Professional Documents
Culture Documents
TRANSLATION II
BY
NURLIANA
21213038
2015
Jonathan Karp
FOREVER
He believed the dog was immortal. “There will always be a Rin Tin Tin,” Lee Duncan
said, time and time again, to reporters, to visitors, to fan magazines, to neighbors, to famly, to
friends. At first this must have sounded absurd-just wishful thinking about the creature that
had eased his loneliness in made him famous around the word. And yet, just as Lee believed,
there has always been a Rin Tin Tin. The second Rin Tin Tin was not the talent his father
was, but still, he was Rin Tin Tin, carrying on what the firs dog had begun. After Rin Tin Tin
Jr. There was Rin Tin Tin HI, and then another Rin Tin Tin after him,and then another, and
then another: there has always been another. And rin tin tin has always been more than a dog.
He was also an idea and an idea-a hero who was also a friend, a fighter who was also a
caretaker, a mute genius, a companionable loner. He was one dog and many dogs, and real
animal and an invented character, a pet as well as an international celebrity. He was bron in
There were low point and setbacks when Lee did doubt himself and Rin Tin Tin. The
winter of 1952 was one such point. Lee was broke. He had washed out of holliwood and
wasliving in the blank,baked valley east of Los Angeles, surviving on his wife’s job at an
orange—paking plant while Rin Tin Tin survived of free kibble Lee received through an old
sponsorship arranggement with Ken-L-Ration, the dog food company. The days were long.
Most afternoons Lee retreated to a little annex off his barn which he called the Memory
Room, where he shuffled through old newapaper clips and yellowing photographs of rin tin
tin’s glory days, pulling the soft quilt of memory-of what realy was and what the recalled and
radio station around the country interrupted programming to announce the news and then
broadcast an hour-long tribute to the late,great dog. Rumors sprang up that the dog’s last
moments, like his life, were something extraordinary-that he had died like a star, cradled in
the pale, glamorous arms of actress Jean Harlow, who lived near Lee in Beferly Hills. But
now everything was different. Even-Ken-L Ration was doubting him. “ your moving picture
activities have not materialized as you expected,”the company’s executives scolded Lee in a
letter warning they were planning to cut of his supply of free dog food. Lee was stunned. He
needed the dog food, but the rejection cut even deeper becouse he still believed that his dog
was and would be, once again, a star. He wrote back to the company, pleading. He said that
his dog-Rin Tin Tin III, the grandson ot the first Rin Tin Tin-had “his whole life before him”
Dia percaya anjing itu abadi. Akan selalu ada Rin Tin Tin, kata Lee Duncan berulang
kali, kepada wartawan, pengunjung, penggemar majalah, tetangga, keluarga dan teman-
temanya. Pada awalnya ini pasti terdengar tidak masuk akal, Hanyalah sekedar khayalan
tentang makhluk yang telah menenangkan kesepian dan membuatnya terkenal di seluruh
dunia. Namun sama seperti Lee percaya selalu ada Rin Tin-Tin. Kedua Rin Tin Tin Berbeda
dari pembawaan ayahnya, Tapi tetap saja ia adalah Rin Tin Tin. Pemenang ajing pertama,
setelah Rin Tin Tin Jr. Ada Rin Tin Tin HI dan Rin Tin Tin yang lain, setelah dia dan ada
yang lain pula. Dan Rin Tin Tin tidak lebih dari seekor anjing. Dia juga memiliki cita – cita
dan menjadi idaman seorang pahlawan juga seorang teman, seorang pejuang dan juga
pengurus, orang bisu yang berbakat dan cocok menjadi teman. Dari beberapa anjing dia
adalah seekor hewan yang nyata dan menemukan karakter hewan peliharaan serta sebagai
selebriti internasional. Dia lahir pada tahun 1918 dan dia abadi.
