regulator, fasilitator dan katalisator,
pelaku usaha/industri sebagai pengguna hasil invensi, yaitu PT Antam (persero) Tbk. dan sektor
ekonomi terkait lainnya, lembaga litbang yang dapat berdiri sendiri atau berkolaborasi antara
litbang daerah dan litbang pusat, serta Perguruan Tinggi di Kalbar yang ditunjuk sebagai mitra.
ABSTRACT
One of the priority programs in supporting of the implementation and solving problems in
the MP3EI corridor is strengthening R & D institutions and research implementation in each
corridor, and to strengthen the ability of innovation to increase competitiveness of key economic
activities, through the development of center of excellence.
Based on the potential resources and reserves of bauxite and its development potential,
associated with a potential carrying capacity and regional issues, further the concept of center of
excellence formulated by the name of Innovation zone of Bauxite, with a focus on priority areas
of research and development of bauxite. The parties involved in the organization are the
government of West Kalimantan Province or District Sanggau and District Mempawah as
regulator, facilitator and catalyst, the business / industry as users of the invention, namely PT
Antam (Persero) Tbk. and other related economic sectors, R & D institutions that can stand
alone or in collaboration between the Regional and National R & D Center, and Universities in
West Kalimantan which are designated as partners.
PENDAHULUAN
Salah satu dari tiga strategi utama pusat penelitian dan pengembangan.
(pilar utama) dalam Master Plan Percepatan Sejalan dengan konsep di atas,
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi dalam MP3EI Fase 1, 2011 – 2015 tentang
Indonesia (MP3EI) adalah pengembangan implementasi Quick Wins, salah satu
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang program yang akan dilaksanakan dalam
bertujuan untuk memaksimalkan rangka mendukung pelaksanaan program-
keuntungan aglomerasi, menggali potensi program dan memecahkan masalah koridor
dan keunggulan daerah, serta memperbaiki adalah penguatan lembaga litbang dan
ketimpangan spasial pembangunan pelaksanaan litbang di masing-masing
ekonomi Indonesia (Kementerian koridor, dan selanjutnya pada Fase 2
Koordinator Bidang Perekonomian, (memperkuat basis ekonomi & investasi),
2011). salah satu program prioritasnya adalah
Pendekatan ini pada intinya memperkuat kemampuan inovasi untuk
merupakan integrasi dari pendekatan peningkatan daya saing kegiatan ekonomi
sektoral dan regional, dimana utama MP3EI.
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan Program penguatan lembaga litbang
ekonomi dilakukan dengan (Fase 1) dan program penguatan
mengembangkan klaster industri terintegrasi kemampuan inovasi (Fase 2) dapat dicapai
dengan pengembangan sektor ekonomi antara lain melalui pengembangan pusat
lainnya di daerah, dalam suatu Kawasan unggulan iptek, sebagaimana dinyatakan di
Industri atau Kawasan Ekonomi dalam Jakstranas Iptek 2010-2014 yaitu
Khusus/KEK (Direktorat Pengembangan “untuk melaksanakan kebijakan peningkatan
Fasilitasi Industri Wilayah III, 2012). kapasitas dan kapabilitas kelembagaan
Konsep Kawasan Industri, sejak litbang perlu dikembangkan Pusat Unggulan
dicanangkan tahun 1970 sampai sekarang, Iptek (Center Of Excellence) pada bidang
dikelompokkan ke dalam 2 periode yakni yang spesifik yang bertaraf nasional dan
generasi pertama (tahun 1970 – 1989) dan internasional melalui restrukturisasi
generasi kedua (tahun 1989 s/d sekarang). program, kelembagaan dan manajemen”
Konsep generasi kedua merupakan (Kementerian Riset dan Teknologi, 2010).
