You are on page 1of 38

Tempat Pertama Iluminasi, (atau Diri) Nya Sendiri.

; Realitas ini tidak mempunyai


tentang Pengetahuan Tuhan, Sifat-SifatNya, bentuk, tidak juga mempunyai perantara atau akhir.
Nama-NamaNya, dan Tanda-TandaNya Sebaliknya, Realitas ini adalah BentukNya Sendiri, dan
Realitas ini yang memberi bentuk pada segala
Prinsip 1 sesuatu, karena Realitas ini adalah kelengkapan dari
Mengenai pembagian Wujud dan penegakan hakikat segala sesuatu. Dan Realitas ini adalah
Wujud Primer kelengkapan segala sesuatu karena Hakikat Nya
diaktualisasikan dalam segala hal.
Bahwa yang ada adalah Realitas Wujud atau sesuatu
selain itu. Yang kami maksudkan dengan Realitas Tidak ada yang dapat menguraikan Nya atau
Wujud adalah Yang tidak tercampur dengan apa pun mengungkapkan Nya selain Ia Sendiri, dan tidak ada
tapi Wujud, apakah itu suatu keumuman atau suatu pembuktian tentang Nya selain Hakikat (atau Diri) Nya
kekhususan, suatu batas atau suatu batasan, suatu Sendiri. Oleh karena itu Dia bersaksi melalui Diri Nya
kuiditas, suatu ketaksempurnaan, atau suatu Sendiri kepada Diri Nya Sendiri dan kepada Unisitas
kekurangan – dan inilah yang disebut “Wujud Perlu Diri Nya ketika Ia berfirman: Syahidalloohu
(Wajib)”. Oleh karena itu kita katakan bahwa jika annahuu laa ilaaha illa huwa… (Allah menyaksikan
Realitas Wujud tidak ada, maka tidak ada apa pun bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia…) (QS 3;18).
sama sekali yang ada. Namun konsekuensi ini Karena Ketunggalan Nya bukanlah merupakan
terbukti-(dengan sendirinya) salah; maka premisnya ketunggalan partikular yang ditemukan pada suatu
pun juga salah. individu dari suatu hal yang alamiah; tidak juga
merupakan ketunggalan generik atau spesifik yang
Sebagaimana untuk menunjukkan keniscayaan Wujud ditemukan pada setiap gagasan umum atau setiap
Primer ini, ini adalah karena segala sesuatu selain kuiditas. Ketunggalan Nya tidak juga merupakan
Realitas Wujud adalah kuiditas tertentu suatu wujud ketunggalan konjungtif yang ditemui ketika sejumlah
partikular, tercampur dengan kekurangan dan benda diatur atau disatukan menjadi sebuah hal yang
ketaksempurnaan. Sekarang tiap kuiditas selain Wujud tungal; tidak juga merupakan ketunggalan hubungan
ada melalui Wujud, tidak dengan diri mereka sendiri. yang ditemukan dalam kuantitas – kuantitas dan hal –
Bagaimana (mereka bisa ada tanpa Wujud hal yang terukur. Tidak juga, sebagaimana yang akan
(Keberadaan)) ? Karena jika sebuah kuiditas diambil Anda pelajari, merupakan ketunggalan – ketunggalan
oleh dirinya sendiri, terpisah dari wujud, kuiditas itu relatif yang lain, seperti ketungalan dengan kemiripan,
sendiri tidak bisa “ada” dengan dirinya sendiri, untuk keserbasamaan, analogi, korespondensi, reduplikasi –
tidak mengatakan apa pun tentang kemaujudannya. walaupun filsuf (tertentu) telah membolehkan
Karena untuk menegaskan sesuatu (dalam hal ini, ketunggalan dengan kongruensi, atau jenis – jenis lain
“wujud”) sesuatu yang lain (dalam hal ini, suatu ketunggalan yang bukan merupakan Ketunggalan
kuiditas partikular) telah menganggap penegakan dan Sebenarnya. Tidak, Ketunggalan Nya bukanlah
keberadaan (wujud) suatu hal yang lain tersebut. Dan (ketunggalan – ketunggalan relatif ini), tidak diketahui
wujud itu – jika itu adalah sesuatu selain Realitas dalam intinya yang paling hakiki, sebagaimana Zat
Wujud – tersusun atas Wujud per se (atau “ Wujud Nya – Maha Mulia Ia – kecuali bahwa Ketunggalan Nya
qua Wujud”) dan suatu partikularitas lain. Namun adalah Sumber seluruh ketunggalan – ketunggalan
setiap partikularitas selain Wujud adalah nonmaujud (lain ini), sebagaimana wujud Nya adalah Sumber
atau kurang. Maka setiap yang tersusun (dari kuiditas seluruh wujud – wujud (partikular). Maka : wa lam
partikular dan Wujud) adalah posterior terhadap yakun lahuu kufuwan ahad (dan tidak ada sesuatu
kesederhanaan Wujud dan dalam keadaan pun yang setara dengan Dia) (QS 112;4)
membutuhkan Wujud.
Dengan cara yang sama, Pengetahuan Uniter Nya
Maka kekurangan (atau “nonbeing”) tidak masuk ke adalah Realitas Pengetahuan itu yang tidak tercampur
dalam eksistensi dan kemunculan aktual suatu benda, dengan kebodohan apa pun, sehingga Ia adalah
walaupun ia mungkin masuk ke dalam definisinya dan Pengetahuan tentang segala hal dalam semua segi.
konsepnya. Karena untuk menegaskan konsep apa Dan hal yang sama dapat dikatakan tentang seluruh
pun dari sesuatu dan untuk mempredikasikan konsep Sifat – Sifat Kesempurnaan Nya (yakni, Kehidupan,
itu dari hal itu – apakah (konsep itu) kuiditas atau sifat Kekuatan, Kehendak, dll – yang juga Tunggal dengan
lain, dan apakah itu ditegaskan atau ditolak oleh Zat dan Wujud Nya).
sesuatu – selalu mensyaratkan wujud dari hal itu.
Diskusi kita selalu kembali ke pada Wujud: apakah
terdapat regresi tak hingga (predikasi – predikasi dan Prinsip 2
subyek – subyek) atau seseorang tiba di akhir pada Mengenai kesederhanaan Wujud
sebuah Wujud Mutlak, tidak tercampur dengan
sesuatu yang lain. Semua yang Sederhana dalam Hakikat esensial Nya
adalah, disebabkan oleh Ketunggalan (mutlak) Nya,
Maka telah menjadi jelas bahwa Sumber eksistensi segala sesuatu. Tak ada sesuatu pun yang dihilangkan
segala sesuatu yang ada adalah Realitas Murni Wujud, dari segala sesuatu itu kecuali untuk yang ada dalam
tidak tercampur dengan hal apa pun selain Wujud. tatanan ketidaksempurnaan – ketidaksempurnaan,
Realitas ini tidak dibatasi oleh definisi, batasan, kekurangan – kekurangan dan kemungkinan –
ketaksempurnaan, potensialitas kontingen atau pun kemungkinan.
kuiditas apa pun; tidak juga Realitas ini tercampur
oleh keumuman apapun, baik genus, spesies, ataupun (Sebagai contoh, ambil sebarang wujud partikular “A,”
pembeda, tidak juga Realitas ini tercampur dengan misal) Anda berkata “A bukan B”: sekarang jika itu
aksiden apa pun, apakah khusus atau pun umum. terhadap yang A adalah (A sendiri) benar – benar
Karena Wujud lebih dahulu dari pada seluruh deskripsi sama dengan itu terhadap yang A adalah bukan-B,
- deskripsi ini yang berlaku bagi kuiditas – kuiditas, sehingga A dalam dirinya sendiri adalah dari
dan Yang tidak mempunyai kuiditas selain dari Wujud kekesangathakikatannya merupakan kriteria untuk
tidak dibatasi oleh keumuman atau pun kekhususan. negasi ini (jika demikian), maka kesangathakikatan A
Realitas ini tidak mempunyai beda khusus dan tidak akan merupakan sesuatu yang kurang, sedemikian
mempunyai partikularitas yang terpisah dari Hakikat sehingga setiap orang yang menginteleksi A juga akan

Page 1 of 38
menginteleksi “bukan-B.” Namun konsekuensi ini suatu aspek kekurangan dari kemustahilan atau
(jelas) salah, dan antesendennya juga salah. Maka kemungkinan, sehingga Ia akan menjadi satu dari
ditegakkan bahwa (dalam tiap wujud partikular “A”) suatu pasangan dan tersusun (dari wujud dan suatu
substrat “ke-A-an” adalah sesuatu yang secara hakiki kuiditas yang terbatas secara partikular) seperti
tersusun (dari Wujud dan kuiditas partikular). Dan halnya hal – hal mungkin yang lain, dan oleh karena
bahkan sesuai dengan jiwa (yakni, pada level mental, itu tidak dapat dicakup dalam Realitas Wujud tersebut
wujud konseptual, ide “ke-A-an” adalah sebuah yang tidak tercampuri oleh keterbatasan apa pun atau
senyawa yang tersusun) dari ide sesuatu yang dengan kekurangan (yang diimplikasikan oleh)
mempunyai wujud, yang dengannya A ada, dan ide perbedaan ini.
kekurangan sesuatu, yang dengannya A bukan B dan
bukan satu dari sesuatu – sesuatu lain yang Maka telah ditetapkan bahwa dan tidak ada seorang
dinegasikan darinya. pun yang setara dengan Dia (QS 112;4) dalam Wujud
dan bahwa setiap kesempurnaan wujud adalah suatu
Jadi diketahui bahwa segala sesuatu yang atasnya penyiraman Kesempurnaan Nya, setiap kebaikan
sesuatu yang mempunyai wujud dapat dinegasikan adalah cahaya samar – samar dari Cahaya Kecantikan
maka sesuatu itu secara mutlak tidak Sederhana Nya yang bersinar – sinar. Karena Dia adalah Sumber
dalam realitas hakikinya. Dan kebalikannya juga benar Wujud, dan semua yang lain adalah lebih rendah
seperti itu: semua Yang Sederhana dalam Realitas terhadap Ia, tergantung pada Nya untuk substansiasi
hakiki Nya tidak dapat mempunyai sesuatu yang dari hakikatnya.
mempunyai wujud dinegasikan dari Nya. Karena jika
tidak seperti itu, Ia tidak akan Sederhana dalam
Realitas hakiki Nya, namun bahkan tersusun atas dua Prinsip 4
aspek : sebuah aspek yang dengannya ini adalah Mengenai perbedaan fundamental antara konsep
seperti itu (seperti halnya “A”) dan sebuah aspek yang dan realitas Wujud
dengannya ia dengan cara yang lain (yakni, bukan-B,
bukan-C, dan lain – lain). Maka sekarang telah Sungguh yang paling redup dan cara – cara yang
ditegakkan bahwa (Wujud) Sederhana adalah seluruh paling tidak cukup untuk membuktikan (kebenaran)
hal yang maujud ditinjau dari wujud dan penegasan Ketunggalan ilahi adalah yang diikuti oleh
kesempurnaan mereka, namun tidak dilihat dari pemikir – pemikir tertentu yang lebih mutakhir, yang
kekurangan – kekurangan dan ketaksempurnaan – (secara salah) mengasosiasikan metode mereka
ketaksempurnaan mereka. dengan pengalaman langsung beberapa wali – wali
ilahi – Semoga Tuhan melindungi mereka dari (angan
Dan dengan ini didirikan bahwa Pengetahuan Nya atas – angan) seperti itu! Pendekatan ini berdasarkan
segala hal maujud adalah Pengetahuan Sederhana, (fakta) bahwa konsep turunan “ yang maujud” (al-
dan bahwa kehadiran mereka di dalam Nya adalah maujud) adalah sesuatu yang umum dan meliputi-
Sederhana dalam Realitas hakikinya. Karena segala segala, sedangkan wujud (al-wujuud) adalah
hal di dalam Nya tercakup dalam Pengetahuan Nya partikular, real dan tidak diketahui dalam intinya yang
dalam suatu cara yang lebih tinggi dan lebih terdalam. Karena itu adalah boleh, ungkap mereka,
sempurna, karena “ pengetahuan “ adalah (hanya) bahwa wujud yang merupakan sumber turunan dari
suatu pernyataan untuk Wujud, dengan syarat bahwa (konsep) “yang maujud” adalah sesuatu yang ada
Ia tidak tercampur dengan materi. dengan sendirinya – yaitu, Realitas Wujud Wajib – dan
bahwa wujud segala sesuatu yang lain ekivalen
Maka ketahuilah ini, kekasihku, dan reguklah dengan hubungan (ketergantungan) hal – hal ini
keuntungan dengannya! dengan Wujud Wajib. (Konsep) “yang maujud” maka,
menjadi lebih umum dari pada Realitas itu dan lebih
umum dari pada semua hal lain yang terhubung
Prinsip 3 (dengan hubungan ketergantungan) kepada Nya.
Mengenai ketunggalan Wujud Wajib Karena itu arti (“yang maujud”) harus satu dari dua
hal ini: Wujud Yang Ada Dengan Sendirinya, atau yang
Wujud Wajib adalah “Satu dan tanpa sekutu” karena terhubung (dengan hubungan ketergantungan) kepada
Ia Lengkap dalam Realitas, Sempurna dalam Hakikat, Nya. Dan kriteria hal ini (yaitu, yang menjadi asal
Tak Terhingga dalam Kekuatan dan Intensitas, dan konsep “ yang maujud ‘) mestilah yang mana di antara
karena – sebagaimana yang telah Anda pelajari – Dia mereka yang merupakan Sumber efek – efek.
adalah Realitas Murni Wujud, tidak terbatas dan tanpa
batasan. Karena bila Wujud Nya mempunyai suatu (Sejauh ini tidak terdapat masalah dengan penalaran
batas atau partikularitas dalam suatu hal, Ia akan mereka.) “Tapi untuk mereka yang tidur sebentar,
terbatas dan terpartikularisasi oleh sesuatu selain meskipun suatu hal yang mudah adalah suatu beban
Wujud; mesti terdapat sesuatu dengan kekuatan yang besar.” Karena benar bahwa Wujud – jika
melebihi Nya yang membatasi, mengkhususkan dan dengannya seseorang mengartikan Wujud Yang Ada
melingkungi Nya. Namun itu mustahil, Maka tidak Dengan Sendirinya- dapat disebut “Yang maujud.”
terdapat kebaikan dan tidak pula kesempurnaan wujud Namun orang – orang ini berlebihan dalam
yang tidak mempunyai Sumber nya dalam Dia dan memandang kesangatintian persoalan ini, yaitu
tubuh di luar Dia. apakah Hakikat Nya – Yang Maha Mulia – identik atau
tidak dengan arti Wujud Mutlak itu Yang berbagai
Berikut adalah bukti penegasan Ketungalan Nya. modenya atau individuasinya (manifestasi-
Wujud Wajib tidak bisa lebih dari satu, karena jika manifestasinya) ditegakkan dalam sesuatu – sesuatu.
seperti itu, ini akan memerlukan mempostulakan Cara (merealisasikan Ketunggalan batin Wujud dalam
suatu wujud yang di satu sisi mesti namun di sisi lain seluruh manifestasi – manifestasinya) ini terhijab dari
dilingkungi dalam wujudnya, sebagai anggota kedua mereka karena mereka telah menegaskan bahwa
dari suatu pasangan. Tapi kemudian Dia (yakni, Wujud tidak ada arti Wujud Mutlak yang terdiri dari semua
Wajib “ pertama “) tidak bisa meliputi setiap wujud, yang ada kecuali untuk suatu pengertian abstrak,
karena kemudian terdapat suatu wujud lain yang tidak turunan yang digabungkan dari intelegebel –
kembali pada Nya dan tidak turun atau beremanasi intelegebel mental (murni) dan tidak berhubungan
dari Nya. Kemudian, ini mengakibatkan Ia memiliki dengan apa pun (yang nyata). Saya mengharapkan

Page 2 of 38
bahwa Saya tahu bagaimana seseorang yang ahli antrophomorfisma (implisit dalam konsepsi
dalam tata bahasa dan (cara) pemakaian kata – kata Asy`ariyah).
dapat mengamati suatu pernyataan (seperti “yang
maujud”) merupakan turunan, dan tetapi tidak Tidak (ketunggalan Sifat – Sifat Tuhan dan Zat Tuhan
mengerti konsep sumber (suatu) turunan seperti ini! hanya dapat dipahami dengan benar) dalam cara yang
Bagaimana mungkin suku turunan menjadi yang diketahui oleh ar-roosikhuuna fi al-‘ilmiy (orang –
paling diketahui dari semua konsep (karena “yang orang yang mendalam ilmunya) (QS 3;7) dari
maujud,” dalam pandangan mereka, adalah segera ummatan wasathon (QS 2;143), yakni mereka yang
dan terbukti sendiri oleh setiap orang), ketika tidak dikalahkan oleh baik kelebihan ataupun
sumbernya tetap menjadi yang paling tersembunyi kekurangan.
dari hal-hal yang tidak diketahui – sungguh mustahil
bahkan untuk memahaminya? Dan bagaimana
mungkin arti turunan adalah satu, ketika sumbernya Prinsip 6
tidak pasti di antara dua hal, yang satu di antaranya Mengenai ketunggalan dan kesempurnaan Ilmu
adalah Zat yang tidak dapat diketahui dalam inti Nya Tuhan
yang terdalam, dan yang kedua terdiri dari hubungan
terhadap Yang Tidak Diketahui itu – karena tentu Pengetahuan Nya atas segala sesuatu adalah Sebuah
hubungan dengan yang tidak diketahui juga tidak Realitas. Tapi pada saat Pengetahuan Nya tersebut
diketahui? Tunggal, ia juga merupakan pengetahuan tentang
tiap hal : Ia tidak meninggalkan apa pun yang kecil
Tidak, yang benar dari hal ini adalah konsep umum ini atau besar, namun Ia mencatat semuanya (QS
yang merupakan sumber turunan (konsep) “Yang 18;49). Karena jika terdapat sesuatu yang tidak
Maujud Mutlak” adalah (secara sederhana judul lain diketahui terhadap Pengetahuan ini, maka Itu
untuk) Sesuatu Yang direalisasikan dalam segala bukanlah Realitas Pengetahuan, namun pengetahuan
sesuatu, sejumlah bilangan mereka, dipredikasikan di suatu sisi dan kejahilan di sisi lain. Tapi realitas dari
atas mereka sesuai dengan derajat – derajat intensitas suatu hal per se (yakni, sebagaimana hal itu sendiri
dan kelemahannya maupun prioritas dan sebenarnya) tidak dapat digabungkan dengan sesuatu
posterioritasnya yang berbeda-beda. Dan yang paling yang lain, atau seluruh hal itu belum bergerak dari
sempurna dan yang paling intens dari wujud – wujud potensi ke aktualitas. Karena kita telah menunjukkan
adalah Wujud Nyata Yang Sebenarnya yang bahwa Pengetahuan Nya dapat direduksi sebagai
merupakan Realitas Murni Wujud, tidak tercampur Wujud Nya (jika ia secara konseptual berbeda dengan
dengan apa pun selain Wujud. Wujud Nya). Maka, sebagaimana Wujud Nya – Yang
Maha Mulia – tidak bercampur dengan kekurangan apa
Terhadap Diri Nya Sendiri Dia adalah yang paling pun sama sekali, seperti itu pula Pengetahuan Nya
nampak dan yang paling termanifestasi dari wujud – atas Zat Nya (atau Diri Nya), yang merupakan
wujud. Tapi karena kesangatkelebihan kemanifestasi- Kehadiran Zat Nya (pada Diri Nya Sendiri), tidak
anNya (yang dengannya) Ia menaklukan dan bercampur dengan ketidakhadiran apa pun sama
menguasai indera – indera dan jiwa – jiwa (biasa), Ia sekali. Ini karena Zat Nya adalah Yang Membuat
menjadi terhijab dari pemahaman dan pandangan segala sesuatu menjadi hal – hal tersebut dan Yang
(manusia). Jadi aspek yang melaluinya Ia tersembunyi memberi realitas kepada seluruh realitas. Oleh karena
(terhadap persepsi biasanya) adalah secara tepat itu itu Zat Nya benar – benar pada hal-hal tersebut lebih
yang dengannya Dia nyata (dalam kesadaran “yang intens dibanding mereka dalam diri mereka sendiri.
mengetahui” yang tercerahkan). Karena dengan dirinya sendiri sesuatu itu adalah
mungkin, namun bersama dengan Yang Membuatnya
Pertanyaan penegasan Ketunggalan ilahi tergantung sesuatu dan Yang memberinya realitas, sesuatu
pada ini. Pertanyaan ini hanya dapat dipecahkan tersebut mesti mengada – dan wujud aktual sesuatu
dalam cara ini, sama sekali tidak dengan yang lain. tersebut lebih intens dari pada kemungkinannya.

Sekarang bagi orang yang kesulitan (untuk


Prinsip 5 memahami) bahwa Pengetahuan Nya – Yang Maha
Mengenai hubungan antara Sifat-Sifat Tuhan Mulia – dapat Tunggal namun sekaligus merupakan
dengan Zat Nya pengetahuan tentang segala hal, ini karena orang
tersebut membayangkan bahwa Ketunggalan ini
Sifat – Sifat Nya – Semoga Ia diMuliakan – adalah numerik dan bahwa Pengetahuan Nya adalah satu
benar – benar sama dengan Zat Nya. Ini tidak dalam jumlah. Tapi telah kita tunjukkan bahwa ini
(difahami) sebagaimana (teolog) Asy’ariyah tidak seperti itu. Namun, Pengetahuan Nya Tunggal
meletakkannya, yang menegaskan kejamakan Sifat dalam arti yang benar, demikian pula seluruh Sifat –
dalam wujud aktualnya (tidak sekedar konseptual), Sifat Nya Yang Lain. Tidak ada apa pun selain Realitas
dan karena itu mengimplikasikan kejamakan delapan Yang Benar-Benar Real yang Tunggal dalam arti yang
(Sifat) koeternal (yang terpisah dari Zat Tuhan). Tidak benar. Sebaliknya, hal – hal yang mungkin semuanya
juga itu seperti ungkapan kaum (teolog) Mu`tazilah, memiliki jenis ketunggalan yang lain, sebagaimana
yang secara total menolak realitas konseptual yang ketunggalan individual, spesies, genus, hubungan, dan
berbeda Sifat –Sifat, tapi kemudian menegaskan efek lain – lain.
– efek mereka dan menggantikan (dalam pandangan
mereka) Zat (yang sama sekali transenden) sebagai Ini adalah satu dari yang tersulit dari semua
pengganti mereka (dalam menghasilkan efek – efek pertanyaan tentang Tuhan. Namun Apa yang di sisi
ini). (Posisi mereka) adalah tepat seperti beberapa Tuhan (dalam Pengetahuan Nya) adalah Realitas –
dari (pemikir – pemikir mutakhir) tersebut (yang Realitas aktual, primordial (hal – hal yang mungkin),
disebutkan dalam Prinsip 4, yang menolak realitas Yang dari Nya hal – hal ini turun pada tingkatan
ekstrakonsepsual Wujud – mengklaim bahwa kuiditas bayangan – bayangan dan citra – citra. Dan apa yang
adalah realitas – realitas primer – namun kemudian dari sisi Tuhan dari hal – hal ini benar-benar lebih
tetap berusaha untuk berbicara Tuhan sebagai) merupakan hal – hal ini dari pada mereka sendiri
Sumber Wujud. Maha Tinggi Ia di atas kedua dengan diri mereka sendiri.
penihilan (Sifat –Sifat oleh Mu`tazilah) dan

Page 3 of 38
koherensinya sama dengan keterpisahannya;
Prinsip 7 ketunggalannya sama dengan kejamakan
Mengenai pandangan – pandangan yang salah potensialnya; konjungsinya sama dengan
tentang ilmu Tuhan keterbagiannya. Maka katakan padaku, maka, Anda
tentang hal – hal partikular (yang disebut) “manusia pengetahuan”: jika wujud
material, qua wujud, adalah secara esensial diketahui
Pengetahuan Nya – Maha Mulia Ia – atas hal-hal yang Pencipta, hadir denganNya dalam bentuk ini yang
kontingen bukanlah atas bentuk – bentuk yang tertulis tenggelam dalam materi dan lokasi spasial – walaupun
dalam Hakikat Nya- Maha Suci Ia (dari pandangan bahkan bentuk (material) ini tidak bisa ditangkap
seperti itu)!- sebagaimana pandangan Guru para filsof sensasi, untuk tidak menyebutnya imaginasi atau
(Aristoteles) dan Peripatetis, dan pengikut – pengikut inteleksi – maka bagaimana mungkin (bentuk)
mereka seperti Al-farabi, Ibnu Sina, dan lainnya. intelligible, sejauh ia secara aktual adalah intelligible,
tetap merupakan bentuk material dan yang terkena
Tidak pula pengetahuan Nya atas hal – hal yang pembagian ke dalam kuantitas – kuantitas dan lokasi
kontingen sama dengan esensi hal – hal kontingen dalam ruang?! Karena wujud intelektif (atau noetik)
yang ada secara eksternal, yang merupakan adalah cara wujud yang terpisah dan berbeda dari
pandangan dari “Stoics” dan pengikut – pengikut wujud (material) yang spasial. Oleh karena itu tidak
mereka seperti as Suhrawardi, al-Tuusi, dan pemikir – mungkin perbuatan intelek bersifat jasmaniah, atau
pemikir yang lebih mutakhir. Ini mustahil karena bahwa hal yang jasmaniah bisa menjadi intelligible.
Pengetahuan Nya kekal, sedangkan hal – hal yang
kontingen muncul di dalam waktu. Maka jangan diperhatikan sama sekali kata – kata
siapa pun yang mengatakan bahwa wujud – wujud
Pendapat Mu’tazilah juga salah, karena hal – hal yang korporeal yang digenerasi ini, walaupun dalam batasan
tidak ada (suatu “lingkaran bujur sangkar” dan yang – batasan mereka sendiri jasmaniah dan berubah
seperti itu, yang mereka pandang ada secara aktual secara konstan, bagaimanapun adalah tetap (secara
dalam Pengetahuan Tuhan) tidak ada sama sekali kekal) dan merupakan intelligible yang tidak berubah
(dalam cara yang telah mereka ajukan). dalam hubungannya dengan apa yang di atas mereka
-–yakni, terhadap Prinsip Pertama dan alam Kerajaan
Asy’ariyah, juga, salah dalam membayangkan bahwa Nya. Ini (mustahil) karena cara suatu wujud dalam
Pengetahuan Nya kekal, namun hanya menjadi dirinya sendiri tidak berubah melalui sebuah relasi
berhubungan dengan hal – hal kontingen pada saat hal (bahwa ia mungkin merupakan sesuatu yang lain).
kontingen tersebut bermula di dalam waktu. Fakta bahwa sesuatu adalah material merupakan
pernyataan untuk karakteristik (esensial) wujudnya,
Pandangan yang dinisbatkan pada Plato juga salah dan kematerialan sesuatu dan perpisahannya dari
seperti itu, pandangan ini memegang bahwa materi adalah bukan merupakan dua sifat yang
Pengetahuan Nya – Yang Maha Mulia – mengandung eksternal terhadap esensi hal itu. Secara mirip,
esensi – esensi dan bentuk – bentuk yang ada secara kesubstansialan sebuah substansi dan wujud
terpisah dari Nya – Maha Mulia Ia (dari cacat seperti partikularnya adalah suatu hal, dan keaksidentalan
itu) ! – dan esensi – esensi maupun bentuk – bentuk sebuah aksiden dan wujud (partikular) nya adalah
itu juga terpisah dari materi. (Kita) juga tidak (bisa juga suatu hal (yang lain). Maka tepat seperti sebuah
menerima apa yang dinisbatkan pada Porphyry (yang wujud tidak mungkin secara bersamaan adalah
mengatakan) tentang “penyatuan” Nya – Maha Mulia substansi dan aksiden, (secara sederhana) menuruti
Ia (dari hal seperti itu)!- dengan intelligible, paling dua sudut pandang, sebuah wujud juga tidak mungkin
tidak bila “penyatuan” dipahami dengan cara sebagian sekaligus material dan terpisah dari materi (secara
besar manusia memahaminya (yaitu, dalam sederhana) dari dua sudut pandang.
pengertian penggabungan dua entitas yang pada
mulanya terpisah). Bagaimanapun, jika engkau mengatakan bahwa
bentuk – bentuk material ada pada Nya – Maha Mulia
Pengetahuan Tuhan (tentang partikular – partikular) Ia! – melalui Bentuk – Bentuk mereka yang terpisah
tidak juga hanya meliputi secara general, seperti yang (dan imaterial0 secara hakiki, dan bahwa sebagai
dipertahankan secara gegabah oleh para pemikir konsekuensi dari Bentuk – Bentuk itu, hal – hal
mutakhir (karena pengetahuan general tidak pernah (material) ini juga diketahui dengan suatu cara yang
bisa mengimplikasikan pengetahuan tentang hal -–hal aksidental, maka pandangan ini akan dibenarkan.
individual). Namun, yang benar (tentang hubungan Karena telah disebutkan (dalam Prinsip 6) bahwa Apa
antara pengetahuan general dan pengetahuan yang di sisi Allah (adalah Realitas – Realitas primordial
partikular) adalah seperti yang telah kami tunjukkan hakiki (seluruh) hal (yang kontingen), dan hal – hal
dan konfirmasi dengan cara yang solid yang disusun yang kontingen tersebut terhubung dengan Apa yang
dalam buku – buku kami yang lebih panjang. di sisi Allah seperti bayangan yang terhubung pada
sumbernya.
Tapi teori yang paling bodoh dari semua diajukan oleh
mereka yang mempertahankan bahwa bentuk –
bentuk yang sangat material ini – walaupun mereka Prinsip 8
tenggelam dalam materi dan bercampur dengan Mengenai pembagian Pembicaraan Nya – Maha
seluruh kekurangan – kekurangan dan hijab – hijab Mulia Ia
dan bayangan – bayangan yang secara mesti
mengikuti dari wujud dalam waktu – waktu, tempat – Pembicaraan (Tuhan), tidak seperti pandangan
tempat dan posisi-posisi tertentu – adalah bentuk – Asy’ariyah, suatu “sifat Jiwa (Nya)” dan merupakan
bentuk pengetahuan yang hadir pada Nya – Maha makna – makna kekal yang ada dalam Hakikat Nya –
Mulia Ia (dari hal ini) ! – sebagai Pengetahuan Nya. Maha Mulia Ia ! – yang mereka sebut “pembicaraan
Karena telah dibuktikan bahwa cara wujud material jiwa”. Karena Pembicaraannya adalah sesuatu yang
dan wujud bayang-bayang ini terhijab dari dirinya oleh berbeda dengan intelligible (murni), atau jika tidak
dirinya. Maka sehubungan dengan cara (wujud seperti itu berarti ia adalah Pengetahuan dan bukan
material) ini, kehadiran (sebuah hal material) adalah Pembicaraan.
tepat sama dengan ketidakhadirannya dari dirinya;

Page 4 of 38
Tapi Pembicaraan Nya bukan (seperti pandangan adalah seperti Adam. Allah menciptakan Adam dari
Mu`tazilah) (sekedar) sebuah pernyataan untuk tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya:
penciptaan suara – suara dan kata – kata yang “Jadilah”, maka jadilah ia) (QS 3;59). Tapi Adam
menunjukkan makna – makna, karena dalam hal ini adalah Kitab Tuhan, yang ditulis dengan kedua Tangan
seluruh pembicaraan adalah Pembicaraan Tuhan – Kekuatan Nya, … limaa kholaqtu bi yadayya …
Maha Mulia Ia (atas pandangan seperti itu) ! (….. kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua
Pandangan seperti itu tidak menolong (seperti usaha tangan Ku) (QS 38;75).
kaum Mu`tazilah) untuk membatasi Pembicaraan Kau (Wahai Adam) adalah kitaabun mubiin
Tuhan pada (Apa yang dibicarakan) “ dengan niat Yang melalui Nya huruf – huruf yang sebelumnya
memberi informasi kepada yang lain sebagai bagian tersembunyi muncul
dari Tuhan” atau “ dengan niat penampilan mereka
atas nama Nya,” karena segala sesuatu adalah dari Isa (di sisi lain) adalah Firman Nya, hasil dari Perintah
Nya. Dan jika (dengan restriksi – restriksi ini) Nya (Kun ! “Jadilah”!) dan … kalimatuhuu alqoohaa
mereka menginginkan sebuah pembicaraan tanpa ilaa maryama wa ruuhun minh… (Kata-Kata Nya
perantaraan (manusia) apa pun, ini juga menjadi yang disampaikan Nya kepada Maryam dan ruh
mustahil, karena dalam hal ini tidak akan terdapat dariNya) (QS 4;171) Apa yang diciptakan dua Tangan
suara atau kata – kata sama sekali. Tuhan tidak dapat disamakan dalam derajat
keutamaan dengan sesuatu yang ada melewati dua
Tidak, “Pembicaraan” Tuhan adalah ekspresi huruf-huruf (k-n Perintah Tuhan “Jadilah”). Maka siapa
penetapan Nya atas Kata – Kata Yang Sempurna dan pun yang berpendapat berlawanan dengan ini keliru.
penurunan Ayat – Ayat yang muhkamaat dan
mutasyaabihaat dalam pakaian kata – kata dan
pernyataan – pernyataan. Oleh karena itu Prinsip 9
Pembicaraan Nya adalah “Qur’an” Mengenai perpaduan Tuhan dan Pembicaraan-
(yakni,”penggabungan,” atau Ketunggalan noetik Nya dalam seluruh wujud – wujud : Nafas ar-
Wujud) dari satu sudut pandang dan “Furqoon” (yakni, Rahman
“terpisah,” realitas lahir) dari sudut pandang yang lain.
Pembicara adalah oarang yang melaluinya
(Sebagai Qur’an, atau realitas noetik batin Wujud dan pembicaraan ada. Penulis adalah ia yang
Ibu dari Kitab), Pembicaraan Tuhan berbeda dari menyebabkan pembicaraan – yakni, buku – ada. Dan
“Kitab,” karena “Kitab” termasuk dalam dunia tiap keduanya mempunyai beberapa derajat. Setiap
Penciptaan (lahir): Wa maa kunta tatluu min buku adalah pembicaraan dalam beberapa segi, dan
qoblihii min kitaabin wa laa tukhoththuhu setiap pembicaraan juga adalah buku dalam beberapa
biyamiinika idzan lartaaba al-mubthiluun (Dan segi, karena setiap pembicara adalah penulis dalam
kamu tidak pernah membaca sebelumnya suatu suatu cara, dan setiap penulis adalah juga pembicara
Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab dalam suatu cara.
dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah
membaca dan menulis), benar – benar ragulah orang Suatu bayangan yang terlihat dari hal itu adalah
yang mengingkari (mu).) (QS 29;48) seperti berikut ini: ketika Anda menyaksikan manusia
berbicara, bentuk huruf – huruf dan bentuk – bentuk
Karena Pembicaraan Nya termasuk dalam Alam pembicaraan muncul dari nafasnya dalam dadanya,
Perintah (yakni modalitas Wujud noetik), dan tenggorokannya, dan tempat – tempat lain yang
perenungan Nya adalah hati – hati dan dada – dada menghasilkan bunyi – bunyi dan huruf – huruf; dan
(kemanusiaan), sebagaimana Firman Nya: Tanazzalu nafasnya adalah dari yang menyebabkan pembicaraan
al-malaa`ikatu wa ar-ruuhu fiihaa bi idzni ada. Maka ia “menulis” dangan “pena” kekuatannya
robbihim min kulli amr (Pada malam itu turun pada “lembaran” nafasnya, dan akhirnya pada tempat
malaikat – malaikat dan malaikat Jibril dengan izin yang menghasilkan berbagai suara. Ia adalah indicvidu
Tuhannya untuk mengatur segala urusan) (QS 97;4), yang sama yang melaluinya pembicaraan mengada,
dan Firman Nya: Bal huwa aayaatun bayyinaatun maka ia menjadi pembicara.
fii shuduuri alladziina uutu al-‘ilm … (Sebenarnya
Al-Qur’an itu adalah ayat – ayat yang nyata di dalam Sekarang ambil ini sebagai suatu analogi untuk Apa
dada orang –orang yang diberi ilmu) (QS29;49). yang di atasnya (yakni, manifestasi-Diri kreatif abadi
“Kitab” (wujud – wujud kontingen yang lahir) dapat atau “ Nafas ar-Rahman”), dan jadilah di antara orang
dirasakan setiap orang: Wa katabnaa lahuu fi al- – orang yang memberi nasehat (QS 28;20l) dan
alwaahi min kulli syai`in mau’izhotan wa melakukan kebaikan, tidak diantara mereka yang
tafdhiilan li kulli syai`… (Dan telah Kami tuliskan bertengkar satu sama lain.
untuknya (Musa) pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu
sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu
(QS 7;145)). Tapi PembicaraanTuhan (yakni, Wujud Prinsip 10
noetik) adalah fii kitaabin maknuun, laa Mengenai kesatuan yang mengetahui dan yang
yamassuhuu illa al-muthohharuun (pada kitab diketahui
yang terpelihara, tidak menyentuhnya kecuali orang-
orang yang disucikan) (QS 56;78-79) dari Segala sesuatu yang intelligible dalam wujudnya juga
pencemaran dunia alamiah manusia (kebinatangan) bisa secara aktif menginteleksi. Sebenarnya, setiap
yang fana. bentuk dalam persepsi – apakah ia intelligible atau
yang terindera – bersatu dalam wujudnya dengan apa
Qur’an adalah ciptaan (Tuhan) atas Nabi (yakni, yang merasakannya.
sebagai pleroma noetik atau “Adam,” “Manusia
Lengkap”) sebelum “Kitab” (wujud kontingen). Bukti dari hal ini, beremanasi dari Kehadiran Tuhan,
Perbedaan antara Qur’an dan “Kitab” seperti antara adalah bahwa setiap bentuk dalam persepsi- walaupun
Adam dan Isa. (Keduanya serupa sampai sejauh) jika ia terindera, sebagai contoh- memiliki sejenis
Inna matsala ‘iisaa ‘indalloohi kamatsali aadam, perpisahan dari materi, sedemikian hingga wujudnya
kholaqohuu min turoobin tsumma qoola lahuu dalam dirinya sendiri dan keterinderaannya
kun fayakuun (Sesungguhnya misal ‘Isa di sisi Allah, sebenarnya adalah satu hal dan tidak berbeda sama

