Professional Documents
Culture Documents
TEORETIK
Zen Istiarsono
FKIP Universitas Kutai Kartanegara
PENDAHULUAN
Salah satu persoalan nasional dalam menghadapi masa depan bersama adalah
peningkatan kemampuan pembangunan (development capability). Peningkatan ini paling
utama terletak pada kemampuan sumber daya manusia sebagai subyek sekaligus obyek
dari pembangunan itu dengan dilandasi penanaman sikap dasar yang benar terhadap
usaha pembangunan itu sendiri (Buchori, 1994: 13). Sikap dasar yang benar dan
bijaksana itu akan mampu melahirkan tindakan membangun yang sebenarnya (genuine
development act) yang membawa kepada kesejahteraan masyarakat luas, tidak hanya
sekedar tindakan membangun semu yang hanya mengejar target semata-mata.
Terkait dengan persoalan tersebut di atas, program-program pendidikan sebagai
pencetak pelaku pembangunan harus senantiasa berorientasi ke masa depan,
mengembangkan wawasan serta sikap yang futuristic sekaligus antisipatoris. Dengan itu
pendidikan akan mampu melahirkan generasi yang dewasa, peka serta peduli terhadap
problematika yang akan muncul di masa depan. Di sisi lain pendidikan demikian akan
mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang berakselerasi dengan sangat
cepat yang pada gilirannya akan dapat mengubah cara dan gaya hidup manusia.
Socrates seorang filsuf besar mengatakan, setiap manusia pada dasarnya telah
mempunyai pengetahuan dan yang perlu dilakukan adalah bagaimana menggali
pengetahuan yang sudah ada itu. Socrates memandang orang lain bukan sebagai “bejana
kosong”, melainkan subjek yang berpengetahuan (Marcel J. Mandagi, 1999). Dalam
bahasa Paulo Freire, murid bukanlah “bank”, yang berfungsi menyimpan tabungan
pengetahuan dan hafalan gurunya. Seorang siswa hendaknya mampu menyingkap realitas
secara terus menerus, berfikir kritis terhadap realitas, mencari pengetahuan sendiri dan
menemukan dirinya sendiri (Paulo Freire, 2000: 63-66).
PEMBAHASAN
1. Globalisasi dan Perubahan Peradaban
Arus globalisasi pada abad ini semakin memperlihatkan geliatnya, yang sangat
berpengaruh disemua sektor kehidupan. Hal ini terjadi di seluruh dunia termasuk
Indonesia. Semuanya ikut berpartisipasi dalam menghadapi era keterbukaan ini.
Globalisasi merupakan tanda sebuah perubahan besar kehidupan umat manusia di
mana masyarakatnya merupakan masyarakat transisi. Bagi negara kita hal tersebut secara
nyata menunjukkan perubahan dari masyarakat yang berdasarkan pola kehidupan agraris
menuju suatu masyarakat industri dan informasi dengan pola-pola kehidupan yang
berbeda.
Berbagai analisis mengindentifikasi kekuatan global tersebut bertumpu pada
empat hal, yaitu (1) kemajuan IPTEK terutama dalam bidang informasi serta inovasi-
inovasi baru dalam teknologi yang mempermudah kehidupan manusia, (2) perdagangan
bebas yang ditunjang oleh IPTEK, (3) kerjasama regional dan internasional antar bangsa
tanpa mengenal batas negara, dan (4) meningkatnya kesadaran terhadap hak-hak asasi
manusia dalam kehidupan bersama sekaligus meningkatnya kesadaran bersama dalam
alam demokrasi (Tilaar, 1998: 41). Empat kekuatan global tersebut di atas
mengakibatkan suatu revolusi pemikiran dalam ikatan negara-negara maupun dalam
ikatan budaya yang membutuhkan strategi budaya yang berwawasan ke depan.
Pembangunan suatu bangsa, terlebih negara berkembang sangat membutuhkan
pemikiran dan pengkajian sekaligus perencanaan yang matang karena globalisasi
mengakibatkan banyak perubahan yang datangnya tiba-tiba dan bertubi-tubi. Pengkajian
masa depan yang memperhitungkan kekuatan-kekuatan global dilakukan secara
mendalam agar visi suatu bangsa yang telah terangkum dalam ideologi suatu bangsa
lebih dapat berjalan serasi dengan memperkecil kemungkinan-kemungkinan terburuk
akibat globalisasi. Visi masa depan sangat mempengaruhi cara berpikir, tingkah laku,
perumusan pembangunan masyarakat dan pengembangan nasional agar dapat sejalan
dengan kekuatan global yang tidak mungkin untuk dihindari.
2. Problema Pendidikan
Saat ini dunia pendidikan kita banyak sekali mendapatkan kritik berkaitan dengan
sistem pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia yang
dihasilkan. Salah satu kritik yang sangat tajam adalah bahwa proses belajar mengajar
yang berlangsung di dunia pendidikan formal sekarang ini lebih banyak hanya sekedar
mengejar target pencapaian kurikulum yang telah ditentukan. Sehingga dalam
prakteknya, peserta didik dipaksa mampu menerima semua informasi yang diberikan,
tanpa diberikan peluang sedikitpun untuk melakukan perenungan aataupun refleksi
secara kritis. Dan celakanya, materi yang disampaikan berupa konsepsi-konsepsi
pengetahuan, aturan-aturan dan keterampilan yang sudah serba given (Malik Fadjar,
1996). Paulo Freire menyebut praktek ini dengan istilah konsep pendidikan “gaya bank”,
PENUTUP
Berkaitan dengan penjelasan-penjelasqan di atas bila dihubungkan dengan dunia
pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada era globalisasi ini yakni:
pertama, dunia kehidupan sudah sangat terbuka dan membentuk jaringan kerja
sedemikian kompleks dalam sistem dunia. Hal ini harus diantisipasi dengan upaya
mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang berkompetisi, berkooperasi serta bersinergi.
DAFTAR RUJUKAN
Buchori, Mochtar. 1992. Pendidikan dalam Pembangunan. Jakarta: IKIP
Muhammadiyah Jakarta.
Darmaningtyas. 2004. Pendidikan Yang Memimiskan. Yogyakarta: Gerbang Press.
Depdiknas. 2003. Undng-Undang RI Nomor 20,Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
nasional. Jakarta: Depdiknas.
Dryden, Gordon dan Jeanette Vos. 2001. Revolusi Cara Belajar. Suntingan Ahmad
Baiquni. Bandung: Penerbit KAIFA
Giddens, Antony. 2001. Runaway Word: Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan.
Terjemahan Andy Kristiawan. Jakarta: Gramedia.
Nurdin, Muhammad. 2004. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Primasophie.
Saryono, Djoko. 2002. Globalisasi, Sentralitas Kompetensi dan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Kertas Kerja Fakultas Sastra dan Program Pasca Sarjana Malang:
Universitas Negeri Malang.
S. Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam proses Belajar Mengajar. Jakarta:Bumi
Aksara
Syaukani. 2001. Pendidikan Paspor Masa Depan Prioritas Pembangunan dalam
Otonomi Daerah. Jakarta: Nuansa Madani.
Widjianto, Tjahjono. 2003. Pendidikan, Pembangunan dan Kemanusiaan. Majalah
Pendidikan Gerbang. Ediai 10.