You are on page 1of 22

A.

Pengertian dasar Bulldozer


Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak utama. Kita
menyebut bulldozer, oleh karena biasanya traktor dilengkapi dengan dozer attachment, dalam hal
ini attachmentnya adalah blade, atau perlengkapannya adalah blade. Bulldozer, sebenarnya adalah
nama jenis dari dozer, yang mempunyai kemampuan untuk mendorong ke muka. Lain pula dengan
angle dozer, selain mendorong lurus ke depan juga mempunyai kemampuan untuk mendorong
kesamping. Angle demikian biasanya membuat sudut 25° terhadap kedudukan lurus.
Biasanya pada bagian belakang bulldozer dipasang alat bajak (ripper). Alat bajak ini berfungsi
sebagai penggemburan tanah keras sebelum dikupas dan didorong dengan blade-nya. Pada bagian
depan buldozer dipasangkan pisau atau blade. Pisau berfungsi untuk mendorong, atau memotong
material. Unit ini dapat melakukan pekerjaan menggali, menggusur, meratakan, menarik dan dapat
dioperasikan pada medan yang berlumpur, berbatu, berbukit dan di daerah yang berhutan. Pada
saat pembukaan lahan proyek yang baru, maka unit bulldozer inilah yang pertama kali dipakai.
Menurut track shoenya bulldozer dibedakan sebagai berikut :
1. Crawler tractor dozer (dengan roda kelabang)
2. Wheel tractor dozer (dengan roda ban)
3. Swamp bulldozer (untuk daerah rawa-rawa)
Berdasarkan penggerak bladenya, bulldozer dibedakan sebagai berikut:
1. Cable controlled (kendali kabel) pada saat ini sudah tidak diproduksi lagi.
2. Hydraulic controlled (kendali hidrolis).

B. Fungsi Bulldozer
Pada proyek-proyek konstruksi, terutama proyek yang ada hubungannya dengan
pemindahan tanah tentunya, bulldozer digunakan pada pelaksanaan pekerjaan seperti tersebut
dibawah ini :
1. Proses land clearing yaitu pembersihan lahan dari pohon-pohon, kayu-kayu, dll.
2. Melakukan pemotongan tanah yang mempunyai struktur yang keras (cutting hard ground).
3. Dozing (mendorong) material tanah yang akan dipindahkan.
4. Melakukan smoothing operation (perataan permukaan tanah).
5. Membuka jalan-jalan kerja darurat ke tempat pekerjaan.
6. Menyebarkan material.
7. Memindahkan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m.
8. Mengisi kembali saluran-saluran atau got.
9. Membersihkan quarry.
10. Finishing yaitu meratakan permukaan bidang rata, dan lain-lain
Berbagai kelebihan diatas menjadikan buldozer sangat penting dalam pekerjaan konstruksi.
Pembuatan jalan baru di daerah penggunungan atau berbukit juga membutuhkan kinerja dari
buldozer. Caranya buldozer dapat naik ke atas bukit lalu dibuat jalan dari atas hingga ke bawah
bukit, Namun apabila tidak memungkinkan maka pembuatan jalan harus dibuat dari bawah. Selain
membuat jalan baru, buldozer juga biasanya di aplikasikan dalam pembuatan tanggul, dam, kanal
– kanal besar dan lain – lain.
Buldozer memang membantu pekerjaan kontruksi dengan lebih efisien dan cepat. Cara kerja
buldozer dalam pekerjaan konstruksi ialah meratakan jalan, menutup lubang, Mengangkut tanah,
mendorong tanah material, hingga menggali selokan berbentuk U atau V dengan mudah dan cepat.
Karenanya setiap kali ada pekerjaan konstruksi sudah dipastikan alat berat ini ikut serta.
Pada dasarnya alat berat ini dapat digunakan pada semua medan baik berbatu, berbukit,
berlumpur hingga didaerah hutan.Buldozer memang di desain khusus dapat bekerja di segala jenis
medan. Meskipun demikian tak semua orang dapat mengoprasikan alat berat ini, disarankan
apabila tidak mengetahui prosedur pengoperasian standart lebih baik belajar kepada yang lebih
ahli terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan menjalankan buldozer berbeda dengan mengendarai
mobil.
Seperti dijelaskan di atas bahwa Bulldozer mempunyai blade yang tegak lurus pada arah gerak
maju, sedang untuk angle dozer, blade selain tegak lurus juga dapat menyerong. Bulldozer
mendorong tanah ke depan, sedang angle dozer ke depan dan ke samping.
Beberapa konstruksi bulldozer mempunyai blade yang memungkinkan berfungsi sebagai
bulldozer, juga sebagai angle dozer, dengan cara menyetel bladenya sedemikian rupa sesuai
dengan kebutuhan.