Page 5 of 38
sekali. Jadi seseorang tidak dapat menganggap bahwa penolakan unifikasi dua hal (yang awalnya terpisah).
bentuk khusus itu mungkin mempunyai cara wujud (Konsepsi mereka yang keliru tentang “unifikasi” ini
yang berhubungan dengan sesuatu yang tidak memestikan) harus terdapat dalam aktualitas dua hal
terindera, karena kesangatwujudannya adalah wujud yang berbeda dalam jumlah, yang secara berturut-
dalam penginderaan – sangat berbeda dari wujud turut menjadi sebuah maujud tunggal. Tapi ini adalah
langit-langit atau bumi atau apa pun yang lain yang sesuatu yang tidak diragukan lagi mustahil.
adalah eksternal (wujud material). Karena wujud hal-
hal (material) itu bukan dalam penginderaan, dan Bukanlah mustahil, namun, bahwa sebuah hakikat
mereka ditangkap oleh indera atau oleh intelek hanya tunggal (yakni, jiwa) bisa menjadi sedemikian
secara aksidental dan sebagai konsekuensi dari bentuk sempurna dan meningkat demikian banyak dalam
dalam penginderaan yang terkait pada mereka. kekuatan hakikatnya dan intensitas tahap (wujud) nya
bahwa ia bisa menjadi dalam hakikatnya dasar bagi
Sekarang jika seperti ini, maka kita dapat mengatakan sesuatu yang untuknya sebelumnya ia bukanlah
bahwa bentuk dalam penginderaan, yang wujudnya menjadi dasar, dan sumber hal-hal yang belum
benar – benar sama dengan yang diindera, maka dikembangkan sebelumnya. Ini (tidak mustahil)
wujudnya tidak mungkin terpisah dari wujud substansi karena keluasan yang luar biasa lapangan wujud
yang menginderanya. Karena jika substansi yang (jiwa).
menginderanya mempunyai wujud dan substansi yang
berbeda, dan mereka hanya secara berurutan menjadi Unifikasi jiwa dengan “Intelek Aktif” (al-‘aql al-fa’al)
terhubung dalam relasi antara yang mengindera dan bukanlah sesuatu selain kemenjadiannya dalam
yang diindera, maka ini akan menjadi seperti hakikatnya sebuah intelek yang produktif secara
hubungan antara seorang ayah dan anak, masing- aktual atas bentuk-bentuk. Karena Intelek tidak bisa
masing dengan hakikat dan wujudnya sendiri terlepas banyak dalam bilangan (seperti halnya hal – hal
dari hubungan mereka- tapi tidak dapat diinteleksi jasmaniah). Namun, itu mempunyai, suatu
dengan cara yang lain dari melalui (hubungan) Ketunggalan komprehensif yang lain tidak seperti
kebapakan dan keanakan mereka. Tapi sesuatu seperti ketunggalan numerik yang berlaku secara umum bagi
ini mustahil dalam hal yang sedang kita diskusikan. individual- individual khusus dari sebuah spesies.
Karena bentuk dalam penginderaan ini bukan Intelek Aktif, pada saat Ia menghasilkan (atau
sedemikian higga seseorang dapat memahaminya “membawa ke dalam aktualitas”) jiwa – jiwa ini yang
mempunyai suatu wujud sehubungan dengan apabila terhubung dengan tubuh-tubuh, yang juga
ia tidak bisa diindera, sedemikian hingga hakikatnya merupakan Akhir dari kesempurnaan, mengatur
dalam dirinya sendiri tidak terindera. Ini tidak seperti mereka, dan suatu Bentuk Intelektif bagi mereka,
(contoh) manusia itu yang bukan merupakan ayah meliputi mereka semua. Dan jiwa-jiwa adalah seperti
dengan wujud hakikatnya dalam dirinya sendiri, benang lembut dan kecil yang memancar dari Nya ke
namun hanya menjadi ayah melalui kemunculuan tubuh – tubuh, dan kemudian kembali kepada Nya
aksidental keadaan hubungan yang terjadi pada wujud ketika jiwa – jiwa menjadi sempurna dan imaterial
dalam hakikatnya. (atau “transenden”).

Tidak, hakikat bentuk yang ada dalam penginderaan Tapi verifikasi (lengkap) topik ini akan memerlukan
terindera dengan kesangat hakikatannya. Oleh karena diskusi terperinci yang tidak bisa dikandung dalam
itu kesangatwujudannya terindera secara hakiki – risalah ini.
apakah ada di alam sebuah substansi yang
mengindera yang terpisah darinya atau tidak.
Sesungguhnya, walaupun jika kita secara total Prinsip 11
mengabaikan segala hal yang lain (kecuali bentuk Mengenai Nama – Nama Nya – Yang Maha Agung
dalam penginderaan ini) atau secara total
menganggap bahwa tidak terdapat di alam ini Tuhan – Maha Mulia Ia! – berfirman: Wa ‘allama
substansi pengindera yang terpisah – walaupun dalam aadama al-asmaa`a kullahaa…… (Dan Dia
keadaan itu dan di bawah permisalan itu bentuk ini mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya)
harus tetap terindera secara hakiki. Karena hakikatnya (QS 2;31). Dan Ia – Yang Maha Mulia!- berfirman :
adalah terindera untuk dirinya sendiri, sehingga Wa lillaahi al-asmaa`u al-husnaa fad’uuhu bihaa
hakikatnya dalam dirinya sendiri adalah pada saat … (Allah mempunyai asmaa-ul husna maka
yang sama hal yang diindera, hal yang mengindera, bemohonlah kepada Nya dengan menyebut asma-ul
hal tersebut yang diindera. Ini adalah karena satu dari husna itu) (QS 7;180).
istilah hubungan (antara yang mengindera dan yang
diindera), sejauh bahwa ia adalah bagian dari Ketahuilah bahwa alam Nama – Nama Tuhan adalah
hubungan, tidak dapat dipisahkan dari pasangannya suatu alam yang teramat sangat luas rentangannya,
dalam wujud – wujudnya, pada derajat (intensitas) mengandung semua Realitas-Realitas hakiki dalam
manapun wujud itu. Dan aturan yang sama berlaku bentuk mereka yang primordial dan paling terperinci.
juga untuk status bentuk dalam imaginasi atau Ini adalah Kunci – Kunci Kegaiban dan dasar
inteleksi terhadap keidentikannya dengan apa yang pengetahuan Nya atas semua yang ada, sebagaimana
mengimaginasikannya atau yang menginteleksinya. Firman Nya – Maha Mulia Ia – Wa ‘indahuu
mafaatihu al-ghoibi laa ya’lamuhaa illaa huwa …
Satu dari filsof terdahulu (yakni, Porphyry), dalam (Dan pada sisi Nya – lah kunci-kunci semua yang
berbicara tentang “unifikasi intelligible dan yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia
menginteleksi,” mungkin hendak menyampaikan sendiri) (QS 6;59)
(kebenaran) yang sama dengan yang telah kami
konfirmasi itu. Siapa pun yang mengkritik Karena tidak ada apa pun yang tidak ditemukan di
pendekatannya dan menyerangnya tentang unifikasi antara Nama – Nama Nya – Maha Mulia Ia ! Hakikat –
intelligible dan yang menginteleknya ini – dan ini hakikat individual mereka ada melalui Wujud Hakikat
termasuk banyak dari filsof mutakhir – tidak Nya, dalam suatu cara yang lebih mulia dan tinggi
memasuki inti pendekatannya dan gagal untuk (daripada kuiditas – kuiditas hal – hal yang
memahaminya secara benar. Karena mereka tidak kontingen). Dan Mereka niscaya melalui keniscayaan
sampai pada sumbernya, bukti yang tergantung pada Hakikat Nya, persis seperti kuiditas hal yang kontingen

Page 6 of 38
ada melalui wujud hal yang kontingen itu dan dibuat sama sekali – apakah itu kelangitan atau unsuriah,
untuk ada secara aksidental, melalui pemberian wujud sederhana atau tersusun, substansi atau aksiden –
(oleh Tuhan)- kecuali bahwa (Wujud) yang Wajib tapi bahwa ketiadaannya mendahului wujudnya dalam
secara Hakiki tidak mempunyai kuiditas, karena Ia waktu, dan wujudnya dengan cara yang sama
adalah Realitas Murni Wujud, tidak tercampur dengan mendahului ketiadaannya dalam waktu. Secara umum,
derajat (kekurangan) apa pun sehubungan dengan setiap tubuh dan setiap hal yang jasadi yang wujudnya
bahwa Ia mungkin tidak (secara penuh) ada. dengan suatu cara terhubung dengan materi
diperbaharui secara tetap dalam kedirian dan tidak
(Pengetahuan tentang Nama – Nama) ini merupakan permanen dalam wujudnya dan individualitasnya.
bagian dari kebijakan yang ditolak olehi semua kecuali
mereka yang mulia dan patut menerima secara khusus (Ada) sebuah bukti dari hal ini yang muncul kepada
pencapaiannya, yang sempurna di antara ahli intuisi kita dari Tuhan melalui perenungan pada beberapa
ruhani dan ahli pengetahuan batin yang benar. Nama ayat – ayat dari KitabNya yang mulia, sebagaimana
– Nama ini bukanlah alam – alam dan pernyataan – Firman Nya: “Bal hum fii labsin min kholqin jadiid
pernyataan yang dapat didengar (‘Tuhan,” “ar- (Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu
Rahman,” dan lain-lain). Namun, pernyataan yang tentang penciptaan yang baru.) (QS 50;15); dan
dapat didengar ini adalah nama –nama dari Nama – Firman Nya:… wa maa nahnu bi masbuuqiin, ‘alaa
Nama ini. an nubaddila amtsaalakum wa nunsyi`akum fii
maa laa ta’lamuun (dan Kami sekali-kali, tidak dapat
Mereka yang memperdulikan pengetahuan ini dikalahkan, untuk menggantikan kamu dengan orang-
menverifikasi dan mencatat berbagai hal tentang ini, orang yang seperti kamu dan menciptakan kamu kelak
mengikuti urutan filosofis dengan cara filsafat “offisial” dalam keadaan yang tidak kamu ketahui) (QS 56;60-
(yakni, “Peripatetis”), menurut prinsip – prinsip, 61); dan Firman Nya: Wa taro al-jibaala
subyek – subyek, pembagian – pembagian yang tahsabuhaa jaamidatan wa hiya tamurru marro
mendasar dan tambahan, topik-topik dan akhir-akhir as-sahaab (Dan kamu lihat gunug – guung itu, kamu
(partikular). Untuk Nama-Nama Yang Sangat Indah sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan
dapat dibagi substansi – substansi dan aksiden – sebagaimana jalannya awan) (QS 27;88). Ayat-ayat
aksiden, dan aksiden – aksiden ke dalam sembilan ini dan yang lain menyinggung tentang pembaharuan
kategori kuantitas, kualitas, tempat, posisi, waktu, dan hilangnya alam (material) ini tanpa henti dan
hubungan, keadaan, aksi dan afeksi. menunjukkan keperalihannya dan keterbatasannya,
sebagaimana Firman Nya: Kullu man ‘alaiha faan,
wa yabqoo wajhu robbika dzu al-jalaali wa al-
Tetapi keseluruhan (Nama – Nama) elemen – elemen ikram (Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan
sederhana Intelek, ada melalui Satu Wujud (Wajib) tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai
yang Secara Hakiki Niscaya. (Kejamakan dalam kebesaran dan kemuliaan) (QS 55;26-27); dan Firman
Ketunggalan) ini di antara hal-hal mengagumkan yang Nya:.. wa as-samaawaatu mathwiyyaatun bi
menakjubkan dari rahasia- rahasia Kemegahan Tuhan. yamiinihi… (dan langit digulung dengan tangan
kanan-Nya) (QS 39;67); dan Firman Nya: In yasya`
yudzhibkum wa ya`ti bi kholqin jadiid (Jika Dia
Prinsip 12 menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan
Mengenai cara “Aktivitas” Tuhan sehubungan mengganti (mu) dengan makhluk yang baru) (QS
dengan alam 14;19); dan Firman Nya: Inna nahnu naritsu al-
ardho wa man ‘alaihaa wa ilainaa yurja’uun
Aktifitas tiap agen adalah alami, dengan paksaan, (Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua
dengan penaklukan, dengan niat, dengan persetujuan orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada
langsung, penyusunan profidensial, atau dengan Kamilah mereka dikembalikan) (QS 19;40).
manifestasi diri. Semua kecuali ketiga yang pertama
benar – benar dilakukan dengan tidak sengaja.. Untuk Bukti ini diambil dari penegakan perbaharuan terus –
kasus “penaklukan,” ia bisa sengaja bisa pula tidak menerus “Alam”, yang merupakan sebuah bentuk
sengaja. substansial yang meliputi setiap tubuh dan
merupakan prinsip langsung gerak dan diamnya. Tidak
Sekarang Pembuat alam berbuat secara alami, terdapat tubuh yang tidak mempunyai (Alam) formal
menurut (ateis) yang percaya atas Alam yang kekal substansial yang meliputi keseluruhan dari bagian –
dan (murni otonom); dengan niat dengan suatu motif, bagiannya. Ini adalah prinsip langsung kecenderungan
menurut beberapa teolog (Mu’tazilah); dengan niat (alami setiap tubuh) (menuju sebuah gerak khusus),
tanpa motif apa pun (yang terpisah), menurut apakah itu dalam potensi atau dalam aktualitas,
sebagian besar teolog (Asy’ariyyah); dengan melingkar atau lurus, dan (jika lurus), menuju atau
persetujuan langsung, menurut (filsof) Iluminasionis; menjauh dari pusat (bumi). Ini selalu berubah dan
penyusunan profidensial, menurut (filsof) Peripatetis; bertransformasi dan mengalir (ke dalam bentuk –
dan dengan manifestasi-Diri, menurut para Sufi. Wa bentuk khusus) sesuai dengan substansi dari hakikat
likulli wijhatun huwa muwalliihaa fastabiqu al- Nya. Gerak hakiki wujud Nya (dengan memberikan
khoiroot (Dan bagi tiap – tiap umat ada kiblatnya wujud pada semua substansi) adalah Sumber semua
(sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka gerak dalam aksiden – aksiden tempat dan posisi, dan
berlomba-lombalah kamu (dalam membuat) seluruh perubahan dalam aksiden - aksiden kuantitas
kebaikan). (QS 2;148) dan kualitas.

Prinsip 13 Adalah melalui (gerak atau transubstansiasi universal


Mengenai originasi (kontinyu) alam wujud) ini Yang Kekal dihubungkan dengan yang
bermula dalam waktu – tidak melalui gerak – gerak
Seluruh alam bermula dalam waktu, karena semua aksidental lain (seperti rotasi bola – bola langit,
yang di dalamnya dimulai dalam wujudnya dengan sebagaimana yang terdapat dalam teori – teori
ketiadaan dalam waktu. Dan semua di dalamnya kosmologi yang umum). Karena kedirian Alam ini
secara tetap diperbaharui (dalam wujudnya), dalam adalah sedemikian sehingga Ia diperbaharui dan hilang
artian bahwa tidak terdapat kedirian atau individual tanpa henti, bermula dan berakhir. Tidak terdapat

Page 7 of 38
sebab (selain Tuhan) untuk kebermulaan dan tidak dalam wujud aktual partikular), tidaklah kekal
pembaharuan terus menerusnya, karena apa yang tidak juga bermula. Namun, kebermulaannya
hakiki dalam sesuatu tidaklah disebabkan oleh apa pun mengkuti kebermulaan hal – hal individual, dan
namun hakikatnya sendiri. Dan Pembuat, ketika Ia kekekalannya juga mengikut dari kekekalan mereka.
membuat (hakikat Alam) membuat hakikatNya Karena diambil secara sederhana dengan dirinya
diperbaharui terus menerus. Pembaharuan terus sendiri, ia bukan suatu partikular individual yang
menerus ini tidak dibuat atau diakibatkan atau secara aktual mempunyai wujud. Maka dengan dirinya
dipengaruhi oleh apa pun (selain Tuhan). sendiri kuiditas tidak mempunyai keberadaan
walaupun jika seluruh hal – hal khususnya seharusnya
Ini persis seperti apa yang dikatakan oleh para filsof mengada. Sesungguhnya, kuiditas tidak mempunyai
mengenai waktu, ketika mereka mengatakan bahwa keberadaan, apakah secara esensial ataupun secara
kediriannya adalah secara hakiki sedemikian hingga itu aksidental, kecuali (sebagai Bentuk noetik) dalam
terus menerus diperbaharui, lewat, dan mengalir. Pengetahuan Tuhan _- Semoga Ia dimuliakan!
Kecuali bahwa kita mengatakan bahwa waktu (, waktu
tidak memiliki relitas independen,) adalah ukuran Sekarang untuk kasus jiwa-jiwa qua jiwa-jiwa (yakni,
pembaharuan dan transformasi terus menerus ini. sejauh mereka terhubung dengan tubuh-tubuh, tidak
dalam aspek imaterial noetiknya yang murni), mereka
Arti “gerak” (dalam artian yang nyata dan primer) juga secara tetap bertransformasi dan bermula. Atau,
adalah pembaharuan terus menerus keadaan (wujud) keadaan mereka sama dengan segala hal yang
suatu benda ini. Munculnya sesuatu dan perjalanan dimasukkan secara alami dalam materi, karena cara
berangsur-angsur dari potensialitas ke aktualitas wujud mereka adalah satu dari hubungan (dengan
(yang biasanya disebut “gerak”) adalah hanya ide sebuah tubuh), dan wujud itu yang ada dalam
abstrak turunan yang relatif dalam fikiran. Karena hubungan (dengan tubuh) bertransformasi seiring
gerak (dalam artian nya yang primer) secara tepatnya dengan transformasi tubuh-tubuh yang terhubung
adalah pembaharuan terus menerus (wujud atau dengannya. Maka jiwa – sepanjang ia (hanya
substansi tiap sesuatu). Kemunculan (sesuatu dari merupakan) jiwa – bersatu dengan tubuh dalam
potensi ke aktualitas) seperti yang disebutkan di atas sisinya yang lebih rendah dan sisinya yang kurang
bukanlah gerak (substansial, yang sebenarnya) itu signifikan, yang tidak lain adalah dari Alam (material)
yang melaluinya (setiap wujud) terus menerus nya. Namun ia juga secara potensial memiliki aspek
diperbaharui dan (dengan cara demikian) muncul dari intelektif dan sisi yang lebih mulia yang, jika ia muncul
potensi ke aktualitas. dari potensialitas menjadi aktualitas, dapat menjadi
Intelek murni, yang adalah Bentuk dari spesiesnya.
Beda antara kedua (makna “gerak”) ini seperti beda
antara “wujud” dalam artian (konsep) turunan yang Dan untuk kasus (Intelek) yang secara mutlak
abstrak yang merupakan satu dari inttelligible (kedua) terpisah dan Bentuk-Bentuk imaterial, kita mesti
dalam fikiran, dengan “wujud” dalam artian suatu mengatakan sesuatu yang berbeda (dari teori-teori
realitas yang melaluinya sesuatu secara aktual filsof yang umum)- (yaitu), apa yang dirasakan oleh
menjadi ada dan dijaga dari ketiadaan. (Secara total), pengetahuan batin “unitarian-unitarian” yang benar
bahwa melaluinya sesuatu muncul dari potensi yang menyingkapkan (realitas batin dan Katunggalan
menjadi aktualitas adalah selalu individual konkret transenden Wujud). Ini adalah bahwa (Bentuk-Bentuk
yang membuat perjalanan ini, dalam kategori (gerak) intelligible) ini tidak mempunyai wujud dalam diri-diri
apa pun (yang mungkin). Tepat seperti gerak mungkin mereka sendiri dan bahwa hakikat – hakikat mereka
dalam kualitas atau satu dari (kategori-kategori) tenggelam dan lenyap dalam lautan Unisitas (Hakikat
aksiden yang lain, demikian pula seperti itu ia dapat atau Wujud ilahi). Mereka adalah Bentuk-Bentuk dari
merupakan (gerakan dalam) substansi material dan apa yang di dalam Pengetahuan Tuhan – Maha Mulia
substansi formalnya, juga seperti itu ia Ia! – dan hijab-hijab Ketuhanan dan pavilyun-pavilyun
bertransformasi secara berangsur-angsur dalam Keagungan Nya. “Sekiranya tidak karena hijab-hijab
kediriannya – tidak dalam kuiditasnya – dengan terang ini, keindahan WajahNya akan menghanguskan
pembaharuan wujudnya terus – menerus. segala sesuatu yang ada di langit dan bumi,”…. Dia-
Yang Maha Mulia-memiliki Cara-Cara ilahi dan Derajat-
Bukti bahwa “Alam” kejasmanian ini merupakan suatu Derajat cahaya yang tidak bersama hal – hal partikular
substansi yang wujudnya (terus menerus) mengalir, alam (material ini) dan tidak termasuk dalam apa
diperbaharui terus menerus dalam yang “selain Tuhan” – Maha Mulia Ia- karena mereka
kesangathakikatannya dan kesangatdiriannya, adalah Bentuk – Bentuk dalam Ketetapan ilahi dan
disebutkan dengan cara yang terperinci dan elaboratif dalam alam Kerajaan ilahi. Bentuk – Bentuk ini adalah
dalam (buku kami) al-Asfaar al-Arba’ah dan dalam malaikat-malaikat yang ekstatis yang tidak pernah
sebuah risalah yang terpisah. Di sana kami telah memandang hakikat diri mereka sendiri, terlupa pada
menuliskan kesepakatan filsof-filsof yang paling hakikat mereka sendiri dalam keterserapan mereka
terdahulu mengenai sifat sementara dan hilangnya dalam Tuhan, dan yang identitas mereka sendiri larut
dunia dan pembaharuan terus menerus segala sesuatu dalam keadaan mereka sebagai cahaya-cahaya
(yang tersusun) atas materi dan bentuk, dan bahwa intelektif dan kegemilangan Cahaya Pertama, ada
tiap individual tubuh natural- baik yang kelangitan melalui Keberadaan Nya, tidak melalui Perbuatan Nya
ataupun (keempat) elemen sublunarnya - bermula yakni memberikan keberadaan (pada wujud-wujud
dalam waktu. yang mungkin).

Untuk “universal alamiah,” kami mempertahankan Risalah ini tidak dapat mengandung penjelasan
bahwa itu tidak ada secara aktual dengan (penuh) topik yang sulit dan mulia ini. Keinginan kita
kesangathakikatannya, yang merupakan pandangan di sisni adalah untuk mengindikasikan originasi (terus-
filsof-filsof yang terkenal, namun itu ada secara menerus) tubuh – tubuh dan bentuk – bentuk dan
aksidental –(suatu posisi) yang bertentangan dengan kekuatan – kekuatan mereka. Dalam hal Intelek, kita
kebanyakan teolog (yang menolak eksistensinya sama tidak menegaskan wujud Nya (sebagai sesuatu selain
sekali). Untuk universal natural ini, yang dengannya Tuhan – dan karena itu bermula)- dan para teolog
Saya maksudkan kuiditas (yang dipertimbangkan) menolaknya. Jadi tidak ada keperluan kita untuk
tanpa syarat apa pun (tentang apakah ia ada atau

Page 8 of 38
membicarakan cara kebermulaan Nya (sebagaimana menirukan dan menyerupai Bentuk intelligible (dari
yang dilakukan banyak filsof sebelumnya). arketipnya) dan terhubung kepada Nya sebagaimana
sinar – sinar terhubung pada (sumber) cahaya. Alam
(jasadiah) bola ini juga terhubung dengan jiwa
Prinsip 14 imaginatif nya dengan suatu cara seperti hubungan
Mengenai hubungan jiwa dan tubuh antara sebuah bayangan dan benda yang
membayanginya.
Agen segera yang langsung menyebabkan gerak (atau
perubahan), dalam seluruh jenis gerak adalah Namun baik alam bola ini maupun jiwa binatangnya,
bukanlah selain Alam. Alam adalah prinsip esensial dengan kekuatan (imaginatif yang tebatas) untuk
tiap gerak, apakah itu dikerjakan oleh jiwa, seperti mengetahui yang mereka miliki, adalah lenyap dan
dalam gerak sengaja; atau ketika itu dibatasi oleh sirna (tanpa ada hentinya) dengan pembaharuan dan
sebuah gaya (luar), seperti gerak oleh pembatas aliran terus menerus (wujud mereka). Apa yang terus
ketika sebuah batu dilontarkan ke atas; atau dalam ada dari bola ini dengan Tuhan adalah sebuah “Kata”
beberapa bentuk lain, seperti sebagai contoh dalam (yakni, logos atau Bentuk intelligible) yang kekal ada
apa yang disebut gerak “alami”. Karena (seluruh) dalam Pengetahuan Nya, sebagaimana Firman Nya:
gerak adalah seperti seseorang yang ruhnya adalah Maa ‘indakum yanfadu wa maa ‘indalloohi baaq
Alam. ….. (Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang aa
di sisi Allah adalah kekal. …) (QS 16;96).
Sekarang Bahmanyaar memunculkan sebuah
musykilah; mengikuti gurunya (Ibnu Sina), tentang
gerak – gerak yang disebabkan oleh jiwa: bagaimana Prinsip 16
itu (ia bertanya) bahwa dalam hal ini Alam (yang Mengenai kemungkinan (kontingensi) kosmos
sama) berubah sehingga untuk menjadi anggota – fisik
angota tubuh melawan keinginan – keinginan
(alaminya) dengan suatu cara sehingga tidak ada Sekarang karena Anda mengetahui bahwa setiap bola
tegangan, meskipun tarikan – tarikan menentang mempunyai penggerak (jasadiah) yang bisa sirna
keinginan –keinginan jiwa dan keinginan (alami) (yakni, jiwa binatangnya) dan sebuah penggerak
tubuh? Masalahnya hanya dapat dipecahkan dengan imaterial yang terpisah (yakni, Bentuk intelligible)
(mengenal) bahwa alam yang ditaklukan jiwa dalam yang merupakan tujuan dari geraknya, dan bahwa
ketaatan bebas, dan alam yang merupakan satu dari agen segera yang langsung menyebabkan gerak langit
kekuatan – kekuatan jiwa itu sendiri yang adalah sesuatu yang secara hakiki mengalir dan
dipekerjakannya dan yang melalui perantaraan diperbaharui terus-menerus dalam kediriannya-
kekuatan – kekuatan itu jiwa melaksanakan aksi – aksi seharusnya terbukti pada Anda bahwa alam ini adalah
tubuh yang berbeda, adalah sesuatu yang berbeda dunia kepunahan, peralihan, dan kematian, sedangkan
dari alam yang ada dalam unsur – unsur (material) alam lain adalah dunia kestabilan, dan bahwa dunia ini
dan anggota - anggota tubuh yang terpisah. dan segala yang di dalamnya adalah tergantung pada
Sesungguhnya, (alam yang sesuai dengan jiwa) ini dunia yang lain tersebut.
adalah sebuah derajat tertentu dari tahap – tahap
jiwa, sedangkan (alam) yang tetap ada dalam tubuh (Maka terbukti) bahwa.. wa as-samaawaatu
setelah hubungannya dengan jiwa dipotong adalah mathwiyyaatun bi yamiinihi… (dan langit digulung
sesuatu yang lain dari yang telah kita sebutkan. dengan tangan kanan-Nya) (QS 39;67), dan Wa idza
Kepenatan, tegangan, sakit, kerusakan (tubuh), dan al-kawaakibuntatsarot (dan apabila bintang –
yang seperti itu hanya muncul karena resistansi alam bintang jatuh berserakan) (QS 82;2), gerak-gerak
(tubuh) kedua ini untuk menaati jiwa, bukan kepada mereka akan berhenti, dan cahaya – cahaya mereka
alam yang sesuai dengan jiwa itu sendiri. akan padam. Karena ketika Kebangkitan tiba,
matahari akan digulung dan bintang-bintang akan
Jiwa, oleh karena itu, mempunyai dua alam berjatuhan (QS81;1-2), dan bola – bola akan
sehubungan dengannya, yang satu muncul dari menghentikan perputarannya dan planet – planet akan
hakikatnya sendiri, dan yang kedua adalah milik unsur menahan gerak – geraknya. Ini adalah yang benar –
– unsur tubuh. Yang pertama digunakannya dengan benar akan terjadi,.. laa roiba fiihaa… (tidak ada
ketaatan bebasnya, dan yang kedua melawan suatu keraguan padanya) (QS 22;7). Tapi Yas`aluunaka
resistansi tertentu. ‘ani as-saa’ati ayyaana mursaahaa. Qul innamaa
‘ilmuhaa ‘inda robbii… (Mereka menanyakan
kepadamu tentang kiamat : “Bilakah terjadinya”.
Prinsip 15 Katakanlah:”Sesungguhnya pengetahuan tentang
Mengenai kesatuan tubuh dan jiwa dalam bola – kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku) (QS 7;187)-
bola langit Semoga Ia dimuliakan.

Berdasar (pengenalan bahwa “alam” adalah juga satu


dari kekuatan – kekuatan jiwa), nampak bahwa Filsof
Pertama (Aristoteles) benar dalam mengatakan bahwa
gerak bola (langit) adalah alami dan jiwanya secara
alami dimasukkan di dalamya. Karena telah
dinyatakan bagi kita melalui bukti yang terang bahwa
hakikat bola ini, alamnya, dan jiwa kebinatangan
(imaginatif) nya adalah satu hal dalam wujud dan
individualitasnya, berbeda hanya sesuai dengan tiga
keadaan (wujud) yang berbeda (sesuai dengan
fungsinya).

Bola ini sendiri tidak mempunyai jiwa (imaterial dan


intelektif murni) yang terpisah. Namun, bola ini
memiliki jiwa kebinatangan, imaginatif yang

Page 9 of 38
Ma’rifah al-Ma’ad; bentuk dari sembilan rasa primer dan gabungannya.
Makrifat Kebangkitan Kemudian kekuatan penciuman, yang mencerap
bentuk-bentuk bebauan; ini adalah lebih lembut dari
Prinsip - 1a; dua kekuatan yang pertama.
Mengenai Perlunya Iluminasi
Tapi yang terlembut dan paling utama dari seluruh
Ketahuilah bahwa pengetahuan batin tentang jiwa lima indera adalah kekuatan pendengaran dan
adalah dari salah satu pengetahuan yang teramat penglihatan. Dan kekuatan penglihatan, dalam
sulit. Hasil yang dicapai oleh para filsuf dengan hubungannya dengan benda-benda yang dilihat adalah
segenap kekuatan fikiran mereka di sini (tidak sesuatu yang lebih bisa dianggap aktif daripada
termasuk didalamnya jadaliyuun) telah benar-benar reseptif, sedangkan relasi dari pendengaran kepada
terlalaikan, walaupun mereka meneliti masalah ini benda yang didengar relatif berlawanan dengan itu.
teramat lama. Karena ilmu ini hanya dapat diperoleh
melalui iluminasi dari Misykat Kenabian dan melalui Apa yang dipersepsi oleh lima indera, sebagaimana
mengikuti cahaya Wahyu dan kenaban dan pelita yang telah kita tunjukkan dalam hal perabaan, adalah
Kitab dan Hadits yang telah turun bagi kita di dalam bayang-bayang tersembunyi yang berpendar yang
Jalan Para Imam, pemimpin petunjuk dan kesucian, berada dalam dunia lain; mereka bukanlah sifat-sifat
dari asal muasal mereka yakni Penutup Para Nabi – (benda-benda material) yang biasanya disebut
Moga keberkahan terbesar dan doa-doa dari mereka “sensibles” itu, kecuali dalam suatu cara yang
yang berdoa atas ia dan atas Nabi-Nabi dan Rasul- aksidental (a’rodhiy). Karena (secara hakiki) apa yang
Rasul yang lain. dipersepsi oleh lima indera ini termasuk dalam
kelompok kualitas khusus pada jiwa.

