You are on page 1of 11

MAKALAH ILMIAH

PENGEMBANGAN KAWASAN INOVASI BAUKSIT


SEBAGAI PUSAT UNGGULAN
DALAM RANGKA MENDUKUNG PONTIANAK SEBAGAI
PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DALAM KORIDOR 3 MP3EI

Oleh:
Ridwan Saleh
Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara
Jl. Jenderal Sudirman 623 Bandung

SARI
Salah satu program prioritas dalam mendukung pelaksanaan program-program, dan
memecahkan masalah koridor dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI) adalah penguatan lembaga dan pelaksanaan riset di masing-masing
koridor, serta memperkuat kemampuan inovasi untuk peningkatan daya saing kegiatan
ekonomi utama, melalui pengembangan pusat unggulan (Center of Excellence).
Berdasarkan potensi sumberdaya dan cadangan bauksit serta potensi
pengembangannya, dikaitkan dengan potensi daya dukung serta permasalahan daerah,
selanjutnya dirumuskan konsep Pengembangan Center of Excellence dengan nama Kawasan
Inovasi Bauksit, dengan fokus bidang prioritas pada kegiatan penelitian dan pengembangan
bauksit. Pihak yang terlibat dalam organisasi tersebut adalah pemerintah Provinsi Kalbar atau
Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Mempawah sebagai regulator, fasilitator dan katalisator,
pelaku usaha/industri sebagai pengguna hasil invensi, yaitu PT Antam (persero) Tbk. dan sektor
ekonomi terkait lainnya, lembaga litbang yang dapat berdiri sendiri atau berkolaborasi antara
litbang daerah dan litbang pusat, serta Perguruan Tinggi di Kalbar yang ditunjuk sebagai mitra.

Kata Kunci : MP3EI, inovasi, kawasan, pusat unggulan iptek

ABSTRACT
One of the priority programs in supporting of the implementation and solving problems in
the MP3EI corridor is strengthening R & D institutions and research implementation in each
corridor, and to strengthen the ability of innovation to increase competitiveness of key economic
activities, through the development of center of excellence.
Based on the potential resources and reserves of bauxite and its development potential,
associated with a potential carrying capacity and regional issues, further the concept of center of
excellence formulated by the name of Innovation zone of Bauxite, with a focus on priority areas
of research and development of bauxite. The parties involved in the organization are the
government of West Kalimantan Province or District Sanggau and District Mempawah as
regulator, facilitator and catalyst, the business / industry as users of the invention, namely PT
Antam (Persero) Tbk. and other related economic sectors, R & D institutions that can stand
alone or in collaboration between the Regional and National R & D Center, and Universities in
West Kalimantan which are designated as partners.

Keywords: MP3EI, innovations, regions, science and technology center of excellence

