Professional Documents
Culture Documents
1. Apa hubungan usia, jenis kelamin dengan keluhan yang dialami pasien?
Jawab:
Keluhan yang dialami merupakan gejala dari BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)
berdasarkan dari segi onsetnya, BPPV biasanya diderita pada pasien dengan usia 50-70 tahun
dan proporsi antara wanita lebih besar dibanding pada laki-laki yaitu 2,2:1,5.
2. Apa makna pasien mengidap hipertensi sejak tahun yang lalu dan minum obat secara teratur?
Jawab:
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
hipertensi dan lama kesembuhan BPPV.
Pada umumnya BPPV melibatkan kanalis posterior, tetapi beberapa tahun terakhir
terlihat peningkatan laporan insiden BPPV kanalis horizontal. Pasien dengan keluhan dan
gejala yang sesuai dengan BPPV, namun tidak sesuai dengan kriteria diagnostik BPPV kanalis
posterior harus dicurigai sebagai BPPV kanalis horizontal (Edward dan Roza, 2014).
Manifestasi klinis
Gejala-gejala klinis dari BPPV adalah pusing, ketidakseimbangan, sulit untuk
berkonsentrasi, dan mual. Kegiatan yang dapat menyebabkan timbulnya gejala dapat berbeda-
beda pada tiap individu, tetapi gejala dapat dikurangi dengan perubahan posisi kepala
mengikuti arah gravitasi. Gejala dapat timbul dikarenakan perubahan posisi kepala seperti saat
melihat keatas, berguling, atau pun saat bangkit dari tempat tidur (Bhattacharyya et al., 2008).
Benign Paroxysmal Positional Vertigo sendiri dapat dialami dalam durasi yang cepat ataupun
terjadi sepanjang hidup, disertai gejala yang terjadi dengan pola sedang yang berbeda-beda
tergantung pada durasi, frekuensi, and intensitas. BPPV tidak dianggap sebagai sesuatu yang
membahayakan kehidupan penderita. Bagaimanapun, BPPV dapat mengganggu perkerjaan
dan kehidupan sosial penderita.
Komplikasi
a. Canal Switch
Selama melakukan manuver untuk mengembalikan posisi kanal vertikal, partikel-
partikel yang berpindah tempat dapat bermigrasi hingga sampai ke kanal lateral, dalam
6 sampai 7% dari kasus. Pada kasus ini, nistgamus yang bertorsional menjadi horizontal
dan geotropik.
b. Canalith Jam
Selama melakukan reposisi manuver, beberapa penderita akan merasakan beberapa
gejala, seperti vertigo yang menetap, mual, muntah dan nistagmus.
Tatalaksana
Penatalaksanaan untuk BPPV didasari dengan kemampuan membuat gerakan sendiri
ataupun prosedur-prosedur dalam mereposisikan kanalis, dengan tujuan mengembalikan
partikel-partikel yang bergerak kembali ke posisi semula yaitu pada makula utrikulus. Berikut
akan dijelaskan pergerakan-pergerakan yang dapat dilakukan, dan ditujukan untuk berbagai
jenis BPPV. Keberhasilan dari tatalaksana sendiri bergantung pada pemilihan pergerakan yang
tepat dalam mengatasi BPPV.
Beberapa penderita dapat merasakan gejala-gejala seperti pusing, mual, berkeringat,
dan muntah saat melakukan pergerakan untuk terapi. Dalam kasus seperti ini, obat-obat
penekan vestibulum dapat digunakan sebagai tambahan yang tidak hanya meringankan vertigo
yang muncul akibat gerakan yang akan dilakukan tetapi juga mengatur gejala-gejala yang
terjadi hingga prosedur dapat dilakukan kembali. Obat-obat golongan terapi tersebut meliputi
meclizin, dimenhidrinase, clonazepam dan diazepam. Dosis dapat berbeda tergantung
intensitas dari gejala yang timbul (Purnamasari, 2013).