Prinsip - 2a; Sesungguhnya, jika engkau ingin mengetahui yang


Mengenai Derajat-Derajat Jiwa benar, kekuatan-kekuatan ini tidak ada dalam organ-
organ (tubuh), tapi bahkan organ-organ tersebut yang
Jiwa manusia mempunyai beberapa derajat dan ada melalui kekuatan-kekuatan ini. Karena buktinya
maqam, dari awal pembangkitannya hingga akhir demikian jelas bahwa ketika sesuatu inheren dalam
tujuannya; dan ia memiliki keadaan-keadaan esensial sesuatu yang lain (seperti indera-indera dalam organ-
dan modus-modus keberadaan tertentu. Pertama, organ tubuh), sedemikian hingga keberadaan hal yang
dalam keadaan keterhubungan (dengan tubuh) jiwa pertama dalam dirinya sendiri (yakni indera-indera
merupakan substansi korporeal (baca pula; material). dalam indera-indera itu sendiri) sama dengan
Kemudian jiwa menjadi lebih dan lebih intens secara keberadaannya di dalam sesuatu yang ia inheren di
bergradasi dan berkembang melalui tahap-tahap yang dalamnya (yakni indera-indera di dalam organ-organ
berbeda dari aturan alaminya hingga ia hidup dengan tubuh), maka mustahil bagi keberadaannya sendiri
dirinya sendiri dan bergerak dari dunia ini ke dunia ada di satu alam dan keberadaan dari sesuatu yang ia
lain, dan hingga kembali kepada Tuhannya (89;27). inheren di dalamnya ada di suatu alam yang lain. Oleh
karena itu (dalam hal ini) hal yang inheren dan
Jadi jiwa bermula dalam suatu (keadaan) korporeal, sesuatu yang didalamnya hal tersebut inheren ada di
tapi menetap dalam (keadaan) spiritual. Hal pertama satu alam, sehingga yang mempersepsi dan yang
yang dibangkitkan dalam keadaannya (yang dipersepsi adalah dari satu modus keberadaan. Jadi,
terhubung dengan tubuh) adalah kekuatan korporeal; sebagai contoh, panas yang dirasakan in essence
kemudian bentuk alami; kemudian jiwa yang (secara hakiki) adalah bukan yang ditemukan –
mempunyai kemampuan mengindera dengan derajat- sebagai contoh, api – dalam benda yang terletak dekat
derajatnya; kemudianjiwa yang kogitatif dan dengan organ (yang menyentuh), tidak juga apa yang
rekolektif; dan kemudian jiwa yang rasional. di dalam yang organ yang dipanaskan dan yang
Kemudian, setelah intelek praktis, jiwa memperoleh disebut organ yang “menyentuh”. Namun api yang
intelek teoritis sesuai dengan bermacam-macam dirasakan secara hakiki ada dalam bentuk lain,
derajatnya, dari tingkatan intelek dalam potensi tersembunyi dari dunia ini, muncul dalam keadaan itu
hingga intelek dalam aktualitas dan Intelek Aktif – yang sesuai dengan jiwa, yang mencerapnya melalui
yang sama dengan “Ruh” dalam Perintah Tuhan yang kekuatan perabanya.
dinisbatkan pada Tuhan dalam FirmanNya;
Katakanlah; “ Ruh (itu) dari Perintah Tuhan” (17;85). Hal yang sama juga benar untuk hal-hal lain yang
Derajat terakhir ini muncul hanya pada sejumlah amat diindera, dan apa yang terletak di atas mereka. Di
kecil manusia. Lebih lanjutnya, (hanya dengan) usaha dalam hal ini terdapat sebuah rahasia.
dan ihtiar manusia tidak cukup untuk memperolehnya,
karena suatu tarikan ilahiah diperlukan untuk
pencapaiannya, sebagaimana yang disebutkan dalam Prinsip - 4a;
sebuah Hadits : “Sebuah tarikan dari Tuhan Mengenai Indera Batin Jiwa
melampaui seluruh usaha manusia dan jin.”
Jiwa dalam hakikatnya mempunyai pendengaran,
penglihatan, penciuman, perasa dan peraba yang lain
Prinsip - 3a; dari apa-apa yang biasanya diungkap. (Indera-indera
Mengenai Hakikat Indera eksternal) Ini mungkin menjadi tak beroperasi dalam
kondisi sakit,tidur, tidak sadar, sakit kronis, atau mati,
Dalam sebuah wujud kebinatangan, kekuatan jiwa namun indera-indera (batin) tidak menghentikan
pertama yang berkembang dari aroma dunia Ghaib aktifitasnya.
dan wewangian Kerajaan (Tuhan) adalah kekuatan
peraba. Kekuatan ini dimiliki seluruh binatang dan Indera-indera eksternal adalah hijab-hijab dan
berpindah melalui organ-organ melalui {syaraf- penutup-penutup yang menutupi (kekuatan-kekuatan
syaraf/ruh yang beruap}, dan bentuk-bentuk yang batin yang dimiliki jiwa) ini, yang merupakan akar
dicerapnya merupakan bentuk-bentuk awal dari empat (persepsi-persepsi eksternal) yang berlalu itu. Di
sifat primer dan yang mirip dengannya. Setelah itu dalam ini, juga, terdapat sebuah rahasia.
adalah kekuatan perasa, untuk mencerap bentuk-

Page 10 of 38
alam wujud-wujud dan gerakan-gerakan fisik dan
Prinsip - 5a; transformasi-transformasi benda-benda material. Kami
Mengenai Hakikat Alami Penglihatan menjelaskan bukti-bukti yang terang tentang masalah
ini dalam (buku kami) al-Asfaar al-Arba’ah (Empat
Penglihatan tidak muncul melalui pemancaran cahaya Perjalanan). Tapi kekuatan ini tidak terpisah (secara
visual dari mata, sebagaimana yang diyakini para ahli total) dari wujud yang dihasilkan, karena dalam hal ini
matematika. Tidak pula penglihatan disebabkan oleh ia mesti merupakan Intelek (murni) dan obyek
kesan dari bayangan-bayangan dari benda tampak inteleksi.
pada membran kristalin mata, sebagaimana yang
diyakini para filosof alami. Kedua pandangan ini tidak Namun, wujudnya berada di alam lain, yang
dapat dipertahankan, karena banyak alasan yang telah berhubungan dengan alam (fisik) ini, di dalamnya
banyak disebutkan di buku-buku (saintifik) yang lain. alam ini mengandung langit-langit, elemen-elemen,
berbagai spesies tanaman dan hewan, dan seterusnya-
Sepertinya mustahil bahwa penglihatan seharusnya hanya dikalikan beberapa kali lipat dari (benda-benda
muncul melalui penyaksian langsung jiwa pada suatu dari) alam ini. Namun segala sesuatu yang dipersepsi
bentuk yang eksternal terhadap mata dan berada pada dan dilihat langsung oleh manusia dengan fakultas
suatu benda material, dan inilah yang diyakini oleh imaginalnya dan indera batinnya sama sekali tidak
para filosof Iluminasionis dan telah di-approve oleh inheren dalam tubuh (fisik) otak atau dalam beberapa
sekelompok pemikir lain yang lebih mutaakhir seperti kekuatan yang inheren dalam daerah itu
Alfarabi dan Suhrawardi. Kita telah menyebutkan (sebagaimana dipertahankan oleh Ibnu Sina dan
alasan-alasan kesalahan teori ini dalam komentar kita fisiologi Galenik); tidak pula ia terletak pada tubuh-
pada Hikmat al-Isyraaq (karya Suhrawardi, baca pula; tubuh langit atau dalam suatu alam yang terpisah dari
Hikmah Iluminasi). Diantara keberatan saya adalah jiwa, sebagaimana yang diyakini oleh beberapa
bahwa apa yang ada di dalam obyek material pengikut (filosof) Iluminasionis. Namun, segala
eksternal (atau obyek-obyek, fisik) bukanlah jenis sesuatu yang dipersepsi dan dilihat langsung oleh
benda yang dapat dihubungkan secara hakiki dengan manusia dengan fakultas imaginalnya dan indera
persepsi, tidak pula ia dapat hadir secara langsung batinnya ada dalam jiwa- tidak seperti sesuatu inheren
dalam persepsi dan mempunyai keberadaan dalam dalam sesuatu yang lain namun seperti suatu aksi
kesadaran. Keberatan yang lain adalah bahwa (perbuatau) (meng)-ada melalui agennya.
hubungan ini (yang mereka tempatkan di antara
perbuatan melihat dan sebuah bentuk material yang Sekarang bentuk-bentuk yang hadir di alam jiwa
ada di alam eksternal) tidak mungkin, karena mugkin berbeda dalam ketermanifestasikan dan
hubungan antara pada sesuatu yang tidak mempunyai ketersembunyiannya, dalam intensitas dan
posisi (yakni, perbuatan melihat dari jiwa) dengan kelemahan. Semakin kuat dan semakin substansial
sesuatu yang mempunyai dimensi-dimensi material kekuatan jiwa imajinal ini - (yakni dikatakan bahwa),
(yakni, “obyek” penglihatan, dalam teori mereka) semakin kuat ia kembali kepada esensinya sendiri dan
adalah mustahil kecuali dengan sesuatu yang semakin sedikit ia diduduki dengan kebingungan-
mempunyai posisi. Maka walaupun jika seseorang kekacauan tubuh ini dan penggunaan kekuatan-
harus menganggap kebenaran (dari teori mereka kekuatan gerakan tubuh – semakin termanifestasikan
tentang penglihatan) melewati suatu perantara (antara bentuk-bentuk ini akan muncul dalam jiwa dan
jiwa dan obyek material penglihatan), relasinya wujudnya akan semakin kuat. Karena ketika bentuk-
bukanlah menjadi suatu pengetahuan iluminatif, bentuk ini telah menjadi diperkuat dan intensitasnya
namun menjadi suatu pengetahuan yang material dan ditambah, tidak ada proporsi antara mereka dan hal-
spasial, karena seluruh aktifitas kekuatan material dan hal yang terdapat di alam (fisik) ini sejauh intensitas
segala sesuatu yang mereka alami harus berada di wujud mereka, aktualisasinya dan kepastian efek.
suatu lokasi spasial.. Tidak benar, sebagaimana diduga secara kasar, bahwa
bentuk-bentuk ini adalah bayangan-bayangan khayali
Tetapi, yang benar tentang penglihatan – tanpa efek-efek regular dari wujud yang nyata,
sebagaimana Tuhan telah menunjukkan pada kami sebagaimana dalam kasus bayak mimpi-mimpi.
dengan inspirasi- adalah setelah pemenuhan kondisi- Karena dalam tidur, juga, jiwa biasanya dikuasai oleh
kondisi tertentu, dengan ijin Tuhan, muncul dari jiwa tubuh.
bentuk-bentuk yang bergelantungan (dari arketip
noetik-nya), yang mengada melewati jiwa, hadir di Manifestasi lengkap bentuk-bentuk ini dan
dalam jiwa, dan muncul di dunia jiwa – tidak dalam kesempurnaan kekuatan wujud mereka muncul hanya
dunia material ini. Biasanya, orang tidak setelah mati. (Adalah benar bahwa) sampai suatu
memprdulikan ini dan menganggap bahwa persepsi derajat tertentu bahwa dibandingkan dengan bentuk-
dihubungkan dengan bentuk-bentuk yang tenggelam bentuk yang akan dilihat manusia setelah mati,
dalam benda-benda material. Tapi yang kita capai bentuk-bentuk yang dilihatnya dalam dunia ini
dalam keadaan penglihatan mungkin paling cocok bagaikan mimpi.Inilah kenapa Amirul Mu`minin (Imam
disebut sebagai suatu “relasi iluminatif”, karena kedua ‘Ali (‘a.s.)) bersabda: “ Manusia itu tidur, apabila mati,
hal yang ada dalam relasi itu (yakni, jiwa dan bentuk mereka terbangun.” Maka yang gaib menjadi terlihat
yang dipersepsi) ada melalui suatu wujud yang langsung, dan pengetahuan menjadi penglihatan
memancar dalam hakikatnya. Sesungguhnya, Anda langsung. Di dalam ini adalah rahasia dari “Al-Ma’ad”
telah mempelajari bahwa bentuk-bentuk dalam dan kebangkitan tubuh.
persepsi semua terdapat dalam suatu dunia yang lain.
Sesungguhnya dalam ini, benar-benar terdapat
peringatan bagi kaum yang menyembah (Tuhannya) Prinsip - 7a;
(21;106) Mengenai Hubungan Jiwa Terhadap Tubuh

Prinsip - 6a; “Kejiwaan dari jiwa” bukanlah merupakan suatu


Mengenai Kesubstansialan Alam Jiwa hubungan yang muncul secara aksidental terhadap
wujudnya, sebagaimana umumnya klaim para filosof
Dalam manusia, daya imajinal merupakan suatu dalam memiripkan hubungannya kepada tubuh seperti
substansi yang mentransenden dari alam ini, yakni, halnya seorang penguasa atas kota yang dikuasainya

Page 11 of 38
atau seorang kapten atas kapalnya. Tidak, kejiwaan membentuk bentuk kami yang tercipta dari Tanah Liat
dari jiwa bukanlah sesuatu melainkan modus yang tersembunyi di bawah ‘Arsyi Tuhan, dan
keberadaanya- tidak seperti hubungan dari penguasa, menyebabkan Cahaya tinggal di dalamnya. Maka kami
kapten, ayah ataupun apapun yang lain yang semua adalah manusia Cahaya, dan Dia menciptakan
mempunyai hakikatnya sendiri dan hanya jatuh dalam Syi’ah kami dari Tanah Liat kami.” Dan pernyataan
relasi dengan sesuatu yang lain sesudah ada dalam Abu ‘Abdillah (‘a.s.) berikut ini diriwayatkan oleh
hakikat itu sebelumnya. Karena seseorang tak bisa Muhammad Ibn Baabawayh (rohmatulloohu ‘alaihi)
memahami bahwa kepemilikan jiwa atas wujud- dalam Kitab al-Tauhid –nya. “Allah- Yang Maha Tinggi
sepanjang dia adalah jiwa (dan bukan Intelek murni) – dan Terpuji- menciptakan mukmin dari Tanah Liat
kecuali bagi suatu maujud sedemikian hingga ia dalam Taman-Taman (Surga) dan mengalirkan Ruh-Nya
hubungan dengan tubuh dan menggunakan kekuatan- kepada mereka. “ Dari Abu ‘Abdillah (‘a.s.) (juga
kekuatan badani. diriwayatkan): “Mukmin itu bersaudara, karena jiwa-
jiwa mereka adalah dari Ruh Tuhan- Yang Maha Tinggi
Kecuali bila ia seharusnya menjadi tertransformasi-kan dan Terpuji. Sesungguhnya, jiwa mukmin lebih
dalam wujudnya dan diperkuat intensitasnya dalam tergubung pada Ruh Tuhan daripada hubungan antara
substansialisasinya hingga suatu derajat tertentu matahari dengan sinar-sinarnya. “ Riwayat-riwayat
bahwa ia menjadi bebas (independen) dari hakikatnya mengenai hal ini dalam mazhab kami (Syi’ah) teramat
sendiri dan mampu untuk tidak membutuhkan banyak sehingga seolah-olah eksistensi dari jiwa-jiwa
hubungannya dengan tubuh fisik. Maka ia akan mendahului badan merupakan salah satu premis
kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) esensial mazhab Syi’ah Imamiyah – Semoga Allah
dengan gembira (84;9). Atau dia akan masuk ke meridhoi mereka.
dalam api yang bergejolak (111;3).

Sesungguhnya dalam ini, benar-benar terdapat Prinsip - 9a;


peringatan bagi kaum yang menyembah (Tuhannya) Tentang “Manusia” intelligible dan psikis dan
(21;106) teori “Bentuk”

Dalam batin manusia ini yang diciptakan dari elemen-


Prinsip - 8a; elemen dan tubuh-tubuh alami terdapat seorang
Mengenai Pra-eksistensi Jiwa Manusia jiwa, perantara (antara dunia fisik dan alam
intelegen murni), yang hidup secara hakiki – seorang
Jiwa “Adam” mempunyai bentuk eksistensi yang Manusia yang seperti ini dalam seluruh organ-
mendahului tubuh, tanpa terkait dengan perpindahan organnya, indera-inderanya dan kekuatan-
jiwa-jiwa,1 dan tanpa memestikan kekekalan jiwa kekuatannya. Manusia ini ada dalam kesangat
(individual) sebelum eksis di alam materi ini, yang waktuan ini. KehidupanNya tidak seperti kehidupan
merupakan pandangan Plato yang telah terkenal. tubuh ini, yang aksidental dan muncul kepadanya dari
Mode pra-eksistensi ini tidak membutuhkan luar; namun, Dia memiliki Kehidupan dengan
kejamakan individu dari spesies tunggal tidak pula kesangat-hakikatannya. Dan Manusia jiwa ini adalah
membutuhkan diferensiasi individu-individu tersebut suatu substansi yang menjadi perantaraan dalam
tanpa mengacu pada kesiapan hal material apapun; wujud antara manusia fisik dan Manusia Intelek
tidak pula mengharuskan keberadaan jiwa terbagi (murni).
dari sesuatu yang satu, dengan cara kuantitas-
kuantitas kontinyu; tidak pula ia mem-pra-asumsikan Ini mirip dengan posisi yang diambil oleh Guru dari
ketidakaktifan jiwa sebelum (terhubung dengan) para filsof (“Aristoteles” – sebenarnya Plotinus) di
badan. Namun, (pra-eksistensi jiwa) adalah dalam buku Ma’rifat al-Rubuubiiyah, teologi
sebagaimana yang telah kami tunjukkan dan uraikan “Aristoteles” yang terkenal). Karena beliau
dalam komentar kami pada Hikmah al-Isyraaq mengatakan: “ Dalam manusia bertubuh terdapat
(“Filsafat Iluminasi” dari Suhrawardi) dengan suatu Manusia jiwa dan Manusia Intelek. Denga ini saya
cara yang amat memuaskan, (sehingga di sini kami tidak mengartikan bahwa manusia bertubuh ini adalah
hanya akan memberikan ungkapan-ungkapan keduanya, namun bahwa ia terhubung dengan mereka
ringkasnya saja). dan bahwa ia adalah bayangan mereka – yakni, bahwa
ia melakukan beberapa aktifitas Manusia Intelek dan
Kepada (pra-eksistensi jiwa yang noetik ini), Firman- beberapa aktifitas Manusia jiwa. Ini karena
Nya- Yang Maha Tinggi- menyebutkan; “ Dan ketika karakteristik dari keduanya – yakni, jiwa dan Intelek –
Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam ada dalam manusia bertubuh, kecuali bahwa mereka
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian di dalamnya hanya jarang, dalam suatu cara yang
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah dilemahkan dan kecil, karena ia adalah bayangan dari
Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau bayangan. “ Di sebuah tempat lain di dalam buku itu
Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan beliau mengatakan “ manusia (bertubuh) ini hanya
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak bayangan dari Manusia Pertama, Manusia
mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) Sebenarnya.” Beliau juga mengatakan bahwa “
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan kekuatan-kekuatan dan kehidupan dan keadaan-
Tuhan)” (QS 7;172). Mirip dengan suatu hadits dari keadaan manusia (bertubuh) ini lemah, ketika dalam
Nabi; “Jiwa-jiwa (manusia) adalah tentara-tentara Manusia Pertama hal-hal tersebut sangat kuat.
yang dibuat dalam derajat-derajat: (Barangsiapa yang Manusia Pertama mempunyai indera-indera yang kuat
mengenal satu sama lain dalam harmoni, dan dan jelas yang lebih kuat, lebih terang dan lebih nyata
barangsiapa yang tidak menyukai satu sama lain dibandingkan dari manusia (bertubuh) ini karena,
dalam pertentangan.)” sebagaimana yang telah kami katakan berkali-kali,
yang ada pada manusia (bertubuh) ini hanyalah
Dan diriwayatkan pula dari Abu ‘Abdillah (Imam Ja’far merupakan bayangan-bayangannya.”
Shadiq (‘a.s.)) : “ Tuhan menciptakan kami dari
Cahaya Keagungan dan Kemuliaan-Nya. Maka Ia Ketahuilah bahwa pendekatan dari orang besar ini
(“Aristoteles”/Plotinus) mengandung penegasan
1 manusia, kuda dan seluruh spesies tumbuhan dan
Yakni, yang terjadi pada reinkarnasi.

Page 12 of 38
binatang intellegible ; dari sebuah Bumi, Neraka, sedangkan kebangkitan jasmaniah kembali dalam
Surga ketuhanan yang sebenarnya, dan Langit-Langit “alam materi tubuh spiritual” benar-benar terjadi.
tertinggi intellegible; dari seluruh Bentuk-Bentuk
ketuhanan dan Alam-Alam khusus (noetik) yang ada di Oleh karena itu dalam dunia ini (yakni, alam tubuh
dalam Pengetahuan dan alam dari Ketetapan-Nya, spiritual ini), manusia bisa menjadi malaikat, syaitan,
bentuk-bentuk dari manifestasi Nama-Nama-Nya yang binatang, binatang yang memakan sesama binatang.
abadi dengan Tuhan melalui keabadian-Nya- karena Jika pengetahuan dan rasa hormat lebih
tidak ada dari (Nama-Nama dan Bentuk-Bentuk) ini mendominasinya, ia akan menjadi malaikat. Jika
yang mempunyai wujud bebas, namun adalah seluruh kemunafikan, kelicikan, dan kebodohan yang berlipat
mode-mode Hakikat ketuhanan dan hijab-hijab ganda (yakni, kebodohan yang ia sendiri tidak sadar
Rububiyah ketuhanan. Ini benar-benar sama dengan akan kebodohannya yang sebenarnya) lebih
pendekatan dari guru-gurunya, Plato dan Socrates, mendominasinya maka ia akan menjadi setan yang
mengenai Bentuk-Bentuk. kafir. Jika ia dikuasai olehefek-efek nafsu inderawiah,
dia akan menjadi binatang ; dan jika ia ditaklukkan
Tetapi pengarang dari al-Shifa` (“Obat (dari Jiwa),” oleh efek-efek amarah dan keagresifan, ia akan
magnum opus Ibnu Sina) tidak menemukan secara menjadi binatang pemakan binatang lain. Karena
mudah untuk memahami subyek ini atau untuk anjing menjadi anjing karena bentuk kebinatangannya
mengikuti jalan ini, sehingga ia mulai mengkritik bukan karena materi tubuhnya; juga babi, ia menjadi
pembicaraaan dari keberadaan Bentuk-Bentuk dan babi karena bentuknya, bukan materinya. Mirip
menyerang Plato dan Sokrates dalam subyek ini dengan binatang-binatang lain; beberapa di antara
secara agak berapi-api. Seolah-olah Beliau belum mereka masuk kedalam jenis jiwa yang bernafsu
pernah melihat pada Theology, atau seolah-olah ia sesuai dengan pembagian-pembagiannya seperti
tidak mengatributkannya pada Aristoteles, namun keledai, kambing, beruang, tikus, kucing, burung
kepada Plato ! Dan secara umum, pertanyaan ini merak, ayam jantan, dan sebagainya; yang lain
adalah satu dari hal yang paling tidak jelas dan sulit di termasuk dalam sifat karakteristik jiwa yang ganas,
seluruh filsafat, suatu yang di dalamnya dia yang seperti singa, serigala, macan tutul, kalajengking,
diberi hikmah telah diberi kebaikan yang banyak (QS elang, burung elang kecil, dan lain-lain.
2; 269). Sesungguhnya, tidak ada filsof sejak masa
dari para filsuf asli di jaman dulu ini yang telah Maka, menurut kebiasaan-kebiasaan dan keadaan-
mampu untuk tiba pada pemahaman yang dalam keadaan karakter yang mendominasi jiwa manusia, ia
mengenai topik ini dan untuk mengkoreksinya dalam akan bangkit dengan suatu bentuk tertentu. Maka
pandangan kritik-kritik dan keraguan-keraguan (yang manusia akan menjadi bermacam-macam spesies di
ditujukan melawannya) – kecuali mungkin beberapa Hari Akhir, sebagaimana Kitab Suci telah
orang (yakni, Mulla Sadra (q.s.) itu sendiri) dari menyatakannya seperti FirmanNya: di Hari itu
“ummat yang diberkati” ini, puji - syukur kepada Allah mereka (manusia) menjadi bergolongan-golongan (QS
atas KaruniaNya dan RahmatNya. 30;14). Mengenai metamorfosa yang telah diuraikan,
Qur’an menyebutkan; Dan tiadalah binatang-binatang
yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang
ar-Rahman
dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga)
seperti kamu (QS 6;38); dan ayat lain seperti
Prinsip - 10a;
FirmanNya; pada hari (ketika)lidah, tangan dan kaki
Tentang jiwa sebagai “tubuh spiritual”
mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang
dahulu mereka kerjakan (QS 24;24); dan juga
Manusia nan fana di dunia ini membentuk suatu
FirmanNya; Hai golongan jin (syaitan), sesungguhnya
spesies yang didefinisikan dalam satu definisi spesies;
kamu telah banyak (menyesatkan) manusia (QS
genusnya ; binatang dan differentia (pembeda)
6;128).; dan FirmanNya; dan apabila binatang-
spesifik yang lebih dekatnya; rasionalitas
binatang liar dikumpulkan. (QS 81; 5)
(keberakalan); genusnya diambil dari bentuk fisik di
alam materi, sedang differentia-nya diambil dari
Mengenai hal ini Imam Ash-Shadiq (‘a.s.) bersabda;
bentuk jiwa.
Manusia akan dibangkitkan sesuai dengan bentuk-
bentuk amalnya.” - atau dalam versi lain – “ sesuai
Tapi jiwa-jiwa manusia, setelah pada awalnya semua
dengan bentuk-bentuk niatnya. “ Kemudian dalam
bermula dari satu spesies, akan menjadi berbeda
suatu versi lain juga: “Beberapa manusia akan
dalam hakikat mereka, sesuai dengan suatu modus
dihidupkan kembali sesuai dengan bentuk yang sesuai
keberadaan lain dan keadaan alami fundamental
dengan mereka, seperti laba-laba pengisap darah
kedua. Mereka menjadi berbagai spesies yang
manusia atau babi-babi.” Inilah bagaimana seseorang
berbeda, yang terdiri atas empat genera (jenis)
bisa menafsirkan kata-kata Plato, Pythagoras, dan
umum. Ini karena jiwa, pada mula kehidupannya
lain-lain di antara orang-orang zaman dulu yang
(dengan sebuah tubuh tertentu), secara aktual adalah
bahasanya memberi gambaran simbolis dan yang
merupakan suatu bentuk kesempurnaan dari materi
mempunyai hikmah yang diambil dari Misykat
yang terindera. Tapi pada saat yang sama jiwa adalah
Kenabian dari para nabi (‘alaihimus-salaam).
suatu hal spiritual dengan kapasitas untuk menerima
dan bersatu dengan suatu bentuk intelektif, dalam hal
Sekarang sebagaimana disebutkan dalam buku-buku
ini muncul dari potensi kepada aktualitas- atau suatu
filsafat formal tentang efek bahwa sesuatu tidak bisa
bentuk Syaitani yang menyesatkan, atau binatang
menjadi bentuk dari sesuatu dan di sisi lain menjadi
atau binatang yang memakan sesama binatang.
materi dari sesuatu yang lain (dan hal inilah yang
menjadi realitas jiwa); memang hal ini benar namun
Adalah dalam bentuk-bentuk ini mereka akan
hanya berlaku untuk satu keadaan wujud (yakni;
dibangkitkan di Hari Kebangkitan, yakni, dalam suatu
dalam realitas alam fisik) dan untuk sesuatu yang
modus keberadaan yang berbeda dari modus
tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan
keberadaan fisik ini. Hal ini adalah karena sekiranya
materi jasmaniah apa pun (yakni; Bentuk-Bentuk atau
kebertubuhan murni fisik kembali akan berarti
“intelegensi-intelegensi yang terpisah”). Namun ini
perpindahan jiwa dan bukan kehidupan kembali,
adalah salah satu sifat jiwa, dalam keadaan
sedangkan perpindahan jiwa-jiwa (dari satu tubuh fisik
keterhubungannya dengan materi, bahwa ia dapat
ke satu tubuh fisik yang lain) itu tidak mungkin,

Page 13 of 38
mengambil dan bersatu dengan satu bentuk setelah antara manusia. Mayoritas yang teramat mayoritas
yang lain.Juga, bentuk jasmaniah, walaupun secara jiwa manusia tidak sempurna, dan belum secara
aktual merupakan suatu bentuk dari materi jasmaniah, aktual menjadi Intelek. Tapi hal ini tidaklah
secara potensial ia juga merupakan suatu intelligible. mengimplikasikan lenyapnya jiwa-jiwa setelah mati,
sebagaimana pendapat Alexander Aphrodisias; karena
Di dalam Asfar bukti gerakan substansial seluruh hal- dugaan tentang lenyapnya jiwa-jiwa setelah mati ini
hal yang material telah diberikan. Dan jiwa manusia berdasarkan pandangan bahwa hanya ada dua alam
adalah hal yang tercepat dari seluruh hal-hal yang keberadaan, yakni; material dan intelek.
dihasilkan sejauh perubahan dan transformasi dalam
modalitas keberadaan fisik, psikis dan intelektif. Dalam Namun kenyataannya tidaklah seperti itu. Terdapat
(keadaan-keadaan) awal dari sifat dasar yang sebuah alam lain yang hidup dan terindera secara
dihasilkan jiwa merupakan kesimpulan dari dunia hal- hakiki, tidak seperti alam fisik ini – suatu dunia yang
hal yang terindera dan merupakan awal dari dunia dipersepsi oleh indera-indera (batin) yang sebenarnya,
spiritual. Jiwa merupakan gerbang terbesar kepada tidak oleh indera-indera lahir ini. Dunia ini dibagi
Tuhan, yang dengan melewatinya seseorang dapat menjadi Surga yang terindera yang mengandung
dibawa ke Kerajaan Tertinggi; namun jiwa juga kebahagiaan-kebahagiaan bagi yang diberkahi,
mempunyai suatu bagian tertentu dari seluruh termasuk makan, minum, pernikahan, hasrat-hasrat
gerbang-gerbang neraka. Jiwa merupakan pembagi sensual, hubungan suami-isteri, dan seluruh yang
yang berada di antara dunia ini dan dunia lain, karena dapat menyinari jiwa dan memberikan kenikmatan
ia merupakan bentuk dari tiap potensi dalam dunia ini pada mata; dan “Neraka” terindera yang mengandung
dan materi dari setiap bentuk di dunia lain. hukuman-hukuman bagi yang dimurkai, termasuk
siksaan-siksaan, ular-ular dan kalajengking-
Maka jiwa merupakan pertemuan antara dua lautan; kalajengking. Jika dunia (jiwa) ini tidak ada, apa yang
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya; dikatakan oleh Alexander tidak terbantah lagi
“ Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai kebenarannya, dan jelas ini berarti Syari’at suci dan
ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan Kitab Suci telah menipu karena keduanya menyatakan
berjalan sampai bertahun-tahun.” QS 18; 60). Yakni kehidupan kembali untuk setiap orang.
lautan hal-hal jasmaniah dan lautan hal-hal ruhaniah;
kenyataan bahwa ia adalah akhir dari realitas Guru besar filsafat, Abu ‘ Ali (Ibnu sina) menuliskan
jasmaniah merupakan tanda kenyataan bahwa ia tentang pendapat Alexander dan apa yang dapat
adalah awal dari realitas ruhaniah. Substansinya di dikatakan dalam pandangan itu dalam karyanya al-
dunia ini merupakan prinsip dari seluruh daya-daya Hujaj al-‘Ashara dan di yang lain-lain. Tapi beliau
(kekuatan-kekuatan) tubuh, yakni seluruh bentuk- sendiri nampaknya telah terpengaruh oleh pandangan
bentuk kebinatangan, ketumbuhanan dalam aktivitas Alexander di karyanya yang lain, dalam jawabannya
jiwa. Sedangkan substansinya dalam dunia Intelek kepada pertanyaan Abu al-Hasan al-‘Amiri. Dan secara
pada mulanya adalah potensi murni tanpa bentuk apa umum, sesuai apa yang dituliskan dari pemimpin
pun di dunia tersebut; namun mempunyai kemampuan golongan filsafat Peripatetik ini sesuai dengan
untuk bergerak dari potensi ke aktualitas. Hubungan Alexander, adalah kepercayaan bahwa yang tidak
awalnya dengan dunia Intelak adalah seperti benih sempurna, jiwa-jiwa material akan (di)sirna(kan)
dengan buahnya, atau seperti embrio suatu binatang setelah mati. Juga jelas sesuai dengan pendapat
dengan binatang itu sendiri; yakni bahwa suatu Themistius, mereka mempunyai survivalitas. Namun
embrio secara aktual adalah sebuah embrio, dan suatu sulit untuk mempertahankan bahwa jiwa-jiwa
binatang hanya secara potensial, maka (pada mempunyai survivalitas walaupun mereka tidak dapat
mulanya) jiwa dalam aktualitas tidak lebih dari menahan keburukan jiwa yang mungkin menyiksa
manusia biasa, namun secara potensial bisa menjadi mereka, atau kebaikan intelektif yang mungkin
Intelek. memberi mereka kenikmatan – dan tapi (jika mereka
benar-benar survive) tidak mungkin mereka dihalangi
Mengenai inilah Ayat Suci; Katakanlah: dari seluruh kemampuan untuk beraksi dan di–aksi-i.
“Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia Orang-orang ini (yakni, Themistius dan filsof-filsof
(basyar) seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku; “ yang lain yang mempertahankan sejenis survivalitas
Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan jiwa-jiwa tak sempurna) mengatakan bahwa Tuhan
Yang Satu. “ (QS 18; 110). Penyerupaan jiwa Nabi semestinya mempunyai sejenis kebahagiaan yang
(S.A.W.W.) dengan jiwa manusia biasa merujuk pada lemah dan imaginer dari jenis yang datang dari
keadaan awal jiwa. Tapi ketika, melewati ilham memahami prinsip-prinsip pertama (dari berfikir),
Ilahiah, jiwanya bergerak dari potensialitas menuju seperti proposisi keseluruhan lebih besar dari
aktualitas, ia menjadi yang termulia dari seluruh bagian, dan yang mirip dengan itu. Oleh karena itu
makhluk dan lebih dekat kepada – Nya dibandingkan (dalam pandangan mereka) dikatakan bahwa “jiwa-
dengan nabi-nabi yang lain ataupun malaikat, jiwa dari bayi-bayi yang mati adalah di antara Surga
sebagaimana ditunjukkan dalam sabda Beliau dan Neraka.” Ini adalah apa yang (telah) harus
(S.A.W.W.) yang mulia; “ Saya mempunyai waktu dikatakan Ibnu Sina.
dengan Allah di mana aku tidak bersama-sama
dengan malaikat tertinggi ataupun dengan nabi Tapi saya meragukan apakah kebahagiaan di sana bisa
(lain).” dalam persepsi hal-hal elementer ini? (yakni
keseluruhan lebih besar dari bagian, dll) Karena untuk
jiwa-jiwa biasa yang sederhana yang tidak
Allaa tatghou fil miizaan (QS 55; 8) memperoleh keinginan untuk sains teoritis, filsof
Peripatetik tidak mengatakan apapun tentang keadaan
Prinsip - 11a; setelah-kehidupan mereka atau tentang ungkapan-
Jiwa sebagai kunci eskatologi ungkapan mengenai Kebangkitan mereka maupun
Kebangkitan jiwa-jiwa lain yang sederajat, karena
Ketahuilah bahwa jiwa-jiwa yang telah terentaskan mereka tidak mempunyai derajat ke-menaik-an ke
dari potensialitas ke aktualitas berkaitan dengan dunia Intelek Suci.
Intelek-Intelek dan intelligible adalah teramat sangat
sedikit sekali dalam jumlah dan sulit ditemukan di