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012 1


MAKALAH ILMIAH

PENDAHULUAN
Salah satu dari tiga strategi utama pusat penelitian dan pengembangan.
(pilar utama) dalam Master Plan Percepatan Sejalan dengan konsep di atas,
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi dalam MP3EI Fase 1, 2011 – 2015 tentang
Indonesia (MP3EI) adalah pengembangan implementasi Quick Wins, salah satu
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang program yang akan dilaksanakan dalam
bertujuan untuk memaksimalkan rangka mendukung pelaksanaan program-
keuntungan aglomerasi, menggali potensi program dan memecahkan masalah koridor
dan keunggulan daerah, serta memperbaiki adalah penguatan lembaga litbang dan
ketimpangan spasial pembangunan pelaksanaan litbang di masing-masing
ekonomi Indonesia (Kementerian koridor, dan selanjutnya pada Fase 2
Koordinator Bidang Perekonomian, (memperkuat basis ekonomi & investasi),
2011). salah satu program prioritasnya adalah
Pendekatan ini pada intinya memperkuat kemampuan inovasi untuk
merupakan integrasi dari pendekatan peningkatan daya saing kegiatan ekonomi
sektoral dan regional, dimana utama MP3EI.
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan Program penguatan lembaga litbang
ekonomi dilakukan dengan (Fase 1) dan program penguatan
mengembangkan klaster industri terintegrasi kemampuan inovasi (Fase 2) dapat dicapai
dengan pengembangan sektor ekonomi antara lain melalui pengembangan pusat
lainnya di daerah, dalam suatu Kawasan unggulan iptek, sebagaimana dinyatakan di
Industri atau Kawasan Ekonomi dalam Jakstranas Iptek 2010-2014 yaitu
Khusus/KEK (Direktorat Pengembangan “untuk melaksanakan kebijakan peningkatan
Fasilitasi Industri Wilayah III, 2012). kapasitas dan kapabilitas kelembagaan
Konsep Kawasan Industri, sejak litbang perlu dikembangkan Pusat Unggulan
dicanangkan tahun 1970 sampai sekarang, Iptek (Center Of Excellence) pada bidang
dikelompokkan ke dalam 2 periode yakni yang spesifik yang bertaraf nasional dan
generasi pertama (tahun 1970 – 1989) dan internasional melalui restrukturisasi
generasi kedua (tahun 1989 s/d sekarang). program, kelembagaan dan manajemen”
Konsep generasi kedua merupakan (Kementerian Riset dan Teknologi, 2010).
pengembangan dari konsep generasi Selanjutnya, dalam Pedoman
pertama, karena dianggap pada generasi ini Pengembangan Pusat Unggulan Iptek
masih banyak kelemahan dan kekurangan. (Kementerian Riset dan Teknologi, 2012)
Selanjutnya dalam konsep generasi kedua dinyatakan bahwa pengembangan Pusat
masih dapat diidentifikasi beberapa Unggulan Iptek bertujuan untuk
kelemahan dan kekurangan, sehingga ke meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
depan (generasi ketiga), perlu adanya lembaga litbang (kelembagaan, sumberdaya
perbaikan-perbaikan pada beberapa dan jaringan iptek) menjadi bertaraf
karakteristik kawasan industri. internasional dalam bidang prioritas spesifik
Jenis produk/komoditas dalam agar terjadi peningkatan relevansi dan
konsep Pengembangan Kawasan Industri produktivitas serta pendayagunaan iptek
generasi kesatu dan kedua, beraneka ragam dalam sektor produksi untuk menumbuhkan
dan tidak spesifik, namun dalam konsep perekonomian nasional dan berdampak
generasi ketiga, karakteristik produk harus pada peningkatan kesejahteraan
spesifik dan berbasis pada Kompetensi Inti masyarakat.
Industri Daerah (KIID), serta memiliki pohon Pusat Unggulan Iptek yang dimaksud
industri yang akan dikembangkan. Demikian di sini adalah suatu organisasi baik berdiri
pula aspek penelitian dan pengembangan sendiri maupun berkolaborasi dengan
(litbang), pada generasi kesatu dan kedua, organisasi lainnya (konsorsium) yang
kawasan industri tidak dilengkapi dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan riset
pusat-pusat litbang, kalaupun ada, baru bertaraf nasional dan internasional pada
dilakukan oleh masing-masing perusahaan bidang spesifik secara multi dan interdisiplin
secara individu. Pada generasi ketiga, dengan standar hasil yang sangat tinggi
kawasan industri perlu dilengkapi dengan serta relevan dengan kebutuhan pengguna

