You are on page 1of 5

ANALISA JURNAL

JUDUL

“Comparison Of Clinical Response Between Nicardipine And Diltiazem In Hypertensive


Emergencies”

TUJUAN

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui respon klinik nikardipin dengan diltiazem
intravena dalam menurunkan tekanan darah, mean arterial pressure, dan denyut jantung
pada pasien hipertensi emergensi..

SETTINNG (TEMPAT, TAHUN DLL)

Data diambil dari rekam medik pasien hipertensi emergensi yang dirawat di Instalasi Gawat
Darurat (IGD), Intensive Care Unit (ICU), maupun bangsal rawat inap selama periode
Januari sampai Desember 2014 di RSUD Kota Semarang.

SAMPLING DAN TEKNIK SAMPLING

Penelitian termasuk penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian cohort. Metode


pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari catatan rekam medik pasien hipertensi
emergensi yang dirawat inap di RSUD Kota Semarang periode Januari - Desember 2014.
Subjek dalam penelitian adalah semua pasien yang didiagnosis hipertensi emergensi yang
menjalani rawat inap di RSUD Kota Semarang periode Januari-Desember 2014. Jumlah
subjek penelitian sebanyak 117 pasien, terdiri dari 66 pasien kelompok nikardipin dan 51 pasien
kelompok diltiazem. Kriteria inklusi penelitian antara lain pasien dengan diagnosis
hipertensi emergensi dimana tekanan darah diastoliknya ≥120 mmHg disertai kerusakan organ,
menerima terapi anti hipertensi nikardipin atau diltiazem, dan merupakan pasien rawat inap.
Kriteria eksklusi antara lain pasien dengan data rekam medik yang tidak lengkap dan
pasien yang masuk RS lalu meninggal dunia dalam waktu < 8 jam.
UJI STATISTIK

Data karakteristik pasien meliputi usia, jenis kelamin, kerusakan organ, dan obat
antihipertensi lain yang digunakan dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan Chi-Square
goodness of fit test. Data karakteristik pasien meliputi usia, berat badan, tekanan darah,
mean arterial pressure (MAP), dan denyut jantung dianalisis menggunakan analisis
deskriptif dan uji T dua sampel independen atau MannWhitney. Analisis data yang
digunakan untuk membandingkan respon klinik antara nikardipindengan diltiazem
menggunakan uji T dua sampel independen atau Mann-Whitney. Analisis data digunakan
untuk mengendalikancounfounding factor yang diperkirakan dapat mempengaruhi variabel
tergantung seperti terapi farmakologi lain yang diterima pasien, dianalisis menggunakan
analisa kovariansi.

HASIL

1. Tekanan Darah Sistol

Tekanan darah sistol rata-rata pra anestesi (T00) kelompok M sebesar 125,8 (±6,37) dan
kelompok L 122,2 (±6,75) dengan perbedaan tidak bermakna menurut statistika (p>0,05). Begitu
pula dengan hasil tekanan darah sistol pasien setelah dilakukan induksi (T0). Pada saat satu
menit setelah tindakan laringoskopi intubasi (T1) dan juga 2 menit setelahnya (T2) terdapat
perbedaan yang bermakna (p<0,05), Sedangkan pada 3 menit (T3), 4 menit (T4), dan 5 menit
(T5) setelah laringoskopi intubasi tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05; Gambar 1).
2. Tekanan Darah Diastol

Tekanan darah diastol saat praanestesia (T00) dan setelah induksi (T0) pada kelompok M
dan L tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05), namun pada 1 (satu) menit setelah intubasi
(T1) serta dua menit setelah intubasi (T2) terdapat perbedaan bermakna (p<0,05; Gambar 2).

3. Tekanan Darah Arteri Rata - Rata

Tekanan arteri rata-rata saat praanestesia (T00) dan setelah induksi (T0) pada kelompok
M dan L tidak memiliki perbedaan bermakna (p>0,05), tetapi pada saat satu menit setelah
intubasi (T1) serta dua menit setelah intubasi (T2) terdapat perbedaan bermakna (p<0,05;
Gambar 3).
4. Laju Nadi

Laju nadi pasien saat pranestesi (T00) dan setelah induksi anestesi (T0) pada kelompok
M dan L tidak memiliki perbedaan bermakna (p>0,05), namun pada 1 menit (T1), 2 menit (T2),
dan 3 menit (T3) setelah intubasi terdapat perbedaan bermakna (p<0,05; Gambar 4).

KESIMPULAN

Berdasarkan   analisis   statistika   hasil   penelitian   serta   pembahasan,   maka   diperoleh   simpulan   bahwa

pemberian metoprolol 5 mg intravena mempunyai efek yang lebih baik dibandingkan dengan lidokain 1,5

mg/kgBB secara intravena dalam hal mencegah kenaikan tekanan darah akibat laringoskopi dan intubasi.

Pemberian metoprolol 5 mg secara intravena mempunyai efek lebih baik dibandingkan dengan lidokain
1,5 mg/kgBB intravena dalam hal mencegah kenaikan laju nadi sebagai akibat laringoskopi dan juga

intubasi. Pemberian metoprolol 5 mg intravena dapat mengurangi lonjakan tekanan darah sistol, diastol,

dan tekanan arteri rata­ rata akibat tindakan laringoskopi dan intubasi.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

Kelebihan : Dalam jurnal ini telah dibahas mengenai latar belakang, metode penelitian dan
sampling, pembahasan serta hasil penelitian secara rinci dan jelas.

Kelemahan : Dalam penelitian ini untuk obat metoprolol harga jual lebih tinggi dibandingkan
lidokain.

SARAN/REKOMENDASI HASIL PENELITIAN

Pemberian metoprolol 5 mg intravena dapat diterapkan pada pasien yang menjalani operasi
dengan anestesi umum yang akan dilakukan intubasi untuk mencegah kenaikan tekanan darah
akibat laringoskopi dan intubasi

You might also like