You are on page 1of 107

PEMERINTAH KABUPATEN GOWA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF


Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 445.1/ /RSUD-SY/X/2010 .

tentang

PEDOMAN PELAKSANAAN KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN


KEWASPADAAN BENCANA (K3) DI RSUD SYEKH YUSUF KAB GOWA

DIREKTUR RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

Menimbang : Bahwa dalam rangka meningkatkan kenyamanan dan pelayanan di


RSUD Syehk Yusuf, maka dipandang perlu untuk menetapkan larangan
merokok di lingkungan RSUD Syehk Yusuf.

Mengingat : 1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2918);
2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Keputusan Menkes No. 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman
Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.
4. Keputusan Menkes No. 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
5. Keputusan Menkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
6. Surat Edaran Dirjen Yanmed No. HK.00.06.6.4.0197.
7. Standar Akreditasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan

Pertama : Memberlakukan / menetapkan Pedoman Pelaksanaan K3RS RSUD


Syekh Yusuf sebagaimana tersebut dalam lampiran Surat Keputusan ini.

Kedua : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Surat
Keputusan ini, akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Ditetapkan Di Sungguminasa
Pada Tanggal: 25 Oktober 2010

Direktur RSUD Syekh Yusuf


Kabupaten Gowa

dr. H. SALAHUDDIN, M. Kes


Nip. 19630910 199503 1 002

Tembusan :
1. Para Wakil Direktur RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa di Sungguminasa;
2. Para Kepala Bidang/Bagian RSUD Syekh Yusuf kabupaten Gowa;
3. Para Kepala Seksi/Sub Bagian RSUD syekh Yusuf kabupaten Gowa;
4. Para Kepala Instalasi lingkup RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa;
5. Arsip.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat
maka tuntutan pengelolaan program keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana
di Rumah Sakit (K3RS) semakin tinggi karena Sumber daya manusia Rumah Sakit,
pengunjung/pengantar pasien, pasien dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan
perlindungan dari gangguan keselamatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana, baik
sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan
prasarana yang ada di rumah sakit yang tidak memenuhi satandar.
Di dunia Internasional program K3 telah lama diterapkan diberbagai sector industry
(akhir abad 18), kecuali disektor kesehatan. Perkembangan K3RS tertinggal dikarenakan
focus pada kegiatan kuratif, bukan preventif. Focus pada kualitas pelayanan pada pasien,
tenaga profesi di bidang K3 masih terbatas, organisasi kesehatan yang dianggap pasti telah
melindungi diri dalam bekerja.
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknilogi, dan kehidupan social ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain dituntut mampu memberikan pelayanan dan
pengobatan yang bermutu, Rumah Sakit juga dituntut harus melaksanakan dan
mengembangkan program K3 di Rumah Sakit (K3RS).
Upaya penerapan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di
Rumah Sakit (K3RS) telah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-
undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes Nomor 1204 tahun 2004 dan
dipertegas dalam Permenkes Nomor 1087 tahun 2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Oleh karena itu, Rumah Sakit dituntut untuk melaksanakan Upaya Keselamatan Kerja,
Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K3) yang dilaksanakan secara terintegrasi dan
menyeluruh sehingga resiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK), Kecelakaan Akibat
Kerja (KAK), bahaya kebakaran dan kewaspadaan bencana di Rumah Sakit dapat dihindari.
Sehingga upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit khususnya dalam hal
kesehatan dan keselamatan bagi SDM Rumah Sakit, pasien, pengunjung/pengantar pasien dan
masyarakat sekitar Rumah Sakit dapat dilaksanakan.

B. FALSAFAH
Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K3) di rumah sakit,
adalah suatu upaya pengelolaan resiko di lingkungan kerja untuk meminimalkan dampak di
tempat kerja dan tercipta lingkungan kerja yang aman dan sehat, sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM Rumah
Sakit, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan
sekitar Rumah Sakit sehingga proses pelayanan Rumah Sakit berjalan baik dan lancaar.

2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3RS;
b. Meningkatnya profesionalisme dalam hal K3 bagi manajemen, pelaksana dan pendukung
program;
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja;
d. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK, KAK, bahaya kebakaran dan
bencana;
e. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh;
f. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Rumah Sakit.

D. SASARAN
1. Pengelola Rumah Sakit;
2. Pekerja Rumah Sakit;
3. Pengunjung dan Pasien Rumah Sakit.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

E. UPAYA KESEHATAN KERJA DI RUMAH SAKIT


Upaya K3 di Rumah Sakit menyangkut tenaga kerja, cara /metode kerja, alat kerja,
proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan
dan pemulihan. Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultan dari
tiga komponen K3, yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja. Agar K3RS dapat
dipahami secara utuh, perlu diketahui pengertian tiga komponen yang saling berinteraksi,
yaitu :
1. Kapasitas kerja adalah kemampuan seoran gpekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu dengan
memperhatikan status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik
yang prima setiap pekerja agar dapat melakukan pekerjaannnya dengan baik;
2. Beban kerja adalah beban fisik dan mental yang harus ditanggung oleh pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya yang dipengaruhi dengan kondisi lingkungan krjanya;
3. Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yagn meliputi factor fisik,
kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang mempengaruhi pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.

F. PENGERTIAN
1. Kesehatan Kerja Menutrut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertuuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan social yang
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan
bagi pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat factor yang merugikan kesehatan;
dan penempatan serta pemeliharaaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau
jabatannya;
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja adala upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK), pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi;
3. Konsep dasar K3RS adalah upaya terpadu seluruh pekerja rumah sakit, pasien,
pengunjung/pengantar pasien untuk menciptakan lingkungan kerja, tempat kerja
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

rumah sakit yang sehat, aman dan nyaman baik bagi pekerja rumah sakit, pasien,
pengunjun/pengntar pasien maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar rumah
sakit;
4. Pengelola K3RS adalah organisasi yang menyelenggarakan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja secara menyeluruh di Rumah Sakit;
5. Sertifikasi dalam bidang K3 adalah pengetahuan dan keahlian yang didapat baik
secara formal melalui jenjang pendidikan resmi di perguruan tinggi maupun secara
informal melalui pelatihan, workshop, seminar, pertemuan ilmiah dll;
6. Pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3 Rumah Sakit adalah pelatihan
tentang K3 Rumah Sakit yang diakreditasi oleh pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kesehatan;

G. RUANG LINGKUP PROGRAM


Standar Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di Rumah Sakit
(K3RS) mencakup beberapa aspek, yaitu :
1. Disaster program;
2. Pencegahan dan pengendalian kebakaran;
3. Keamanan pasien, pengunjung dan petugas;
4. Keselamatan dan kesehatan pegawai;
5. Pengelolaan bahan dan barang berbahaya;
6. Kesehatan lingkungan kerja;
7. Sanitasi rumah sakit;
8. Sertifikasi/kalibrasi sarana, prasarana dan peralatan;
9. Pengelolaan limbah padat, cair dan gas;
10. Pendidikan dan pelatihan K3;
11. Pengumpulan, pengelolaan dan pelaporan data.

H. DASAR PERUNDANG-UNDANGAN
Agar penyelenggaraan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di
Rumah Sakit (K3RS) lebih efektif, efisien, terpadu dan menyeluruh maka diperlukan
peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum dalam pelaksanaan K3 di Rumah Sakit
adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2918) pasal 3 yang memuat persyaratan keselamatan kerja adalah
sebagai berikut :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;


c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Member kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. Member alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan
getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physic
maupun phychis, peracunan, infeksi dan penularan;
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya;
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang berbahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432/Menkes/SK/IV/2007 tentang pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan Rumah
Sakit; dan
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

BAB II
PENGORGANISASIAN K3

A. STRUKTUR ORGANISASI
Pelaksanaan K3 di RS sangat tergantung dari rasa tanggung jawab manajemen dan
petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja sama dalam pelaksanaan
K3. Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang jelas. Pola pembagian
tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan dan latihan serta penegakkan
disiplin. Ketua organisasi/satuan pelaksana K3RS secara spesifik harus mempersiapkan data
dan informasi pelaksanaan K3 di semua tempat kerja, merumuskan permasalahan serta
menganalisis penyebab timbulnya masalah bersama unit-unit kerja, kemudian mencari jalan
pemecahannya dan mengkomunikasikannya kepada unit-unit kerja, sehingga dapat
dilaksanakan dengan baik. Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program,
untuk menilai sejauh mana program yang dilaksanakan telah berhasil. Kalau masih terdapat
kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya serta dicari pemecahannya.
Struktur organisasi Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di
Rumah Sakit (K3RS) berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
432/Menkes/SK/IV/2007 adalah :
1. Organisasi K3 berada 1 tingkat di bawah direktur, bukan kerja rangkap dan merupakan unit
organisasi yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Rumah Sakit, karena berkaitan
langsung dengan regulasi, kebijakan, biaya, logistik dan Sumber Daya Manusia. Nama
organisasinya adalah unit pelaksana K3RS, yang dibantu oleh unit K3 yang beranggotakan
seluruh unit kerja di Rumah Sakit.
2. Keanggotaan organisasi/unit pelaksana K3RS beranggotakan unsur-unsur dari petugas
dan jajaran Direksi Rumah Sakit. Organisasi/unit pelaksana K3RS terdiri dari
sekurang-kurangnya ketua, sekretaris dan anggota. Organisasi/unit pelaksana K3 RS
dipimpin oleh ketua. Pelaksanaan tugas ketua dibantu oleh wakil ketua dan sekretaris
serta anggota.

Ketua organisasi/unit pelaksana K3RS sebaiknya adalah salah satu manajemen


tertinggi di Rumah Sakit atau sekurang-kurangnya manajemen dibawah langsung Direktur
Rumah Sakit. Sedang sekretaris organisasi/unit pelaksana K3RS adalah seorang tenaga
profesional K3RS, yaitu manajer K3RS atau ahli K3.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Berikut Struktur Organisasi K3RS

DIREKTUR

KETUA TIM K3RS

WAKIL KETUA
TIM K3RS
SEKRETARIS
TIM K3RS

DIVISI I DIVISI II DIVISI III DIVISI IV


UPAYA UPAYA UPAYA
UPAYA KEWASPADAAN
PENANGGULANGAN KESEHATAN
KESEHATAN BENCANA
KEBAKARAN LINGKUNGAN KERJA

TIM PENDUKUNG

B. SUSUNAN KEPANITIAAN

1. Tenaga Staf Panitia K3RS


NAMA JABATAN
Ketua
Wakil Ketua
Sekertaris
Penanggung Jawab Kesehatan Kerja
Penanggung Jawab Kewaspadaan Bencana
Penanggung Jawab Penanggulangan Kebakaran
Penanggung Jawab Kesehatan Lingkungan
Kerja

2. Tenaga Pendukung Panitia K3RS


a. General Manager = 3 orang
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

b. Kepala Bagian = 7 orang


c. Kepala Ruangan = 10 orang
d. Kepala Instalasi = 4 Orang

C. URAIAN TUGAS
1. Tugas pokok Panitia K3RS
a. Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada Direktur Rumah Sakit mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan K3;
b. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan prosedur;
c. Membuat program K3RS
2. Fungsi Panitia K3RS
a. Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta permasalahan yang
berhubungan dengan K3;
b. Membantu direktur RS mengadakan dan meningkatkan upaya promosi K3;
pelatihan dan penelitian K3 di Rumah Sakit;
c. Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3;
d. Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif;
e. Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS;
f. Memberi nasehat tentang manajemen K3 di tempat kerja, kontrol bahaya,
mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan;
g. Investigasi dan melaporkan kecelakaan, dan merekomendasikan sesuai
kegiatannya;
h. Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru, pembangunan gedung
dan proses.
3. Uraian Tugas Panitia K3RS
a. Ketua Panitia K3RS
NAMA JABATAN : Ketua Panitia K3RS
TUGAS POKOK : Mengawasi pelaksanaan kegiatan K3 di RSUD
Syekh Yusuf
WEWENANG : 1. Menyusun program kerja PK3RS.
2. Memberikan usulan kepada Direktur RSUD
Syekh Yusuf tentang perbaikan masalah K3.
URAIAN TUGAS : 1. Menentukan langkah, kebijakan demi
tercapainya pelaksanaan program Panitia K3
RSUD Syekh Yusuf
2. Memimpin semua rapat pleno Panitia K3 RSUD
Syekh Yusuf atau menunjuk anggota untuk
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

memimpin rapat pleno.


3. Melakukan rapat dan evaluasi program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja RSUD Syekh
Yusuf
PERSYARATAN : Minimal dokter umum yang memiliki sertifikat K3.
JABATAN
TANGGUNG JAWAB : Bertanggung jawab kepada Direktur RSUD Syekh
Yusuf

b. Wakil Ketua Panitia K3RS


NAMA JABATAN : Wakil Ketua Panitia K3RS
TUGAS POKOK : Membantu ketua dalam mengawasi pelaksanaan
kegiatan K3 di RSUD Syekh Yusuf
WEWENANG : Membantu ketua dalam menyusun program kerja
Panitia K3 RSUD Syekh Yusuf
URAIAN TUGAS : Menggantikan ketua dalam memimpin semua rapat
panitia K3 RSUD Syekh Yusuf jika ketua
berhalangan hadir.
PERSYARATAN : Minimal pendidikan S1 dari segala jurusan.
JABATAN
TANGGUNG JAWAB : Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia K3 RSUD
Syekh Yusuf

c. Sekretaris Panitia K3RS


NAMA JABATAN : Sekretaris Panitia K3RS.
TUGAS POKOK : Melakukan pencatatan dan pengumpulan dokumen
yang berkaitan dengan K3 di RSUD Syekh Yusuf
WEWENANG : Membantu Ketua dalam menyusun program kerja
Panitia K3RS.
URAIAN TUGAS : 1. Mencatat notulen rapat rutin.
2. Mengumpulkan dokumen yang berkaitan
dengan K3RS.
PERSYARATAN : Pendidikan minimal SLTA dari segala jurusan.
JABATAN
TANGGUNG JAWAB : Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia K3 RSUD
Syekh Yusuf
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

d. Penanggung Jawab Penanggulangan Kebakaran


NAMA JABATAN : Penanggung Jawab Penanggulangan Kebakaran
TUGAS POKOK : Membantu ketua dalam melaksanakan kegaitan K3
di RSUD Syekh Yusuf khususnya di bidang
pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
WEWENANG : Bertanggung jawab dalam pelaksanaan program
penanggulangan kebakaran di RSUD Syekh Yusuf
URAIAN TUGAS : 1. Melaksanakan program pencegahan dan
penanggulangan kebakaran.
2. Melakukan identifikasi risiko bahaya kebakaran
di lingkungan RSUD Syekh Yusuf
3. Melakukan pengecekan sarana dan prasarana
yang menunjang pencegahan dan
penanggulangan kebakaran.

PERSYARATAN : Minimal pengalaman di bidang Maintenance selama


JABATAN 1 tahun.
TANGGUNG JAWAB : Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia K3 RSUD
Syekh Yusuf

e. Penanggung Jawab Kewaspadaan Bencana


NAMA JABATAN : Penanggung Jawab Kewapadaan Bencana
TUGAS POKOK : Membantu ketua dalam melaksanakan kegiatan K3
di RSUD Syekh Yusuf khususnya di bidang
kewaspadaan bencana.
WEWENANG : Bertanggung jawab dalam pelaksanaan program
kewaspadaan bencana di RSUD Syekh Yusuf
URAIAN TUGAS : Melaksanakan program kewaspadaan bencana.
PERSYARATAN : Minimal D3 Keperawatan yang bertugas di UGD.
JABATAN
TANGGUNG JAWAB : Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia K3 RSUD
Syekh Yusuf

f. Penanggung Jawab Kesehatan Lingkungan Kerja


PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

NAMA JABATAN : Penanggung Jawab Kesehatan Lingkungan Kerja


TUGAS POKOK : Membantu ketua dalam melaksanakan kegiatan K3
di RSUD Syekh Yusuf khususnya di bidang
kesehatan lingkungan kerja.
WEWENANG : Bertanggung jawab dalam pelaksanaan program
kesehatan lingkungan kerja di RSUD Syekh Yusuf
URAIAN TUGAS : Melaksanakan program kesehatan lingkungan kerja.
PERSYARATAN : Minimal D3 Keperawatan.
JABATAN
TANGGUNG JAWAB : Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia K3 RSUD
Syekh Yusuf

g. Penanggung Jawab Kesehatan Kerja


NAMA JABATAN : Penanggung Jawab Kesehatan Kerja.
TUGAS POKOK : Membantu ketua dalam melaksanakan kegiatan K3
di RSUD Syekh Yusuf khususnya di bidang
kesehatan kerja.
WEWENANG : Bertanggung jawab dalam pelaksanaan program
kesehatan kerja di RSUD Syekh Yusuf
URAIAN TUGAS : Melaksanakan program kesehatan kerja.
PERSYARATAN : Minimal D3 Keperawatan.
JABATAN
TANGGUNG JAWAB : Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia K3 RSUD
Syekh Yusuf

h. Tenaga Pendukung Panitia K3RS


NAMA JABATAN : Tenaga Pendukung Panitia K3RS.
TUGAS POKOK : Membantu panitia K3RS dalam memobilisasi
kegiatan K3 di RSUD Syekh Yusuf
WEWENANG : Bertanggung jawab melaksanakan mobilisasi
kegiatan K3 di RSUD Syekh Yusuf
URAIAN TUGAS : Mobilisasi pegawai dalam penanggulangan bencana
di RSUD Syekh Yusuf
PERSYARATAN : 1. Kepala Bagian
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

JABATAN 2. Kepala Instalasi


3. Kepala Ruangan
TANGGUNG JAWAB : Bertanggung jawab kepada Ketua Panitia K3 RSUD
Syekh Yusuf

D. RENCANA PROGRAM

1. Pengembangan kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit


a. Pembentukan atau revitalisasi organisasi K3RS;
b. Merencanakan program K3RS selama 3 tahun ke depan (setiap 3 tahun dapat
direvisi kembali, sesuai dengan kebutuhan

2. Pembudayaan perilaku Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit


(K3RS)
a. Advokasi sosialisasi K3 pada seluruh jajaran Rumah Sakit, baik bagi pekerja,
pasien maupun pengunjung Rumah Sakit;
b. Penyebaran media komunikasi dan informasi baik melalui film, leaflet, poster,
pamflet, dll;
c. Promosi K3 pada setiap pekerja yang bekerja disetiap unit RS dan para pasien
serta para pasien serta pengunjung Rumah Sakit.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) K3RS


a. Pelatihan Umum K3RS;
b. Pelatihan intern Rumah Sakit, khususnya pekerja perunit Rumah Sakit;
c. Pengiriman SDM untuk pendidikan formal, pelatihan lanjutan, seminar dan
workshop yang berkaitan dengan K3.

4. Pengembangan Peodoman, Petunjuk Teknis dan Standard Operasional


Procedure (SOP) K3RS
a. Penyusunan pedoman praktis ergonomic di Rumah Sakit;
b. Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja;
c. Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan keselamatan kerja;
d. Penyusunan pedoman pelaksanaan tanggap darurat di RS;
e. Penyusunan pedoman pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
f. Penyusunan pedoman pengelolaan penyehatan lingkungan Rumah Sakit;
g. Penyusunan pedoman pengelolaan factor resiko dan pengelolaan limbah Rumah
Sakit;
h. Penyusunan petunjuk teknis pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

bencana;
i. Penyusunan control terhadap penyakit infeksi;
j. Penyusunan SOP angkat angkut pasien di Rumah Sakit;
k. Penyusunan SOP terhadap Bahan Beracun dan Berbahaya (B3);
l. Penyusunan SOP kerja dan peralatan di masing-masing unit kerja Rumah Sakit.
5. Pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempat kerja
a. Mapping lingkungan tempat kerja (area atau tempat kerja yang dianggap
beresiko dan berbahaya, area/tempat kerja yang belum melaksanakan program
K3RS, area/tempat kerja yang sudh melaksanakan program K3RS, area/tempat
kerja yang sudah melaksanakan dan mendokumentasikan pelaksanaan program
K3RS);
b. Evaluasi lingkungan tempat kerja (walk through dan observasi, wawancara
SDM Rumah Sakit, survey dan kuesioner, checklist dan evaluasi lingkungan
tempat kerja secara rinci.