2 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012


MAKALAH ILMIAH

iptek. - Identifikasi potensi, prospek dan


Bidang prioritas dimaksud adalah permasalahan pengembangan bauksit di
bidang yang menjadi fokus riset unggulan, Provinsi Kalimantan Barat;
sedangkan spesifik yang dimaksud disini - Penyusunan alternatif pengembangan
adalah bahwa kegiatan yang dilakukan oleh kelembagaan (organisasi) Pusat
pusat unggulan tidak bersifat umum, namun Unggulan:
harus menjurus ke fokus bidang tertentu
(tema), contohnya pada bidang kesehatan: Untuk melaksanakan tahap-tahap
pusat unggulan berfokus pada biologi tersebut, maka kegiatan penelitian akan
molekuler, bioteknologi, atau lainnya. Unsur mencakup langkah-langkah pengumpulan,
fokus pada bidang spesifik selain pengolahan dan analisis data.
memberikan identitas (nama) yang jelas juga Data yang dikumpulkan dalam
menjadi salah satu unsur yang sangat pengkajian ini adalah data primer dan data
penting agar pusat unggulan tersebut dapat sekunder, baik bersifat kualitatif maupun
dibandingkan dengan pusat sejenis lainnya kuantitatif. Data diperoleh melalui
(Kementerian Riset dan Teknologi, 2012). pengamatan dan pencatatan secara
Terkait dengan tema yang dibahas, langsung di beberapa lokasi untuk
maka dalam rangka mendukung Kota mengidentifikasi potensi dan permasalahan
Pontianak sebagai pusat pertumbuhan pengembangan bauksit. Pemilihan lokasi
ekonomi dalam koridor 3 MP3EI, perlu ditentukan dengan sengaja (purposive),
dikembangkan program penguatan lembaga yaitu di Kota Pontianak, Kabupaten
litbang dan program penguatan kemampuan Sanggau dan Kabupaten Mempawah.
inovasi melalui pengembangan Pusat Data yang telah dikumpulkan
Unggulan Iptek (Center Of Excellence) pada kemudian diolah dan dianalisis dengan dua
bidang prioritas spesifik sebagaimana cara yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.
dijelaskan di dalam Pedoman Data kuantitatif diolah dan disajikan dalam
Pengembangan Pusat Unggulan Iptek. bentuk tabel dan gambar setelah melalui
Tujuan tulisan ini adalah proses tabulasi data. Data serta informasi
merumuskan konsep Pengembangan yang telah dikumpulkan kemudian diolah
C enter of Excellence dalam rangka dengan menggunakan program Microsoft
mendukung implementasi Kota Pontianak Excel 2007, sedangkan data kualitatif diolah
sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi dan dianalisis dengan menggunakan
dengan kegiatan ekonomi utama metoda deskriptif.
pengolahan bauksit/alumina. Kegiatan ini
meliputi langkah-langkah pengumpulan, HASIL
pengolahan dan analisis data, dalam rangka Potensi, prospek dan permasalahan
mengidentifikasi potensi, prospek dan pengembangan bauksit
permasalahan pengembangan bauksit di Indonesia memiliki sumber daya
Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), bauksit sebanyak 726.585.010 juta ton bijih,
menyusun alternatif pengembangan dan cadangan 111.791.676 juta ton bijih
organisasi, serta menyusun alternatif (Saba, 2011). Pada tahun 2010, produksi
program dan kegiatan prioritas Center of bauksit Indonesia sebesar 10,28 juta ton
Excellence. atau 4,5% dari total produksi dunia sebesar
229 juta ton (USGS, 2012). Hingga saat ini,
METODOLOGI seluruh produksinya di ekspor ke luar negeri
Mengingat bidang spesifik yang akan (Jepang) karena Indonesia belum memiliki
dijadikan fokus kegiatan Pusat Unggulan industri pengolahan alumina. Padahal,
Iptek adalah jenis mineral bauksit, maka Indonesia telah memiliki industri pengolahan
tahap-tahap kegiatan akan terdiri dari :

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012 3


MAKALAH ILMIAH

aluminium yaitu PT. Inalum di Sumatera Dilihat dari perkembangan


Utara, yang merupakan satu-satunya pemasaran internasional, alumunium
smelter di Asia Tenggara. Perusahaan ini mempunyai prospek yang cukup
merupakan Joint Venture Company antara menjanjikan. Diproyeksikan pada tahun
Indonesia 41,12%, dan Japanese 2020, konsumsi aluminium dunia
Consortium Nippon Asahan Alumunium Co. diperkirakan akan mencapai 81,09 juta ton,
58,88%, dengan kapasitas 255.000 ton, sedangkan produksinya diperkirakan
dimana sebagian besar hasil produksinya sebesar 77,23 juta ton, artinya bahwa dunia
(60%) diekspor ke Jepang dan 40 % untuk akan mengalami kekurangan pasokan
kebutuhan dalam negeri (Ilham, 2012), sebesar 3,76 juta ton (Suseno, 2012).
sedangkan alumina yang digunakan sebagai Selanjutnya dalam buku “Kajian Pasar
bahan baku seluruhnya diimpor dari Mineral dan Usulan Strategi Eksplorasi
Australia. Sumberdaya Mineral di Indonesia”,
Terbitnya Undang-Undang No. 4 dinyatakan bahwa potensi pasar bauksit
Ta h u n 2 0 0 9 ( U U 4 / 2 0 0 9 ) t e n t a n g cukup tinggi dan termasuk dalam kelompok
Pertambangan Mineral dan Batubara, dan Kapasitas Pasar Tinggi dengan nilai pasar di
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya atas US$ 1miliar, yakni sebesar US$ 5.130
Mineral (Permen ESDM) No. 07 Tahun 2012, miliar pada tahun 2006 (Ishlah, 2010).
tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Hal ini menjadi peluang pasar bagi
Melalui Kegiatan Pengolahan dan produk alumina Indonesia apabila
Pemurnian Mineral, merupakan momentum pengembangan pabrik pengolahan bauksit
yang sangat baik untuk menghentikan s melter grade alumina (SGA) yang
ekspor bijih bauksit dan mengolahnya direncanakan akan dibangun di Provinsi
menjadi alumina di dalam negeri, untuk Kalimantan Barat oleh PT. Antam Tbk. ini
selanjutnya diarahkan untuk memenuhi dapat terlaksana. Lokasi dan tahap
kebutuhan bahan baku alumina industri pembangunan pabrik chemical grade
pengolahan alumunium PT. Inalum. alumina (CGA) ditunjukkan pada Gambar 2
dan 3.

