Professional Documents
Culture Documents
BLOK 18
KONTRIBUTOR:
Dr. Inda Astri Aryani, Sp.KK
Dr. Sarah Diba, Sp.KK
Dr. Mutia Devi, Sp.KK
1
DAFTAR KETERAMPILAN
I. PEMERIKSAAN DERMATOLOGI MANUAL
KOMPETENSI
1.1 Diaskopi 4
1.2 Nikolsky dan Asboe Hansen 4
1.3 Auspitz 4
1.4 Koebner 4
1.5 Goresan lilin 4
1.6 Triple response Lewis 4
1.7 White Dermographisme 4
1.8 Dermographisme 4
2
3.2.5 Nervus Perroneus Communis
3.2.6 Nervus Tibialis Posterior
3
PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik & penunjang perlu dilakukan untuk membangun
diagnosis suatu penyakit. Beberapa pemeriksaan yang sering dilakukan adalah
pemeriksaan fisik, pemeriksaan fungsi syaraf, pemeriksaan dermatologi manual,
pemeriksaan dengan sinar Wood, pemeriksaan laboratorik sederhana.
Pada modul ini akan dibahas mengenai pemeriksaan dermatologi manual
dan pemeriksaan laboratorik sederhana.
TUJUAN:
Mempermudah instruktur dan mahasiswa memahami keterampilan klinik dalam
melakukan pemeriksaan dermatologi manual, pemeriksaan saraf tepi dan
laboratorik sederhana dengan terampil.
LEARNING OBJECTIVE:
Setelah melakukan skill lab mahasiswa mampu :
1. melakukan pemeriksaan dermatologi manual
2. melakukan pemeriksaan pemeriksaan saraf tepi
3. melakukan pemeriksaan laboratorik sederhana
4
I. PEMERIKSAAN DERMATOLOGI MANUAL
1.1 TES DIASKOPI
Diaskopi adalah tes untuk menilai blanchability kulit yang
dilakukan dengan penekanan dengan jari atau kaca objek atau clear
plastic plate kemudian diamati perubahan warna yg terjadi
Tes diaskopi dilakukan untuk membedakan eritema sekunder
akibat vasodilatasi yang memucat pada penekanan, dengan ekstravasasi
eritrosit (purpura) berupa warna merah yang menetap
Tekanan langsung menyebabkan pengaliran keluar darah dari
pembuluh darah di area pemeriksaan maka lesi memucat menandakan
suatu eritema (Gambar 1). Bila ada darah/eritrosit di dermis atau clotting
dalam pembuluh darah maka darah tidak dapat bergerak, hal tersebut
menandakan suatu purpura atau ekimosis (Gambar 2).
Gambar 2. Lesi ekimosis tidak memucat pada penekanan dengan gelas objek
5
- Hand schoen
- Bed periksa
- Kaca pembesar
- Gelas objek
TAHAP PEMERIKSAAN
1. Pemeriksa memperkenalkan diri
2. Pemeriksa inform consent pada pasien secara lisan
3. Cuci tangan dengan larutan pencuci tangan atau dengan sabun di
bawah air mengalir
4. pemeriksa menggunakan hand schoen
5. pasien dipersilahkan untuk berbaring dan membuka pakaian atau
lesi warna kemerahan yang akan diperiksa
6. pemeriksa menentukan lesi yang akan diperiksa dengan bantuan
lampu atau cahaya matahari
7. lakukan penekanan lesi warna kemerahan menggunakan gelas
objek secara perlahan, amati perubahan warna dengan
menggunakan kaca pembesar.
Interpretasi: warna merah menjadi pucat eritema
warna merah tidak menjadi pucat purpura
8. pemeriksaan selesai, pasien dipersilahkan untuk duduk kembali
9. pemeriksa membuka hand schoen dan membuang gelas alas beserta
hand schoen pada tempat sampah medis
10. pemeriksa mencatat hasil pemeriksaan pada rekam medis
6
No Keterampilan Kompetensi
0 1 2
1. Mahasiswa memperkenalkan diri dan
melakukan informed consent pada
pasien
2. Mahasiswa mampu melakukan
universal precaution
3. Mahasiswa dapat dengan lengkap
mempersiapkan perlengkapan dan
peralatan
4. Mahasiswa dapat melakukan
pemeriksaan diaskopi pada lesi
5. Mahasiswa dapat melakukan
pemeriksaan dengan alat bantu kaca
pembesar
6. Mahasiswa mampu menginterpretasikan
hasil pemeriksaan
7. Perilaku profesional
UMPAN BALIK
Komentar : a) Baik Komentar:
b) Perlu perbaikan terutama tentang:
........................................................
