Professional Documents
Culture Documents
Abstract Kompetensi
Mata Kuliah ini membahas tentang Mahasiswa diharapkan memiliki
hal – hal yang berhubungan dengan wawasan yang luas dan mampu
Alternative dispute resolution (ADR) menjelaskan hal – hal yang
atau alternatif penyelesaian sengketa berhubungan apa yang dikatakan
(APS) merupakan upaya penyelesaian dengan Bentuk ADR/APS dalam
sengketa di luar litigasi (non-litigasi). Undang-Undang No.30 Tahun 1999
Dalam ADR/APS terdapat beberapa tentang Arbitrase dan Alternatif
bentuk penyelesaian sengketa. Penyelesaian Sengketa adalah
Bentuk-bentuk ADR/APS menurut konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi
Suyud Margono (2000:28-31) adalah: atau penilaian ahli. Tidak dijabarkan
(1) konsultasi; (2) negosiasi; (3) lebih lanjut pengertian dari masing-
mediasi; (4) konsiliasi; (5) arbitrase; masing bentuk ADR/APS tersebut dalam
(6) good offices; (7) mini UU No.30/1999. Adapun, arbitrase
trial; (8) summary jury trial; (9) rent a dikeluarkan dari lingkup ADR/APS dan
judge; dan (10) med arb diberikan definisi tersendiri dalam UU
No.30/1999 yakni “cara penyelesaian
suatu sengketa perdata di luar
peradilan umum yang didasarkan pada
perjanjian arbitrase yang dibuat secara
tertulis oleh para pihak yang
bersengketa”.
.
Skenario Perkuliahan :
Bahan kajian :
1. Pengertian Sengketa Bisnis.
2. Cara Peneyelesaian sengketa bisnis.
3. Lembaga Peneyelesaian Sengketa Bisnis di Indonesia.
4. Pengertian dan Urgensi Alternatif Peneyelesaian Sengketa Bisnis.
5. Model – Model alternative Penyelesaian sengketa bisnis
DESKRIPSI – MATA KULIAH
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis dalam menjalankan
bisnisnya yang berhubungan dengan konsumen yang akan mengkonsumsi apa yang dihasilkan
dalam bentuk barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh
karena itu sebagai pelaku bisnis akan memperhatikan hal – hal yang berhubungan dengan
hukum bisnis dan hal – hal yang berhubungan dengan hukum, untuk itu sebagai pelaku bisnis
harus mengerti dengan baik seperti hala – hal sebagai berikut : Pertama, Mengerti tentang
sangketa bisnis dan penyelesaian sangeketa bisnis , dengan mengertinya tentang sangketa
bisnis , maka pelaku bisnis akan mengetahui apa saja yang menjadi lingkup dari sangketa
bisnis serta apa yang menjadi tujuan sangeketa bisnis sesama peserta bisnis Kedua, Pelaku
bisnis harus memahami hal – hal yang berhubungan yang berhubungan dengan bisnis yang
dijalankan dan hal – hal yang berhubungan sangketa bisnis , dengan mengetahui hal – hal yang
berhubungan dengan sangketa bisnis maka pelaku bisnis memiliki arah apa yang harus
dilakukannya untuk tidak melakukan kesalahan dam berhubungan bisnis dengan sesama
pebisnis.
dan arbitrase “.
PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS
I. Sengketa Bisnis :
Winardi :
Pertentangan atau konflik yang terjadi antara individu – individu atau kelompok – kelompok
yang mempunyai hubungan atau kepentingan yang sama atas suatu objek kepemilikan , yang
menimbulkan akibat hukum antara satu dengan yang lain.