6. Pelayanan kesehatan kerja


a. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan
berkala, dan pemeriksaan kesehatan khusus bagi SDM Rumah Sakit;
b. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM Rumah
Sakit yang menderita sakit;
c. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
SDM Rumah Sakit;
d. Perlindungan spesifik dengan pemberian imunisasi pada SDM Rumah Sakit
yang bekerja pada area/tempa kerja yang beresiko dan berbahaya;
e. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja.
7. Pelayanan keselamatan kerja
a. Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan di Rumah Sakit;
b. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja di Rumah Sakit;
c. Pengelolaan, pemeliharaan dan sertifikasi sarana, prasarana dan peralatan
Rumah Sakit;
d. Pengadaan peralatan K3RS.
8. Pengembangan program pemeliharaan pengelolaan limbah padat, cair dan gas
a. Penyediaan fasilitas untuk penanganan dan pengelolaan limbah padat, cair dan
gas;
b. Pengelolaan limbah medis dan non medis.
9. Pengelolaan jasa, bahan beracun berbahaya dan barang berbahya
a. Inventarisasi jasa, bahan beracun berbahaya dan barang berbahya (Permenkes
No. 472 tahun 1996);
b. Membuat kebijakan dan prosedur pengandaan, penyimpanan dan
penanggulangan bila terjadi kontaminasi dengan acuan Lembar Data
Keselamatan Bahan (MSDS-Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data
Pengaman(LDP); lembar informasi dari pabrik tentang sifat khusus (fisik/kimia)
dari bahan, cara penyimpanan, resiko pajanan dan cara penanggulangan bila
terjadi kontaminasi.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

10. Pengembangan manajemen tanggap darurat


a. Menyusun rencana tanggap darurat (survey bahaya, membentuk tim tanggap
darurat, menetapkan prosedur pengendalian, pelatihan, dll;
b. Pembentukan organisasi/tim kewaspadaan bencana;
c. Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan petugas tanggap darurat;
d. Inventarisasi tempat-tempat beresiko dan berbahaya serta membuat denahnya
(laboratorium, rontgen, farmasi, CSSD, kamar operasi, genset, kamar isolasi
penyakit menular, dll;
e. Menyiapkan sarana dan prasarana tanggap darurat/bencana;
f. Membuat kebijakan prosedur kewaspadaan, upaya pencegahan dan
pengendalian bencana pada tempat-tempat yang beresiko tersebut;
g. Membuat rambu-rambu/tanda khusus jalan keluar untuk evakuasi apabila terjadi
bencana.
h. Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas di tempat-tempat yang
beresiko (masker, apron, kaca mata, sarung tangan dll);
i. Sosialisasi dan penyuluhan ke seluruh SDM Rumah Sakit;
j. Pembentukan system komuinikasi internal dan eksternal tanggap darurat Rumah
Sakit;
k. Evakuasi system tanggap darurat.

11. Pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data dan pelaporan kegiatan K3


a. Menyusun prosedur pencatatan dan pelaporan serta penanggulangan kecelakaan
kerja, PAK, kebakaran dan bencana (termasuk format pencatatan dan pelaporan
yang sesuai dengan kebutuhan);
b. Pembuatan system pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya (alur pelaporan
kejadian nyaris celaka dan celaka serta SOP pelaporan, penanganan dan tindak
lanjut kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka);
c. Pendokumentasian data :
 Data seluruh SDM Rumah Sakit;
 Data SDM Rumah Sakit yang sakit dilayani;
 Data pekerja luar Rumah Sakit yang sakit dilayani;
 Data pemeriksaan kesehatan SDM Rumah sakit
i. Sebelum bekerja (awal) (orang);
ii. Berkala (orang)
iii. Khusus (orang)
 Cakupan MCU bagi SDM Rumah Sakit;
 Angka absensi SDM Rumah Sakit;
 Kasus penyakit umum pada pekerja luar Rumah Sakit;
 Jenis penyakit yang terbanyak dikalangan pekerja Rumah Sakit;
 Jenis penyakit yang terbanyak dikalangan pekerja Luar Rumah Sakit;
 Kasus penyakit akibat kerja (SDM Rumah Sakit);
 Kasus penyakit akibat kerja (pekerja luar Rumah Sakit);
 Kasus diduga penyakit akibat kerja (SDM Rumah Sakit);
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

 Kasus diduga penyakit akibat kerja (pekerja luar Rumah Sakit);


 Kasus kecelakaan akibat kerja (SDM Rumah Sakit);
 Kasus kecelakaan akibat kerja (pekerja luar Rumah Sakit);
 Kasus kebakaran/peledakan akibat bahan kimia;
 Data kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka;
 Data sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja;
 Data perizinan;
 Data kegiatan pemantauan keselamatan kerja;
 Data pelatihan dan sertifikasi;
 Data pembinaan dan pengawasan terhadap kantin dan pengelolaan makanan di
Rumah Sakit (dapur);
 Data promosi kesehatan dan keselamatan kerja bagi SDM Rumah Sakit, pasien dan
pengunjung/pengantar pasien;
 Data petugas kesehatan RS yang berpendidikan formal kesehatan kerja, sudah
dilatih kesehatan dan keselamatan kerja dan sudah dilatih tentang diagnose PAK;
 Data kegiatan pemantauan APD (jenis, jumlah, kondisi dan penggunaannya);
 Data kegiatan pemantauan kesehatan lingkungan kerja dan pengendalian kesehatan
lingkungankerja dan pengendalian bahaya di tempat kerja (unit kerja Rumah Sakit).

12. Review program tahunan


a. Melakukan internal audit K3 dengan menggunakan instrument self assessment
akreditasi Rumah Sakit;
b. Umpan balik SDM Rumah Skit melalui wawancara langsung, observasi singkat,
survey tertulis dan kuesioner, dan evaluasi ulang;
c. Analisa biaya terhadap SDM Rumah Sakit atas kejadian penyakit dan
kecelakaan akibat kerja;
d. Mengikuti akreditasi Rumah Sakit.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

BAB III
FASILITAS DAN PERALATAN

Dengan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit, maka pedoman standar Fasilitas dan Peralatan sebagai berikut :

A. SISTEM KOMUNIKASI
1. Tersedia saluran telepon internal dan eksternal dan berfungsi dengan baik;
2. Tersedia saluran telepon khusus untuk keadaan darurat (untuk UGD, sentral telepon
dan posko tanggap darurat);
3. Instalasi kabel telah terpasang rapi, aman dan berfungsi dengan baik;
4. Tersedia komunikasi lain (HT, paging system dan alarm) untuk mendukung
komunikasi tanggap darurat;
5. Tersedia system panggilan perawat (nurse call) yang terpasang dan berfungsi dengan
baik;
6. Tersedia system tata suara pusat (central sound system);
7. Tersedia peralatan pemantau kemanan/CCTV (close circuit television).

B. ALAT PELINDUNG DIRI


Alat pelindung diri adalah alat yang dipergunakan untuk pengaman bagi pegawai
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap resiko terkontaminasi diri dari
pasien, radiasi penyinaran, bahan berbahaya dan beracun (B3), penggunaan peralatan, dll.
Jenis - jenis APD dan pemanfaatannya meliputi:
1. Pelindung kepala;
a. Penutup atau Pengaman Rambut
Digunakan di Kamar Operasi, ICU, Laboratorium, Ruang Peracikan Obat, IRD, semua ruang tindakan
pasien, laundry dan dapur.
b. Helmet
Digunakan di tempat pengolahan limbah, gudang, area pembangunan
2. Pelindung mata ; Kacamata pelindung digunakan pada tempat pengolahan limbah
3. Pelindung telinga; Sumbat telinga digunakan pada tempat yang bising seperti daerah sekitar generator.
4. Pelindung pernapasan ; Masker digunakan di Kamar Operasi, ICU, Laboratorium, Ruang peracikan obat,
IRD, semua ruang tindakan pasien, Radiologi, Ruang perawatan penyakit menular, Laundry, dan Dapur serta
tempat pengolahan limbah.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

5. Pelindung tangan; Sarung tangan tindakan digunakan pada saat melakukan tindakan terhadap pasien di
Kamar Operasi, ICU, Laboratorium, IRD, Radiologi, semua ruang tindakan pasien, serta Ruang perawatan
penyakit menular, dan Ruang peracikan obat. Sarung tangan panjang digunakan Laundry, dan tempat
pengolahan limbah.
6. Pelindung kaki digunakan pada di Kamar Operasi, ICU, Laboratorium, IRD, semua ruang tindakan pasien,
serta Ruang perawatan, Laundry, Dapur, Tempat pengolahan limbah.
7. Pelindung Badan ; Apron dada digunakan di Radiologi, baju tindakan digunakan di kamar Operasi, jas
laboratorium digunakan di laboratorium.

C. PERLENGKAPAN KEAMANAN PASIEN


Merupakan sarana yang berkaitan dengan fisik gedung atau bangunan rumah sakit
dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan pasien, keluarga pasien, dan pengunjung
Rumah Sakit. Fasilitas perlengkapan tersebut meliputi :
1. Pegangan pada tepi tangga;
2. Pegangan pengaman pada samping kloset dan bel panggil;
3. Pintu dapat dibuka dari luar;
4. Tempat tidur dilengkapi tralis penahan dibagian tepi;
5. Sumber listrik (stop kontak) mempunyai pengaman;
6. Pasokan Oksigen cukup di tempat-tempat penting, seperti Kamar Operasi, ICU, IGD;
7. Tersedia suction/alat penghisap pada keadaan gawat darurat;
8. Pasokan tenaga listrik 24 jam pengganti listrik PLN bilamana padam.

D. PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN


Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
1. Tersedia APAR sesuai dengan Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM) Kebakaran
seperti yang diatur oleh Permenaker No. 4 tahun 1980.
2. Hidran terpasang dan berfungsi dengan baik dan tersedia air yang cukup sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan;
3. Tersedia alat penyemprot air (sprinkler) dengan jumlah yang memenuhi kebutuhan luas
area;
4. Tersedia koneksi Siamese;
5. Tersedia pompa HIDRAN dengan generator cadangan;
6. Tersedia dan tercukupi air untuk pemadaman kebakaran;
7. Tersedia instalasi alarm kebakaran otomatis/manual sesuai dengan Permenaker No. 2
tahun 1983.

E. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


1. Pengertian
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Bahan berbahaya dan beracun adalah bahan atau zat yang mempunyai karakteristik
mudah terbakar, mudah meledak, beracun bersifat reaktif koroksif atau menyebabkan infeksi.
Bahan Mudah Terbakar : Bahan yang apabila berdekatan dengan api, percikan api,
gesekan atau sumber nyala lain akan, mudah menyala / terbakar dan apabila telah nya akan
terus terbakar dalam waktu lama.
Bahan Mudah Meledak : Bahan yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan yang tinggi yang dengan cepat merusak lingkungan sekitar
Bahan Bersifat Reaktif : Bahan yang mudah menyebabkan kebakaran atau ledakan
karena sifat kimia yang tidak stabil pada suhu tinggi karena mengalami oksidasi.
Bahan Korosif : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan
baja.
Bahan Infeksious : Bahan yang berbahaya bagi lingkungan karena mengandung
kuman penyakit yang dapat menular.
Bahan Beracun : Adalah bahan yang mengandung racun berbahaya bagi manusia dan
lingkungan karena dapat menyebabkan kematian atau sakit serius
Bahan Iritan : Adalah bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan
selaput lendir
Material Safety Sheet ( MSDS ) : Lembar data pengaman Bahan adalah lembar
petunjuk yang berisi informasi tentang sifat fisik, kimia dari bahan berbahaya dan beracun,
cara pengamanan dan tindakkan khusus yang dapat dilakukan dalam keadaan darurat apabila
terpapar bahan berbahaya dan beracun.

2. Ketentuan
a. Pemesanan
1) Pemesanan Bahan berbahaya dan beracun dapat dilakukan apabila disertai
permintaan tertulis yang ditandatangani oleh kepala bagian logistik farmasi
2) Pemesanan bahan berbahaya dan beracun menggunakan nota pemesanan yang
terpisah dengan bahan yang tidak termasuk bahan berbahaya dan beracun
3) Pemesanan harus disertai dengan notifikasi bahwa bahan yang dipesan merupakan
B3
4) Pemesanan dilakukan melalui Distributor resmi yang terdaftar pada balai POM
atau Departemen perindustrian dan perdagangan
5) Setiap pemesanan harus mencantumkan dengan jelas nama bahan, nama dagang,
nama kimia, jumlah yang dipesan nama dan alamat distributor.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

6) Setiap pemesanan harus mencantumkan pernyatan bahwa pihak distributor akan


melampirkan MSDS pada saat penyerahan B3
7) Tidak diperkenankan memesan B3 yang terlarang berdasarkan peraturan
pemerintah RI No. 74 tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun
8) Pemesanan B3 yang termasuk golongan bahan dengan penggunaan terbatas sesuai
dengan peraturan pemerintah RI No. 74 Tahun 2001 tentang pengelolan bahan
berbahaya dan beracun harus mendapat persetujuan PK3RS dengan masa berlaku
1 tahun
b. Penyerahan Barang
1) Pada saat penyerahan B3, nota penyerahan harus mencantumkan dengan jelas

nama, bahan, nama dagang, nama kimia jumlah bahan nama distributor, dan nama
pengimpor / produsen.
2) Setiap B3 yang diserahkan harus disertai dengan lembar data pengaman bahan
(material Safety data sheet) yang berisi merek dagang, rumus kimia jenis B3,
klasifikasi, teknik penyimpanan, dan tatacara penanganan bila kecelakaan
3) Pada saat diserahkan, B3 harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Diserahkan dalam bentuk kemasan yang kompak
b) Wadah kemasan tidak bocor
c) Tidak berkarat
d) Tidak rusak
e) Disertai dengan penandaan nama dangan, nama bahan, berat yang sesuai
dengan yang tertera pada nota penyerahan bahan
4) Setiap B3 yang diserahkan harus telah memiliki tanda peringatan sesuai dengan
jenis dan bahayanya. Simbol bahaya dan petunjuk P3K yang mudah dilihat,
dibaca, dimengerti dan tidak luntur
5) Bahan berbahaya dan beracun tidak dapat diterima apabila :
a) Dokumen tidak lengkap
b) Sudah kadaluarsa
c) Label yang tertera pada bahan dan dokumen tidak cocok
6) Penyerahan B3 harus dilakukan secara langsung kepala petugas bagian logistik
sedangkan bahan langsung ditempatkan pada ruang Penyimpanan B3
c. Penanganan Bahan Kimia
1) Penandaan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

a) Setiap bahan berbahaya dan beracun harus diberikan penandaan agar dapat
dikenali oleh setiap orang
b) Penandaan meliput nama bahan, nama kimia dan simbol bahan berbahayaan
beracun ( B3 )
c) Penandaan harus diberikan pada setiap kemasan luar/ pembungkus bahan,
dengan tulisan dan simbol yangs jelas, mudah terbaca, tidak mudah terlepas
dan bertahan lama
d) Simbol yang dipergunakan untuk penandaan bahan B3 mengacu pada
ketentuan yang berlaku yaitu sebagai berikut
BAHAN IRITASI BAHAN TOKSIK

BAHAN

KOROSIF BAHAN MUDAH


MELEDAK

BAHAN OKSIDATOR BAHAN MUDAH TERBAKAR

2) Tata Cara pengunaan Bahan


Berbahaya dan Beracun
a) Dalam menangani bahan kimia berbahaya dan beracun setiap karyawan harus
menghindari terjadinya inhalasi bahan, penyerapkan melalui kulit, tertelan
melalui mulut, atau kontak langsung dengan peralatan/ bahan yang
terkantaminasi.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

b) Pengambilan bahan kimia cair dengan mempergunakan pipet yang disedot


dengan mulut tidak diperkenankan karena dapat menyebabkan tertelanya
bahan kimia tersebut.
c) Dalam menuangkan bahan kimia cair, tidak boleh dilakukan dengan terburu-
buru yang sampai mengotori label
d) Sebelum menuangkan bahan kimia, pekerja harus membaca dengan teliti label
kimia. Apabila label sudah tidak jelas atau tidak ada maka tidak diperkenankan
mengambil bahan kimia dari kontener
e) Apabila menuang bahan kimia cair dari kontener yang besar kedalam gelas
ukur yang kecil maka gelas ukur harus ditahan agar cairan tidak tumpah
f) Setiap pekerja yang menangani bahan kimia berbahaya dan beracun harus
mempergunakan sarung tangan gown. Sepatu tertutup dan celana pendek, baju
lengan diperkenankan dan sepatu yang terbuka apabila bekerja dengan bahan
kimia yang berbahaya dan beracun
g) Makan, minum atau merokok tidak diperkenankan apabila sedang bekerja
dengan bahan kimia bebahaya dan beracun
h) Tidak diperkenankan mengembalikan bahan kimia yang berlebih setelah
ditungkan kedalam wadah semula karena hal ini akan dapat menimbulkan
suatu reaksi kimia yang berbahaya. Harus diupayakan pengambilan bahan
secara tepat tanpa berlebihan
i) Apabila sedang mengerjakan pencampuran bahan kimia, tidak diperkenankan
meninggalkan tempat sehingga proses pencampuran/reaksi tidak diawasi
j) Tidak diperkenankan mencicipi/meras bahan kimia jenis apapun. Apabila harus
mencium bahan kimia maka lakukan sehingga hanya sebagai kecil uap yang
masuk kehidung
k) Tidak diperkenankan menyimpan mantel, baju lais, atau buku dalam ruang
berisi bahan kimia karena bisa terkontaminasi oleh bahan kimia

3) Tatacara Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun


a) Untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat bahan kimia berbahaya maka
bahan kimia berbahaya dan beracun harus disimpan. Dipergunakan dan
dibuang dengan cara yang sesuai tertentu
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

b) Setiap bagian dan setiap personal di rumah sakit harus melakukan secara benar
seluruh ketentuan penyimpanan, penggunaan pembuangan bahan kimia
berbahaya dan beracun
c) Setiap bagian yang menyimpan bahan kimia berbahaya dan beracun dalam
jumlah besar dan jenis bahan kimia yang banyak, harus mempunyai ruangan
penyimpanan khusus
d) Semua bahan kimia berbahaya dan beracun harus diberikan label yang benar
agar tidak terjadi pencampuran bahan yang tidak sesuai
e) Semua bahan kimia berbahaya dan beracun harus diperiksa secara teratur
untuk mendeteksi kebocoran atau kerusakan wadah
f) Bahan kimia yang menjadi basah akibat kelembaban yang tinggi harus
dikeringkan sebelum dipergunakan
g) Sampah yang berasal dari bahan kimia harus dibuang pada kontener yang telah
disiapkan khusus untuk bahan tersebut, tidak boleh dibuang pada sampah
untuk bahan kimia lain.
h) Tidak diperkenankan mempergunakan lampu spirtus dalam ruang berisi bahan
kimia apabila tidak diinstruksikan
i) Setiap wadah dari gelas harus diperiksa apakah ada keretakan atau tidak karena
akan menyebabkan cedera serius apabila terjadi kebocoran bahan kimia.
j) Untuk menghindari terjadinya peledakan bahan kimia maka setiap bahan kimia
dengan konsentrasi yang tinggi harus disimpan dalam rungan suhu yang lebih
rendah dari titik nyala bahan kimia tersebut
k) Setiap bahan kimia yang mudah meledak atau terbakar harus diidentifikasi titik
nyala dari bahan tersebut
l) Setiap karyawan harus memperhatikan bahwa beberapa bahan kimia padat
tidak boleh terkena air, terkena pemanasan. Terjadi gesekan atau terkena
cahaya/sinar matahari karena akan mudah terbakar.
m) Setiap karyawan harus mengetahui dari alat pemadam. Api ringan ( APAR),
tempat pembilasan, dan mengetahui cara mempergunakan peralatan tersebut
n) Setelah kejadian pemaparan, kecelakan peledakan atau adanya tumpuhan
bahan, karyawan harus segera memberitahukan kepala bagiannya atau atasan
langsung
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

d. Penganganan Bahan Gas


1) Penggunalan Gas yang tidak benar dapat menimbulkan peledakan, kebakam,
keracunan intoksidasi akibat inhalasi gas tau dapat mencederai kulit. Karena di
rumah sakit terdapat banyak jenis gas yang berbahaya dengan efek yang
bermacam-macam maka dibuat beberapa ketentuan umum yang berlaku untuk
semua tindakan yang mempergunakan gas.
2) Pemakaian lampu spiritus ( Bunsen ) pada daerah yang mengndung gas harus
dilakukan dengan sangat hati – hati dan hanya dapat dilakukan apabila tidak
terdapat kebocoran gas. Lampu spiritus harus segeraa dimatikan apabila tidak
dipegunakan. Apabila sedang ada nyata api maka tidak diperkenankan
menggunakan oksigen
3) Merokok dilarang diseluruh bagian, seluruh tempat tindakan di rumah sakit apabila
ditempatkan gas dan penganan yang mempergunakan gas
4) Penyimpanan gas apabila memungkinkan tempat yang berjauhan dengan pusat
kegiatan pelayanan dan dilindungi dari pemaparan suhu tinggi
5) Seluruh tabung gas harus diberi label yang jelas. Tabung yang tidak berlabel tidak
boleh dipergunakan karena sangat membahayakan.
6) Seluruh staf harus mengetahui tatacara mengidentifikasi gas berdasarkan kode
warna yang disepakati
7) Pengangkutan tabung gas dan pengisian gas harus mempergunakan troli yang
menahan tang gas tidak jatuh
8) Dalam menuang gas bentuk cair maka tidak boleh terjadi tumpahan gas pada
pakaian dan lantai
9) Setiap pekerjaan harus mempergunakan pakaian pelindungan masker, sarung
tangan dan baju lengan panjang.
e. Penyimpanan Bahan Berbahaya Dan Beracun
1) Persyaratan Umum Ruang Penyimpanan
a) Ruangan penyimpanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Kedap air, tidak bocor, ada ventillasi untuk mencegah akumulasi gas,
lubang angin harus dilengkapi dengan kasa penutup agas burung dan
binatang tidak masuk dan dilengkapi penerangan yang mencukupi
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

 Instansi penerangan harus tidak menimbulkan ledakan, dengan memsang


lampu penerangan minimal 1 meter diatas kemasan dan semua saklar untuk
ruang bahan mudah tebakar tepasang dari sisi luar
 Tersedia sarana pencucian yang dekat lokasi dan memada misalnya
wastafel untuk terpapar bahan berbahaya dan beracun
 Tesedia sistim pemadam kesadaran dan deteksi kebakaran yang sesuai
dengan luas ruang dan jenis bahan yang disimpan
 Tersedia pembangkit listrik cadanngan yang berfungsi secara otomatik
apabila terjadi gangguan aliran listrik
 Tersedia fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan dalam jumlah dan
jenis yang memadai
 Peralatan komunikasi dalam ruang penyimpanan harus tersedia agar
memudahkan komunikasi dengan bagian lain.
 Setiap ruang penyimpanan harus mempunyai pompa penyedot tumpahan
B3 yang juga berfungsi menyedot tumpahan cair
 Tersedia pengontrol suhu dan kelembaban disetiap ruang penyimpanan
bahan berbahaya dan beracun
 Ruangan penyimpanan tidak boleh terkena cahaya matahari secara
langsung karena dapat menyebabkan terjadi reaksi kimia pda bahan kimia
yang tidak stabil
 Ruangan penyimpanan bahan berbahaya dan beracun dinyatakan sebagai
“restrieted area” sehingga setiap orang yang tidak berkepentingan tidak
diperkenan masuk
 Semua sistim pengamanan ruangan penyimpanan bahan kimia harus
diperiksa sekurang kurangnya setiap bulan
 Setiap hasil pemeriksaan harus didokumentasikan dilaporkan ke PK3RS
b) Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut ;
 Dilakukan dengan sistem blok, terdiri dari 2 x 2 kemasan sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhdap setiap kemasan
 Jarak antar blok minimum 60 cm agar masih tersisa runagn untuk
melakukan pengawasan rutin
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

 Maksimal tumpukan 3 lapis, apabila lebih maka harus dengan memakai


rak, kecuali untuk bahan kimia yang disimpan dalam wadah botol tidak
diperkenankan untuk disimpan bersusun
 Jarak kemasan tertular tidak boleh kurang 1 meter dari atap
 Kemasan B3 yang tidak saling cocok harus disimpan terpisah, tidak dalam
1 blok untuk menghindari terjadinya reaksi kimia yang membahayakan
 Penempatan kemasan harus dengan syarat tidak ada kemungkinan tumpah
ke kemasan lain.