(............................) (............................)
7
daerah erosi. Nikolsky dapat terjadi pada Pemfigus, Staphylococcal
scalded skin syndrome (SSSS), Steven johnson syndrome (SJS),
Necrolysis epidermal toxic (NET).
Tes Nikolsky terdiri dari Nikolsky I (Nikolsky) dan Nikolsky II
(Asboe Hansen). Nikolsky dilakukan dengan menggesekkan lesi ke arah
lateral maka akan terjadi penegelupasan kulit dan Asboe Hansen
dilakukan penekanan di atap bula maka akan terjadi pelebaran bula ke
segala arah.
TUJUAN
Mahasiswa mampu untuk melakukan pemeriksaan Nikolsky dan Asboe
Hansen guna menentukan diagnosis banding suatu penyakit berlepuh
8
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN
- Wastafel/pencuci tangan
- Lampu/ruangan terang
- Rekam medis
- Hand schoen
- Bed periksa
- Kaca pembesar
TAHAP PEMERIKSAAN
1. Pemeriksa memperkenalkan diri
2. Pemeriksa inform consent pada pasien secara lisan
3. Cuci tangan dengan larutan pencuci tangan atau dengan sabun
di bawah air mengalir
4. pemeriksa menggunakan hand schoen
5. pasien dipersilahkan untuk berbaring dan membuka pakaian
atau lesi vesikel atau bula yang akan diperiksa
6. pemeriksa menentukan lesi yang akan diperiksa dengan bantuan
lampu atau cahaya matahari
7. Nikolsky
Lakukan penggeseran kulit sehat di antara 2 vesikel atau bula
menggunakan ujung jari telunjuk secara perlahan.
Interpretasi:
- jika kulit sehat ikut tergeser/terlepas Nikosky positif
- jika kulit sehat tidak ikut tergeser/terlepas Nikosky negatif
8. Asboe Hansen:
Lakukan penekanan pada puncak vesikel/bula
Interpretasi:
- jika vesikel/bula melebar Asboe Hansen positif
- jika vesikel/bula tidak melebar Asboe Hansen negatif
9. Amati perubahan dengan menggunakan kaca pembesar
9
10. pemeriksaan selesai, pasien dipersilahkan untuk duduk kembali
11. pemeriksa membuka hand schoen, buang pada pada tempat
sampah medis
12. pemeriksa mencatat hasil pemeriksaan pada rekam medis
No Keterampilan Kompetensi
0 1 2
1. Mahasiswa memperkenalkan diri dan
melakukan inform consent pada pasien
2. Mahasiswa dapat dengan lengkap
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan
3. Mahasiswa mampu melakukan universal
precaution
4. Mahasiswa mampu menentukan lesi yang akan
diperiksa
5. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan
Nikolsky dan Asboe Hansen
6. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan
dengan alat bantu kaca pembesar
7. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi hasil
pemeriksaan Nikolsky dan Asboe Hansen
8. Perilaku profesional
UMPAN BALIK
Komentar : a) Baik Komentar:
b) Perlu perbaikan terutama tentang:
........................................................
(............................) (............................)
1.3 Auspitz
10
Test Auspitz dilakukan untuk mengetahui/menilai titik-titik perdarahan
(pinpoint bleeding) pada permukaan kulit yang disebabkan oleh proses
papilomatosis.
A B
11
- Rekam medis
- Hand schoen
- Kertas karton dengan tetesan lilin (bahan simulasi)
- Kaca pembesar
- Pisau bisturi
- Kaca objek
- pinset
TAHAP PEMERIKSAAN
1. Pemeriksa memperkenalkan diri
2. Pemeriksa inform consent pada pasien secara lisan
3. Cuci tangan dengan larutan pencuci tangan atau dengan sabun
di bawah air mengalir
4. pemeriksa menggunakan hand schoen
5. pasien dipersilahkan untuk berbaring dan membuka pakaian
pada lesi berskuama yang akan diperiksa
6. pemeriksa menentukan lesi yang akan diperiksa dengan bantuan
lampu atau cahaya matahari
7. Dengan menggunakan bahan simulator lakukan pengelupasan
pada sisik berlapis dengan pinset/kaca objek/pisau bisturi:
skuama dikelupas satu per satu sampai dasar lesi. Amati
perubahan dengan menggunakan kaca pembesar.
