Professional Documents
Culture Documents
oleh
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan
kuasaNya sehingga Peneliti dapat menyusun laporan hasil perbaikan pembelajaran melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mata pelajaran Matematika Kelas X Semester 1 di SMA
Negeri 1 Sebangau Kuala Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang PisauTahun
Pelajaran 2017/2018.
Ucapan terima kasih Peneliti sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
kepada Peneliti baik secara moril maupun materiil, sehingga penyusunan laporan hasil
perbaikan pembelajaran ini dapat terselesaikan, yaitu kepada :
1. Bapak Sunarya, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Sebangau Kuala yang telah
memberikan bimbingan selama ini kepada peneliti.
2. Teman sejawat yang telah memberi bantuan, masukan dan dukungan dalam proses
pembelajaran.
4. Semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan ini yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu.
Semoga amal dan kebaikan yang telah diberikan kepada Peneliti mendapat imbalan
yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kritik dan saran sangat Peneliti harapkan dari para pembaca karena Peneliti
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kekurangan.
Besar harapan Peneliti apa yang telah dilakukan ada manfaatnya dapat memenuhi
dan terwujud tujuan yang diinginkan.
Peneliti
3
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 4
A. Simpulan ................................................................................................. 43
B. Saran....................................................................................................... 43
4
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 45
5
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5 Hasil Perolehan Nilai Tes Formatif Prasiklus,siklus 1 dan siklus 2............ 36
6
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3 Grafik Perbandingan perolehan nilai Prasiklus dan siklus 1 dan 2 ............ 37
7
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
8
Lampiran 27 Laporan Perbaikan Pembelajaran Siklus II ......................................... 88
9
Lampiran 28 Surat Pernyataan ................................................................................. 90
10
11
1
BAB I
PENDAHULUAN
berbagai permasalahan banyak yang muncul. Di sinilah guru sebagai ujung tombak
pendidikan. Strategi pembelajaran seperti apa yang harus dilakukan guru. Bagaimana
menakutkan tetapi menyenangkan bagi siswa. Guru memerlukan sarana dan prasarana
agar bermakna.
Belajar akan lebih bermakna jika siswa " Mengalami " apa yang dipelajari,
bukan " Mengetahui " apa yang dipelajari.Telah terbukti pembelajaran yang
berorientasi pada target penguasaan materi berhasil berkompetesi " Mengingat " jangka
pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam jangka
panjang.
Proses belajar yang monoton dan tidak menarik akan berpengaruh pada proses
sehingga proses pembelajaran tidak berhasil. Hasil ulangan harian matematika tentang
yang mendapat nilai 75 - 100 ada 13 siswa atau 33 % dari 40 siswa. Melihat hal
tersebut jelas bahwa proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh peran siswa serta
Hasil belajar yang diperoleh siswa masih jauh dengan harapan guru. Tindak
lanjut dilakukan oleh guru untuk menggugah keaktifan siswa dengan jalan
1
Berdasarkan fakta di atas muncul suatu gagasan untuk mengadakan Penelitian
Tindakan Kelas.
1. Identifikasi masalah
Dari hasil pengamatan terhadap hasil tes formatif dan hasil refleksi diri dalam
masalah:
2. Analisis Masalah
Hasil diskusi antara peneliti dan teman sejawat disimpulkan bahwa faktor
a. Penjelasan guru terlalu cepat, kurang konkret, tidak menarik karena hanya
c. Guru tidak menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan analisis masalah tersebut di atas, maka dapat
Numbered Heads Together dan penggunaan alat peraga model bangun datar dapat
2
datar di Kelas X semester I SMA Negeri 1 Sebangau Kuala Kecamatan
C. Tujuan Penelitian
bangun datar pada materi sifat-sifat bangun datar di Kelas X SMA Negeri 1
Sebangau Kuala.