3. Persyaratan Berdasarkan Jenis B3


a. Bahan Beracun
1) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
2) Jauhkan dari bahan lain yang dapat beraksi
3) Tersedia alat perlindungan diri
b. Bahan Korosif
1) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
2) Bahan disimpan dalam wadah tertutup berlabel
3) Tersedia alat pelindung diri
c. Bahan Mudah Terbakar
1) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
2) Ruangan / bahan harus jauh dari sumber aoi / panas
4) Hindari terjadinya loncatan api listrik atau bara rokok
5) Tersedia alat pemadam kebakaran
6) Penyimpanan harus dijauhkan dari bahan kimia oksidator
7) Tesedia alat pelindung diri
d. Bahan Mudah Meledak
1) Ruangan penyimpanan harus dingin dan berventilasi
2) Ruangan / bahan harus jauh dari sumber aoi / panas
3) Tersedia alat pemadam kebakaran
4) Tempat penyimpanan tidak menimbulkan gesekan atau benturan mekanis
5) Tesedia alat pelindung diri
e. Bahan Oksidator
1) Rungan penyimpanan harus dingin, kering dan berventilasi
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

2) Ruangan / bahan harus jauh dari sumber api / panas


3) Ruangan harus kedap air
4) Tersedia alat pemadam kebakaran
5) Tersedia alat pelindung diri

F. PROSEDUR PENANGGULANGAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN


1. Air Raksa
a. Nama Kimia : Hg
b. Nama Lain : Mercury
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui, inhalasi, tertelan. Absorbsi kulit, atau kontak dengan
mata.
d. Gejala Keracunan :
1) Mata : Iritasi mata
2) Kulit : Iritasi Kulit
3) Inhalasi : Batuk, sakit dada, sesak napas, bronkhitis, pnuemonitis, edema paru,
ataxia. Tremor, sakit kepala, nausea, vomiting, insomnia, gelisah, stomatitis,
hypersalivasi, gangguan parut, anoreksia, proteinuria, hematemesis, ARF, shock,
cardiac areest
e. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan mengunakan air mengalir selama 15 menit
2) Segera melakukan pembilasan dengan air
3) Berikan oksigen / bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan
4) Bila tertelan segera lakukan lavase lambung
5) Dapat diberikan antidotum yaitu Dimercaprol
6) Bila perlu dilakukan hemodialisis
f. Pencegahan
1) Hindari kontak dengan mata/ kulit
2) Pebelian cepat pada kamar bilas atau kamar mandi

2. Alkohol
a. Nama Kimia : Ethyl Alkohol
b. Nama Lain : Alkohol Ethanol
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi tertelan atau kontak denga kulit / mata

d. Gejala Keracunan
1) Mata : Iritasi mata
2) Kulit : Iritasi Kulit
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

3) Inhalasi : Sakit kepala, lemas, batuk – batuk, pusing, tidak sadar, kerusakan hati,
anmia
e. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15 menit
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan air
3) Berikan oksigen / bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernafasan
4) Bila tertelan, segera lakukan lavase lambung, berikan charcoal untuk menyerap
sisa bahan yang masih berada dalam lambung
f. Pencegahan Pemaparan
1) Hindari kontak dengan mata/kulit
2) Pakai baju pelindung
g. Pencegahan
1) Hindari kontak dengan mata/ kulit
2) Pakai masker bila kansentrasi > 2000ppm

3. Barium Sulfat
a. Nama Kimia : BaSO4
b. Nama Lain : Barium Sulfate
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi mellaui inhalasi, tertelan atau kontak dengan mata/kulit.
d. Gejala Keracunan
1) Mata : Iritasi mata.
2) Kulit : Iritasi kulit, terbakar.
3) Inhalasim: Iritasi saluran napas, spasme otot, nadi lambat, ekstrasistol,
hypokalemia.
e. Target Organ
Mata, kulit, saluran pernapasan, kardiovaskular.

f. Pertolongan Pertama
1) Segera lakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15 menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun dan air.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan bila ada gangguan pernapasan.
g. Pencegahan Pemaparan
Hindari kontak dengan mata/kulit.

4. Cidex
a. Nama Kimia : Glutaraldehyde (OCH(CH2)3CHO)
b. Nama Lain : Cidex
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbsi kulit, tertelan atau kontak dengan
kulit/mata.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi mata.
2) Kulit: Iritasi kulit, dermatitis, sensitisasi kulit.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

3) Inhalasi : Mual, muntah, batuk, asma.


e. Target Organ
Mata, kulit, saluran napas.
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.

5. Elpiji
a. Nama Kimia : C3H8/C3H6/C4H10/C4H8
b. Nama Lain : LPG (Liquified Petroleum Gas, Liquified Hidrocarbon Gas)
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan kulit/mata.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi mata, frostbite.
2) Kulit: Frostbite.
3) Inhalasi : Pusing, kesadaran menurun, asfiksia.
e. Target Organ
Saluran napas, CNS.
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.

6. Fenol
a. Nama Kimia : C6H5OH
b. Nama Lain : Phenol, Carbolic Acid, Hydroxy Benzene, Phenyl Alcohol.
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbsi kulit, tertelan atau kontak dengan
kulit/mata.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi mata.
2) Kulit: Iritasi kulit, Dermatitis, kulit terbakar.
3) Inhalasi : Iritasi hidung/tenggorokan, anoreksia, kelemahan, nyeri otot, urin
warna gelap, sianosis, kerusakan ginjal dan hati, tremor, konvulsi, twiching.
e. Target Organ
Mata, kulit, saluran napas, hati, ginjal.
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

7. Formalin
a. Nama Kimia : HCHO
b. Nama Lain : Formaldehyda, Methanal, Methyl Aldehida, Methylene Oxide.
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan mata/kulit.

d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi mata, hiperlakrimasi.
2) Kulit: Iritasi kulit.
3) Inhalasi : Iritasi hidung, tenggorokan, batuk, wheezing, sesak napas, Bronkhitis,
Pneumonitis, dan edema paru.
e. Target Organ
Mata, saluran napas.
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
g. Pencegahan Pemaparan
Hindari kontak dengan mata/kulit.

8. Freon
a. Nama Kimia : CCl4
b. Nama Lain : Karbon klorida, Halon, Tetraklorometana.
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan, absorbsi kulit atau kontak dengan
mata/kulit.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi mata.
2) Kulit: Iritasi kulit.
3) Inhalasi : Mual, muntah, pusing, gangguan koordinasi, depresi saraf pusat,
gangguan hati, dan ginjal.
e. Target Organ
1) Mata, kulit, paru-paru, saraf perifer, hati, ginjal.
2) Menyebabkan kanker hati (pada binatang).
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
g. Pencegahan Pemaparan
1) Hindari kontak dengan mata/kulit.
2) Lakukan pembilasan cepat pada ruang bilas atau kamar mandi.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

9. Hidrogen Peroksida
a. Nama Kimia : H2O2
b. Nama Lain : Peroxide, Hydrogen Diooxyde.
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan atau kontak dengan mata/kulit.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi mata, ulkus cornea.
2) Kulit: Iritasi kulit, vesikel, eritema.
3) Inhalasi : Iritasi hidung, tenggorokan, pneumonia, edema paru.
4) Sistemik : Rambut menjadi putih.
e. Target Organ
Kulit, mata, saluran napas.
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
g. Pencegahan Pemaparan
1) Hindari kontak dengan mata/kulit.
2) Lakukan pembilasan cepat pada kamar bilas atau kamar mandi.
3) Gunakan masker apabila konsentrasi > 10 ppm.

10. Karbon Dioksida


a. Nama Kimia : CO2
b. Nama Lain : Gas CO2, Dry Ice.
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan atau kontak dengan mata/kulit.

d. Gejala Keracunan
1) Mata : Penglihatan kabur, iritasi mata, myosis.
2) Kulit: Melepuh, luka bakar (frosbite).
3) Inhalasi : Sakit kepala, berkeringat, hypersalivasi, asfiksia, kram perut, diare,
mual, muntah, lemas, twiching otot, inkoordinasi, kejang.
e. Target Organ
Saraf pusat, saraf perifer, cholinesterase darah.
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
g. Pencegahan Pemaparan
1) Hindari kontak dengan mata/kulit
2) Pakai pelindung badan.

11. Klorin
a. Nama Kimia : Cl2
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

b. Nama Lain : Chlorine, Sodium Hypochloride, Precept, Bleaching Agent.


c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan kulit/mata.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Rasa perih, panas, terbakar.
2) Kulit: Dermatitis, frostbite.
3) Inhalasi : Hipersalivasi, mual, muntah, rinorea, batuk, kesedakan, nyeri
substernal, sakit kepala, pusing, sinkope, edema paru, pneumonia, hipoksemia.
e. Target Organ
Mata, kulit, saluran napas.
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit. Bila terjadi frostbite, jangan dibilas dengan air.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun bila belum ada frostbite.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
4) Kortikosteroid, antibiotika.
g. Pencegahan Pemaparan
Hindari kontak dengan mata/kulit

12. Las Karbid


a. Nama Kimia : CH2
b. Nama Lain : Acetylene, Ethirine (Gas yang dipakai untuk las).
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontrak dengan kulit/mata.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Luka beku (frostbite)
2) Kulit: Frostbite
3) Inhalasi : Sakit kepala, pusing, asfiksia.
e. Target Organ
Saluran napas, saraf pusat.
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit. Bila terjadi frostbite, jangan dibilas dengan air.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun, bila belum ada frostbite.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
g. Pencegahan
1) Hindari kontak dengan mata/kulit.
2) Pakai masker.

13. Methanol
a. Nama Kimia : CH3OH
b. Nama Lain : Methyl alkohol, Carbinol, Spiritus, Wood alkohol, thiner.
c. Pemaparan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbsi kulit, tertelan atau kontak dengan
kulit/mata.

d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi, gangguan penglihatan, kerusakan saraf mata.
2) Kulit: Iritasi, dermatitis.
3) Inhalasi : Iritasi saluran napas/hidung, sakit kepala, pusing, mual, muntah,
gangguan kesadaran.
e. Target Organ
Mata, kulit, saluran napas, CNS, GIT.
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
4) Lakukan lavese lambung, dapat diberikan Charcoal.
5) Dapat diberikan antidotom yaitu Ethanol atau Fomeprazole.
g. Pencegahan
1) Hindari kontak dengan mata/kulit.
2) Pakai masker bila > 2000 ppm.

14. Natrium Hidroksida


a. Nama Kimia : NaOH
b. Nama Lain : Caustic Soda, Lye, Sodium Hydrate
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan, absorbsi kulit, kontak dengan
kulit/mata.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi mata.
2) Kulit: Iritasi kulit, kulit terbakar.
3) Inhalasi : Iritasi mukosa saluran napas, pneumonitis, kerontokan rambut
temporer.
e. Target Organ
Mata, kulit, saluran napas.

f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan air.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
g. Pencegahan
1) Hindari kontak dengan mata/kulit.
2) Pakai masker bila > 10 mg/m3
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

15. Nitrogen Dioksida


a. Nama Kimia : N2O
b. Nama Lain : Nitrogen peroksida, Dinitrogen tetraoksida-gas anestesi
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan atau kontak dengan kulit/mata.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi mata, penglihatan kabur, frostbite.
2) Kulit: Iritasi kulit, melepuh, frostbite.
3) Inhalasi: Iritasi hidung/tenggorokan, anastesi, batuk, frothy sputum, penurunan
fungsi paru, bronkitis, sesak napas, edema paru, sianosis, takipnea, takikardia.
e. Target Organ
Mata, saluran napas, kardiovaskular.
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
g. Pencegahan
1) Hindari kontak dengan mata/kulit.
2) Pakai masker bila konsentrasi lebih besar 20 ppm.

16. Nitrogliserin
a. Nama Kimia : CH2NO3CHNO3CH2NO3
b. Nama Lain : Glyceryl, Trinitrate, Trynitroglyceryne

c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, absorbsi kulit, tertelan atau kontak dengan
kulit/mata.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi mata
2) Kulit: Iritasi kulit
3) Inhalasi: Sakit kepala, pusing, mual, muntah, nyeri perut, hipotensi, flushing,
Palpitasi, methemoglobinemia, delirium, depresi saraf pusat.
e. Target Organ
Kardiovaskuler, darah, kulit, saraf pusat
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pemaparan apabila ada gangguan pernapasan.
g. Pencegahan Pemaparan
1) Hindari kontak dengan mata/kulit.
2) Lakukan pembilasan dalam ruang bilas atau kamar mandi.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

3) Pakai masker.

17. Timbal
a. Nama Kimia : Pb
b. Nama Lain : Lead, Plumbum
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui tertelan atau kontak dengan kulit/mata.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi mata
2) Tertelan: Lemah, pucat, insomnia, anoreksia, berat badan menurun, konstipasi,
nyeri abdomen, anemia, tremor, paralisis, encephalopati, gangguan ginjal,
hipotensi.
e. Target Organ
Mata, saraf pusat, ginjal, saluran pernapasan, darah.

f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
4) Lakukan irigasi lambung.
5) Berikan antidotum EDTA atau Dimercaptosuccinic acid
6) Dapat diberikan Carchoal.
g. Pencegahan
1) Hindari kontak dengan mata/kulit.
2) Pakai masker.

18. Xylene
a. Nama Kimia : C6H4(CH3)2.
b. Nama Lain : Orthoxylene-O-Xylol.
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi atau kontak dengan mata/kulit.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi, vakuolisasi cornea.
2) Kulit: Iritasi, dermatitis.
3) Inhalasi: Iritasi hidung/tenggorokan, pusing, eksitasi, gangguan koordinasi,
nausea, vomiting, jalan limbung, abdominal pain, anoreksia.
e. Target Organ
Mata, kulit, saluran napas, saraf pusat, saluran cerna, darah.
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
g. Pencegahan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

1) Hindari kontak dengan mata/kulit.


2) Pakai masker bila > 1900 ppm.

19. Wash Bensin


a. Nama Kimia : -
b. Nama Lain : -
c. Pemaparan
Pemaparan dapat terjadi melalui inhalasi, tertelan atau kontak dengan mata/kulit.
d. Gejala Keracunan
1) Mata: Iritasi mata, ulkus cornea.
2) Kulit: Iritasi kulit, vesikel, eritema.
3) Inhalasi : Iritasi hidung, tenggorokan, pneumonia, edema paru.
4) Sistemik: Rambut menjadi putih.
e. Target Organ
Kulit, mata, saluran napas.
f. Pertolongan Pertama
1) Segera melakukan irigasi mata dengan menggunakan air mengalir selama 15
menit.
2) Segera melakukan pembilasan kulit dengan sabun.
3) Berikan oksigen/bantuan pernapasan apabila ada gangguan pernapasan.
g. Pencegahan Pemaparan
1) Hindari kontak dengan mata/kulit.
2) Lakukan pembilasan cepat pada kamar bilas atau kamar mandi.
3) Gunakan masker apabila konsentrasi > 10 ppm.

G. RAMBU – RAMBU
1. Rambu penunjuk arah jalan keluar, alat pemadam api, tempat berbahaya dan tanda-
tanda larangan;

2. Denah, marka, tempat alat pemadam api;

H. SANITASI
1. Closet, urinoar, wastafel dan bak mandi dari bahan kualitas baik, utuh dan tidak cacat,
serta mudah dibersihkan;
2. Urinoar dipasangkan/ditempel pada dinding, kuat dan berfungsi dengan baik;
3. Wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat, tidak menimbulkan bau, dilengkapi
disinfektan dan dilengkapi tisu yang dapat dibuang (disposable tissues);
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

4. Bak mandi tidak berujung lancip, tidak menjadi sarang nyamuk dan mudah
dibersihkan;
5. Indeks perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan kamar
mandi 10 : 1;
6. Indeks perbandingan jumlah pekerja dengan jumlah dengan jumlah toiletnya dan
kamar mandinya 20 :1;
7. Air untuk keperluan sanitasi seperti mandi, cuci, urinoar, wastafel, closet, keluar
dengan lancar dan jumlahnya cukup.

I. PENGOLAHAN LIMBAH
1. Pengertian
b. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair, dan gas.
c. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non-
medis.
d. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi.
e. Limbah padat non-medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah
sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
f. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun
dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
g. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi,
dan pembuatan obat citotoksik.
h. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak
secara rutin ada di lingkungan dan organism tersebut dalam jumlah dan virulensi yang
cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
i. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan sangat
infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi,
terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

j. Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan
pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan
untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
k. Minimasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah
limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan
kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle)

2. Pengolahan Limbah
a. Limbah padat
1) Tersedianya tempat/kontainner penampung limbah sesuai dengan criteria limbah;
2) Tersedianya incinerator atau yang sejenisnya, terpelihara dan berfungsi dengan
baik;
3) Tersedia tempat pembuangan limbah padat sementara, tertutup dan berfungsi

dengan baik.
b. Limbah cair
Tersedianya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan perizinannya.
c. Limbah gas
Monitoring limbah gas berupa NO2, So2, logam berat, dan dioksin dilakukan minimal
1 (satu) kali setahun.

J. SERTIFIKASI DAN PERIZINAN


PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit harus sesuai standar pelayanan Rumah
sakit dengan dilengkapi sertifikasi dan perizinan. Perizinan sesuai dengan peraturan yang
berlaku meliputi :
1. Izin Mendirikan Bangunan;
2. Izin berdasarkan Undang-undang Gangguan;
3. Rekomendasi Dinas Pemadam Kebakaran;
4. Izin Operasional Rumah Sakit;
5. Izin Instalasi Listrik;
6. Izin Pemakaian Diesel;
7. Izin Instalasi Petir;
8. Izin Pemakaian Boiler;
9. Penggunan Radiasi;
10. Izin Bejana Tekan;
11. Izin Pengolahan Limbah Padat, Cair dan Gas.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

BAB IV
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

A. KEBIJAKAN UMUM

Rumah Sakit merupakan tempat kerja yang padat karya, pakar, modal dan teknologi.
Namun keberadaan Rumah Sakit juga memiliki dampak negative terhadap timbulnya penyakit
dan kecelakaan kerja akibat kerja, bila Rumah Sakit tersebut tidak melaksanakan prosedur
K3. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan regulasi sebagai berikut :
1. Membuat kebijakan tertulis dari pimpinan Rumah Sakit;
2. Menyediakan Organisasi K3RS sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Manajemen K3 d Rumah Sakit;
3. Melakukan sosialisasi K3RS pada seluruh jajaran Rumah Sakit;
4. Membudayakan perilaku K3RS;
5. Meningkatkan SDM yang professional dalam bidang K3 di masing-masing unit kerja
di Rumah Sakit;
6. Meningkatkan Sistem Informasi K3RS.