Gambar 2. Lokasi rencana pabrik CGA dan SGA di Tayan dan Mempawah,
Provinsi Kalimantan Barat

4 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012


MAKALAH ILMIAH

Gambar 3. Pembangunan pabrik CGA tahap kontruksi di Tayan

Dilihat dari aspek peningkatan nilai Selanjutnya, untuk menghasilkan 1


tambah maka pengolahan bijih bauksit ton aluminium, diperlukan bahan baku dan
menjadi alumina dan pengolahan alumina bahan penolong sebagai berikut :
menjadi alumunium cukup menguntungkan, a. Alumina 2 ton;
seperti ilustrasi di bawah ini: b. Energy listrik 14.000 KWh, harga per
Untuk menghasilkan 1 ton alumina KWh US$0,06;
diperlukan bahan baku dan bahan penolong c. Pitch dan kokas (coke) = 0,45 ton;
sebagai berikut : d. Harga aluminium US$3.620 per ton.
a. Bauksit 2 ton seharga US$26,00/ton
(Antam, 2010); Secara lengkap, besarnya nilai
b. Soda kustik (caustic soda) 0,12 ton tambah yang dihasilkan dari pengolahan
seharga US$850/ton; bauksit menjadi alumina dan kemudian
c. Energi listrik, 260 kWh, harga listrik menjadi alumunium dapat dilihat pada Tabel
US$0,06/kWh; 2, sedangkan metode pengolahan bauksit
d. Tenaga kerja langsung = US$5,70/jam; dengan teknologi BAYER dapat dilihat pada
e. Harga alumina per ton = US$455 per ton; gambar 4.

Gambar 4. Pengolahan bauksit dengan teknologi proses BAYER

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012 5


MAKALAH ILMIAH

Tabel 2.
Nilai tambah hasil pengolahan alumina dan alumunium

Proses pengolahan
No. Deskripsi Keterangan
Alumina Aluminium
Output, Input dan Harga
1 Jumlah output (Ton) 1 1
2 Jumlah input (Ton) 2 2
3 Tenaga kerja (HOK) 6 6
4 Faktor konversi (1)/(2) 0,5 0,5
Koefisien TK langsung
5 (HOK/US$) (3)/(2) 3 3

6 Harga produk (US$/Ton) 455 3.620


7 Upah TK langsung (US$/hr) 5,7 5,9
Penerimaan dan Keuntungan

8 Harga bahan baku (US$/Ton) 26,00 455,00

9 Sumbangan input lain (US$/Ton) 117,60 806,00

10 Nilai output (US$/Ton) (10) = (4)x(6) 227,50 1.810,00

11 a. Nilai tambah (US$/Ton) (11a)=(10)-(9)-(8) 83,90 549,00

b. Rasio nilai tambah (%) (11b)=(11a)/(10)x100% 36,88 30,33


a. Pendapatan tenaga kerja
12 langsung (US$/Ton) (12a)=(5)x(7) 17,10 17,70
b. Pangsa tenaga kerja langsung
(%) (12b) = (12a)/(11a)x100% 20,38 3,22