1. Sengketa perniagaan.
2. Sengketa perbankan.
3. Sengketa Keuangan.
4. Sengketa penanaman modal.
5. Sengketa perindustrian.
6. Sengketa HAKI.
7. Sengketa konsumen.
8. Suhan.
9. Sengketa kontrak.
10. Sengketa pekerjaan.
11. Sengketa perburburuhan.
12. Sengketa perusahaan.
13. Sengketa hak.
14. Sengketa property.
15. Sengketa pembangunan konstruksi.
II. Penyebab Timbulnya Sengketa Bisnis.
Sengketa pada umumny adanya ketidak sepakatan, perbedaan, gangguan, kompetisi, atau
ketidak seimbangan di antar para pihak. sengketa muncul sebagai akibat dari beberapa ,
antara lain :
2. Ambiguos Jurisdiction : kondisi dimana batas – batas ( kewenangan atau hak ) saling
dilanggar, sehingga satu pihak mengambil keuntungan yang seharusnya juga menadi
bagian keuntungan pihak lain.
3. Intimacy : keterdekatan yang seringkali bermuara pada konflik mendalam jika perbedaan
– perbedaan yang terjadi tidak dikelola dengan matang. Konflik yang berbasis intimacy
biasanya bersifat lebih mendalam disbanding partisipan yang tidak memilk pengalaman”
kenal ‘ satu saa lain.
1. Ketidak pahaman terhadap proses bisnis yang dilakukan. Kondisi ini muncul ketika
pelaku bisnis semata – mata terjebak pada orientasi keuntungan serta karakter coba –
coba ( gambling ) tanpa meprediksi kemungkinan risiko yang akan menimpanya.,
2. Ketidak mampuan mengenai partner atau mitra bisnisnya, ada sementara pelaku bisnis
yang sekedar memperhatikan performa atau penampilan fisik mitra tanpa meneliti lebih
lanjut track record dan bonafiditas.
3. Tidak adanya legal cover melandasi proses bisnis mereka. Hal ini menunjukan
rendahnya pemahaman dan apresiasihukum pelaku bisnis dalam melindungi aktifitas
bisnis mereka.
Pengadilan Niaga.
Konsultasi.
Pada prinsipnya merupakan suatu tindakan yang bersifat personal antara satu pihak
tertentu yang disebut clien dengan pihak lain yang merupakan konsultan yang
meberikaan pendapat kepada klien untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan klien
tersebut.
Negosiasi .
Sebagai suatu upaya penyelseaian sengketa para pihak tanpa melalui proses
peradilan denga tujuan mencapai kesepakatan bersama atas dasar kerjasama yang
lebih harmonis dan kreatif. Disni para pihak berhadapan lansung secara saksama
dalam mendikusikan permasalahan yang mereka hadapi dengan cara kooperatif dan
saling terbuka.
Keterampilan negosiasi :
Mediasi .
Merupaka upaya penyelseaian sengketa melalui perundingan dengan bantuan pihak
ketiga netral ( mediator ) guna mencari bentuk penyelsaian yang dapat disepakati
para pihak.
Konsiliasi.
Upaya meneyelesaikan sengketa melalui perundingan dengan melibatkan pihak
ketiga netral untuk membantu para pihak yang bersengketa dalam menemukan
bentuk – bentuk penyelesaian yang dapat disepakati para pihak.
Penilaian Ahli.
Pihak ketiga yang memiliki pengetahuan tentang ruang lingkup sengketa yang
dihadapi para pihak atau oleh salah satu pihak. Disini para pihak yang bersengketa
atau salah satu pihak yang terlibat sengketa pada umumnya mendatangi ahli untuk
meminta pendapat, petunjuk dan petimbangan untuk menyelesaikan sengketa yang
dihadapi.
Arbitrase .
Cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar pengadilan Umum yang
didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak
yang bersengketa.,
Asas final and binding , yaitu suatu putusan arnbitrase bersifat akhir dan
mengikat yang tidak dapat dilajutkan dengan upaya hukum lain, seperti
banding atau kasasi. Asas ini pada prinsipnya sudah disepakati oleh para
pihak dalam klausa atau perjanjian arbutrase.
Keunggulan Arbitrase :
Dari praktek yang berjalan di Indonesia , kelemahan arbitrase adalah masih sulitnya
upaya eksekusi putusan arbitrase nasional maupun internasional.
…..