B. PROSEDUR – PROSEDUR
1. Advokasi ke pimpinan Rumah Sakit, sosialisasi dan pembudayaan K3RS;
2. Menyusun kebijakan K3RS yang ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit;
3. Membentuk Organisasi K3RS;
4. Perencanaan K3 sesuai Standar K3RS yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan;
5. Menyusun pedoman, petunjuk teknis dan SOP-K3RS ;
6. Melaksanakan 12 Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
(K3RS);
7. Melaksanakan evaluasi Pelaksanaan Program K3RS;
8. Melakukan Internal Audit Program K3RS dengan menggunakan instrument penilaian
sendiri (self assessment) akreditasi Rumah Sakit yang berlaku;
9. Mengikuti Akreditasi Rumah Sakit.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

BAB V
FAKTOR – FAKTOR BAHAYA DI RUMAH SAKIT

Sumber bahaya yang ada di Rumah Sakit harus diidentifikasi dan dinilai untuk
menentukan tingkat resiko yang merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan PAK.
Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan di Rumah Sakit meliputi :
Bahaya Pekerja yang paling
No Lokasi
Potensial Beresiko
1. FISIK :
Bising IPS-RS, laundry, dapur, Karyawan yang bekerja di
CSSD, gedung genset- lokasi tersebut
boiler, IPAL
Getaran Ruang mesin-mesin dan Perawat, cleaning service dll
peralatan yang
menghasilkan getaran
(ruang gigi dll)
Debu Genset, bengkel kerja, Petugas sanitasi, teknisi gigi,
laboratorium gigi, petugas IPS dan rekam medis
gudang rekam medis,
incinerator
Panas CSSD, dapur, laundry, Pekerja dapur, pekerja
incinerator, boiler laundry, petugas sanitasi dan
IPS-RS
Radiasi X-Ray, Ok yang Ahli radiologi, radiotherapist
menggunakan c-arm, dan radiographer, ahli
ruang fisioterapi, unit fisioterapi dan petugas
gigi roentgen gigi
2. KIMIA :
Disinfektan Semua area Petugas kebersihan, perawat
Cytotoxics Farmasi, tempat Pekerja farmasi, perawat,
pembuangan limbah, petugas pengumpul sampah
bangsal
Ethylene oxide Kamar operasi Dokter, perawat
Formaldehyde Laboratorium, kamar Petugas kamar mayat, petugas
mayat, gudang farmasi laboratorium dan farmasi
Methyl: Ruang pemeriksaan gigi Petugas/dokter gigi, dokter
Methacrylate, Hg (amalgam) bedah, perawat
Solvents Laboratorium, bengkel Teknisi, petugas laboratorium,
kerja, semua area di RS petugas pembersih
Gas-gas anastesi Ruang operasi gigi, OK, Dokter gigi, perawat, dokter
ruang pemulihan bedah, dokter/perawat
anastesi
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

3. BIOLOGIK :
AIDS, Hepatitis B dan Non IGD, kamar Operasi, Dokter, dokter gigi, perawat,
A – Non B ruang pemeriksaan gigi, petugas, petugas
laboratorium, laundry laboratorium, petugas sanitasi
dan laundry
Cytomegalovirus Ruang kebidanan, ruang Perawat, dokter yang bekerja
anak di bagian ibu dan anak
Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan perawat
Tuberculosis Bangsal, laboratorium, Perawat, petugas
ruang isolasi laboratorium, fisioterapi
4. ERGONOMIK :
Pekerjaan yang dilakukan Area pasien dan tempat Petugas yang menangani
secara manual penyimpanan barang pasien dan barang
(gudang)
Postur yang salah dalam
melakukan pekerjaan Semua area Semua karyawan
Pekerjaan yang berulang Dokter gigi, petugas
pembersih, fisioterapis, sopir,
Semua area operator computer, yang
berhubungan dengan
pekerjaan juru tulis
5. PSIKOSOSIAL :
Sering kontak dengan
pasien, kerja bergilir, kerja Semua area Semua karyawan
berlebih, ancaman secara
fisik
6. KECELAKAAN KERJA :
Sengatan listrik, tertusuk Semua area Semua karyawan
benda tajam, dll
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

BAB VI
DISASTER PROGRAM

A. PENDAHULUAN

Bencana dapat terjadi kepada siapa saja dimana asaja dan kapan saja serta datangnya
tidak dapat diduga, diterka dan dapat menimbulkan kerugian dan korban yang tidak sedikit
bahkan kematian.
Rumah sakit sebagai salah satu “Public Area” tidak mustahil menghadapi bahaya dari
bencana ini oleh karena itu diperlukan tindakan penanggulangan terhadap bencana, maka
diperlukanlah organisasi untuk mengantisipasi keadaan dan melakukan tindakan yang tepat.

B. BATASAN DISASTER /BENCANA

1. Pengertian
Bencana adalah rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam atau manusia yang
mengakibatkan korban dan penderitaan manusia kerugian harta benda kerusakan lingkungan
kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan tata kehidupan dan
penghidupan yang memerlukan pertolongan dan bantuan secara khusus
Korban massal adalah banyaknya korban dengan penyebab kejadian yang sama
sehingga membutuhkan pertolongan medik yang lebih memadai dalam hal fasilitas maupun
tenaga sehingga dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat.

2. Kategori Disaster/ Bencana


Yang termasuk dalam kategori bencana disaster di Rumah Sakit harus ditetapkan oleh
rumah sakit itu sendiri sebagai contoh misalnya :
a. Intern
Bencana yang berasal dari intern rumah sakit dan menimpah rumah sakit dengan
segala obyek vitalnya yaitu pasien pegawai material dan dokumen. Contoh Kebakaran
b. Ekstern
Bencana bersumber berasal dari luar rumah sakit yang dalam waktu singkat
mendatangkan korban bencana dalam jumlah melebih rata rata keadaan biasa sehingga
memerlukan penanganan khusus dan mobilisasi tenaga pendukung lainnya. Contoh
Korban keracunan missal, korban kecelakaan massal
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

C. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Sebagai pedoman bagi seluruh karyawan Rumah Sakit dalam mengambil langkah-
langkah yang diperlukan guna mencegah dan menanggulangi bencana di rumah sakit
2. Untuk meningkatkan sistem koordinasi antar personil bagian agar dapat bertindak
secara terpadu dan terorganisir.
3. Agar korban bencana dapat ditangani secara cepat dan tepat sesuai kondisinya.

D. SISTEMATIKA
Sebagai sistimatika pedoman disaster program ini adalah sebagai berikut :
1. Metodelogi
2. Organisasi
3. Perencanaan SDM Logistik dan Transportasi
4. Perencanaan Komunikasi
5. Pencatatan dan Pelaporan

E. ORGANISASI DAN TATA KERJA


Kedudukan Rumah Sakit terhadap Supra Struktural
1. Pada saat terjadi bencana ekstern rumah sakit maka Rumah Sakit bersikap siap siaga
stand by sebagai berikut : Supra Struktural adalah Dinas kesehtan terkait hubungan
terjalin melalui garis koordinasi dengan direktur Rumah Sakit Direktur memberikan
instruksi kepada Tim Disaster Rumah Sakit untuk langkah-langkah lebih lanjut sesuai
hasil koordinasi dengan pihak supra structural Tim disaster memberikan laporan dan
rekomendasi atas pelaksanaan instruksi direktur dan kondisi situasi dilapangan Tim
disaster juga dapat berkoordinasi dengan pihak lain yang terkait seperti 118,
ambulance RS lain, PMI, Puskesmas guna memperlancar pelaksanaan penanganan
bencana.
2. Rumah Sakit memberikan pelayanan bilamana korban telah tiba di rumah sakit yaitu :
TRIASE, melakukan seleksi pasien berdasarkan tingkat kegawatdaruratan untuk
memberikan prioritas penanganan. Penderita dikelompokkan dalam 5 golongan
dibedakan dengan menggunakan label pita berwarna merah, biru, kuning, hijau, atau
hitam. Pada label ditulis nama pasien umur jenis kelamin alamat pasien. Bila pasien
tidak dikenal maka ditulis “tidak dikenal”.
TINDAKAN PENDAHULUAN : Dilakukan tindakan analisa situasi yaitu Mengumpulkan
informasi tentang bencana dari berbagai sumber (media electronik, seperti Radio TV
dll). Penyebaran analisa kepada unit unit terkait tentang terjadinya becana serta
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

kondisi siaga (Siaga I Siaga II) dst melalui pagging. Pengaktifan koordinasi
pengendalian operasi pertolongan.
RENCANA OPERASI PERTOLONGAN Berdasarkan informasi yang didapatkan dilakukan
operasi pertolongan dengan mengirimkan unit ambulan dengan dilengkapi dokter jaga
perawat dan peralatan medis emergensi.
3. Kedudukan Tim Disaster dalam organisasi Rumah Sakit
Tim Disaster Rumah Sakit terdiri dari Pimpinan disaster dan tim pendukung Pimpinan
disaster Rumah Sakit berada langsung dibawah garis komando Direktur rumah sakit
dan bertanggungjawab atas pelaksanaan penanggulangan disaster kepada
direktur rumah sakit Dalam melaksanakan penanggulangan disaster Tim Disaster
dibantu oleh tim pendukung

Pengorganisasian Tim Disaster Rumah Sakit yang mana anggotanya terdiri dari setiap
unit kerja terkait dengan tugas fungsi dan wewenangnya masing masing sebagai berikut :
1. Pimpinan Disaster
Pada saat jam dinas kantor yang bertindak sebagai pimpinan disaster adalah
Wadir Pelayanan Medik Rumah Sakit dan di luar jam kantor yang bertindak sebagai
pimpinan disaster adalah Kepala Jaga yang bertugas saat itu sebagai pengganti
direktur rumah sakit
Berwenang :
 Menentukan keadaan bencana
 Menentukan tingkat siaga
 Memobilisasi Tenaga
Bertugas :
 Mengkoordinasi segenap unsur di rumah sakit yang bertugas menanggulangi
bencana.
 Berkoordinasi dengan unsur dari luar rumah sakit bilamana dipandang perlu
setelah berkonsultasi dengan direktur Rumah Sakit.
2. Tim Evakuasi
Terdiri dari perawat petugas kebersihan petugas administrasi dan keuangan
Bertugas :
 Membantu pasien dan keluarganya untuk keluar dari gedung rumah sakit
menyelamatkan diri.
 Menyelamatkan harta benda milik rumah sakit dan pasien
3. Tim Keamanan
Adalah Satuan Pengamanan dari rumah sakit
Bertugas :
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

 Mengamankan lokasi bencana dari orang orang yang tidak bertanggungjawab,


 Mengamankan jalur lalu lintas ambulans, tenaga medis, dokumen-dokumen, dan
harta benda.
 Mengamankan jalur transportasi intern rumah sakit
4. Tim Medis
Dipimpin oleh dokter IGD yang bertugas saat itu dan dibantu oleh perawat IRD.
Berwenang :
Menentukan kondisi kegawatdaruratan korban
Menentukan penanganan lanjut untuk para korban misalnya dirujuk atau tidak,
Menentukan tempat rujukan yang tepat buat korban
Bertugas :
Memberikan pertolongan medis pertama kepada korban bencana
5. Tim Logistik Umum
Adalah petugas dapur dan laundry
Bertugas :
Melakukan perencanaan dan menyediakan logistik umum yang dibutuhkan oleh
petugas maupun korban bencana yang dibutuhkan saat itu
6. TimPenunjang
Tim Penunjang ini terdiri dari·
 Penunjang medik yaitu radiologi, farmasi, laboratorium, ambulan, dan rekam
medis yang bertugas memberikan bantuan penunjang medis sesuai bidangnya
 Penunjang Umum yaitu petugas tekhnik akan memberikan bantuan penunjang
yang sifatnya umum seperti mengamanan kelistrikan agar tetap berfungsi dan
dapat memberikan tenaga listrik sesuai kebutuhan dan bantuan komunikasi serta
bantuan umum yang lain yang dibutuhkan saat bencana.
7. Tim Khusus
Adalah petugas perawat di Kamar Operasi Bila ada operasi yang sedang berlangsung
dan operasi harus diselasaikan maka operasi diselesaikan dan ditutup sementara maka
petugas kamar operasi bertugas : Mengupayakan tenaga listrik tetap terjamin dengan
berkoordinasi petugas tekhnik, Berkoordinasi dengan pimpinan disaster untuk kondisi
dan situasi bencana, Petugas Kamar Operasi berwenang menghentikan kegiatan
operasi dan mengevakuasi pasien bilamana situasi bencana tidak memungkinkan lagi,
Bila tidak ada operasi operasi baru dimulai maka operasi dihentikan dan dilakukan
evakuasi pasien oleh petugas kamar operasi sesuai ketentuan, Bila Korban bencana
dari luar Rumah Sakit maka perawat Kamar Operasi berperan menyiapkan segala
sesuatu untuk persiapan operasi baik kamar operasi yang akan digunakan tim operasi
yaitu dokter anastesi dan dokter operator dll. Bagi korban yang memerlukan tindakan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

operasi segera Perawat OK dapat dalam keadaan stand by di tempat atau bila
diperlukan perawat OK dapat menjemput korban yang telah tiba di IRD rumah sakit

F. PENANGGULANGAN BENCANA DARI LUAR RUMAH SAKIT


1. Metodologi
Bencana dari luar rumah sakit akan mendatangkan korban yang bersifat massal
karenanya berdasarkan jumlah korban yang datang bencana dengan korban massal
dibagi menjadi 3 tingkat yaitu :
 Siaga 3 : jumlah korban yang datang 3 – 4 orang saja
 Siaga 2 : jumlah korban yang datang 5 – 10 orang
 Siaga 1 : jumlah korban yang datang lebih dari 10 orang
Keadaan siaga ini ditentukan oleh Dokter IRD yang berdinas pada saat itu yang
selanjutnya dilaporkan kepada Pimpinan Disaster Wadir Pelayanan Medik. Triage
dipimpin oleh dokter IRD bersama perawat IRD, Penanggulangan awal penderita
dilakukan oleh dokter IRD, perawat IRD, tenaga perawat dari ruangan lain yang
dimobilisasikan.
Korban dikelompokkan dalam 5 kelompok korban dan diberi label sebagai berikut :
 Label Merah : Penderita yang memerlukan tindakan cepat live saving
sehingga terhindar dari kecacatan atau kematian,
 Label Biru : Penderita yang trauma kepala berat dan pendarahan dalam
ronggaperut.
 Label Kuning : Penderita dengan trauma ringan atau hanya memerlukan
tindakan bedah minor yang selanjutnya korban
diperbolehkan pulang.
 Label Hijau : Penderita yang tidak mengalami luka dan bila dibiarkan
tidak berbahaya.
 Label Hitam : Penderita yang sudah meninggal dunia.
Pada label dituliskan nama korban umur jenis kelamin alamat pasien, Bila korban
tidak dikenal ditulis “tidak dikenal”

2. Organisasi
Dalam keadaan bencana disaster plan seperti ini maka secara otomatis
pengorganisasian penanggulangan bencana yang telah ditetapkan menjadi aktif.

3. Perencanaan SDM
Perencanaan Sumber Daya Manusia SDM untuk menghadapi penanggulangan
bencana ditentukan berdasarkan : Jumlah korban yang ada pada saat itu, Jumlah
tenaga yang ada pada saat itu.
Ketentuan perencanaan SDM adalah sebagai berikut :
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

 Siaga 3 : Dokter IRD dan Perawat IRD yang berdinas dibantu oleh perawat
poliklinik agar dapat memenuhi kebutuhan tenaga.
 Siaga 2 : Diperlukan tambahan tenaga perawat dari Perawatan I sesuai
kebutuhan.
 Siaga 1 : Diperlukan tambahan tenaga dari unit pelayanan perawatan IV & V
serta perawat yang sedang tidak berdinas.

4. Perencanaan Komunikasi
Komunikasi dalam penanggulangan bencana di rumah sakit merupakan hal yang
sangat penting. Untuk itu ada hal-hal yang harus dipenuhi dalam berkomunikasi yaitu :
a. Komunikasi dilakukan dengan singkat jelas dan benar bagi pengirim berita
b. Sebutkan identitas nama instansi dan alamat dan isi berita yang mmenyebutkan
jenis kejadian lokasi kejadian jumlah korban, tindakan yang telah dilakukan
c. Penerima harus mencatat identitas pelapor jam menerima berita isi berita dan
mencari kebenaran berita tersebut melaporkan ke atasan.
Alat-alat komunikasi yang dapat dipakai adalah :
a. Airphone intercom
b. Telepon
c. Faximile
d. Pesawat HT
e. Handphone

5. Perencanaan Logistik
Perbekalan logistik umum dan obat-obatan dan alat umum maupun alat medis sangat
diperlukan saat penanggulangan bencana hal menjadi peranan penting bagi tim
pendukung logistik untuk merencanakan pelaksanaan sesuai dengan kondisi pada saat
itu.

6. Perencanaan Transportasi
Peranan Transportasi juga tidak kala pentingnya untuk pengangkutan korban oleh
karena itu pimpinan disaster dapat menggunakan alat transportasi ambulan untuk
merujuk korban kerumah sakit rujukan dan bilamana perlu dapat berkoordinasi 118,
dengan Ambulan

7. Pelaporan
Informasi cepat tentang jumlah/beratnya korban korban harus segera di dapat dalam 2
s/d 4 jam. Dilakukan evaluasi secara cepat dan tepat oleh Pimpinan Disaster dan Tim
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Disaster selanjutnya dibuatkan laporannya untuk disampaikan kepada direktur rumah


sakit.

G. PENANGANAN BENCANA DARI DALAM RUMAH SAKIT


1. Metodologi
Sebagai contoh bencana dari dalam rumah sakit yang banyak menyebabkan kerugian
dan korban adalah kebakaran. Oleh karenanya metodelogi ini dititik beratkan pada
penanggulangan kebakaran selanjutnya bencana lain tinggal mengikutinya.
Kebakaran di Rumah Sakit dapat digolongkan menjadi :
a. Kebakaran Ringan : kebakaran yang melibatkan area yang sempit dengan api
yang kecil
b. Kebakaran Sedang : kebakaran yang melibatkan area lebih luas bersifat local
dengan besarnya api sedang.
c. Kebakaran Berat : kebakaran yang melibatkan area yang luas dengan api yang
besar

2. Organisasi
Secara otomatis organisasi penaggulangan bencana menjadi aktif sesuai ketentuan
yang berlaku.

3. Perencanaan Sumber Daya Manusia


Perencanaan Sumber Daya Manusia SDM untuk menghadapi penanggulangan
bencana ditentukan berdasarkan golongan kebakaran & Jumlah korban yang ada pada
saat itu.
Dengan demikian dapat dibuatkan perencanaan SDM sebagai berikut :
a. GolonganKebakaran
 Kebakaran Ringan : untuk memadamkan api diperlukan 1 – 2 orang dari
pegawai yang dinas atau yang berada disekitar
kejadian saja dengan menggunakan 1 – 2 APAR.
 Kebakaran Sedang : untuk memadamkan api diperlukan 3 – 5 orang dari
pegawai yang dinas dengan apar yang jumlahnya
lebih banyak. 2 – 3 orang untuk evakuasi pasien,
dokumen, ataupun barang berharga lainnya yang ada.
 Kebakaran Berat : untuk memadamkan api diperlukan bantuan dari
dinas kebakaran dengan mengerahkan seluruh
pegawai yang berdinas saat itu untuk melakukan
evakuasi
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

b. Jumlah Korban yang ada pada saat itu


Berdasarkan jumlah korban pada saat itu maka untuk memobilisasi perencanaan
SDM dapat digunakan ketentuan pada penanggulangan bencana missal

4. Perencanaan Logistik
Perbekalan logistik umum dan obat obatan dan alat umum maupun alat medis sangat
diperlukan saat penanggulangan bencana hal menjadi peranan penting bagi tim
pendukung logistik untuk merencanakan pelaksanaan sesuai dengan kondisi saat itu.

5. Perencanaan Komunikasi
Komunikasi dalam penanggulangan bencana di rumah sakit merupakan hal yang
sangat penting Untuk itu ada hal hal yang harus dipenuhi dalam berkomunikasi yaitu :
a. Komunikasi dilakukan dengan singkat jelas dan benar bagi pengirim berita
b. Sebutkan identitas nama instansi dan alamat dan isi berita yang mmenyebutkan
jenis kejadian lokasi kejadian jumlah korban, tindakan yang telah dilakukan
c. Penerima harus mencatat identitas pelapor jam menerima berita isi berita dan
mencari kebenaran berita tersebut melaporkan ke atasan.
Alat-alat komunikasi yang dapat dipakai adalah :
a. Airphone intercom
b. Telepon
c. Faximile
d. Pesawat HT
e. Handphone

6. Perencanaan Logistik
Perbekalan logistik umum dan obat-obatan dan alat umum maupun alat medis sangat
diperlukan saat penanggulangan bencana hal menjadi peranan penting bagi tim
pendukung logistik untuk merencanakan pelaksanaan sesuai dengan kondisi pada saat
itu.