C. Cara kerja Bulldozer


Untuk meningkatkan produksi bulldozer ada beberapa cara pengoperasian bulldozer, antara
lain sebagai berikut.
1. Slot Dozing
Teknik slot dozing dibuat semacam penghalang disisi pisau yang berfungsi untuk menghindari
adanya spillage dari dozer. Ketentuan teknik slot dozing adalah sebagai berikut:
a. Cara ini memungkinkan muatan besar dapat didorong di depan blade. Teknik ini banyak
dipakai dalam penimbunan dan penggusuran besar-besaran.
b. Selalu mempergunakan gigi satu dan tidak memaksakan steering, track shoe dijaga agar tidak
terjadi spining, atur tenaga dan blade control pada saat membawa beban.
c. Setiap melakukan perpindahan gigi transmisi baik dari gigi transmisi maju ke gigi transmisi
mundur atau sebaliknya, bulldozer harus benar-benar berhenti dan kemudian pindahkan gigi
transmisi yang sesuai, perhatikan selalu indikator suhu oli transmisi agar tidak overheating
d. Jika hendak berbelok pada saat sedang membawa muatan gunakan alat kendali kemiringan
bulldozer untuk berbelok, kedalaman parit tidak boleh melebihi tinggi blade.
2. Straight Dozing
Dua dozer yang bekerja secara bersama secara berdampingan, pisau kedua dozer dihimpitkan
sedekat mungkin.
a. Isilah material semaksimal mungkin, dorong material dengan selalu menggunakan gigi satu
jangan memaksakan pekerjaan diluar kemampuan bulldozer.
b. Atur tenaga bulldozer, atur blade control dan jangan sampai track shoe slip,
perhatikan kebersihan area kerja.
c. Untuk mendapatkan hasil dorongan yang bagus, pertahankanlah ketinggian blade agar
permukaan tetap rata.
d. Menggusur lurus (straight dozing): jika blade menggali kedalam dan bagian belakang traktor
sedikit terungkit, naikan blade sedikit keatas untuk melanjutkan pemotongan rata. jika beban
gusuran menghambat laju traktor, pindahkan gigi transmisi rendah atau mengangkat blade
sedikit.
3. Dozing up and down ( menggusur di lereng )
a. Jika bekerja didaerah kemiringan usahakan mendorong material dari area yang lebih tinggi ke
area yang lebih rendah.
b. Berhati-hati bila bekerja di lereng agar tidak terbalik, bila tractor tergelincir kesamping segera
putar tractor kearah menurun.
c. Jangan memotong bagian bawah tebing berlabihan karena akan mempertajam tebing, jaga
jarak jangan terlalu dekat dengan pinggiran jurang atau persis di bawah tebing.

