Professional Documents
Culture Documents
OLEH
KELOMPOK 4
CIMAHI
2018
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GONORHOE
a) Pada laki-laki:
o Muncul rasa sakit dan atau panas pada saat kencing
o Keluar cairan seperti nanah dari penis
o Kelenjar parauretral (skene): pus dapat terlihat pada meatus uretra
o Kelenjar bartholin: gonore dapat menyebabkan abses (kemerahan, edema,
nyeri) yang mungkin memerlukan insisi dan drainase atau sembuh, namun
mengakibatkan kista
o Buah pelir bisa menjadi bengkak, panas, merah dan terasa sakit
o Disuria yang timbul mendadak,rasa ingin buang air kecil yang tak
tertahan, sering buang air kecil disertai dengan keluarnya lender mukoid
dari uretra.
o Retensi urin akut mungkin akibat inflamasi prostat
b) Pada wanita:
o Sering tanpa gejala atau gejala sulit dilihat
o Serviks: leukorea berwarna hijau atau kuning kehijauan yang dikeluarkan
dan mengiritasi jaringan vulva
o Keluar berwarna kekuning-kuningan dan berbau (seperti nanah) dari
vagina
o Alat kelamin terasa sakit dan atau gatal
o Sakit bila melakukan hubungan seksual
o Muncul rasa sakit pada saat kencing
o Penyakit mungkin mulai dengan disuria, rasa ingin dan sering buang air
kecil setelah masa inkubasi 2-8 hari tetapi uretritis sering kali ringan atau
tanpa gejala
o Manifestasi salpingitis berupa demam timbul mendadak dan nyeri
abdomen bagian bawah.
7. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil
a) Sediaan langsung
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram
negative, intraselular dan ekstra selular, leukosit PMN. Bahan duh tubuh pada pria
diambil dari daerah setelah fosa navikularis, sedangkan pada wanita diambil dari
serviks, uretra, muara kelenjar bartholin dan rectum.
b) Kultur
Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan (kultur). Dua macam media yang
dapat digunakan:
media transport, misalnya media stuart dan media transgrow (merupakan
gabungan media transport dan pertumbuhan yang selektif dan nutritive untuk
neisseria gonorrhe dan neisseria meningitidis)
media pertumbuhan misalnya media Thayer martin (selektif untuk mengisolasi
gonokok)
c) Tes definitive : tes oksidasi, semua neisseria memberi reaksi positif dan tes
fermentasi, kuman gonokok hanya meragikan glukosa.
d) Tes Thomson: dengan menampung urin pagi dalam 2 gelas, tes ini digunakan
untuk mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.
8. Penatalaksanaan
1) Medikamentosa
a) Pilihan utama dan kedua adalah siprofloksasin 500mg dan oflaksasin 400mg.
berbagai rejimen yang dapat di berikan adalah
Siprofloksasin 500mg per oral
Oflaksasin 400mg per oral
Seftriakson 250mg injeksi intarmuskuler
Spektinomisin 2g injeksi intramuscular
Dikombinasikan dengan
Doksisiklin 2x100mg, selama 7 hari
Tetrasiklin 4x500mg, selama 7 hari
Eritromisin 4x500mg, selama 7 hari
b) Pada kasus gonore dengan komplikasi dapat diberikan salah astu obat dibawah
ini:
Siprofloksasin 500mg/hari per oral, selama 5 hari
Oflaksasin 400mg/hari per oral, selama 5 hari
Seftriakson 250mg/ hari injeksi intramuscular, selama 3 hari
Spektinomisin 2g/ hari injeksi intramuscular, selama 3 hari
Dikontraindikasikan untuk wanita hamil, menyusui, dan anak-anak
berusia kurang dari 12 tahun
2) Nonmedikamentosa
Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dengan menjelaskan tentang:
a. Bahaya penyakit menular seksual (PMS) dan komplikasinya
b. Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
c. Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks
tetapnya
d. Hindari hubungan seks sebelum sembuh dan memakai kondom jika tak
dapat dihindarkan
e. Cara-cara menghindari infeksi PMS dimasa datang
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Anamnesa
Identitas pasien
Gonerea lebih sering terjadi pada wanita berumur 15-19 tahun,sedangkan
laki-laki 20-24 tahun
Keluhan utama: rasa sakit atau panas saat kencing
Riwayat kesehatan dahulu: Organisme gonokokus (gonococcus, GC) ,infeksi
sebelumnya memberikan antibody, namun bukan imunitas. Baik virulensi
bakteri maupun daya tahan tubuh individu bervariasi.
