You are on page 1of 6

III.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan


data yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan dan pola
pertahanan pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan diagnosa
keperawatan (Mocthar, 2006)

a) Dasar data pengkajian


1. Kanker/Post Operasi
2. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat dan jam
kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur
misalnya nyeri, ansietas, berkeringat malam, keterbatasan partisipasi dalam hobi,
latihan. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinoma lingkungan, tingkat
stres tinggi.
3. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja, perubahan TD
4. Integritas ego
Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi
stres (misal merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan
religius/spiritual). Masalah tentang perubahan dalam penampilan misal alopesia,
lesi cacat, pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa,
tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah
5. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi misal darah pada feces, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misal nyeri atau rasa terbakar pada saat
berkemih sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
6. Makanan/cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan
pengawet), anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.
7. Neurosensori
Gejala : Pusing
8. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidaknyamanan ringan
sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
9. Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinoma, pemajanan matahari
lama/berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.
10. Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok),
pemajanan asbes.
11. Seksualitas
Gejala : Masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasan nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida, pasangan seks
multipel, aktivasi seksual dini, herpes genital.
12. Interaksi social
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinan
(berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah tentang
fungsi/tanggung jawab peran.
13. Histerektomi/post operasi
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kerja aktivitas yang melibatkan banyak gerakan
tangan/pengulangan, pola tidur (contoh tidur tengkurap).
b. Sirkulasi
Gejala : Kongestis unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe)
c. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.
d. Integritas ego
Gejala : Stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah, stres/takut tentang
diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang.
e. Nyeri/keamanan
Gejala : Nyeri pada penyakit yang luas/metastatik (nyeri lokal jarang terjadi
pada keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau perasaan
lucu pada jaringan abdomen. abdomen berat, nyeri pasca menopause
biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistik.
f. Keamanan
Tanda : Massa pada abdomen, edema, pada kulit sekitar .
g. Seksualitas
Gejala : Adanya pembengkakan : perubahan pada konsistensi. Perubahan
pada warna kulit abdomen atau suhu, gatal, rasa terbakar atau abdomen
meregang. Riwayat manarche dini (lebih mudah dari 12 tahun), menopause
lambat (setelah 50 tahun) kehamilan pertama lambat (setelah usia 35 tahun).
Masalah tentang seksualitas/keintiman.
Tanda : Perubahan pada konsistensi, kemerahan atau panas pada daerah
abdomen. Terasa nyeri dan berat pada abdomen terus meningkat
kemungkinan kanker, khususnya bila disertai sering berkemih).
b) Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan darah : Hb dan leukosit menurun, trombosit meningkat, ureum dan
kreatinin meningkat.
 Pemeriksaan urine : Ureum dan kreatinin meningkat.

2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan teoritis adalah penilaian atau kesimpulan yang diambil dari
pengkajian keperawatan menjelaskan status kesehatan, masalah aktual resiko maupun
potensial yang dapat diperioritaskan. Adapun diagnosa keperawatan yang bisa muncul
pada pasien post operasi Ca.ovarium. (Gadduci, 2007)
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontuinitas
jaringan.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri
3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tindakan hygiene yang tidak
adekuat.
3. Intervensi
Adapun diagnosa yang timbul pada pasien pre operasi :
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan ditandai dengan :
 Nyeri pada abdomen
 Bengkak pada abdomen
 Ekspresi wajah nampak meringis
Tujuan : Nyeri teratasi
Kriteria :
 Klien mengatakan nyeri hilang.
 Ekspresi wajah nampak ceria.

INTERVENSI RASIONAL

a) Kaji tingkat nyeri, lamanya a) Mempermudah


lokasi dan skala intensitas nyeri. melakukan intervensi
selanjutnya.

b) Peningkatan TTV
b) Monitor tanda-tanda vital.
merupahan indikasi peningkatan
intensitas nyeri.

c) Ajarkan teknik relaksasi c) Teknik relaksasi dapat


(nafas dalam). menghambat/mengurangi
spasme otot.

d) Atur posisi yang d) Memperlancar


menyenangkan penekanan darah yang dapat
mengurangi ketegangan dan
memperlancar sirkulasi darah.
e) Lanjutkan pemberian
e) Menghilangkan nyeri/
obat analgetik.
ketidaknyamanan

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri ditandai dengan:


 Frekuensi tidur menurun
 Konjungtiva pucat
 TD menurun
Tujuan : Konjungtiva nampak tidak anemis
Kriteria :
 TD dalam batas normal (120/80 mmHg).
 Frekuensi tidur klien meningkat (4 – 5 jam).

INTERVENSI RASIONAL

a) Observasi TTV a) Mengetahui keadaan klien


dan pedoman tindakan
selanjutnya.
b) Anjurkan keluarga klien
b) Agar memberikan rasa
untuk kompres air hangat sebelum
nyaman pada saat tidur
tidur.
c) Agar dapat tidur lebih
c) Anjurkan untuk minum susu
lama dan nyaman.
sebelum tidur malam.
d) Memudahkan klien
d) Atur posisi senyaman
beristirahat dengan nyaman.
mungkin.
e) Agar klien dapat tidur
e) Ciptakan lingkungan yang
dengan nyenyak.
aman dan nyaman.

3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tindakan hygiene yang tidak


adekuat ditandai dengan :
 Pening katan nyeri
 TTV abnormal
 Terdapat hecting.
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria : Luka sembuh dengan sempurna, tidak ada komplikasi.

INTERVENSI RASIONAL

a) Observasi TTV a) Peningkatan TTV sebagai


indikator terjadinya infeksi.

b) Merawat luka secara steril


b) Rawat luka secara septik
menghindari terjadinya infeksi
dan aseptik.
pada luka operasi.
c) Mencegah infeksi.

c) Ganti verban 1 x sehari


atau sesuai kondisi luka
d) Jika hecting (benang)
d) App hecting 1 minggu dibiarkan lama tidak sesuai
setelah operasi atau sesuai pengobatan dapat menyebabkan
keadaan luka. infeksi silang.

e) Menghilangkan atau
mencegah infeksi.
e) Lanjutkan pemberian obat
antibiotik

4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana
keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah ditemukan,
pada tahap ini perawat siap membantu pasien atau orang terdekat menerima stress
situasi atau prognosis, mencegah komplikasi, membantu program rehabilitas individu,
memberikan informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis dan kebutuhan
pengobatan.

5. Evaluasi
Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diinginkan dan respon pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan (Verney, 2005).

You might also like