Interpretasi:
- jika terlihat bintik perdarahan Auspitz positif
- jika tidak terihat bintik perdarahan Auspitz negatif
8. pemeriksaan selesai, pasien dipersilahkan untuk duduk kembali
9. pemeriksa membuka hand schoen, buang pada pada tempat
sampah medis
10. pemeriksa mencatat hasil pemeriksaan pada rekam medis
12
No Keterampilan Kompetensi
0 1 2
1. Mahasiswa memperkenalkan diri dan
melakukan inform consent pada pasien
2. Mahasiswa dapat dengan lengkap
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan
3. Mahasiswa mampu melakukan universal
precaution
4. Mahasiswa mampu menentukan lesi yang akan
diperiksa
5. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan
Auspitz
6. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan
dengan alat bantu kaca pembesar
7. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi hasil
pemeriksaan Auspitz
8. Perilaku profesional
UMPAN BALIK
Komentar : a) Baik Komentar:
b) Perlu perbaikan terutama tentang:
........................................................
(............................) (............................)
13
- Kertas karton dengan tetesan lilin (bahan simulasi)
- Kaca pembesar
- Kaca objek
TAHAP PEMERIKSAAN
1. Pemeriksa memperkenalkan diri
2. Pemeriksa inform consent pada pasien secara lisan
3. Cuci tangan dengan larutan pencuci tangan atau dengan sabun di
bawah air mengalir
4. pemeriksa menggunakan hand schoen
5. pasien dipersilahkan untuk berbaring dan membuka pakaian pada
lesi papul/eritem/skuama yang akan diperiksa
6. pemeriksa menentukan lesi yang akan diperiksa dengan bantuan
lampu atau cahaya matahari
7. Dengan menggunakan bahan simulator lakukan goresan linear dari
tengah lesi ke kulit sehat.
8. Pemeriksaan selesai, pasien diminta untuk kembali 7 dan 14 hari
kemudian
Interpretasi:
- jika terlihat lesi linear yang sama dengan lesi pada lokasi
goresan
Koebner positif
- jika tidak terlihat lesi linear yang sama dengan lesi pada lokasi
goresan Koebner negatif
9. pemeriksa mencatat hasil pemeriksaan pada rekam medis
14
4. Mahasiswa mampu menentukan lesi yang akan
diperiksa
5. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan
Koebner
6. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan
dengan alat bantu kaca pembesar
7. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi hasil
pemeriksaan Koebner
8. Perilaku profesional
UMPAN BALIK
Komentar : a) Baik Komentar:
b) Perlu perbaikan terutama tentang:
........................................................
(............................) (............................)
TAHAP PEMERIKSAAN
1. Pemeriksa memperkenalkan diri
15
2. Pemeriksa inform consent pada pasien secara lisan
3. Cuci tangan dengan larutan pencuci tangan atau dengan sabun di
bawah air mengalir
4. pemeriksa menggunakan hand schoen
5. pasien dipersilahkan untuk berbaring dan membuka pakaian pada
lesi berskuama yang akan diperiksa
6. pemeriksa menentukan lesi yang akan diperiksa dengan bantuan
lampu atau cahaya matahari
7. Dengan menggunakan kaca objek lakukan goresan linear pada lesi
berskuama.
Interpretasi:
- jika lesi terlihat lebih putih menyerupai lilin Tes goresan lilin
positif
- jika lesi tidak terlihat lebih putih menyerupai lilin Tes goresan
lilin negatif
8. pemeriksa mencatat hasil pemeriksaan pada rekam medis
No Keterampilan Kompetensi
0 1 2
1. Mahasiswa memperkenalkan diri dan
melakukan inform consent pada pasien
2. Mahasiswa dapat dengan lengkap
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan
3. Mahasiswa mampu melakukan universal
precaution
4. Mahasiswa mampu menentukan lesi yang akan
diperiksa
5. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan
Goresan Lilin
6. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan
dengan alat bantu kaca pembesar
7. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi hasil
pemeriksaan Goresan lilin
8. Perilaku profesional
UMPAN BALIK
Komentar : a) Baik Komentar:
16
b) Perlu perbaikan terutama tentang:
........................................................
(............................) (............................)
Cara pemeriksaan:
lakukan informed consent pada pasien mengenai prosedur dan
tujuan tindakan
kulit dan rambut yang akan diperiksa harus dalam keadaan sealamiah
mungkin.
obat topikal, bahan kosmetik, lemak, eksudat harus dibersihkan
terlebih dahulu karena dapat memberikan hasil positif palsu.
pemeriksaan harus dilakukan di dalam ruangan kedap cahaya agar
perbedaan warna lebih kontras.