7. Perencanaan Transportasi
Peranan Transportasi juga tidak kala pentingnya untuk pengangkutan korban oleh
karena itu pimpinan disaster dapat menggunakan alat transportasi ambulan untuk
merujuk korban kerumah sakit rujukan dan bilamana perlu dapat berkoordinasi 118,
dengan Ambulan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

8. Pelaporan
Informasi cepat tentang jumlah/beratnya korban korban harus segera di dapat dalam 2
s/d 4 jam. Dilakukan evaluasi secara cepat dan tepat oleh Pimpinan Disaster dan Tim
Disaster selanjutnya dibuatkan laporannya untuk disampaikan kepada direktur rumah
sakit.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

BAB VII
PERSYARATAN RUANG DAN SANITASI

A. PERSYARATAN RUANG
1. Pengertian
a. Ruang bangunan dan halaman rumah sakit adalah semua ruang/unit dan halaman yang
ada di dalam batas pagar rumah sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang
dipergunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan rumah sakit.
b. Pencahayaan di dalam ruang bangunan rumah sakit adalah intensitas penyinaran pada
suatu bidang kerja yang ada di dalam ruang bangunan rumah sakit yang diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
c. Pengawasan ruang bangunan adalah aliran udara di dalam ruang bangunan yang
memadai untuk menjamin kesehatan penghuni ruangan.
d. Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu
dan/atau membahayakan kesehatan.
e. Kebersihan ruang bangunan dan halaman adalah suatu keadaan atau kondisi ruang
bangunan dan halaman bebas dari bahaya dan risiko minimal untuk terjadinya infeksi
silang, dan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Persyaratan
a. Lingkungan Bangunan Rumah Sakit
1) Lingkungan bangunan rumah sakit harus mempunyai batas yang kelas, dilengkapi
dengan agar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau binatang peliharaan
keluar masuk dengan bebas.
2) Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan
keseluruhan sehingga tersedia tempat parkir yang memadai dan dilengkapi dengan
rambu parkir.
3) Lingkungan bangunan rumah sakit harus bebas dari banjir. Jika berlokasi di daerah
banjir harus menyediakan fasilitas/teknologi untuk mengatasinya.
4) Lingkungan rumah sakit harus merupakan kawasan bebas rokok
5) Lingkungan bangunan rumah sakit harus dilengkapi penerangan dengan intensitas
cahaya yang cukup.
6) Lingkungan rumah sakit harus tidak berdebu, tidak becek, atau tidak terdapat
genangan air dan dibuat landai menuju ke saluran terbuka atau tertutup, tersedia
lubang penerima air masuk dan disesuaikan dengan luas halaman
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

7) Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan terpisah, masing-
masing dihubungkan langsung dengan instalasi pengolahan limbah.
8) Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu, dan tempat-tempat tertentu yang
menghasilkan sampah harus disediakan tempat sampah.
9) Lingkungan, ruang, dan bangunan rumah sakit harus selalu dalam keadaan bersih
dan tersedia fasilitas sanitasi secara kualitas dan kuantitas yang memenuhi
persyaratan kesehatan, sehingga tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang
dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat, dan binatang pengganggu
lainnya.
b. Konstruksi Bangunan Rumah Sakit
1) Lantai
a) Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak
licin, warna terang, dan mudah dibersihkan.
b) Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang
cukup ke arah saluran pembuangan air limbah
c) Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk konus/lengkung agar mudah
dibersihkan
2) Dinding
Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan menggunakan cat yang
tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang mengandung logam berat
3) Ventilasi
a) Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang
dengan baik.
b) Luas ventilasi alamiah minimum 15 % dari luas lantai
c) Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian udara dengan
baik, kamar atau ruang harus dilengkapi dengan penghawaan buatan/mekanis.
d) Penggunaan ventilasi buatan/mekanis harus disesuaikan dengan peruntukkan
ruangan.

4) Atap
a) Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan serangga,
tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
b) Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir.
5) Langit-langit
a) Langit-langit harus kuat, berwarna terang, dan mudah dibersihkan.
b) Langit-langit tingginya minimal 2,70 meter dari lantai.
c) Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti rayap.
6) Konstruksi
Balkon, beranda, dan talang harus sedemikian sehingga tidak terjadi genangan air
yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

7) Pintu
Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar, dan dapat mencegah masuknya
serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.
8) Jaringan Instalasi
a) Pemasangan jaringan instalasi air minum, air bersih, air limbah, gas, listrik,
sistem pengawasan, sarana telekomunikasi, dan lain-lain harus memenuhi
persyaratan teknis kesehatan agar aman digunakan untuk tujuan pelayanan
kesehatan.
b) Pemasangan pipa air minum tidak boleh bersilangan dengan pipa air limbah
dan tidak boleh bertekanan negatif untuk menghindari pencemaran air minum.
9) Lalu Lintas Antar Ruangan
a) Pembagian ruangan dan lalu lintas antar ruangan harus didisain sedemikian
rupa dan dilengkapi dengan petunjuk letak ruangan, sehingga memudahkan
hubungan dan komunikasi antar ruangan serta menghindari risiko terjadinya
kecelakaan dan kontaminasi
b) Penggunaan tangga atau elevator dan lift harus dilengkapi dengan sarana
pencegahan kecelakaan seperti alarm suara dan petunjuk penggunaan yang
mudah dipahami oleh pemakainya atau untuk lift 4 (empat) lantai harus
dilengkapi ARD (Automatic Rexserve Divide) yaitu alat yang dapat mencari
lantai terdekat bila listrik mati.
c) Dilengkapi dengan pintu darurat yang dapat dijangkau dengan mudah bila
terjadi kebakaran atau kejadian darurat lainnya dan dilengkapi ram untuk
brankar.
10) Fasilitas Pemadam Kebakaran
11) Bangunan rumah sakit dilengkapi dengan fasilitas pemadam kebakaran sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
c. Ruang Bangunan
Penataan ruang bangunan dan penggunaannya harus sesuai dengan fungsi serta
memenuhi persyaratan kesehatan yaitu dengan mengelompokkan ruangan berdasarkan
tingkat risiko terjadinya penularan penyakit sebagai berikut :
1) Zona dengan Risiko Rendah
Zona risiko rendah meliputi : ruang administrasi, ruang komputer, ruang
pertemuan, ruang perpustakaan, ruang resepsionis, dan ruang
pendidikan/pelatihan.
a) Permukaan dinding harus rata dan berawarna terang
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

b) Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air,
berwarna terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk
konus.
c) Langit-langit harus terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, warna
terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70
meter dari lantai.
d) Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang
bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai.
e) Ventilasi harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar/ruang dengan
baik, bila ventilasi alamiah tidak menjamin adanya pergantian udara dengan
baik, harus dilengkapi dengan penghawaan mekanis (exhauster) .
f) Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter
dari lantai.
2) Zona dengan Risiko Sedang
Zona risiko sedang meliputi : ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat
jalan, ruang ganti pakaian, dan ruang tunggu pasien. Persyaratan bangunan pada
zona dengan risiko sedang sama dengan persyaratan pada zona risiko rendah.

3) Zona dengan Risiko Tinggi


Zona risiko tinggi meliputi : ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium,
ruang penginderaan medis (medical imaging), ruang bedah mayat (autopsy), dan
ruang jenazah dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang.
b) Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi 1,50
meter dari lantai dan sisanya dicat warna terang.
c) Dinding ruang penginderaan medis harus berwarna gelap, dengan ketentuan
dinding disesuaikan dengan pancaran sinar yang dihasilkan dari peralatan yang
dipasang di ruangan tersebut, tembok pembatas antara ruang Sinar X dengan
kamar gelap dilengkapi dengan transfer cassette.
d) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, berwarna
terang, dan pertemuan antara lantai dengan dinding harus berbentuk konus
e) Langit-langit terbuat dari bahan mutipleks atu bahan yang kuat, warna terang,
mudah dibersihkan, kerangka harus kuat, dan tinggi minimal 2,70 meter dari
lantai.
f) Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 meter, dan ambang
bawah jendela minimal 1,00 meter dari lantai.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

g) Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 meter
dari lantai.
4) Zona dengan Risiko Sangat Tinggi
Zona risiko tinggi meliputi : ruang operasi, ruang bedah mulut, ruang perawatan
gigi, ruang gawat darurat, ruang bersalin, dan ruang patologi dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) Dinding terbuat dari bahan porslin atau vinyl setinggi langit-langit, atau dicat
dengan cat tembok yang tidak luntur dan aman, berwarna terang.
b) Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat dan aman, dan tinggi minimal 2,70
meter dari lantai.
c) Lebar pintu minimal 1,20 meter dan tinggi minimal 2,10 m, dan semua pintu
kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.
d) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan
berwarna terang.
e) Khusus ruang operasi, harus disediakan gelagar (gantungan) lampu bedah
dengan profil baja double INP 20 yang dipasang sebelum pemasangan langit-
langit
f) Tersedia rak dan lemari untuk menyimpan reagensia siap pakai
g) Ventilasi atau pengawasan sebaiknya digunakan AC tersendiri yang dilengkapi
filter bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah dengan ruang lainnya.
Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara bersih yang
masuk ke dalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah. Khusus untuk ruang
bedah ortopedi atau transplantasi organ harus menggunakan pengaturan udara
UCA (Ultra Clean Air) System
h) Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar, untuk itu
harus dibuat ruang antara.
i) Hubungan dengan ruang scrub–up untuk melihat ke dalam ruang operasi perlu
dipasang jendela kaca mati, hubungan ke ruang steril dari bagian cleaning
cukup dengan sebuah loket yang dapat dibuka dan ditutup.
j) Pemasangan gas media secara sentral diusahakan melalui bawah lantai atau di
atas langit-langit.
k) Dilengkapi dengan sarana pengumpulan limbah medis.
d. Kualitas Udara Ruang
1) Tidak berbau (terutana bebas dari H2S dan Amoniak
2) Kadar debu (particulate matter) berdiameter kurang dari 10 micron dengan rata-
rata pengukuran 8 jam atau 24 jam tidak melebihi 150 μg/m3, dan tidak
mengandung debu asbes.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Indeks angka kuman untuk setiap ruang/unit seperti tabel berikut :


Tabel : I.1
Indeks Angka Kuman Menurut Fungsi Ruang atau Unit
Konsentrasi Maksimum
No Ruang atau Unit
Mikro-organisme per m2 Udara (CFU/m3)
1 Operasi 10
2 Bersalin 200
3 Pemulihan/perawatan 200 – 500
4 Observasi bayi 200
5 Perawatan bayi 200
6 Perawatan premature 200
7 ICU 200
8 Jenazah/Autopsi 200 – 500
9 Penginderaan medis 200
10 Laboratorium 200 – 500
11 Radiologi 200 – 500
12 Sterilisasi 200
13 Dapur 200 – 500
14 Gawat Darurat 200
15 Administrasi. pertemuan 200 – 500
16 Ruang luka bakar 200

Konsentrasi gas dalam udara tidak melebihi konsentrasi maksimum seperti dalam tabel
berikut :
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

e. Pencahayaan
Pencahayaan, penerangan, dan intensitasnya di ruang umum dan khusus harus sesuai
dengan peruntukkannya seperti dalam tabel berikut :

f. Pengawasan
Persyaratan penghawaan untuk masing-masing ruang atau unit seperti berikut :
1) Ruang-ruang tertentu seperti ruang operasi, perawatan bayi, laboratorium, perlu
mendapat perhatian yang khusus karena sifat pekerjaan yang terjadi di ruang-ruang
tersebut.
2) Ventilasi ruang operasi harus dijaga pada tekanan lebih positif sedikit (minimum
0,10 mbar) dibandingkan ruang-ruang lain di rumah sakit.
3) Sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga dapat
menyediakan suhu dan kelembaban seperti dalam tabel berikut :
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

4) Ruangan yang tidak menggunakan AC, sistem sirkulasi udara segar dalam ruangan
harus cukup (mengikuti pedoman teknis yang berlaku)
g. Kebisingan
Persyaratan kebisingan untuk masing-masing ruangan atau unit seperti tabel berikut :

h. Fasilitas Sanitasi Rumah Sakit


Perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan jumlah kamar
mandi seperti pada tabel berikut :
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

i. Jumlah Tempat Tidur


Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk kamar perawatan dan
kamar isolasi sebagai berikut :
1) Ruang bayi :
a) Ruang perawatan minimal 2 m2/tempat tidur
b) Ruang isolasi minimal 3,5 m2/tempat tidur
2) Ruang dewasa :
a) Ruang perawatan minimal 4,5 m2/tempat tidur
b) Ruang isolasi minimal 6 m2/tempat tidur
j. Lantai dan dan Dinding
Lantai dan dinding harus bersih, dengan tingkat kebersihan sebagai berikut :
(1) Ruang Operasi : 0 - 5 CFU/cm2 dan bebas patogen dan gas gangrene
(2) Ruang perawatan : 5 – 10 CFU/cm2
(3) Ruang isolasi : 0 – 5 CFU/cm2
(4) Ruang UGD : 5 – 10 CFU/cm2

3. Tata Laksana
a. Pemeliharaan Ruang Bangunan
1) Kegiatan pembersihan ruang minimal dilakukan pagi dan sore hari.
2) Pembersihan lantai di ruang perawatan pasien dilakukan setelah
pembenahan/merapi-kan tempat tidur pasien, jam makan, jam kunjungan dokter,
kunjungan keluarga, dan sewaktu-waktu bilamana diperlukan.
3) Cara-cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus dihindari.
4) Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih (pel) yang
memenuhi syarat dan bahan antiseptikyang tepat.
5) Pada masing-masing ruang supaya disediakan perlengkapan pel tersendiri.
6) Pembersihan dinding dilakukan secara periodik minimal 2 (dua) kali setahun dan
di cat ulang apabila sudah kotor atau cat sudah pudar.
7) Setiap percikan ludah, darah atau eksudat luka pada dinding harus segera
dibersihkan dengan menggunakan antiseptik.
b. Pencahayaan
1) Lingkungan rumah sakit, baik dalam maupun luar ruangan harus mendapat cahaya
dengan intensitas yang cukup berdasarkan fungsinya.
2) Semua ruang yang digunakan baik untuk bekerja ataupun untuk menyimpan
barang/peralatan perlu diberikan penerangan.
3) Ruang pasien/bangsal harus disediakan penerangan umum dan penerangan untuk
malam hari dan disediakan saklar dekat pintu masuk, sekitar individu ditempatkan
pada titik yang mudah dijangkau dan tidak menimbulkan berisik.
c. Penghawaan (Ventilasi) dan Pengaturan Udara
1) Penghawaan atau ventilasi di rumah sakit harus harus mendapat perhatian yang
khusus. Bila menggunakan sistem pendingin, hendaknya dipelihara dan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

dioperasikan sesuai buku petunjuk sehingga dapat menghasilkan suhu, aliran


udara, dan kelembaban nyaman bagi pasien dan karyawan. Untuk rumah sakit
yang menggunakan pengatur udara (AC) sentral harus diperhatikan cooling tower-
nya agar tidak menjadi perindukan bakteri legionella dan untuk AHU (Air
Handling Unit) filter udara harus dibersihkan dari debu dan bakteri atau jamur.
2) Suplai udara dan exhaust hendaknya digerakkan secara mekanis, dan exhaustfan
hendaknya diletakkan pada ujung system ventilasi.
3) Ruangan dengan volume 100 m3 sekurang-kurangnya 1 (satu) fan dengan
diameter 50 cm dengan debit udara 0,5 m3/detik, dan frekuensi pergantian udara
per jam adalah 2 (dua) sampai dengan 12 kali.
4) Pengambilan supply udara dari luar, kecuali unit ruang individual, hendaknya
diletakkan sejauh mungkin, minimal 7,50 meter dari exhauster atau perlengkapan
pembakaran.
5) Tinggi intake minimal 0,9 meter dari atap.
6) Sistem hendaknya dibuat keseimbangan tekanan.
7) Suplai udara untuk daerah sensitif, ruang operasi, perawatan bayi, diambil dekat
langit-langit dan exhaust dekat lantai, hendaknya ddisediakan 2 (dua) buah exhaust
fan dan diletakkan minimal 7,50 cm dari lantai.
8) Suplai udara di atas lantai.
9) Suplai udara koridor atau buangan exhaust fan dari tiap ruang hendaknya tidak
digunakan sebagai suplai udara kecuali untuk suplai udara ke WC, toilet, gudang.
10) Ventilasi ruang-ruang sensitif hendaknya dilenglengkapi dengan saringan 2 beds.
Saringan I dipasang di bagian penerimaan udara dari luar dengan efisiensi 30 %
dan saringan II (filter bakteri) dipasang 90 %. Untuk mempelajari sistem ventilasi
sentral dalam gedung hendaknya mempelajari khusus central air conditioning
system.
11) Penghawaan alamiah, lubang ventilasi diupayakan sistem silang (cross ventilation)
dan dijaga agar aliran udara tidak terhalang.
12) Penghawaan ruang operasi harus dijaga agar tekanannya lebih tinggi dibandingkan
ruang-ruang lain dan menggunakan cara mekanis (air conditioner).
13) Penghawaan mekanis dengan menggunakan exhaust fan atau air conditioner
dipasang pada ketinggian minimum 2,00 meter di atas lantai atau minimum 0,20
meter dari langit-langit.
14) Untuk mengurangi kadar kuman dalam udara ruang (indoor) 1 (satu) kali sebulan
harus disinfeksi dengan menggunakan aerosol (resorcinol, trietylin glikol), atau
disaring dengan elektron presipitator atau menggunakan penyinaran ultra violet.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

15) Pemantauan kualitas udara ruang minimum 2 (dua) kali setahun dilakukan
pengambilan sampel dan pemeriksaan parameter kualitas udara (kuman, debu, dan
gas).
d. Penghawaan (Ventilasi) dan Pengaturan Udara
1) Pengaturan dan tata letak ruangan harus sedemikian rupa sehingga kamar dan
ruangan yang memerlukan suasana tenang terhindar dari kebisingan.
2) Sumber-sumber bising yang berasal dari rumah sakit dan sekitarnya agar
diupayakan untuk dikendalikan antara lain dengan cara :
a) Pada sumber bising di rumah sakit peredaman. Penyekatan, pemindahan,
pemeliharaan mesin-mesin yang menjadi sumber bising.
b) Pada sumber bising dari luar rumah sakit : penyekatan/penyerapan bising
dengan penanaman pohon (freen belt), meninggikan tembok, dan meninggikan
tanah (bukit buatan).
e. Penghawaan (Ventilasi) dan Pengaturan Udara
1) Fasilitas Penyediaan Air Minum dan Air Bersih
a) Harus tersedia air minum sesuai dengan kebutuhan.
b) Tersedia air bersih minimum 500 lt/tempat tidur/hari
c) Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang
membutuhkan secara berkesinambungan.
d) Distribusi air minum dan air bersih disetiap ruangan/kamar harus
menggunakan jaringan perpipaan yang mengalir dengan tekanan positif.
e) Persyaratan penyehatan air termasuk kualitas air minum dan kualitas air bersih
sebagaimana tercantum dalam Bagian III tentang Penyehatan Air.
2) Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi
a) Harus tersedia dan selalu terpelihara serta dalam keadaan bersih.
b) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang, dan
mudah dibersihkan.
c) Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban, peturasan dan tempat
cuci tangan)tersendiri. Khususnya untuk unit rawat inap dan kamar karyawan
harus tersedia kamar mandi.
d) Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan
penahan bau (water seal).
e) Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur,
kamar operasi, dan ruang khusus lainnya.
f) Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar.
g) Toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanit, unit rawat inap
dan karyawan, karyawan dan toilet pengunjung.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

h) Toilet pengunjung harus terletak di tempat yang mudah dijangkau dan ada
petunjuk arah, dan toilet untuk pengunjung dengan perbandingan 1 (satu) toilet
untuk 1 – 20 pengunjung wanita, 1 (satu) toilet untuk 1 – 30 pengunjung pria.
i) Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara kebersihan.
j) Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi
tempat perindukan nyamuk.
3) Fasilitas Pembuangan Limbah
Persyaratan pembuangan sampah (padat medis dan domestik), limbah cair dan gas
sebagaimana tercantum dalam bagian IV tentang Pengelolaan Limbah.

B. PENYEHATAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN MINUMAN


1. Pengertian
a. Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang
disajikan dan dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan; makanan dan minuman
yang dijual didalam lingkungan rumah sakit atau dibawa dari luar rumah sakit.
b. Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
individu. Misalnya, mencuci tangan, mencuci piring, membuang bagian makanan yang
rusak.
c. Sanitasi adlah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan. Misalnya, menyediakan air bersih, menyediakan tempat sampah dan lain-
lain.