Page 14 of 38
Seseorang tidak bisa berkata bahwa jiwa-jiwa seperti yang hancur, apa benar-benarkah kami akan
ini kembali dalam tubuh-tubuh binatang, kerena dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?”
ketidakmungkinan reinkarnasi. Tidak juga seseorang Katakanlah : “Jadilah kamu sekalian batu atau besi..
dapat mengklaim bahwa mereka lenyap secara tetal, Atau suatu makhluk dari makhluk lain yang tidak
karena apa yang kita ketahui tentang mungkin (hidup) menurut pikiranmu. “ Maka mereka
ketidakmungkinan kerusakan dalam hal-hal (seperti akan bertanya : “Siapakah yang akan menghidupkan
jiwa) yang tidak diatur untuk rusak oleh sifat kami kembali?” Katakanlah: “Yang telah menciptakan
alaminya. Oleh sebab itu, sekelompok (filsuf) kamu pada kali yang pertama. “ Lalu mereka akan
terdorong kepada hipotesa bahwa jiwa-jiwa dari menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan
orang-orang yang bertaqwa dan berzuhud menjadi berkata : “Kapan itu (akan terjadi)?” Katakanlah :
terhubung (setelah mati) dengan tubuh yang tersusun “Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat. “ (QS
atas uap dan asap di atmosfer, dan bahwa tubuh ini 17; 49 – 51)
berfungsi sebagai substrat untuk apa yang mereka
khayalkan, yang melaluinya mereka mencapai sejenis Terdapat tujuh premis dasar untuk menguak hijab
kebahagiaan khayali tertentu; dan orang-orang yang tentang cara kebangkitan tubuh-tubuh di Hari Kiamat;
dimurkai (memperoleh hukuman) dengan cara yang 1. Hal hidup sesuatu adalah karena bentuknya,
sama. Ada juga kelompok yang menolak teori tubuh bukan materinya.
uap ini dan mengkoreksinya dengan menempatkan 2. Identitas sesuatu tidak tergantung oleh materi
tubuh-tubuh langit sebagai pengganti tubuh uap. khususnya.
Pengarang kitab al-Syifa` (yakni, Ibnu sina) 3. Wujud tetap tunggal walaupun melalui tahap-
menuliskan pandangan ini pada bagian tertentu, dan tahap transformasi, dan level-level yang tinggi
menjelaskannya tidak merupakan dugaan yang tidak meliputi yang lebih rendah.
berhati-hati. 4. Jiwa – sebagaimana Tuhan – menjadi asal-muasal
bentuk-bentuk wujud dengan niat murni, tanpa
Pengarang al-Talwihaat (“Intimasi”) (yakni, ketersiapan material.
Suhrawardi) setuju dengan pandangan ini tentang 5. Kekuatan imaginal jiwa adalah suatu substansi
hubungan jiwa dengan tubuh-tubuh langit dalam hal yang secara hakiki terpisah dari tubuh.
jiwa-jiwa yang diberkahi.”Tapi untuk yang dimurkai, “ 6. Persepsi jiwa secara hakiki ada di dunianya
beliau berkata bahwa mereka tidak mempunyai sendiri, dan hanya terhubung secara aksidental
kekuatan untuk bangkit ke alam langit-langit karena “ dengan bentuk-bentuk fisik.
Lingkaran-lingkaran (lapisan-lapisan) langit (hanya) 7. Keadaan-keadaan jiwa dapat langsung
mempunyai jiwa-jiwa yang bercahaya dan tubuh- mempengaruhi tubuh.
tubuh yang mulia. Tapi, “ kata beliau, “ (jiwa-jiwa
yang berdosa ini) membutuhkan bahwa mereka Premis 1; Hal hidup sesuatu adalah karena
mempunyai imajinasi-imajinasi jasmaniah (yang akan bentuknya, bukan materinya
menjadi tidak sesuai dengan keadaan yang sangat
tinggi dari jiwa-jiwa di lapisan-lapisan langit). Maka Penyusunan dan hal hidup segala sesuatu adalah
tidaklah tidak mungkin bahwa terdapat di bawah karena bentuknya, bukan materinya. Bentuk
lapisan bulan dan di atas (elemen) api, tetap terdapat merupakan dasar konkrit quiditas, kelengkapan
suatu tubuh (sferis) yang tidak pecah, suatu spesies realitas, dan sumber pembeda terakhirnya (ultimate
khusus yang akan menjadi …. Substrat untuk api-api differentia). Maka segala sesuatu (ada/hidup) karena
neraka imajinatif, ular-ular yang menggiigit, bentuknya, bukan karena materinya – sehingga
kalajengking-kalajengking yang menyengat, dan walaupun misalnya bentuknya terpisah dari materinya,
minuman pahit (bagi) mereka.” hal tersebut tetap ada walaupun terpisah dari
materinya.
Tapi seluruh ungkapan dari orang-orang penting ini
merupakan tahap-tahap yang telah kehilangan jalan Kebutuhan sesuatu atas materi pada dasarnya
realitas pengetahuan batin yang benar dan Cahaya hanyalah karena ketidak mampuan suatu bentuk
Qur’an. Kita telah menunjukkan banyak kesalahan individual tertentu menjadi individu yang dipilah-
intelektual yang diimplikasikan oleh teori-teori mereka pilahkan (secara simpel) oleh dirinya sendiri, tanpa
dalam (buku kami) al-Syawaahid al-Rubuubiyah. hubungan keberadaan dengan materi. Sesungguhnya
materilah yang memberikan “hal berada/terjadi
bersama” dari individualitas bentuk tersebut,
Ma’rifat al-Ma’ad; sehingga memungkinkan kemunculan bentuk tersebut,
Realitas al-Ma’ad dan memudahkannya me-wujud dengan kesiapan (materi
Cara Kehidupan Kembali dari Tubuh-Tubuh tersebut).

ar-Rahman Hubungan materi dengan bentuk adalah seperti


hubungan antara kekurangan dengan kesempurnaan.
Prinsip - 1b; Sesuatu,- di dalam keadaannya yang sempurna-,
Premis-premis dasar untuk menghilangkan mesti muncul dalam aktualitas, namun,- dalam
hijab tentang cara kehidupan kembali tubuh- keadaan kekurangan-, ia akan bersifat tergantung
tubuh dan potensial. Inilah kenapa beberapa orang
mendukung pendapat penyatuan materi dengan
Tubuh manusia dibangkitkan di Hari Kebangkitan bentuk (dalam seluruh wujud aktual). Dan kami
sebagaimana telah dinyatakan dalam Qur’an; Dan dia membuktikan bahwa hal ini kebenarannya tidak bisa
membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa diragukan lagi. Hal ini ditunjukkan dalam buku al-
kepada kejadiannya; ia berkata : “Siapakah yang Asfaar al-Arba’ah.
dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah
hancur luluh? Katakanlah : “Ia akan dihidupkan oleh Premis 2; Identitas sesuatu tidak tergantung
Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan oleh materi khususnya.
Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluq, “ (QS
36; 78-79); dan ; Dan mereka berkata: “Apakah bila Individuasi suatu hal merupakan pernyataan
kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda cara atau mode khusus wujud hal tersebut, apakah itu

Page 15 of 38
merupakan mode wujud material atau mode khusus juga aktifitas-aktifitas tambahan lain ? Atau bahwa
yang terpisah dari materi. Yang disebut dengan jiwa manusia melakukan seluruh aktifitas jiwa
“aksiden-aksiden yang mengindividuasi” adalah tanda- binatang, dan terlebih lagi manusia mempunyai akal?
tanda dan “hal berada/ terjadi bersama” yangmesti Dan bahwa Intelek membuat Segala (atau “semua
dari wujud individual, Aksiden-aksiedn ini tidak hal”) dengan originasi (kebermulaan), ketika
termasuk penyusun – penyusun esensial dari hal selanjutnya Pencipta menuangkan pada Segala apa
tersebut. Aksiden – aksiden ini dapat mengubah dari yang Ia inginkan.
satu jenis partikular ke jenis yang lain, sedangkan
suatu hal individual mempertahankan identitas konkret Premis 4; Jiwa – sebagaimana Tuhan – menjadi
dan kediriannya. Ini dapat dilihat dari kasud (suatu asal-muasal bentuk-bentuk wujud dengan niat
individu khusus) Zaid, sebagai contoh. Zaid berubah murni, tanpa ketersiapan material.
dalam posisi, kuantitas, kualitas dan lokasi dalam
waktu dan ruang – dan tapi Zaid masih tetap Zaid Bentuk-bentuk, bangun-bangun dan struktur-struktur
seperti semula. yang diperpanjang dapat muncul melalui aktivitas
pembuat, karena kesiapan materi-materi khusus dan
Premis 3; Wujud tetap tunggal walaupun melalui dalam hubungannya dengan kondisi-kondisi reseptif
tahap-tahap transformasi, dan level-level yang tertentu. Tapi bentuk-bentuk ini mungkin muncul
tinggi meliputi yang lebih rendah. dengan penciptaan sesaat secara sederhana melalui
konsepsi-konsepsi dan arah-arah pembentukan dari
Wujud individual adalah sedemikian hingga ia dapat sang pembuat.tanpa asosiasi dengan wadah (material)
berubah dalam kekuatan dan intensitas. Dan kedirian dan lokasi serta kesiapannya. Wujud bola-bola langit
substansial (dari individual) merupakan suatu aspek adalah seperti itu, melewati konsepsi (Tuhan secara
(wujud) tersebut yang ditransformasikan terus- langsung) dari prinsip-prinsip dan arah-arah
menerus dan diperkuat dalam kesubstansialan melalui pembentukan mereka dan melalui IlmuNya dari urutan
gerak terus-menerus dengan sifat ketunggalan yang paling sempurna, tanpa didahului oleh
kontinyu. Dan bahwa sesuatu yang satu dalam reseptivitas atau kesiapan (material) apa pun.
keterus-menerusan pasti satu pula dalam hal wujud
dan individuasi. Suatu contoh lain dari jenis (penciptaan) ini adalah
bentuk-bentuk imaginal yang muncul melalui
Sebagaimana karena pernyataan para filsof Peripatetis kehendak atau kemauan, melalui kekuatan imaginal
bahwa setiap batas dan derajat intensitas dan yang terpisah dari alam material ini. Bentuk-bentuk ini
kelemahan (dari suatu sifat wujud di dalam suatu tidak berada pada otak (material), tidak juga berada
kategori tertentu) adalah spesies lain (dari sifat itu); pada tubuh-tubuh langit, sebagaimana anggapan
walaupun ini benar, ini hanyalah pada kondisi bahwa beberapa orang, tidak juga di dunia bayangan-
batas itu ada dalam aktualitas, dan bukan batas- bayangan khayaliyah yang berada terpisah dari jiwa.
batas (yang hanya konseptual) yang dihipotesakan Yang benar adalah; mereka ada melalui jiwa dan
selama perubahan dalam intensitas tersebut. Karena, berada dalam domain jiwa.
ini (yakni batas-batas hipotetis ini) tidak ada dalam
aktualitas, karena (sekiranya ia ada dalam aktualitas) Walaupun sekarang wujud dari bentuk-bentuk ini
ini akan mengimplikasikan kemunculan aktual jumlah lemah, mereka bisa menjadi partikular-partikular
spesies yang tidak terhingga (dari sifat tersebut) di konkrit yang ada dengan wujud yang bahkan lebih
antara dua batas-batas (dari suatu perubahan kuat daripada wujud bentuk-bentuk material. Karena
partikular – dan ketakhinggaan aktual seperti itu bukanlah merupakan syarat dari kemunculan sesuatu
diketahui mustahil). Namun, apa yang ada dalam dalam sesuatu yang lain bahwa sesuatu yang pertama
aktualitaws adalah hal individual antara batas-batas ada (secara material) dan menjelma kembali dalam
hipotetis dalam setiap jalan atau perubahan, apakah yang kedua. Bentuk-bentuk dari seluruh hal yang ada,
(perubahan) itu adalah dalam substansi, kualitas, atau sebagai contoh, muncul dalam HakikatNya- Yang Maha
(kategori) yang lain. Tinggi- dan ada di dalam – Nya tanpa terjelmakan
(secara material) di dalam – Nya. Sesungguhnya,
Sekarang apa yang menunjukkan ini dan menjaganya kemunculannya di dalam Pembuatnya lebih intens
dari keraguan adalah bahwa wujud merupakan asal, dibandingkan dengan kemunculannya dalam wadah
sumber awal eksistensi, dan bahwa quiditas mengikuti (material yang sirna).
darinya dengan jalan sebagaimana bayangan
mengikuti individual tertentu. Bahwa yang satu secara Ibn Arabi mengatakan: “ Tiap manusia menciptakan
kontinyu (melalui suatu perubahan tertentu) hanya dengan imaginasinya hal-hal yang tidak mempunyai
mempunyai satu wujud, sepanjang batas-batas yang wujud di luar tempat niatnya tersebut….. Tapi niatnya
dihipotetiskan (yang ia melewatinya). Dan kapan saja terus melindungi keberadaan mereka tanpa perlu
wujud itu satu, quiditas juga satu, tidak banyak. melakukan aksi perlindungan khusus yang membuat ia
Namun jika wujud berakhir pada suatu batas dan lelah; kapan saja lalai tiba-tiba menyerangnya,
berhenti di sana, maka ia dikhususkan (atau namun, apa yang telah ia ciptakan akan lenyap.”
ditentukan) oleh quiditas yang mengikuti dari batas
tersebut. Premis 5; Kekuatan imaginal jiwa adalah suatu
substansi yang secara hakiki terpisah dari tubuh.
Secara umum, bila wujud menjadi semakin kuat dan
semakin intens, maka makin sempurna ia dalam Kekuatan imaginal manusia adalah substansi
hakikatnya, dan makin komprehensif secara lengkap yang wujudnya terpisah dari tubuh inderawiah secara
dalam seluruh hal dan quiditas-quiditas, dan semakin aktual maupun secara esensial. Kekuatan ini tetap ada
(mampu) ia dalam aktifitas-aktifitas dan efek-efeknya. walaupun kerangka tubuh inderawiah rusak. Tubuh
Apakah engkau tidak melihat bagaimana jiwa tidak sehat ataupun kematian (tubuh material ini)
binatang, karena ia lebih kuat dalam wujud tidak memasuki hakikat kekuatan imaginal maupun
dibandingkan dengan jiwa tumbuhan atau bentuk- daya persepsi kekuatan imaginal ini. Tapi pada saat
bentuk unsuriyah (dari senyawa-senyawa mineral), mati, rasa sakit dan derita kematian (tetap) bisa
mampu untuk melaksanakan aktifitas tumbuhan- mencapai kekuatan imaginal ini, (sehingga bisa
tumbuhan, mineral-mineral, dan elemen-elemen, dan dirasakan). Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa

Page 16 of 38
kekuatan imaginal “tenggelam” di dalam tubuh usia ia telah kehilangan seluruh bagian-bagian dan
material ini. Setelah mati kekuatan ini (yakni kekuatan organ-organ (material khusus) yang ia punyai
imaginal) akan melihat hakikatnya sebagai seseorang waktu ia kecil. Seseorang dapat mengatakan
yang mempunyai bentuk dan dimensi dari bentuk yang bahwa jari seorang tua adalah jari (yang sama)
ia miliki di dunia ini; dan tubuh (imaginal) ini dapat yang ia miliki pada waktu kecil, walaupun dalam
dilihat sebagai mati dan dikuburkan. dirinya sendiri jari waktu ia kecil telah lenyap baik
dalam bentuknya maupun dalam materinya,
Premis 6; Persepsi jiwa secara hakiki ada di sehingga tidak ada yang tersisa darinya sebagai
dunianya sendiri, dan hanya terhubung secara suatu tubuh partikular: yang tersisa adalah jari
aksidental dengan bentuk-bentuk fisik. dari manusia ini karena kontinuitas / persistensi
jiwanya. Oleh karena itu (tubuh yang sekarang) ini
Dalam realitas sebenarnya, semua yang tepat “sama” dengan (tubuh yang lebih dulu) itu
ditangkap dan dipersepsi oleh manusia - baik yang dalam sudut pandang ini (yakni, dalam
melalui inteleksi ataupun sensasi, dan baik dalam alam hubungannya dengan jiwa yang sama), sedangkan
ini atau di alam lain – bukanlah merupakan sesuatu di sisi lain (yakni, sebagai materi) dua tubuh itu
yang terpisah dari hakikatnya dan bukanlah sama sekali tidak sama. Dan kedua aspek ini benar
merupakan sesuatu yang berbeda dari kediriannya tanpa terjadi kontradiksi satu sama lain.
(yakni, wujud individualnya dan substansinya). Apa
yang dilihat manusia secara hakiki hanya berada Karena itu manusa individu yang kembali setelah
dalam hakikat dirinya, bukan dalam sesuatu yang lain. mati adalah benar-benar manusia yang sama ini
Telah ditunjukkan bahwa apa yang pada hakikatnya (yang hidup sekarang). Ini tidak dipengaruhi oleh
dilihat dari langit dan bumi dan benda-benda lain fakta bahwa tubuh material ini lenyap, sirna, fana,
bukanlah bentuk-bentuk yang ada secara eksternal dan tersusun atas kualitas-kualitas (empat elemen)
dalam unsur penyusun materialnya yang ada dalam yang berlawanan dan – sedangkan tubuh di dunia
dimensi dunia ini. Karena tidak membutuhkan relasi lain, untuk penghuni Surga, bercahaya, kekal, suci,
dengan dunia material eksternal, maka dalam keadaan hidup secara hakiki, dan tidak pernah rusak, mati,
telah mati secara material tidak ada apapun yang sakit; dan tubuh dari orang kafir (di dunia lain)
menghalangi jiwa dari mempersepsi apa saja yang ia mungkin mempunyai gigi geraham sebesar
persepsi. Dan sekali lagi, persepsi jiwa ini tidak gunung, atau mungkin berbentuk anjing, babi,
memerlukan asosiasi apapun dengan materi eksternal. atau sesuatu yang lain yang meleleh dalam api
(neraka) Allah yang dinyalakan, yang (naik)
Premis 7; Keadaan-keadaan jiwa dapat langsung sampai ke hati (QS 104;6-7).Maka kulit-kulit dan
mempengaruhi tubuh. organ-organ mereka akan diganti, sebagaimana
Firman-Nya : Sesungguhnya orang² yang kafir
Konsepsi, kebiasaan dan kecenderungan alami jiwa kepada ayat-ayat Kami, kelak Kami masukkan
dapa t menghasilkan efek eksternal secara langsung. mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka
Ini sering terjadi; seseorang yang marah wajahnya hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang
menjadi merah, detak jantung tidak teratur atau lain, supaya mereka merasakan azab.
bahkan bisa mati, jika kemarahannya terlalu kuat. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (QS 4;56). Juga telah diriwayatkan
bahwa “ [orang yang terkutuk] dipaksa untuk
Prinsip - 2b; memanjat suatu jalan yang curam di Neraka untuk
Tentang keadaan sebenarnya “dunia lain” jiwa tujuh puluh tahun. Setiap kali ia tangannya
menyentuh (gunung yang menyala) ini tangannya
a. Yang akan kembali pada Hari Kembali adalah akan mencair, dan ketika ia mengangkatnya
manusia (individual) yang berindera dan dapat tangnnya akn kembali; dan kakinya juga seperti
merasakan, yang tersusun dari perlawanan dan ini: ketika ia menurunkannya ia akan mencair dan
percampuran antara bagian-bagian dan organ- ketika ia mengangkatnya ia akan muncul lagi.”
organ yang dibangun dari penyusun-penyusun
material. Tapi pada setiap saat seluruh bagian, Maka harus diketahui bahwa tubuh (psikis) ini
organ, substansi dan aksiden manusia itu – juga yang akan dihidupkan kembali dalam Kebangkitan,
hati dan otaknya – tetap mengalami perubahan. Ini walaupun bukan tubuh ini sehubungan dengan
khususnya benar untuk ruh bukhariy manusia materinya. Ini menurut premis dasar pertama dan
tersebut, yang merupakan tubuh natural yang kedua; yakni, bahwa sesuatu adalah disebabkan
terdekat dengan hakikat (ruhaniah) – nya dan oleh bentuknya, bukan materinya; dan bahwa
yang merupakan derajat tertinggi jiwanya dalam eksistensinya yang dilanjutkan dalam individualitas
dunia (material) ini, penopang dari hakikatnya, Dia khususnya tidak menghapuskan perubahan sifat-
bersemayam di atas ‘Arsy (QS 7;54,dll) dan kemah sifat aksidentalnya dan kesangat-materiannya,
daya dan kekuatannya. Demikianlah, bagian dari sejauh materi dibedakan oleh aksiden-aksiden
tubuh ini ini juga terus menerus berubah dan tersebut.
bertransformasi, sirna dan mengada.
b. Dari apapun yang disaksikan dan dilihat langsung
Titik yang menentukan dalam yang tetap tinggal oleh manusia di dunia lain – apakah itu merupakan
dari tubuh partikular ini (padahal penyusun- karunia-karunia Surga, seperti bidadari, istana,
penyusun materialnya berubah terus) adalah taman, pohon, dan sungai-sungai, atau jenis-jenis
ketunggalan jiwa. Selama (individu prtikular) jiwa yang sebaliknya (yakni) hukuman di Neraka – tidak
Zaid tetap jiwa ini, tubuhnya juga tubuh ada satupun yang di luar hakikat jiwa dan tidak
(partikular yang sama) ini, karena jiwa dari ada satupun yang terpisah dari keberadaan jiwa.
sesuatu adalah kesempurnaan realitasnya dan Sesuai dengan premis dasar keempat, bentuk-
kesempurnaan kediriannya (atau kesempurnaan bentuk ini di dalam jiwa lebih substansial, lebih
“substansi individual”- nya). Inilah kenapa mapan, dan lebih permanen dalam realitasnya
dikatakan bahwa anak ini adalah seseorang yang dibandingkan dengan bentuk-bentuk material,
akan tumbuh menjadi tua, atau orang tua ini yang senantiasa berubah dan diregenerasi.
dulunya adalah seorang anak, walaupun dengan

Page 17 of 38
c. Tidak seharusnya ada yang bertanya tentang a. Di antaranya adalah kenyataan bahwa setiap
tempat dan posisi dari bentuk-bentuk ini, apakah tubuh di dunia lain mempunyai ruh (kehidupan),
mereka di dalam dunia ini atau di luarnya, atau dan sesungguhnya mereka hidup dengan
apakah mereka di atas batas-batas alam semesta kesangat-hakikatannya; seseorang bahkan tidak
(material), antara lapisan-lapisan langit, ataupun di dapat menemukan suatu tubuh yang tidak
dalam batas-batas dari lapisan-lapisan langit itu mempunyai kehidupan. Ini berbeda dengan dunia
sendiri. Karena Anda telah mempelajari bahwa hal- ini, di mana terdapat banyak tubuh-tubuh yang
hal ini adalah modalitas wujud yang lain, yang tidak mempunyai kehidupan dan kesadaran- dan
tidak mempunyai hubungan dengan alam (fisik) ini walaupun di dalam tubuh-tubuh yang mempunyai
sehubungan dengan tempat ataupun kehidupan, kehidupan – nya adalah sesuatu yang
pembentangan. muncul padanya secara aksidental dan
ditambahkan kepadanya.
Sebagaimana telah diriwayatkan dalam hadits
bahwa “bumi Surga adalah “Alas” dan atapnya b. Perbedaan lain adalah bahwa tubuh-tubuh dalam
adalah “Arsyi” Ar-Rahman (Tuhan)”, ini tidak dunia ini bersifat menerima jiwa-jiwanya dengan
menunjukkan kepada bentangan spasial yang kesiapan (material) – nya, sedangkan jiwa-jiwa di
mempunyai arah-arah dalam dunia ini dan terletak dunia yang akan datang membuat tubuh-tubuh
di antara dunia ini dan lapisan terluar dari bintang- mereka sendiri, dengan penegasan langsung.. Di
bintang tertentu. Namun, maksudnya adalah apa sini, tubuh-tubuh dan materi-materi secara
yang sesuai dengan level makna batin dan aspek bertahap naik, sesuai dengan keadaan-keadan
yang tersembunyi dari hal-hal ini, karena Surga kesiapan dan transformasi-transformasi, hingga
adalah dalam aspek yang tersembunyi yang tidak mereka mencapai derajat-derajat jiwa. Tapi di
terlihat dari langit-langit ini. Mirip dengan itu dunia yang akan datang, perintah (penciptaan dan
adalah riwayat bahwa : “ Surga adalah dalam kehidupan) turun dari jiwa-jiwa kepada tubuh-
langit ketujuh dan Neraka adalah dalam bumi tubuh.
yhang terdalam.” Ini juga menunjukkan kepada
apa yang ada di belakang hijab-hijab dunia c. Aspek lain adalah di sini potensialitas mendahului
(material) ini. Oleh karena itu, sesuai dengan aktualitas dalam waktu, sedangkan aktualitas
premis dasar kelima, relung dari dunia lain adalah mendahului potensialitas dalam hakikatnya.
abadi dan kekal; keberkahannya tidak lenyap, dan Sedang di sana, potensialitas mendahului
buah-buahnya tidak pernah selesai atau terlarang. aktualitas baik dalam hakikat maupun dalam
wujud.
d. Setiap hal yang diinginkan dan diharapkan
manusia ada di sana. Sesungguhnya konsepsi d. Di sini aktualitas lebih diutamakan dibandingkan
sederhana atas sesuatu adalah benar-benar sama potensialitas, karena aktualitas adalah akhir (atau
dengan kehadirannya. Dan kenikmatan- sebab final) potensialitas. Tapi di sana potensialitas
kenikmatan dan keberkahan-keberkahan (di dalam lebih diutamakan ketimbang aktualitas, karena
dunia itu) hanya berhubungan dengan keinginan- adalah potensialitas yang secara aktual membuat
keinginan (dari orang yang diberkati). Ini sesuai aktualitas.
dengan prinsip dasar keenam.
e. Perbedaan lain adalah tubuh-tubuh dan obyek-
e. Mata air dari semua yang dicapai manusia dan obyek dari dunia yang akan datang adalah tidak
yang dengannya manusia dibalas di dunia lain – terhingga, sesuai dengan jumlah konsepsi dan
apakah itu baik ataupun buruk, Surga atau Neraka persepsi jiwa. Karena bukti-bukti keterbatasan
– adalah dalam hakikatnya sendiri, dalam hal-hal dimensi-dimensi (fisik) tidak berlaku bagi dunia
seperti niatnya, pemikirannya, kepercayaannya, yang akan datang, tapi hanya dalam daerah
dan perangai wataknya. Sebab-sebab hal-hal perbatasan dan dimensi-dimensi hal-hal yang
bukanlah sesuatu yang terpisah dari keberadaan material.(Walaupun jumlah “tubuh-tubuh” di dunia
manusia dan letaknya,sesuai dengan prinsip dasar lain itu tidak terbatas), tidak terdapat keadaan
ketujuh. yang berdesak-desakan dan interferensi antara
hal-hal di dunia yang akan datang tersebut. Dan
f. Individu-individu manusia tertentu bisa tidak ada sesuatu di sana yang ada di dalam suatu
sedemikian sempurna dalam hakikat sehingga arah “ di dalam” atau “ di luar” dari hal yang lain.
mereka menjadi di antara malaikat al-
muqorrobuun (QS 4:172; dll), yang tidak Sesungguhnya setiap manusia, yang diberkahi
memperhatikan sesuatu selain Ia – bahkan tidak ataupun yang terkutuk, mempunyai alamnya
pula kenikmatan-kenikmatan dan berbagai jenis sendiri yang lengkap dan bebas, lebih tak terukur
karunia di Surga. Ini sesuai dengan premis dasar (karena sangat besar) dibandingkan dengan dunia
ketiga. ini dan diatur tanpa mempertimbangkan arena
alam (psikis individual) orang lain. (Sebagai
contoh), tiap orang yang diberkati dapat
Kholaqol insaan. ‘Allamahul bayaan (QS 55;3-4) mempunyai seluruh tanah dan benda-benda yang
ia inginkan, dari seluas apa pun yang ia inginkan.
Prinsip - 3b; Ini adalah arti dari yang diungkapkan olah Abu
Tentang aspek-aspek dari perbedaan antara Yazid al-Bastami bahwa “ Walaupun Arsyi dan
tubuh-tubuh di dunia ini dan tubuh di dunia lain seluruh yang dikandungNya memasuki satu
sehubungan dengan cara (mode) wujud penjuru hati Abu Yazid, dia (bahkan) tak akan
jasmaniah melihatNya.”

Aspek-aspek ini (perbedaan dalam cara wujud antara f. Perbedaan lain adalah bahwa tubuh-tubuh di
“tubuh-tubuh” di dunia ini dan dunia yang akan dunia yang akan datang dan seluruh hal-hal yang
datang) adalah sebagai berikut. mengagumkan di dunia tersebut, termasuk taman-
taman, sungai-sungai, ruang-ruang, rumah-rumah,
istana-istana, istri-istri yang suci (QS 2;25),

Page 18 of 38
bidadari-bidadari, dan seluruh pelayan, pembantu, Lebih lanjut, dunia lain adalah suatu cara wujud
budak dan seluruh pengiring penghuni Surga – yang abadi yang di dalamnya tidak ada kematian
seluruhnya ada melalui satu wujud, yakni wujud tidak pula sesuatu lenyap atau mati. Ini adalah
dari tiap orang yang diberkati tersebut. Ini karena suatu kediaman kedekatan kepada Tuhan, yang di
setiap mereka meliputi hal-hal ini sebagai penguat dalamnya manusia berbicara dengan Tuhan dan di
dari-Nya (QS 2;87) dan sebagai hidangan bagimu dalamnya wajah-wajah bercahaya, menghadap
dari (Tuhan) Yang Maha Pengampun lagi Maha kepada Tuhannya (QS 75;22-23).Tapi dunia ini
Penyayang (Nuzulan min ghofuurir-rohiimi)(QS lenyap dan sirna, dihalau dari daerah Kesucian.
41;32). Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa “ dunia
ini terkutuk; seluruh hal yang ada di dalamnya
Keadaan dari manusia yang disiksa di Neraka, terkutuk dan terserang wabah…” Beda sifat-sifat
sehubungan dengan nyala-nyala, rantai-rantai, yang mesti (antara dunia ini dan yang akan
belengu-belengu, ular-ular, dan lain-lain yang datang) adalah tanda dari perbedaan-perbedaan
terjadi padanya, tidak tepat sama dengan ini. determinatif (dalam modalitas-modalitas wujud)
Karena mereka, sebaliknya, diliputi dan dikelilingi mereka. Tuhan – Yang Maha Tinggi – berfirman :
oleh hukuman-hukuman ini, sebagaimana Firman- “.. dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam
Nya: Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi keadaan yang tidak kamu ketahui. “ (QS 56;61).
orang² zalim itu neraka, yang gejolaknya Dan (diriwayatkan dari Nabi) oleh (ahli Hadits
mengepung mereka (Inna a’tadnaa lizh- terkenal) Ibn Abbas – rohmatulloohi ‘alaihi -
zhoolimiina naaron ahaatho bihim bahwa “ tidak ada apa pun di dunia ini dari apa
suroodiquhaa) (QS 18;29) Dan sesungguhnya yang ada di Surga kecuali hanya nama-nama.”
Jahannam benar-benar meliputi orang² yang kafir
(Wa inna jahannama saluhiithotun bil Karena cara wujud dunia lain adalah sangat lain
kaafiriin) (QS 18;54). dari cara wujud dunia ini, sebagaimana yang telah
Anda pelajari: dunia ini dan dunia lain berbeda
Sesungguhnya dalam ini, benar-benar menjadi dalam kesangatsubstansialan wujud mereka. Jika
peringatan bagi kaum yang menyembah (Tuhan- dunia lain adalah dari substansi yang sama dengan
Nya) (QS 21;106) dunia ini, maka tidak akan mungkin dunia ini
hancur dan sirna kapan pun. Dan jika berbicara
“dunia lain” dirujukkan kepada reinkarnasi (dalam
tubuh-tubuh di dunia ini), maka “Kebangkitan”
Kholaqol insaan. ‘Allamahul bayaan (QS 55;3-4) hanya merupakan sebuah ekspresi untuk
rekonstruksi (tubuh-tubuh dalam) dunia ini setelah
Prinsip – 4b; kehancurannya. Tapi konsensus seluruh ummat
Tentang menolak keraguan-keraguan beragama adalah disepakati bahwa dunia ini akan
orang² yang membantah Kebangkitan sirna dan lenyap, dan bahwa setelah itu ia tidak
dan menolak kebangkitan kembali tubuh akan pernah dibangun lagi.