Pemeriksa terlebih dahulu masuk ke dalam ruang kedap cahaya
untuk penyesuaian
panaskan lampu wood 5-10 menit
Persilahkan pasien untuk masuk ke dalam ruangan
lakukan pemeriksaan pada lesi, jarak lampu Wood dengan lesi yang
akan diperiksa ± 10-15 cm
17
lampu Wood diarahkan ke bagian lesi dengan pendaran paling
besar/jelas
amati warna yang timbul pada lokasi lesi
catat hasil pemeriksaan
No Keterampilan Kompetensi
0 1 2
1. Mahasiswa memperkenalkan diri dan
melakukan inform consent pada pasien
2. Mahasiswa dapat dengan lengkap
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan
3. Mahasiswa mampu melakukan universal
precaution
4. Mahasiswa mampu menentukan lesi yang akan
diperiksa
5. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan lesi
dengan lampu Wood
6. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi hasil
pemeriksaan
7. Perilaku profesional
UMPAN BALIK
Komentar : a) Baik Komentar:
b) Perlu perbaikan terutama tentang:
........................................................
(............................) (............................)
18
III. PEMERIKSAAN PADA MORBUS HANSEN
3.1 PEMBESARAN SARAF TEPI MORBUS HANSEN
INSPEKSI
Dengan penerangan yang baik, lesi kulit harus diperhatikan dan juga
kelainan kulit: nodus, infiltrat, jaringan parut, ulkus, khususnya pada
tangan dan kaki
PALPASI
Lokasi pembesaran saraf tepi yang umum diperiksa:
N. Auricularis magnus
N. Ulnaris
N. Medianus
N. Radialis
N. Peroneus communis
N. Tibialis posterior
Prosedur pemeriksaan:
1. Pemeriksa memperkenalkan diri
2. Pemeriksa melakukan informed consent pada pasien secara lisan
3. Cuci tangan dengan larutan pencuci tangan atau dengan sabun di
bawah air mengalir
4. pemeriksa menggunakan hand schoen
5. pasien dipersilahkan untuk duduk berhadapan dengan pemeriksa
6. Lakukan pemeriksaan secara berurutan dan sistematik, cari
penebalan saraf dan nyeri tekan. Perhatikan raut wajah pasien,
19
apakah kesakitan atau tidak pada saat meraba saraf. Pemeriksaan
harus sistematis, meraba atau palpasi jangan sampai menyakiti atau
pasien mendapat kesan kurang baik.
N. Auricularis Magnus
Amati N. Auricularis Magnus yang berjalan melintang pada
otot sternomastoid dengan meminta pasien menolehkan kepala
pada satu sisi secara maksimal
Setelah saraf terlihat, pemeriksa mendorong dagu pasien ke
lateral sampai pasien diminta untuk menolehkan kepala secara
maksimal, lakukan palpasi pada saraf di kedua sisi.
Lakukan penilaian pembesaran saraf N. auricularis magnus
kanan dan kiri dengan palpasi secara perlahan, nilai konsistensi
dan penebalan sarafnya. Amati perubahan ekspresi wajah
pasien untuk menilai nyeri tekan
Catat hasil penilaian pada rekam medik.
N. Ulnaris
20
Topang lengan kanan pasien dengan tangan kanan pemeriksa,
posisikan lengan pasien sedikit fleksi
Lakukan palpasi N. Ulnaris yang terletak di bawah fossa
olecranon dengan tangan kiri pemeriksa.
Lakukan palpasi untuk nilai konsistensi dan ketebalan saraf,
amati ekspresi pasien untuk menilai adanya nyeri tekan.
Lakukan pada lengan kiri dan kanan.
Catat hasil penilaian pada rekam medik.
Pemeriksaan N. ulnaris
N. Radialis
Lakukan palpasi N. radialis yang terletak di bawah radial grove
pada lengan kanan pasien menggunakan tangan kiri pemeriksa.
Lakukan palpasi menggunakan jari telunjuk dan jari tengah dari
proksimal sampai distal radial grove untuk menilai konsistensi
dan permukaan dan ketebalan saraf, amati ekspresi pasien untuk
menilai adanya nyeri tekan. Lakukan pada kedua sisi.
Catat hasil penilaian pada rekam medik.
21
Pemeriksaan N. Radialis
N. Medianus
Letakkan lengan kanan bawah pasien di atas meja atau topang
menggunakan lengan kanan pasien, posisikan fleksi pada siku.
Lakukan palpasi N. Medianus pasien pada pergelangan tangan
di antara celah tendon fleksor menggunakan jari telunjuk dan
jari tengah untuk menilai konsistensi dan permukaan dan
ketebalan saraf, amati ekspresi pasien untuk menilai adanya
nyeri tekan. Lakukan pada kedua sisi.
Catat hasil penilaian pada rekam medik.
22
Pemeriksaan N. Medianus
N. Peroneus Communis
Posisikan pasien duduk dengan relaks, kedua tungkai dapat sedikit
menggantung atau menapak di tanah.
