You are on page 1of 9

ANALISA QUALITY OF SERVICE (QoS)

PADA JARINGAN KOMUNIKASI DATA DAN MULTIMEDIA


DENGAN TEKNOLOGI VPN-MPLS

Agus Setiawan¹, Ir.Yamato.,MT², Agustini Rodiah Machdi.ST.,MT³

Abstrak

Jaringan VPN-MPLS dapat digunakan sebagai infrastruktur jaringan untuk sebuah


layanan komunikasi berbasis voice, video dan data. Karena semakin banyaknya
persaingan, maka masing-masing service provider dituntut untuk merancang
komposisi pelayanan dan kualitas pelayanan yang ideal Quality of Service, efektif, dan
efisien bagi sistem jaringan pelanggannya,

Hasil akhir analisa Quality of Service (QoS) terlihat tetap stabil diangka 4 Mbps,
walaupun pada saat itu dialirkan empat buah trafik secara bersama-sama. Dari hasil
pengukuran terlihat bahwa trafik data tetap stabil pada posisi bandwidth 4 Mbps, dan
trafik untuk kelas best-effort stabil di posisi antara 1 dan 2 Mbps, sehingga trafik antara
dua kelas ini terpisah, dan tidak terjadi perebutan bandwidth yang dapat menyebabkan
turunnya kualitas jaringan berupa delay dan packet loss.

Kata kunci : VPN-MPLS, QoS, delay, throughput, packet loss

1. PENDAHULUAN sehingga voice dan video yang sangat


sensitif terhadap delay dapat dijamin
Multiprotocol Label Switching (MPLS) kualitasnya. MPLS mendukung
adalah teknologi penyampaian paket mekanisme Virtual Private Network
pada jaringan backbone berkecepatan (VPN) untuk menjamin keamanan
tinggi. Asas kerjanya menggabungkan komunikasi jaringan antara setiap
beberapa kelebihan dari sistem customer yang dimiliki, teknologi ini
komunikasi circuit-switched dan packet- sering disebut sebagai VPN-MPLS.
switched yang melahirkan teknologi
yang lebih baik dari keduanya. Untuk memaksimalkan komposisi
Sebelumnya, paket-paket diteruskan pelayanan dan kualitas pelayanan yang
dengan protokol routing seperti OSPF, ideal, efektif, dan efisien bagi sistem
IS-IS, BGP, atau EGP. Protokol routing jaringan pelanggan, sehingga perlu
berada pada lapisan network (ketiga) dilakukan analisa Quality of Service
dalam sistem OSI, sedangkan MPLS (QoS).
berada di antara lapisan kedua dan
ketiga. 2. TEORI

MPLS dapat menjamin ketersediaan 2.1 Topologi Jaringan VPN-MPLS


bandwidth untuk setiap jenis trafik,

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 1


Topologi ini menganalogikan masing jenis trafik. Fitur ini bekerja
infrastruktur jaringan untuk layanan dengan cara memberikan
sebuah jaringan cloud yang experimental bit pada label (tag)
menghubungkan antara pelanggan dan MPLS.
provider. Sesuai dengan analisa Pembagian IP address pada router
permasalahan yang akan dianalisa maka customer dapat dilihat pada tabel 1 di
cloud yang digunakan adalah sebuah bawah ini :
jaringan VPN-MPLS, struktur jaringan
yang sederhana digambarkan pada Tabel 1 IP Address Router Customer
gambar 1 dibawah ini. Nama
Loopback 0 Subnetting Interface
Router
CE1-A 2.2.2.1/32 192.168.0.1/24 Ether2
172.16.1.2/30 Ether1
CE2-A 2.2.2.2/32 192.168.1.1/24 Ether2
172.16.2.2/30 Ether1
CE1-B 3.3.3.1/32 172.16.11.1/24 Ether2
172.16.1.2/30 Ether1
CE2-B 3.3.3.2/32 172.16.10.1/24 Ether2
172.16.2.2/30 Ether1

Pembagian IP address pada router VPN


MPLS cloud dapat dilihat pada tabel 2
berikut ini.