(Keraguan) ini (mengandung) bantahan-bantahan b. Bantahan Kedua adalah percaya bahwa


berikut ini; Kebangkitan, jika ia benar, akan secara mesti
mengimplikasikan reinkarnasi (dalam tubuh-tubuh
a. Bantahan Pertama adalah mencari lokasi dan bumi). Umumnya, dikatakan (oleh teolog literalis)
arah Surga dan Neraka, seolah dunia lain itu ada di bahwa reinkarnasi semacam ini adalah jenis yang
suatu arah atau suatu tempat di dunia ini. (Dugaan dibolehkan oleh Hukum agama dan adalah apa
itu) akan meniscayakan kesalingmemasukian yang disebut dengan “ Kebangkitan (kembali)”.
(dengan tubuh-tubuh di dunia ini) atau akan Tapi mereka tidak mempertimbang-kan benar-
meniscayakan suatu ruang hampa (di suatu tempat benar bahwa sesuatu yang pada hakikatnya
dalam kosmos), dan pandangan semacam ini mustahil adalah sedemikian hingga ia tidak akan
benar-benar tidak berdasar, sebagaimana yang menjadi “mungkin” hanya melalui ijin dari
pernah kita tunjukkan. Ini karena dunia lain itu pensyari’at agama, atau dengan mengubah
adalah suatu dunia yang lengkap dalam dirinya namanya. Karena kemustahilan reinkarnasi (dalam
sendiri. Dalam kasus apapun, pertanyaan seperti arti literalnya) adalah sesuatu yang telah
ke “mana” totalitas dunia ini dilokasikan tidak dibuktikan secara demonstratif.
mempunyai arti, karena tidak ada apa pun di atas
bagian teratasnya dan tidak ada apa pun di bawah c. Bantahan Ketiga, kebangkitan kembali tubuh
bagian terbawahnya. Sesungguhnya, keseluruhan akan mengimplikasikan kembalinya sesuatu yang
(alam) tidak mempunyai “bagian teratas” atau telah tiada. Tapi sebagaimana yang telah Anda
“bagian terbawah” – sehingga seseorang hanya pelajari bahwa ini tidak mesti (dalam kasus tubuh
dapat mencari untuk tempat (relatif) bagian- psikis). Jawaban (terhadap bantahan ini) yang
bagian dari satu alam, tidak untuk lokasi umum adalah bahwa materi (yang spesifik bagi
totalitasnya. Dan kita telah mengatakan bahwa tubuh ini) dan anggota-anggotanya yang orisinil
dunia lain itu adalah suatu alam yang lengkap. tetap ada (hingga disusun kembali pada
Kebangkitan). Tapi ini salah, karena materi (dalam
Kenyataannya, baik Surga maupun Neraka adalah dirinya sendiri) adalah tidak pasti secara absolut,
alam-alam yang lengkap dan bebas. sedangakan realitas hakiki setiap hal adalah
Sesungguhnya, setiap manusia yang diberkahi individuasi konkretnya melalui bentuknya, bukan
adalah satu alam yang lengkap, sebagaimana yang materinya, sebagaiman telah disebutkan (pada
telah kita bahas. Bagaimana (bisa tidak seperti premis dasar 1 dan 2).
ini)? Karena jika dunia ini dan dunia lain tidak dua
alam yang lengkap (dan berbeda), maka Tuhan – d. Bantahan Keempat, adalah bahwa jika kembali
Yang Maha Tinggi – bukanlah Tuhan seru sekalian (dalam tubuh yang dibangkitkan) bukan untuk
alam (QS1;2). suatu tujuan, maka itu tidak menunjukkan apa
pun(sia-sia); tapi ini tidak sesuai dengan Yang
Maha Bijak. Tapi jika tujuan ini (untuk mencapai

Page 19 of 38
sesuatu) untuk DiriNya Sendiri, ini merupakan makanan manusia lain, maka hanya satu dari dua
suatu cacat (dalam Kesempurnaan dan manusia tersebut yang dapat dibangkitkan
KecukupanNya Pada DiriNya Sendiri), maka Dia kembali. Sebagai contoh, jika pemakan adalah
Sendiri mesti di atas hal seperti itu. Tapi jika orang kafir dan manusia yang dimakan adalah
tujuan (Kebangkitan Kembali) adalah kebaikan orang yang benar-benar beriman, maka
untuk manusia, maka harus ada untuk tujuan (kebangkitan kembali dari hanya satu tubuh) akan
memberi mereka siksaan – yang tidak layak memestikan apakah hukuman bagi orang yang
bagiNya- atau untuk memberikan kenikmatan pada benar-benar beriman ataupun kebahagiaan abadi
mereka. Tapi, kenikmatan, dan khususnya orang kafir. Atau jika yang memakan adalah
kenikmatan-kenikmatan inderawiah, hanya ada seorang kafir yang dihukum, dan yang dimakan
dalam hilangnya rasa sakit, sebagaimana yang adalah manusia yang benar-benar beriman yang
ditunjukkan dalam buku para filosof dan dokter. diberi ganjaran dengan kenikmatan, sedangkan
Maka (anggapan) ini akan memestikan bahwa Dia keduanya adalah dalam tubuh yang tunggal.
harus memberikan manusia sakit terlebih dahulu
(pada saat mati), hanya untuk membawanya Jawaban yang benar untuk ini (berdasar realitas
(melalui kebangkitan kembali tubuh) beberapa sebenarnya dari “dunia lain” jiwa) dapat diketahui
kenikmatan inderawiah. Tapi apakah ini benar- dengan mengingat apa yang telah kita jelaskan di
benar layak bagi Yang Maha Bijak? (Ini menjadi) atas (dalam premis bahwa “tubuh-tubuh” di dunia
seperti seseorang yang memotong sebuah organ lain adalah bentuk-bentuk yang diciptakan oleh
dan kemudian memberikan salep dan obat kepada jiwa dalam modalitas wujudnya sendiri”. Beberapa
luka itu agar merasakan kenikmatan. orang (seperti para teolog yang disebutkan dalam
bagian ini) telah menulis hal yang sangat aneh
Ada yang menjawab musykilah ini dengan tentang subyek ini. Mereka (seperti orang yang),
mengatakan : Tuhan tidak akan ditanya tentang walaupun dewasa, kekurangan kapasitas untuk
apa yang Ia lakukan (QS 21;23). Tidak ada pandangan dan persepsi batin melalui Cahaya iman
seorangpun, kata mereka, yang mempunyai hak yang benar, seharusnya dilarang untuk
untuk mempertanyakan apa yang dilakukan oleh menyibukkan diri sendiri dengan hal-hal seperti ini.
seorang raja terhadap milik-miliknya. Namun (Karena ini bisa mengacaukan mereka) dari
jawaban yang benar (terhadap masalah ini), dalam penerimaan sederhana yang tak kritis atas pemberi
suatu cara yang benar-benar memecahkannya, Hukum agama dan kepuasan dengan “agama
adala sesuatu yang telah dibangun di dalam wanita tua:- suatu keadaan yang benar-benar
diskusi-diskusi (filosofis) tentang sebab-sebab mengandung sejenis keselamatan.
final; yakni, bahwa setiap aksi dan gerak
mempunyai akhir yang hakiki baginya, dan bahwa f. Bantahan keenam adalah bahwa tubuh dari
tiap aksi secara intrinsik mempunyai ganjaran dunia jangkauannya terbatas, terukur dalam mil-
(atau balasan) yang esensial. Oleh karena itu mil atau parsang-parsang, sedangkan jumlah dari
(sesuai dengan riwayat Hadits) : “ Manusia akan jiwa-jiwa tidak terbatas. Maka tubuh bumi tidak
dibalas sesuai dengan niat-niat mereka, “ sebagai akan cukup untuk mengandung jumlah tak hingga
balasan atas apa yang selalu mereka kerjakan. dari tubuh-tubuh (yang dibangkitkan kembali).
(QS 9;82) Jawaban dari bantahan ini adalah apa yang telah
Anda pelajari dari premis-premis dasar (di dalam
(Kelompok teolog dogmatik ini mungkin premis bahwa “tubuh-tubuh” dari dunia lain adalah
membantah bahwa prinsip filosofis ini hanya bentuk-bentuk yang diciptakan dari jiwa dalam
berlaku bagi dunia ini, dan tidak berlaku bagi dunia cara wujudnya sendiri).
berikutnya.) Namun Tuhan dari dunia ini dan dunia
lain Satu; Dia tak bersekutu (QS 6;163) Maka (Yang lain telah menjawab kepada bantahan ini),
sekali-kali kamu tidak akan mendapat pergantian setelah memberi apa yang telah disebutkan,
bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan (dengan mengatakan) bahwa materi prima
menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. (QS (utama) adalah secara sederhana suatu kekuatan
35;43) Aktifitas khususNya bukanlah apa pun reseptif, tanpa perpanjangan apa pun dalam
kecuali RahmatNya, Runtutan KaruniaNya (dari hakikatnya, dan karena itu mampu mengalami
struktur intellegible Wujud), dan JaminanNya pembagian dan perpanjangan yang berjumlah tak
bahwa tiap hal akan menerima akibat mereka. Dan hingga, sedikitnya jika ini muncul dalam urutan /
bahwa balasan-balasan dan siksa-siksa adalah suksesi (temporal). Dan (ini mungkin, menurut
hanyalah merupakan hasil-hasil dan buah-buah mereka, karena) waktu di dunia yang akan datan
dari berbuat hal yang baik dan hal yang buruk. tidak seperti waktu di dunia ini, karena di sana
sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun (QS
Kenikmatan dan karunia di dunia berikutnya itu, 70;4) sesuai dengan hari-hari di dunia ini.
namun, apakah mereka itu inderawiah ataupun
intelektual murni, tidak seperti kenikmatan- Tapi dunia ini sama sekali tidakdibangkitkan lagi
kenikmatan di unia ini, yang merupakan hal-hal dalam cara (korporeal kasarnya). Karena hal satu-
yang salah dan berlalu, …(kasaroobin biqii’atin satunya yang secara aktual dibangkitkan lagi
tahsabuhu azh-zhom`aanu maa`) laksana adalah bentuk dunia ini. Wa idza al-arhu
fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka muddat. Wa alqot maa fiihaa watakhollat. Wa
air oleh orang-orang yang dahaga..(QS 24;39). adzinat lirobbihaa wahuqqot (dan apabila bumi
Tapi, kanikmatan di dunia yang akan datang itu diratakan, dan dilemparkan apa yang ada di
adalah kenikmatan hakiki, yang mencapai dalamnya dan menjadi kosong, dan patuh kepada
kesangat-substansian jiwa, sebagaimana yang Tuhannya, dan sudah semestinya bumi itu patuh)
telah Anda pelajari. (QS 84;3-5), maka ia mungkin mengandung
semua tubuh. Ini adalah seperti yang Ia -Yang
e. Bantahan kelima (dengan tetap mengasumsi- Maha Tinggi- tunjukkan dalam FirmanNya: Qul
kan kebangkitan kembali tubuh unsuriah innal awwaliina wal aakhiriin, lamajmuu’uuna
kebumian), adalah bahwa jika seorang manusia ilaa miiqooti yaumin ma’luum. (Katakanlah:
partikular harus dalam keseluruhannya menjadi “Sesungguhnya orang-orang yang dahulu dan

Page 20 of 38
orang-orang yang terkemudian, benar-benar akan bersama dengan dirinya, sehingga ia dapat melihat
dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang hal-hal yang jasadi dan terindera dan melihat mereka
dikenal) (QS 56;49-50), sebagai jawaban atas secara langsung dengan indera batininya. Kekuatan
mereka yang bertanya, Wa kaanuu yaquuluuna kreatif ini meliputi berbagai jenis hal-hal yang
aidzaa mitnaa wa kunnaa turooban wa terindera dan sumber orisinil dari seluruh indera,
‘izhooman ainnaa lamab’uutsuun, awa sebagaimana yang telah dipelajari.
aabaaunal awwaluun (Dan mereka selalu
mengatakan: “Apakah apabila kami mati dan Jiwa, kemudian mengenali tubuh individualnya dalam
menjadi tanah dan tulang belulang, apakah bentuk sama dengan yang ia punyai di dunia ini ketika
sesungguhnya kami benar-benar akan ia mati. Karena kedekatan hubungannya dengan tubuh
dibangkitkan kembali?, apakah bapak-bapak kami (dalam kehidupan ini), ia melihat hakikatnya sebagai
yang terdahulu (dibangkitkan pula)?)” (QS 56;47- wujud yang sama dengan manusia yang dikuburkan
48) dan yang meninggal dalam bentuk ini. Maka mungkin
ditemukan bahwa tubuhnya telah dikuburkan, dan ia
g. Bantahan ketujuh adalah bahwa telah diketahui dapat merasakan penderitaan-penderitaan yang
dari Kitab dan dari Hadits bahwa Surga dan Neraka menimpanya dengan cara siksaan-siksaan inderawi,
telah diciptakan sekarang. Namun karena mereka sesuai dengan apa yang telah diuraikan dalam Hukum
keduanya sifatnya jasmaniah (sesuai dengan agama yang benar. Ini adalah “azab kubur” (yang
pandangan literal yang naif ini), ini akan disebutkan dalam berbagai riwayat). Dan jika jiwa
memestikan interpenetrasi tubuh-tubuh (dala melihat hakikatnya dalam bentuk yang dapat disetujui
tempat yang sama) atau suatu penolakan bahwa dan mempunyai kekuasaan atas hal-hal yang ada,
lapisan terluar benar-benar secara aktual maka ini adalah “nikmat/pahala kubur”. Ini seperti apa
membatasi alam. Jawaban ini telah diberikan yang dikatakan dalam sabda (Nabi); Kubur adalah
sebelumnya (pada bagian 2-a, 3-e dan 4-a di satu dari taman-taman Surga atau satu dari lubang-
atas), dan bisa dimengerti dari (fakta) bahwa lubang Neraka. Maka, ketika waktu tiba untuk
Surga dan Neraka terdapat di balik hijab-hijab Kehidupan Kembali dan Kebangkitan, jiwa mungkin
langit dan bumi (material) ini. dikaitkan pada sebuah tubuh yang cocok untuk Surga
dan kegembiraan-kegembiraan Surga, jika itu satu
Dan bagi mereka yang tidak (me)masuki rumah dari yang diberkati – atau pada tubuh yang sesuai
melewati pintunya (QS 2;189), terkadang untuk Neraka dan kepedihan-kepedihannya, jika ia
menjawab bantahan ini dengan membantah bahwa adalah ahli maksiat yang dimurkai.
Surga dan Neraka telah diciptakan; kadang-kadang
(dengan mengatakan) bahwa langit-langit akan Di atas semua itu, Anda mesti tidak percaya bahwa
robek terbuka cukup untuk mengandung mereka apa yang dilihat manusia setelah kematiannya dari
(dalam kosmos fisik ini); dan terkadang dengan kengerian-kengerian kubur dan berbagai keadaan
mnerima kemungkinan interpenetrasi antar tubuh. Kehidupan Kembali adalah hanya merupakan hal-hal
Jika saja orang seperti ini hanya menereima yang imaginer, tanpa wujud dalam realitas
ketakberkapasitasan mereka dan memuaskan deiri konkretnya, sebagaimana diklaim oleh Muslim-Muslim
mereka dengan penerimaan tak kritis (dari hal tertentu yang melekat pada (pendapat) para filsof.
yang tertulis dalam Kitab), dan mengatakan “Kami Karena siapa saja yang percaya hal itu adalah orang
tidak mengetahui” (QS 72;10); Tuhan dan NabiNya yang kafir (ingkar) dalam Hukum agama dan tersesat
lebih mengetahui (QS 3;36, dll). jauh dari hikmah dan filsafat yang benar. Bahkan, hal-
hal (yang dialami dalam) Kebangkitan dan keadaan-
keadaan dunia lain lebih kuat dalam wujud mereka
Prinsip - 5b; dan lebih real dan aktual secara intens dibandingkan
Tentang apa yang tetap ada (survive) dengan bentuk-bentuk ini yang ada dalam materi
(di dunia lain tersebut) dari bagian manusia, (keduniaan) ini, yang merupakan obyek-obyek (yang
dan pernyataan (Hadits) tentang “azab kubur” dibangkitkan dari unsur-unsur) dengan perantaraan
gerak dan waktu kehidupan. Karena bentuk-bentuk
Ketahuilah bahwa ketika ruh telah berpisah dari tubuh dunia lain adalah “tergantung” dari Hakekat (intelek)
unsuriah, masih terdapat dengannya sesuatu yang mereka atau ada di dalam daerah jiwa, yang
mempunyai wujud yang lemah; dalam riwayat Hadits, merupakan yang terlembut dari seluruh (hayuuliyaat).
ini disebut “akar dari ekor”. Terdapat berbagai
penafsiran mengenai maknanya. Maka, telah
dikatakan (oleh beberapa teolog) bahwa ini adalah Ma’rifat al-Ma’ad;
bagian orisinil tubuh. Dan telah dikatakan (oleh filsof Keadaaan-Keadaan Alam Akhirat
tertentu) bahwa itu adalah intelek material atau secara
sederhana materi prima. Abu Hamid al- Ghazali Prinsip 1C
mengatakan bahwa itu hanyalah jiwa, dan dunia lain Kematian itu benar dan adil
muncul dari ini. Teolog Abu Yazid al-Waqwaqi
mengatakan bahwa itu adalah “atom” yang tetap Ketahuilah bahwa munculnya kematuan adalah hal
survive di dunia ini. Dan pengarang dari al-Futuhat yang alami. Sumbernya, sebagaimana yang telah kita
(al-Makkiyah, karya sufi besar Ibn Arabi) mengatakan tunjukkan, adalah gerakan jiwa dari dunia alam fisik
bahwa mereka adalah substansi arketip abadi (al- ke cara wujud yang kekal- pada saat jiwa menghindar
a’yaan ats-tsabitah). Tiap dari penafsiran ini dari tubuh ini, meninggalkan debu bentuk jasadiah ini,
mempunyai nilai. dan timbul ke dalam tempat tinggal dunia berikutnya.

Tetapi, bukti demonstratif menunjukkan bahwa apa Kematian bukanlah seperti yang telah diklaim oleh
yang tersisa adalah kekuatan imaginal (dari jiwa), dokter dan saintis, bahwa sebab kemunculan kematian
yang mempunyai substansi yang secara esensial adalah keterbatasan kekuatan-kekuatan alam,
terpisah dari tubuh. Kekuatan imaginal ini adalah akhir habisnya panas bawaan tubuh dan kelebihan
dari cara wujud (fisik) ini, dan permulaan dari cara kelembaban yang sangat di dalamnya, atau beberapa
wujud dunia berikutnya. Maka, ketika jiwa terpisah pengaruh lain dari tubuh-tubuh langit, sesuai dengan
dari tubuh ia membawa bentuk yang mempersepsi efek tubuh-tubuh langit itu yang signifikan dalam

Page 21 of 38
mempengaruhi kelahiran seseorang. Kesalahan Karena pengulangan suatu perbuatan akan secara
pandangan-pandangan ini, dan pandangan-pandangan niscaya membawa kebiasaan ke dalam wujud, dan
yang seperti ini, telah ditunjukkan dalam tempatnya keadaan-keadaan habitual karakter jiwa akan
yang tepat. mengakibatkan perubahan bentuk dan rupa (yang
dilihat dalam dunia jiwa). Maka tiap keadaan sifat
Namun, sebab kematian adalah kekuatan substansiasi (karakter) yang menjadi dominan dalam manusia di
diri, kenaikan intensitas wujud, dan Kembalinya jiwa- tunia ini dilihat di dunia lain dalam suatu bentuk yang
melalui gerakan yang merupakan hakikatnya- kepada sesuai.
Pembuatnya, (yang) dariNya ia bermula dan di
dalamNya ia berakhir, apakah jiwa itu digembirakan Ini adalah sesuatu yang telah dibuktikan dan disadari
dan dibahagiakan atau disiksa dan disedihkan. oleh ahlul-yaqiin, sehingga Tuhan – Yang Maha
Tinggi- hanya menciptakan tubuh-tubuh kebinatangan
sesuai dengan motif-motif dan akhir jiwa mereka; dan
Prinsip – 2c; Ia menciptakan organ-organ tubuh, seperti jantung,
Tentang “Kumpulan” otak, hati, limpa (kecil), alat kelamin, dan seluruh
organ-organ dan anggota tubuh yang lain, sesuai
“Berkumpulnya” wujud yang diciptakan adalah dalam dengan maksud jiwa dan struktur hakikinya. Juga Ia
berbagai cara, sesuai dengan aktifitas-aktifitas dan menciptakan untuk tiap spesies hewan alat-alat sesuai
niat-niatnya. Untuk satu kelompok (itu adalah) seperti dengan sifat-sifat jiwa mereka, seperti tanduk bagi
penerimaan suatu kelompok yang dimuliakan: Yauma lembu jantan, kuku-kuku bagi singa, kuku yang sesuai
nahsyurul-muttaqiina ilar-rohmaani wafda bagi kuda, sayap-sayap bagi burung, taring bagi ular,
((Ingatlah) hari (Ketika) Kami mengumpulkan orang- sengat bagi kalajengking. Dan siapa saja yang
orang yang takwa kepada Yang Maha Pemurah mengamati secara lebih dekat berbagai jenis manusia
sebagai perutusan yang terhormat) (QS 19;85). Tapi di antara orang-orang dari segala jenis perdagangan
untuk kelompok yang lain (Berkumpul ini) adalah dan pekerjaan- seperti penulis, pusisiwan, astrolog,
dengan cara siksaan; Wa yauma yuhsyaru dokter, petani dan semua jenis pekerjaan lain – akan
a’daa`ulloohi ilan-naari fahum yuuza’uun (Dan menemukan bahwa bentuk-bentuk tubuh mereka
(ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah digiring ke berhubungan dengan motif-motif jiwa mereka. Pada
dalam neraka lalu mereka dikumpulkan (semuanya)) mulanya bentuk-bentuk ini bergerak dari jiwa-jiwa
(QS 41;19), karena jenis-jenis kelakuan dan manusia ke tubuh-tubuhnya; tapi kemudian mereka
perbuatan jahat yang berbeda di antara mereka, yang bergerak dari tubuh-tubuhnya ke jiwa-jiwa mereka
memestikan perbedaan bentuk-bentuk kebinatangan (yakni, keadaan-keadaan habitual), sedemikian hingga
mereka. Maka beberapa di antara mereka akan di dunia lain mereka diwakili oleh bentuk-bentuk
mempunyai bagian yang ditunjukkan oleh FirmanNya (imaginal) mereka (yang sesuai). Inilah apa yang
– Yang Maha Tinggi- …wa nahsyuruhu yaumal- disebutkan dalam FirmanNya – Yang Maha Tinggi- ……
qiyaamati a’maa (dan Kami akan [wa la`udhillannahum wala `umanniyannahum
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan wa la`aamuronnahum] fa layubattikunna
buta) (QS 20;124). Untuk kelompok yang lain, Idzil- aadaazna al-an’aami… [dan saya (syaitan) benar-
aghlaalu fii a’naaqihim was-salaasilu yushabuun, benar akan menyesatkan mereka, dan akan
fil-hamiimi, tsumma fin-naari yusjaruun (ketika membangkitkan angan-angan kosong pada mereka
belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya dan akan menyuruh mereka], maka mereka benar-
mereka diseret, ke dalam air yang sangat panas, benar memotong telinga-telinga binatang mereka …QS
kemudian mereka dibakar dalam api) (QS 40;71-72); 4;119)
dan yang lain Yauma yushabuuna fin-naari ‘alaa
wujuuhihim dzuuquu massa saqor ((Ingatlah) Satu dari ashaabul-quluub mengatakan:
pada hari mereka diseret ke neraka atas muka
mereka. (Dikatakan kepada mereka): “Rasakan Setiap orang yang melihat wujud
sentuhan api neraka”.(QS 54;48). Seperti untuk batinnya di dunia ini dengan cahaya
kelompok yang lain Yauma yunfakhu fish-shuuri pandangan batin yang benar akan
wanahsyurul-mujrimiina yaumaidzin jurqo (QS melihatnya terisi penuh oleh berbagai jenis
20;102); dan (terdapat juga) mereka lahum fiihaa kejahatan (kebusukan) yang merugikan –
zafiirun wa syahiiq (di dalamnya mereka hawa nafsu, amarah, tipu daya licin, iri,
mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih)) sombong, arogansi, suka dipuji yang
(QS 11; 106). Kepada beberapa, qoolakhsa`uu congkak, kemunafikan, dan lain-lain. Hanya
fiihaa walaa tukallimuun (Dia (Allah) berfirman; karena kebanyakan manusia pandangan
“Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah batinnya terhijab dari penyaksian langsung
berbicara dengan Aku) (QS 23;108), sebagaimana hal-hal ini; tapi ketika hijab rahasia ini
untuk yang lain, lathomasnaa ‘alaa a’yuunihim tersingkap dengan kematian, maka mereka
(pastilah kami hapuskan penglihatan mata mereka) akan melihat mereka dengan mata-mata
(QS 36;66). mereka. Maka mereka selanjutnya dicitrakan
dalam bentuk-bentuk dan rupa-rupa yang
Secara total, setiap diri dikumpulkan sesuai dengan terindera sesuai dengan realitas batinnya.
bentuk wujud batinnya dan dibawa kepada Maka seseorang bisa melihat dengan
tujuan dari perjuangan dan aktivitasnya. Ini adalah matanya sendiri bahwa jiwanya telah
seperti yang difirmankan-Nya – Yang Maha Tinggi— berbentuk singa atau binatang buas. Atau ia
Qul kulluy-ya’malu ‘alaa syaakilatih, mungkin dikelilingi oleh kalajengking-
warobbukum a’lamu biman huwa ahdaa sabiila kalajengking dan ular-ular yang menyengat
(Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut dan menggigitnya; atau ia mungkin diliputi
keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih dari segala arah oleh api yang menelannya.
mengetahui siapa yang lebih benar jalannya) (QS
17;84). Dan dalam sebuah riwayat Hadits: “Setiap Hal-hal ini hanyalah merupakan kebiasan-
manusia dikumpulkan dengan kepada siapa saja yang kebiasaannya dan perangai karakternya yang ada (di
ia cintai, sehingga walaupun jika satu di antara kamu dalam jiwanya)- jika tidak ditolong oleh RahmatNya
mencintai batu, ia akan dibangkitkan bersamanya”.

Page 22 of 38
dan jika tidak diselamatkan dari siksa ini melalui iman Sebagaimana kebangkitan pertama, (waktunya)
yang benar dan amal shaleh. diketahui dari riwayat: “Ketika seseorang mati,
Kebangkitan-nya telah dimulai.” Dan sebagaimana
bagi Kebangkitan (yang lebih) besar terdapat sebuah
waktu tertentu, (QS 3;9, dll) baginya bersama Tuhan:
Prinsip – 3c; … wa maa ya’lamu ta’wiilahu illa alloohu wa ar-
Tentang Dua Jenis “Peniupan” (Terompet Isrofil) roosikhuuna fi al-‘ilmi…“….Dan tidak ada yang
mengetahui takwilnya melainkan Allah dan ar-
Tuhan – Yang Maha Tinggi- berfirman; Wa nufikho fi roosikhuuna fil-‘ilmi….” (QS 3;7)
ash-shuuri fa sho’iqo man fi as-samaawaati wa
man fi al-ardhi illa man syaa`allooh, tsumma Sekarang semua yang di dalam Kebangkitan besar
nufikho fiihi ukhroo faidzaa hum qiyaamun mempunyai sesuatu yang berhubungan dengannya
yanzhuruun,(Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah dalam Kebangkitan kecil. Dan kunci dari pengetahuan
siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang tentang Hari Kebangkitan dan Kembalinya seluruh
dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu makhluk ada di dalam pengetahuan batin tentang
sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu) jiwa, kekuatan-kekuatannya, kenaikan-kenaikannya.
(QS 39;68). Karena mati itu seperti sebuah kelahiran, dan
Kebangkitan kecil dan besar adalah seperti dua
Ketahuilah bahwa (sebagaimana telah dijelaskan Ibn kelahiran (manusia); yang kecil, yakni gerakannya
‘Arabi), “ “Peniupan” ada dua ; yang memadamkan keluar dari batasan rahim ibu ke dunia luar dari tubuh
api, dan yang menyalakannya.” Dan (obyek dari dan rahim dunia ini menuju keluasan yang terbuka
Peniupan adalah) “Terompet” (ash-shuur), walaupun dari dunia lain. Maa kholaqokum wa laa ya’tsukum
beberapa orang juga membacanya sebagai “Bentuk- illa ka nafsin waahidah.. (Tidaklah Dia menciptakan
Bentuk” (ash-shuwar). Karena ketika Nabi (SAWW) dan membangkitkan kamu itu melainkan hanyalah
ditanya apakah ash-shuur ini, Beliau bersabda; “ Itu seperti satu jiwa saja).. (QS 31; 28)
adalah Terompet Cahaya yang ditiup (malaikat)
Isrofil.” Terompet ini dijelaskan sebagai (suatu Oleh karena itu, siapapun yang benar-benar ingin
kerucut), sempit pada ujung yang satu dan lebar di mengetahui realitas batin Kebangkitan besar; dari
ujung yang lain; dan orang-orang berbeda dalam hal Kembalinya Segala kepada Nya –Yang Maha Tinggi-
apakah terompet itu lebar di atasnya dan sempit di dan Ta’ruju al-malaa`ikatu wa ar-ruuhu ilaihi fii
bawahnya, atau sebaliknya. Kenyataannya, kedua yaumin kaana miqdaaruhuu khomsiina alfa
pandangan itu masing-masing mempunyai validitas. sanah …(Malaikat-malaikat dan Ruh naik kepadaNya
dalam Sehari yang panjangnya kadarnya limapuluh
(Ibn ‘Arabi telah menjelaskan dua jenis “Peniupan” ini ribu tahun.) (QS 70;4). ; dan dari manifestasi dari
sebagai berikut): “Sekarang pada saat bentuk-bentuk Hakikat Sejati (secara simultan) dengan Ketunggalan
(dari hal-hal dalam dunia fisik) mengambil bentuk (di lengkap -Nya dan penyerapan (dalamNya) totalitas
alam), sumbu kesiapan mereka (untuk “dihidupkan hal-hal, bahkan termasuk malaikat-malaikat dan bola-
kembali” di dunia jiwa) adalah dalam keadaan seperti bola (alam-alam) langit –sebagaimana Ia – Yang Maha
kesiapan batu bara yang akan dinyalakan dengan api Tinggi- berfirman. … fasho’iqo man fi as-
yang tersembunyi di dalamnya. Namun itu (hanya samaawaati wa man fi al-ardhi illa man
menjadi terbuka dengan peniupan (padanya), dan syaa`allooh… (… maka matilah siapa yang di langit
(seperti itu pula) bentuk-bentuk dalam dunia barzakh dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki oleh
(dari jiwa) dinyalakan oleh ruh-ruh yang dikandung Allah…) (QS 39;68),, yakni siapa yang untuk mereka
mereka. Kebangkitan besar telah terjadi; (siapapun, maka,
akan mengetahui dengan sebenarnya realitas batin
“Maka, ketika Isrofil (malaikat yang meniupkan Ruh hal-hal ini) seharusnya memperhatikan dengan
Kehidupan kepada seluruh wujud-wujud) meniupkan seksama premis-premis fundamental yang telah kami
Peniupan yang pertama, tiupan ini melewati seluruh bahas secara detail dalam buku-buku dan risalah
(bentuk-bentuk fisik eksternal) dan mematikan kami, khususnya dalam “Risalah Al-Mabda`”. Karena
mereka (sehubungan dengan mode materialnya yang siapa saja yang mampu mengetahui dengan benar
tak-substansial). Kemudian Peniupan yang bagaimana cara alam danseluruh bagiannya bermula
mengikutinya, yang kedua, melewati seluruh bentuk- (secara kontinyu) di dalam waktu setelah sebelumnya
bentuk ini yang telah siap untuk ruh-ruh mereka ia tiada – tanpa ini dalam cara apa pun melanggar
seperti sebuah lampu yang siap untuk dibakar atau prinsip rasional apa pun atau tanpa mengotori
dinyalakan - …fa idzaa hum qiyaamun ketaktersentuhan Tuhan dan Sifat-SifatNya yang benar
yanzhuruun. Wa asyroqoti al-ardhu bi nuuri dari cacat keberubahan dan kejamakan- orang itu
robbihaa… (… maka (tiba-tiba) mereka berdiri akan mampu untuk mengetahui dengan benar
menunggu. Dan terang benderanglah bumi (padang kerusakan, kelenyapan dan sirnanya seluruh alam ini
mahsyar) dengan cahaya Tuhannya…) (QS 39; 68- dan apa pun yang ada di dalamnya, dan Kembali-nya
69). Maka bentuk-bentuk ini bangkit; hidup dan mereka semua kepadaNya,
berbicara. Beberapa mengatakan “Puji kepada Tuhan,
Yang memberi kita Hidup setelah Ia mematikan kita, Karena untuk orang yang menolak ini, yakni itu karena
dan kepadaNya kita kembali” Tapi yang lain ia belum mencapai maqam ini (yaitu, maqam realisasi
mengatakan “(Celakalah kita) Siapakah yang aktual transendensi) dan belum merasakan minuman
membangkitkan kita dari tempat istirahat kita?” Dan ini baik melalui pengalaman visi langsung ataupun
tiap orang berbicara sesuai dengan pengetahuan dan dengan bukti-bukti; atau karena ia dibutakan oleh
keadaan wujud masing-masing. inteleknya yang cacat, atau karena kelemahan
imannya tentang apa yang diberitakan nabi-nabi. Tapi
ia yang hatinya telah dicahayai oleh Cahaya keyakinan
Prinsip - 4c; melihat langsung tanpa perantara transformasi
Tentang “Kebangkitan” kecil dan besar bagian-bagian alam dan individual-individualnya,
(dan “Saat”nya) sifat-sifatnya, bentuk-bentuknya dan jiwa-jiwanya
pada setiap saat, sebagaimana bentuk-bentuk

Page 23 of 38
khususnya dan manifestasi individualnya larut dan
sirna. Karena seluruh “bumi-bumi” (fisik maupun imaginal)
adalah Bumi yang satu, karena terdapat suatu Bentuk
Dan siapa yang telah secara langsung menyaksikan dari Bumi yang lain yang bercahaya,dan bersih tanpa
“Berkumpulnya” seluruh kekuatan manusia, kecuali noda. Di dalam nya adalah semua makhluk dan nabi-
ketaksamaannya di dalam wujud dan lokasi-lokasi nya nabi, saksi-saksi, kitab-kitab, timbangan-timbangan,
yang berbeda di dalam tubuh, ke dalam sebuah pemisahan dan pengadilan oleh Kebenaran,
hakikat spiritual sederhana yang tunggal, ke suatu titik sebagaimana (yang ditunjukkan) dalam FirmanNya,
yang mereka semua akan lenyap dan larut padanya, Yang Maha Tinggi, Wa asyroqoti al-ardhu bi nuuri
kembali kepadanya dan terserap di dalam hakikat robbihaa wa wudhi’a al-kitaabu wajii `a bi an-
(dari jiwa) tersebut- dan kemudian (telah melihatnya) nabiyyiina wa asy-syuhadaa`i wa qudhiya
bangkit dari hakikat itu di waktu yang lain dalam bainahum bi al-haqqi wa hum laa yuzhlamuun
Kebangkitan (kecil), dalam suatu bentuk yang bisa (Dan terang benderanglah bumi dengan cahaya
permanen dan hidup abadi; orang itu akan mudah Tuhannya; dan diberikanlah buku dan didatangkanlah
untuk mengafirmasi (Kebangkitan besar, yang para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di
merupakan) Kembalinya Keseluruhan kepada … al- antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak
waahidu al-qohhaaru… (Yang Satu, Yang Maha dirugikan. (QS 39;69).
Perkasa) (QS 12;39, dll), dan kemudian kebermulaan
Keseluruhan itu dan keberasalan terus menerus
Keseluruhan itu dari Nya di waktu yang lain dalam Prinsip – 6c;
cara wujud (noetik) yang kekal. Tentang bahwa “Jalan” itu nyata

Ketahuilah, pula, bahwa walaupun “Peniupan” (yang Diriwayatkan dari Abu ‘Abdallah (Imam Ja’far al-
menyimbolkan penciptaan yang baru (yang kekal)) Shadiq) (‘a.s.) sebagaimana yang dirowikan Mufaddal
adalah “ Satu” dengan sejenis kesatuan, sehubungan ibn ‘Amr bahwa beliau mengatakan: “”Jalan ” adalah
dengan Hakikat Sejati, karena Ia meliputi keseluruhan Jalan pengetahuan batin yang benar tetang Tuhan
dari apa yang selainNya- akan tetapi ia bermacam- Yang Maha Tinggi. Dan terdapat dua buah jalan, satu
macam sehubungan dengan makhluk-makhluk, sesuai yang ada di dunia ini dan yang satu di dunia lain.
dengan kejamakannya dalam jumlah, spesies dan hal- Mengenai jalan yang di dunia ini, itu adalah Imam
hal lain. yang harus ditaati: barangsiapa benar-benar
mengetahuinya dalam dunia ini dan benar-benar
Demikian juga, (kejamakan) waktu-waktu dan saat- mengikuti petunjuknya juga akan melewati Jalan yang
saat adalah, dalam hubungannya denganNya, sebuah merupakan jembatan melintasi Jahanam di dunia lain.
“as-sa’ah”, adalah satu dalam suatu pengertian Tapi orang yang gagal mengetahui dengan benar
Ketunggalan yang lain. Dan (kata-kata) as-sa’ah Imam di dunia ini, kakinya akan tergelincir dari Jalan
juga telah diturunkan dari as-sa’yu (usaha atau ihtiar di dunia lain dan ia akan masuk ke dalam Api
atau berjuang), karena seluruh hal yang tumbuh dan Jahanam.” Dan al-Halabi telah meriwayatkan hadits
alami berjuang (berihtiar) untuk Nya dan mengarah lain dari Abu ‘Abdallah (‘a.s.) “ “Jalan Yang Lurus (QS
kepada Nya, bermula dengan (kekuatan jiwa) 1;6)” adalah Amirul Mu`minin” (yaitu, ‘Ali, Imam yang
kebinatangan dan kemudian (ke) (kekuatan jiwa) pertama). Seperti itu juga (Imam Ja’far) diriwayatkan
kemanusiaan. telah bersabda, tentang firman Tuhan – Yang Maha
Tinggi- Ihdina ash-shirootho al-mustaqiim (QS
Tapi verifikasi dan realisasi yang benar dari tujuan ini 1;6), bahwa “ Itu adalah Amirul Mu`minin dan
harus dicari dari siapa-siapa yang kepada mereka hal- pengetahuan batin yang benar tentang beliau.”
hal ini telah disingkapkan secara langsung, melalui Seorang Imam lain, dalam redaksi yang lain,
konsultasi yang ekstensif dan asosiasi personal terus diriwayatkan telah bersabda” Jalan yang lurus adalah
menerus dengan mereka. dua Jalan, satu di dunia ini dan satu di dunia lain.
Tentang Jalan yang lurus di dunia ini, adalah tidak
berlebihan, naik di atas kekurangan, dan mengikuti
Prinsip - 5c; apa yang benar, tidak menyimpang ke segala sesuatu
Tentang “Bumi” Kebangkitan yang salah. Jalan yang lain adalah Jalan dari orang
yang benar-benar beriman menuju Surga, Jalan ini
Bumi Kebangkitan adalah bumi ini yang ada di dunia lurus, karena mereka tidak berbelok dari Surga ke
ini kecuali bahwa Ia berubah menjadi sesuatu selain Neraka atau apapun selain dari Surga. Dan
bumi, karena permukaannya menebar dan meluas (diriwayatkan) dari para Imam (‘a.s.) (bahwa mereka
Laa taroo fiihaa ‘iwajan wa laa amta (Ttidak ada berkata): “ Kita adalah Gerbang-Gerbang menuju
sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah Tuhan, dan kita adalah Jalan Yang Lurus.” Semua
dan yang tinggi-tinggi.) (QS 20;107). Pada Bumi itu hadits yang meriwayatkan kepada kita dari Pemimpin-
dihadirkan seluruh makhluq, dari awal hingga akhir Pemimpin kita sepakat dalam makna batin hakikinya,
dari dunia ini, karena pada Hari itu Bumi akan walaupun penjelasannya secara lengkap akan
dibukakan sedemikian luas untuk mengandung seluruh memerlukan penjelasan yang lebih ekstensif. Siapa
makhluk tersebut. pun yang ingin belajar lebih mendalam tentang ini
seharusnya merujuk pada komentar kita akan surat
Tapi makna dan hakikat sebenarnya dari awal Al-Qur’an.
“pembentangan” ini tidaklah diperlihatkan pada siapa
pun kecuali mereka yang mempunyai penglihatan Penjelasan sederhana atas pembahasan itu: jiwa
batin yang terang, yang hakikatnya telah bebas dari manusia mempunyai suatu transformasi psikis tertentu
rantai-rantai alam fisik dan ikatan-ikatan waktu dan dalam perjalanannya dari awal asal-muasalnya menuju
ruang. Karena mereka (saja-lah) yang benar-benar akhir dari kehidupannya di dalam dunia ini; sebagai
tahu bahwa keseluruhan waktu-waktu dan hasil ia memiliki perubahan-perubahan tertentu dalam
konsekuensi-konsekuensinya adalah seperti satu saat; substansinya, dalam cara wujud esensialnya. Maka
dan bahwa segala sesuatu dalam bumi ini, seluruh dalam pandangan tertentu, setiap jiwa adalah sebuah
ruang-ruangnya dan apa yang terjadi dengannya “Jalan” menuju dunia lain; tepat sama seperti, dalam
adalah seperti sebuah titik. pandangan lain, ia adalah sesuatu yang melintasi