N. Peroneus Communis terletak pada bagian leher tulang fibula
(bagian lateral), dua sentimeter di bawah caput fibula.
Lakukan palpasi pada kedua tungkai bawah, tungkai kanan dengan
tangan kiri pemeriksa dan juga sebaliknya. Pemeriksaan dapat
dilakukan secara bergantian atau serentak dengan kedua tangan
pemeriksa. Lakukan penilaian konsistensi, permukaan dan
ketebalan saraf, amati ekspresi pasien untuk menilai adanya nyeri
tekan. Lakukan pada kedua sisi.
Catat hasil penilaian pada rekam medik
23
Pemeriksaan N. peroneus communis
N. Tibialis Posterior
Posisikan pasien duduk dengan relaks, kedua kaki menapak di
tanah.
Dengan posisi pemeriksa menunduk atau berjongkok di hadapan
pasien, lakukan palpasi pada bagian posterior inferior maleolus
medialis, kaki kanan diperiksa dengan tangan kiri pemeriksa dan
juga sebaliknya. Pemeriksaan dapat dilakukan secara bergantian
atau serentak dengan kedua tangan pemeriksa. Lakukan penilaian
konsistensi, permukaan dan ketebalan saraf, amati ekspresi pasien
untuk menilai adanya nyeri tekan. Lakukan pada kedua sisi.
Catat hasil penilaian pada rekam medik
24
Pemeriksaan N. tibialis posterior
No Keterampilan Kompetensi
0 1 2
1. Mahasiswa memperkenalkan diri dan
melakukan inform consent pada pasien
2. Mahasiswa dapat dengan lengkap
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan
3. Mahasiswa mampu melakukan universal
precaution
4. Mahasiswa mampu menentukan lokasi dan
melakukan pemeriksaan inspeksi dan palpasi
pada N. Aurikularis Magnus
5. Mahasiswa mampu menentukan lokasi dan
melakukan pemeriksaan inspeksi dan palpasi
pada N. ulnaris
6. Mahasiswa mampu menentukan lokasi dan
melakukan pemeriksaan inspeksi dan palpasi
pada N. radialis
7. Mahasiswa mampu menentukan lokasi dan
melakukan pemeriksaan inspeksi dan palpasi
pada N. medianus
8. Mahasiswa mampu menentukan lokasi dan
melakukan pemeriksaan inspeksi dan palpasi
pada N. peroneus communis
9. Mahasiswa mampu menentukan lokasi dan
melakukan pemeriksaan inspeksi dan palpasi
pada N. tibialis posterior
10. Perilaku profesional
25
UMPAN BALIK
Komentar : a) Baik Komentar:
b) Perlu perbaikan terutama tentang:
........................................................
(............................) (............................)
PROSEDUR PEMERIKSAAN:
- Lokasi kelainan saraf tepi motorik yang umum diperiksa:
N. Facialis
N. Ulnaris
N. Medianus
N. Radialis
N. Peroneus communis
- Pemeriksa memperkenalkan diri
- Pemeriksa melakukan informed consent pada pasien secara lisan
- Cuci tangan dengan larutan pencuci tangan atau dengan sabun di
bawah air mengalir
- pemeriksa menggunakan hand schoen
26
- pasien dipersilahkan untuk duduk berhadapan dengan pemeriksa
- Periksa secara berurutan agar tidak ada yang terlewatkan mulai dari
kepala sampai kaki
N. Facialis
N. Ulnaris
Tangan kiri pemeriksa memegang ujung jari manis, jari tengah dan
telunjuk tangan kanan pasien, dengan telapak tangan pasien
menghadap ke atas dan posisi ekstensi (jari kelingking bebas bergerak
tidak terhalang oleh tangan pemeriksa)
Minta pasien mendekatkan (adduksi) dan pada menjauhkan (abduksi)
kelingking dari jari-jari lainnya (Gambar6.5a). Bila pasien dapat
melakukannya, minta ia menahan kelingkingnya pada posisi jauh dari
jari lainnya, dan kemudian jari telunjuk pemeriksa mendorong pada
bagian pangkal kelingking (Gambar 6.5b)
27
Interpretasi:
- Bila jari kelingking pasien dapat menahan dorongan ibu jari
pemeriksa, berarti masih Kuat.
- Bila jari kelingking pasien tidak dapat menahan dorongan
pemeriksa berarti Sedang.
- Bila jari kelingking pasien tidak dapat mendekat atau
menjauh dari jari lainnya berarti sudah Lumpuh.