Tabel 2 IP Address Router VPN MPLS


Cloud
Nama
Loopback 0 Subnetting Interface
Router
Gambar 1 Topologi VPN-MPLS dengan Ether1
VLAN, VPN dan Monitoring Wireshark PE1 1.1.1.1/32 172.16.1.1/30
dan 2
10.0.0.1/30 Ether3
Fitur-fitur yang dibutuhkan agar sebuah 10.0.1.14/30 Ether4
router dapat dijadikan sebagai Provider P1 1.1.1.2/32 10.0.0.2/30 Ether1
10.0.0.17/30 Ether2
router di VPN-MPLS cloud adalah :
10.0.0.5/30 Ether3
PE2 1.1.1.4/32 10.0.0.6/30 Ether1
1) MPLS IP 10.0.0.9/30 Ether2
Fitur ini digunakan oleh router Ether3
172.16.2.1/30
untuk memberi label (tag) MPLS dan 4
pada frame-frame yang akan di-route P2 3.3.3.2/32 10.0.0.13/30 Ether1
dan membawa tumpukan-tumpukan 10.0.0.18/30 Ether2
10.0.0.10/30 Ether3
label (stack of labels) yang ditempel
pada frame tersebut untuk di
distribusikan pada jaringan MPLS 2.2 Penentuan Quality of Service
yang ada. (QoS )

2) Quality of Service (QoS) Dalam jaringan VPN-MPLS ini, dibatasi


Fitur ini digunakan untuk besaran bandwidth antara setiap router
memberikan perlakuan pada paket- hanya 10 Mbps. Sehingga troughput
paket yang lewat sesuai dengan maksimal antara site 1 dan site 2 dari
policy yang diberikan untuk masing-

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 2


setiap client VPN hanya akan mencapai Di lihat dari standar acuan dan
10 Mbps juga. karakteristik trafik IPTV diatas, maka
diberikan prioritas bandwidth sebesar
Untuk merancang konfigurasi kualitas 30% dari 10 Mbps yaitu 3 Mbps, karena
layanan (QoS) agar sesuai dengan kelas ini merupakan kelas yang memiliki
rekomendasi dari ITU-T Nomor Y.1541, prioritas delay dan packet loss yang
FG IPTV-OD-0026 (2006) dan FG harus dijamin maka kelas ini akan
IPTV-C-0127 (2006), pertama-tama diberikan perlakuan queueing yaitu
perlu di ketahui secara mendetail tentang prioritas antrian. Kelas ini menggunakan
trafik apa saja yang akan digunakan oleh protokol UDP serta menggunakan port
customer. Sehingga dapat diketahui 1234. Marking yang diberikan untuk
kebutuhan minimal yang diperlukan oleh kelas ini adalah IP Precedence 4 (skala
setiap trafik yang ada. Pada tugas akhir 0-7), dan MPLS experimental bit 4.
ini dasumsikan beberapa jenis trafik
yang dimiliki oleh customer adalah 2. Kelas Data
sebagai berikut : Trafik dalam kelas ini mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1) Trafik dengan protokol TCP dan
mempunyai port 1234, untuk a) Tidak sensitif terhadap delay.
layanan Data. b) Mempunyai mekanisme tersendiri
2) Trafik dengan protokol TCP atau yang dapat menjaga tidak terjadinya
UDP selain port 1234, untuk layanan packet loss.
yang tidak termasuk dalam jaminan c) Membutuhkan bandwidth yang
kualitas layanan jaringan. tinggi.

Oleh karena itu, ditetapkan 3 jenis kelas Dilihat dari karakteristik diatas, maka
berdasarkan bandwidth dan prioritas diberikan bandwidth sebesar 40% dari
yang dimiliki oleh setiap trafik tersebut. bandwidth maksimal atau sebesar 40%
Pengelompokannya dapat dilihat sebagai dari 10 Mbps yaitu 4 Mbps, dan tidak
berikut : diberikan perlakuan queueing. Kelas ini
menggunakan protocol TCP serta
1. Kelas Video menggunakan port 1234. Marking yang
a) Trafik dalam kelas ini diberikan untuk kelas ini adalah IP
mempunyai karakteristik sebagai Precedence 1 (skala 0-7), dan MPLS
berikut : experimental bit 1.
b) Sensitif terhadap delay.
c) Harus memiliki tingkat packet 3. Kelas Best-Effort
loss yang kecil. Trafik dalam kelas ini mempunyai
d) Keperluan akan bandwidth karakteristik sebagai berikut :
tergantung pada codec yang
digunakan. a) Tidak sensitif terhadap delay.
e) Membutuhkan prioritas b) Tidak membutuhkan prioritas.
bandwidth agar tidak terjadi
penurunan kualitas layanannya. Dilihat dari karakteristik diatas, maka
kelas ini akan mendapatkan sisa
bandwidth yang tersedia pada jaringan

