You are on page 1of 10

I.

PENEGAKAN HUKUM

1. Pengertian Penegakan Hukum


Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya tegaknya atau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman pelaku dalam lalu lintas atau
hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Adapun
beberapa pengertian penegakan hokum menurut beberapa ahli, seperti :
a) Menurut Soerjono Soekanto, penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan
hubungan nilai-nilai yang terjabarkan didalam kaidah-kaidah/pandangan nilai yang
mantap dan mengejewantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai
tahap akhir untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian
pergaulan hidup.
b) Menurut Satjipto Raharjo penegakan hukum pada hakikatnya merupakan
penegakan ide-ide atau konsep-konsep tentang keadilan , kebenaran, kemamfaatan
sosial, dan sebagainya. Jadi Penegakan hukum merupakan usaha untuk
mewujudkan ide dan konsep-konsep tadi menjadi kenyataan.

2. Penyidikan
2.1.Pengertian Penyidikan

Istilah penyidikan dipakai sebagai istilah hukum pada Tahun 1961, yaitu sejak
dimuatnya dalam Undang-Undang pokok kepolisian No. 13 Tahun 1961.
Sebelumnya dipakai istilah pengusutan yang merupakan terjemah dari bahasa
Belanda, yaitu opsporin. Pasal 1 butir 2 (Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana) KUHAP diuraikan bahwa : “penyidikan adalah serangkaian tindakan
penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang, mencari
dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak
pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya” Berbicara mengenai
penyidikan tidak lain dari membicarakan masalah pengusutan kejahatan atau
pelanggaran, orang Inggris lazim menyebutnya dengan istilah ”criminal
investigation"

1|Page
2.2. Tujuan Penyidikan

Tujuan penyidikan adalah untuk menunjuk siapa yang telah melakukan


kejahatan dan memberikan pembuktian-pembuktian mengenai masalah yang telah
dilakukannya. Untuk mencapai maksud tersebut maka penyidik akan menghimpun
keterangan dengan fakta atau peristiwa-peristiwa tertentu5. Penyidikan yang diatur
dalam undang-undang, ini dapat dilaksanakan setelah diketahui bahwa suatu
peristiwa telah terjadi tindak pidana dimana dalam Pasal 1 butir 2 KUHAP berbunyi
bahwa penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi guna menemukan
tersangkanya. Penyidikan dimulai sesudah terjadinya tindak pidana untuk
mendapatkan keterangan-keterangan tentang :

a) Tindak pidana apa yang telah dilakukan

b) Kapan tindak pidana itu dilakukan

c) Dimana tindak pidana itu dilakukan

d) Dengan apa tindak pidana itu dilakukan

e) Bagaimana tindak pidana itu dilakukan

f) Mengapa tindak pidana itu dilakukan

g) Siapa pembuatnya

2.3. Kewenangan Penyidikan

Menurut Undang-undang No. 8 Tahun 1982 tentang Kitab Undang-Undang


Hukum Acara Pidana (KUHAP) Pasal 6 ayat (1), penyidik adalah :

1. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia

2. Pejabat Pegawai Negeri Sipil Tertentu yang diberi kewenangan khusus


oleh undang-undang

Tugas penyidik adalah melaksanakan penyidikan, yaitu serangkaian tindakan


penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang Hukum
Acara Pidana untuk mencari dan mengumpulkan barang bukti yang dengan bukti
tersebut membuat terang tindak pidana terjadi dan guna menentukan tersangkanya

2|Page
Penyidik Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan wewenang khusus yang diberikan
oleh undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing dan dalam
pelaksanaan tugasnya berada dibawah koordinasi dan pengawasan penyidik pejabat
Polisi Negara Republik Indonesia. Serta melaksanakan tugasnya penyidik tersebut
wajib menjunjung tinggi hukum yang telah ditetapkan dimana dalam hal ini terkutip
didalam Pasal 7 Ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

2.3.1. Kewenangan Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia

Dalam hal penindakan pelanggaran dan penyidikan tindak pidana, Penyidik


Kepolisian Negara Republik Indonesia selain yang diatur di dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana dan Undang-Undang tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berwenang:

1. Memberhentikan, melarang, atau menunda pengoperasian dan menyita


sementara Kendaraan Bermotor yang patut diduga melanggar peraturan
berlalu lintas atau merupakan alat dan/atau hasil kejahatan.

2. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran keterangan berkaitan dengan


Penyidikan tindak pidana di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

3. Meminta keterangan dari Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor,


dan/atau Perusahaan Angkutan Umum.

4. Melakukan penyitaan terhadap Surat Izin Mengemudi, Kendaraan


Bermotor, muatan, Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat
Tanda Coba Kendaraan Bermotor, dan/atau tanda lulus uji sebagai
barang bukti.

5. Melakukan penindakan terhadap tindak pidana pelanggaran atau


kejahatan Lalu Lintas menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan.

6. Membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan.

7. Menghentikan penyidikan jika tidak terdapat cukup bukti.

8. Melakukan penahanan yang berkaitan dengan tindak pidana kejahatan


Lalu Lintas.

3|Page
9. Melakukan tindakan lain menurut hukum secara bertanggung jawab.

Pelaksanaan penindakan pelanggaran dan penyidikan tindak pidana


sebagaimana dimaksud diatas dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

2.3.2. Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil

Penyidik Pegawai Negeri Sipil berwenang untuk:

1. Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran persyaratan teknis dan laik


jalan Kendaraan Bermotor yang pembuktiannya memerlukan keahlian
dan peralatan khusus;

2. Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran perizinan angkutan orang


dan/atau barang dengan Kendaraan Bermotor Umum;

3. Melakukan pemeriksaan atas pelanggaran muatan dan/atau dimensi


Kendaraan Bermotor di tempat penimbangan yang dipasang secara
tetap;

4. Melarang atau menunda pengoperasian Kendaraan Bermotor yang tidak


memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan;

5. Meminta keterangan dari Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor,


atau Perusahaan Angkutan Umum atas pelanggaran persyaratan teknis
dan laik jalan, pengujian Kendaraan Bermotor, dan perizinan; dan/atau

6. Melakukan penyitaan surat tanda lulus uji dan/atau surat izin


penyelenggaraan angkutan umum atas pelanggaran dengan membuat
dan menandatangani berita acara pemeriksaan.

Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan di Terminal dan/atau


tempat alat penimbangan yang dipasang secara tetap. Dalam hal kewenangan
dilaksanakan di Jalan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil wajib berkoordinasi dengan
dan harus didampingi oleh Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

4|Page
2.4. Prosedur Penilangan

Polisi yang memberhentikan pelanggar wajib menyapa dengan sopan serta


menunjukan jati diri dengan jelas. Polisi harus menerangkan dengan jelas kepada
pelanggar apa kesalahan yang terjadi, pasal berapa yang telah dilanggar dan tabel
berisi jumlah denda yang harus dibayar oleh pelanggar.

Pelanggar dapat memilih untuk menerima kesalahan dan memilih untuk


menerima slip biru, kemudian membayar denda di BRI tempat kejadian dan
mengambil dokumen yang ditahan di Polsek tempat kejadian, atau menolak
kesalahan yang didakwakan dan meminta sidang pengadilan serta menerima slip
merah. Pengadilan kemudian yang akan memutuskan apakah pelanggar bersalah
atau tidak, dengan mendengarkan keterangan dari polisi bersangkutan dan
pelanggar dalam persidangan di kehakiman setempat, pada waktu yang telah
ditentukan (biasanya 5 sampai 10 hari kerja dari tanggal pelanggaran).

2.5. Kecenderungan Menyuap

Ada sebagian pelanggar peraturan memilih untuk menyuap polisi dengan uang
berlipat-lipat dari denda yang akan dijatuhkan karena adanya anggapan bahwa
mengurus tilang itu sangatlah sulit. Ada pula kalanya polisilah yang meminta uang
kepada pelanggar agar pelanggar bisa segera pergi dari lokasi pelanggaran tanpa
mengikuti prosedur hukum. Bila penyuapan ini terbukti maka bisa membuat polisi
dan penyuap dihukum penjara karena menyuap polisi/pegawai negeri adalah sebuah
perbuatan melanggar hukum.