Bila hasil pemeriksaan meragukan apakah masih kuat atau sudah
mengalami kelemahan, anda dapat melakukan pemeriksaan
konfirmasi dengan meminta pasien menjepit sehelai kertas yang
diletakkan diantara jari manis dan jari kelingking tersebut, lalu
pemeriksa menarik kertas tersebut sambil menilai ada tidaknya
tahanan/jepitan terhadap kertas tersebut.
Interpretasi:
- Bila kertas terlepas dengan mudah berarti kekuatan otot
Lemah
- Bila ada tahanan terhadap kertas berarti otot masih Kuat
-
Catat hasil pemeriksaan pada rekam medis.
28
N. Medianus
Interpretasi:
- Bila ada gerakan dan tahanan kuat berarti masih kuat
29
- Bila ada gerakan dan tahanan lemah berarti sedang
- Bila tidak ada gerakan berarti lumpuh
Catat hasil pemeriksaan pada rekam medis
N. Radialis
Interpretasi :
- Bila ada gerakan dan tahanan kuat berarti masih Kuat
- Bila ada gerakan dan tahanan lemah berarti sedang
- Bila tidak ada gerakan berarti Lumpuh (pergelangan tangan
tidak bisa ditegakkan ke atas)
Catat hasil pemeriksaan pada rekam medis
30
Pasien diminta bertahan pada posisi ekstensi tersebut lalu pemeriksa
dengan kedua tangan menekan punggung kaki pasien ke
bawah/lantai. (Gambar 6.9b)
Interpretasi:
- Bila ada gerakan dan tahanan kuat berarti Kuat
- Bila ada gerakan dan tahanan lemah berarti Sedang
- Bila tidak ada gerakan berarti Lumpuh ( ujung kaki tidak
bisa ditegakkan ke atas )
Catat hasil pemeriksaan pada rekam medis.
31
UMPAN BALIK
Komentar : a) Baik Komentar:
b) Perlu perbaikan terutama tentang:
........................................................
(............................) (............................)
PROSEDUR PEMERIKSAAN
- Lokasi pemeriksaan: kulit yang dipersarafi oleh N. Medianus, N.
ulnaris, N. tibialis posterior dan pada lesi (bercak
eritem/hipopigmentasi, nodul)
- Pemeriksa memperkenalkan diri
- Pemeriksa melakukan informed consent pada pasien secara lisan
- Cuci tangan dengan larutan pencuci tangan atau dengan sabun di
bawah air mengalir
32
- pemeriksa menggunakan hand schoen dan mempersiapkan alat periksa
(pena, jarum, kapas, tabung berisi air suhu 200C dan 400C)
- pasien dipersilahkan untuk duduk berhadapan dengan pemeriksa
- Periksa secara berurutan agar tidak ada yang terlewatkan mulai dari
kepala sampai kaki
33
Test diulangi sampai pasien mengerti dan kooperatif
Pasien diminta menutup mata atau menoleh ke arah berlawanan dari
tangan yang diperiksa
Pasien diminta menunjuk tempat yang terasa disentuh
Usahakan pemeriksaan titik-titik tersebut tidak berurutan (secara acak)
34
EVALUASI PESERTA DIDIK
No Keterampilan Kompetensi
0 1 2
1. Mahasiswa memperkenalkan diri dan
melakukan informed consent pada pasien
2. Mahasiswa dapat dengan lengkap
mempersiapkan perlengkapan dan peralatan
3. Mahasiswa mampu melakukan universal
precaution
4. Mahasiswa mampu menentukan fungsi sensorik
raba
5. Mahasiswa mampu menentukan fungsi sensorik
nyeri
6. Mahasiswa mampu menentukan fungsi sensorik
suhu
7. Perilaku profesional
UMPAN BALIK
Komentar : a) Baik Komentar:
b) Perlu perbaikan terutama tentang:
........................................................
(............................) (............................)
REFERENSI
1. Amirudin MD, Hakim Z, Darwis E. Diagnosis Penyakit Kusta. Dalam:
Sjamsoe-Daili ES, Menaldi SL, Ismiarto SP, Nilasari H ed. Kusta. Balai
Penerbit FKUI: Jakarta; 2003. Hal.12-3
35
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIK SEDERHANA
4.1 Pemeriksaan pulasan Gram
Alat & bahan:
- Kassa Kertas
- Gelas objek
- Kaca penutup
- Kapas Lidi Steril
- Tabung reaksi
- Api Bunsen
- Povidon Iodine 10%
- Spuit 3cc,5cc,10cc
- NaCI 0,9%
- Mikroskop
- Alkohol 70%
- Gentian violet 2%
- Lugol 1%
- Alkohol 95%
- Fuchsin Indi 0,35%
- Minyak imersi
- Safranin
1. Lesi purulen/ulkus/krusta
- Bersihkan luka dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan NaCI
fisiologis sebanyak tiga kali untuk menghilangkan kotoran dan lapisan
eksudat yang mengering. Bila lesi dilapisi krusta, diangkat lebih dahulu
kemudian spesimen diambil dari dasar krusta.