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 3


tersebut. Sehingga kemungkinan kualitas layanan jaringan menggunakan
terjadinya packet dropping pada kelas ini software pengukuran Jperf. Parameter
akan lebih besar dibandingkan kelas data yang akan diamati adalah throughput
atau video. bandwidth untuk trafik non-realtime
berupa protokol TCP dan packet loss
Kelas ini tidak diberikan reservasi untuk trafik realtime berupa protokol
bandwidth tertentu ataupun perlakuan UDP. Skenario yang digunakan untuk
queueing. Kelas ini menggunakan melihat seberapa besar pengaruh
protocol TCP dan UDP yang konfigurasi QoS yang sudah
menggunakan port selain 1234. Marking diimplementasikan adalah dengan cara
yang diberikan untuk kelas ini adalah IP menjalankan empat buah trafik dari kelas
Precedence default yaitu 0, dan MPLS yang ada dalam waktu yang bersamaan,
experimental bit 0. masing- masing pada VPN-A dan VPN-
B.
Penetapkan beberapa kelas aplikasi dan
port yang digunakan untuk nantinya Hal ini dilakukan untuk memperoleh
digunakan sebagai analisa QoS. Kelas- hasil perbandingan dari VPN-MPLS
kelas tersebut akan di-marking tanpa perbaikan QoS dengan yang
berdasarkan port menggunakan memakai perbaikan QoS. Hasil
Precedence tertentu. Kelas-kelas pengukuran ini dipaparkan dalam
tersebut adalah kelas best-effort, kelas beberapa grafik hasil pengukuran.
data, dan kelas video. Sehingga lebih
lengkapnya policy QoS yang akan Berikut ini (gambar 2, gambar 3, gambar
diterapkan dapat dilihat pada tabel 3 di 4, gambar 5, dan gambar 6) adalah grafik
bawah ini. hasil pengukuran performansi jaringan
VPN-MPLS tanpa perbaikan QoS pada
Tabel 3 QoS Policy Yang Akan VPN-B.
Digunakan Pada Router

IP Precedence MPLS
Kelas Protokol Port Prioritas Bandwidth
bit Experimental bit

Best-effort TCP !=123 "000" alias 0 "000" alias 0 - -


Data TCP 1234 "001" alias 1 "001" alias 1 - 40%
Best-effort UDP !=1234 "000" alias 0 "000" alias 0 - -

Video UDP 1234 "100" alias 4 "100" alias 4 ya 30%

3) DATA HASIL PENGUKURAN

3.1 Hasil Pengukuran Jaringan VPN-


MPLS Tanpa Perbaikan QoS
Pada VPN-B

Pada pengambilan data performansi


jaringan ini dilakukan pengukuran

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 4


Gambar 2 Grafik kelas data pada client Gambar 6 Grafik kelas best-effort (TCP)
melalui port 1234 pada VPN-B pada server melalui port 4321 pada
VPN-B

Gambar 3 Grafik Kelas Data Pada


Server Melalui Port 1234 Pada VPN-B Gambar 7 Grafik kelas best-effort (UDP)
pada server melalui port 4321 pada
VPN-B

3.2 Hasil Pengukuran Performansi


Jaringan VPN-MPLS Dengan
Perbaikan QoS Pada VPN-A

Grafik berikut ini (gambar 8, gambar 9,


gambar 10, gambar 11, gambar 12, dan
Gambar 4 Grafik kelas video pada server gambar 13) adalah hasil pengukuran
melalui port 1234 pada VPN-B performansi pada jaringan VPN-MPLS
dengan QoS pada VPN-A.