d. Melakukan pekerjaan dari daerah rendah ke daerah yang lebih tinggi akan memaksa dozer
berkerja lebih berat, untuk itu operator harus selalu menggunakan gigi transmisi satu dan
perhatikan indikator suhu oli transmisi agar tidak overheating, hindarkan slip pada track shoe.
e. Memotong lereng bukit: jika mungkin, mulailah melakukan potongan menurun. berkerjalah
dengan posisi traktor agak miring kesebelah dalam pemotongan teras yang dibuat harus cukup
lebar.
f. Bila operator akan memotong suatu perbukitan maka lakukan tehnik mendorong
mulai dari depan seperti gambar dibawah.
4. Dozing di disposal
a. Usahakan selalu merapikan dan membersihkan lantai disposal.
b. Buatlah tanggul pengaman setinggi setengah ban haul truck yang melakukan aktivitas di
disposal
c. Naikkan lantai disposal setinggi 2% ( ± 3 meter sebelum tanggul ).
d. Posisi operasi bulldozer selalu sebelah kiri dari posisi lokasi damping haultruck.
e. Menjaga kestabilan landasan disposal maupun pinggiran dumping agar tidak amblas, slip dan
sliding/longsor.
f. Sebelum melakukan pekerjaan pembuangan material, pastikan disposal bebas dari material
lembek, berlumpur, semak belukar, sehingga mudah merekat dengan material buangan.
5. Ripping
a. Posisi saat sebelum menurunkan shank, shank harus berada pada posisi keluar penuh, untuk
menghujamkan shank ripper kedalam material, miringkan sudut shank ripper tersebut
sehingga ujung tip pada posisi yang tepat untuk bisa masuk kedalam material dengan mudah,
besarnya sudut disesuaikan dengan jenis material yang harus dibongkar.
b. Setelah shank diturunkan, operator harus mengatur kecepatan putaran engine (rpm) untuk
mengantisipasi kekerasan material yang akan di ripping. sambil bergerak maju, masukkan
shank ripper kedalam material. Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, gerakkan shank
ripper kedepan agar besarnya sudut pada posisi yang paling efektip. sudut tersebut biasanya
terletak diantara posisi tegak lurus dan maju.
c. Atur kecepatan putaran engine (rpm) bersamaan dengan mengatur posisi shank mengarah
kedalam material. gerakkan shank ripper kedepan atau posisi ”shank in” bila menghadapi
material yang sulit diangkat.
d. Setelah posisi shank diarahkan kedalam, disesuaikan dengan jenis kekerasan material,
operator diharuskan tetap mengatur kecepatan putaran engine (rpm) untuk menjaga agar tidak
terjadi slip pada track shoe. gerakkan shank ripper kebelakang atau posisi ”shank out” bila
diperlukan jarak yang lebih lebar antara shank ripper dan track.
e. Pada saat melakukan ripping, operator harus tetap mempergunakan gigi transmisi satu, dan
tidak dibenarkan mempergunakan gigi transmisi tinggi.
f. Pada saat melakukan ripping, operator dilarang untuk membelokkan bulldozer.
g. Pada saat melakukan pembongkar (ripping) bisa dilakukan dengan cara menyilang, hanya
dilakukan bila diperlukan.
h. Penambahan jarak ripping antara 1,5 m menjadi 2,0 m kearah kanan sampai mendapatkan
kondisi loading point yang tepat pada excavator. penambahan jarak 2,0 m bisa dilakukan pada
ripping pertama dan 1,5 m bisa dilakukan pada ripping silang (second ripping) untuk
mendapatkan bongkahan yang diinginkan (dilihat dari jenis kekerasan material).

Pemasangan blade mempengaruhi gerakannya yang bervariasi tergantung dari kebutuhan