Together dan penggunaan alat peraga model bangun datar dalam pembelajaran
dilakukan dua siklus. Laporan ini memuat pendahuluan, penelitian, dan pembahasan
D. Manfaat Penelitian
1. Siswa
bervariasi
3. Sekolah
kunjungan guru, sehingga prestasi siswa meningkat dan kualitas sekolah semakin
baik.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
menjadi mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, sajian matematika sekolah tidak
harus menggunakan pola pikir deduktif semata, tetapi dapat juga digunakan pola
pikir induktif. Tekanan pembelajaran matematika adalah sumber sense yang tidak
hanya bermakna mengenal dan trampil melakukan operasi pada bilangan, tetapi
lebih dari antara lain dapat memanfaatkan pengetahuan tentang bilangan untuk
berbagai bidang lain tanpa melakukan operasi hitung (Depdikbud, 1995 : 1).
sebagai berikut :
kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang. Melalui latihan bertindak atas
dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif.
pada jenjang pendidikan dasar tersebut memberi tekanan pada penataan nalar dan
5
3. Strategi Pembelajaran Matematika
Strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya untuk
Pada dasarnya strategi pembelajaran matematika bertumpu pada dua hal berikut ini:
b. Optimalisasi keikutsertaan seluruh sense siswa yang meliputi panca indra, nalar,
Fungsi berarti kegunaan suatu hal (KBBI, 2002 : 322). Fungsi pembelajaran
matematika adalah :
dan simbol-simbol.
1993 : 93).
1. Teori Dienes
dimengerti secara sempurna, hanya jika disajikan pada anak dalam bentuk-
6
bentuk konkret. Jadi abstraksi didasarkan pada intuisi dan pengalaman-
2. Teori Bruner
objek.
Teori Perkembangan Mental. Dia membagi menjadi enam hukum atau konsep
seperti tanah, batu, kelereng dan mainan. Penggunaan benda konkret yang
dapat berubah perlu mendapat perhatian khusus seperti air dan tanah liat.
Adanya hukum kekekalan materi pada anak ialah aanya persepsi anak
7
Hukum kekekalan bilangan berarti berkenaan dengan banyaknya anggota
suatu himpunan atau kumpulan benda. Dalam hukum ini siswa mulai dapat
panjang, ambillah dua utas tali yang sama panjang. Perlu penekanan pada
anak untuk meyakini bahwa kedua utas tali itu sama panjang. Kemudian
Kemudian kita tanyakan mana dari kedua tali itu yang lebih panjang, A atau
B. Bila siswa menjawab A lebih panjang dari B itu artinya dia belum
Konsep kekekalan luas dapat dicapai anak lebih cepat antara lain melalui
tangram.
Hukum kekekalan berat ialah prinsip yang mengatakan bahwa berat suatu
Bila kita mengambil sebuah benda berat, kelereng misalnya, lalu kita
masukkan ke dalam gelas yang berisi penuh air, maka air dalam gelas itu
akan tumpah.
penelitian tindakan kelas ini teori belajar matematika yang sesuai dengan anak
seusia sekolah dasar adalah teori yang dicetuskan oleh Jean Pieget.
8
Secara sederhana dapat dicontohkan, dalam hal pengerjaan pecahan
pecahan apabila materi yang diberikan berhubungan dengan benda yang konkret.
Dari pihak gurupun akan lebih mudah menjelaskan materi dan memotivasi anak
1. Penegertian
NHT pertama kali dikenalkan oleh Spincer Kagan dkk ( 1993). Model NHT
siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada
sebagai bahan alternatif dari struktur kelas tradisional. Menurut Kagan (2007)
model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling
2. Langkah-langkah
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor,
9
5. Kelompok lain memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan.
7. Media Pembelajaran
1. Pengertian
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka untuk
alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
jenis, yaitu :
c. Overhead transparacies
d. Rekaman audiotape
f. Penyajian multi-image
g. Rekaman video
h. Komputer
verbalisme.
10
2. Memperbesar perhatian siswa
hidup.
kemampuan berbahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan
Rivai (1992 : 2) mengemukakan manfaat media / alat peraga dalam proses belajar
siswa, yaitu:
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
pembelajaran.
Mengacu pada dua pendapat tersebut di atas media / alat peraga sangat besar
manfaatnya dalam proses pembelajaran, karena dengan media / alat peraga siswa
akan lebih tertarik dan memahami materi pelajaran yang sedang diajarkan.
11
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian pustaka tersebut diatas dapat diambil pokok pikiran bahwa
Numbered Heads Together siswa akan meningkat kemampuan matematika dengan hasil
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori serta kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas,
maka dapat diambil kesimpulan sementara (hipoesis) tindakan penelitian ini adalah
alat peraga model bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran
2017/2018?
