Professional Documents
Culture Documents
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
Nama : An. B Umur : 2 tahun 4 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan Ruang : Delima
Nama lengkap : An. B Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan tanggal lahir : Ponorogo, 12/03/ 2015 Umur : 2 tahun 4 bulan
Nama Ayah : Tn. A Umur : 36 tahun
Pekerjaan ayah : Swasta Pendidikan ayah : SMA
Nama ibu : Ny. S Umur : 31 tahun
Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga Pendidikan ibu : SMA
Alamat : Sambit, Ponorogo
Masuk RS tanggal : 12/06/2017 Diagnosis masuk : GEADS
1
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
• Riwayat Hipertensi : disangkal
• Riwayat Alergi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
1. Riwayat penyakit pada keluarga
• Riwayat sakit serupa : disangkal
• Riwayat batuk, pilek : disangkal
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat alergi obat : disangkal
• Riwayat kelainan bawaan : disangkal
2. Riwayat penyakit pada lingkungan
• Riwayat perokok : disangkal
• Riwayat batuk pilek : disangkal
3. Pohon Keluarga
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
2
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
RIWAYAT PRIBADI
f. Riwayat Vaksinasi
3
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
Sosial dan ekonomi
Ayah bekerja sebagai buruh serabutan, sedangkan Ibu sebagai ibu rumah tangga di rumah.
Penghasilan ayah sebulannya 1-1,5 juta. keluarga merasa cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
b. Lingkungan
pasien tinggal bersama ayah dan ibunya serta orangtua dari ibunya (Kakek dan nenek).
Rumah pasien terbuat dari semen dengan alas semen dan ruangan terbagi menjadi 4 ruang
( 2 kamar tidur, ruang tamu dan dapur), rumah atap genteng, dinding dari tembok. Sumber
air minum dari sumur yang terletak di belakang rumah. Kamar mandi milik sendiri berada
diluar. Sehari- hari pasien tidur bersama kedua orangtuanya menggunakan kasur. Tidak
terdapat genangan air di depan maupun di belakang rumah.
h. Anamnesis sistem
Cerebrospinal : kejang (-), letargi (-)
Kardiovaskuler : demam (+), sianosis (-), keringat dingin (-)
Respiratori : batuk (-), pilek (-), sesak (-)
Gastrointestinal : muntah (+), BAB cair (+)
Urogenital : BAK (+)
Muskuloskeletal : kelainan bentuk (-), bengkak (-)
Integumentum : ruam merah (-), ikterik (-), turgor kulit (+) melambat
4
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
Kelas : III
PEMERIKSAAN OLEH: Annisa Firdaus, S.Ked
Tanggal 22 juni 2017 Jam 12.00 Ruang Delima
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign
HR : 140 x/menit
RR : 38 x/menit
Suhu : 37,9ºC
Sp02 : 99
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kulit : ruam merah (-), sianosis (-), ikterik (-)
Kepala : normocephal, rambut berwarna sedikit kemerahan, tidak mudah dicabut, ubun- ubun
bulat cekung (-), kelopak mata cowong (+/+), oedem palpebra (-/-), reflek cahaya direct (+/+).
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), reflek cahaya (-/-), pupil bulat isokor (+/
+), air mata (-/-)
Hidung : sekret (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-)
Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-)
Leher : pembesaran limfonodi leher (-), massa (-) kaku kuduk (-)
Telinga : simetris bentuk normal, membalik segera setelah dilipat, tulang rawan tebal, liang
telinga lapang, discharge (-)
Thorak
Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis kuat angkat
Perkusi : batas kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
batas kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
batas kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
batas kiri bawah : SIC V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur sistolik (+) di katup mitral penjalaran
di lateral, gallop (-).