Terdapat beberapa manuver untuk reposisi BPPV, yaitu:
a. Manuver Epley
Manuver ini merupakan yang paling sering digunakan pada kanal vertikal. Penderita
berada dalam posisi tegak kemudian kepala menoleh ke sisi yang sakit. Kemudian
penderita ditidurkan dengan posisi kepala digantungkan, dan dipertahankan selama 1
sampai 2 menit. Berikutnya, kepala ditolehkan 90 derajat ke sisi sebaliknya, dan posisi
supinasi berubah menjadi lateral dekubitus dan dipertahan 30-60 detik. Kemudian
beritahu pasien untuk mengistirahatkan dagu pada pundaknya dan duduk kembali
secara perlahan (Libonati, 2012).
b. Manuver Semont
Manuver ini diindikasikan untuk terapi dari kupulolotoasis kanalis posterior. Jika kanal
posterior yang terkena, maka penderita didudukkan dalam posisi tegak, kemudian
kepala penderita dimiringkan 45 derajat berlawanan arah dengan bagian yang sakit dan
secara cepat bergerak ke posisi berbaring. Nistagmus dan vertigo dapat diperhatikan.
Dan posisi ini dipertahankan selama 1 sampai 3 menit. Setelah itu pasien pindah ke
posisi berbaring di sisi yang berlawanan tanpa berhenti saat posisi duduk (Bunjamin et
al., 2013)
c. Maneuver Lempert
Manuver ini biasa digunakan sebagai terapi dari BPPV kanalis horizontal. Pada
manuver ini penderita berguling 360 derajat, dimulai dari posisi supinasi lalu
menghadap 90 derajat berlawanan dari sisi yang sakit, posisi kepala dipertahankan,
kemudian membalikkan tubuh ke posisi lateral dekubitus. Berikutnya, kepala penderita
telah menghadap ke bawah dan badan dibalikkan lagi ke arah ventral dekubitus.
Kemudian kepala penderita diputar 90 derajat, dan tubuh berada pada posisi lateral
dekubitus. Secara bertahap, tubuh penderita kembali lagi dalam posisi supinasi. Setiap
langkah dilakukan selama 15 detik untuk migrasi lambat dari partikelpartikel sebagai
respon terhadap gravitasi (Bunjamin et al., 2013)
d. Forced Prolonged Position
Manuver ini digunakan untuk terapi BPPV kanalis horizontal. Perlakuannya adalah
mepertahankan tekanan dari posisi lateral dekubitus pada telinga yang sakit selama 12
jam.
e. Brandt-Daroff Exercises
The Brandt-Daroff Exercises ini dikembangkan untuk latihan dirumah, sebagai terapi
tambahan untuk pasien yang tetap simptomatik, bahkan setelah melakukan manuver
Epley ataupun Semont. Latihan-latihan ini diindikasian satu minggu sebelum
melakukan terapi manuver, agar meningkatkan kemampuan toleransi diri pasien
terhadap manuver. Latihan ini juga membantu pasien menerapkan berbagai posisi
sehingga dapat lebih terbiasa (Solomon, 2000)
Prognosis
Pasien perlu untuk diedukasi tentang BPPV. Satu dari tiga pasien sembuh dalam jangka
waktu 3 minggu, tetapi kebanyakan sembuh setelah 6 bulan dari serangan. Pasien harus
diberitahu bahwa BPPV dapat dengan mudah ditangani, tetapi harus diingatkan bahwa
kekambuhan sering terjadi bahkan jika terapi manuvernya berhasil, jadi terapi lainnya mungkin
dibutuhkan. Beberapa studi menunjukkan bahwa 15% terjadi kekambuhan pada tahun pertama,
kemudian 50% kekambuhan terjadi pada 40 bulan setelah terapi (Bunjamin et al., 2013).
Kekambuhan dari BPPV adalah masalah yang umum terjadi. Meniere’s disease, CNS
disease, migraine headaches,dan post-traumatic BPPV merupakan faktor resiko yang lebih
memungkinkan untuk terjadinya kekambuhan.
SKDI
SKDI 4A. kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter, Lulusan dokter mampu membuat
diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.