12
BAB III
A. Subyek Penelitian
Jumlah siswa 40 anak yang terdiri dari 16 anak perempuan dan 24 anak laki-laki.
2. Mata pelajaran/Kelas/Semester
Yang menjadi objek penelitian adalah mata pelajaran Matematika Kelas X Semester
3. Waktu Pelaksanaan
4. Karakteristik Siswa
siswa yang sering tidak mengerjakan tugas dan nilai tes formatif rendah.
3. Kondisi ekonomi orang tua yang beragam yaitu buruh dan hampir sebagian
4. Kondisi lingkungan sekitar yang berada di daerah yang padat penduduk dan
13
B. Deskripsi Per Siklus
SIKLUS I
1. Proses Perencanaan
menggunakan peraga model bangun datar dan metode diskusi di Kelas X semester
2. Proses Pelaksanaan
Kuala Kabupaten Pulang Pisau tempat Peneliti bertugas sehari-hari sebagai guru
14
- Guru mengecek kehadiran siswa.
b. Apersepsi : mengadakan tanya jawab tentang materi yang lalu.
Sebutkan macam-macam bangun datar!
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti ( 40 menit )
a) Siswa memperhatikan bangun datar segitiga, persegi dan persegipanjang yang
ditunjukkan guru.
b) Siswa membedakan berbagai gambar bangun datar segitiga, persegi, dan
persegipanjang.
c) Siswa mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar segitiga, persegi, dan
persegipanjang.
d) Siswa memperhatikan guru cara menggambar bangun segitiga, persegi, dan
persegipanjang.
e) Siswa membentuk kelompok dan mengerjakan tugas kelompok.
f) Siswa mendiskusikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan kelompok lain
menanggapinya.
g) Siswa diberi kesempatan menanyakan materi yang belum jelas.
h) Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.
3. Kegiatan Akhir ( 20 menit )
a) Siswa mengerjakan tes formatif.
b) Guru menilai hasil pekerjaan siswa.
c) Guru menganalisa tes formatif.
4. Tindak lanjut ( 5 menit )
a) Guru memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.
b) Guru memberi tugas PR sebagai perbaikan dan pengayaan
c) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Proses Pengamatan
15
proses pembelajaran baik kepada siswa maupun guru dengan mengisi data
observasi dan mencatat hal - hal yang penting yang ditemukan selama proses
pembelajaran.
a. Guru sudah menggunakan alat peraga model bangun datar tetapi belum efektif
adalah :
c. LKS.
4. Proses Refleksi
Proses pembelajaran yang terlihat pada siklus I, kelas masih ramai, kurang
aktif, kurang interaktif antara guru dan siswa karena masih terpusat pada guru.
Guru tidak memberi kesempatan kepada siswanya untuk lebih mendalami materi,
pembelajaran siklus 1, ternyata ada peningkatan hasil sebelum siklus I rata-rata 64.
Nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 40 menjadi rata-rata kelas 73 dengan nilai
16
tertinggi 85 dan nilai terendah 50. Sebelum diadakan perbaikan siswa yang
tuntas diatas KKM yaitu 75 ada 9 dari 40 siswa atau 33%. Setelah diadakan
perbaikan siswa yang tuntas diatas KKM yaitu 75 ada 23 siswa dari 40 siswa atau
58%.
SIKLUS II
1. Proses Perencanaan
hampir sama dengan pelaksanaan pembelajaran siklus I hanya ada beberapa hal
yang perlu penanganan secara lebih matang lagi. Pelaksanaan pada penggunaan
2. Proses Pelaksanaan
Kuala Kabupaten Pulang Pisau tempat Peneliti bertugas sehari-hari sebagai guru
17
- Pelajaran diawali dengan mengucapkan salam dengan mengucapkan
salam.