36
- Tanpa menyentuh bagian kapas buka kapas lidi dari pembungkus
kemudian usapkan bagian kapas pada luka/dasar ulkus tanpa menyentuh
bagian tepi. Lakukan sebanyak dua kali dengan menggunakan dua kapas
lidi.
- Kapas lidi dapat langsung diinokulasikan pada agar, atau dapat
dimasukkan ke dalam tabung media transport.
- Patahkan tangkai lidi yang berada di luar tabung.
- Tutup tabung dengan erat.
- Cantumkan identitas dengan jelas pada tabung.
2. Lesi pustule/abses
- Lakukan tindakan desinfeksi dengan povidon iodine 10% di atas lesi.
Bersihkan sisa povidon iodine dengan kapas alkohol 70%.
- Tusukkan jarum dan hisap dengan semprit steril cairan eksudat atau pus.
- Cabut jarum, dan tutup bekas tusukan dengan kasa steril.
- Teteskan cairan aspirasi eksudat/pus pada lidi kapas steril.
- Kapas lidi dapat langsung diinokulasikan pada agar, atau dapat
dimasukkan ke dalam tabung media transport.
- Sisa eksudat/pus dapat dimasukkan dalam wadah steril.
37
kemudian cuci lagi dengan air mengalir. Guna untuk memperkuat ikatan
karbol gentian violet oleh mikroorganisme Gram positif.
4. Letakkan objek dalam posisi tegak lurus, tuangi alkohol absolut 90% sampai
cairan yang terbuang tak berwarna. Guna alkhol absolut: dekolorisasi yaitu
melepas, melarutkan, dan membuang zat warna kedua reagen terdahulu dari
preparat yang tidak diikat oleh mikroorganisme.
5. Letakkan objek dalam posisi mendatar, tuangi safranin sampai tergenang,
biarkan selama 10 detik. Guna sebagai outer staining dimana
mikroorganisme atau sel bersifat Gram negatif akan mengikat zat warna ini
yaitu warna merah.
6. Setelah didiamkan selama 10 detik, cuci dengan air mengalir.
7. Letakkan preparat kering, periksa di bawah mikroskop dengan minyak
emersi dengan pembesaran 1000 kali.
8. Hasil: di bawah mikroskop yang akan terlihat
- sel epitel
- sel PMN
- Gram positif: violet/biru: Stafilococcus, Streptococcus, Candida, basil
fusiformis
- Gram negatif: merah: N. Gonorrhoeae, Haemophilus ducreyi, sel PMN,
sel epitel, clue cells, Campylobacter.
* Pemeriksaan mikroskopik langsung tidak dapat menbedakan antara
Staphylococcus aureus atau spesies Staphylococcus yang lain, untuk itu
perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan guna menentukan identifikasi
Staphylococcus.
38
A B
Pemeriksaan biakan
Diagnosis hasil biakan tergantung pada beberapa faktor: jumlah
lokasi sampel, cara pengambilan spesimen, metoda dan durasi transport,
komposisi media pertumbuhan, kondisi dan metoda inkubasi, serta reagen
yang digunakan untuk identifikasi isolat.
Media yang digunakan untuk pertumbuhan S. aureus adalah agar
darah. Media yang telah diberi spesimen diinkubasi pada suhu 370C, dalam
waktu 18 jam koloni spesifik sudah dapat tumbuh namun belum dapat
menghasilkan pigmen dan hemolisis. S. aureus mengfermentasi mannitol.
Kontaminasi dengan bakteri lain dapat dihindari dengan menggunakan media
mengandung NaCI 7,5%; karena gram dapat menghambat perkembangan
mikroorganisme lain kecuali S. aureus. Mannitol salt agar digunakan dalam
penapisan nasal carriers S. aureus.
Cara melakukan pemeriksaan biakan:
- Lidi kapas mengandung spesimen digulung di ¼ bagian permukaan
media biakan untuk memastikan pertumbuhan koloni isolat.
- Media biakan segera diinkubasi dalam inkubator dengan temperatur 370C
selama 24 - 48 jam.
- Pemeriksa koloni yang tumbuh. Koloni S. aureus berwarna abu-abu
sampai kuning emas, berbentuk bulat, halus, konveks dan berkilau.
39
4.2 Pemeriksaan KOH
- KOH larutan penjernih. Melarutkan : protein, lipid dan melisis epitel.
