You are on page 1of 2

Yang Terhormat Perbekel Desa Gesing

Yang saya hormati bapak dan ibu beserta staf desa


Serta rekan-rekan se-Desa Gesing yang saya cintai dan saya banggakan.

Om Swastyastu
Selamat Pagi
Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Karena atas asung kerta wara nugarahanyalah kita dapat berkumpul di tempat ini untuk
mengikuti kegiatan Lomba Berpidato serangkaian memperingati HUT ke 73 RI.

Bung Karno pernah berkata “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru
dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”

Teman-teman yang saya cintai ketika kita mendengar kalimat tersebut, dapat kita
bayangkan peran pemuda Indonesia mempunyai andil yang sangat besar terhadap asal-usul
berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dari mulai melawan penjajah hingga
mencapai Indonesia merdeka. Pemuda Indonesia juga menjadi tonggak persatuan dan
kesatuan bangsa dengan berikrar semangat “Sumpah Pemuda” untuk menyatukan berbagai
kaum dan suku dari seluruh Indonesia di tanggal 28 Oktober 1928. Dan puncaknya adalah
pada Agustus di tahun 1945 bersama dengan para tokoh kemerdekaan, peran pemuda
membantu para tokoh perjuangan dan pergerakan kemerdekaan untuk memnyiapkan
kemerdekaan Indonesia. Tepat pada 17 Agustus 1945 kita dapat mendengarkan teks
proklamasi yang dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi Drs. Mohammad Hatta terdengar ke
seluruh Indonesia.

Hadirin yang saya banggakan, kini 72 tahun sudah Indonesia merdeka, peran pemuda
harus tetap diperhitungkan dalam mengisi kemerdekaan. Ada banyak peran yang dapat
dilakukan untuk memaknai dan mengisi kemerdekaan bagi para pemuda. Peran pertama,
adalah dengan cara semangat belajar. Pemuda saat ini adalah pemuda yang kelak memimpin
bangsa, ada baiknya diisi dengan semangat belajar sesuai dengan kemampuan dan
keahliannya. Pemuda harus mempunyai pemikiran yang besar dan harus bermimpi besar.
Bayangkan siapa yang menyangka kita 10-30 tahun kelak bila pemudanya semangat untuk
belajar dan menjadi yang terbaik. Belajar bukan dalam hanya hal formal tetapi dari berbagai
hal mulai dari belajar dari alam, di lingkungan, hingga di mana saja kita belajar dan
menjadikan sebagai pengalaman yang berharga. Belajarlah sepanjang hayat, belajarlah
mengetahui sejarah bangsa sendiri agar tidak kliru dalam berpikir maupun bertindak.

Hadirin yang saya hormati, peran kedua adalah dengan semangat persatuan dan
kesatuan antar sesama anak bangsa. Jangan mudah terpengaruh dengan tindakan radikalisme
maupun terorisme. Pemuda Indonesia harus mempunyai pendirian yang kokoh yakni
menjadikan Indonesia negara yang damai dan tentram. Bangsa yang kokoh dan bangsa yang
kuat adalah bangsa yang bersatu, Soekarno pernah berkata “Negara Republik Indonesia ini
bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan
milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!”

Peran ketiga, dengan menjadi agen perdamaian dan kesatuan di media sosial. Caranya
adalah dengan memberikan atau menyebarkan informasi yang berguna bagi masyarakat
banyak dan tidak membuat kegaduhan atau menyebar berita hoax. Pemuda juga dapat
menjadikan media sosial sebagai ajang kampanye damai dan bukan ajang untuk memecah
belah semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
Hadirin yang saya banggakan, peran terakhir yang bisa kita lakukan sebagai generasi
bangsa adalah dengan berpegang teguh pada jati diri bangsa yakni kebudayaan. Peran
pemuda harus dapat menjadikan kebudayaan Indonesia menjadi suatu kebiasaan dan harus
bisa terkenal ke dunia internasional. Mencintai dan melestarikan kebudayaan bangsa
Indonesia adalah kunci untuk menjadi jati diri kaum pemuda Indonesia. Kita tidak boleh
terlena dengan masuknya pengaruh globalisasi. Kita tidak usah malu untuk menggunakan
batik, berbahasa Indonesia, menggunakan pakaian tradisional, hingga memakan-makanan asli
Indonesia.

Kita adalah orang Indonesia yang berbudaya dari sabang sampai merauke mempunyai
keragaman kebudayaan yang harus disyukuri. Orang Korea dan India dapat
mengglobalisasikan budayanya ke seluruh dunia, oleh karena itu kita juga bisa lebih hebat
dari mereka. Belajar mencintai dan mengetahui kebudayaan Indonesia juga merupakan kunci
bertahannya kemerdekaan Indonesia dari gempuran pengaruh budaya asing yang masuk.

Dewan juri beserta teman-teman yang saya hormati, demikian pidato saya pada kesempatan
ini. Manakala ada perkataan yang kurang berkenan mohon dimaklumi.

Dirgahayu ke-73 Indonesiaku!

Om Shanti, Shanti, Shanti, Om

You might also like