pekerjaan. Gerakan blade terdiri dari tilt, pitch, dan angle. Jika ujung blade bergerak secara vertikal
maka gerakan ini disebut tilt. Biasanya sudut kemiringan gerakan ini maksimal 15°. Sedangkan
jika sisi atas blade bergerak menjauhi atau mendekati badan traktor maka gerakan ini disebut pitch.
Angling adalah gerakan blade pada sisi samping yang menjauhi atau mendekati badan traktor.
Gerakan miring secara horisontal ke kanan dan kiri ini sejauh kurang lebih 25°.
Teknik Pengoperasian dozer atau buldozer Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan
menggunakan dozer ada dua teknik yang sering digunakan, yaitu side by side dozing dan slot
dozing. Pada teknik side by side dozing, dua dozer bekerja bersama secara berdampingan. Pisau
kedua dozer dihimpitkan sedekat mungkin. Hal ini untuk menghindari spillage atau keluarnya
material dari pisau. Kelemahan dari teknik ini adalah manuver alat yang lama sehingga tidak
praktis untuk pemindahan berjarak kurang dari 15 m dan lebih dari 10 m. Sementara itu, pada
teknik slot dozing dibuat semacam penghalang di sisi pisau, yang berfungsi untuk menghindari
adanya spillage dari dozer. Penggunaan teknik ini dapat meningkatkan produktivitas.
Cara Kerja Pengoperasian Buldozer Sebagai Berikut
1. Masukan kunci kedalam kontak kunci dan putar ke kanan untuk menghidupkan mesin.
2. Cari tuas kontrol transmisi, biasanya ada di sisi kiri kursi pengemudi. Dorong kedepan untuk
mengubah transmisi ke forward atau tarik kembali untuk merubah transmisi ke reverse.
3. Sesuaikan gigi transmisi dengan kecepatan yang dikehendaki
4. Kontrol blade dengan blade controller yang biasanya terlatak pada sisi kanan kursi pengemudi.
Dorong kontroler kedepan untuk menurunkan blade atau tarik untuk menaikan blade.
Secara umum itulah cara kerja buldozer. Namun ada satu hal yang perlu dihindari saat
menggunakan buldozer. Hindari bekerja dalam keadaan miring kesamping secara terus menerus.
Hal ini dikarenakan bekerja dengan keadaan miring ke kiri akan memberikan beban kepada deretan
roller pada bagian kiri yang dampaknya merusak roller sebelah kiri. Begitu pula sebaliknya.
Cara kerja buldozer memang terlihat mudah secara teori, namun sebenarnya cukup sulit untuk
dilakukan. Dibutuhkan latihan khusus dengan orang yang lebih ahli sebelum menjalankan alat
berat ini. Melihat bentuk buldozer yang sangat besar serta blade pada buldozer yang dapat
memotong material, sehingga disarankan untuk tidak asal coba – coba apabila tidak memilki
keahlian menjalankan buldozer.
Agar Dozer berfungsi dengan baik, diperlukan adanya rangkaian komponen yang meneruskan
power dari sumber tenaga yang meliputi mekanisme pengatur kecepatan, torsi dan arah.
a. Engine merupakan komponen penghasil tenaga sesuai dengan beban yang dipikul oleh machine.
Berbagai jenis engine dipasang pada Dozer tergantung output horse power yang dinginkan sesuai
dengan design unitnya dengan teknologi engine (mechanical/electronic engine.)
b. Torque Converter,Tenaga dari engine kemudian diteruskan ke torque converter. Torque
converter merupakan komponen yang berfungsi melipat gandakan torsi sehingga putaran engine
dapat diubah menjadi torsi yang tinggi untuk melakukan kerja.
c. Transmisi,Dari torque converter tenaga diteruskan ke Transmisi. Transmisi merupakan
komponen yang berfungsi mengatur kecepatan, torsi dan arah putaran.
d. Bevel Gear Dari transmisi, tenaga diteruskan menuju bevel gear untuk merubah sumbu putar
sebesar 90o dan diteruskan menuju transmisi.
e. Steering Komponen steering pada Dozer berfungsi untuk mengarahkan dan untuk manuver ke
kiri dan ke kanan
f. Brake Brake merupakan komponen yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan dan
menghentikan pergerakan machine.
g. Final drive merupakan komponen penerus tenaga paling akhir menuju ke track assembly. Final
drive mengurangi kecepatan dan meningkatkan torsi
D. Bagian-bagian buldozer
Banyak komponen-komponen yang melengkapi sebuah bulldozer yaitu;
1. Blade : mendorong atau membersihkan material.
2. Lift cylinder: menggerakkan blade.
3. Work lamp: untuk penerangan saat melakukan operasi.
4. Muffler: meredam suara dari proses pembuangan sisa gas buang pada mesin.
5. Precleaner: mengurangi jumlah debu atau puing yang masuk ke sistem asupan udara.
6. Cabin: pengoperasian unit oleh operator.
7. ROPS Canopy: melindungi operator pada saat unit mengalami insiden terguling.
8. Fuel tank: wadah yang aman untuk bahan bakar dan mendorong/membebaskan tekanan gas
ke dalam mesin.
9. Ripper tilt cylinder: untuk mengangkat pada posisi naik dan turun hingga posisi miring.
10. Shank ripper: pangkal pada pengeruk.
11. Ripper lift cylinder: untuk mengangkat pada posisi ke samping.
12A. Ripper: memecah batu dan tanah keras, untuk memudahkan proses penggusuran,
pengeruk.
12B. Shank protector: bagian yang antara pengeruk dan pangkalnya.
13. Point ripper: bagian titik ujung untuk mengeruk.
14. Arm ripper: bagian seperti engsel pengeruk agar mudah seperti gerakan mengayun.
15. Final drive: penggerak untuk mempermudah memutar rantai.
16. Teeth sprocket: gerigi pada roda pemutaran rantai.
17. Carrier roller: penahan main frame.
18. Track shoe: roda yang digunakan pada medan berlumpur.
19. Track roller: bagian seperti roda untuk memutarkan rantai.
20. Straight frame: batang penyanggah blade.
21. Brace: penyangga untuk penggerak roda.
22. Cutting edge: untuk memotong/mendorong puing-puing terletak di bagian terbawah.
Pada sebuah bulldozer, komponen yang paling penting dan penggunaannya mempengaruhi
kerja bulldozer yaitu blade, alat gerak, dan ripper, komponen-komponen ini memiliki banyak jenis
dan kegunaan yang berbeda-beda. Berikut penjelasan dari jenis-jenis komponen-komponen
tersebut;
1. Blade
Blade (pisau) adalah komponen yang berfungsi untuk mendorong, meratakan tanah. Adapun
tipe-tipe blade pada bulldozer adalah :
a. Universal blade (U-blade)
Komponen ini umumnya sering digunakan atau terdapat pada Bulldozer. Blade ini dilengkapi
dengan sayap untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Sayap pada blade berguna
untuk mencegah kehilangan muatan sehingga Bulldozer dapat mendorong muatan lebih banyak.
Penggunaan sayap ini juga untuk menahan material agar tidak keluar dari jalur dorongan.
Kebanyakan blade tipe ini sering digunakan untuk proyek pekerjaan reklamasi tanah, penyediaan
bahan tambang, dan pembangunan infrastruktur lain.