2. Persyaratan Higiene dan Sanitasi Makanan


a. Angka kuman E.Coli pada makanan harus 0/gr sampel makanan dan pada minuman
angka kuman E.Coli harus 0/100 ml sampel minuman.
b. Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman sebanyak-banyaknya
100/cm2 permukaan dan tidak ada kuman E. Coli.
c. Makanan ayng mudah membususk disimpan dalam suhu panas lebih dari 65,5° atau
dalam suhu dingin kurang dari 4° C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam
disimpan suhu – 5° C sampai -1° C.
d. Maknaan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu ± 10° C.
e. Penyimpanan bahan mentah dilakukan dalam suhu sebagai berikut :
Tabel I.8
Suhu Penyimpanan Menurut Jenis Bahan Makanan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Jenis Bahan Makanan


Digunakan untuk
3 hari atau kurang 1 minggu atau kurang 1 minggu atau lebih
Ikan, udang, dan olahannya -5° C sampai 0° C -10° C sampai -5° C Kurang dari -10°
C
Telur, susu, dan olahannya 5° C sampai 7° C -5° C sampai 0° C Kurang dari -5° C
Sayur, buah, dan minuman 10° C 10° C 10° C
Tepung dan biji 25° C 25° C 25° C
f. Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80 -90 %.
g. Cara penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding, atau langit-
langit dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jarak bahan makanan dengan lantai 15 cm
2) Jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm
3) Jarak bahan makanan dengan langit-langit 60 cm
3. Tata Cara Pelaksanaan
a. Bahan Makanan dan Makanan Jadi
2) Pembelian bahan sebaiknya ditempat yang resmi dan berkualitas baik.
3) Bahan makanan dan makanan jadi yang berasal dari instalasi Gizi atau dari luar
rumah sakit/jasaboga harus diperiksa secara fisik, dan laboratorium minimal 1
bulan Peraturan Mnteri Kesehatan No. 715/MenKes/SK/V/2003 tentang
Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga.
4) Makanan jadi yang dibawa oleh keluarga pasien dan berasal dari sumber lain harus
selalu diperiksa kondisi fisiknya sebelum dihidangkan.
5) Bahan makanan kemasan (terolah) harus mempunyai label dan merek serta dalam
keadaan baik.
b. Bahan Makanan Tambahan
Bahan makanan tambahan (bahan pewarna, pengawet, pemanis buatan) harus sesuai
dengan ketentuan.
c. Penyimpanan Bahan Makan dan Makanan Jadi
Tempat penyimpanan bahan makanan harus selalu terpelihara dan dalam keadaan
bersih, terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain.
(1) Bahan Makanan Kering
a) Semua gudang bahan makanan hendaknya berada di bagian yang tinggi
b) Bahan makanan tidak diletakkan di bawah saluran/pipa air (air bersih maupun
air limbah)untuk menghindari terkena bocoran.
c) Tidak ada drainase disekitar gudang makanan.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

d) Semua bahan makanan hendaknya disimpan pada rak-rak dengan ketinggian


rak terbawah 15 cm – 25 cm.
e) Suhu gudang bahan makanan kering dan kaleng dijaga kurang dari 22° C.
f) Gudang harus dibuat anti tikus dan serangga.
g) Penempatan bahan makanan harus rapi dan ditata tidak padat untuk menjaga
sirkulasi udara.
(2) Bahan Makanan Basah/Mudah Membusuk dan Minuman
a) Bahan makanan seperti buah, sayuran, dan minuman, disimpan pada suhu
penyimpanan sejuk (cooling) 10 °C – 15 °C
b) Bahan makanan berprotein yang akan segera diolah kembali disimpan pada
suhu penyimpanan dingin (chilling) 4 °C–10°C
c) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu sampai 24
jam disimpan pada penyimpanan dingin sekali (freezing) dengan suhu 0 °C –
4 °C.
d) Bahan makanan berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu kurang dari
24 jam disimpan pada penyimpanan beku (frozen) dengan suhu < 0 °C.
e) Pintu tidak boleh sering dibuka karena akan meningkatkan suhu.
f) Makanan yang berbau tajam (udang, ikan, dan lain-lain) harus tertutup.
g) Pengambilan dengan cara First in First Out (FIFO), yaitu yang disimpan lebih
dahulu digunakan dahulu, agar tidak ada makanan yang busuk.
(3) Makanan Jadi
a) Makanan jadi harus memenuhi persyaratan bakteriologi berdasarkan
ketentuan yang berlaku. Jumlah kandungan logam berat dan residu pestisida,
tidak boleh melebihi ambang batas yang diperkenankan menurut ketentuan
yang berlaku.
b) Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi atau dikemas dan tertutup
serta segera disajikan
(4) Pengolahan Makanan
Unsur-unsur yang terkait dengan pengolahan makanan :
a) Tempat Pengolahan Makanan
- Perlu disediakan tempat pengolahan makanan (dapur) sesuai dengan
persyaratan konstruksi, bangunan dan ruangan dapur
- Sebelum dan sesudah kegiatan pengolahan makanan selalu dibersihkan
dengan antiseptik.
- Asap dikeluarkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan sungkup
asap.
- Intensitas pencahayaan diupayakan tidak kurang dari 200 lux.
b) Peralatan Masak
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses


pengolahan makanan.
- Peralatan masak tidak boleh melepaskan zat beracun kepada makanan
- Peralatan masak tidak boleh patah dan kotor.
- Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau garam-garam
yang lazim dijumpai dalam makanan.
- Peralatan agar dicuci segera sesudah digunakan, selanjutnya didesinfeksi
dan dikeringkan
- Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dan
disimpan pada rak terlindung dari vektor.
c) Penjamah Makanan
- Harus sehat dan bebas dari penyakit menular.
- Secara berkala minimal 2 kali setahun diperiksa kesehatannya oleh
dokter yang berwenang.
- Harus menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan pelidung
pengolahan makanan dapur.
- Selalu mencuci tangan sebelum bekerja dan setelah keluar dari kamar
kecil.
d) Pengangkutan Makanan
Makanan yang telah siap santap perlu diperhatikan dalam cara
pengangkutannya, yaitu :
- Makanan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang tertutup dan
bersih.
- Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh, agar masih tersedia udara
untuk ruang gerak.
- Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk
mengangkut bahan/barang kotor.
e) Penyajian Makanan
- Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan peralatan
yang dipakai harus bersih
- Makanan jadi yang siap disajikan harus diwadahi dan tertutup.
- Makanan jadi yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan pada
fasilitas penghangat makanan dengan suhu mnimal 60° C dan 4° C untuk
makanan dingin.
- Penyajian dilakukan dengan perilaku penyaji yang sehat dan berpakaian
bersih.
- Makanan jadi harus segera disajikan.
- Makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan kepada pasien.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

d. Pengawasan Higiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman


Pengawasan dilakukan secara :
1) Internal
Pengawasan dilakukan oleh petugas sanitasi atau petugas penanggung jawab
kesehatan lingkungan rumah sakit.
Pemeriksaan parameter mikrobiologi dilakukan pengambilan sampel makanan
dan minuman meliputi bahan makanan dan minuman yang mengandung protein
tinggi, makanan siap santap, air bersih, alat makanan dan masak serta usap dubur
penjamah.
Pemeriksaan parameter kimiawi dilakukan pengambilan sampel minuman
berwarna, makanan yang diawetkan, sayuran, daging, ikan laut.
Pengawasan secara berkala dan pengambilan sampel dilakukan minimal 2 (dua)
kali dalam setahun.
Bila terjadi keracunan makanan dan minuman d irumah sakit maka petugas
sanitasi harus mengambil sampel makanan dan minuman untuk diperiksakan ke
laboratorium.
2) Eksternal
Dengan melakukan uji petik yang dilakukan oleh Petugas Sanitasi Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota secara insidentil atau mendadak untuk
menilai kualitas.

C. PENYEHATAN AIR
1. Pengertian
a. Air minum adalah air ayng melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
b. Sumber penyediaan air minum dan untuk keperluan rumah sakit berasal dari
Perusahaan Air Minum, air yang didistribusikan melalui tangki air, air kemasan dan
harus memenuhi syarat kualitas air minum.
2. Persyaratan
a. Kualitas Air Minum
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
b. Kualitas Air yang Digunakan di Ruang Khusus
1) Ruang Operasi
Bagi rumah sakit yg menggunakan air yg sudah diolah seperti dari PDAM, sumur
bor, dan sumber lain untuk keperluan operasi dapat melakukan pengolahan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

tambahan dgn catridge filter dan dilengkapi dgn disinfeksi menggunakan ultra
violet (UV)
2) Ruang Farmasi dan Hemodialisis
Air yang digunakan di ruang farmasi terdiri dari air yang dimurnikan untuk
penyiapan obat, penyiapan injeksi, dan pengenceran dalam hemodialisis.
3. Tata Laksana
a. Kegiatan pengawasan kualitas air dengan pendekatan surveilans kualitas air antara lain
meliputi :
1) Inspeksi sanitasi terhadap sarana air minum dan air bersih;
2) Pengambilan, pengiriman, dan pemeriksaan sampel air;
3) Melakukan analisis hasil inspeksi sanitasi pemeriksaan laboratorium; dan
4) Tindak lanjut berupa perbaikan sarana dan kualitas air.
b. Melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih rumah sakit dilaksanakan
minimal 1 tahun sekali. Petunjuk teknis inspeksi sanitasi sarana penyediaan air sesuai
dengan petunjuk yang dikeluarkan Direktorat Jenderal PPM dan PL, Departemen
Kesehatan.
c. Pengambilan sampel air pada sarana penyediaan air inum dan/atau air bersih rumah
sakit tercantum dalam Tabel 1.9
Tabel I.9
Jumlah Sampel untuk Pemeriksaan Mikrobiologik Menururt Jumlah Tempat Tidur
Jumlah Minimum Sampel Air Perbulan untuk
Jumlah Tempat Tidur Pemeriksaan Mikrobiologik
Air Minum Air Bersih
25 – 100 4 4
101– 400 6 6
401 – 1000 8 8
> 1000 10 10

d. Pemeriksaan kimia air minum dan/atau air bersih dilakukan minimal 2 (dua) kali
setahun (sekali pada musim kemarau dan sekali pada musim hujan) dan titik
pengambilan sampel masing-masing pada tempat penampungan (reservoir) dan keran
terjauh dari reservoir.
e. Titik pengambilan sampel air untuk pemeriksaan mikrobiologik terutama pada air kran
dari ruang dapur, ruang operasi, kamar bersalin, kamar bayi, dan ruang makan, tempat
penampungan (reservoir), secara acak pada kran-kran sepanjang system distribusi,
pada sumber air, dan titik-titik lain yang rawan pencemaran.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

f. Sampel air pada butir 3 dan 4 tersebut diatas dikirim dan diperiksakan pada
laboratorium yang berwenang atau yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan atau
Pemerintah Daerah setempat.
g. Pengambilan dan pengiriman sampel air dapat dilaksanakan sendiri oleh pihak rumah
sakit atau pihak ketiga yang direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan.
h. Sewaktu-waktu dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota dalam rangka pengawasan
(uji petik) penyelenggaraan penyehatan lingkungan rumah sakit, dapat mengambil
langsung sampel air pada sarana penyediaan air minum dan/atau air bersih rumah sakit
untuk diperiksakan pada laboratorium.
i. Setiap 24 jam sekali rumah sakit harus melakukan pemeriksaan kualitas air untuk
pengukuran sisa khlor bila menggunakan disinfektan kaporit, pH dan kekeruhan air
minum atau air bersih yang berasal dari sistem perpipaan dan/atau pengolahan air pada
titik/tempat yang dicurigai rawan pencemaran.
j. Petugas sanitasi atau penanggung jawab pengelolaan kesehatan lingkungan melakukan
analisis hasil inspeksi sanitasi dan pemeriksaan laboratorium.
k. Apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat parameter yang menyimpang
dari standar maka harus dilakukan pengolahan sesuai parameter yang menyimpang.
l. Apabila ada hasil inspeksi sanitasi yang menunjukkan tingkat risiko pencemaran amat
tinggi dan tinggi harus dilakukan perbaikan sarana.

D. PENGELOLAAN LIMBAH
1. Pengertian
a. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair, dan gas.
b. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non-
medis.
c. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi.
d. Limbah padat non-medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah
sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

e. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun
dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
f. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi,
dan pembuatan obat citotoksik.
g. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak
secara rutin ada di lingkungan dan organism tersebut dalam jumlah dan virulensi yang
cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
h. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan sangat
infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi,
terinfeksi atau kontak dengan bahan yang sangat infeksius.
i. Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan
pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan
untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.
j. Minimasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah
limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan
kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle)
2. Persyaratan
a. Limbah Medis Padat
1) Minimasi Limbah
a) Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.
b) Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia
yang berbahaya dan beracun.
c) Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan
farmasi.
d) Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari
pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari
pihak yang berwenang.
2) Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang
a) Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan
limbah
b) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang
tidak dimanfaatkan kembali.
c) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor,
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak dapat membukanya.
d) Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.
e) Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
sterilisasi sesuai Tabel I.10. Untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus
dilakukan tes Bacillus stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus
dilakukan tes Bacillus subtilis.
Tabel 10
Metode Sterilisasi Untuk Limbah yang Dimanfaatkan Kembali
Metode Sterilisasi Suhu Waktu Kontak
Sterilisasi dengan panas
- Sterilisasi kering dalam oven
”Poupinel”
- Sterilisasi basah dalam otoklaf
Sterilisasi dengan bahan kimia
- Ethylene oxide (gas)
- Glutaraldehyde (cair)
160° C
170° C
121° C
50° C - 60° C
120 menit
60 menit
30 menit
3 – 8 jam
30 menit
f) Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali.
Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekali pakai (disposable),
limbah jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui proses
salah satu metode sterilisasi pada Tabel I.10
g) Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan
penggunaan wadah dan label seperti Tabel I.11
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

h) Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan
perak yang dihasilkan dari proses film sinar X.
Tabel I.11
Jenis Wadah dan label Limbah Medis Padat Sesuai Kategorinya
Warna Kantong Lambang
No Kategori
Kontainer Plastik Keterangan
1. Radiokatif Merah Kantong Box Simbol radioaktif
timbale
2 Sangat Infeksius Kuning Kantong plastik
kuat, antibocor,
atau kontainer
yang dapat
disterilisasi
dengan otoklaf
3 Limbah Infeksius, Kuning Kantong plastik
patologi dan anatomi kuat dan anti
bocor, atau
kontainer
4 Sitotoksis Ungu Kontainer
plastik kuat dan
anti bocor
5 Limbah kimia dan Coklat Kantong
farmasi plastikatau
kontainer

i) Limbah sitotoksis dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan diberi
label bertuliskan ” Limbah Sitotoksis”.
3) Pengumpulan, Pengangkutan, dan Penyimpanan Limbah Media Padat di
Lingkungan Rumah Sakit
a) Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tertutup.
b) Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim
hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.
4) Pengumpulan, Pengemasan dan Pengangkutan ke Luar Rumah Sakit
a) Pengelola harus mengumpulkan dan mengmas pada tempat yang kuat.
b) Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaraan khusus.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

5) Pengolahan dan Pemusnahan


a) Limbah medis padat tidak diperbolehkan membuang langsung ke tempat
pembuangan akhir limbah domestik sebelum aman bagi kesehatan.
b) Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat
disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis padat
yang ada, dengan pemanasan menggunakan otoklaf atau dengan pembakaran
menggunakan insinerator.
b. Limbah Medis Non Padat
1) Pemilahan dan Pewadahan
a) Pewadahan limbah padat non-medis harus dipisahkan dari limbah medis padat
dan ditampung dalam kantong plastic warna hitam.
b) Tempat Pewadahan
(1) Setiap tempat pewadahan limbah padat harus dilapisi kantong plastik
warna hitam sebagai pembungkus limbah padat dengan lambang
”domestik” warna putih
(2) Bila kepadatan lalat disekitar tempat limbah pada melebih 2 (dua) ekor per-
block grill, perlu dilakukan pengendalian padat.
2) Pengumpulan, Penyimpanan, dan Pengangkutan
a) Bila di tempat pengumpulan sementara tingkat kepadatan lalat lebih dari 20
ekor per-block grill atau tikus terlihat pada siang hari, harus dilakukan
pengendalian.
b) Dalam keadaan normal harus dilakukan pengendalian serangga dan binatang
pengganggu yang lain minimal 1 (satu) bulan sekali.
3) Pengolahan dan Pemusnahan
Pengolahan dan pemusnahan limbah padat non-medis harus dilakukan sesuai
persyaratan kesehatan.
c. Limbah Cair
Kalitas limbah (efluen) rumah sakit yang akan dibuang ke badan air atau lingkungan
harus memenuhi persyaratan baku mutu efluen sesuai Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor Kep-58/MenLH/12/1995 atau peraturan daerah setempat.
d. Limbah Gas
Standar limbah gas (emisi) dari pengolahan pemusnah limbah medis padat dengan
insinerator mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-
13/MenLH/12/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
3. Tata Laksana
a. Limbah Medis Padat
1) Minimisasi Limbah
a) Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum
membelinya.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

b) Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.


c) Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
d) Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan
perawatan dan kebersihan.
e) Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi
limbah bahan berbahaya dan beracun.
f) Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan
g) Menggunakan bahan-bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari
kadaluarsa.
h) Menghabiskan bahan dari setiap kemasan
i) Mengecek tanggal kadaluarsa bahan-bahan pada saat diantar oleh distributor.
2) Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang
a) Dilakukan pemilahan jenis limbah medis padat mulai dari sumber yang terdiri
dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi,
limbah sototksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
b) Tempat pewadahan limbah medis padat :
(1) Terbuat dari bahan yang kuat, cuup ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya, misalnya
fiberglass.
(2) Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan
yang terpisah dengan limbah padat nonmedis.
(3) Kantong plastik diangkat setiap haru atau kurang sehari apabila 2/3 bagian
telah terisi limbah.
(4) Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus
(safety box) seperti botol atau karton yang aman.
(5) Tempat pewadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksik yang tidak
langsung kontak dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan
disinfektan apabila akan dipergunakan kembali, sedangkan untuk kantong
plastik yang telah dipakai dan kontak langsung dengan limbah tersebut
tidak boleh digunakan lagi.
c) Bahan atau alat yang dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui sterilisasi
meliputi pisau bedah (scalpel), jarum hipodermik, syringes, botol gelas, dan
kontainer.
d) Alat-alat lain yang dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui sterilisasi
adalah radionukleida yang telah diatur tahan lama untuk radioterapi seperti
puns, needles, atau seeds.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

e) Apabila sterilisasi yang dilakukan adalah sterilisasi dengan ethylene oxide,


maka tangki reactor harus dikeringkan sebelum dilakukan injeksi ethylene
oxide. Oleh karena gas tersebut sangat berbahaya, maka sterilisasi harus
dilakukan oleh petugas yang terlatih. Sedangkan sterilisasi dengan
glutaraldehyde lebih aman dalam pengoperasiannya tetapi kurang efektif
secara mikrobiologi.
f) Upaya khsus harus dilakukan apabila terbukti ada kasus pencemaran
spongiform encephalopathies.
3) Tempat Penampungan Sementara
a) Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus
membakar limbahnya selambat-lambatnya 24 jam.
b) Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator, maka limbah medis
padatnya harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau
pihak lain yang mempunyai insinerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-
lambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang.
4) Transportasi
a) Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut
harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup.
b) Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun
binatang.
c) Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri yang
terdiri :
- Topi/helm;
- Masker;
- Pelindung mata;
- Pakaian panjang (coverall);
- Apron untuk industri;
- Pelindung kaki/sepatu boot; dan
- Sarung tangan khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves)
5) Pengolahan, Pemusnahan, dan Pembuangan Akhir Limbah Padat
a) Limbah Infeksius dan Benda Tajam
(1) Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen infeksius
dari laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan panas dan basah
seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbah infeksius yang lain
cukup dengan cara disinfeksi.
(2) Benda tajam harus diolah dengan insinerator bila memungkinkan, dan
dapat diolah bersama dengan limbah infeksius lainnya. Kapsulisasi juga
cocok untuk benda tajam.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

(3) Setelah insinerasi atau disinfeksi, residunya dapat dibuang ke tempat


pembuangan B3 atau dibuang ke landfill jika residunya sudah aman.
b) Limbah Farmasi
(1) Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insinerator
pirolitik (pyrolytic incinerator), rotary kiln, dikubur secara aman, sanitary
landfill, dibuang ke sarana air limbah atau inersisasi. Tetapi dalam jumlah
besar harus menggunakan fasilitas pengolahan yang khusus seperti rotary
kiln, kapsulisasi dalam drum logam, dan inersisasi.
(2) Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus dikembalikan kepada
distributor, sedangkan bila dalam jumlah sedikit dan tidak memungkinkan
dikembalikan, supaya dimusnahkan melalui insinerator pada suhu diatas
1.000° C.
c) Limbah Sitotoksis
(1) Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan
penimbunan (landfill) atau ke saluran limbah umum.
(2) Pembuangan yang dianjurkan adalah dikembalikan ke perusahaan
penghasil atau distribusinya, insinerasi pada suhu tinggi, dan degradasi
kimia. Bahan yang belum dipakai dan kemasannya masih utuh karena
kadaluarsa harus dikembalikan ke distributor apabila tidak ada insinerator
dan diberi keterangan bahwa obat tersebut sudah kadaluarsa atau tidak lagi
dipakai.
(3) Insinerasi pada suhu tinggi sekitar 1.200° C dibutuhkan untuk
menghancurkan semua bahan sitotoksik. Insinerasi pada suhu rendah dapat
menghasilkan uap sitotoksik yang berbahaya ke udara.
(4) Insinerator dengan 2 (dua) tungku pembakaran pada suhu 1.200° C dengan
minimum waktu tinggal 2 detik atau suhu 1.000° C dengan waktu tinggal 5
detik di tungku kedua sangat cocok untuk bahan ini dan dilengkapi dengan
penyaring debu.
(5) Insinerator juga harus dilengkapi dengan peralatan pembersih gas.
Insinerasi juga memungkinkan dengan rotary kiln yang didesain untuk
dekomposisi panas limbah kimiawi yang beroperasi dengan baik pada suhu
diatas 850° C.
(6) Insinerator dengan 1 (satu) tungku atau pembakaran terbuka tidak tepat
untuk pembuangan limbah sitotoksis.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

(7) Metode degradasi kimia yang mengubah senyawa sitotoksik menjadi


senyawa tidak beracun dapat digunakan tidak hanya untuk residu obat tapi
juga pencucian tempat urin, tumpahan dan pakaian pelindung.
(8) Cara kimia relatif mudah dan aman meiputi oksidasi oleh Kalium
permanganat (KMnO4) atau asam sulfat (H2SO4) , penghilangan nitrogen
dengan asam bromida, atau reduksi dengan nikel dan aluminium.
(9) Insinerasi maupun degradasi kimia tidak merupakan solusi yang sempurna
untuk pengolahan limbah. Tumpahan atau cairan biologis yang
terkontaminasi agen antineoplastik. Oleh karena itu, rumah sakit harus
berhati-hati dalam menangani obat sitotoksik.
(10) Apabila cara insinerasi maupun degradasi kimia tidak tersedia,
kapsulisasi atau inersisasi dapat dipertimbangkan sebagai cara yang dapat
dipilih.
d) Limbah Bahan Kimiawi
(1) Pembuangan Limbah Kimia Biasa
Limbah kimia biasa yang tidak bisa didaur seperti gula, asam amino, dan
garam tertentu dapat dibuang ke saluran air kotor. Namun demikian,
pembuangan tersebut harus memenuhi persyaratan konsentrasi bahan
pencemar yang ada seperti bahan melayang, sushu, dan pH.