5|Page
2.6. Metode Baru Dalam Penegakan Hukum

Pendekatan baru dalam penegakan hukum berdasarkan pasal 249 ayat (3) huruf
d. Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
berbunyi : dukungan penegakan hukum dengan alat elektronik dan secara langsung;
serta pasal 272 ayat (1) Untuk mendukung kegiatan penindakan pelanggaran di
bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dapat digunakan peralatan elektronik, dan
pada ayat (2) Hasil penggunaan peralatan elektronik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang sangat efektif sebagaimana telah


diterapkan diberbagai negara termasuk sudah juga digunakan di negara tetangga
kita Malaysia. Penegakan hukum seperti ini tidak pandang bulu dan dapat bekerja
secara terus menerus, 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Untuk meningkatkan
efektivitas dari perangkat elektroniknya, biasanya perangkat dipindah-pindah
dengan maksud agar masyarakat selalu merasa diawasi. Pengalaman di
Inggris[2] menunjukkan bahwa penggunaan kamera kecepatan menurunkan 17
persen angka kecelakaan.

Pelanggaran yang bisa ditegakkan/ ditangkap dengan peralatan elektronik


dalam hal ini bisa berupa kamera meliputi:

1. Pelanggaran pelampauan batas kecepatan pada ruas jalan

2. Pelanggaran lampu merah pada persimpangan yang dikendalikan


dengan lampu lalu lintas

3. Pelanggaran terhadap hak atas penggunaan jalan di persimpangan

4. Pelanggaran terhadap penggunaan jalan/jalur khusus bus (Busway) oleh


kendaraan yang tidak boleh menggunakan jalur khusus bus tersebut.

5. Pelanggaran yang ditemukan petugas patroli yang menggunakan


peralatan elektronik pada saat menjalankan tugas, khususnya yang
menggunakan kendaraan patroli.

6. Pelanggaran terhadap kewajiban membayar retribusi pengendalian lalu


lintas (electronic road pricing)

7. Pelanggaran muatan pada jembatan timbang elektronik

6|Page
II. KESELAMATAN BERLALU LINTAS

1. Pengertian Keselamatan Lalu Lintas dan Kecelakaan Lalu Lintas

Keselamatan lalu lintas bertujuan untuk menurunkan korban kecelakaan lalu-


lintas di jalan. Jumlah korban kecelakaan lalu lintas jauh lebih tinggi dari
kecelakaan transportasi laut, kereta api dan udara.

Keselamatan lalu lintas merupakan suatu program untuk menurunkan angka


kecelakaan beserta seluruh akibatnya, karena kecelakaan mengakibatkan
pemiskinan terhadap keluarga korban kecelakaan.

Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor


tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini
dapat mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang. Kecelakaan
lalu-lintas menelan korban jiwa di dunia ini sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun
menurut WHO, dimana di Indonesia berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
Kepolisian Indonesia mencapai angka 20188 orang meninggal pada tahun 2008.
Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk bekerja keras menyusun program
dalam rangka meningkatkan keselamatan dalam berlalu lintas dengan target
menurunkan angka kecelakaan.

2. Tahapan Program Keselamatan Lalu Lintas

Dari buku pedoman keselamatan jalan yang dikeluarkan ADB (Asian


Development Bank) bersama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat ada
tiga (3) tahapan pendekatan intervensi peningkatan keselamatan jalan :

1. Tahap Pertama

Membangkitkan kepedulian, hal ini merupakan salah satu permasalahan


yang cukup memprihatinkan di Indonesia sehingga perlu perhatian yang
tinggi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya
keselamatan dalam berlalu lintas yang dapat dilakukan melalui menyebar
luaskan dampak kecelakaan, angka kecelakaan kepada para pengambil
keputusan untuk menggugah mereka seperti Dewan Perwakilan Rakyat baik
nasional maupun tingkat daerah, Pejabat Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah. Langkah lain yang perlu dilakukan pada tahapan ini

7|Page
adalah identifikasi dari permasalahan keselamatan lalu lintas termasuk
meninjau kembali program keselamatan yang telah dan sedang
dilaksanakan.