pengembangan dari konsep generasi Selanjutnya, dalam Pedoman
pertama, karena dianggap pada generasi ini Pengembangan Pusat Unggulan Iptek
masih banyak kelemahan dan kekurangan. (Kementerian Riset dan Teknologi, 2012)
Selanjutnya dalam konsep generasi kedua dinyatakan bahwa pengembangan Pusat
masih dapat diidentifikasi beberapa Unggulan Iptek bertujuan untuk
kelemahan dan kekurangan, sehingga ke meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
depan (generasi ketiga), perlu adanya lembaga litbang (kelembagaan, sumberdaya
perbaikan-perbaikan pada beberapa dan jaringan iptek) menjadi bertaraf
karakteristik kawasan industri. internasional dalam bidang prioritas spesifik
Jenis produk/komoditas dalam agar terjadi peningkatan relevansi dan
konsep Pengembangan Kawasan Industri produktivitas serta pendayagunaan iptek
generasi kesatu dan kedua, beraneka ragam dalam sektor produksi untuk menumbuhkan
dan tidak spesifik, namun dalam konsep perekonomian nasional dan berdampak
generasi ketiga, karakteristik produk harus pada peningkatan kesejahteraan
spesifik dan berbasis pada Kompetensi Inti masyarakat.
Industri Daerah (KIID), serta memiliki pohon Pusat Unggulan Iptek yang dimaksud
industri yang akan dikembangkan. Demikian di sini adalah suatu organisasi baik berdiri
pula aspek penelitian dan pengembangan sendiri maupun berkolaborasi dengan
(litbang), pada generasi kesatu dan kedua, organisasi lainnya (konsorsium) yang
kawasan industri tidak dilengkapi dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan riset
pusat-pusat litbang, kalaupun ada, baru bertaraf nasional dan internasional pada
dilakukan oleh masing-masing perusahaan bidang spesifik secara multi dan interdisiplin
secara individu. Pada generasi ketiga, dengan standar hasil yang sangat tinggi
kawasan industri perlu dilengkapi dengan serta relevan dengan kebutuhan pengguna
Gambar 2. Lokasi rencana pabrik CGA dan SGA di Tayan dan Mempawah,
Provinsi Kalimantan Barat
Tabel 2.
Nilai tambah hasil pengolahan alumina dan alumunium
Proses pengolahan
No. Deskripsi Keterangan
Alumina Aluminium
Output, Input dan Harga
1 Jumlah output (Ton) 1 1
2 Jumlah input (Ton) 2 2
3 Tenaga kerja (HOK) 6 6
4 Faktor konversi (1)/(2) 0,5 0,5
Koefisien TK langsung
5 (HOK/US$) (3)/(2) 3 3
Rencana PT. Antam (Persero) Tbk. Barat, dengan kapasitas produksi 300 ribu
membangun pabrik pengolahan bauksit SGA ton alumina per tahun akan memerlukan;
dan CGA akan berdampak terhadap bauksit yang diperkirakan mencapai
kegiatan ekonomi di sektor hulu dan hilirnya. 720.000 ton/tahun, soda kustik 27.000 ton
Pabrik CGA yang akan dibangun di Tayan, per tahun, energi listrik sebesar 260 kWh/ton
Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan alumina, batubara 39.000 ton dan minyak
berat paling sedikit 33.000 ton/tahun. perusahaan lainnya untuk dapat memasok
Demikian pula, dengan rencana kebutuhan tersebut.
pembangunan pabrik SGA di Kecamatan Di samping itu, rencana
Toho, Kota Pontianak, dengan kapasitas 1,2 pembangunan pabrik tersebut akan
juta ton alumina per tahun akan memerlukan berdampak pula terhadap perluasan pasar
bijih bauksit sekitar 2,7 juta ton per tahun, kerja. Berdasarkan informasi yang diperoleh
pitch dan kokas (coke) sebagai energi dari PT. ICA (PT. Antam) yang akan
sebanyak 540.000 ton, energi listrik sebesar mendirikan industri pengolahan bauksit
14.000 kWh/ton alumunium. Kebutuhan ini (CGA) dengan kapasitas 300.000 ton
merupakan peluang pasar bagi perusahaan- diperlukan sekitar 315 orang tenaga kerja
perusahaan pemasok antara lain; dari berbagai bidang dan kompetensinya
perusahaan batubara, perusahaan kimia dan (Tabel 3).