13 a. Keuntungan (US$/Ton) (13a) = (11a) – (12a) 66,80 531,30

b. Tingkat keuntungan (%) (13 b) = (13a)/(11a) x 100% 79,62 96,78


Balas jasa pemilik faktor-
faktor produksi

14 Marjin (US$/Ton) (14) = (10) – (8) 201,50 1.355,00


a. Sumbangan tenaga kerja
langsung (%) (14a) = (12a)/(14) x 100% 8,49 1,31

b. Sumbangan input lain (%) (14b) = (9)/(14) x 100% 58,36 59,48


c. Keuntungan pemilik
perusahaan (%) (14c) = (13a)/(14) x 100% 33,15 39,21

Sumber : Suseno, 2012

Rencana PT. Antam (Persero) Tbk. Barat, dengan kapasitas produksi 300 ribu
membangun pabrik pengolahan bauksit SGA ton alumina per tahun akan memerlukan;
dan CGA akan berdampak terhadap bauksit yang diperkirakan mencapai
kegiatan ekonomi di sektor hulu dan hilirnya. 720.000 ton/tahun, soda kustik 27.000 ton
Pabrik CGA yang akan dibangun di Tayan, per tahun, energi listrik sebesar 260 kWh/ton
Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan alumina, batubara 39.000 ton dan minyak

6 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012


MAKALAH ILMIAH

berat paling sedikit 33.000 ton/tahun. perusahaan lainnya untuk dapat memasok
Demikian pula, dengan rencana kebutuhan tersebut.
pembangunan pabrik SGA di Kecamatan Di samping itu, rencana
Toho, Kota Pontianak, dengan kapasitas 1,2 pembangunan pabrik tersebut akan
juta ton alumina per tahun akan memerlukan berdampak pula terhadap perluasan pasar
bijih bauksit sekitar 2,7 juta ton per tahun, kerja. Berdasarkan informasi yang diperoleh
pitch dan kokas (coke) sebagai energi dari PT. ICA (PT. Antam) yang akan
sebanyak 540.000 ton, energi listrik sebesar mendirikan industri pengolahan bauksit
14.000 kWh/ton alumunium. Kebutuhan ini (CGA) dengan kapasitas 300.000 ton
merupakan peluang pasar bagi perusahaan- diperlukan sekitar 315 orang tenaga kerja
perusahaan pemasok antara lain; dari berbagai bidang dan kompetensinya
perusahaan batubara, perusahaan kimia dan (Tabel 3).

Tabel 3.
Komposisi kebutuhan tenaga kerja industri pengolahan bauksit (CGA)*

POSISI JUMLAH (Orang)


Manajemen 10
Insinyur 75
Supervisor 70
Pelaksana 160
Jumlah 315
Sumber : PT. Antam (Persero) Tbk., 2009
Keterangan : *) kapasitas produksi 300.000 ton pa.

Keahlian utama yang diperlukan antara alumina memiliki tingkat kesulitan yang
lain rekayasa proses (processing engineer, tinggi. Risiko yang tinggi ini seringkali
industrial engineer, electical/mechanical/civil menyulitkan pelaku usaha dalam
engineer, marketing dan environment/safety mendapatkan sumber dana
engineer), sedangkan bidang keahlian pembiayaan untuk melakukan
pendukung terdiri dari finance (accountant), investasi. Oleh karena itu dalam rangka
Human Relatons (industrial meningkatkan daya tarik investasi di
engineer/pschycologist), communication Indonesia, pemerintah perlu
dan community development engineer. memberikan insentif;
b. Praktek pungutan liar masih sering
Permasalahan Pengembangan terjadi, terutama pada tahap perijinan.
Bauksit di Provinsi Kalimantan Barat Oleh karena itu perlu dibuat standar
Beberapa permasalahan yang dihadapi operasi yang mengatur mekanisme
dalam pengembangan bauksit di Kalbar, perizinan. Diharapkan dengan adanya
dapat diklasifikasikan pada masalah- SOP ini praktek-praktek tersebut bisa
masalah regulasi, teknis, dan sosial dihilangkan atau minimal dapat
ekonomi. dikurangi;
1) Aspek regulasi : c. M a s i h t e r b a t a s n y a d u k u n g a n
Dalam MP3EI, 2011, disebutkan bahwa infrastruktur, antara lain pelabuhan dan
beberapa permasalahan pembangunan jalan akses menuju pelabuhan, j a l a n
yang dihadapi oleh Provinsi Kalimantan akses atau conveyor belt yang
Barat antara lain, adalah : menghubungkan area tambang
a. Industri pengolahan bauksit menjadi dengan pabrik serta pembangkit listrik.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012 7