Page 24 of 38
Jalan: yang bergerak dan rute yang dilintasinya tsaaqoltum ila al-ardhi, arodhiitum bi al-hayaati
keduanya pada hakikatnya satu hal yang tunggal, ad-dunya min al-aakhiroti Hai orang-orang yang
hanya berbeda dari sudut pandangnya. beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada
kamu:” Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan
Oleh karena itu jiwa-jiwa manusia adalah Jalan-Jalan Allah” kamu merasa berat kepada dunia? Apakah
menuju Hari Akhir: beberapa merupakan Jalan yang kamu puas dengan kehidupan di dunia daripada
lurus dan langsung, beberapa jiwa tersesat, dan kehidupan di akhirat? (QS 9;38) Atau sebagaimana
beberapa berlari di arah yang salah. Diantara yang dinyatakan di dalam hadits: “Mukmin melewati Jalan
paling lurus, terdapat beberapa yang sampai (pada seperti cahaya kilat sekilas.” Dan berbelok dari Jalan
Tujuan) dan yang lain yang terhenti atau menjadi non yang kedua meniscayakan kemusnahan dan hukuman:
aktif; dan di antara yang sampai, terdapat beberapa Wa inna al-ladziina laa yu`minuuna bi al-
yang melakukan itu dengan cepat, dan yang lain lebih aakhirooti ‘ani ash-shiroothi lanaakibuun. Dan
lambat. “Jalan Lurus” yang paling sempurna adalah sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman
jalan Amirul Mukminin (Imam ‘Ali) (‘a.s.) dan kepada negeri akhirat benar-benar menyimpang dari
berikutnya adalah jiwa-jiwa dari keturunannya yang jalan. (QS 23;74)
diberkati (Imam-Imam yang lain). (Kesempurnaan) ini
adalah sehubungan dengan baik kekuatan-kekuatan Bashiroh kasyfiyah :
kontemplatif maupun kekuatan-kekuatan praktis Ketahuilah bahwa jalan yang lurus yang akan
(jiwa), dan mereka adalah apa yang telah dijelaskan membawamu ke Surga jika kamu melaluinya adalah
dalam riwayat (yang dikutip di atas) mengenai Jalan di dalam dirinya sendiri merupakan kesangat-bentuk-an
dunia ini dan Jalan di dunia lain. dari petunjuk yang benar dari jiwa, memanjang dari
permulaan alam inderawi menuju Gerbang Ridwan.Di
“Jalan di dunia ini” adalah ekspresi utuk pencapaian dalam tempat tinggal ini (dari wujud fisik), jalan ini
keharmonisan pikis dan keadaan kebiasaan moderasi, seperti seluruh kenyataan ghaib lain yang tersembunyi
antara berlebihan dan kekurangan, dalam penggunaan dari pandangan (eksternal) dan tidak dapat diamati
intelek praktis dari kekuatan-kekuatan keinginan, dalam sebuah bentuk yang khusus. Tapi ketika tabir
amarah, dan perkiraaan dari jiwa. (Ini adalah) alam fisik disingkapkan (QS 50:22) oleh kematian,
sedemikian hingga seseorang tidak akan boros tidak akan dibukakan kepadamu pada Hari Kebangkitan
juga malas ataupun acuh tak acuh, namun dapat sebuah jembatan, yang terindera, sepanjang
mengendalikan diri dan bersahaja; tidak terlalu permukaan jahanam, dengan permulaannya pada titik
tergesa-gesa dan terburu-buru tidak pula pengecut, keberangkatan dan akhirnya pada Gerbang Surga.
namun berani; dan tidak terlalu licik tidak pula polos Setiap orang yang melihatnya akan mengetahui bahwa
yang bodoh, namun berhati-hati dan bijaksana. Jadi, itu adalah kerjaan tanganmu dan engkau telah
melewati konjungsi keadaan-keadaan antara ini, membangunnya.
seseorang dapat mencapai sebuah situasi
melaksanakan dan ketaatan yang telah siap dengan Dan mereka akan mengetahui bahwa didalam dunia ini
kekuatan-kekuatan ini, yang di dalamnya ruh (yakni, terdapat sebuah jembatan yang terbentang diatas
intelek kontemplatif) mempunyai penguasaan atas permukaan jahanam (dari wujud fisik) yang
mereka. kepadanya dikatakan; Yauma naquulu lijahannama
halimtala’ti wa taquulu hal min maziid ((Dan
Sekarang moderasi antara ekstrim-ekstrim yang ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya
membahayakan (dari kekuatan-kekuatan ini) adalah kepada jahannam : “Apakah kamu sudah penuh?” Dia
setara dengan lenyapnya mereka sama sekali dari menjawab: “Masih adakah tambahan?” ) (QS 50:30),
jiwa. Dalam cara ini jiwa menjadi seolah ia tidak sehingga ia dapat bertambah dengan panjang dan
mempunyai jejak dari sifat-sifat psikis yang menurun lebar dan jangkauan dari keadaan fisikmu sendiri.
dari hubungan (dengan tubuh) dan tidak mempunyai Karena keadaan fisikmu (dengan tiga dimensi
tempat di dunia ini Yaa ahla yatsriba laa muqooma ruangnya) adalah sebuah bayangan bercabang tiga
lakum (Hai penduduk Yatsrib, tidak ada tempat dari realitasmu, sebuah bayangan yang tidak
bagimu) (QS 33;13) Maka jiwa menjadi seperti cermin memberikan keteduhan dan tidak melindungi,
yang digosok yang disiapkan menerima manifestasi- substansi diri esensialmu melawan nyala api (QS
Diri dari bentuk dari Hakikat Sebenarnya. Dan itu 77:30-31) dari Jahanam (wujud jasmaniah)
hanya bisa dicapai dengan mengikuti Hukum agama Intholiquu ilaa dzillin dzii tsalaatsi syu’ab. Laa
dan menyerah kepada Imam yang harus ditaati- dzaliilin wa laa yughnii minallahab (Pergilah kamu
karena inilah arti “Jalan di dunia ini” adalah Imam. mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang,
yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala
“Jalan di dunia lain” adalah ekspresi untuk berlalunya api neraka.) (QS 77:30-31). Namun, keadaan fisik ini
jiwa, dengan kekuatan kontemplatifnya dan intelek adalah apa yang mengarahkan jiwamu kedalam nyala-
praktisnya, melalui derajat-derajat hal-hal yang nyala hawa nafsu yang api neraka tersembunyi
maujud dan terindera, psikis, dan cara-cara wujud (terhadap pandangan tersembunyi) di
yang intelektif, dan keberangkatannya dari tutupan dalamnya.Walaupun pada Hari kebangkitan akan
hijab-hijab dan penutup-penutup gelap (eksistensi muncul dengan jelas sesuai dengan firmannya
material) ke dalam keluasan terbuka dari Cahaya Waburrizati al jahiimu lilghoowiin (dan
Ilahiah. diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada
orang-orang yang sesat dan api neraka akan muncul
Jalan yang Lurus, kemudian, mempunyai dua aspek: dengan jelas (kepada para pendosa)) (QS 26:91) yang
yang pertama (yang praktis) adalah lebih tajam dari akan melihatnya. Ini akan benar-benar terjadi kecuali
sebuah pedang, sehingga siapapun yang berhenti di api itu akan dimatikan oleh air ampunan yang
atasnya akan terpotong menjadi dua; dan yang kedua menyucikan jiwa dari keburukan-keburukannya dan
(yang kontemplatif) adalah lebih lembut daripada dengan air pengetahuan ia menyucikan hati-hati dari
selembar rambut. Berhenti sepanjang Jalan pertama keadaan pertama kebodohan (QS 33:33) dan dari
meniscayakan sebuah pemotongan dan pemisahan yang kedua.
(jiwa dari hakikat alamiahnya), sebagaimana
FirmanNya Yaa ayyuha al-ladziina aamanuu maa
lakum idzaa qiila lakumunfiruu fii sabiilillahits- Prinsip – 7c;

Page 25 of 38
Tentang “Kitab” dan “Shuhuf” adrooka maa ‘iliyyuun. Kitaabun marquum.
Yasyhaduhu al-muqorrobuun … sesungguhnya
Ia- Yang Maha Tinggi- berfirman; Wa nukhriju lahuu kitab orang-orang berbakti itu (tersimpan) dalam
yauma al-qiyaamati kitaaban yalqoohu ‘Iliyyiin. Tahukah kamu apakah ‘Iliyyiin itu. (Yaitu)
mansyuuroo. Iqra` kitaabaka kafaa bi nafsika al- Kitab yang bertulis. Yang disaksikan oleh al-
yauma ‘alaika hasiibaa. Dan Kami keluarkan muqorrobuun. (QS 83; 18-21).
baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang
dijumpainya terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah Tapi siapa saja diantara orang yang dikutuk adalah
dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghisab yang dikembalikan ke tempat yang serendah-
terhadapmu. (QS 17;13-14). Dan Ia – Yang Maha rendahnya (QS 95;5) dan di antara golongan kiri-
Tinggi- berfirman: Wa idzaa ash-shuhufu nusyirot. maka mereka akan diberikan Kitabnya dari sebelah
Dan apabila catatan-catatan dibuka. (QS 81;10). kirinya (QS 69;25) atau dari belakang punggungnya
(QS 84;10), dari arah “Penjara Besar” (Sijjin). (Ini
Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang dilakukan adalah) karena persepsi-persepsinya terbatasi pada
manusia dengan jiwanya atau dilihat manusia dengan akhir-akhir yang rendah dan khusus, dan karena
indera-indera meninggalkan jejak-jejak tertentu dalam Kitab-nya berisi tipu, fitnah dan segala jenis racauan.
hakikatnya. Pengaruh-pengaruh gerakan dan aktifitas Maka adalah hanya cocok dan layak bahwa ia harus
(psikis) dikumpulkan bersama dalam “Shuhuf” jiwanya dilemparkan ke dalam Api dan dibakar dalam Jahanam
dan perbendaharaan dari persepsi-persepsinya. Dan ia (wujud jasmaniah), sebagaimana FirmanNya: … inna
adalah “Kitab” yang hari ini tertutup dan tersembunyi kitaaba al-fujjaari la fii sijjiin. Wa maa adrooka
dari pemeriksaaan teliti penglihatan (fisik). Tapi maa sijjiin. Kitaabun marquum. Wailun
dengan kematian, akan diturunkan padanya apa yang yauma`idzin lil-mukadzdzibiin. …sesungguhnya
tersembunyi dari pandangannya dalam keadaan hidup kitab orang yang durhaka tersimpan dalam sijjin.
(jasadi)I, terekam dalam Kitab yang tidak seorang pun Tahukah kamu apakah sijjin itu? (Yaitu) Kitab yang
yang dapat menjelesakan waktu kedatangannya selain bertulis. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi
Dia (QS 7;187). Kita telah mendekati bahwa impresi- orang yang mendustakan. (QS 83;7-10).
impresi yang mendalam akarnya dari keadaan batin
(jiwa) dan pendirian secara kokoh sifat-sifat psikis –
apa yang disebut filosof sebagai keadaan habitual Prinsip – 8c;
karakter (al-malakah) dan agamawan menyebutnya Tentang cara kemunculan keadaan-keadaan
sebagai “malaikat” (al-malak) atau “setan” – adalah yang timbul pada Hari Kebangkitan
apa yang memestikan kekalnya pahala dan siksa.
(Di sini kita akan mendiskusikan keadaan-keadaan itu
Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan atau hanya) dalam garis besar umumnya: kekhususan-
kejahatan walau sebesar zarah, dia akan melihat (QS kekhususannya dapat diperoleh dari Qur’an dan Hadits
99;7-8) jejaknya yang tertulis pada Shuhuf esensinya dengan perincian yang lebih lengkap dan lebih jelas.
atau pada sebuah shuhuf yang lebih tinggi dari itu: ini Tapi Qul huwa naba`un ‘azhiim (Katakanlah:
secara sederhana adalah sebuah pernyataan lain bagi “Berita itu adalah berita yang benar.”) Antum ‘anhu
pembukaan Shuhuf-Shuhuf dan penyingkapan Kitab- mu’ridhuun (yang kamu berpaling daripadanya) (QS
Kitab. Jadi, kapan saja waktu itu tiba bahwa 38; 67-68), sebagaimana yang difirmankan oleh Ia –
pandangan (batin) seorang manusia ditolehkan ke Maha Suci Ia- : Wa ka`ayyin min aayatin fi as-
wajah diri esensialnya, ketika tabir disingkapkan (QS samaawaati wa al-ardhi yamurruuna ‘alaihaa wa
50;22) dan kegelapan yang menutup (atas pandangan hum ‘anhaa mu’ridhuun (Dan banyak sekali tanda-
mereka) (QS 2;7) diangkat, maka ia akan tanda di langit dan di bumi yang mereka melaluinya,
mengalihkan perhatiannya kepada Shuhuf wujud sedang mereka berpaling daripadanya) (QS 12;105).
batinnya dan Kitab jiwanya. Kemudian siapa yang
(sebelumnya) tidak mengindahkan diri hakikinya dan a. Ketahuilah bahwa Kebangkitan, seperti yang telah
Hisab dari perbuatan baik dan buruknya akan berkata: kita tunjukkan, adalah dibelakang hijab-hijab langit
“… yaa wailatanaa maa li haadza al-kitaabi laa dan bumi fisik. Hubunganya pada dunia ini adalah
yughoodiru shoghiirotan wa laa kabiirotan illaa mirip manusia (sebagai embrio) terhadap
ahshoohaa, wawajaduu maa ‘amiluu haadhiron, peranakan, atau burung terhadap telur: sepanjang
wa laa yazhlimu robbuka ahadaa ”Aduhai celaka struktur kemunculan luar tidak pecah, keadaan
kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang hakikat batin tidak dapat diungkapkan. Karena
kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia (alam) Gaib dan alam lahir tidak dapat digabung
mencatat semuanya”; dan mereka dapati apa yang dalam satu tempat. Maka “saat” (Kebangkitan
telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu besar) hanya muncul apabila bumi digoncangkan
tidak menganiaya seorang pun. (QS18;49) Ini adalah dengan goncangannya (yang dahsyat) (QS 99;1),
karena cara wujud dunia lain adalah cara wujud yang dan apabila langit terbelah (Idza as-
secara hakiki dapat dipersepsi dan hidup; “ketajaman samaa`unfathorot) (QS 82;1) dan dan apabila
penglihatan”, sesuai dengan FirmanNya: Laqod kunta bintang-bintang jatuh berserakan (Wa idza al-
fii ghoflatin min haadzaa, fakasyafnaa ‘anka kawaakibuntatsarot) (QS 82;2), dan Apabila
ghithoo`aka fa bashoruka al-yauma hadiid. matahari digulung, dan apabila bintang-bintang
Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari berjatuhan (Idza asy-syamsu kuwwirot. Wa
(hal) ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup idza an-nujuumunkadarot) (QS 81;1-2), dan
(yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada apabila bulan telah kehilangan cahayanya (Wa
hari itu amat tajam. (QS 50;22). khosafa al-qomar) (QS 75;8), dan dijalankanlah
gunung-gunung maka menjadi fatamorganalah ia
Maka siapa saja di antara manusia yang diberkahi dan (Wa suyyiroti al-jibaalu fa kaanat saroobaa)
golongan kanan (QS 56;27) – ia akan diberi kitabnya (QS 78;20), dan apabila unta-unta yang bunting
dari sebelah kanannya (Fa ammaa man uutiya ditinggalkan, (Wa idza al-‘isyaaru ‘uththilat)
kitaabahuu bi yamiinihi) (QS 84;7, QS 69;19), dari (QS 81;4), dan maka apakah dia tidak mengetahui
arah (‘Iliyyuun), karena hal-hal yang ia ketahui tinggi, apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
indah dan universal. (Ini adalah) seperti FirmanNya:... dan dilahirkan apayang ada di dalam dada (Afala
inna kitaaba al-abroori la fii ‘iliyyiin. Wa maa ya’lamu idzaa bu’tsiro maa fi al-qubuur, wa

Page 26 of 38
hushshila maa fi ash-shuduur) (QS 100;9-10), Maka dia akan melihat bagaimana Api membakar
dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu tubuh-tubuh dan memakan kulit-kulit (QS 4;56)
dibenturkan keduanya sekali bentur. (Wa humilati dan melumerkan daging: (karena) waquuduha
al-ardhu wa al-jibaalu fa dukkataa dakkatan an-naasu wa al-hijaaroh (bahan bakarnya
waahidah) (QS 69;14). adalah manusia dan batu) (QS 2;24). Dan dia akan
melihat lautan dijadikan meluap (wa idza al-
Orang yang mengetahui yang benar dapat bihaaru sujjirot) (QS 81;6).
langsung menyaksikan seluruh keadaan-keaddan
dan keajaiban-keajaiban ini ketika Kekuatan dari c. Sekarang Api (transubstansiasi seluruh wujud)
dunia lain yang menguasai hakikatnya (atau yang membakar tubuh-tubuh dan kulit-kulit
“diri”nya) menjadi nyata. Maka ia dapat berbeda dengan naarulloohi al-muuqodah,
mendengar Panggilan: li manil-mulku al-yaumu, allatii taththoli’u ‘ala al-af`idah (api Allah yang
lillaahi waahidil-qohhaar (Kepunyaan siapakah dinyalakan, yang sampai ke hati) (QS 104;6-7).
kerajaan pada hari ini?” Kepunyaan Allah Yang Karena api (kemenderitaan batin jiwa dalam
Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) (QSQS 40;16), “Kebangkitan kecil”) bisa padam beberapa saat
dan ia bisa melihat Wa al-ardhu jamii’an dalam tidur atua keadaan-keadaan yang serupa,
qobdhotuhu yauma al-qiyaamati wa as- sehingga beberapa siksaannya berhenti (untuk
samaawaatu mathwiyyaatun bi yamiinihi… sesaat).
(Dan bumi seluruhnya dalam genggamanNya pada
hari kiamat dan langit digulung dengan tangan Tetapi sebenarnya tidurnya tidak mempunyai
kanan-Nya) (QS 39;67). Dan ia dapat melihat istirahat di dalamnya. Ia – Yang Maha Tinggi-
bumi ini dan “goncangan”nya dan gunung-gunung berfirman: Kullama khobat zidnaahum sa’iiro
“dihancurkan” (dan seluruh kondisi lain yang baru (Tiap kali api Jahannam itu akan padam, Kami
disebutkan), sebab hal-hal ini tidak mempuyai tambah bagi mereka nyalanya) (QS 17;97). Yakni,
kestabilan dan kepadatan (dalam dirinya sendiri, tiap Api wujud batin mereka ini padam di dalam
namun hanya pada Dasar mereka). diri mereka, karena mereka tidak mengindahkan
cemburu, dendam, kebencian, permusuhan, atau
Karena ketika hijab disingkapkan (QS 50;22) oleh api-api tersembunyi lain yang memakan hati
Kebangkitan besar dan kecil, orang yang (manusia), (ini adalah hanya karena) mereka
mengetahui dengan benar melihat segala sesuatu dialihkan (dari siksa-siksa batin itu) oleh aktifitas-
dalam Sumbernya, tanpa kesalahan dalam aktifitas tubuh seperti memuaskan hawa nafsu
penginderaan atau kekacauan dalam estimasi jasmani dengan makanan, aktifitas seksual, dan
(jiwa). (Karena umumnya, dalamdunia fisik, lain-lain – tidak untuk menjamin keberadaan yang
seseorang melihat) dalam hakikat-hakikat (benda- baik yang wajar, namun secara sederhana keluar
benda) dalam posisi-posisi khusus, tersusun atas dari watak kasar dan lekas naik darahnya. Dan
materi-materi dan bentuk-bentuk yang terus maka terdapat penambahan bagi mereka kekuatan
menerus diperbaharui dan ditransformasi, dan jasmaniah yang akan memestikan bagi mereka
diambil bersama dengan kualitas-kualitas nyala Api yang lebih besar tersebut. Dari sini
aksidental yang berbeda yang melengkapi wujud terbukti bahwa “Api” (penderitaan dalam jiwa)
partikular mereka yang terindera: ini adalah yang yang terindera ini bisa bertambah atau berkurang.
muncul dalam organ-organ (jasmaniah) dari
penginderaan dan keadaan-keadaan afektifnya. Satu dari “orang yang kasyaf” memberikan
Tapi ketika orang yang mengetahui dengan benar penafsiran lain atas makna batin (QS 17;97) ini
melihat hakikat-hakikat dalam Kebangkitan, ini sebagai berikut;
adalah dengan cara pandangan yang lain, karena
mereka tidak mempunyai cara wujud (fisik) ini Kapan saja Api yang dibebankan pada tubuh-
ketika disaksika di dunia lain. Karena dalam tubuh mereka padam, Kami menambah bagi
domain Kebangkitan, orang yang mengetahui mereka nyalanya dengan memindahkan
dengan benar menyaksikan benda-benda sesuai siksaan dari wujud luar mereka ke wujud batin
dengan Realitas-Realitas primordialnya, dengan mereka. Dan (penderitaan jiwa) ini adalah
sebuah bentuk persepsi yang bersifat ukhrawi siksaan atas keberefleksian mereka atas aib
(non-duniawi) yang diterangi dengan Cahaya dan kengerian mereka pada Hari Kebangkitan.
Kerajaan. Karena ketersiksaan hati oleh api-api alami
fisik dan keterhijaban hati dari Kerajaan
Maka (orang yang mengetahui dengan benar) akan adalah jauh lebih intens daripada penderitaan
menyaksikan dan gunung-gunung adalah seperti tubuh dan kulit. Maka adalah bahwa
bulu yang dihambur-hamburkan (wa takuunu al- penderitaan dari refleksi-refleksi dan
jibalu ka al-‘ihni al-manfuusy) (QS 101;5). Dan imaginasi-imaginasi jiwa mereka ini jauh lebih
ia akan benar-benar menyadari arti Firman-Nya- pedih daripada penderitaan ketika tubuh
Yang Maha Tinggi- Dan mereka bertanya mereka dikenai api yang terindera. Karena ini
kepadamu tentang gunung-gunung, maka dikatakan dalam syair;
katakanlah: “Tuhanku akan menghancurkannya Api adalah Dua:
sehancur-hancurnya, maka Dia akan menjadikan Yang satu berkobar sepenuhnya
gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada Dan sebuah api hakikat batin,
sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang naik sampai ke ruh-ruh (QS 104;7)
rendah dan yang tinggi-tinggi. (Wa yas`aluunaka
‘ani al-jibaali fa qul yansifuhaa robbii fasqoo, Saya mengatakan bahwa kedua “Api” ini berbeda
fa yadzaruhaa qoo’an shofshofaa, laa taroo dengan api (unsuriah) di dunia ini. Inilah mengapa
fiihaa ‘iwajan wa laa amtaa) (QS 20; 105 –107) ia menyebutkan Api (transubstansiasi wujud
material) sebagai “berkobar sepenuhnya” – karena
api unsuriah di dunia ini bukan api murni, namun
b. Pada Hari itu (orang yang mengetahui dengan adalah suatu substansi senyawa yang mengandung
benar) akan menyaksikan Api Jahannam benar- api dan (unsur-unsur) lain, sedemikian hingga ia
benar meliputi orang-orang kafir (QS 29;54). dapat ditransformasikan ke dalam udara atau air

Page 27 of 38
atau sesuatu yang lain. Tapi Api inderawiah ruang ini (yang diasosiasikan dengan wujud
(yakni, psikis) di dunia lain, adalah bentuk-bentuk material) lenyap dalamKebangkitan (besar, noetik)
yang berapi-api yang tidak bisa dipadamkan oleh tersebut, maka hijab – hijab lenyap dari antara
apa pun kecuali kerahiman Tuhan. benda – benda maujud, sedemikian hingga seluruh
makhluk, yang pertama hingga yang terakhir,
d. Di antara berbagai keadaan pada Hari itu adalah dikumpulkan bersama. Ini adalah “ Hari
yauma yafirru al-mar`u min akhiih, wa Pengumpulan,” sebagaimana yang difirmankan Nya
ummihi wa abiih, wa shoohibatihi wa baniih, – Yang Maha Tinggi - : Yauma yajma’ukum li
li kullimri`in min hum yauma`idzin sya`nun yaumi al-jam’ … (Pada Hari ketika Dia
yughniih (pada hari ketika manusia lari dari mengumpulkan kamu pada Hari Pengumpulan…)
saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan (QS 64;9).
anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari
itu mempunyai urusan yang cukup h. Diantara keadaan – keadaan itu, adalah juga Hari
menyibukkannya.) (QS 80;34-37). Ini adalah Pemisahan (QS 37;21), karena dunia ini adalah
karena jiwa akan dipisahkan dari tubuh ini dan tempat kebingungan dan kecurangan, di dalam
akan harus meninggalkan dunia ini dan segala dunia ini Kebenaran dan kesalahan, baik dan
sesuatu di dalamnya, sebagaimana Ia berkata : buruk, bercampur; di sini hal – hal yang
Wa kullu hum aatiihi yauma al-qiyaamati antagonistik bergabung dan hal – hal yang
fardaa (Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada berlawanan dicampur bersama. Namun dunia lain
Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri) (QS adalah tempat pemisahan, diskriminasi dan
19;95). Karena di Sana manusia tidak akan ketajaman (yang benar). DI Sana hal – hal yang
bertemu dengan siapa pun dan apa pun dari dunia berlawanan dipisahkan dan hal – hal yang
ini, kecuali hasil-hasil aktifitas dan perbuatannya, membingungkan dibedakan secara akurat,
bentuk-bentuk niat batinnya dan hal-hal yang sebagaimana Firman Nya - Yang Maha Tinggi –
bersamaan dari sifat-sifat dan keadaan-keadaan Wa yauma taquumu as-saa’atu yauma`idzin
watak (psikis)-nya. yatafarroquun (Dan pada hari terjadinya kiamat,
di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan)
e. Di antara keadaan-keadaan itu, Al-mulku (QS 30;14) ; dan Firman-Nya Li yamiiza alloohu
yauma`idzin lillah Kerajaan pada Hari itu milik al- khobiitsa mina ath-thoyyib… (Supaya Allah
Allah (QS 22;56). Ini adalah karena DI Sana memisahkan (golongan) yang buruk dari yang
hubungan-hubungan material, penyebab-penyebab baik…) (QS 8;37) ; dan Firman – Nya : liyuhiqqo
persiapan, dan faktor-faktor sebab yang al-haqqo wa yubthila al-baathil (untuk
diasosiasikan dengan suatu lokasi khusus dalam membenarkan Yang Benar dan menyalahkan yang
ruang tidak berlaku. Karena hubungan-hubungan salah) (QS 8;8).
ini khusus untuk dunia kejadian dan perubahan ini
yang timbul dari transformasi – transformasi hal- Tidak terdapat ketaksesuaian apapun di antara
hal material dan keadaan-keadaan afektifnya “Pemisahan” ini dengan “Pengumpulan” (lihat
melalui perantaraan arah – arah dan posisi – posisi dalam 8-g di atas). Sesungguhnya, “Pemisahan” ini
tubuh – tubuh langit, sebagaimana telah meniscayakan “Pengumpulan” sebagaimana Firman
ditunjukkan dalam tempatnya. Tapi bagi cara – Nya: Haadzzaa yaumu al-fashli
wujud (noetik) kedua, hanya terdapat sebab – jama’naakum wa al-awwaliin (Ini adalah Hari
sebab hakiki; tidak ada (sebab – sebab sekunder) Pemisahan: Kami mengumpulkan kamu dan orang-
dari luar hakikat benda tersebut dan yang tidak orang yang terdahulu) (QS 77:38)
(secara aktual) menyusun wujudnya.
i. Dan di antara keadaan – keadaan ini, siapa yang
Di dunia ini, juga, Kerajaan adalah miliki Allah (QS telah bebas dari kuburan – kuburan (keterikatan
22;56), karena segalanya menurut KehendakNya, dengan wujud fisik) dan dunia – dunia antara akan
Pengarahan dan Pengaturan Nya, KebijakanNya, lewat langsung ke dalam Kehadiran Ilahi pada
dan Kemembawaan Dia atas segala ke dalam Kebangkitan, tanpa menunggu dan penundaan
Wujud. Tapi di sini terdapat juga sebab – sebab yang merupakan nasib orang – orang yang dibatasi
aksidental, perantara, dan sebab – sebab oleh dunia ini dan dibelenggu oleh ikatan – ikatan
persiapan, sehingga kejadian – kejadian terjadi hubungan - hubungan (jasmaniah). Ini adalah
menurut Determinasi Khusus Nya. seperti Firman – Nya : … fa idzaa hum mina al-
ajdaatsi ilaa robbihim yansiluun (… maka tiba
f. Juga di antara keadaan – keadaan ini adalah –tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya
bahwa Raja Hari itu adalah (al – maliku al - (menuju) Tuhan mereka) (QS 36:51).
haqq) Raja Yang Sebenarnya (QS 23;116), dan
bahwa laa zhulma al-yaum (tidak ada kezaliman j. Di antara keadaan – keaddan itu (terdapat
pada Hari ini) (QS 40;17). Ini adalah karena apa riwayat) bahwa “mati akan digantung di antara
yang telah Anda pelajari mengenai penghilangan Surga dan Neraka dalam bentuk biri-biri jantan
konflik-konflik di dunia itu yang terjadi (dalam putih-dan-hitam”.
dunia spasiotemporal ini karena materi dan hal-hal (Ini artinya) bahwa “kematian” (fisik), karena ia
yang terjadi bersama dengannya). adalah penghancuran binatang elalui proses
kelebihan atau kekurangan (dalam keseimbangan
g. Dan di antara keadaan-keadaan ini adalah organ-organ tubuh) “akan digantung di antara
Kebangkitan juga merupakan Hari Pengumpulan Surga” (wujud noetik) “dan Neraka”
(QS 64;9), karena adalah waktu – waktu dan (duniamaterial) “ dalam bentuk biri-biri jantan
gerakan – gerakan (dunia material) yang putih-dan-hitam.” Dan biri-biri tersebut akan
menyebabkan benda – benda berubah dan disembelih dengan pisau Yahya – ‘alaihi as-salaam
berturut-tururutan satu sama lain di dalam waktu; – yang merupakan bentuk Kehidupan, dengan
dan adalah posisi – posisi dan arah – arah (bentuk perintah Jibril, yang merupakan sumber ruh-ruh
– bentuk material di dalam ruang) yang yang hidup dan yang meniupkan Kehidupan ke
menyebabkan kehadiran dan ketidakhadiran dalam dalam bentuk –bentuk sesuatu., dengan ijin
wujud dan ketiadaan. Maka ketika waktu dan Tuhan, sehingga realitas yang benar dari