- Guru mengatur tempat duduk siswa dan memeriksa kehadirannya.
b. Apersepsi : Guru mengadakan tanya jawab tentang benda-benda di
persegipanjang.
c. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok
mendapat nomor.
d. masing-masing kelompok mengerjakan tugas yang diberikan guru.
e. Dengan bimbingan guru setiap kelompok mendiskusikan lembar kerja
18
4) Tindak lanjut ( 5 menit )
a. Guru memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.
b. Guru memberi tugas PR sebagai perbaikan dan pengayaan.
c. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Proses Pengamatan
peningkatan dalam proses pembelajaran baik cara guru mengelola dan bersemangat
Together.
c. Diskusi kelompok terlihat aktif dengan alat peraga model bangun datar
a. Lembar Pengamatan
b. LKS.
diperoleh dari siswa, guru dan siswa terlihat aktif dalam proses pelajaran sehingga
19
4. Proses Refleksi
pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan diperoleh refleksi sebagai berikut:
matematika
20
BAB IV
secara singkat hasil-hasil yang diperoleh dari setiap tahap yaitu prencanaan,
SIKLUS I
1. Hasil Perencanaan
siklus I, menyiapkan alat bantu pembelajaran yang sesuai dengan materi sifat-sifat
bangun datar dengan menggunakan model bangun datar dan metode diskusi
instrumen pelengkap yang dibutuhkan antara lain lembar observasi, lembar soal tes
Semua rencana sudah Peneliti persiapkan dan dapat terlaksana dengan baik.
2. Hasil Pelaksanaan
umumnya.
Dimulai dari kegiatan awal,kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang ditandai
Dari hasil analisa tes formatif siklus 1 menunjukkan hasil yang kurang
memuaskan karena nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 80 belum dapat mencapai
nilai ketuntasan belajar 60. Nilai rata – rata kelas mencapai 64.
21
Berdasarkan perolehan nilai siklus 1 yang belum mencapai ketuntasan
Berikut ini adalah daftar nilai prasiklus dan perbaikan pembelajaran siklus I.
Siklus I
22
27 Satumi 75 T 75 T
28 Anisah 60 BT 70 T
29 Masita Einur Bachray 45 BT 60 BT
30 Dita Julianto 70 T 70 T
31 Rizal 60 BT 65 BT
32 Shinta Oktavian 65 BT 70 T
33 Riska Aisah 70 T 75 T
34 Suyanti 55 BT 80 T
35 Safir Ramadhan 60 BT 60 BT
36 Eka Saputri 65 BT 75 T
37 Tia Kurniasari 70 T 80 T
38 Friki Sulistiono 50 BT 75 T
39 M. Rizal ( B ) 75 T 80 T
40 Azis Alam Afandi 75 T 80 T
Jumlah 2540 2920
Rata-rata 63,5 73
Ketuntasan (%) 33% 58%
Ket. T = Tuntas
BT = Belum Tuntas
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40 siswa, terdapat 31 siswa yang
belum mencapai ketuntasan belajar pada kegiatan prasiklus. Tetapi setelah diadakan
perbaikan siklus 1 terdapat 17 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar.
23
Tabel 3 Perkembangan Penguasaan Pembelajaran Matematika Prasiklus dan
Siklus I
Frekuensi % Frekuensi %
1 Sebelum Siklus 9 33 % 31 67 %
2 Siklus I 23 58 % 17 42 %
3. Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan terhadap guru memperoleh data bahwa guru telah
menggunakan alat peraga dalam pembelajaran tetapi belum jelas diterima oleh
siswa dan penerapan metode kurang bervariasi Guru kurang aktif dalam diskusi
kelompok siswa.
Dari hasil pengamatan terhadap siswa diperoleh data bahwa dalam diskusi
kelompok siswa kurang aktif. Siswa terlihat ragu - ragu dalam menjawab tugas dari
guru. Hal ini disebabkan instruksi yang diberikan guru kurang dipahami siswa.
4. Hasil Refleksi
24
1. Guru belum menjelaskan penggunaan gambar model bangun datar secara
efektif
2. Penggunaan metode dalam pembelajaran kurang bermotivasi
3. Antusias belajar siswa masih rendah karena guru kurang memberikan
motivasi
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada
siklus I masih menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar masih rendah.
Nilai yang diperoleh dari hasil tes formatif dari 40 siswa 23 siswa yang mencapai nilai
ketuntasan belajar dan 17 siswa belum dapat mencapai nilai ketuntasan belajar yaitu 42 %.
Ketidakberhasilan proses perbaikan pembelajaran siklus disebabkan oleh :
a. Penjelasan guru terhadap materi kurang dipahami siswa terutama dalam
mempelajari sifat-sifat bangun datar dengan model bangun datar.
b. Metode yang digunakan belum efektif.
c. Guru kurang aktif dalam pembelajaran dan dalam diskusi kelompok.