5
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
Paru
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Simetris Simetris
Ketinggalan gerak (-) Ketinggalan gerak (-)
Depan Retraksi dinding dada Retraksi dinding dada
(-) (-)
Palpasi Fremitus (n) massa (-) Fremitus (n) massa (-)
Perkusi Sonor (+) Sonor (+)
Auskultasi SDV (+), Rh (-), Wh (-) SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Inspeksi Simetris Simetris
Ketinggalan gerak (-) Ketinggalan gerak (-)
Palpasi Fremitus (n) Fremitus (n)
B
massa (-) massa (-)
Belakang
Perkusi Sonor (+) Sonor (+)
Auskultasi SDV (+), Rh (-), Wh (-) SDV (+), Rh (-), Wh (-)
Abdomen
Inspeksi : distended (+), eritem (-)
Auskultasi : peristaltik (+) meningkat
Perkusi : Flatulensi (+)
Palpasi : turgor kulit (+) melambat, nyeri tekan (-)
Hepar : tidak teraba membesar
Lien : tidak teraba membesar
Anogenital : tidak ada kelainan
Ekstremitas : akral hangat (+), deformitas (-), kaku sendi (-), sianosis (-), edema
(-), eritem (+)
Tungkai Lengan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan : bebas bebas bebas bebas
Tonus : normal normal normal normal
Trofi : eutrofi eutrofi eutrofi eutrofi
Klonus Tungkai : (-) (-) (-) (-)
6
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
Reflek fisiologis : biceps (+) normal, triceps (+) normal, reflek patella (+) normal
achiles (+) normal
Refleks patologis : babinski (-), chaddock (-), oppenheim (-), gordon (-), rosolimo (-)
Meningeal Sign : kaku kuduk (-), brudzinski I (-), brudzinski II (-), brudzinski III (-)
brudzinski IV (-)
Sensibilitas : dalam batas normal
RINGKASAN ANAMNESIS
Pasien datang di IGD RSUD Ponorogo dengan keluhan BAB cair sejak 2 hari yang lalu
sebanyak lebih dari 3 kali sehari. diare tidak disertai dengan lendir darah. BAB cair berwarna
kuning kehijauan. Diare mulanya masih ada ampasnya, namun semakin sering ampasnya semakin
hilang dan hanya tersisa air. Sebelumnya 2 hari yang lalu pasien juga mengeluhkan panas dan
muntah.
Ibu Pasien mengaku jika anaknya lemas. Keadaan umum tampak lemah, ubun- ubun bulat
cekung, mata cowong, pasien menangis namun tidak mengeluarkan air mata, bibir tidak kering,
turgor kulit melambat dan pada pemeriksaan abdomen didapatkan peristaltic meningkat.
DIAGNOSA KERJA
7
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi ringan sedang
RENCANA TINDAKAN
Atasi muntah, BAB cair, rehidrasi cairan dan monitoring KU
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanam : Dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tgl S O A P
8
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
tdk cair, sedikit TANDA VITAL : )
(+), warna kuning HR : 80x/menit
L-Bio 1x1
kehijauan (+) RR : 25x/menit
lemas (+), mual Suhu : 37,4 ºC Sanmol dan Falektik syr
(+), agak sedikit Kepala: normal
pusing (+), mulai Leher : PKGB (-).
mau makan, Thorax :sdv (+/+), rh (-/-),
minum ASI (+). wz (-)
Auskultasi jantung :
murmur sistolik
Abdomen: distended (-),
peristaltik normal
Ekstremitas : akral hangat
Kulit: turgor baik
9
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
RESUME
Pasien seoang perempuan usia 2 tahun 4 bulan datang ke IGD RSUD Hardjono
Ponorogo dengan keluhan BAB cair lebih dari 3 kali sehari sejak 2 hari yang lalu. BAB
cair awalnya disertai ampas, namun hari ini mengeluhkan jika sudah tidak disertai
ampas (air). BAB cair tiddak disertai dengan lendir darah.
Pasien juga mengalami panas dan muntah 3 hari yang lalu. Sudah dibawa ke
praktek bidan, namun belum juga sembuh. Ibu pasien mengatakan jika BAB hari ini
berwarna kuning kehijauan. Ibu pasien mengatakan jika anaknya sudah sering masuk ke
RS tepatnya 3 kali ini dengan keluhan yg sama. Beberapa hari sebelum masuk RS, ibu
pasien mengakui jika anaknya minum- minuman berasa yang biasa dijual di warung-
warung terdekat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan anak lemah dan rewel dengan
kesadaran compos mentis. Tanda vital pada pasien didapatkan HR 80x/menit, RR 25x/m
dan suhunya 37,4˚C. pada pemeriksaan fisik didapatkan ubun- ubun bulat cekung, mata
cowong, pasien menangis namun tidak mengeluarkan air mata, bibir tidak kering. Pada
turgor kulit didapatkan melambat. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan gerakan
peristaltic yg meningkat. Terdapat kembung. Pemeriksaan jantung, paru dalam batas
normal. pasien masih mau minum ASI dan air putih namun tidak mau makan.