Tabel 3.
Komposisi kebutuhan tenaga kerja industri pengolahan bauksit (CGA)*
Keahlian utama yang diperlukan antara alumina memiliki tingkat kesulitan yang
lain rekayasa proses (processing engineer, tinggi. Risiko yang tinggi ini seringkali
industrial engineer, electical/mechanical/civil menyulitkan pelaku usaha dalam
engineer, marketing dan environment/safety mendapatkan sumber dana
engineer), sedangkan bidang keahlian pembiayaan untuk melakukan
pendukung terdiri dari finance (accountant), investasi. Oleh karena itu dalam rangka
Human Relatons (industrial meningkatkan daya tarik investasi di
engineer/pschycologist), communication Indonesia, pemerintah perlu
dan community development engineer. memberikan insentif;
b. Praktek pungutan liar masih sering
Permasalahan Pengembangan terjadi, terutama pada tahap perijinan.
Bauksit di Provinsi Kalimantan Barat Oleh karena itu perlu dibuat standar
Beberapa permasalahan yang dihadapi operasi yang mengatur mekanisme
dalam pengembangan bauksit di Kalbar, perizinan. Diharapkan dengan adanya
dapat diklasifikasikan pada masalah- SOP ini praktek-praktek tersebut bisa
masalah regulasi, teknis, dan sosial dihilangkan atau minimal dapat
ekonomi. dikurangi;
1) Aspek regulasi : c. M a s i h t e r b a t a s n y a d u k u n g a n
Dalam MP3EI, 2011, disebutkan bahwa infrastruktur, antara lain pelabuhan dan
beberapa permasalahan pembangunan jalan akses menuju pelabuhan, j a l a n
yang dihadapi oleh Provinsi Kalimantan akses atau conveyor belt yang
Barat antara lain, adalah : menghubungkan area tambang
a. Industri pengolahan bauksit menjadi dengan pabrik serta pembangkit listrik.
sebagai pengguna hasil invensi; dan (c) ditentukan, langkah selanjutnya bagi
lembaga-lembaga penelitian dan perguruan organisasi adalah menyusun perencanaan
tinggi sebagai penghasil produk invensi. strategik melalui tahap-tahap yang benar,
Kolaborasi ketiga pelaku utama tersebut sehingga dapat dirumuskan suatu program
sangat penting dan diperlukan untuk dan kegiatan yang realistis, fokus dan
berkembangnya produk-produk inovasi bersifat prioritas.
sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya dari Namun, secara umum kawasan inovasi
hasil diskusi Focus Group Discussion (FGD) sebagai Centre of Excellence mempunyai
tentang Konsepsi Pusat Unggulan Iptek di program dan kegiatan pokok membantu
Kementerian Riset dan Teknologi, tgl. 3 aktivitas bisnis dan atau pengembangan
Februari 2012, disimpulkan bahwa di dalam bisnis baru, yang fokus kepada aplikasi dan
konsep kawasan (Pusat Unggulan) harus atau pengembangan teknologi baru yang
tersedia scientist atau technology didasarkan pada hasil riset, antara lain
developers, Pemerintah Daerah sebagai sebagai berikut (Direktorat Pengembangan
penyedia infrastruktur, Unsur industri Fasilitasi Industri Wilayah III, 2012):
(technology user), dan unsur Perguruan • Melakukan in-house Riset dan
Tinggi. Kawasan tersebut dapat dipimpin Pengembangannya;
oleh seorang ilmuwan, peneliti atau • Membantu meningkatkan invensi dari
professor di bidangnya. skala laboratorium menjadi skala
Berdasarkan pembahasan di atas, serta komersial;
dengan mengacu Pedoman Pengembangan • Membantu menciptakan value dan
Pusat Unggulan Iptek, dapat diusulkan supplai chain;
konsep pengembangan Kawasan Inovasi • Menginformasikan pelaku bisnis
Bauksit sebagai center of excellence, tentang adanya teknologi baru;
sebagai berikut : • Membantu pembentukan perusahaan
1) Nama organisasi center of excellence : IKM (Inkubator).