SIKLUS II
1. Hasil Prerncanaan
kekurangan dari hasil refleksi dan diskusi dengan teman sejawat pada siklus I akan
Peneliti pecahakan pada proses perbaikan pembelajaran siklus II. Alat peraga yang
2. Hasil Pelaksanaan
akhir. Penggunaan alat peraga model bangun datar lebih diefektifkan,. Semua
25
Keefektifan model pembelajaran Numbered Heads Together dipantau oleh
guru dalam pembelajaran sehingga tidak ada siswa yang tidak aktif berpartisipasi
Dari hasil tes formatif siklus II menunjukkan peningkatan baik dalam proses
maupun hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang dicapai oleh siswa. Dari
40 siswa ada 11 siswa yang dapat mencapai nilai ketuntasa belajar atau taraf
menggunakan alat peraga secara efektif sehingga membantu siswa dalam menerima
penjelasan guru.
Berikut ini adalah daftar nilai prasiklus dan perbaikan pembelajaran siklus
I.dan Siklus II
26
19 M. Syahron Dwi Cahyono 55 BT 70 T 75
20 Ariyanto 85 T 85 T 90
21 Dinda Aprilia 55 BT 65 BT 85
22 Faizal Rosi Ardiansyah 40 BT 65 BT 85
23 Hanifa Eka Purdiana 65 BT 75 T 80
24 Rio Bagus Armansyah 70 T 80 T 85
25 Tri Wulansari 80 T 85 T 85
26 Chelsea Ruis Herena 55 BT 70 T 80
27 Satumi 75 T 75 T 85
28 Anisah 60 BT 70 T 80
29 Masita Einur Bachray 45 BT 60 BT 85
30 Dita Julianto 70 T 70 T 75
31 Rizal 60 BT 65 BT 80
32 Shinta Oktavian 65 BT 70 T 75
33 Riska Aisah 70 T 75 T 80
34 Suyanti 55 BT 80 T 85
35 Safir Ramadhan 60 BT 60 BT 75
36 Eka Saputri 65 BT 75 T 85
37 Tia Kurniasari 70 T 80 T 80
38 Friki Sulistiono 50 BT 75 T 85
39 M. Rizal ( B ) 75 T 80 T 80
40 Azis Alam Afandi 75 T 80 T 80
Jumlah 2540 2920 3280
Rata-rata 63,5 73 82
Tabel 5 Daftar Hasil Tes Formatif Matematika Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
5 71-80 8 9 siswa 18 18 39
6 81-90 1 5 23 siswa 21 siswa
(33%) (58%)
(92%)
7 91-100 0 0 Tuntas 1
Tuntas Tuntas
Jumlah 40 40 40 40 40 40
27
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika pada siklus II
adanya peningkatan penguasaan materi pelajaran yang cukup memuaskan. Hal ini
II
Frekuensi % Frekuensi %
1 Sebelum Siklus 9 33 % 31 67 %
2 Siklus I 23 58 % 17 42 %
3 Siklus II 39 92 % 1 8%
Sebelum siklus tingkat ketuntasan klasikal yang dicapai siswa sebesar 30%.
Pada siklus III tingkat ketuntasan klasikal yang dicapai siswa sebesar 85%
terhadap materi pelajaran yang cukup. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:
belajar sebanyak 9 siswa dari 40 siswa atau sekitar 33 %, sedangkan siswa yang
belum tuntas dalam belajar ada 31 anak dari 40 siswa atau sekitar 67%.
dari 40 siswa atau sekitar 58 %, sedangkan siswa yang belum tuntas dalam belajar
anak dari 40 siswa atau sekitar 92 %, sedangkan siswa yang belum tuntas dalam
3. Hasil Pengamatan
bahwa dalam pembelajaran guru sudah menggunakan alat peraga dan menjelaskan
diskusi kelompok berjalan lancar dan hidup. Siswa bersemangat dalam bimbingan
guru dan mantap dalam menerima penjelasan guru . Data –data dari hasil
4. Hasil Refleksi
1. Kelebihan
a. Penggunaan alat peraga berupa gambar pahlawan secara benar dan efektif
c. Peran serta guru dalam diskusi kelompok artinya guru harus memberikan
2. Kekurangan
29
Proses perbaikan pembelajaran yang dilakukan dua siklus, berdasarkan hasil
observasi dan diskusi dengan teman sejawat serta supervisor diperoleh gambaran
sebagai berikut :
1. Pembahasan Siklus I
interaksi guru dengan siswa masih terjadi satu arah (guru yang aktif bertanya dan
menyuruh siswa). Namun demikian pada siklus ini semua siswa yang ditanya /
ditugasi oleh guru sudah mau menjawab / mengerjakan dengan cukup baik, 23
siswa dari 40 siswa sudah mulai memahami materi dengan adanya contoh-contoh
soal serta banyaknya latihan-latihan yang diberikan oleh guru. Sedangkan sisanya
yakni 17 siswa dari 40 siswa masih belum mampu menguasai materi pelajaran.