Terdapat titik rendah dan penolakan ketika Lee tidak ragu dengan dirinya sendiri dan
Rin Tin-Tin. Musim dingin tahu 1952 seperti salah satu titik Lee bangkrut. Dia telah
dikeluarkan dari Hollywod dan telah hidup dengan hampa. Pindah di lembah timur dari Los
Angeles, bertahan pada pekerjaan pindah pabrik jeruk ketika Rin Tin-Tin bertahan dengan
menggiling bebas Lee diterima pengaluran sponsor lama dengan ken-l-Ration. Perusahaan
makanan anjing. Hari-hari yang panjang. Di setiap sore hari Lee kembali dari gudang kecil,
yang ia sanmbut ruang yang penuh kenangan. Dimana dia mengatur kembali potongan koran
yang lama dan foto Rin Tin Tin yang mulai buram dan dimana hari kebanggaan, menarik
selimut lembut yang penuh kenangan –sungguh apa yang dia ingat dan ia harapkan akhir
kehidupanya.
Dua puluh tahun sebelumnya, kematian pertama Rin Tin Tin sangat heboh tetapi
stasiun radio di seluruh negeri terganggu pemrogramanya untuk mengumumkan berita dan
kemudian disiarkan selama satu jam untuk penghormatan kepada almarhum, anjing yang
hebat. Kabar bermunculan pada saat-saat terakhir anjing, di hidupnya, merupakan hal yang
luar biasa bahwa ia telah meninggal seperti bintang, menyedihkan , lengan glamor aktris Jean
Harlow, yang tinggal di dekat Lee di bukit Beverly. Tapi sekarang semuanya berbeda.
Bahkan Ken-L Jatah meragukan dia. " kegiatan perpindahan gambar Anda belum terwujud
seperti yang Anda harapkan," Lee di marahi eksekutif perusahaan dalam peringatan surat
mereka berencana untuk memotong gaji gratis makanan anjingnya. Lee tertegun. Dia
membutuhkan makanan anjing, tapi menolak nya potongan yang lebih banyak karena ia
masih percaya bahwa anjing itu akan menjadi bintang lagi. Dia menulis kembali ke
perusahaan, dan memohon. Dia mengatakan bahwa anjingnya Rin Tin Tin III, cucu pertama
dari Rin Tin Tin yang dia punya "yang akan mengikuti jejaknya" dan memiliki peluang yang
besar.
Answer:
Collocation
Literally Dinamically
“There will always be a Rin Tin Pada awalnya ini pasti terdengar
Tin,” Lee Duncan said, time and tidak masuk akal hanyalah sekedar
selalu ada Rin Tin Tin, kata Lee At first this must have sounded
Dia juga memiliki cita – cita dan Namun sama seperti Lee percaya
pahlawan juga seorang teman, Dan Rin Tin Tin tidak lebih dari
pengurus, orang bisu yang berbakat And Rin Tin Tin has always been
And rin tin tin has always been seorang pejuang dan juga pengurus,
more than a dog. He was also an orang bisu yang berbakat dan
Tin Tin survived of free kibble Lee yang dia ingat dan ia harapkan
Ken-L-Ration, the dog food what realy was and what the
Rin Tin Tin yang mulai buram dan Dia telah dikeluarkan dari
days,
Paragraph( three) line (two) Paragraph( three) line (one)
merupakan hal yang luar biasa sangat heboh tetapi stasiun radio
last moments, like his life, were Twenty years earlier, the theat of
had died like a star, cradled in the momentous that radio station
Jean Harlow, who lived near Lee in programming to announce the news
pale, glamorous arms of actress had died like a star, cradled in the
Jean Harlow, who lived near Lee in pale, glamorous arms of actress
lebih banyak karena ia masih Rin Tin Tin III, cucu pertama dari
percaya bahwa anjing itu akan Rin Tin Tin yang dia punya "yang
pleading. He said that his dog-Rin He said that his dog-Rin Tin Tin
Tin Tin III, the grandson ot the first III, the grandson ot the first Rin Tin
Rin Tin Tin-had “his whole life Tin-had “his whole life before
before him” and had new him” and had new apportunities