Penegakan Diagnosis
Temuan Abnormal Assesment Planning terapi Planning monitoring
- Muntah sejak 3 GEADS Lapixim - Terapi cairan
hari yang lalu 3x1/3gr
- Panas sejak 3 hari
Zinc Oral
yang lalu
(Lobasim,tiris,d
- BAB cair sejak 2
umocasim)
hari yang lalu
- Frekuensi BAB L-Bio 1x1
cair sudah 10x
Sanmol dan
- BAB tidak
Falektik syr
disertai lendir dan
sedikit ada
ampasnya
10
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
- RPD: penyakit
serupa diderita
pasien setahun yg
lalu
- Px. Fisik : mata
cowong (+), bibir
kering (-), nafas
cuping hidung (-),
peristaltic (+)
meningkat, turgor
kulit (+) normal.
PROGNOSIS
A. TINJAUAN PUSTAKA
11
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
1. Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar yang cair atau lebih lunak yang biasanya
minimal 3 kali dalam 24 jam. Seringkali perubahan konsistensi kotoran lebih
penting dibandingkan frekuensi buang air besar. Penyakit diare merupakan
penyebab kematian kedua tertinggi pada anak di bawah 5 tahun dengan jumlah
sekitar 760.000 kematian per tahun. Secara global, sekitar 1,7 miliar kasus diare
terjadi setiap tahun dan diare menjadi penyebab utama malnutrisi pada anak di
bawah 5 tahun. Namun, penyakit diare masih dapat dicegah dan diobati.
2. Etiologi
a. Infeksi
Penyebab diare akibat infeksi tergolong menjadi virus, bakteri, dan
parasit. Dua tipe dasar diare akut infeksi adalah inflamasi dan non-
inflamasi.
b. Non-infeksi
Penyebab diare non-infeksi antara lain kesulitan makan, defek anatomis,
malabsorpsi, endokrinopati, keracunan makanan, neoplasma, dan lain-
lain (seperti inflammatory bowel disease dan gangguan motilitas usus).
3. Mekanisme
c. Sekresi
Keadaan ini terjadi ketika sistem transport pada epithelial
intestinal berada pada fase aktif yang disebabkan oleh secretagogue.
Osmolalitas feses diketahui berdasarkan elektrolit dan ion gap dengan
nilai 100mOsm/kg atau kurang.
d. Osmotik
Mekanisme ini terjadi setelah masuknya zat kurang diserap akibat
zat tersebut memang sulit diserap atau tidak diabsorpsi dengan baik
karena gangguan pada usus halus. Karbohidrat yang tidak terabsorpsi
akan difermentasi oleh bakteri di kolon sehingga terbentuk asam lemak
rantai pendek. Meskipun asam lemak rantai pendek dapat diserap di
12
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
kolon dan digunakan sebagai energy, asam lemak tetap menyebabkan
peningkatan tekanan osmotik di lumen. Osmolalitas feses tidak dapat
diterangkan berdasarkan elektrolit pada feses dan nilai anion gap lebih
dari 100 mOsm.
4. Lama/durasi
e. Diare akut
Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
f. Diare kronik
Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi non-infeksi
g. Diare persisten
Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan etiologi infeksi
13
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
a. Diare non-inflamasi
Diare non-inflamasi dapat disebabkan oleh enteropatogen melalui produksi
enterotoksin oleh bakteri, destruksi sel vili oleh virus, perlekatan oleh parasit,
dan perlekatan dan/atau translokasi oleh bakteria.
b. Diare inflamasi
Diare inflamasi biasanya disebabkan oleh bakteri yang langsung menginvasi
usus atau memproduksi sitotoksin dengan konsekuensi cairan, protein, serta sel
(leukosit dan eritrosit) yang memasuki lumen usus.