b. Straight blade (S –blade)


Blade jenis ini sangat cocok untuk berbagai kondisi medan, blade ini merupakan modifikasi
dari U-blade. Banyak digunakan untuk mendorong material cohesive, penggalian struktur dan
penimbunan. Dengan memiringkan blade dapat berfungsi untuk menggali tanah keras. Manuver
blade jenis ini lebih mudah dan dapat menangani material dengan mudah.
c. Angling blade (A –blade)
Blade dengan posisi lurus dan menyudut, juga dibuat untuk :
• Pembuangan kesamping (side casting).
• Pembukaan jalan (pioneering roads).
• Penggalian saluran (cutting ditches).
• Sangat effektif untuk pekerjaan side hill cut atau back filling.
• dan lain-lain pekerjaan yang sesuai.

d. Cushion blade (C –blade)


Blade tipe ini dilengkapi dengan rubber cushion (bantalan karet) untuk meredam tumbukan.
Selain untuk push dozing, blade juga dipakai untuk pemeliharaan jalan dan pekerjaan dozing yang
lain. Lebar C-blade memungkinkan peningkatan manuver. Selain perlengkapan standar Bulldozer
ini juga memiliki beberapa option/peralatan tambahan seperti: Pisau garuk, Garu batuan, Pembajak
akar, Pemotong pohon jenis V, Kanopi pelindung operator, Roda pencacah, kap pelindung untuk
pekerjaan berat dan sebagainya.
e. Bowl-dozer
Blade ini dibuat untuk membawa /mendorong material dengan kehilangan sesedikit mungkin,
karena adanya dinding besi pada sisi blade yang cukup lebar. Bentuknya seperti mangkuk,
menyebabkan ia disebut bowl-dozer.

f. Light material u blade (U-Blade dengan material ringan)