Riwayat kesehatan sekarang:
1. Pada laki-laki:
o Muncul rasa sakit dan atau panas pada saat kencing
o Keluar cairan seperti nanah dari penis
o Kelenjar parauretral (skene): pus dapat terlihat pada meatus uretra
o Kelenjar bartholin: gonore dapat menyebabkan abses (kemerahan, edema,
nyeri) yang mungkin memerlukan insisi dan drainase atau sembuh, namun
mengakibatkan kista
o Buah pelir bisa menjadi bengkak, panas, merah dan terasa sakit
o Disuria yang timbul mendadak,rasa ingin buang air kecil yang tak
tertahan, sering buang air kecil disertai dengan keluarnya lender mukoid
dari uretra.
o Retensi urin akut mungkin akibat inflamasi prostat
2. Pada wanita:
o Sering tanpa gejala atau gejala sulit dilihat
o Serviks: leukorea berwarna hijau atau kuning kehijauan yang dikeluarkan
dan mengiritasi jaringan vulva
o Keluar berwarna kekuning-kuningan dan berbau (seperti nanah) dari
vagina
o Alat kelamin terasa sakit dan atau gatal
o Sakit bila melakukan hubungan seksual
o Muncul rasa sakit pada saat kencing
o Penyakit mungkin mulai dengan disuria, rasa ingin dan sering buang air
kecil setelah masa inkubasi 2-8 hari tetapi uretritis sering kali ringan atau
tanpa gejala
o Manifestasi salpingitis berupa demam timbul mendadak dan nyeri
abdomen bagian bawah
ADL (Activity daily living)
o Nutrisi:-
o Eliminasi: muncul rasa sakit dan atau panas pada saat kencing, disuria
yang timbul mendadak, rasa ingin buang air kecil yang tak tertahan,
sering buang air kecil disertai dengan keluarnya lender mukoid dari
uretra, retensi urin akut mungkin akibat inflamasi prostat.
o Pola aktivitas/istrahat:-
o Personal hiegine:bau busuk pada daerah genetalia
2. Pemeriksaan fisik
System persarafan: nyeri abdomen bagian bawah.
System perkemihan : Muncul rasa sakit dan atau panas pada saat kencing, disuria
yang timbul mendadak, rasa ingin buang air kecil yang tak tertahan, sering buang air
kecil disertai dengan keluarnya lendir mukoid dari uretra,retensi urin akut mungkin
akibat inflamasi prostat
System reproduksi : Sakit bila melakukan hubungan seksual, Keluar cairan seperti
nanah dari penis, buah pelir bisa menjadi bengkak, panas, merah dan terasa sakit,
serviks: leukorea berwarna hijau atau kuning kehijauan yang dikeluarkan dan
mengiritasi jaringan vulva,keluar berwarna kekuning-kuningan dan berbau (seperti
nanah) dari vagina,alat kelamin terasa sakit dan atau gatal
System integumen: Buah pelir bisa menjadi bengkak, panas, merah dan terasa sakit,
Alat kelamin terasa sakit dan atau gatal
3. Diagnosa keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada uretra
DS: Kilen mengeluh nyeri saat berkemih, mengeluh nyeri abdomen bagian bawah
DO: TTV meningkat,wajah klien meringis, klien menunjukan wajah meringis (nyeri)
saat berkemih
2) Hipertermia berhubungan dengan vasodilatasi pembuluh vaskuler
DS: klien mengeluh suhu tubuh meningkat
DO: peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
3) Retensi urin berhubungan dengan inflamasi prostat
DS: Klien mengeluh sedikit berkemih
DO: Haluaran urin sedikit, distensi kandung kemih