Dipandang dari sisi guru dalam perbaikan pembelajaran siklus I ini guru sudah aktif
mensuport, memotivasi dan menggali pertanyaan dari siswa sendiri. Namun guru
masih cenderung hanya memperhatikan siswa yang pandai saja dan terkesan sangat
2. Pembahasan Siklus II
dipresentasikan di depan kelas. Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran
agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara
30
Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung
melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta
pembelajaran.
melalui komunikasi informasi dapat diserap oleh siswa. Namun dalam proses
guru kurang tepat di dalam menyampaikan suatu pesan kepada siswa, sehingga
tentang sifat-sifat bangun datar, guru memberikan konsep tentang bangun datar
secara mendalam pada siswa. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari siswa dari
Diantaranya adalah :
sesuai dengan materi maka siswa akan mudah menerima materi pelajaran dan
bangun datar.
Melalui hal-hal tersebut di atas, ternyata siswa lebih memahami dan mudah
menangkap materi pelajaran karena siswa melakukan sendiri dan berlatih untuk
mengerjakan soal-soal sendiri. Sehingga pada siklus II ini hasil tes formatif yang
31
BAB V
A. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran matematika yang telah dilaksanakan dapat
ditarik simpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan alat peraga konkret dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
Hal ini diindikasikan dari pencapaian target yakni 92% siswa mampu mencapai
hasil belajar lebih dari 75.
2. Penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika tentang sifat-sifat bangun
datar.
3. Dampak penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together dan
penggunaaan alat peraga model bangun datar pada mata pelajaran matematika
dengan standar kompetansi “Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar
bangun” dan kompetensi dasar “Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar” di Kelas
X semester 1 di SMA Negeri 1 Sebangau KualaI Kecamatan Sebangau Kuala
Kabupaten Pulang Pisau tahun pelajaran 2017/2018 terbukti bahwa hasil belajar
siswa meningkat. Hal tersebut dibuktikan dengan analisa hasil evaluasi
pembelajaran tiap siklus yang menunjukkan peningkatan nilai yang dicapai siswa
sesuai dengan tingkat ketuntasan belajar..
B. Saran
1. Bagi Guru
Berdasarkan simpulan di atas dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut :
2. Bagi Siswa
32
Siswa harus senantiasa mampu menyalurkan kemampuan berpikir kritis.
pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Dalam interaksi belajar mengajar, guru memegang kendali utama untuk
siswa semakin meningkat dan secara langsung akan berpangaruh positif pada
DAFTAR PUSTAKA
33
Agus Suprijono, 2017. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
NCTM. 2000. Prinsiple and Standards for School Mathematics. Reston: The National
Council of Teacher Mathematics, Inc.
Sunaryo. 2008. Matematika 5 untuk SMA/MI Kelas 5. BSE. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Sumanto dan Heny, K. 2008. Gemar matematika untuk SMA/MI Kelas 5. BSE. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Yustisia. Panduan Lengkap KTSP. Jogjakarta: Diperbanyak oleh Pustaka Yustisia.
34
Lampiran 14
SIKLUS I
Kelas/Semester : X/1
Waktu : 2 x 35 menit
B. Cara Mengatasi
2. Menggunakan alat peraga model bidang datar segitiga, persegi dan persegi panjang.
sebelum perbaikan.
