Professional Documents
Culture Documents
ANTIMIKROBA
oleh :
Kelas D/Kelompok 18
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
ANALISA ARTIKEL PENELITIAN
ANTIMIKROBA
TUGAS FARMAKOLOGI
oleh :
Kelas D/Kelompok 18
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan Judul
ANTIMIKROBA”
oleh
Kelas D/ Kelompok 18
hari/tanggal :
Makalah ini disusun dengan pemikiran sendiri, bukan hasil jiplakan atau
produksi ulang makalah yang telah ada
Penyusun,
Perwakilan kelompok
Suryo Mentari
NIM 172310101216
Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah Dosen Pembimbing
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PEMANFAATAN DAUN, BIJI, DAN BUAH MAHONI SEBAGAI
ANTIMIKROBA” dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kami membutuhkan sebuah kritikan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat dan dapat menambah wawasan
bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.2 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.2.1 Mengetahui cara pembuatan Antimikroba dari Biji Mahoni.
1.2.2 Mengetahui proses farmakologi dalam (farmasetika, farmakokinetik,
farmakodinamik) dosis, indikasi, kontra indikasi, dan efek samping
obat tradisional dari daun, biji dan buah mahoni.
BAB II
b. Serbuk
Sediaan obat tradisional berupa butiran homogen dengan derajat halus
yang cocok, bahan bakunya berupa simplisia sediaan galenik, atau campurannya.
c. Pil
Sediaan padat obat tradisional berupa massa bulat, bahan bakunya berupa
serbuk simplisia, sediaan galenik, atau campurannya.
d. Dodol atau Jenang
Sediaan padat obat tradisional bahan bakunya berupa serbuk simplisia,
sediaan galenik atau campurannya.
e. Pastiles
Sediaan padat obat tradisional berupa lempengan pipih umumnya
berbentuk segi empat, bahan bakunya berupa campuran serbuk simplisia, sediaan
galenik, atau campuran keduanya.
f. Kapsul
Sediaan obat tradisional yang terbungkus cangkang keras atau lunak,
bahan bakunya terbuat dari sediaan galenik dengan atau tanpa bahan tambahan. 14
g. Tablet
Sediaan obat tradisional padat kompak dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih, silindris, atau bentuk lain, kedua permukaannya rata atau
cembung, dan terbuat dari sediaan galenik dengan atau tanpa bahan tambahan.
i. Sari jamu
Cairan obat dalam dengan tujuan tertentu diperbolehkan mengandung
etanol. Kadar etanol tidak lebih dari 1% v/v pada suhu 20º C dan kadar methanol
tidak lebih dari 0,1% dihitung terhadap kadar etanol.
Pilis adalah obat tradisional dalam bentuk padat atau pasta yang
digunakan dengan cara mencoletkan pada dahi.
Tapel adalah obat tradisional dalam bentuk padat, pasta, atau seperti
bubur yang digunakan dengan cara melumurkan pada seluruh
permukaan perut.
k. Koyok
Sediaan obat tradisional berupa pita kain yang cocok dan tahan air yang
dilapisi dengan serbuk simplisia dan atau sediaan galenik, digunakan sebagai obat
luar dan pemakainya ditempelkan pada kulit.
Gambar 2.2.1
Logo dan Penandaan Jamu
2. Herbal Terstandart
Sedikit berbeda dengan jamu, herbal terstandart ini sudah mengalami
pemerosesan yang berupa ekstrak atau kapsul. Herbal yang diekstrak
tersebut sudah teruji kasiat dan keamanannya melalui uji praklinis
Gambar 2.2.2
Logo dan Penandaan Obat Herbal Terstandar (OHT)
3. Fitofarmaka
Fitofarmaka merupakan jamu dengan “kasta” tertinggi karena khasiat,
keamanan, serta standart proses pembuatan dan bahan telah diuji secra
klinis. Jamu berstandart fitofarmaka juga dijual di apotek dan sering
direepkan oleh dokter.
Gambar 2.2.3
Logo dan Penandaan Fitofarmaka
Sedangkan menurut (Edi Junaedi, 2013) peraturan terkait obat dan pengobatan
tradisional diatur dalam :
ANALISIS JURNAL
3.3 Farmasetika
Daun, biji dan buah mahoni di kumpulkan dari mulur, kothagiri, tamil
nadu, india selama bulan November 2015. Bahan di cuci dengan air keran untuk
menghilangkan debu dan kotoran. Bahan di bersihkan ditempat teduh kering
selama 2 hari. Bahan di jadikan bubuk menggunakan belender tistrik.
30 gram daun, biji dan buah yang sudah di jadikan bubuk kering
dikenakan pelarut organik berturut-turut di ekstraksi dengan refluks soxhlet
masing-masing selama 10 jam. Dalam penelitian ini, metanol berair (80%)
digunakan sebagai pelarut, semua ekstrak di konsentrasikan menggunakan oven
pengering. Setiap fraksi di kumpulkan ketika tidak ada elusi senyawa lebih lanjut
diamati. Ekstrak daun, biji dan buah bubuk kering mahoni di simpan dalam wadah
steril di taruh dalam lemari es.
3.4 Farmakokinetik