Alat ini didesain untuk pekerjaan material non-kohesif yang lebih ringan. Contohnya seperti
stock pile dari tanah lepas/gembur.
2. Ripper
Ripper pada bulldozer berfungsi untuk memecahkan atau memberaikan batuan atau tanah
yang menghalangi pekerjaan bulldozer. Ripper pada bulldozer biasanya berjumlah satu dan
maksimal berjumlah tiga. Gigi-gigi ripper dapat diganti apabila sudah aus, tetapi penggantiannya
jangan sampai dilakukan setelah keausan mencapai inti gigi, karena akan sia-sia. Bila hal ini terjadi
maka ripper harus diganti seluruhnya. Macam-macam shank dapat dilihat pada gambar.
3. Mounted (Alat Gerak)
Menurut alat geraknya (mounted), bulldozer dibagi menjadi dua tipe, yaitu crawler tractor
dozer (dengan roda rantai), wheel tractor dozer (dengan roda karet), dan swamp bulldozer (untuk
daerah rawa). Kelebihan dan kekurangan antara crawler dan wheel terdapat pada tabel dibawah
ini.
Crawler mounted Wheel Mounted
1. Daya dorong besar, terutama pada tanah 1. Kecepatan lebih besar
lunak
2. Dapat bekerja pada tanah berlumpur 2. Menguntungkan untuk jarak angkut
jauh
3. Dapat bekerja pada tanah berbatu yang 3. Tidak dapat bekerja pada medan yang
tajam namun ban karet akan cepat rusak. jelek, lembek, becek.
4. Daya apung (floating) besar. 4. Kelelahan operator kecil
5. Kecepatan rendah, jarak angkut pendek 5. Jalan angkut perlu pemeliharaan
6. Perlu alat pengangkut ke lokasi, karena 6. Tidak perlu alat angkut ke lokasi
dapat merusak jalan yang dilalui. pekerjaan.

Ada dua macam alat penggerak dozer atau buldozer, yaitu roda crawler dan roda ban. Alat
penggerak dozer umumnya adalah crawler. Jenis dozer beroda crawler terbagi menjadi ringan,
sedang dan berat. Jenis ini digunakan untuk menarik dan mendorong beban berat serta mampu
bekerja pada permukaan kasar dan berair. Sedangkan dozer beroda ban dapat bergerak lebih cepat
sehingga lebih ekonomis. Pemakaian alat ini umumnya pada permukaan seperti beton dan aspal.
Dilihat dari jarak tempuh maka dozer beroda ban mempunyai jarak tempuh lebih besar daripada
crawler dozer.

E. Pembagian Dozer Menurut Jenis Roda :


1. Crawler Tractor Dozer (Roda Kelabang)
Traktor ini penting dan banyak digunakan dalam dunia konstruksi, khususnya pada
pekerjaan pemindahan tanah . kelebihan dan kekurangannya antara lain :
a. Daya dorong lebih besar, terutama pada lapangan-lapangan yang lunak, seperti pada tanah
lumpur dan tanah-tanah gembur.
b. Dapat beroperasi pada tanah yang berlumpur.
c. Dapat beroperasi pada tanah yang berbatu, dimana mungkin ban akan rusak berat.
d. Dapat beroperasi pada tanah yang kasar, hal ini bisa mengurangi biaya pemeliharaan jalan.
e. Daya apung lebih besar, karena ground contact lebih besar sehingga tekanan roda persatuan luas,
kecil.
f. Penggunaanya lebih flexible dan lebih luas (untuk berbagai jenis lapangan).
2. Wheel Tractor Dozer (Roda Ban)
Wheel tractor digunakan untuk mendapatkan kecepatan yang lebih besar, konsekuensinya
tenaga tariknya menjadi lebih kecil. Traktor ini memerlukan jalan yang baik karena tenaga
tariknya dipengaruhi oleh keras lembeknya permukaan tanah. kelebihan dan kekurangannya
antara lain :
a. Kecepatan yang lebih besar untuk bergerak dari jobsite satu ke jobsite yang lain.
b. Tidak memerlukan alat angkut, untuk membawa alat ke jobsite.
c. Output lebih besar, terutama jika dalam pelaksanaan diperlukan jalan yang cepat.
d. Kelelahan operator lebih kecil.
e. Tidak merusak permukaan jalan, jika berjalan diatas jalan raya.
3. Swamp Bulldozer (Untuk Daerah Rawa)
Pembagian Dozer Berdasarkan Penggerak Blade
 Cable controlled (kendali kabel)
a. Kesederhanaan dalam pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan.
b. Bahaya akan rusaknya mesin berkurang karena blade dapat mengangkat.sendiri jika menemui
suatu rintangan.
c. Diperlukan alat bantu dalam operasinya, misalnya blasting dalam pekerjaan penggusuran.
d. Sederhana dalam perbaikan dan perawatan.
 Hydraulic controlled (kendali hidrolis)
a. Dapat menekan blade ke bawah, sebagai tambahan beratnya sendiri untuk lebih memaksakan
blade ke dalam tanah.
b. Memungkinkan untuk lebih tepat menyetel posisi blade yang di kehendaki.
c. Pemeliharaan lebih berat dan teliti.
d. Kadang-kadang kesulitan dalam penyediaan minyak hidrolis untuk jobsite yang jauh.
F. Menghitung Produksi Bulldozer
Untuk menghitung produksi bulldozer, beberapa pabrik pembuat alat memberikan tabel
estimasi untuk kodel bulldozer tertentu. Misalnya pada grafik dibawah adal prakiraan produksi
dozing dengan menggunakan universal blade dan straight blade untuk bulldozer tipe D7 sampai
D10 caterpillar. U adalah Universal Blade, S adalah Straight blade, sedangkan pada gambar
produksi didasarkan atas kondisi sebagai berikut;
1. Efesiensi kerja 100% (60 menit per jam)
2. Fixed time (waktu untuk pindah gigi) 0,05 menit
3. Berat volume tanah yang digusur 1790 kg/m3 (BM), atau 1370 kg/m3 (LM)
4. Swell 30% atau load factor = 0,769
5. Koefisien traksi:
a. Track = 0,5 atau lebih
b. Wheel = 0,4
6. Blade dengan hydraulic controlled.
7. Faktor grade correction