Masa Inkubasi 17-72 jam 24-48 jam 6 - 7 2 j a m 6-72 jam 6-72 jam 48-72 jam
D e m a m + + + + + + + -
14
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
Nyeri kepala - + + - - -
Sifat Tinja
Konsistensi C a i r L e m b e k L e m b e k C a i r Lembek C a i r
D a r a h - Serin g Kadang - + -
B a u L a n g u + B u s u k + T i d a k Amis khas
W a r n a Kuning hijau merah-hijau Kehijauan Tak berwarna Merah-hijau Air cucian beras
Leukosit - + + - - -
f. Patofisiologi
diare yang disebabkan oleh virus pada manusia secara selektif menginfeksi dan
meghancurkan sel- sel ujung- ujung villus pada usus halus. Hal ini menyebabkan
fungsi absorsi usus halus terganggu. Sel- sel epitel usus halus yang rusak diganti
oleh enterosit yang baru, berbentuk kuboid yang belum matang, sehingga fungsinya
belum baik. Villus mengalami atrofi sehingga tidak dapat mengabsorbsi cairan dan
makanan dengan baik. Selanjutnya cairan dan makanan yang tidak dapat diserap
akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus dan terjadi hiperperistaltik usus
sehingga cairan beserta makanan yang tidak diserap akan terdorong keluar usus
melalui anus, menyebabkan terjadinya diare.
15
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
Komposisi elektrolit, yang terbagi menjadi anion dan kation, pada cairan
intraseluler dengan cairan ekstraseluler sangat berbeda. Adanya molekul intraseluler
yang tidak dapat melewati membrane sel menyebabkan perbedaan komposisi anion.
Sedangkan perbedaan distribusi kation disebabkan karena adanya pompa Na+-K+-
ATPase yang secara aktif mengeluarkan natrium dari sel dan memasukkan potasium ke
dalam sel.
b. Anamnesis
Hal yang perlu ditanyakan adalah lama diare, frekuensi, volume, konsistensi
tinja, warna, bau, dan ada tidaknya lendir dan darah. Bila disertai muntah, perlu
ditanyakan volume dan frekuensinya. Buang air kecil juga perlu ditanyakan apakah
seperti biasa ataukah terjadi perubahan, seperti berkurang atau tidak kencing dalam 6-8
jam terakhir. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare juga perlu ditanyakan.
Keluhan demam dan penyakit lain yang menyertai juga perlu ditanyakan. Selain gejala
pada pasien, tindakan yang sudah dilakukan selama anak diare juga perlu ditanyakan.
c. Pemeriksaan Fisik
Hal yang perlu diperiksa pada pemeriksaan fisik adalah berat badan, suhu tubuh,
frekuensi denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah. Selanjutnya, perlu dicari
tanda-tanda utama dehidrasi, yaitu kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen serta
tanda tambahan lain, seperti ubun-ubun besar cekung, mata cekung, air mata, dan
keringnya bibir, mukosa mulut, dan lidah. Pernapasan yang cepat dan dalam
menandakan kemungkinan terjadinya asidosis metabolik. Bising usus yang lemah atau
tidak ada dapat menandakan terjadinya hipokalemia. Selain itu, pemeriksaan
ekstremitas perlu dilakukan untuk menghitung perfusi dan capillary refill time sehingga
dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
d. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut umumnya tidak diperlukan dan
diindikasikan pada keadaan tertentu, seperti penyebab dasar yang tidak diketahui atau
adanya dehidrasi berat.
18
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
Pemeriksaan darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, kultur
dan tes kepekaan terhadap antibiotika
Pemeriksaan urin : urin lengkap, kultur dan tes kepekaan terhadap
antibiotika
Pemeriksaan tinja : pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik.
Tata laksana diare akut menurut WHO dilakukan sesuai dengan derajat
dehidrasi. Berdasarkan WHO, klasifikasinya adalah diare tanpa dehidrasi, diare dengan
dehidrasi ringan-sedang, dan diare dengan dehidrasi berat.
19
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
Tabel 4. Rehidrasi Cairan berdasarkan Derajat Dehidrasi
a. RENCANA TERAPI B
bulan tahun
b. RENCANA TERAPI C
Mulai diberi cairan IV segera. Bila penderita bisa minum, berikan oralit,
sewaktu cairan IV dimulai. Beri 100ml/KgBB cairan ringer laktat/ normal salin
Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba
Nilai kembali penderita tiap 1- 2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai, percepat
20
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
Lintas Diare merupakan singkatan dari Lima Langkah Tuntaskan Diare yang
terdiri dari:
1. Berikan oralit
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, yaitu natrium klorida, kalium
klorida, dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat. Oralit diberikan untuk
mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Oralit
disiapkan dengan memasukkan satu bungkus oralit ke dalam satu gelas air
matang dengan volume sekitar 200cc. Oralit diberikan sebanyak 50-100 cc
setiap kali buang air besar pada anak kurang dari 1 tahun dan sebanyak 100-200
cc setiap kali buang air besar pada anak lebih dari 1 tahun.
