SALINAN
GUBERNUR PROVINS! DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS
IBUKOTA JAKARTA,
NOMOR 193 TAHUN 2016
TENTANG
PEMBEBASAN 100% (SERATUS PERSEN) ATAS BEA PEROLEHAN HAK ATAS
‘TANAH DAN BANGUNAN KARENA JUAL BELI ATAU PEMBERIAN HAK BARU
PERTAMA KALI DAN/ATAU PENGENAAN SEBESAR 0% (NOL PERSEN) BEA
PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN KARENA PERISTIWA,
WARIS ATAU HIBAH WASIAT DENGAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK
SAMPAI DENGAN Rp2.000.000.000,00 (DUA MILIAR RUPIAH)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,
Menimbang : a. bahwa untuk mendukung Kebijakan Deregulasi Investasi di
Bidang Pertanahan yang menjadi bagian dari paket kebijakan
ekonomi jilid IMI (ketiga) Pemerintah Pusat, perlu dilakukan
dukungan untuk melakukan percepatan sertifikasi hak atas
tanah dan bangunan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang
Pembebasan 100% (Seratus Persen) Atas Bea Perolehan Hak
Atas Tanah dan Bangunan Karena Jual Beli atau Pemberian
Hak Baru Pertama Kali dan/atau Pengenaan Sebesar 0% (Nol
Persen) Bea Perolchan Hak Atas Tanah dan Bangunan Karena
Peristiwa Waris atau Hibah Wasiat Dengan Nilai Jual Objek
Pajak Sampai Dengan Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah);
Mengingat_ : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan,
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;Menetapkan
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah scbagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis
Pajak Daerah yang Ditetapkan oleh Kepala Daerah dan Pajak
yang Dibayar Sendiri;
6. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Ketentuan
Umum Pajak Daerah;
7. Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2011 tentang Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan;
8. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi
Perangkat Daerah;
9. Peraturan Gubernur Nomor 242 Tahun 2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pelayanan Pajak sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Gubernur Nomor 44 Tahun
2016;
10, Peraturan Gubernur Nomor 63 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Pajak
Daerah;
MEMUTUSKAN
PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBEBASAN 100%
(SERATUS PERSEN) ATAS BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH
DAN BANGUNAN KARENA JUAL BELI ATAU PEMBERIAN HAK
BARU PERTAMA KALI DAN/ATAU PENGENAAN SEBESAR 0%
(NOL PERSEN) BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN
BANGUNAN KARENA PERISTIWA WARIS ATAU HIBAH WASIAT
DENGAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK SAMPAI DENGAN
Rp2.000.000.000,00 (DUA MILIAR RUPIAH).
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan
1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
4. Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya disingkat BPN
adalah Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.Kantor Pertanahan Kota Administrasi adalah Kantor Pertanahan
Kota Administrasi di seluruh wilayah Provinsi Daerah Khusus
Tbukota Jakarta.
6. Dinas Pelayanan Pajak yang sclanjutnya disebut Dinas adalah
Dinas Pelayanan Pajak Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.
7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pelayanan Pajak Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
8. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang
selanjutnya disingkat BPHTB adalah pajak atas perolehan hak
atas tanah dan bangunan.
9. Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan adalah
perbuatan atau peristiva hukum yang mengakibatkan
erolehnya Hak atas Tanah dan/atau Bangunan oleh orang
pribadi atau badan.
10. Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan adalah hak atas tanah,
termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan di atasnya,
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang di bidang
pertanahan dan bangunan
11, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang Terutang
adalah BPHTB yang harus dibayar pada suatu saat, dalam
masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun
pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan daerah
12, Nilai Jual Objek Pajak yang selanjutnya disingkat NJOP
adalah bunga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli
yang terjadi secara wajar dan bilamana tidak terdapat
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar dan bilamana
tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui
perbandingan harga dengan objek’lain yang sejenis atau nilai
perolehan baru dan NJOP Pengganti.
13. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu)
tahun kalender, kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun
buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
14, Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD
adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan
dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran
yang ditunjuk oleh Gubernur.
15, Keputusan Pembebasan adalah surat keputusan pembebasan
dari Kepala Dinas atau Pejabat yang ditunjuknya atas
pembebasan sebagian atau seluruh BPHTB terutang dari
pokok pajak terutang yang diajukan oleh Wajib Pajak
16, Pemberian Hak Baru Pertama Kali adalah pemberian hak atas
tanah dan/atau bangunan sebagai akibat dari kegiatan
pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan
terhadap objek tanah yang belum pernah didaftarkan
berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang Pendaftaran
Tanah,