Gambar 5 Grafik kelas best-effort (TCP)


pada client melalui port 4321 Gambar 8 Grafik kelas data pada client
melalui port 1234 pada VPN-A

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 5


Gambar 9 Grafik kelas data pada server
melalui port 1234 pada VPN-A Gambar 13 Grafik kelas best-effort
(UDP) pada server melalui port 4321
pada VPN-A

4) ANALISA PERFORMASI
JARINGAN VPN-MPLS

Dari data hasil pengukuran yang telah


dilakukan pada VPN-MPLS tanpa
perbaikan QoS di VPN-B dan VPN-
Gambar 10 Grafik kelas video pada MPLS dengan perbaikan QoS pada
server melalui port 1234 pada VPN-A VPN-A maka dapat diperoleh
perbedaaan dari hasil pengukuran yang
dapat dilihat pada grafik perbandingan
gambar 14, gambar 15, gambar 16, dan
gambar 17 berikut ini.

Gambar 11 Grafik kelas best-effort pada


client (TCP) melalui port 4321 pada
VPN-A
Gambar 14 Perbandingan kelas data
dengan kelas best-effort (TCP) pada
client di sisi VPN-A

Gambar 12 Grafik kelas best-effort


(TCP) pada server melalui port 4321
padaVPN-A
Gambar 15 Perbandingan kelas data dengan
kelas best-effort (TCP) pada client di sisi
VPN-B

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 6


Sedangkan pada gambar 15
mengambarkan VPN-B disisi client dan
gambar 17 yang mengambarkan VPN-B
pada sisi server sudah dijamin perbaikan
QoS-nya tetap stabil diangka 4 Mbps,
walaupun pada saat itu dialirkan empat
buah trafik secara bersama-sama, dari
masing-masing sisi client, dari hasil
Gambar 16 Perbandingan kelas data pengukuran terlihat bahwa untuk trafik
dengan kelas best-effort (TCP) pada kelas data tetap stabil berada pada posisi
server VPN-A bandwidth 4 Mbps sesuai dengan
perbaikan QoS yang diberikan yaitu 4
Mbps (standar minimal ITU-T), dan
trafik untuk kelas best-effort terpantau
stabil diposisi antara 1 dan 2 Mbps,
karena nilai perbaikan QoS yang di
berikan untuk kelas best-effort ini
maksimum adalah 2 Mbps.

Gambar 17 Perbandingan kelas data Sehingga trafik antara dua kelas ini
dengan kelas best-effort (TCP) pada terpisah, tidak terjadi perebutan
client VPN-B bandwidth yang dapat menyebabkan
turunnya kualitas jaringan berupa delay
Dilihat dari gambar 14 dengan gambar dan packet loss.
15 pada sisi client dan gambar 16 dengan
gambar 17 pada sisi server, terlihat
perbedaan antara trafik data pada VPN-A
dan VPN-B.

Pada gambar 14 mengambarkan VPN-A


disisi client dan gambar 16 yang
mengambarkan VPN-A pada sisi server,
tidak dijamin kualitas perbaikan QoS- Gambar 18 Perbandingan kelas video
nya seperti di lihat pada gambar di atas dengan kelas best-effort (UDP) pada
throughput bandwidth yang di peroleh server VPN-A tanpa perbaikan QoS
kelas data sama dengan kelas best-effort,
seperti yang terlihat pada grafik hasil
pengukuran trafik yaitu berada di posisi
antara 2 dan 3 Mbps, hal ini terjadi
dikarenakan pada saat dialirkan empat
buah trafik secara bersama-sama pada
detik ke-10, bandwidth pada kelas data
dan kelas best-effort bercampur menjadi
satu, biasanya hal ini yang menyebapkan
terjadinya delay pada trafik di jaringan.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 7


