You are on page 1of 5

PENGGUNAAN BONEKA (WAYANG) STRATEGIS UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN SISWA BERBICARA BAHASA INGGRIS PADA KELAS II SMA DDI

KENDARI

Proposal PKM-P

Jumardin
21213052

Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadyah Kendari

2015
BAB I
PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas tentang latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, ruang lingkup

masalah dan tujuan penelitian.

A. Latar Belakang Studi

Dalam tulisan ini, menggambarkan kemampuan siswa dalam keterampilan berbicara. Semua

empat kemampuan berbahasa Inggris (mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis),

berbicara tampaknya intuitif yang paling penting, orang yang tahu bahasa yang diajukan sebagai

"pembicara" bahasa itu, seolah-olah berbicara termasuk semua jenis lain mengetahui, dan banyak

jika tidak sebagian besar pelajar bahasa asing terutama tertarik untuk belajar untuk berbicara (Ur,

1996). Dalam prakteknya, banyak siswa merasa frustrasi karena mereka menemukan bahwa

berbicara dalam bahasa asing adalah masalah yang kompleks. Hal ini karena berbicara

melibatkan banyak faktor. Kemampuan untuk berbicara lancar mengandaikan tidak hanya

pengetahuan tentang fitur bahasa, tetapi juga kemampuan untuk memproses informasi dan

bahasa ..on tempat "(Harmer, 2001). Jadi, harus berlatih berbahasa Inggris. Brown (1994)

menganjurkan bahwa siswa mendapatkan cukup kesempatan untuk berlatih bahasa.

Oleh karena itu, ada banyak kreatif strategi pembelajaran yang cn meningkatkan kemampuan

siswa berbahasa. Pada satunya adalah menggunakan boneka. Menurut Gronna, Serna, Kennedy

dan Prater (1999, Para.1) percaya, wayang dapat digunakan untuk mengajarkan fungsi bahasa

dan keterampilan sosial ucapan, menanggapi pembicaraan, dan memulai percakapan.

Menggunakan boneka di dalam kelas merupakan salah satu cara untuk mendorong siswa untuk

belajar bahasa Inggris. Menurut Ozdeniz (2000, Para. 9) telah menyatakan bahwa "Boneka dapat

mendorong siswa untuk bereksperimen lebih dengan bahasa dan" memiliki pergi "ketika mereka

mungkin memiliki dinyatakan tetap diam".


B. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: Apa efek dari menggunakan boneka untuk

motivasi siswa untuk berbicara di kelas dua SMA DDI Kendari?

C. Lingkup Studi

Ruang lingkup penelitian ini fokus pada berbicara menanggapi percakapan melalui strategi

boneka di kelas dua SMA DDI Kendari. Para siswa campuran menilai menjadi tiga prinsip dalam

etika penelitian tindakan: (. P 71) "Tanggung Jawab", karena itu saya menjelaskan penelitian

saya untuk guru sekolah mentor saya yang di kelas saya melakukan penelitian saya. "Percaya

diri" (p 71 ), jadi saya yakin para peserta yang nama atau identitas mereka tidak akan

diungkapkan, dan ketiga, "Negosiasi" (hal. 71), oleh karena itu sebelum saya mulai

mengumpulkan data yang saya minta ijin dengan baik dari administrasi sekolah, dari guru kelas,

dan dari orang tua (Burns, 1999).

D. Tujuan Studi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan apakah menggunakan Boneka Strategi dapat

meningkatkan kemampuan siswa berbicara di kelas dua SMA DDI Kendari atau tidak.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai tehnik yang efisien dalam memberikan pelajaran

kepada siswa dalam hal peningkatan berbicara bahasa inggris.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Nurbiana Dhieni (2005 : 6.3) mengemukakan bahwa “Bercerita adalah suatu kegiatan yang

dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka

yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis”.M. Nur Mustakim (2005 : 20) berpendapat

bahwa“Bercerita adalah upaya untuk mengembangkan potensi kemampuan berbahasa siswa

melalui pendengaran dan kemudian menuturkannya kembali”. Hamzah (1981: 11) bahwa

“Media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara

berkomunikasi menjadi efektif”. Sedangkan yang dimaksud dengan alat peraga menurut

Nasution (1985: 95) adalah “alat bantu dalam mengajar lebih efektif”. Yasmin (2011:1)

mengemukakan bahwa manfaat alat peraga diantaranya adalah menyampaikan suatu konsep

dengan bentuk yang baru, mempertahankan konsentrasi, mengajar dengan lebih cepat, mengatasi

masalah keterbatasan waktu, mengatasi masalah keterbatasan tempat, mengatasi masalah

keterbatasan bahasa, membangkitkan emosi manusia dan menyampaikan suatu konsep dengan

bentuk yang baru. Dalam penggunaan boneka dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan

cara dimainkan dalam sandiwara boneka. Menurut Nurbiana Dhieni (2005 : 6.9) “Boneka

Wayang adalah boneka berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi yang diberi kayu sebagai

pegangan untuk dimainkan seperti halnya memainkan wayang”.

Berdasarkan hasil temuan yang dikaji sesuai dengan rumusan masalah. Dari hasil dan teori

dalam suatu penelitian, peneliti dapat menarik kesimpulan dari penelitian tersebut, bahwa

kemampuan bercerita anak mengalami peningkatan pada siklusnya. Selain meningkatkan

kemampuan bercerita anak penggunaan alat peraga boneka wayang juga meningkatkan aktivitas

pembelajaran baik guru maupun anak didik. Hal ini juga dapat dikaitkan dengan salah satu
pendapat para ahli bahwa dengan menggunakan media boneka wayang guru dapat mengajak

anak didik berimajinasi, dan dapat menanamkan pesan - pesan moral yang terkandung dalam

cerita yang akan mengembangkan kemampuan moral dan agama. Bercerita juga bisa melatih

daya ingat atau memori anak untuk menerima dan menyimpan informasi melalui tuturan

peristiwa yang disampaikan. Dan mengembangkan potensi kreatif anak melalui keragaman ide

cerita yang dituturkan. (Masitoh, 2005 : 10.4)

You might also like