- Jamur tidak lisis karena terdapat chitine dan glikoprotein dinding sel.
- Kecepatan penjernihan tergantung jenis spesimen antara 10 menit s/d
jam. Kuku membutuhkan waktu lama jam s/d semalaman.
Rambut dan kulit beberapa menit.
Penjernihan preparat dipercepat pemanasan, tetapi jangan
mendidih
- Preparat KOH harus segera diperiksa dapat mengering/kristal
menyulitkan pemeriksaan.
- Disimpan beberapa minggu teteskan gliserol 50% dari sudut kaca
penutup
Pengambilan Spesimen
1. Kulit
- tepi lesi tempat terbanyak jamur hidup
- Diambil dengan kerokan dari tengah ke arah tepi sampai melalui batas
lesi dengan pisau skalpel tumpul steril atau tepi kaca objek.
- Bila skuama tipis atau halus dengan selotip ditekan ke lesi
lepas direkatkan ke kaca objek
- Kandidosis dan pit.vesikolor kerokan semua bagian lesi
2. Rambut
- Terbaik di basal akar rambut dengan pencabutan sampai akar bila
rambut rapuh (ex : tinea kapitis tipe black dot) : kerokan dengan skalpel
tumpul, tapi harus beserta tunggul rambut, isi sumbatan folikel dan
skuama
- Lampu wood bisa membantu menentukan tempat pengambilan spesimen
terutama ektotriks dan favus
40
- Rambut terinfeksi warna suram, patah dan mudah dicabut.
- Jumlah rambut yang diambil 10-12 lembar.
3. Kuku
tergantung klinis onikomikosis
a. Subungual distal
dasar kuku karena jamur menginvasi terutama dasar kuku
mengandung hifa hidup paling banyak dan sedikit kontaminan
-kuku dipotong sependek mungkin specimen diambil sedekat
mungkin dengan kutikula dengan kuret atau scalpel
-potongan kuku harus dihancurkan dengan nail micronizer atau
dikerok di bawahnya
b. Subungual proximal
- invasi kutikula sebelum masuk dasar kuku. Lempeng kuku atas
masih baik.
- Specimen diambil di lapisan tengah lempeng dan dasar kuku
- Lempeng kuku dikupas, dilubangi bagian proximal dengan scalpel
15 atau bor listrik lempeng terbuka dikerok
c. Superfisialis
- infeksi permukaan kuku specimen dari kerokan permukaan
kuku dengan scalpel 15 atau kuret tajam
d. Kandida
- diambil dari bawah lipatan kuku proximal dan lateral
- Onikolisis dasar kuku terinfeksi dikerok
- Debris tidak banyak diambil dari permukaan bawah lempeng
kuku
4. Mukosa
- mucosa mulutdan vagina kerokan skalpel tumpul atau spatula lebih
baik dari swab. Tetapi swab lebih mudah.
- Swab harus lembab jika kering jamur ragi mati
41
Prosedur pembuatan preparat KOH:
1. Teteskan 1 tetes larutan KOH 10-30% di atas kaca objek
2. Tambahkan spesimen
3. Tutup dengan kaca penutup
4. Panaskan dengan melewatkan di api bunsen beberapa kali, jangan
mendidih (2-4 kali)
5. Tekan kaca penutup agar sediaan yang lisis tipis dan rata
6. Periksa di mikroskop dengan pembesaran 100 kali konfirmasi
dengan 400 kali
42
Pseudofilamen dan sel ragi di dasar kuku kandida
43
Gambar 9. Gambaran spaghetti and meatball dari Malassezia
44
Cara pengambilan spesimen:
Alat dan bahan:
1. blade scalpel no 15
2. alkohol 70%
Prosedur pengambilan spesimen:
1. Desifeksi kulit dengan alkohol 70% (Gbr. 10)
2. tekan cuping telinga dengan jari telunjuk dan ibu jari, sampai pucat
(Gbr.11)
3. sayat dengan blade sclapel (Gbr.12)
4. Putar blade scalpel 90 derajat (Gbr. 13)
5. Kumpulkan bubur jaringan (Gbr. 14)
6. Jika ada darah, prosedur diulangi lagi
45
Gambar 14. Kumpulkan bubur jaringan
46
2. Panaskan selama 3-5 menit, jangan sampai mendidih
3. Biarkan dingin selama 5 menit, cuci dengan air
4. Dekolorisasi dengan alkohol asam 10-30 detik, cuci dengan air
5. Tuangi dengan metilen blue selama 20-30 detik, cuci dengan air
Hasil:
Bakteri tahan asam (BTA) akan memberikan warna merah, sedangkan
yang tidak tahan asam akan berwarna biru.
47