2. Pada pembelajaran sebelum siklus I siswa yang tuntas belajar dengan nilai 75 ke
atas ada 9 siswa atau 33 % pada siklus I dengan cara mengubah metode dan
menggunakan Alat peraga. Hasil tes formatif siklus I meningkat, siswa yang
Lampiran 15
35
REFLEKSI PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Kelas/Semester : X/1
Refleksi
Saya guru Kelas X SMA Negeri 1 Sebangau Kuala Kecamatan Sebangau Kuala.
materi pokok tentang sifat-sifat bangun datar, ternyata mengalami beberapa masalah pada
saat proses pembelajaran hal itu sangat mempengaruhi hasil tes formatif peserta didik yang
sebagian belum mencapai target ketuntasan. Dari 40 peserta didik yang mencapai KKM
( 75 ) hanya 17 peserta didik yang mencapai nilai di atas KKM, berarti hanya 23 peserta
beberapa faktor. Berikut hasil diskusi antara guru dan teman sejawat dalam
36
1. Guru lebih mengoptimalkan dalam proses diskusi kelompok dengan cara
Fokus
Kelas X ini, maka guru mengambil langkah perencanaan perbaikan pada siklus II.
Lampiran 16
SIKLUS II
37
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/1
Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
peraga model bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga, siswa dapat
E. Metode Pelajaran
Ceramah,
tanya jawab,
diskusi,
pemberian tugas.
F. Materi Pembelajaran
1. Bangun segitiga
Sifat-sifatnya :
a. Mempunyai tiga sisi
b. Mempunyai tiga sudut
38
a. Sigitiga siku-siku
b. Segitiga lancip
c. Segitiga tumpul
a. Segitiga sembarang
c. Segitiga samakaki
2. Bangun Persegi
Sifat-sifatnya :
C D
3. Bangun persegipanjang
Sifat-sifatnya :
a. mempunyai dua pasang sisi yang sejajar dan sama
A B
panjang yaitu AB // CD sama panjang.
AC // BD sama panjang.
b. Keempat sudutnya sama besar yaitu 900
C D
D C
G. Langkah-langkah Pembelajaran
persegipanjang.
39
c) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor.
d) masing-masing kelompok mengerjakan tugas yang diberikan guru.
e) Dengan bimbingan guru setiap kelompok mendiskusikan lembar kerja
1. Media
Model bangun datar segitiga, persegi dan persegipanjang
2. Sumber Belajar
Silabus BNSP Kl V tahun 2008
Buku Gemar Matematika X Penerbit Pusat Perbukuan Depdiknas halaman
128-130
Buku Penunjang Gemar Belajar Matematika X KTSP Penerbit “Aneka
H. Evaluasi
1. Prosedur Penilaian
a. Tes awal : -
b. Tes dalam proses : Mengamati diskusi kelompok (Mengerjakan
LKS)
c. Tes Akhir : Tes Formatif ( pada kegiatan akhir )
2. Jenis Tes: : Tes Tertulis
3 Bentuk Tes : - Pilihan Ganda
- Isian
4 Alat Penilaian
40
a. Lembar Kerja Kelompok : terlampir
b. Lembar tes formatif
Soal Tes Formatif : terlampir
Kunci jawaban : terlampir
Kriteria Penilaian : terlampir
Lampiran 17
LEMBAR KERJA KELOMPOK
SIKLUS II
41
: ......................................
: ......................................
Kegiatan
Sediakan :
1. Gunting
2. kertas karton
3. penggaris
4. busur
Tugas
Buatlah bangun datar dari kertas karton :
1. segitiga samakaki, samasisi, siku-siku, tumpul, lancip.
2. persegi
3. persegipanjang
Bagaimana sifat masing-masing bangun tersebut?
Lampiran 18
c. d.
43
Lampiran 19
LEMBAR JAWAB TES FORMATIF PEMBELAJARAN
SIKLUS II
I. Pilihan ganda
1. B
2. A
3. C
4. D
5. A
II Isian
1. Segitiga sembarang, segitiga sama sisi, segitiga sama kaki.
2. Segitiga lancip, segitiga siku,siku, segitiga tumpul.
3. Keempat sudutnya siku-siku, sisi sejajar sama panjang.
4. Segitiga siku-siku.
5. persegi
44
Lampiran 20
Kriteria penilaian
I. Pilihan Ganda
Jumlah soal 5 Butir
Tiap Soal dijawab benar nilai 1
Nilai maksimal 5
II. Isian
Jumlah soal 5 Butir
Tiap Soal dijawab benar nilai 1
Nilai maksimal 5
45