4) Disfungsi seksual berhubungan dengan peradangan organ reproduksi (uterus pada
wanita)
DS: Klien mengeluh sakit bila melakukan hubungan seksual,
DO: Peradangan pada uterus,
5) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan peradangan pada system reproduksi
DS:klien mengeluh keluarnya nanah pada organ reproduksi (penis/vagina)
DO:tampak adanya nanah yang keluar dari organ reproduksi
4. Perencanaan keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman:nyeri berhubungan dengan peradangan pada uretra
Goal: Nyeri klien hilang atau terkontrol
Objektif: klien tidak akan mengalami peradangan uretra saat dalam perawatan
Outcomes: dalam waktu 2x24 jam perawatan: Nyeri klien terkontrol atau hilang,
ekspresi wajah tidak meringis, TTV normal (tekanan darah
120/80mmHg, nadi untuk orang dewasa 60-100x/mnt, RR 12-
20x/mnt, suhu 36,5-37,50c)
Intervensi :
Jelaskan pada klien tentang kondisi penyakitnya
R/ untuk menambah pengetahuan klien
Ajarkan klien dan keluarga tentang teknik-teknik pengendalian nyeri
R/ untuk mengurangi nyeri dan menimbulkan kemandirian
Kaji jenis dan tingkat nyeri klien
R/ pengkajian berkelanjutan membantu menyakinkan bahwa penanganan
dapat memenuhi kebutuhan pasien dalam mengurangi nyeri
Minta pasien untuk menggunakan skala 1 – 10 untuk menjelaskan tingkat
nyeri
R/ untuk memfasilitasi pengkajian yang akurat tentang tingkat nyeri psien
Bantu pasien untuk mendapat posisi yang nyaman, menyokong daerah yang
sakit bila diperlukan
R/ untuk menurunkan ketegangan atau spasme otot dan untuk
mendistribusikan kembalitekanan pada bagian tubuh
Kolaborasi pemberian obat Analgesik
R/ Menghilangkan nyeri, mempermudah kerjasama dengan intervensi terapi
lain. Analgesic bekerja dengan memblok pelepasan prostaglandin sebagai
mediator nyeri.
Observasi keefektifan pengobatan setelah 30 menit
R/ untuk memantau pengurangan nyeri dan membina tingkat kepercayaan
yang diperlukan untuk membina hubungan terapiotik
2) Hipertermia berhubungan dengan vasodilatasi pembuluh vaskuler
Goal : Suhu tubuh klien normal
Objektif: klien tidak akan mengalami vasodilatasi pembuluh vaskuler selama
dalam perawatan
Outcomes: Dalam waktu 1x24 jam perawatan: TTV normal, (tekanan darah
120/80mmHg, nadi untuk orang dewasa 60-100x/mnt, RR 12-
20x/mnt,suhu 36,5-37,50c)
Intervensi:
Ukur suhu tubuh klien setiap 4 jam atau lebih sering bila diindikasikan
R/ untuk meyakinkan perbandingan data yang akurat
Pantau dan cacat denyut dan irama nadi, tekanan vena sentral, TD,
frekuensi napas, tingkat responsifitas dan suhu kulit minimal setiap 4 jam
R/ peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan vena sentral dan
penurunan tekanan darah dapat mengindikasikan hipovolemia yang
mengarah pada penurunan perfusi jaringan. Kulit yang dingin dapat juga
mengindikasikan penurunan perfusi jaringan. Peningkatan frekuensi
pernapasan berkompensasi pada hipoksia jaringan.
Berikan antipiretik sesuai indikasi, cata keefektifannya
R/ mengurangi demam dengan aksi sentral pada hipotalamus,
mengakibatkan vasodilatasi perifer dengan bertambahnya pengeluaran
kalor dan disertai keluarnya banyak keringat.