(2) Pembuangan Limbah Kimia Berbahaya Dalam Jumlah Kecil


Limbah bahan berbahaya dalam jumlah kecil seperti residu yang terdapat
dalam kemasan sebaiknya dibuang dengan insinerasi pirolitik, kapsulisasi,
atau ditimbun (landfill).
(3) Pembuangan limbah kimia berbahaya dalam jumlah besar
Tidak ada cara pembuangan yang aman dan sekaligus murah untuk limbah
berbahaya. Pembuangannya lebih ditentukan kepada sifat v=bahaya yang
dikandung oleh limbah tersebut. Limbah tertentu yang bisa dibakar seperti
banyak bahan pelarut dapat diinsinerasi. Namun, bahan pelarut dalam
jumlah besar seperti pelarut halogenida yang mengandung klorin atau
florin tidak boleh diinsinerasi kecuali insineratornya dilengkapi dengan alat
pembersih gas.
(4) Cara lain adalah dengan mengembalikan bahan kimia berbahaya tersebut
ke distributornya yang akan menanganinya dengan aman, atau dikirim ke
negara lain yang mempunyai peralatan yang cocok untuk megolahnya.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan limbah kimia


berbahaya:
- Limbah berbahaya yang komposisinya berbeda harus dipisahkan untuk
menghindari rekasi kimia yang tidak diinginkan.
- Limbah kimia berbahaya dalam jumlah besar tidak boleh ditimbun
karena dapat mencemari air tanah.
- Limbah kimia disinfektan dalam jumlah besar tidak boleh dikapsulisasi
karena sifatnya yang korosif dan mudah terbakar.
- Limbah padat bahan kimia berbahaya cara pembuangannya harus
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada instansi yang berwenang.
e) Limbah Bahan Kimiawi
(1) Limbah dengan kandungan mercuri atau kadmium tidak boleh dibakar atau
diinsinerasi karena berisiko mencemari udara dengan uap beracun dan
tidak boleh dibuang ke landfill karena dapat mencemari air tanah.
(2) Cara yang disarankan adalah dikirim ke negara yang mempunyai fasilitas
pengolah limbah dengan kandungan logam berat tinggi. Bila tidak
memungkinkan, limbah dibuang ke tempat penyimpanan yang aman
sebagai pembuangan akhir untuk limbah yang berbahaya. Cara lain yang
paling sederhana adalah dengan kapsulisasi kemudian dilanjutkan dengan
landfill. Bila hanya dalam jumlah kecil dapat dibuang dengan limbah biasa.
f) Limbah Bahan Kimiawi
(1) Cara yang terbaik untuk menangani limbah kontainer bertekanan adalah
dengan daur ulang atau penggunaan kembali. Apabila masih dalam kondisi
utuh dapat dikembalikan ke distributor untuk pengisian ulang gas. Agen
halogenida dalam bentuk cair dan dikemas dalam botol harus diperlakukan
sebagai limbah bahan kimia berbahaya untuk pembuangannya.
(2) Cara pemuangan yang tidak diperbolehkan adalah pembakaran atau
insinerasi karena dapat meledak.
 Kontainer yang masih utuh
Kontainer-kontainer yang harus dikembalikan ke penjualnya adalah :
- Tabung atau silinder nitrogen oksida yang biasanya disatukan
dengan peralatan anestesi.
- Tabung atau silinder etilin oksida yang biasanya disatukan dengan
peralatan sterilisasi
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

- Tabung bertekanan untuk gas lain seperti oksigen, nitrogen, karbon


dioksida, udara bertekanan, siklopropana,hidrogen, gas elpiji, dan
asetilin.
 Kontainer yang sudah rusak
Kontainer yang rusak tidak dapat diisi ulang harus dihancurkan setelah
dikosongkan kemudian baru dibuang ke landfill.
 Kaleng aerosol
Kaleng aerosol kecil harus dikumpulkan dan dibuang bersama dengan
limbah biasa dalam kantong plastik hitam dan tidak untuk dibakar atau
diinsinerasi. Limbah ini tidak boleh dimasukkan ke dalam kantong
kuning karena akan dikirim ke insinerator. Kaleng aerosol dalam
jumlah banyak sebaiknya dikembalikan ke penjualnya atau ke instalasi
daur ulang bila ada.
g) Limbah Radioaktif
(1) Pengelolaan limbah radioaktif yang aman harus diatur dalam kebijakan dan
strategi nasional yang menyangkut peraturan, infrastruktur, organisasi
pelaksana, dan tenaga yang terlatih.
(2) Setiap rumah sakit yang menggunkan sumber radioaktif yang terbuka
untuk keperluan diagnosa, terapi atau penelitian harus menyiapkan tenaga
khusus yang terlatih khusus di bidang radiasi.
(3) Tenaga tersebut bertanggung jawab dalam pemakaian bahan radioaktif
yang aman dan melakukan pencatatan.
(4) Instrumen kalibrasi yang tepat harus tersedia untuk monitoring dosis dan
kontaminasi. Sistem pencatatan yang baik akan menjamin pelacakan
limbah radioaktif dalam pengiriman maupun pembuangannya dan selalu
diperbarui datanya setiap waktu
(5) Limbah radioaktif harus dikategorikan dan dipilah berdasarkan
ketersediaan pilihan cara pengolahan, pengkondisian, penyimpanan, dan
pembuangan. Kategori yang memungkinkan adalah :
- Umur paruh (half-life) seperti umur pendek (short-lived), (misalnya
umur paruh < 100 hari), cocok untuk penyimpanan pelapukan,
- Aktifitas dan kandungan radionuklida,
- Bentuk fisika dan kimia,
- Cair : berair dan organik,
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

- Tidak homogen ((seperti mengandung lumpur atau padatan yang


melayang),
- Padat : mudah terbakar/ tidak mudah terbakar (bila ada) dan dapat
dipadatkan/tidak mudah dipadatkan (bila ada)
- Sumber tertutup atau terbuka seperti sumber tertutup yang dihabiskan,
- Kandungan limbah seperti limbah yang mengandung bahan berbahaya
(patogen, infeksius, beracun).
(6) Setelah pemilahan, setiap kategori harus disimpan terpisah dalam
kontainer, dan kontainer limbah tersebut harus :
- Secara jelas diidentifikasi,
- Ada simbol radioaktif ketika sedang digunakan
- Sesuai dengan kandungan limbah,
- Dapat diisi dan dikosongkan dengan aman,
- Kuat dan saniter.
(7) Informasi yang harus dicatat pada setiap kontainer limbah :
- Nomor identifikasi,
- Radionuklida,
- Aktifitas (jika diukur atau diperkirakan) dan tanggal pengukuran,
- Asal limbah (ruangan, laboratorium, atau tempat lain),
- Angka dosis permukaan dan tanggal pengukuran,
- Orang yang bertanggung jawab.
(8) Kontainer untuk limbah padat harus dibungkus dengan kantong plastik
transparan yang dapat ditutup dengan isolasi plastik
(9) Limbah padat radioaktif dibuang sesuai dengan persyaratan teknis dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (PP Nomor 27 Tahun 2002)
dan kemudian diserahkab kepada BATAN untuk penanganan lebih lanjut
atau dikembalikan kepada negara distributor. Semua jenis limbah medi
termasuk limbah radioaktif tidak boleh dibuang ke tempat pembuangan
akhir sampah domestik (landfill) sebelum dilakukan pengolahan terlebih
ahulu sampai memenuhi persyaratan.
b. Limbah Padat Non-Medis
1) Pemilahan Limbah Padat Non-Medis
a) Dilakukan pemilahan limbah padat non-medis antara limbah yang dapat
dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali
b) Dilakukan pemilahan limbah padat non-medis antara limbahbasah dan limbah
kering.
2) Tempat Pewadahan Limbah padat Non-Medis
a) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang mudah dibersihkan pada bagian dalamnya,
misalnya fiberglass.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

b) Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
c) Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan
kebutuhan.
d) Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x 24 jam atau
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut
supaya tidak menjadi perindukan vektor penyakit atau binatang pengganggu.
3) Pengangkutan
Pengangkutan limbah padat domestik dari setiap ruangan ke tempat penampungan
sementara menggunakan troli tertutup.
4) Tempat Penampungan Limbah Padat Non-Medis Sementara
a) Tersedia tempat penampungan limbah padat non-medis sementara dipisahkan
antara limbah yang dapat dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat
dimanfaatkan kembali. Tempat tersebut tidak merupakan sumber bau, dan lalat
bagi lingkungan sekitarnya dilengkapi saluran untuk cairan lindi.
b) Tempat penampungan sementara limbah padat harus kedap air, bertutup dan
selalu dalam keadaan tertutup bila sedang tidak diisi serta mudah dibersihkan.
c) Terletak pada lokasi yang muah dijangkau kendaraan pengangkut limbah
padat.
d) Dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya 1 x 24 jam.
5) Pengolahan Limbah Padat
Upaya untuk mengurangi volume, mengubah bentuk atau memusnahkan limbah
apdat dilakukan pada sumbernya. Limbah yang masih dapat dimanfaatkan
hendaknya dimanfaatkan kembali untuk limbah padat organik dapat diolah
menajdi pupuk.
6) Lokasi Pembuangan Limbah Padat Akhir
Limbah padat umum (domestik) dibuang ke lokasi pembuangan akhir yang
dikelola oleh pemerintah daerah (Pemda), atau badan lain sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
c. Limbah Cair
Limbah cair harus dikumpulkan dalam kontainer yang sesuai dengan karakteristik
bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan penyimapangannya.
1) Saluran pembuangan limbah harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap
air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan saluran air
hujan.
2) Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau bersama-
sama secara kolektif dengan bangunan disekitarnya yang memenuhi persyaratan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah
perkotaan.
3) Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian
limbah yang dihasilkan.
4) Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah
harus dilengkapi/ditutup dengan gril.
5) Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai kebutuhan yang
berlaku melalui kerjasam dengan pihak lain atau pihak yang berwenang.
6) Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan setiap
bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3bulan sekali uji petik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
7) Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena zat
radioaktif, pengelolaannya dilakukan sesuai ketentuan BATAN.
8) Parameter radioaktif diberlakukan bagi rumah sakit sesuai dengan bahan radioaktif
yang dipergunakan oleh rumah sakit yang bersangkutan.
d. Limbah Gas
1) Monitoring limbah gas berupa NO2, So2, logam berat, dan dioksin dilakukan
minimal 1 (satu) kali setahun
2) Suhu pembakaran minimum 1.000° C untuk pemusnahan bakteri patogen, virus,
dioksin, dan mengurangi jelaga.
3) Dilengkapi alat untuk mengurangi emisi gas dan debu.
4) Melakukan penghijauan dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas
oksigen dan dapat menyerap debu.
5) Pengelolaan limbah medis rumah sakit secara rinci mengacu pada pedoman
pengelolaan limbah medis sarana pelayanan kesehatan.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

E. PENGELOLAAN TEMPAT PENCUCIAN LINEN (LAUNDRY)


1. Pengertian
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana
penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler),
pengering, meja dan meja setrika.
2. Persyaratan
a. Suhu air panas untuk pencucian 70° C dalam waktu 25 menit atau 95° C dalam waktu
10 menit
b. Penggunaan jenis deterjen dan disinfektan untuk proses pencucian yang ramah
lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh lingkungan
c. Standar kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak mengandung 6 x 103
spora spesies Bacilus per inci persegi.
3. Tata Laksana
a. Di tempat laundry tersedia kran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran yang
memadai, air panas untuk disinfeksi dan tersedia disinfektan.
b. Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat dengan saluran pembuangan
air limbah serta tersedia mesin cuci yang dapat mencuci jenis-jenis linen yang tersedia
mesin cuci yang dapat mencuci jenis-jenis linen yang berbeda.
c. Tersedia ruangan dan mesin cuci yang terpisah untuk linen infeksius dan non
infeksius.
d. Laundry harus dilengkapi saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan
pengolahan awal (pre-treatment) sebelum dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah.
e. Laundry harus disediakan ruang-ruang terpisah sesuai kegunaannya yaitu ruang linen
kotor, ruang linen bersih, ruang untuk perlengkapan kebersihan, ruang perlengkapan
cuci, ruang kereta linen, kamar mandi dan ruang peniris atau pengering untuk alat-alat
termasuk linen.
f. Untuk rumah sakit yang tidak mempunyai Laundry tersendiri, pencuciannya dapat
bekerjasama dengan pihak lain dan pihak lain tersebut harus mengikuti persyaratan
dan tatalaksana yang telah ditetapkan.

g. Perlakuan terhadap linen


1) Pengumpulan, dilakukan :
a) Pemilahan antara linen infeksius dan non-infeksius dimulai dari sumber dan
memasukkan linen ke dalam kantong plastic sesuai jenisnya serta diberi label.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

b) Menghitung dan mencatat linen di ruangan.


2) Penerimaan
a) Mencatat linen yang diterima dan telah terpisah antara infeksius dan non-
infeksius.
b) Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya.
3) Perlakuan
a) Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan
kebutuhan deterjen dan disinfektan.
b) Membersihkan linen kotor dan tinja, urin, darah, dan muntahan kemudian
merendamnya dengan menggunakan disinfektan.
c) Mencuci dikelompokkan berdasarkan tingkat kekotorannya.
4) Pengeringan
5) Penyetrikaan
6) Penyimpanan
(a) Linen harus dipisahkan sesuai jenisnya.
(b) Linen baru yang diterima ditempatkan di lemari bagian bawah.
(c) Pintu lemari selalu tertutup.
7) Distribusi dilakukan berdasarkan kartu tenda terima dari petugas penerima,
kemudian petugas menyerahkan linen bersih kepada petugas ruangan sesuai kartu
tanda terima.
8) Pengangkutan
(a) Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong
yang digunakan untuk membungkus linen kotor.
(b) Menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara linen bersih dan
linen kotor. Kereta dorong harus dicuci dengan disinfektan setelah digunakan
mengangkut linen kotor.
(c) Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan.
(d) Linen bersih diangkut dengan kereta dorong ayng berbeda warna.
(e) Rumah sakit yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pengangkutannya dari
dan ke tempat laundry harus menggunakan mobil khusus.
h. Petugas yang bekerja dalam pengelolaan laundry linen harus menggunakan pakaian
kerja khusus, alat pelindung diri dan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala,
serta dianjurkan memperoleh imunisasi hepatitis B.

F. PENGENDALIAN SERANGGA, TIKUS DAN BINATANG PENGGANGGU


LAINNYA
1. Pengertian
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk
mengurangi populasi serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya sehingga
keberadaannya tidak menjadi vektor penularan penyakit.
2. Persyaratan
a. Kepadatan jentik Aedes sp yang diamati melalui indeks kontainer harus 0 (nol).
b. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang memungkinkan nyamuk masuk ke
dalam ruangan, terutama di ruangan perawatan.
c. Semua ruang di rumah sakit harus bebas dari kecoa, terutana pada daur, gudang
makanan, dan ruangan steril.
d. Tidak ditemukannya tandaq-tanda keberadaan tikus terutana pada daerah bangunan
tertutup (core) rumah sakit.
e. Tidak ditemukannya lalat di dalam bangunan tertutup (core) di rumah sakit.
f. Di lingkungan rumah sakit harus bebas kucing dan anjing.
3. Tata Laksana
a. Surveilans
1) Nyamuk
a) Pengamatan Jenitik
Pengamatan jentik Aedes sp. dilakukan secara berkala di setiap sarana
penampungan air, sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) minggu untuk
mengetahui adanya atau keadaan populasi jentik nyamuk, dilakukan secara
teratur. Selain itu, dilakukan juga pengamatan jentik nyamuk spesies lainnya di
tempat-tempat yang potensial sebagai tempat perindukan vektor penyakit
malaria di sekitar lingkungan rumah sakit seperti saluran pembuangan air
limbah.
b) Pengamatan lubang dengan kawat kasa
Setiap lubang di dinding harus ditutup dengan kawat kasa untuk mencegah
nyamuk masuk.
c) Konstruksi pintu harus membuka ke arah luar.
2) Kecoa
a) Mengamati keberadaan kecoa yg ditandai dgn adanya kotoran, telur kecoa, dan
kecoa hidup atau mati di setiap ruangan.
b) Pengamatan dilakukan secara visual dengan bantuan senter, setiap 2 (dua)
minggu.
c) Bila ditemukan tanda-tanda keberadaan kecoa maka segera dilakukan
pemberantasan.
3) Tikus
Mengamati/memantau secara berkala setiap 2 (dua) bulan di tempat-tempat yang
biasanya menjadi tempat perkembangbiakan tikus yang ditandai dengan adanya
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

keberadaan tikus, antara lain : kotoran, bekas gigitan, bekas jalan, dan tikus hidup.
Ruang-ruang tersebut anatara lain di daerah bangunan tertutup (core) rumah sakit,
antara lain dapur, ruang perawatan, laboratorium, ICU, radiologi, UGD, ruang
operasi, ruang genset/panel, ruang administrasi, kantin, ruang bersalin, dan ruang
lainnya.
4) Lalat
Mengukur kepadatan lalat secara berkala dengan menggunakan fly grill pda daerah
core dan pada daerah yang biasa dihinggapi lalat, terutama di tempat yang diduga
sebagai tempat perindukan lalat seperti tempat sampah, saluran pembuangan
limbah pdat dan cair, kantin rumah sakit, dan dapur.
5) Binatang pengganggu lainnya
Mengamati/memantau secara berkala kucing dan anjing.

b. Pencegahan
1) Nyamuk
a) Melakukan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Mengubur, Menguras,
Menututp (3M).
b) Pengaturan aliran pembuangan air limbah dan saluran dalam keadaan tertutup.
c) Pembersihan tananam sekitar rumah sakit secara berkala yang menjadi tempat
perindukan.
d) Pemasangan kawat kasa di seluruh ruangan dan penggunaan kelambu terutama
di ruang perawatan anak.
2) Kecoa
a) Menyimpan bahan makanan dan amkaan siap saji pda tempat tertutup.
b) Pengelolaan sampah yang memenuhi sayarat kesehatan.
c) Menututp lubang-lubang atau celah-celah agar kecoa tidak masuk ke dlam
ruangan.
3) Tikus
a) Melakukan penutupan saluran terbuka, lubang-lubang di dinding, plafon, pintu,
dan jendela.
b) Melakukan pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.
4) Lalat
Melakukan pengelolaan sampah/limbah yang memnuhi syarat kesehatan.
5) Binatang pengganggu lainnya
Melakukan pengelolaan makanan dan limbah yang memenuhi syarat kesehatan.
c. Pemberantasan
1) Nyamuk
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

a) Pemberantasan dilakukan apabila larva atau jentik nyamuk Aedes sp. > 0
dengan abatisasi.
b) Melakukan pemberantasan larva/jentik dengan menggunakan predator.
c) Melakukan oiling untuk memberantas culex.
d) Bila diduga ada kasus demam berdarah yang tertular di rumah sakit, maka
perlu dilakukan pengasapan (fogging) di rumah sakit.

2) Kecoa
a) Pembersihan telur kecoa dengan cara mekanis, yaitu membersihkan telur yang
terdapat pada celah-celah dinding, lemari, peralatan dan telur kecoa
dimusnahkan dengan dibakar/dihancurkan.
b) Pemberantasan kecoa
Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimiawi.
(1) Secara fisik atau mekanis :
- Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul
- Menyiram tempat perindukan dengan air panas
- Menutup celah-celah dinding
(2) Secara kimiawi dengan menggunakan insektisida dengan pengasapan,
bubuk, semprotan, dan umpan.
3) Tikus
Melakukan pengendalian tikus secara fisik dengan pemasangan perangkap,
pemukulan atau sebagai alternatif terakhir dapat dilakukan secara kimia dengan
menggunakan umpan beracun.
4) Lalat
Bila kepadatan lalat di sekitar tempat sampah (perindukan) melebihi 2 (dua) ekor
per block grill maka dilakukan pengendalian lalat secara fisik, biologik, dan kimia.
5) Binatang pengganggu lainnya
Bila terdapat kucing dan anjing, maka perlu dilakukan :
a) Penangkapan, kemudian dibuang jauh dari rumah sakit.
b) Bekerjasama dengan Dinas Peternakan setempat untuk menangkap kucing dan
anjing.