Gambar 19 Perbandingan kelas video empat buah trafik secara bersama-
dengan kelas best-effort (UDP) pada sama, dari hasil pengukuran terlihat
server VPN-B dengan perbaikan QoS bahwa untuk trafik kelas data tetap
stabil berada pada posisi bandwidth
Dilihat dari 18 dengan gambar 19 pada 4 Mbps, dan trafik untuk kelas best-
sisi server, terlihat perbedaan antara effort stabil diposisi antara 1 dan 2
trafik kelas video pada VPN-A dan Mbps, Sehingga trafik antara dua
VPN-B. kelas ini terpisah, dan tidak terjadi
perebutan bandwidth yang dapat
Pada VPN-A yang tidak dijamin kualitas menyebabkan turunnya kualitas
layanannya, pada saat trafik video jaringan berupa delay dan packet
dialirkan terlihat packet loss yang loss
diperoleh sama dengan kelas best-effort
diangka 17% hingga 25% paket loss 4. Kelas video tanpa perbaikan QoS,
setelah detik ke 11. Hal ini terjadi karena pada saat trafik video dialirkan
tidak adanya penjaminan kualitas terlihat packet loss yang diperoleh
layanan. sama dengan kelas best-effort
diangka 17% hingga 25% packet
5) KESIMPULAN loss setelah detik ke 11. Hal ini
terjadi karena tidak adanya
Dari hasil analisa dapat disimpulkan: penjaminan kualitas layanan.
1. Ping dan Traceroute didapat, jumlah 5. Kelas video dengan perbaikan QoS,
hop yang awalnya 11 hop terbentuk walaupun pada saat itu dialirkan
menjadi pendek yaitu 6 hop, empat buah trafik secara bersama-
memperpendek jalur jalannya paket sama. Terlihat pada detik ke-1
data, nilai delay yang rendah dan sampai ke-10 packet loss dari trafik
semakin pendek jalur yang ditempuh best-effort masih kecil. Tetapi pada
akan membuat performa jaringan saat detik ke-11, packet loss
VPN-MPLS menjadi sangat baik meningkat. Hal ini terjadi karena
terutama untuk mengalirkan paket pada saat itu dialirkan dua buah
data video. trafik lagi, yaitu trafik kelas data dan
trafik kelas video.
2. Kelas data tanpa perbaikan QoS
pada grafik hasil pengukuran trafik Pustaka
yaitu berada di posisi antara 2 dan 3
Mbps, hal ini dikarenakan pada saat [1] Carter Horney, 2009, Quality of
dialirkan empat buah trafik secara Service and Multi-Protocol Label
bersama-sama pada detik ke-10, Switching, Nuntius Systems Inc.,
bandwidth pada kelas data dan kelas California
best-effort bercampur menjadi satu,
hal ini menyebabkan terjadinya [2] Cisco Systems, 2008, Building
delay pada trafik di jaringan. Core Networks with OSPF, IS-IS,
BGP, and MPLS, Cisco Press,
3. Kelas data dengan perbaikan QoS Indianapolis
terlihat tetap stabil diangka 4 Mbps,
walaupun pada saat itu dialirkan

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 8


[3] Hendra Wijaya, 2001, Belajar [8] Paresh Shah, Utpal Mukhopadhyaya,
Sendiri CISCO ROUTER, PT. Elex Arun Sathiamurthi, 2006, Overview
Media Komputindo, Jakarta. of QoS in Packet-based IP and
MPLS Networks, NANOG 28, Salt
[4] James Reagan, 2002, MPLS Study lake City, Utah
Guide, Sybex, California
[9] Savagedavid Siddolo, 2011, MPLS
[5] Joseph M. Soricelli, 2003, Lab Setup, Mikrotik Wiki, Latvia
Introduction to MPLS, NANOG 28,
Salt lake City, Utah [10] Vivek Alwayn, 2002, Advanced
MPLS Design and Implementation,
[6] Moch. Linto Herlambang, Azis Cisco Press, Indianapolis.
Catur L., 2008, Panduan Lengkap
Menguasai Router Masa Depan Penulis
Menggunakan Mikrotik RouterOS,
C.V. Andi Offset, Yogyakarta 1) Agus Setiawan ST, Alumni (2013)
Program Studi Teknik Elektro FT-
[7] Onno W. Purbo, Adnan Basalamah, Unpak
Ismail Fabmi, dan Achmad Husni 2) Ir. Yamato., MT. Staf Dosen
Thamrin, 1998, Buku Pintar Program Studi Teknik Elektro
Internet : TCP/IP, PT. Elex Media FT-Unpak
Komputindo, Jakarta 3) Agustini Rodiah Machdi, ST.,
MT. Staf Dosen Program Studi
Teknik Elektro FT-Unpak.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan Page 9

You might also like