3) Retensi urin berhubungan dengan inflamasi prostat
Goal: klien bebas dari retensi urin
Objektif: klien tidak akan mengalami inflamasi prostat selama dalam
perawatan
Outcomes: dalam waktu 2x24 jam perawatan: berkemih dengan jumlah yang
cukup, tidak teraba distensi kandung kemih
Intervensi:
Ajarkan klien dan anggota keluarga atau pasangan tentang teknik
berkemih yang akan digunakan di rumah
R/ pemahaman tentang prosedur dan rasionalnya akan mengurangi
ansietas dan meningkatkan kenyamanan
Bantu pasien dalam melakukan prosedur eliminasi kandung kemih yang
diprogramkan seperti manuver crede atau valsava setiap 2 jam atau 3 jam
R/Untuk mengeluarkan urin
Pantau pola berkemih pasien
R/catat waktu,tempat, jumlah,dan kesadaran berkemih pasien diperlukan
untuk menetapkan pola kontinensia
4) Disfungsi seksual berhubungan dengan peradangan organ reproduksi (uterus
pada wanita)
Goal : klien bebas dari disfungsi seksual
Objektif: klien tidak akan mengalami peradangan organ reproduksi selama
dalam perawatan
Outcomes: dalan waktu 3x 24 jam perawatan: klien bebas dari rasa sakit saat
bersenggama, peradangan pada uterus hilang/terkontrol
Intervensi:
Anjurkan pasien untuk mendiskusikan keluhannya dengan suami atau
istri atau pasangan. Sediakan waktu dan lingkungan yang kondusif
untuk komunikasi antara pasien dan suami/istri atau pasangan
R/ untuk berbagi keluhan dan memperkuat hubungan
Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara
terbuka dalam lingkungan yang tidak mengancam
R/ tindkan ini meningkatkan komunikasi dan pemahaman diantara
pasien dan pemberi asuhan.
Berikan dukungan untuk suami istri atau pasangan
R/intervensi yang mendukung seperti mendengar aktif,
mengkomunikasikan keluhan, perhatian dan penerimaan
Berikan edukasi kepada pasien dan suami/istri atau pasangan tentang
keterbatasan akibat kontak fisik pasien saat ini
R/ edukasi mengenai keterbatasan akibat penyakit yang berdampak
pada aktivitas seksual dapat membantu pasien menghindari komplikasi
atau cedera
5) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan peradangan pada system
reproduksi
Goal:klien bebas dari gangguan citra tubuh
Objektif: klien tidak akan mengalami peradangan pada system reproduksi
selama dalam perawatan
Outcomes:dalam waktu 2x24 jam perawatan klien: nanah yang keluar dari
vagina atau penis berkurang atau tidak ada.
Intervensi:
Ajarkan dan dorong strategi koping yang sehat
R/untuk membantu pasien mengatasi perilaku yang tidak produktif
Bombing dan kuatkan focus pasien pada aspek-aspek positif dari
penampilannya dan upayanya dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan cutra tubuhnya
R/ untuk mendukung adaptasi dan kemajuan yang berkelanjutaan
Diskusikan kemajuan pasien dan tunjukan bagaimana kondisinya telah
meningkat atau stabil
R/untuk meningkatkan sikap positif
6) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pluritus
Goal : klien tidak menunjukan tanda-tanda kerusakan kulit
Objektif: klien tidak akan mengalami pluritus selama dalam perawatan
Outcomes:-
Intervensi:
Jelaskan kepada pasien dan keluarga atau pasangan tentang perlunya
tindakan perawatan kulit preventif
R/ untuk mendorong kepatuhan terhadap program perawatan kulit
Inspeksi kulit pasien setiap pergantian tugas jaga, dokumentasikan
kondisi kulit dan laporkan setiap perubahan keadaan
R/ deteksi dini terhadap perubahan kulit dapat mencegah atau
meminimalkan kerusakan kulit
Bantu pasien dalam melakukan tindakan hygiene dan kenyamanan
R/ untuk meningkatkan kenyamanan dan kondisi kesehatan
kolaborasi pemberian antihistamin
R/ Untuk mengatasi rasa gatal
5. Implementasi keperawatan
Implementasi/ tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana intervensi
yang telah ditetapkan
6. Evaluasi keperawatan
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan tersebut tidak
teratasi,teratasi sebagian atau teratasi sepenuhnya. Untuk tujuan itu evaluasi dapat
dilakukan dengan metode SOAPIE