Grafik Prakiraan Produksi Bulldozer Caterpillar


Beberapa faktor koreksi perlu diberikan jika kondisi kerja dan ada faktor-faktor lain yang tidak
sesuai.
Tabel Faktor Koreksi Kondisi Kerja.

Selain faktor tersebut di atas, ada satu faktor lagi yang harus dihitung ialah faktor grade
correction yaitu koreksi akibat landai jalan yang ditempuh yang ditunjukkan pada gambar dibawah
ini.

(Keterangan gambar: +landai naik -landai turun)


Contoh Soal :
Sebuah Bulldozer D8U dengan tilt silinder bekerja pada tanah lempung keras, jarak gusur
rerata 60 m. Landai naik 10%, operasi dengan cara slot dozing. Berat volume tanah 1600 kg/m3
(loose), operator sedang, efisiensi kerja 50 menit/jam. Berapa produksi rerata per jamnya ?
Hitungan:
Faktor-faktor koreksi:
 lempung keras, tilt silinder: 0.80
 koreksi landau : 0.84
 slot dozing : 1.20
 operator sedang : 0.75
 efisiensi kerja : 0.84
 koreksi berat tanah : 1370/1600= 0.856
Dari grafik produksi alat didapat produksi ideal = 410 m3/jam (LM)
Jadi produksi nyata = 410 * 0.80 * 0.84 * 1.20 * 0.75 * 0.84 * 0.856 = 178.29 m3/jam (LM)
DAFTAR PUSTAKA

Rochmanhadi. 1992. Alat-Alat Berat dan Penggunaannya. Jakarta : Dunia Grafika Indonesia
Anonymus. 2015. Fungsi alat berat dozer atau bulldozer.
http://fungsialat.blogspot.com/2015/04/fungsi-alat-berat-dozer-atau-buldozer.html. Diakses
tanggal 24 September 2017
Zatyhulwani. 2015. Makalah Bulldozer https://dokumen.tips/documents/makalah-bulldozer.html.
Diakses tanggal 24 September 2017
Nurlia, Via.2016. Cara Kerja Buldozer. http://tipssewaalatberat.com/cara-kerja-buldozer/.
Diakses tanggal 24 September 2017.
Ati, Rahmawati. 2015. Pengertian Bulldozer dan Fungsi Bagian. http://alat-
berat07.blogspot.com/2015/10/pengertian-bulldozer-dan-fungsi-bagian.html. Diakses
tanggal 24 September 2017

You might also like