Kawasan Inovasi Bauksit.
2) Fokus bidang prioritas : Penelitian dan KESIMPULAN
Pengembangan Bauksit. Berdasarkan hasil analisis di atas,
3) Pelaku dalam Organisasi : dapat diambil beberapa kesimpulan, antara
a. Pemerintah di dalam hal ini adalah lain :
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Untuk mendukung Pontianak sebagai
atau Kabupaten Sanggau dan pusat pertumbuhan ekonomi dalam koridor
Kabupaten Mempawah sebagai 3 MP3EI, perlu dikembangkan kawasan
regulator, fasilitator dan katalisator; inovasi bauksit sebagai pusat unggulan
b. P e l a k u U s a h a / i n d u s t r i s e b a g a i (center of excellence), yang diharapkan
pengguna hasil invensi, yaitu PT Antam dapat meningkatkan kemampuan
(persero) Tbk. dan sektor ekonomi Pontianak untuk melakukan inovasi yang
terkait lainnya; terintegrasi dengan klaster-klaster industri
c. Lembaga Litbang dapat berdiri sendiri lainnya di daerah.
atau berkolaborasi antara Litbang Mengingat bauksit merupakan salah
Daerah dan Litbang Pusat; satu komoditi unggulan baik dilihat dari
d. Perguruan Tinggi di Kalbar yang aspek sumber daya dan cadangan,
ditunjuk sebagai mitra. keekonomian, aspek pemasaran maupun
4) Program dan Kegiatan yang akan aspek perluasan kesempatan kerja, maka
dikembangkan mineral ini dapat dipilih sebagai salah satu
Setelah nama organisasi, fokus bidang komoditi unggulan yang akan dijadikan
prioritas, serta pelaku di dalam organisasi fokus bidang prioritas organisasi;
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2010. Kalimantan Barat Dalam Angka, Pontianak, 435 hal.
Direktorat Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah III, 2012. Pengembangan Pusat Unggulan
Industri, Bahan paparan pada Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Pusat
Unggulan Iptek 3 Februari 2012, Jakarta, 38 hal.
Djunaedi, A., 2002. Proses Perencanaan Strategis Kota/Daerah, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, 48 hal.
Ilham, N., 2012. Kebijakan Pemerintah, Muluskan Dominasi Asing, Free Trade Watch, Edisi I,
Jakarta, hal. 19 – 35.
Ishlah, T., 2010. Kajian Pasar Mineral dan Usulan Strategi Eksplorasi Sumberdaya Mineral di
Indonesia, Laporan Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung, 13 hal.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011. Master Plan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Jakarta, 210 hal.
Kementerian Riset dan Teknologi, 2010. Kepmen Ristek No. 193/M/Kp/IV/2010 tentang
Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tahun
2010-2014
Kementerian Riset dan Teknologi, 2012. Pedoman Pengembangan Pusat Unggulan Iptek,
Jakarta, 33 hal.
PT. Antam Tbk., 2009. Proyek Pembangunan Pabrik Alumina Tayan, Bahan Presentasi,
Jakarta, 34 hal. Tidak dipublikasikan.
Saba, AP, 2011. Bauksit Menuju Nilai Tambah, Majalah TAMBANG, Bulan Juni 2011.
Suseno, T., 2012. Model Penghitungan Nilai Tambah Pengolahan Bauksit Menjadi Alumina dan
Aluminium, Laporan Internal Puslitbang tekMIRA, Bandung, 11 hal.
USGS, 2012. Mineral Commodity Summaries 2012, US Department of The Interior, 197 hal.
Diterima tanggal 11 April 2012
Revisi tanggal 18 Mei 2012