Page 28 of 38
ketidakmatian dan kekekalan bisa akhir seluruh detil partikular perbuatan-
termanifestasikan melewati matinya kematian perbuatan mereka, total jumlah hasil dari
(jasmaniah) dan hidupnya Kehidupan. perbuatan-perbuatan baik dan buruk mereka, dan
efek setiap orang dari perbuatan-perbuatan dan
k. Dan di antara keadaan-keadaan ini adalah niat-niat, apakah itu besar ataupun kecil. Karena
(riwayat lain) bahwa “Neraka akan muncul di huwa asro’ul haasibiin (… Dia lah Pembuat
ruang terbuka dalam bentuk seekor unta” – perhitungan yang paling cepat.) (QS 6;62).
karena sifat alami unta yang penuh dendam dan Menganai masa Perhitungan yang panjang dan
kedengkiannya – sehingga manusia mungkin kepedihan manusia dalam siksa ini (ini bukanlah
dapat mengingat sifat-sifatnya yang tercela yang karena kelambatan pada sisi Tuhan, namun)
memberikan kebangkitan siksaannya, karena diri-diri hakiki manusia tidak mampu
sebagaimana dalam Firman Nya: Wa jii`a terlalu cepat memahami seluruh detil partikular
yauma`idzin bi jahannam, yauma`idzin (pemikiran-pemikiran dan perbuatan mereka),
yatadzakkaru al-insaanu wa annaa lahu adz- dan tidak dapat terlalu cepat tiba pada hasil akhir
dzikroo (Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Perhitungan mereka.
Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia
akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu c. Dan mengenai “pengambilan Kitab”, Anda telah
baginya) (QS : 89;23). Pada Hari Itu, sifat – sifat mempelajari (dalam Prinsip 7) bahwa ini adalah
tercela seseorang akan dapat dilihat dengan jelas, Kitab jiwa-jiwa manusia dan Lembaran hati-hati
tidak terhijab sebagaimana mereka sekarang, mereka, dan beberapa diantaranya dimuliakan
seperti dalam Firman Nya – Yang Maha Agung – dan beberapa hina, beberapa diberikan pada
Yauma yatadzakkaru al-insaanu maa sa’aa. “tangan kanan” dan beberapa pada “tangan kiri.”
Wa burrizati al-jahiimu li man yaroo. (Pada Fa ammaa man uutiya kitaabahuu bi
hari (ketika) manusia teringat apa yang telah yamiinihii, fa saufa yuhaasabu hisaaban
dikerjakannya, dan diperlihatkan neraka dengan yasiiroo. Wa yanqolibu ilaa ahlihi masruuroo.
jelas kepada setiap orang yang melihat) (QS (Adapun orang yang diberikan kitabnya dari
76;35-36). Kemudian, dalam ketakutan pada sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa
penglihatan langsung mereka atas (gambaran dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan
yang mengerikan dari) neraka dan siksaan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama
mereka, manusia akan meminta ampun kepada beriman) dengan gembira.) (QS 84;7-9) Ini
Tuhan dari kejahatannya. Dan sesungguhnya, jika karena orang yang diberkati dan yang benar-
Tuhan tidak mengampuni dengan Rahmat Nya, benar beriman, yang hatinya dicahayai oleh
neraka itu akan lepas kendali dalam suatu Cahaya iman yang benar, dibersihkan dari seluruh
amukan yang akan membakar habis langit –langit kerusakan dalam wujud batinnya atau cacat
dan bumi. dirinya yang paling hakiki. Tidak ada makhluk lain
yang mempunyai sesuatu untuk diperhitungkan
terhadap dirinya, karena ia tidak disesatkan dari
Prinsip 9 niatnya yang tetap kepada alam Kesucian (noetik)
Mengenai “Pemeriksaan”, “ Perhitungan”, “ oleh perhatian apapun karena keamanannya
pengambilan Buku” dan (dalam dunia ini). Karena inilah maka Ia
“penegakkan Timbangan” berfirman: Fa ammaa man uutiya kitaabahuu
biyamiinihii fayaquulu haa`umuqromuu
a. Mengenai “Pemeriksaan” (jiwa-jiwa yang kitaabiyah. Innii zhonantu annii mulaaqin
disebutkan dalam Qur’an pada QS 11;18, 18;48, hisaabiyah. Fa huwa fii ‘iisyatin roodhiyah.
dll.), ini seperti melewati angkatan bersenjata Fii jannatin ‘aaliyah. (Adapun orang-orang yang
untuk pemeriksaan sedemikian hingga seseorang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah
dapat mengetahui perbuatan-perbuatan tentara kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah
itu di medan. Anda telah mempelajari (pada kitabku (ini)”. Sesungguhnya aku yakin, bahwa
Prinsip 8 –h di atas) bahwa seluruh makhluk yang sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap
dicipta akan mesatukan di sebuah tempat. Maka diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan
(persis seperti pangkat-pangkat tentara yang yang diridhai, dalam syurga yang tinggi.) (QS
berbeda dikenali dengan lencananya), Yu’rofu al- 69;19-22) Karena ia adalah seseorang yang
mujrimuuna bi siimaahum (Orang-orang yang benar-benar dan secara batini tahu alam lain,
berdosa dikenali dari tanda-tandanya) (QS “Pengumpulan”, “Pembalasan,” seseorang yang
55;41), sebagaimana orang-orang yang baik akan mengetahui dengan baik bahwa ia akan
dikenali dengan niat – niatnya. Diriwayatkan menghadapi Hisab nya dan Kitab nya- karena
bahwa Nabi (SAWW) ditanya tentang Firman “zhon” yang disebutkan di sini mempunyai makna
Tuhan – Yang Maha Agung- “Fa saufa keyakinan mutlak dan pendirian yang kokoh
yuhaasabu hisaaban yasiiro (maka dia akan
diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah) (QS Wa ammaa man uutiya kitaabahuu bi syimaalihii
84;9)“. Dan Beliau menjawab, “ Itu (Hisab yang fa yaa laitanii lam uuta kitaabiyah, wa lam
mudah) adalah adalah ‘Pemeriksaan.’ Karena adri maa hisaabiyah (Adapun orang yang
barangsiapa yang diperiksa dalam ‘Hisab’ juga diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah
akan dihukum “. kirinya, maka dia berkata “ Wahai alangkah
baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku
b. Sekarang untuk “Perhitungan” (disebutkan dalam (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab
kira-kira empat puluh ayat Qur’an), ini adalah terhadap diriku.) (QS 69;25-26) Ini Karena ia
sebuah pernyataan untuk (perhitungan) seluruh dibingungkan dengan dunia ini dan kenikmatan-
detil jumlah-jumlah dan kuantitas-kuantitas kenikmatannya dan pengalihan dari dunia lain
(perbuatan dan niat baik dan buruk manusia) dan kebaikan dan keriaannya.
sedemikian hingga total penjumlahan mereka dan
jumlah akhirnya dapat diketahui. Adalah dalam d. Wa ammaa man uutiya kitaabahu waro`a
Kemampuan Tuhan – Yang Maha Agung- untuk zhohrih, fa saufa yad’uu tsubuuroo, wa
menampakkan pada makhluk dalam sesaat hasil yashlaa sa’iiroo (Adapun orang yang diberikan

Page 29 of 38
kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak
“Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam e. Wa nadho’u al-mawaaziina (Kami akan
api yang menyala-nyala (neraka).”) (QS 84:10- memasang timbangan) (QS 21;47), (kata)
12) Untuk “yad’uu tsubuuroo (meminta “timbangan” atau “ukuran” (al- mizaan) adalah
kecelakaan / kehancurannya sendiri) “, ini adalah sebuah pernyataan untuk standar yang tepat yang
karena hubungan yang mengikat dengan hal-hal dengannya seseorang mengetahui kuantitas atau
yang beralih dan binasa. Dan dia akan masuk ke nilai dari sesuatu. Sebuah “ukuran” mungkin
dalam api yang menyala-nyala (neraka) karena merupakan suatu instrument khusus, atau itu
Kitab-Kitab pendosa dan kaum munafik adalah mungkin merupakan sesuatu yang lain, tapi
seperti lembar-lembar kertas yang buruk dan ukuran dari sesuatu selalu sejenis dengan hal
rusak yang dapat dihilangkan dan diganti dan yang diukur.
ditulisi lagi, yang layak dibakar dalam api api
yang menyala-nyala (neraka). Oleh karena itu “Ukuran” dunia lain tidak sama
dengan ukuran dunia ini, dan ia juga tidak sama
Tapi bagi seseorang yang sama sekali tidak dengan ukuran-ukuran (berbagai jenis)
memiliki iman yang benar, dia bahkan tidak pengetahuan dan perbuatan seperti timbangan-
memiliki “Kitab” sama sekali. timbangan yang digunakan untuk menimbang
tubuh-tubuh dan berat-berat. (“Timbangan-
Dan bagi kaum munafik,ketika ia ditanya apakah Timbangan” dunia ini dan dunia lain) tidaklah
ia memliki iman yang benar, ia tidak dapat lulus seperti ukuran-ukuran gandum, jawawut, dadih
dengan status formal agama yang diterima dari susu, atau sirup adalah seperti “ukuran” puisi,
rakyat yang lemah fikiran dan sederhana. Karena yang merupakan pola metrikalnya; atau “ukuran”
ia adalah satu darimereka yang kepadanya berfikir, yakni logika; atau tata bahasa, dalam
dikatakan: Innahuu kaana laa yu`minu kasus sintaksis dan perubahan bentuk kerja; dan
billaahi al-‘azhiim (Sesungguhnya dia dahulu astrolabe dan gerakan benda-benda langit, untuk
tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar) (QS kuantitas-kuantitas waktu; atau tali pengukur
69;33). Dalam (kelas “kemunafikan” batin) ini tegak lurus, untuk siku; atau kompas dan mistar,
kaum musyrik, ateis dan mereka yang acuh (tidak untuk lingkaran dan garis lurus. Tapi Hati (Mind)
menganggap) Tuhan dimasukkan, karena dalam adalah ukuran segala sesuatu.
wujud batinnya seorang munafik pasti satu dari
ketiga ini. Karena Di Sana, sebagaimana yang Secara total, Timbangan-Timbangan dunia lain
telah disebutkan, status lahir dan yang murni adalah suatu jenis lain (bukanlah seperti
formal sama sekali tidak memberinya manfaat apa timbangan-timbangan di dunia ini), karena Kitab-
pun. Kitab dan Lembaran-Lembaran (jiwa manusia)
ditempatkan dalam Mereka dan “ditimbang”
Ketahuilah, bahwa “Kitab” ini (yang disebutkan dengan Mereka. Dan di antara yang diriwayatkan
dalam QS 84;10) adalah sesuatu selain “Kitab” dari Imam-Imam kita –‘alaihimus-salaam- pada
amal-amal pendosa. Karena ini adalah Buku Wa topik ini, terdapat riwayat oleh Muhammad bin ‘Ali
idz akhodzalloohu mitsaaqo alladziina uutu bin Baabawayh : “[Imam Ja’far al-Saadiq] ditanya
al-kitaaba latubayyinunnahuu linnaasi wa oleh Hishaam bin Saalim tentang arti Firman Nya
laa taktumuunah, fa nabadzuu warooa – Yang Maha Agung Lagi Terpuji- Wa nadho’u
zhuhuurihim wasytarou bihii tsamanan al-mawaaziina al-qistho liyaumi al-qiyaamati
qoliilaa… (Dan (ingatlah), ketika Allah (Kami akan memasang timbangan yang tepat
mengambil janji dari orang-orang yang diberi pada Hari Kiamat) (QS 21;47). Beliau menjawab:
kitab (yaitu) : “ Hendaklah kamu menerangkan isi “Ini adalah para nabi dan pewarisnya yang
kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu ditunjuk [ imam-imam]”
menyembunyikannnya,” lalu mereka
melemparkan janji itu ke belakang punggung Ketahuilah bahwa setiap perbuatan tubuh atau
mereka dan mereka menukarnya dengan harga hati, setiap ingatan atau niat, ditempatkan dalam
yang sedikit…) (QS 3;187). Ini adalah Kitab Timbangan ini. Dan sesuatu yang lain selalu dapat
(kesempurnaan noetik) yang dikirimkan kepada dimasukkan melawan (setiap perbuatan ini) dan
tiap manusia, bukan kitab perbuatan- menyeimbangkannya-kecuali Kalimat pernyataan
perbuatannya. Karena ketika mereka Ketunggalan Ilahi (yang disimbolkan) dalam
melemparkan ke belakang (QS 3;187, dll), ia perkataan “ Laa ilaaha illallooh,” (ketika
mengira bahwa Itu tidak akan pernah kembali (QS diucapkan) dengan ketulusan penuh. Karena
84;14)- yakni, (kata-kata “mengira” di sini berarti setiap perbuatan mempunyai lawan dalam dunia
bahwa) dia benar-benar yakin, seperti Firman perlawanan ini; namun pernyataan Ketunggalan
Nya: Wa dzaalikum zhonnukumu alladzii Tuhan tidak mempunyai lawan kecuali untuk
zhonantum birobbikum ardaakum fa kesyirikan- dan kedua hal ini tidak dapat
ashbahtum mina al-khoosiriin (Dan yang digabungkan dalam suatu timbangan tunggal,
demikian itu adalah prasangkamu yang telah karena keyakinan yang tahan lama (Ketunggalan
kamu sangka terhadap Tuhanmu, Dia telah Tuhan) tidak dapat digabungkan dengan lawannya
membinasakan kamu, maka jadilah kamu dalam sebuah hati, tidak juga ia dapat diikuti
termasuk orang-orang yang merugi) (QS 41;23). oleh lawannya dalam subyek yang sama.
Tapi pada Hari Kebangkitan akan dikatakan Sebagaimana yang telah kita fahami sebelumnya,
kepadanya – yakni, kepada kakum munafik- “ jiwa mu`min yang benar-benar menyadari
Ambil Kitabmu dari belakang (QS 84;10) “- yakni, Ketunggalan Tuhan benar-benar berbeda dari jiwa
dari tempat di mana kamu telah melemparkannya orang kafir (mutlak) dalam substansinya dan
selama kehidupanmu dalam dunia ini. Ini adalah hakikatnya bahwa keduanya benar – benar
seperti Firman Nya – Yang Maha Agung!- berbeda secara aktual dalam spesies, tidak secara
Qiilarji’uu waro`akum faltamisuu nuuroo sederhana sebagai individu-individu partikular.
(Dikatakan (kepada kaum munafik): “ Kembalilah
kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya Pendek kata, tidak ada apa pun sama sekali,
(untukmu)”.) (QS 57;13) apakah itu perkataan atau perbuatan atau niat,

Page 30 of 38
yang dapat mengimbangai atau sama dengan
Kalimat (Ketunggalan Tuhan) pada sisi lain Penjelasan dari ini adalah bahwa “Akhir-Akhir” (dari
Timbangan- yang kurang lebih mulai lebih berat kenaikan psikis dan noetik manusia) adalah paralel
darinya. Karena ini diriwayatkan dari Abu ‘Abdillah dan secara akurat berhubungan dengan “Awal-Awal”
(Imam Ja’far al-Shaadiq) bahwa beliau bersabda: (atau Prinsip-Prinsip Pertama turunnya Wujud), dan
“ Sebagaimana tidak ada apa pun (dari cara bahwa kematian fisik adalah permulaan gerakan
perbuatan-perbuatan ‘baik’ secara eksternal) yang Kembali (jiwa) kepada Tuhan, tepat seperti kehidupan
berguna ketika disertai dengan kekafiran, fisik adalah akhir gerakan turun (ontologis) dari
demikian pula tidak ada apa pun (dari perbuata- Tuhan. Karena setiap sesuatu pada derajat (wujud)
perbuatan yang salah) yang membahayakan bila yang berbeda dalam kurva kenaikan mempunyai
disertai dengan keimanan yang benar.” Dan Abu pasangannya yang akurat di antara derajat-derajat
al-Samit meriwayatkan berikut ini dari (Imam kurva penurunan. Filsof-filsof dan pengetahu yang
Ja’far)- ‘alaihissalaam!- {beliau bersabda] : benar telah menyerupakan kedua rantai (wujud) ini
“Tuhan tentu akan mengampuni orang yang dengan dua buah kurva setengah lingkaran dari
beriman, walaupun jika ia membawa sesuatu sebuah lingkaran, sebagai suatu indikasi bahwa
seperti itu.” Dan ia memberikan isyarat dengan gerakan kembali, yang kedua adalah sejenis “berputar
tangan (untuk menunjukkan keluasannya). Saya kembali” atau gerakan terbalik, dan bukan suatu
bertanya kepadanya : “ Walaupun seandainya ia gerakan yang lurus terus.
datang dengan (dosa sebesar) bentuk-bentuk itu
(langit-langit, gunung-gunung dan obyek-obyek Sekarang bahwa ini telah ditegaskan, Anda harus
yang sangat besar)?” “Kemudian ia menjawab: “ mengetahui bahwa Surga ada dua jenis: terdapat
Ya, demi Allah! Walaupun sekiranya ia membawa Surga inderawi (jiwa) dan Surga noetik. Ini adalah
bentuk-bentuk seperti itu.” Kemudian ia berkata seperti Firman Nya- Yang Maha Agung- : Wa li man
“Ya, demi Allah !” dua kali lagi. “ Dan diriwayatkan khoofa maqooma robbihii jannataan (Dan bagi
dari Rasulullah (SAWW) bahwa “[orang beriman orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya
akan memasuki Surga] walaupun sekiranya ia ada dua surga) (QS 55;46), dan fiihimaa min kulli
melakukan perzinahan atau mencuri. “ faakihatin zaujaan (Di dalam kedua surga itu
terdapat segala macam buah-buahan yang
Ketahuilah, kemudian, bahwa aktifitas-aktifitas berpasangan) (QS 55;52). “Buah-buahan” inderawi
jasmaniah, baik maupun buruk, semua dimasukkan (dari keadaan-keadaan menggembirakan jiwa) adalah
diantara hal-hal pada Timbangan-Timbangan ini. untuk ashhaabu al-yamiin (golongan kanan) (QS
Untuk perbuatan – perbuatan batin (jiwa), mereka 56;27); sedangkan “buah-buahan” noetik adalah
tidak bisa diukur dengan timbangan inderawi apa pun; untuk al-muqorrobuun, yang merekalah Surga
mereka diukur dalam syarat-syarat Keadilan, yang Tertinggi. Dan Neraka, juga seperti itu, ada dua jenis:
merupakan Timbangan pengadilan tentang makna dan terdapat Neraka inderawi (dari keadaan-keadaan jiwa
realitas batin. Karena yang inderawi diukur dengan hal yang menyakitkan) dan Neraka realitas batin
yang inderawi; dan makna dan realitas batin diukur (“Jahannam” eksistensi fisik, atau jarak dari wujud
dengan (standarnya) sendiri (yang sesuai). Inilah noetik), sebagaimana telah disebutkan (dalam Prinsip
mengapa perbuatan-perbuatan seorang manusia 8 c di atas).
ditimbang sesuai dengan cara mereka “ditulis” (dalam
Kitab jiwanya). Sekarang baik Surga inderawi maupun Neraka
inderawi adalah alam-alam yang mempunyai ekstensi.
Hal terakhir dari semua yang diletakkan Yang pertama dari nya adalah merupakan bentuk
dalam Timbangan ini adalah ucapan manusia “ Puji (luar) Rahmat Tuhan; dan yang lain adalah bentuk
bagi Allah,” dan ini cukup untuk memenuhi Nya. Inilah dari Murka Nya, sebagaimana Firman Nya- Yang Maha
apa yang disinggung oleh Nabi (S.A.W.W) ketika Agung- Wa man tajlil ‘alaihi ghodhobii faqod
beliau bersabda: “ ‘Puji bagi Allah’ memenuhi hawaa (Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan Ku,
Timbangan.” Dan diantara pandangan-pandangan maka sesungguhnya binasalah ia) (QS 20;81). Oleh
batin yang lembut yang diungkapkan (pada pengetahu karena itu Murka Nya menghujani para penindas dan
yang benar) adalah bahwa setiap Timbangan manusia menghancurkan orang-ornga yang berlebih-lebihan
adalah benar-benar sebanding dengan perbuatan dalam kecongkakannya.
(batin dan lahir) nya, tidak terlalu besar tidak pula
terlalu kecil. (Tetapi dalam sebuah makna yang sangat berbeda,
pada level “Surga” noetik), Rahmat Tuhan adalah dari
KesangathakikatanNya, sedangkan Murka Nya
Prinsip 10c hanyalah merupakan sesuatu yang insidental pada
Tentang Surga dan Neraka Nya, sebagaimana yang Ia buktikan dengan Firman
Nya: “Rahmatku mendahului Murka Ku,” dan Firman
Mesti diketahui bahwa Surga yang ditinggalkan nenek Nya: ‘adzaabiy ushiibu bihii man asyaa`, wa
moyang kita Adam dan istrinya karena kesalahan rohmatiy wasi’at kulla syai` (Siksa Ku akan
mereka berbeda dengan Surga yang dijanjikan pada Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan
orang yang bertakwa (QS 13;35; 25;15,47;15). Itu rahmat-Ku meliputi segala sesuatu) (QS 7;156). Oleh
karena Surga yang terakhir hanya mengada (untuk karena itu Surga diciptakan dengan Hakikat (Nya),
individual tersebut) “setelah” kehancuran dunia ini, tapi Neraka hanya diciptakan secara insidental
lenyapnya langit dan bumi, dan akhir masa dunia (terhadap Nya). Dan tentang ini terdapat sebuah
pergerakan dan perubahan. Tapi Surga-Surga ini rahasia.
berimpit dalam realitas mereka dan dalam derajat
(wujud) nya dan derajat keagungannnya, karena Engkau talah mempelajari bahwa Surga dan Neraka
keduanya adalah secara bersamaan dan dalam (psikis, “inderawi”) tidak mempunyai lokasi spasial
hakikatnya merupakan Tempat Tinggal Kehidupan dan dalam aspek lahir dunia ini, apakah dalam
Kekekalan. (Tidak seperti hal-hal material, mereka) ketinggiannya ataupun kedalamannya, karena segala
tidak terus menerus diperbaharui dan sesuatu yang ditempatkan dalam ruang-ruang dunia
ditransformasikan, tidak juga beralih, lenyap dan (material) ini diperbaharui dan dimusnahkan secara
menirna selamanya. terus menerus, selallu berubah dan sirna: karena

Page 31 of 38
segala sesuatu yang seperti itu adalah dari dunia ini.
Tapi Surga dan Neraka adalah dari dunia lain : Fa Maka ketahuilah, kasihku, bahwa kita datang ke dunia
ni’ma ‘uqba ad-daar (Maka alangkah baiknya ini dari Surga Tuhan, Daerah Kesucian yang di dalam
tempat kesudahan itu) (QS 13;24). Maka tiap mereka Nya disucikan seluruh yang suci. Kita datang dari
mempunyai suatu tempat di balik hijab-hijab langit- Surga (noetik tertinggi) ke Tempat Tinggal Kehidupan
langit (fisik), walaupun mereka benar-benar memiliki dan Surga tubuh-tubuh (psikis); dari Sana kita datang
manifestasi di dunia ini, sesuai dengan cara-cara ke alam ini, tempat aktiitas tanpa balasan. Kemudian
wujud partikularnya. kita pergi dari alam ini ke Tempat Tinggal Balasan,
dimana tidak ada aktifitas (fisik). Dan di antara kita,
Hadits-hadits yang diriwayatkan yang menyebutkan mereka yang fitrahnya tetap bersuara dan
tempat-tempat tertentu di dunia ini sebagai tempat- perbuatannya baik akan mencapai Surga Tuhan, jika
tempat Surga dan Neraka semuanya harus mereka termasuk al-muqorroqbiin, yakni mereka
diintrepretasikan sesuai dengan ini (yakni, bahwa yang sempurna di alam ini. Atau ia pergi menuju
sebagai tempat-tempat manifestasi khusus Realitas- Surga Kehidupan (dalam alam jiwa), jika ia termasuk
Realitas noetik dan psikis). Diantaranya adalah sabda dari ashhaabu al-yamiin (golongan kanan) (QS
Nabi (S.A.W.W.) “ Di antara kuburanku dan mimbar di 56;27).
mana aku berdiri adalah satu dari padang rumput
Surga, “ dan sabda beliau (S.A.W.W.): “Kuburan Tapi mereka yang berbuat buruk dan hatinya gelap
seorang mukmin adalah satu dari padang rumput (oleh kebodohan dari sifat noetik Wujud) tinggal dalam
Surga, namun kuburan seorang munafik adalah satu Api Neraka Kemurkaan Tuhan, dalam Jahannam,
dari lubang Neraka.” Riwayat lain (dari sabda-sabda khoolidiina fiihaa maa daamati as-samaawaatu
sejenis ini mengatakan) bahwa satu dari mata air wa al-ardhu illaa maasyaa`a robbuk (mereka
Surga mengalir keluar pada Gunung Arvand. Dan kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali
terdapat sebuah sabda dari Abu Ja’far (Imam jika Tuhanmu menghendaki (yang lain).) (QS 11;107).
Muhammad al-Baaqir) (‘a.s.)- bahwa “terdapat sebuah Satu dari “ahli kasyaf” (Ibn ‘Arabi) mengatakan:
Taman yang Allah ciptakan di Barat yang jauh, dan air
dari sungai Eufrat mu di sini mengalir dari sana…” Ketahuilah-Semoga Tuhan melindungi kami
Mirip dengan itu, diriwayatkan bahwa Barhuut (aliran dan Anda!- bahwa Neraka adalah satu dari
belerang di Hadhramaut) adalah satu dari sungai di ciptaan yang luar biasa. Ia adalah Penjara
Neraka. Hadits-hadits seperti ini adalah sangat Tuhan dalam alam lain, dan disebut
bermacam-macam dan berbeda –beda dalam ekspresi “Jahannam” karena kedalamannya
eksternalnya. Kami telah menyebutkan cara yang dasarNya yang tak terkira, karena Arab
tepat untuk menyelesaikannya dalam buku kami al- Badui mengatakan sebuah sumur
Mabda’ wa al-Ma’ad. “Jahannam” jika sumur itu teramat dalam,
Neraka mengandung panas dan dingin yang
Hal yang menakjubkan, namun, adalah bahwa mengerikan- keduanya sampai derajat yang
terdapat manusia yang berakal yang bisa meragukan ekstrim; dan diantara titik tertingginya dan
(realitas aktual) keadaan wujud alam lain dan dari titik terendahnya terdapat jarak 7500
Surga dan Neraka (psikis) inderawiah – dan tapi tidak tahun. … Ia adalah suatu tempat di mana
ada keraguan sama sekali semua yang mereka lihat angin-angin panas adalah api yang amat
dalam mimpi-mimpi mereka sendiri. Lebih lanjut, alam panas, dan tanpa bahan bakar untuk
ini dan alam yang lain termasuk dalam kategori relasi, nyalanya melainkan “manusia dan batu”
karena (pernyataan untuk) “alam ini” (dunyaa) yang telah mereka ambil sebagai tuhan-
diturunkan dari “kedekatan” nya (dunuww), dan “alam tuhan. Ini akan dibakar oleh jin tersebut,
lain” (aakhirah) diturunkan dari “posterioritas” relatif sebagaimana Ia – Yang Maha Agung-
(ta`akhkhur). Ini adalah dua syarat untuk manusia: berfirman : waquuduha an-naasu wa al-
yang lebih dekat dari keduanya adalah dunia ini dan hijaaroh (bahan bakarnya manusia dan
yang lebih jauh adalah alam lain. Namun kedua istilah batu) (QS 2;24), dan Firman Nya: fa
relatif (hanya) bisa benar secara bersamaan, sehingga kubkibuu fiihaa hum wa al-ghoowuun,
siapa yang tidak benar-benar mengetahui alam lain wa junuudu ibliisa ajma’uun (Maka
dan tidak menegaskan wujud aktualnya, dalam mereka (sembahan-sembahan itu)
hakikat, tidak benar-benar mengetahui alam ini ! Ini dijungkirkan ke dalam neraka bersama-
adalah seperti Firman Nya : Wa laqod ‘alimtumu sama orang-orang yang sesat, dan bala
an-nasy`ata al-uulaa fa lau laa tadzakkaruun tentara iblis semuanya) (QS 26;94-95)…
(Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui
penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu Sekarang satu dari hal yang paling aneh
tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang diriwayatkan dari Nabi adalah bahwa suatu
kedua) ?) (QS 56;62). hari beliau duduk bersama sahabat-
sahabatnya dalam masjid, ketika mereka
Tapi saya bahkan lebih takjub pada kebanyakan filsof mendengar suatu tabrakan bergemuruh dan
dan pengikut Aristoteles, seperti Abu ‘Ali (Ibnu Sina) menjadi takut. Kemudian beliau (S.A.W.W.)
dan mereka yang mengikuti jejak-jejaknya, ketika bersabda : “Apakah kamu tahu apakah
mereka menolak bahwa jiwa mempunyai suatu bentuk tabrakan yang mengerikan itu?” Mereka
wujud sebelum tubuh, walaupun mereka benar-benar menjawab: “Allah dan Rasul Nya lebih
mengenal bahwa jiwa benar-benar memiliki suatu tahu.” Beliau bersabda: “ Itu adalah batu
bentuk wujud dan survivalitas setelah tubuh. Dan yang dijatuhkan dari atas Jahannam tujuh
seperti mereka adalah mereka yang mempunyai puluh tahun yang lalu; baru saja batu itu
keraguan – keraguan tentang “Pengumpulan” tubuh- mencapai dasar Jahannam, dan tabrakan itu
tubuh ini dan Kembalinya menuju dunia lain, adalah (suara) jatuhnya di Sana.” Dan
bertanya: “Ke mana tubuh-tubuh ini pergi, dan beliau belum segera mengakhiri sabdanya
kemana mereka kembali dalam alam lain setelah maka di sana muncul suara tangisan dan
rusaknya alam ini?” Tapi mereka tidak pernah ragu jeritan di rumah seorang munafik yang baru
asal mereka (dalam alam ini), dan tidak pernah mati dan umurnya tujuh puluh tahun. Maka
bertanya: “Dari mana tubuh-tubuh ini datang?” Rasulullah berkata: “Allah Maha Besar!,”

Page 32 of 38
dan sahabat-sahabatnya menyadari bahwa lapisan kelelangitan yang terluar), karena dalam Alas
batu ini adalah manusia itu, dan bahwa ia itu adalah akar dari Sidrah (yakni, “Pohon Kehidupan”)
telah jatuh melalui Jahannam sejak Tuhan dan dari Sana juga tumbu Pohon Zaqquum, makanan
menciptakannya; ketika ia mati, ia orang yang banyak berdosa (Inna syajarota
mengakhirinya pada dasar Nya. Karena Ia – azzaquum, tho’aamu al-atsiim (Sesungguhnya
Yang Maha Agung!- berfirman: Inna al- pohon zaqqum itu, makanan orang yang banyak
munafiqiina fi ad-darki al-asfali mina berdosa. (QS 44; 43-44)) , Thol’uhaa ka`annahuu
an-naar (Sesungguhnya orang-orang ru`uusu asy-syayaathiin (mayangnya seperti
munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan kepala syaitan-syaitan) (QS 37;65). Seluruh
yang paling bawah dari neraka) (QS 4;145). perbuatan pendosa dan munafik sampai ke Neraka
Lihat betapa menakjubkan Firman Nya, dan pada akhirnya, karena Neraka dan pavilyun-pavilyun
betapa tepatnya uraian Nabi pada para Nya benar-benar meliputi orang-orang kafir (Wa inna
sahabatnya. jahannama lamuhiithotun bi al-kaafiriin (Dan
sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi
orang-orang yang kafir) QS9;49). Terakhir, Neraka
Prinsip 11c mempunyai bayangan-bayangan partikular, yakni
Tentang Realitas Ilahiah yang menyebabkan substansi-substansi jiwa individual - dari jiwa-jiwa
Surga dan Neraka termanifestasi, yang digelapkan dan ambruk pada neraka/kekekalan
dan kiasan (Qur’an) tentang pintu-pintunya total, dan dada-dada yang terkekang dan menderita
dalam kekacauan dan kebingungan.
Ketahuilah bahwa setiap sesuatu dari makna-makna
batin yang benar mempunyai Realitas primordial (atau Gerbang-gerbang Neraka ada tujuh, sebagaimana
“Nama” noetik dalam Ilmu Tuhan), sebuah bayangan, Firman Nya – Yang Maha Agung- Lahaa sab’atu
dan sebuah tempat manifestasi. abwaab, likulli baabin minhum juz`un maqsuum
(Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu
Manusia, sebagai contoh, adalah Realitas universal: Ia (telah ditetapkan) untuk golongan tertentu dari
adalah Manusia noetik yang merupakan lokus mereka (QS 15;44). Dan pintu-pintu yang sangat
manifestasi nama ilahiah komprehensif Allah, dan Kata sama ini (yakni bentuk-bentuk persepsi dalam dunia
Tuhan dan “Ruh” dianggap berasal dari Nya dalam jiwa) adalah juga gerbang-gerbang Surga untuk para
Firman Nya : … kalimatuhuu alqoohaa ilaa penghuni Nya. Karena pintu-pintu ini dibentuk seperti
maryama wa ruuhun minh… (Kata-Kata Nya yang sejenis pintu, yang bila dibuka pada satu tempat
disampaikan Nya kepada Maryam dan ruh dariNya) menutup suatu tempat yang lain. Maka tindakan
(QS 4;171) dan dalam Firman Nya – Yang Maha menutup pintu-pintu ini dari Surga adalah tepat sama
Agung!- Wa nafakhtu fiihi min ruuhi (Dan Aku dengan membuka pintu-pintu itu ke Neraka.
tipukan ke dalamnya (yakni Adam) dari Ruh Ku (QS
15;29). Realitas ini mempunyai bayangan partikular Kecuali (bahwa Surga mempunyai sebuah pintu lain
dan hal-hal individual yang spesifik, seperti yang tidak merupakan jenis ini Pintu Hati, yang
(individual-individual) Zayd dan ‘Amr. Dan itu juga selamanya ditutup dari ahli Neraka… Innalladziina
mempunyai tempat-tempat manifestasi, seperti halnya kadzdzabuu bi aayaatinaa wastakbaruu ‘anhaa
indera-indera dan lembaran-lembaran fikiran (jiwa). laa tufattahuu lahum abwaabus as-samaa`u wa
laa yadkhuluuna al-jannata hattaa yaliju al-
Surga, seperti itu juga, mempunyai sebuah Realitas jamalu fii sammi al-khiyaath (Sesungguhnya
universal: Itu adalah Ruh dari Alam dan locus orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
manifestasi Nama Tuhan “ Ar-Rohman,” sebagaiman menyombongkan diri terhadapnya sekali-kali tidak
ditunjukkan dalam Firman Nya – Yang Maha Agung!- akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan
Yauma nahsyuru al-muttaqiina ila ar-rohmaani tidak (pula) mereka masuk syurga, hingga unta masuk
wafdaa ((Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan ke lobang jarum… (QS 7;40). Karena sesungguhnya
orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Jalan Allah, sebagaimana yang disebutkan, adalah
Pemurah sebagai perutusan yang terhormat.) (QS “lebih lembut dari sebuah rambut,” sehingga siapapun
19;85). Dan Itu mempunyai bayangan universal, yakni yang akan melewatinya memerlukan pembedaan dan
‘Arsyi tempat Ar-Rohman bersinggasana (Ar- sensitifitas yang paling sempurna. Bagaimanapun,
rohmaan ‘ala al-‘arsyistawaa ((Yaitu) Tuhan Yang kemudian, dapatkan seorang yang bodoh dan jahil
Maha Pemurah Yang bersemayam di atas ‘Arsyi (QS dengan mudah melewati Jalan ini- khususnya ketika
20;5)). Bentuk luarnya, sesuai dengan riwayat, adalah (kebodohan mereka) bersenyawa dengan kebanggaan
“ Bumi Surga (yang) merupakan Alas (‘Arsyi), dan yang sengaja dan congkak ? Oleh karena itu Neraka
atap Nya adalah ‘Arsyi Ar-rohman.” Surga juga mempunyai tujuh pintu, sedangkan pintu Surga ada
mempunyai bayangan khusus, yakni hati-hati mukmin, delapan.
sesuai dengan riwahat: “Hati mukmin adalah ‘Arsyi
Allah,” dan “hati mukmin adalah Rumah Allah.”
Akhirnya, Surga mempunyai tempat-tempat universal Prinsip 12c
maupun partikular di mana Ia termanifestasi dan Tentang penjelasan mengenai jumlah Zabaniyah
disaksikan (dalam jiwa), yang merupakan “derajat-
derajat” Surga dan “gerbang-gerbang” Nya.
Dia – Yang Maha Agung- berfirman: ‘Alaihaa tis’ata
Mirip dengan itu, Neraka mempunyai Hakikat ‘asyar. Wa maa ja’alnaa ashhaaba an-naari illaa
universal, yakni kejauhan dari Rahmat Allah: ini malaaikatan, wa maa ja’alnaa ‘iddatahum illaa
adalah bentuk luar dari “Murka” Nya, dan lokus fitnatan lilladziina kafaruu liyastaiqina alladziina
manifestasi nama “Al-Jabbaar” dan “ Al-Muntaqim”. uutu al-kitaaba wa yazdaada alladziina aamanuu
Dan Itu memiliki juga bayangan universal, yang tak iimaanan wa laa yartaaba alladziina uutu
lain adalah Api Jahannam (yakni, dari wujud material alkitaaba wa al-mu`minuuna, wa liyaquulu
tak substansial), dan tempat-tempat manifestasi alladziina fii quluubihim marodhun wa al-
umum dan khususnya, yakni adalah “derajat-derajat” kaafiruuna maa dzaa arooda alloohu bi haadzaa
Neraka yang berbeda maupun “gerbang-gerbang” Nya. matsalan Di atasnya ada sembilan belas (malaikat
Itu memiliki tujuh derajat di bawah Alas (yakni, penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu

Page 33 of 38
melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami neraka yang menyala-nyala. (QS 69;30-31). Karena
menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi ketika dia diambil dari tubuhnya ole kematian, ia akan
cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang dipindahkan dari penjara ini ke Sijjiin, di mana Sang
yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang Pengatur akan mamasrahkannya kepada Zabaniyah
yang beriman bertambah imannya dan supaya orang- yang di ntara efek-efek (kekuatan-kekuatan jasadiah)
orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin yang mengatur tersebut. Kemudia dia disiksa dan
itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dihukum oleh mereka di dunia lain, sebagaimana ia
dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir disiksa mereka di dunia ini, walaupun mungkin ia
(mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah belum melihat hal ini karena tebal dan kerasnya hijab-
dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?…” hijab (yang menutup keadaan ini dari kesadaranya).
(QS 74;30-31) Tapi ketika hijab menjadi tembus dan disingkapkan
hijab-hijab oleh Nya, maka ia akan melihat dirinya
Ketahuilah bahwa telah disingkapkan kepada guru- sendiri disiksa di tangan penjaga-penjaga Neraka dan
guru yang memiliki penglihatan batin terang bahwa Zabaniyah Neraka Jahim,, yang menyeret mereka ke
hati manusia, sehubungan dengan tempat-tempat bawah ke dalam Jahannam dengan rantai-rantai dan
persepsinya, pintu-pintu dan jendela-jendelanya, belenggu-belenggu mereka.
menyerupai Neraka dan gerbang-gerbang Nya. Karena
telah disingkapkan dengan penglihatan batin bahwa
terdapat sembilan belas jenis Zabaniyah yang duduk di
depan pintu-pintu dari rumah (tubuh manusia), yang Prinsip 13c
tak lain adalah bayangan dari Neraka: mereka adalah Tentang al-A’raaf dan para penghuninya
lima indera lahir, lima indera batin, dan kekuatan
nafsu dan amarah, dan tujuh buah kekuatan IIa berfirman ; … wa ‘ala al-a’raafi rijaalun
“tumbuhan” (nutrisi, reproduksi, dan lain-lain). Setiap ya’rifuuna kullan bi siimaahum(… dan di atas al-
hal ini membantu menarik Hati turun dari tempat yang A’raaf itu ada orang-orang yang mengenal masing-
tinggi dari Dunia Kesucian (noetik) ke jurang ngarai masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda
yang dalam sekali dari alam (fisik) yang rendah ini. mereka.) (QS 7;46).