2. Tahap Kedua

Rencana aksi prioritas, setelah mengenali permasalahan yang ditemukan


dalam tahap 1 maka langkah selanjutnya adalah merumuskan program
perioritas yang perlu segera dilaksanakan, apakah merumuskan kembali
peraturan perundangan untuk meningkatkan keselamatan,
menyempurnakan organisasi yang menangani permasalahan kecelakaan dan
perumusan program keselamatan disertai dengan langkah untuk melakukan
penertiban terhadap angka pelanggaran lalu lintas. Hal ini penting
mengingat bahwa sebagian besar kecelakaan yang terjadi didahului oleh
pelanggaran ketentuan/aturan lalu lintas.

3. Tahap Ketiga

Program 5 tahun untuk keselamatan jalan, langkah strategis lebih lanjut


adalah menyusun program keselamatan yang lebih makro untuk
menurunkan angka kecelakaan secara nyata, misalnya dengan merubah
undang-undang seperti yang telah dilaksanakan dengan telah terbitnya
Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan,
yang masih harus ditindak lanjuti dengan perumusan peraturan
pelaksanaannya seperti misalnya peraturan pelaksanaan yang berkaitan
dengan penerapan penegakan hukum elektronik. Langkah lain yang perlu
dilaksanakan dalam program 5 tahun adalah identifikasi dan analisis black
spot lokasi yang rawan kecelakaan dan dilanjutkan audit keselamatan, untuk
kemudian dilakukan langkah perbaikan.

Program keselamatan merupakan perioritas utama dalam pengembangan sistem


transportasi sehingga perlu ditangani dengan sebaik-baiknya sehingga setiap
program yang dibuat oleh pemerintah merupakan bagian dari penurunan angka
kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu program keselamatan lalu lintas diarahkan
kepada beberapa langkah sebagai berikut:

8|Page
 Pengembangan sistem pangkalan data kecelakaan lalu lintas yang
mudah diakses oleh instansi pemerintah, akademisi atau pun masyarakat
sebagai masukan dalam mempersiapkan langkah peningkatan
keselamatan lalu lintas.

 Melakukan koordinasi antar instansi dalam rangka meningkatkan


keselamatan lalu lintas

 Menciptakan suatu sumber pendanaan keselamatan lalu lintas yang


berkesinambungan

 Merencanakan dan merekayasa langkah-langkah untuk meningkatkan


keselamatan lalu lintas

 Melakukan perbaikan terhadap lokasi-lokasi rawan kecelakaan

 Ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan keselamatan bagi


anak sekolah

 Meningkatkan kualitas pengemudi

 Melakukan program penyuluhan keselamatan

 Meningkatkan standar keselamatan kendaraan

 Penyempurnaan peraturan perundangan lalu lintas dan angkutan jalan

 Peningkatan pelaksanaan penegakan hukum

 Pengembangan sistem pertolongan pertama pada kecelakaan

 Pengembangan penelitian keselamatan jalan

3. Metode Meningkatkan Keselamatan Lalu Lintas Dengan Kampanye

Pelanggaran terjadi karena beberapa hal diantaranya karena tidak mengetahui


bahwa yang bersangkutan melanggar, tidak melihat rambu atau marka pada saat
mengemudi sehingga melanggar dengan tidak sengaja tau sengaja melanggar agar
lebih cepat sampai ditujuan. Oleh karena itu penegakan hukum menjadi penting
dalam meningkatkan keselamatan lalu lintas dan berikutnya adalah melakukan
kampanye keselamatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
peraturan perundangan yang berlaku serta untuk menyadarkan masyarakat kalau

9|Page
mereka melakukan pelanggaran dapat berakibat fatal terhadap dirinya atau orang
lain.

Kampanye keselamatan merupakan program yang harus dilaksanakan secara


terus menerus, masyarakat harus terus diingatkan dan disegarkan kembali tentang
peraturan perundangan yang terkait dengan lalu lintas dan resiko yang mereka
dapatkan bila melakukan pelanggaran lalu lintas.

4. Objek / Sasaran Kampanye

Target yang perlu diberikan penyuluhan keselamatan perlu disesuaikan dengan


kelompok masyarakat, untuk itu bisa dikelompokkan sebagai berikut:

 Anak-anak

 Remaja

 Orang tua

 Pesepeda

 Penumpang

 Pengendara sepeda motor

 Pengemudi kendaraan pribadi dan pengemudi angkutan umum

 Wartawan

10 | P a g e

You might also like