MAKALAH ILMIAH

Untuk tahap awal, pembangunan c. Te r d a p a t k e s e n j a n g a n a n t a r a


infrastruktur perlu dilakukan oleh infrastruktur pelayanan dasar yang
pemerintah. Untuk itu perlu adanya tersedia dengan yang dibutuhkan,
dukungan regulasi. antara lain infrastruktur dasar non-fisik
2) Aspek sosial ekonomi : (sosial) seperti pendidikan, layanan
Data menunjukkan bahwa sektor migas kesehatan dll.;
dan pertambangan sudah memberikan d. Realisasi investasi pembangunan di
kontribusi sekitar 50 persen dari total PDRB Koridor Ekonomi Kalimantan yang
Kalimantan (BPS, 2010). Namun, masih sejauh ini masih tergolong rendah;
terdapat beberapa permasalahan terkait e. Manfaat sosial ekonomi pengusahaan
dengan pengembangan perekonomian yang pertambangan masih belum optimal.
dihadapi oleh Koridor Ekonomi Kalimantan, 3) Aspek teknologi :
antara lain: a. Teknologi pengolahan CGA dengan
a. Total nilai produksi sektor migas dari proses BAYER merupakan proses
tahun ke tahun menunjukkan adanya hidrometalurgi yang membutuhkan
tren menurun, sehingga perlu energi yang cukup tinggi. Oleh karena
pengembangan secara intensif sektor- itu dibutuhkan kegiatan penelitian dan
sektor lainnya guna mengimbangi pengembangan untuk mencari
penurunan kinerja sektor migas, alternatif teknologi lain yang
sehingga perekonomian Kalimantan menggunakan energi murah;
dapat terjamin keberlanjutannya; b. Ruang lingkup pemanfaatan bauksit
b. Terdapat disparitas pembangunan antar sangat luas sebagaimana ditunjukkan
wilayah di dalam koridor, baik antara pada Gambar 5. Oleh karena itu perlu
wilayah penghasil migas dengan non- penguasaan teknologi untuk
penghasil migas, maupun antara mendukung pengembangan bauksit
kawasan perkotaan dengan kawasan untuk pemanfaatan berbagai kegunaan
perdesaan; tersebut.

Gambar 5. Pemanfaatan Bijih Bauksit

8 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012


MAKALAH ILMIAH

PEMBAHASAN mengoptimalkan manfaat langsung maupun


Berdasarkan penjelasan pada bab bab melalui mekanisme keterkaitan ekonomi
sebelumnya, bahwa : perlu didukung dengan hasil-hasil peneltian;
1) Dalam rangka implementasi Master - Adanya kesulitan dalam menarik
Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi investasi, perlunya SOP yang mengatur
Indonesia (MP3EI), dimana Provinsi tentang mekanisme perizinan serta
Kalimantan Barat yang masuk ke dalam integrasi antara pembangunan infrastruktur
koridor 3, diarahkan kepada kawasan pusat di Daerah dengan kebutuhan industri
industri pertambangan, perlu didukung oleh bauksit, menuntut adanya dukungan hasil
kemampuan sumberdaya manusia (SDM) Litbang.
dan Iptek dalam bidang industri Berdasarkan penjelasan di atas, maka
pertambangan; untuk mendukung Pontianak sebagai pusat
2) Kalimantan Barat mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi dalam koridor 3
sumberdaya dan cadangan bauksit yang MP3EI, perlu dikembangkan kawasan
cukup besar dengan prospek inovasi bauksit sebagai pusat unggulan
pengusahaannya yang cukup menjanjikan, (center of excellence). Pengembangan
baik dilihat dari aspek peningkatan nilai kawasan inovasi bauksit diharapkan dapat
tambah secara ekonomis dan finansial, meningkatkan kemampuan Pontianak untuk
aspek perluasan pasar Kerja, maupun aspek melakukan inovasi yang terintegrasi dengan
pemasaran; klaster-klaster industri lainnya di daerah.
3) A m a n a t U U 4 / 2 0 0 9 t e n t a n g Menurut pedoman pengembangan
Pertambangan Mineral dan Batubara yang pusat unggulan Iptek (Kementerian Riset
mewajibkan perusahaan tambang untuk dan Teknologi, 2012), yang dimaksud
meningkatkan nilai tambah mineral melalui dengan centre of excellence adalah suatu
proses pengolahan dan pemurnian, organisasi baik berdiri sendiri maupun
menuntut didirikannya pabrik pengolahan di berkolaborasi dengan organisasi lainnya
dalam negeri. Beberapa permasalahan yang (konsorsium) yang kemudian
dihadapi antara lain: melaksanakan kegiatan-kegiatan riset
- Teknologi pengolahan CGA dengan bertaraf internasional pada bidang spesifik
p r o s e s B AY E R m e r u p a k a n p r o s e s secara multi dan interdisiplin dengan
hidrometalurgi yang membutuhkan energi standar hasil yang sangat tinggi serta
yang cukup tinggi. Oleh karena itu, perlu relevan dengan kebutuhan pengguna iptek.
dikembangkan alternatif teknologi lain yang Lebih lanjut dijelaskan bahwa
menggunakan energi murah; Organisasi Pusat Unggulan dapat terdiri dari
- Bauksit dapat dimanfaatkan untuk 2 atau lebih lembaga yang mempunyai
berbagai kegunaan, sebagaimana kepentingan dan tujuan bersama (paling
ditunjukkan pada gambar 4.1. Oleh karena tidak diwakili oleh 1 lembaga
itu, perlu penguasaan teknologi untuk penghasil/pengembang teknologi dan 1
mendukung pengembangan bauksit untuk lembaga pengguna teknologi), bersifat
pemanfaatan berbagai kegunaan tersebut; mutualistik, dan semua anggota sepakat
- Selain cadangannya besar, bauksit untuk melakukan sharing sumberdaya
mempunyai potensi nilai ekonomi yang (Kementerian Riset dan Teknologi, 2012). Di
besar pula, baik dalam kemampuan dalam dokumen MP3EI disebutkan bahwa
menghasilkan rentabilitas ekonomi secara Pengembangan inovasi produk suatu
langsung, maupun melalui mekanisme invensi melibatkan 3 pelaku utama dalam
keterkaitan ekonomi lainnya, antara lain sistem inovasi nasional yaitu: (a)
keterkaitan hulu, hilir, teknologi, pajak dan pemerintah sebagai regulator, fasilitator dan
keterkaitan kebutuhan akhir. Upaya untuk katalisator; (b) pelaku usaha/industri