Sekarang untuk penjelasan Sumber-Sumber (noetik) Telah dikatakan bahwa al-A’raaf adalah dinding di
(kekuatan-kekuatan jasmaniah ini) dan yang antara Surga dan Neraka dan, Baathinuhuu fiihi ar-
mendahului mereka, (Realitas-Realitas intelektual ini rohmatu wa zhoohiruhuu min qibalihi al-‘adzaab
telah didiskusikan). Sekarang Anda harus mengetahui (Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah
bahwa mereka yang mengatur urusan-urusan dalam luarnya dari situ ada siksa) (QS 57;13), yakni di
bentuk-bentuk material dunia ini adalah bayangan- sebelah dalamnya-yang terletak berdekatan dengan
bayangan- seperti yang disinggung dalam Firman Nya: Surga- ada rahmat, dan di sebelah luarnya dari situ
Wa as-saabiqooti sabqan, fa al-mudabbirooti ada siksa Neraka, yang terletak di dekat sisi tersebut.
amron dan (malaikat-malaikat) yang mendahului Di atasnya (menurut interpretasi ini) adalah mereka
dengan kencang, dan (malaikat-malaikat) yang yang perbuatan buruk dan baiknya seimbang pada
mengatur urusan (dunia)) (QS79;4-5)- adalah dalam timbangan (Pengadilan) mereka., sehingga mereka
realitas batin di balik makrokosmos material (yakni, melihat ke Neraka dengan satu mata mereka dan ke
alam semesta fisik), di antara ruh-ruh malaikat dari Surga dengan mata yang lain. Tapi tidak ada pengaruh
tujuh planet dan dua belas konstelasi zodiak. Jumlah yang lebih besar dari amal-amal mereka ke dua arah
totalnya adalah sembilan belas, apakah itu adalah tersebut, yang membuat Tuhan – Yang Maha Agung –
yang rahasia dan di dalam dunia Tak Terlihat (yakni, cenderung memasukkan mereka ke dalam satu dari
merujuk kepada intelek-intelek lelangit itu sendiri) tempat tersebut. Inilah yang telah dikatakan.
atau pun yang terbuka dan terlihat (yakni, dalam
hubungannya dengan tubuh-tubuh langit yang mereka Tetapi dalam pandangan saya al-A’raaf adalah sesuatu
atur). yang lain dari dinding di antara Surga dan Neraka. Apa
yang telah disebutkan tersebut mengenai dinding itu
Mirip denngan itu dalam mikrokosmos manusia, hanya benar dan tepat dalam menjelaskan Firman Nya
(kekuatan-kekuatan) pengarah ini adalah pengendali- Fa dhuriba bainahum bisuurin lahu baab,
pengendali dari kekuatan-kekuatan yang paling baathinuhuu fiihi ar-rohmatu wa zhoohiruhuu
langsung mengendalikan bentuk-bentuk material yang min qibalihi al-‘adzaab (Lalu diadakan di antara
lebih rendah ini. Mereka adalah sembilan belas mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah
(Zabaniyah) yang telah disebutkan: tujuh di antaranya dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ
yang mengakibatkan aktifitas-aktifitas tumbuhan, dan ada siksa) (QS 57;13).
dua belas yang lain (yakni lima indera batin, lima
indera lahir, nafsu dan amarah) adalah yang Tetapi untuk al-A’raaf, akar katanya diturunkan dari
menyebabkan aktifitas-aktifitas kebinatangan. al-‘irfaan, yangsesuai dengan Firman Nya – Yang Maha
Agung- ya’rifuuna kullan bi siimaahum (…yang
Oleh karena itu, sepanjang wujud manusia dibatasi mengenal masing-masing dari dua golongan itu
oleh penjara-penjara lahir dan batin ini, dikunci dalam dengan tanda-tanda mereka) (QS 7;46). Atau ini juga
penjara bawah tanah alam fisik ini, dan tertangkap bisa diturunkan dari al-‘urf (bulu tengkuk kuda),
pada tangan-tangan buruh-buruh (aktifitas-aktifitas yakni, rambut “orang penting” di atas lehernya, dan
jasmaniah), dia tidak pernah mampu untuk naik dalam dari al-‘urfa, yang adalah bukit pasir “tinggi”- dalam
alam Surga (noetik), Mata Air Ridha Ilahi, dan Tempat kasus al-A’raaf adalah ungkapan ketinggian posisi
Kediaman Hidup Abadi. Dan bila ia tidak mereka dan kemuliaan dan keagungan hakikat-hakikat
membebaskan diri dari belenggu-belenggu dan mereka. Penghuni al-a’raaf, maka, adalah mereka
pengaruh-pengaruhnya, mereka akan terus untuk yang telah menjadi sempurna dalam pengetahuan dan
menguasai dan menaklukkannya, sebagaimana pemahaman batin, yang mengetahui tiap kelompok di
ditunjukkan oleh Firman Nya – Yang Maha Agung- antara manusia dengan tanda-tanda mereka. Dengan
…..Khudzuuhu fa ghulluuh, tsumma al-jahiima cahaya penglihatan batin dan kearifan mereka melihat
sholluuh “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ahli Surga dan Neraka, sebagaimana keadaan-keadaan
ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api mereka di dunia lain. Sebagaimana Sabda Nabi

Page 34 of 38
(S.A.W.W.); Berhati-hatilah terhadap firasat mukmin, Tentang makna batin Thuubaa
karena ia melihat hal-hal dengan Cahaya Tuhan.”
Alladziina aamanuu wa ‘amilu ash-shoolihaati
Tapi pada saat yang sama penghuni al-A’raaf dianggap thuubaa lahum wa husnu ma`aab (Orang-orang
di dunia ini sehubungan dengan tubuh-tubuh mereka yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka
sebagaimana yang telah dikatakan; kebahagiaan dan tempat kembali yang baik) (QS
Tubuh-tubuh mereka ada di dunia terendah ini, 13;29). Thuubaa adalah bayang-bayang Pohon
namun hati-hati mereka menyala seperti lampu Pengetahuan, dengan dahan-dahan dan cabang-
dari al-mala`ul a’laa. Dalam tubuh-tubuh cabang nya dan penglihatan-penglihatan batin ilahiah
mereka mereka bersifat kebumian, namun dan kebenaran-kebenaran batini yang merupakan
dalam hati-hati mereka mereka bersifat buah-buah dan hasil-hasilnya yang utama – dan yang
kelelangitan; bentuk-bentuk mereka adalah tidak dapat diperoleh hanya dengan sekedar intelek
milik Karpet (Tuhan atas wujud jasmaniah), kita yang fana ini. Namun, untuk secara aktual
sedangkan ruh-ruh mereka adalah dari ‘Arsy. mencapai dan memahami pemahaman-pemahanman
Walaupun mereka telah memasuki Surga ilahiah dan kebenaran-kebenaran batin ini, adalah
dengan ruh, mereka belum mati secara fisik perlu untuk mengambil Cahaya-Cahaya dari Miskat
sehingga mereka mungkin memasukinya Cahaya Penutup Para Nabi (yakni, “Realitas
dengan tubuh-tubuh mereka, sebagaimana Ia- Muhammad” yang ada di alam Intelek), melewati
Yang Maha Agung- berfirman : Lam perantara yang pertama dari Ahli Warisnya yang
yadkhuluuhaa wa hum yathma’uun (Mereka pertama (Imam’Ali), yang paling utama dari
belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin Sahabatnya dan Muridnya dan yang paling ulung dari
segera (memasukinya)) (QS 7;46), dalam Gerbang-Gerbang Kota pengetahuannya. Karena
mengantisipasi Rahmat Tuhan. hanyalah melalui bibit-bibit Wilayah dan Kemuridan
dan pohon Petunjuk Yang Benar ilmu-ilmu ilahiah dan
Ketika mereka benar-benar meninggalkan dunia ini, pandangan-pandangan batin in dapat tersingkap dan
“kemengharapan” mereka adalah sama dengan berkembang di dalam hati mereka yang telah siap
pencapaian langsung, dan kekuatannya adalah sama untuk menerima Petunjuk mereka.
dengan aktualisasi dan kemunculannya. Sebelum itu,
namun, keadaan mereka adalah kesempurnaan yang Di antara riwayat-riwayat yang mendukung penafsiran
sesuai dengan cara wujud antara mereka di antara ini adalah riwayat berikut yang diriwayatkan oleh ahli
keadaan ahli Surga dan ahli Neraka. Karena hati-hati hadits yang paling akurat, handal, tepat dan tajam,
mereka diberkati dengan seluruh kegembiraan Syaikh al-Saaduq Abu Ja’far Muhammad ibn ‘Ali al-
pengetahuan batin dan iman yang benar adalah Husain ibn Baabawayh al-Qummi, pada sebuah jalur
dimiliki Surga; namun tubuh-tubuh mereka tetap periwayatan yang kembali kepada Abuu Basiir: “Abu
tersiksa dengan seluruh derita dan kesusahan- ‘Abdallah Ja’far ash-Shaadiq (‘a.s.) bersabda:
kesusahan dunia dunia ini, sebagaimana Ia –Yang “Thuubaa adalah pohon di Surga. Akarnya adalah di
Maha Agung- berfirman: Wa idzaa shurifat Rumah ‘Ali ibn Abi Thalib (‘a.s.) dan satu dari cabang-
abshooruhum yalqoo`a ashhaabi an-naar, cabangnya adalah di kediaman setiap mukmin” Itu
qooluu robbanaa laa taj’alnaa ma’a al-qoumi adalah karena jiwa Ali yang paling utama merupakan
azh-zhoolimiin (Dan apabila pandangan mereka sumber seluruh kebaikan dan pengetahuan, dan
dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: hatinya yang bercahaya adalah kunci pintu-pintu
“Yaa Tuhan kami, hanganlah Engkau tempatkan kami khazanah pengetahuan batin ilahiah yang diperoleh
bersama-sama orang-orang yang zalim itu”.) (QS dari nabi-nabi, dan khususnya dari yang terakhir dan
7;47). yang terbijak dari mereka (Muhammad) – Semoga
sebaik-baik dan setinggi-tinggi keberkahan atasnya
Sekarang terdapat beberapa hal yang menunjukkan dan keluarganya!- sebagaimana secara jelas
kebenaran interpretasi yang telah kami sebutkan di diungkapkan dalam sabdanya: “ Saya adalah kota
sini. Pertama darinya adalah apa yang telah ilmu, dan Ali adalah pintunya.”
diriwayatkan dari Imam-Imam kita, bahwa mereka
bersabda: “Kami adalah al-A’raaf”. Alasan kedua
adalah ayat ini tampaknya menunjukkan suatu derajat Prinsip 15c
pujian yang tinggi, sedangkan tidak ada apa pun pada Mengenai “kekal” dalam Neraka bagi penghuni Nya
hal ini yang patut menerima pujian bagi mereka yang
mencapai derajat tengah-tengah yang terhenti pada Ini adalah suatu pertanyaan yang sangat sulit, satu
dinding (QS 57;13) di antara Surga dan Neraka itu yang telah merupakan menjadi bahan perselisihan
karena timbangan-timbangan mereka adalah benar- antara ahli ilmu zhahir dan mereka yang mengetahui
benar seimbang. Tidak juga (orang-orang dengan didasarkan pada pengalaman “penyingkapan” – dan
derajat pertengahan seperti ini) memiliki kearifan bahkan diantara para ahli mukasyafah itu sendiri.
sehingga mereka akan mengenal setiap orang dari dua (Pertanyaannya adalah) apakah siksa ahli Neraka
kelompok manusia dengan tanda-tanda mereka, kekal dan tanpa akhir, atau apakah sebagai ganti
karena kearifan jiwa adalah hal yang besar dan luar mereka akan memperoleh suatu keadaan istirahat dan
biasa. Akhirnya, tempat untuk doa dan permohonan kebahagiaan akhir di sana dalam Jahannam yang
untuk meminta kebutuhan-kebutuhan (sebagaimana merupakan tempat kediaman kesengsaraan mereka,
terbukti mengenai penghuni al-A’raaf dalam (QS ketika masa siksaan mereka sampai ajalun
7;47)) adalah hanya di dunia ini dan sebelum mati. musammaa (ajal yang ditentukan). Tentu, setiap
Sedangkan untuk dunia lain dan apa yang datang orang setuju bahwa orang kafir tidak akan
setelah mati Terdapat waktu yang dijanjikan (QS 3;9) meninggalkan Neraka, tapi malah innakum
untuk kenikmatan dan persatuan kembali, atau untuk maakitsuun (Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini))
pencapaian keputusasaan dan pengeluaran (dari (QS 43;77) untuk waktu yang tidak terbatas. Untuk
Kehadiran Nya). kedua tempat tinggal (dari Neraka dan Surga)
mempunyai penduduk; sesungguhnya, keduanya
dipenuhi dengan mereka (QS 7;18 dan 11;20).

Prinsip 14c

Page 35 of 38
Sekarang terdapat prinsip-prinsip filosofis yang sepenuhnya panjang dalam mendiskusikannya dalam
mendasar yang menunjukkan bahwa setiap hal buku tersebut. Dan dalam Fusuus Beliau
maujud mempunyai akhir yang inheren yang ia selalu mengatakan : “Untuk ahli Neraka, pada akhirnya
bergerak menujunya, bahwa kekuatan-kekuatan mereka akhirnya mencapai suatu kenyamanan. Karena
jasadiah (yang adalah sumber “Jahannam” tiap setelah mengakhiri perioda siksaannya, bentuk Api
manusia) secara faktual terbatas, dan bahwa limitasi- Neraka harus menjadi dingin dan tidak
limitasi mereka (melawan gerakan inheren menuju membahayakan mereka yang ada di dalamnya.”
kesempurnaan) dari wujud alami tidak berlangsung
selamanya. Maka pada akhirnya, segala sesuatu Sekarang bagi saya sendiri dan apa yang telah saya
benar-benar akhirnya kembali pada Rahmat Ilahiah pelajari dari studi-studi dan latihan-latihan {spiritual}
yang meliputi segala sesuatu. (QS 7;156). praktis yang untuknya saya telah mengabdikan diri
saya, muncul bahwa Neraka yakni tidaklah suatu
Tapi kita juga memiliki prinsip fundamental yang kediaman kenyamanan. Namun, neraka hanyala suatu
menunjukkan bahwa siksaan-siksaan dan penderitaan- tempat kenyerian, penderitaan, dan siksaan tanpa
penderitaan Jahannam benar-benar berlangsung akhir; kenyeriannya berlanjut dan diperbaharui terus
selamanya untuk penghuni-penghuninya, menerus, tanpa berakhir Kullamaa nadhijat
sebagaimana kebahagiaan-kebahagiaan dan rahmat- juluuduhum baddalnaahum juluudan ghoirohaa
rahmat Surga berlangsung selamanya bagi para liyadzuuqul-‘adzaab Setiap kali kulit mereka
penghuninya. Bagaimanapun, “kekekalan” yang layak hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang
pada kedua daerah ini mempunyai sedikit makna yang lain, supaya mereka merasakan azab.QS 4;56) Maka
berbeda dalam masing-masing kasus…. tidak ada tempat untuk istirahat dan ketenangan yang
sebenarnya, karena posisinya di dunia lain adalah
…… sebagaimana posisi alam pembangkitan dan kerusakan
di dunia ini.
Satu dari “ahli mukasyafah” (yakni, Ibn Arabi) telah
berkata:
Prinsip 16c
Tuhan menyebabkan ahli (Surga dan
Neraka) memasuki kedua kediaman ini, Mengenai cara perwujudan amal-amal dan niat-
yang diberkahi sesuai dengan Karunia niat pada Hari Kebangkitan dan
Nya, dan ahli Neraka sesuai dengan Penjelasan tentang materi dan bentuknya
Keadilan Nya. Mereka masuk di sna
melewati amal-amal mereka, dan Ketahuilah bahwa tiap bentuk eksternal juga
mereka tinggal di sana melalui niat-niat mempunyai manifestasi distingtif pada tempat yang
mereka. Sekarang (mereka yang di sesuai untuk jiwa. Dan setiap bentuk dalam jiwa dan
Neraka) menerima kesakitan-kesakitan setiap kecondongan habitual juga mempunyai wujud
dari siksaan mereka sebanding dengan eksternal (di alam fisik).
masa yang selama itu mereka
memperlakukan hal-hal lain sebagai Sebagai contoh, tidakkah Anda melihat bagaimana
Tuhan di dunia ini. Namun ketika masa bentuk suatu benda basah dapat mempunyai sebuah
siksaan mereka telah lewat, maka efek pada tubuh material tubuh (kering) yanga lain
mereka diberi kenyamanan di kediaman yang mampun menerima kebasahan, sedemikian
itu dan mereka (terus) tinggal di sana. hingga tubuh kedua menjadi basah seperti yang
Karena jika mereka masuk Surga, pertama dan dapat dengan mudah menerima bentuk-
mereka akan merasa sakit Di Sana, bentuk yang berbeda? Namun jika benda basah (yang
karena itu tidak akan selaras dengan sama) ini membuat impresi pada materi (nonjasadiah)
sifat alamiah dan kecenderungan lain, seperti halnya kekuatan-kekuatan inderawiah
mereka. Karena mereka sebenarnya atau imaginasi, materinya juga dipengaruhi oleh
menikmati apa yang mereka memiliki kebebasan. Namun itu tidak benar-benar secara aktual
dari api, dingin yang menggigit, ular-ular menerima pengaruh ini dan menjadi redam seperti
dan kalajengking yang menyengat, dan obyek yang basah, walaupun ia benar-benar menerima
semua yang lain yang dikandung kuiditas kebasahan – hanya melalui suatu bentuk yang
Neraka, seperti halnya ahli Surga lain dan suatu bayangan yang lain. Mirip dengan itu,
menikmati Surga dalam Cahaya dan kekuatan inteleksi manusia menerima bentuk yang
Paviliun-Paviliun Nya, dan dalam lain darinya, dalam suatu cara wujud dan manifestasi
mencium wujud-wujud chayawi yang yang lain, walaupun kuiditas kebasahan adalah satu
indah, karena sifat alami mereka dan sama. Kuiditas tunggal, oleh karena itu,
membutuhkan itu. mempunyai tiga bentuk yang berbeda dalam tiga alam
(jasadiah, psikis, dan noetik), tiap mereka mempunyai
Apakah tidak Anda lihat bahwa terdapat wujud yang berbeda dan manifestasi tertentu yang
manusia yang sifat-sifatnya adalah khusus.
sedemikian sehingga mereka malah
terluka oleh bau mawar, dan mereka Sekarang mempertimbangkan perbedaan dalam status
malah menikmati hal-hal yang busuk? ketiga modalitas wujud sehubungan dengan sebuah
Atau orang-orang yang dengan kuiditas tunggal ini, memperluas perbedaan itu ke
kecenderungan mereka yang panas cara-cara manifestasi dan cara-cara wujud dari setiap
menemukan bau musk (misik) malah kuiditaspartikular dan pemaknaan hakiki. Maka Anda
ofensif? Jadi kenikmatan-kenikmatan tidak akan terkejut bila marah, yang merupakan
mengikuti harmoni dan persetujuan, kualitas jiwa, mungkin menjadi api yang mengamuk,
sedangkan sakit berasal dari hilangnya jika ia harus mengada secara eksternal. Atau bahwa
kesepakatan seperti itu. jika pengetahuan, yang juga merupakan sebuah
kualitas jiwa, harus ada secara eksternal ia akan
Pengarang al-Futuuhaat al-Makkiyah mengupas topik menjadi (‘Ainan fiihaa tusammaa salsabiilaa)
ini dengan penuh perhatian dan pergi ke diskusi yang sebuah mata air syurga yang disebut Salsabil (QS

Page 36 of 38
76;18). Atau bahwa (Innalladziinaa ya`kuluuna tetap dalam dunia lain, walaupun dalam hakikatnya
amwaala al-yataamaa zhulman) sesungguhnya jiwa adalah suatu hal spiritual tanpa perpanjangan apa
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara pun.
zalim akan ditransformasikan dalam alam dunia lain
(innamaa ya`kuluuna fii buthuunihim naaroo wa Bagaimanapun, perbedaan antara materi prima dan
sayashlauna sa’iiroo) sebenarnya mereka itu jiwa terdiri atas beberapa hal;
menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan a. Yang pertama darinya adalah bahwa wujud materi
masuk kedalam api yang menyala-nyala (neraka) (QS prima adalah sesuatu yang murni potensial dari
4;10) pada Hari Pengadilan. Tidak juga (Anda akan segala sudut pandang, karena ia sama sekali tidak
tersebut) bahwa cinta pada dunia ini –yang muncul secara aktual dengan dirinya sendiri, tapi
merupakan keinginan-keinginan hewaniah yang di sini hanya melalui bentuk-bentuk jasadiah (unsur-
merupakan sifat-sifat jiwa – bisa menjadi ular-ular dan unsurnya dan entitas-entitas material yang lebih
kalajengking-kalajengking yang menggigit dan kompleks). Ini tidak seperti jiwa, yang ada secara
menyengat pemiliknya pada Hari Kebangkitan. aktual dengan kesangathakikatannya sendiri,
Beberapa (ilustrasi) ini seharusnya cukup bagi sebagai sebuah wujud yang substansial, intrinsik
manusia yang awas untuk mempunyai iman yang dan sensitif. Mulanya, jiwa merupakan bentuk dari
benar dalam segala sesuatu yang telah dijanjikan dan tubuh manusia unsuriah ini; kemudian ia menjadi
diingatkan oleh Sang Pemberi Hukum baginya (di alam materi di dunia lain untuk suatu bentuk di dunia
lain). lain, dan meyatu dengan bentuk tersebut melalui
sejenis penyatuan. Maka jiwa adalah bentuk dari
Setiap orang dengan sebuah kemampuan untuk secara hal-hal material (yakni, tubuh) dalam dunia ini,
intuitif menyerap pengetahuan harus dan jiwa adalah material untuk bentuk-bentuk di
mempertimbangkan dengan penuh perhatian sifat-sifat dunia lain. (Mereka adalah) “bentuk-bentuk” yang
jiwa dan cara sifat-sifat tersebut memberikan kenaikan ke dalamnya, dengan ijin Tuhan, (Ruh Kehidupan)
kepada efek-efek dan aktifitas-aktifitas eksternal. ditiupkan (Yauma yunfakhu fish-shuuri fa
Maka ia semestinya menggunakannya sebagai cara ta`tuuna afwaajaa) yaitu hari ditiupnya
menuju pengetahuan batin yang benar dari cara sangkakala lalu kamu datang berkelompok-
kebiasaan-kebiasan dan sifat-sifat karakter yang kelompok(QS 78;18)- karena jenis-jenis (niat dan
secara mesti mengimplikasikan efek-efek khusus keadaan kebiasan manusia) yang berbeda di
dalam Kebangkitan. Sebagai contoh, kemarahan yang dunia lain, sebagaimana yang telah disebutkan.
intens pada seorang manusia akan menaikkan eksitasi b. Suatu (aspek) lain (perbedan ini) adalah bahwa
darahnya, memerahkan wajahnya, dan jiwa adalah materi spiritual yang lembut yang
membengkakkan kulitnya. Kemarahan adalah suatu dapat hanya menerima bentuk-bentuk lembut dari
keadaan psikis yang ada di dunia wujud batin, Yang Gaib- bentuk-bentuk yang tidak dapat
sedangkan efek-efek ini adalah sifat-sifat tubuh-tubuh dipersepsi dengan indera-indera (eksternal) ini,
jasadiah yang hadir sebagai hasil kemarahannya namun hanya dengan indera-indera yang dimiliki
dalam modalitas wujud (jasadiah) ini. Maka dunia lain. Materi prima, di sisi lain, adalah materi
seharusnya tidak mengejutkan, dalam suatu modalitas yang tebal dan padat yang hanya dapat menerima
wujud lain (yakni, psikis), kemarahan bentuk-bentuk yang berat, tebal yang dibatasi
ditransformasikan ke dalam api murni yang oleh dimensi-dimensi dan lokasi-lokasi spasial dan
membakar, memotong-motong ususnya dan dicampur denga kekurangan-kekurangan dan
(naarulloohi al-muuqodah, allatii taththoli’u ‘ala potensialitas-potensialitas (yang dibatasi,
al-af`idah) api yang dinyalakan yang naik sampai ke khusus).
hati(QS 104;6-7)- tepat seperti di dunia ini, ketika ia c. Suatu(perbedaan lain) adalah bahwa materi prima
menjadi sangat intens, ia menyebabkan tubuh menerima bentuk-bentuknya dan keadaan-
memanas, urat darah halus berdenyut, anggota badan keadaan yang dibangkitkan dengan cara yang
bergetar dan menggelorakan penyusun-penyusun pasif, dengan cara perubahan kontinyhu, gerak-
material (tubuh). Dan kadang-kadang kemarahan gerak dan transformasi-transformasi (yang
bahkan mungkin menyebabkan sakit-sakit yang muncul kepadanya). Tapi jiwa “menerima”
membahayakan, atau bahkan mati karena kegusaran bentuk-bentuknya, yang telah berakar dalam di
yang aplopexia. Seluruh bentuk-bentuk jasadiah yang dalamnya, dengan mengigat mereka dan
ada di dunia lain adalah tepat sperti ini, apakah memanggil mereka kedepan (keluar dari dirinya
mereka muncul dari kepercayaan-kepercayaan yang sendiri). Sekarang tidak terdapat
logis ataupun tidak logis, atau dari kebiasaan- ketakkonsistenan di antara “penerimaan” jiwa
kebiasaan dan sifat-sifat karakter dalam jiwa yang atas bentuk-bentuk ini dan pengaktualisasian
baik ataupun buruk yang telah mempunyai akar di mereka, karena pada satu saat dan dengan cara
dalam mereka melewati pengulanan perbuatan- yang menyatu jiwa mengaktualisasi maupun
operbuatan dan aktifitas –aktifitas (tertentu) di dunia menerima bentuk-bentuk dan citra-citra (dalam
ini. Jadi aksi-aksi menjadi sebab-sebab keadaan- modalitas wujudnya). Dan seluruh pengetahuan
keadaan karakter di dunia ini; namun jiwa-jiwa, Prinsip-Prinsip Awal (noetik, intelligible) dan sifat-
dengan mengambil struktur dan bentuk (dari sifat Nya, sejauh mereka ada di dalamnya dengan
kebiasaan-kebiasaan ini), menjadi penyebab tubuh- cara yang menyatu, muncul baik dalam jiwa
tubuh (psikis) di dunia yang lain. maupun oleh aktifitasnya, karena “reseptivitas “
jiwa di sini tidak mempunyai makna kesiapan dan
Materi yang darinya tubuh-tubuh (psikis) dibangkitkan kemungkinan potensial (untuk menerima hanya
dan yang di dalamnya perbuatan-perbuatan satu bentuk khusus yang adalah kasus dengan
diwujudkan dan niat-niat direpresentasikan di dunia reseptivitas material dalam dunia fisik eksternal).
lain, tidak lain adalah jiwa manusia. Tepat seperti di d. Akhirnya, bentuk-bentuk (hal-hal dalam dunia
dunia ini materi prima adalah material yang diluarnya fisik) ini adalah “kesempurnaan” material-material
seluruh tubuh dan bentuk-bentuk yang diperluasa maupun substrat-substrat (unsuriah) nya (dalam
dibangkitkan – walaupun dalam dirinya sendiri materi arti aktualisasi sebuah potensialitas material
prima tidak mempunyai perpanjangan, maka seperti tertentu). Namun, kemunculan dalam jiwa tiap
itu, jiwa manusia adalah material yang darinya bentuk-bentuk tersebut yang muncul darinya
dibangkitkan seluruh hal yang ada dalam representasi bukanlah “kesempurnaan” jiwa (dalam pengertian

Page 37 of 38
yang sama persis). Kesempurnaan jiwa di sini mencegah apapun dari bergerak menuju
hanyalah dalam kemencerapan bentuk-bentuk kesempurnaan (alami) nya.
tersebut, sejauh jiwa membuat mereka dan
mengaktualisasi mereka. Namun terdapat suatu Sedang untuk “Berkumpulnya” jiwa-jiwa (binatang-
perbedaan yang kuat dan jelas di antara dua binatang rendah) yang mempunyai indera, namun
makna (“kesempurnaan”). Telah ditunjukkan di tanpa imaginasi dan ingatan, ini akan seperti
beberapa tempat sebelumnyua, bahwa aspek- “Berkumpulnya” seluruh kekuatan-kekuatan (rendah,
aspek reseptivitasdan aktivitas adalah secara nonintelektif) jiwa dan Kembalinya mereka menuju
nyata satu (dalam kasus jiwa, dan bahwa Sumber (noetik archetypal) nya yang tak lain adalah
kesatuan ini adalah) di antara sifat-sifat inheren “Robb dari spesiesnya,” sebagaimana yang telah
hakikatnya. disebutkan dalam bukunya Fii Ma’rifat al-Rubuubiyah
(Teologi “Aristoteles”). “Berkumpul”nya kekuatan-
kekuatan nabati, juga, adalah seperti itu- sebagai
Prinsip 17 contoh, ketika pohon-pohon dipotong atau mengering,
Tentang apakah binatang-binatang dibangkitkan sebagaimana disebutkan oleh seorang ‘arif (Plotinus).
atau tidak
Dan “Berkumpulnya” muqallid dan pengikut dengan
Kita telah menunjukkan sebelumnya bahwa setiap derajat-derajat yang mulia dari para Imam dan
substansi natural mempunyai gerak hakikinya, mujtahid adalah seperti kembalinya kekuatan-
penciptaan dan kebangkitan, awal dan kembalinya kekuatan jiwa kepada jiwa-jiwa yang rasional. Ini
sendiri. Dan para filsuf telah membuktikan bahwa adalah seperti dalam Firman Nya – Yang Maha Agung-
seluruh hal-hal alami mempunyai akhir (tertentu) Wa husyiro lisulaimaana junuuduhuu min al-jinni
secara hakiki, tepat seperti mereka telah wa al-insi wa ath-thoiri fahum yuuza’uun (Dan
membuktikan bahwa mereka mempunyai awal yang dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin,
hakiki. Dan setiap hal kembali kepada Awal mulanya. manusia dan burung lalu mereka diatur dengan tertib
Maka tubuh-tubuh kembali kepada kekuatan-kekuatan (dalam barisan)) (QS 27;17), dan dalam ayat-ayat
(nabati dan hewani) ; kekuatan-kekuatan tersebut seperti dalam Firman Nya (Dan (Kami tundukkan pula)
kembali kepada jiwa ; dan jiwa-jiwa kembali kepada burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-
ruh-ruh (noetik); dan Segalanya kembali kepada Nya masingnya amat ta’at kepada Allah) (QS38;19).
– Yang Maha Agung- sebagaimana Firman Nya; A laa
ilallaahi tashiiru al-umuur (Ingatlah, bahwa kepada
Allahlah kembali semua urusan) (QS 42;53). Kullun
ilainaa rooji’uun (Kepada Kamilah masing-masing Dan Dia –lah Lebih Tahu
golongan itu akan kembali) (QS 21;93). Oleh karena
itu, siapa yang mengetahui dari mana ia datang juga (Saduran/terjemahan D312, Deddy Djuniardi.
mengetahui kemana ia pergi. Dari kitab Al-Hikmah Al-‘Arsyiyah,
karya Sadrul Muta`allihiin Mulla Sadra (q.s.))
Tapi di sini kita hanya akan mendiskusikan
kebangkitan individu-individu tertentu, dengan
kelanggengan identitas khususnya dan individualitas
khususnya yang memasuki kedua modalitas wujud
(fisik dan psikis). Sekarang dalam hal manusia, ini
(yakni kebangkitan individual) adalah sesuatu yang
terbukti dan disadari, karena transendensi jiwanya,
yang kadang terhubung dengan tubuh material di
dunia ini, dan pada waktu yang lain terhubung dengan
tubuh (psikis) formal di dunia lain. Namun, untuk
binatang-binatang selain manusia, para filsof dan
orang bijak memiliki pandangan yang berbeda
mengenai kelanggengan jiwa mereka dan “Kembali”
nya ke dunia lain. Riwayat-riwayat tentang subyek ini
berselisih, dan ayat-ayat Qur’an yang merujuk
kepadanya tak jelas dan agak tidak pasti (dalam
maknanya). Secara faktual, sepertinya bahwa sebuah
ayat seperti Firman Nya – Yang Maha Agung- Wa
idzal-wuhuusyu husysyirot (Dan apabila binatang-
binatang liar dikumpulkan) (QS 81;6) bermakna
merujuk kepada “Berkumpulnya” kelompok tersebut
dari manusia yang jiwanya berjenis sama dengan ruh-
ruh binatang buas, sehingga mereka dibangkitkan
sebagai binatang buas, bukan sebagai manusia
sebenarnya.

Apa yang bisa dibuktikan dengan sejenis bukti yang


bersifat terkaan adalah bahwa kita harus membedakan
di antara mereka. Jadi, setiap binatang yang
mempunyai jiwa yang mampu berimaginasi dan
memiliki ingatan, di atas derajat sekedar inderawiah,
akan memiliki kelanggengan setelah kematian
(jasadiah) dan dikumpulkan ke dalam satu dari alam-
alam antara; dia tidak akan dihancurkan dan dijaga
dari perjalanan –perjalanan ini, karena Tatanan yang
sudah ditakdirkan dari benda-benda tentu tidak akan

Page 38 of 38

You might also like