G. MELALUI DISINFEKSI DAN STERILISASI


1. Pengertian
a. Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan/atau menghilangkan kontaminasi oleh
mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang melalui disinfeksi dan
sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
b. Disinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/menghilangkan jumlah mikroorganisme
patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan cara fisik dan kimiawi.
c. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara
fisik dan kimiawi.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

2. Persyaratan
a. Suhu pada disinfeksi secara fisik dengan air panas untuk peralatan sanitasi 80° C
dalam waktu 45-60 detik, sedangkan untuk peralatan memasak 80° C dalam waktu 1
menit.
b. Disinfektan harus memenuhi kriteria tidak merusak peralatan maupun orang,
disinfektan mempunyai efek sebagai deterjen dan efektif dalam waktu yang relatif
singkat, tidak terpengaruh oleh kesadahan air atau keberadaan sabun dan protein yang
mungkin ada.
c. Penggunaan disinfektan harus mengikuti petunjuk pabrik.
d. Pada akhir proses disinfeksi terhadap ruang pelayanan medis (ruang operasi dan ruang
isolasi) tingkat kepadatan kuman pada lantai dan dnding 0-5 CFU/cm2, bebas
mikroorganisme patogen dan gas gangren. Untuk ruang penunjang medis (ruang rawat
inap, ruang ICU/ICCU, kamar bayi, kamar bersalin, ruang perawatan luka bakar, dan
laundry) sebesar 5-10 CFU/cm2.
e. Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan perawatan pasien secara fisik dengan
pemanasan pada suhu ± 121° C selama 30 menit atau pda suhu 134° C selam 13 menit
dan harus mengacu pada petunjuk penggunaan alat sterilisasi yang digunakan.
f. Sterilisasi harus menggunakan disinfektan yang ramah lingkungan.
g. Petugas sterilisasi harus menggunakan alat pelindung diri dan menguasai prosedur
sterilisasi yang aman.
h. Hasil akhir proses sterilisasi untuk ruang operasi dan ruang isolasi harus bebas dari
mikroorganisme hidup.
3. Tata Laksana
a. Kamar/ruang operasi yang telah dipakai harus dilakukan disinfeksi dan disterilisasi
sampai aman untuk dipakai pada operasi berikutnya.
b. Instrumen dan bahan medis yang dilakukan sterilisasi harus melalui persiapan,
meliputi :
1) Persiapan sterilisasi bahan dan alat sekali pakai.
Penataan – Pengemasan – Pelabelan – Sterilisasi
2) Persiapan sterilisasi instrumen baru :
Penataan dilengkapi dengan sarana pengikat (bila diperlukan) - Pelabelan –
Sterilisasi
3) Persiapan sterilisasi instrumen dan bahan lama :
Disinfeksi – Pencucian (dekontaminasi) – Pengeringan (pelipatan bila perlu) -
Penataan – Pelabelan – Sterilisasi
c. Indikasi kuat untuk tindakan disinfeksi/sterilisasi :
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

1) Semua peralatan medik atau peralatan perawatan pasien yang dimasukkan ke


dalam jaringan tubuh, sistem vaskuler atau melalui saluran darah harus selalu
dalam keadaan steril sebelum digunakan.
2) Semua peralatan yang menyentuh selaput lendir seperti endoskopi, pipa
endotracheal harus disterilkan/ didisinfeksi dahulu sebelum digunakan.
3) Semua peralatan operasi setelah dibersihkan dari jaringan tubuh, darah atau sekresi
harus selalu dalam keadaan steril sebelum dipergunakan.
d. Semua benda atau alat yang akan disterilkan/didisinfeksi harus terlebih dahulu
dibersihkan secara seksama untuk menghilangkan semua bahan organik (darah dan
jaringan tubuh) dan sisa bahan linennya.
e. Sterilisasi (132° C selama 3 menit pada gravity displacement steam sterilizer) tidak
dianjurkan untuk implant.
f. Setiap alat yang berubah kondisi fisiknya karena dibersihkan, disterilkan atau
didisinfeksi tidak boleh dipergunakan lagi. Oleh karena itu, hindari proses ulang yang
dapat mengakibatkan keadan toxin atau mengganggu keamanan dan efektivitas
pekerjaan.
g. Jangan menggunakan bahan seperti linen, dan lainnya yang tidak tahan terhadap
sterilisasi, karena akan mengakibatkan kerusakan seperti kemasannya rusak atau
berlubang, bahannya mudah sobek, basah, dan sebagainya.
h. Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan pada tempat (lemari)
khusus setelah dikemas steril pada ruangan :
1) Dengan suhu 18° C – 22° C dan kelembaban 35% - 75%, ventilasi menggunakan
sistem tekanan positif dengan efisiensi partikular antara 90%-95% (untuk
partikular 0,5 mikron)
2) Dinding dan ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat, dan mudah dibersihkan.
3) Barang yang steril disimpan pada jarak 19 cm – 24 cm.
4) Lantai minimum 43 cm dari langit-langit dan 5 cm dari dinding serta diupayakan
untuk menghindari terjadinya penempelan debu kemasan.
i. Pemeliharaan dan cara penggunaan peralatan sterilisasi harus memperhatikan petunjuk
dari pabriknya dan harus dikalibrasi minimal 1 kali satu tahun.
j. Peralatan operasi yang telah steril jalur masuk ke ruangan harus terpisah dengan
peralatan yang telah terpakai.
k. Sterilisasi dan disinfeksi terhadap ruang pelayanan medis dan peralatan medis
dilakukan sesuai permintaan dari kesatuan kerja pelayanan medis dan penunjang
medis.

H. MELALUI DISINFEKSI DAN STERILISASI


PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

1. Pengertian
a. Radiasi adalah emisi dan penyebaran energi melalui ruang (media) dalam bentuk
gelombang elektromagnetik atau partikelpartikel atau elementer dengan kinetik yang
sangat tinggi yang dilepaskan dari bahan atau alat radiasi yang digunakan oleh
instalasi di rumah sakit.
b. Pengamanan dampak radiasi adalah upaya perlindungan kesehatan masyarakat dari
dampak radiasi melalui promosi dan pencegahan risiko atas bahaya radiasi, dengan
melakukan kegiatan pemantauan, investigasi, dan mitigasi pada sumber, media
lingkungan dan manusia yang terpajan atau alat yang mengandung radiasi
2. Persyaratan
Persyaratan sesuai Keputusan Badan pengawas Tenaga Nuklir Nomor 01 Tahun 1999,
tentang Ketentuan Keselamatan Kerja terhadap Radiasi adalah :
a. Nilai Batas Dosis (NBD) bagi pekerja yang terpajan radiasi sebesar 50 mSv (mili
Sievert) dalam 1 (satu) tahun.
b. NBD bagi msyarakat yang terpajan sebesar 5 mSv (mili Sievert) dalam 1 (satu) tahun.
3. Tata Laksana
a. Perizinan
Setiap rumah sakit yang memanfaatkan peralatan yang memajankan radiasi dan
menggunakan zat radioaktif, harus memperoleh izin dari Badan Pengawas Tenaga
Nuklir (sesuai PP Nomor 64 Tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan Tenaga
Nuklir, pasal 2 ayat 1).
b. Pengawasan
Penerimaan dosis radiasi terhadap pekerja atau masyarakat tidak boleh melebihi nilai
batas dosis yang ditetapkan oleh Badan Pengawas.
c. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja terhadap Pemanfaatan Radiasi
Pengion
1) Organisasi
Setiap pengelola rumah sakit yang mempunyai pelayanan radiasi harus memiliki
organisasi proteksi radiasi dimana petugas radiasi tersebut telah memiliki surat ijin
sebagai petugas radiasi dari Badan Pengawas.
2) Peralatan Proteksi Radiasi
Pengelola rumah sakit yang mempunyai pelayanan radiasi harus menyediakan dan
mengusahakan peralatan proteksi radiasi, pemantau dosis perorangan, pemantau
daerah kerja, dan pemantau lingkungan hidup, yang dapat berfungsi dengan baik
sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan.
3) Pemantauan Dosis Perorangan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Pengelola rumah sakit yang mempunyai pelayanan radiasi mewajibkan setiap


pekerja radiasi untuk memakai peralatan pemantau dosis perorangan, sesuai
dengan jenis instalasi dan sumber radiasi yang digunakan.
Pengamanan terhadap bahan yang memancarkan radiasi hendaknya mencakup
rancangan instalasi yang memenuhi persyaratan, penyediaan pelindung radiasi atau
kontainer.
Proteksi radiasi yang disediakan harus mempunyai ketebalan tertentu yang mampu
menurunkan laju dosis radiasi. Tebal bahan pelindung sesuai jenis dan energi
radiasi, aktivitas dan sumber radiasi, serta sifat bahan pelindung.
Perlengkapan dan peralatan yang disediakan adalah monitoring perorangan, survei
meter, alat untuk mengangkat dan megangkut, pakaian kerja, dekontaminasi kit,
alat-alat pemeriksaan tanda-tanda radiasi.
4) Pemantauan Dosis Perorangan
Pengelola rumah sakit harus menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan awal
secara teliti dan menyeluruh, untuk setiap orang yang akan bekerja sebagai pekerja
radiasi, secara berkala selama bekerja sekurang-kurangnya sekali dalam 1 tahun.
Pengelola rumah sakit harus memeriksakan kesehatan pekerja radiasi yang akan
memutuskan hubungan kerja kepada dokter yang ditunjuk, dan hasil pemeriksaan
kesehatan diberikan kepada pekerja radiasi yang bersangkutan.
Dalam hal terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit harus
menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi yang diduga
menerima pajanan berlebih.
5) Pemantauan Dosis Perorangan
Pengelola rumah sakit harus tetap menyimpan dokumen yang memuat catatan
dosis hasil pemantauan daerah kerja, lingkungan, dan kartu kesehatan pekerja
selama 30 tahun sejak pekerja radiasi berhenti bekerja.
6) Jaminan Kualitas
Pengelola rumah sakit harus membuat program jaminan kualitas bagi instalasi
yang mempunyai potensi dampak radiasi tinggi. Untuk menjamin efektivitas
pelaksaan Badan pengawas melakukan inspeksi dan audit selama pelaksanaan
program jaminan kualitas.
7) Pendidikan dan Pelatihan
Setiap pekerja harus memperoleh pendidikan dan pelatihan tentang keselamatan
dan kesehatan kerja terhadap radiasi. Pengelolan rumah sakit bertanggung jawab
atas pendidikan dan pelatihan.
d. Kalibrasi
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

Pengelola rumah sakit wajib mengkalibrasikan alat ukur radiasi scara berkala
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali. Pengelola rumah sakit wajib mengkalibrasi
keluaran radiasi (output) peralatan radioterapi secara berkala sekurang-kurangnya 2
(dua) tahun sekali. Kalibrasi hanya dapat dilakukan oleh instalasi yang telah
terakreditasi dan ditunjuk oleh Badan Pengawas.
e. Penanggulangan Kecelakaan Radiasi
Pengelola rumah sakit harus melakukan upaya pencegahan terjadinya kecelakaan
radiasi. Dalam hal terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit harus melakukan
upaya penanggulangan diutamakan pada keselamatan manusia. Lokasi tempat
kejadian harus diisolasi dengan memberi tanda khusus seperti pagar, barang atau
bahan yang terkena pancaran radiasi segera diisolasi kemudian didekontaminasi. Jika
terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit harus segera melaporkan terjadinya
kecelakaan radiasi dan upaya penanggulangannya kepada Badan Pengawas dan
instansi terkait lainnya.
f. Pengelolaan Limbah Radioaktif
Penghasil limbah radioaktif tingkat rencah dan tingkat sedang wajib mengumpulkan,
mengelompokkan, atau mengolah dan menyimpan semenatara limbah radioaktif
sebelum diserahkan kepada Badan Pelaksana.
Pengelolaan limbah radioaktif pada unit kedokteran nuklir dilakukan pemilahan
menurut jenis yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah radioaktif yang berasal dari
luar negeri tidak diizinkan untuk disimpan di wilayah Indonesia.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

5. Pendidikan dan Pelatihan K3


Pendidikan dan Pelatihann K3 di Rumah Sakit, ditetapkan sebagai berikut :
Setiap pegawai di Rumah Sakit diberikan kesempatan mengikuti pendidikan dan
pelatihan K3 untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan dibidang K3.
Rumah Sakit melalui urusan diklat menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan K3
bagi pegawai secara berkala dan berkesinambungan.
Materi pendidikan dan latihan K3 akan selalu disesuaikan dengan kebutuhan,
kemajuan dan perkembangan K3.
Pendidikan dan pelatihan K3 dapat melalui seminar, workshop, pertemuan ilmiah, dll.

6. Evaluasi dan Pelaporan


Evaluasi dan Pelaporan tentang kegiatan- kegiatan K3 di Rumah Sakit, adalah
sebagai berikut :
a. Memuat seluruh aspek K3, yaitu :
Disaster Program
Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
Keamanan Pasien, Pengunjung dan pegawai
Keselamatan dan Kesehatan Pegawai
Pengelolaan bahan dan Barang Berbahaya
Kesehatan Lingkungan Kerja
Sanitasi Rumah Sakit
Sertifikasi/Kaliberasi Sarana, Prasarana dan Peralatan
Pengelolaan Limbah Padat, Cair dan Gas
Pendidikan dan Latihan K3
Pengumpulan, Pengolahan, dan Pelaporan Data
b. Evaluasi ini dilakuan untuk jangka waktu yang ditentukan sesuai dengan jenis kegiatan
yang dilaksanakan, dapat dilakukan 3 bulan, 6 bulan, dst.
c. Hasil Evaluasi dibuatkan laporannya dan pelaporan disampaikan kepada direktur rumah
sakit untuk mendapatkan tindak lanjut, untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

7. Peningkatan Mutu
Peningkatan Mutu K3 Rumah Sakit, meliputi :
Ada pencatatan tentang semua kejadian serta penanggulangan kasus K3.
Dilakukan analisa terhadap kasus kejadian K3 di rumah sakit oleh Panitia K3 Rumah
Sakit.
Hasil Analisa dibuatkan rekomendasi dan laporannya kepada direktur rumah sakit
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

BAB V
KEBAKARAN

A. LATAR BELAKANG
Pencegahan kebakaran adalah usaha menyadari/mewaspadai akan faktor-faktor yang
menjadi sebab munculnya atau terjadinya kebakaran dan mengambil langkah-langkah untuk
mencegah kemungkinan tersebut menjadi kenyataan. Pencegahan kebakaran membutuhkan
suatu program pendidikan dan pengawasan beserta pengawasan pegawai, suatu rencana
pemeliharaan yang cermat dan teratur atas bangunan dan kelengkapannya,
inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan penempatan yang baik dari peralatan pemadam
kebakaran termasuk memeliharanya baik segi siap-pakainya maupun dari segi mudah
dicapainya.

B. PENGERTIAN
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita
hendaki, merugikan dan pada umumnya sukar dikendalikan.

C. RUANG LINGKUP
a. Pencegahan Kebakaran
Pengelolaan pencegahan kebakaran di Rumah Sakit yaitu dengan mengendalikan
sumber panas seperti Listrik, listrik statis, nyala api dan bahan mudah terbakar seperti
kertas, karpet, karet, dll.
Cara pengendaliannya adalah sebagai berikut :
Menetapkan larangan merokok di Rumah Sakit.
Monitoring Inspeksi Listrik secara teratur.
Menyediakan alat Pemadam Api ringan dengan jumlah cukup sesuai ketentuan yang
berlaku.
Inspeksi Peralatan Pemadaman Kebakaran secara berkala.
Pemasangan tanda-tanda peringatan bahaya kebakaran pada tempat-tempat berisiko.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

b. Penanggulangan Kebakaran
Apabila sudah terjadi kebakaran maka langkah kita adalah menghilangkan adanya
Oksigen dalam kebakran tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan Alat
pemadam Api Ringan (APAR) yang fungsinya mengisolasi adanya oksigen dalam api
tersebut, selain itu dapat digunakan air untuk memadamkan kebakaran sebagai media yang
dapat menimbulkan reaksi pendinginan panas dan isolasi oksigen dari kebakaran tersebut.
Agar pegawai dapat melakukan penanggulangan kebakaran secara dini maka
dilakukanlah pelatihan secara berkala cara menggunakan APAR dan simulasi penggunaan
APAR.
Cara penanggulangan Kebakaran di RS adalah sebagai berikut :
Menyediakan dan mengontrol fungsi alat pendeteksian panas agar berfungsi baik.
Menyediakan dan mengontrol fungsi Alat pendeteksi asap agar berfungsi baik.
Alarm kebakaran dengan jumlah cukup.
Alat pemadam api ringan (APAR) dengan jumlah cukup sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Diklat pemadaman api bagi pegawai Rumah Sakit, yang dilakukan secara berkala 2
kali dalam satu tahun.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

BAB VI
KEWASPADAAN BENCANA

A. LATAR BELAKANG
Bencana umumnya dapat terjadi dimana saja dan kapan saja yang datangnya tiba-tiba.
Rumah Sakit sebagai salah satu “Public Area” tidak mustahil menghadapi bahaya ini.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu disusun suatu acuan atau pedoman bagi seluruh
pegawai Rumah Sakit untuk menghadapi suatu bencana yang mungkin akan terjadi di Rumah
Sakit.

B. PENGERTIAN
Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam
atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana, dan prasarana umum yang memerlukan pertolongan
dan bantuan secara khusus.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari kegiatan-kegiatan kewaspadaan bencana di Rumah Sakit, meliputi :
1. Diperlukan pedoman pencegahan dan penanggulangan bencana yang dapat digunakan bagi
seluruh pegawai Rumah Sakit dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna
mencegah dan menanggulangi bencana di Rumah Sakit, oleh karena itu telah dibuat
pedoman penanggulangan bencana yang dapat dievaluasi untuk perbaikan sistem
penanggulangan bencana.
2. Pembekalan Bagi Pegawai dalam menghadapi bencana. Untuk pembekalan pengetahuan,
ketrampilan dan pengalaman pegawai dalam penanggulangan bencana maka diadakan
Pelatihan dan Simulasi Penanggulangan Bencana yang dilaksanakan sebanyak 2 x setiap
tahunnya.
3. Ditetapkan sistem komunikasi dalam penanggulangan bencana yaitu tata cara penggunaan
telepon, daftar nomor penting, dan kewenangan penggunaan telepon.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

4. Tersedianya rambu-rambu khusus untuk jalur evakuasi pasien.


5. Sarana dan Prasarana rumah sakit mengikuti ketentuan perijinan perundang-undangan
yang berlaku.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

BAB VII
PENDIDIKAN DAN LATIHAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam upaya untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan, Keterampilan, dan
pengalaman pegawai rumah sakit dalam melaksanakan kegiatan /unsur-unsur K3 maka
dipandang perlu untuk melaksanakan pendidikan dan latihan K3.
Tujuan diselenggarakankannya diklat K3 adalah untuk membentuk karyawan yang
peka, tanggap dan waspada terhadap K3 sehingga mempunyai kesadaran dan kemauam untuk
melakukan kegiatan-kegiatan K3.

B. PENGERTIAN
Diklat adalah suatu upaya menambah pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman secara
sistimatik dari suatu pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang ingin didapatkan.

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan diklat adalah :
1. Diklat kelas
Diklat kelas untuk pembahasan teori, dan diskusi sesuai dengan materi yang disampaikan
dan berkaitan dengan unsur-unsur K3.
2. Simulasi
Dilakukan simulasi K3 yang bermanfaat memberikan pengalaman dan gambaran suatu
peristiwa kejadian K3, seperti :
Pemadaman api dengan APAR
Evakuasi Pasien
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

BAB VIII
SISTEM EVALUASI DAN PELAPORAN

A. LATAR BELAKANG
Evaluasi dan pelaporan merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah
kegiatan, baik yang bersifat rutin maupun yang tidak terjadwal. Evaluasi bertujuan untuk
menganalisa hasil kegiatan yang telah dilakukan sekaligus memberikan penilaian apakah
kegiatan yang dilakukan telah mencapai sasaran yang diharapkan atau hasil kegiatan belum
memenuhi harapan sehingga perlu dilakukan tindak lanjut sehingga dicapai sasaran yang
diharapkan.

B. PENGERTIAN
Evaluasi merupakan hasil pelaksanaan kegiatan dari rencana kegiatan - kegiatan atau
yang telah dibuat. Pelaporan adalah kegiatan membuat analisa dan rekomendasi dari hasil
pelaksanaan kegiatan atau evaluasi.

C. RUANG LINGKUP
Kegiatannya meliputi :
1. Pengumpulan data dari pelaksanaan kegiatan dari unsur – unsur K3 rumah sakit.
2. Mengadakan pertemuan 6 (enam) bulanan guna membahas hasil pelaksanaan kegiatan K3.
3. Melakukan analisa dan membuat rekomendasi
4. Membuat laporan hasil evaluasi untuk selanjutnya disampaikan kepada direktur rumah
sakit.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

BAB IX
PENUTUP

Dalam pembuatan pedoman ini disadari bahwa pedoman ini tidak sempurna masih
terdapat banyak kekurangan-kekurangan. Oleh kerena itu masukkan dan saran untuk
perbaikan peningkatan pedoman ini, merupakan sesuatu yang sangat berharga.
Semoga ini dapat menjadi pegangan bagi setiap orang yang melibatkan diri untuk
berkecimpung di bidang K3 RSUD Syekh Yusuf kab Gowa

Direktur RSUD Syekh Yusuf


Kabupaten Gowa

dr. H. SALAHUDDIN, M. Kes


Nip. 19630910 199503 1 002
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SYEKH YUSUF
Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo No. 48 Telp. (0411) 866536/840892
S U N G G U M I NASA

You might also like