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012 7


MAKALAH ILMIAH

sebagai pengguna hasil invensi; dan (c) ditentukan, langkah selanjutnya bagi
lembaga-lembaga penelitian dan perguruan organisasi adalah menyusun perencanaan
tinggi sebagai penghasil produk invensi. strategik melalui tahap-tahap yang benar,
Kolaborasi ketiga pelaku utama tersebut sehingga dapat dirumuskan suatu program
sangat penting dan diperlukan untuk dan kegiatan yang realistis, fokus dan
berkembangnya produk-produk inovasi bersifat prioritas.
sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya dari Namun, secara umum kawasan inovasi
hasil diskusi Focus Group Discussion (FGD) sebagai Centre of Excellence mempunyai
tentang Konsepsi Pusat Unggulan Iptek di program dan kegiatan pokok membantu
Kementerian Riset dan Teknologi, tgl. 3 aktivitas bisnis dan atau pengembangan
Februari 2012, disimpulkan bahwa di dalam bisnis baru, yang fokus kepada aplikasi dan
konsep kawasan (Pusat Unggulan) harus atau pengembangan teknologi baru yang
tersedia scientist atau technology didasarkan pada hasil riset, antara lain
developers, Pemerintah Daerah sebagai sebagai berikut (Direktorat Pengembangan
penyedia infrastruktur, Unsur industri Fasilitasi Industri Wilayah III, 2012):
(technology user), dan unsur Perguruan • Melakukan in-house Riset dan
Tinggi. Kawasan tersebut dapat dipimpin Pengembangannya;
oleh seorang ilmuwan, peneliti atau • Membantu meningkatkan invensi dari
professor di bidangnya. skala laboratorium menjadi skala
Berdasarkan pembahasan di atas, serta komersial;
dengan mengacu Pedoman Pengembangan • Membantu menciptakan value dan
Pusat Unggulan Iptek, dapat diusulkan supplai chain;
konsep pengembangan Kawasan Inovasi • Menginformasikan pelaku bisnis
Bauksit sebagai center of excellence, tentang adanya teknologi baru;
sebagai berikut : • Membantu pembentukan perusahaan
1) Nama organisasi center of excellence : IKM (Inkubator).
Kawasan Inovasi Bauksit.
2) Fokus bidang prioritas : Penelitian dan KESIMPULAN
Pengembangan Bauksit. Berdasarkan hasil analisis di atas,
3) Pelaku dalam Organisasi : dapat diambil beberapa kesimpulan, antara
a. Pemerintah di dalam hal ini adalah lain :
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat Untuk mendukung Pontianak sebagai
atau Kabupaten Sanggau dan pusat pertumbuhan ekonomi dalam koridor
Kabupaten Mempawah sebagai 3 MP3EI, perlu dikembangkan kawasan
regulator, fasilitator dan katalisator; inovasi bauksit sebagai pusat unggulan
b. P e l a k u U s a h a / i n d u s t r i s e b a g a i (center of excellence), yang diharapkan
pengguna hasil invensi, yaitu PT Antam dapat meningkatkan kemampuan
(persero) Tbk. dan sektor ekonomi Pontianak untuk melakukan inovasi yang
terkait lainnya; terintegrasi dengan klaster-klaster industri
c. Lembaga Litbang dapat berdiri sendiri lainnya di daerah.
atau berkolaborasi antara Litbang Mengingat bauksit merupakan salah
Daerah dan Litbang Pusat; satu komoditi unggulan baik dilihat dari
d. Perguruan Tinggi di Kalbar yang aspek sumber daya dan cadangan,
ditunjuk sebagai mitra. keekonomian, aspek pemasaran maupun
4) Program dan Kegiatan yang akan aspek perluasan kesempatan kerja, maka
dikembangkan mineral ini dapat dipilih sebagai salah satu
Setelah nama organisasi, fokus bidang komoditi unggulan yang akan dijadikan
prioritas, serta pelaku di dalam organisasi fokus bidang prioritas organisasi;