Terdapat oralit baru dan oralit lama, yaitu oralit WHO/UNICEF 2004 dan oralit
WHO/UNICEF 1978. Perbedaannya terdapat pada tingkat osmolaritasnya, yaitu
oralit baru 245 mmol/L dan oralit lama 331 mmol/L. Oralit baru dapat
mengurangi volume tinja hingga 25%, mual-muntah hingga 30%, dan pemberian
cairan intravena.
3. Teruskan ASI-makan
ASI dan makanan sesuai dengan usia anak harus tetap diteruskan untuk
mencegah kehilangan berat badan dan mengganti nutrisi yang hilang.
21
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
Tabel 6. Etiologi Diare dan Antibiotik
Amoebiasis Metronidazole 10mg/KgBB 3x sehari selama 5 hari (10 hari bila kasus berat)
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien adalah bayi berusia 2 tahun 4 bulan datang dengan buang air besar cair
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Buang air besar cair sebanyak lebih dari 3 kali
sehari. Dalam waktu 3 hari sudah dapat dikategorikan sebagai diare akut, yaitu adanya
perubahan konsistensi feses dan peningkatan frekuensi buang air besar. Penyebab diare
akut dapat berasal dari infeksi dan non-infeksi. Oleh karena itu, penyebab infeksi lebih
22
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
mungkin dengan epidemiologi penyebab diare akut adalah gastroenteritis. Secara
epidemiologi, sebagian besar penyebab gastroenteritis adalah infeksi virus, terutama
rotavirus. Deskripsi feses yang cair, berwarna kuning, tanpa lendir dan tanpa darah,
sebanyak lebih dari 3 kali dalam sehari , dan volume ½ gelas tiap kali buang air besar.
Selain itu, terdapat juga demam serta mual dan muntah berisi makanan yg dimana gejala
tersebut sudah terjai 3 hari yang lalu. Berdasarkan gejala klinis, diare pada kasus cocok
dengan diare yang disebabkan oleh infeksi rotavirus.
Derajat dehidrasi perlu dicari tahu setelah diare diketahui. Pasien dikatakan
semakin sering minum dibandingkan biasanya dan lebih rewel dibandingkan biasanya.
Kedua gejala tersebut merupakan gejala dehidrasi ringan-sedang menurut WHO.
Namun, pasien menjadi lebih diam dibandingkan biasanya sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit meskipun masih sering minum. Berdasarkan gejala tersebut, pasien
dikategorikan mengalami dehidrasi derajat ringan-sedang.
Di instalasi gawat darurat, didapatkan kesadaran kompos mentis dan suhu tubuh 38 0C.
Selain itu, diketahui frekuensi nadi 140 kali/menit dan frekuensi napas 28 kali/menit.
Selain itu, didapatkan ubun-ubun besar cekung, mata cekung, air mata tidak keluar,
turgor menurun, tetapi akral hangat. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik tersebut
ditambah dengan hasil anamnesis, diketahui bahwa pasien berada pada keadaan
dehidrasi ringan-sedang. Berdasarkan hasil laboratorium tidak didapatkan leukositosis
yang dapat menandakan infeksi sistemik atau adanya infeksi bacterial serta tidak adanya
gangguan elektrolit yang menyertai diare. Di ruang rawat inap pasien masih tetap
mengalami dehidrasi ringan-sedang. Oleh karena itu, di ruang rawat inap pasien masih
tetap diberikan Lapixim 3x1/3gr , Zinc Oral (Lobasim,tiris,dumocasim), L-Bio 1x1 dan
Sanmol serta Falektik sirup.
DAFTAR PUSTAKA
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Infeksi Dan Pediatri Tropis. Badan
penerbit IDAI. Jakarta, 2010.
3. Ikatan Dokter Indonesia. 2003. Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. Indonesia.
23
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
4. Pudjiadi Antonius H, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis (Jilid pertama).
Ikatan Dokter Anak Indonesia..
6. Staf Pengajar FKUI. 2005. Ilmu Kesehatan Anak (Jilid kedua). Jakarta: FKUI.
7. WHO. 2009. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Depkes.
Jakarta. Indonesia.
24
FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH NO RM : 24 68 28
SURAKARTA KESEHATAN ANAK
25