8 Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012


MAKALAH ILMIAH

Nama organisasi yang diusulkan adalah usaha/industri sebagai pengguna hasil


Kawasan Inovasi Bauksit, dengan fokus invensi, adalah PTAntam (persero) Tbk. dan
bidang prioritas penelitian dan sektor ekonomi terkait lainnya, sedangkan
pengembangan bauksit. Pihak-pihak yang lembaga litbang yang ditunjuk sebagai mitra
terlibat dalam organisasi adalah Pemerintah dapat berdiri sendiri, atau berkolaborasi
Provinsi Kalbar, atau Kabupaten Sanggau antara litbang daerah, litbang pusat, serta
dan Kabupaten Mempawah sebagai Perguruan Tinggi di Provinsi Kalimantan
regulator, fasilitator dan katalisator. Pelaku Barat.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2010. Kalimantan Barat Dalam Angka, Pontianak, 435 hal.

Direktorat Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah III, 2012. Pengembangan Pusat Unggulan
Industri, Bahan paparan pada Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Pusat
Unggulan Iptek 3 Februari 2012, Jakarta, 38 hal.

Djunaedi, A., 2002. Proses Perencanaan Strategis Kota/Daerah, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, 48 hal.

Husaini, 2009. Pengolahan dan Pemanfaatan Bauksit, Prosiding Kolokium Pertambangan


2009, Puslitbang tekMIRA, Bandung, hal. 97 – 104.

Ilham, N., 2012. Kebijakan Pemerintah, Muluskan Dominasi Asing, Free Trade Watch, Edisi I,
Jakarta, hal. 19 – 35.

Ishlah, T., 2010. Kajian Pasar Mineral dan Usulan Strategi Eksplorasi Sumberdaya Mineral di
Indonesia, Laporan Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung, 13 hal.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011. Master Plan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Jakarta, 210 hal.

Kementerian Riset dan Teknologi, 2010. Kepmen Ristek No. 193/M/Kp/IV/2010 tentang
Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tahun
2010-2014

Kementerian Riset dan Teknologi, 2012. Pedoman Pengembangan Pusat Unggulan Iptek,
Jakarta, 33 hal.

PT. Antam Tbk., 2009. Proyek Pembangunan Pabrik Alumina Tayan, Bahan Presentasi,
Jakarta, 34 hal. Tidak dipublikasikan.

Saba, AP, 2011. Bauksit Menuju Nilai Tambah, Majalah TAMBANG, Bulan Juni 2011.

Suseno, T., 2012. Model Penghitungan Nilai Tambah Pengolahan Bauksit Menjadi Alumina dan
Aluminium, Laporan Internal Puslitbang tekMIRA, Bandung, 11 hal.
USGS, 2012. Mineral Commodity Summaries 2012, US Department of The Interior, 197 hal.
Diterima tanggal 11 April 2012
Revisi tanggal 18 Mei 2012

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 7 Nomor 1 - 2012 7

You might also like