You are on page 1of 3

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hospital-acquired pneumonia (HAP) adalah suatu Pneumonia yang terjadi 48 jam
atau lebih setelah pasien masuk rumah sakit, dan tidak dalam masa inkubasi atau diluar
suatu infeksi yang ada saat masuk rumah sakit. Pneumonia nosokomial dapat disebabkan
oleh kuman bukan multi drug resistance (MDR) misalnya Staphylococcus pneumoniae,
Haemophilus Influenzae, Methicillin Sensitive Staphylococcus aureus (MSSA) dan
kuman MDR misalnya Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Acinetobacter spp dan Gram positif seperti Methicillin Resistance
Staphylococcus aureus (MRSA). Pneumonia nosokomial yang disebabkan jamur, kuman
anaerob dan virus jarang terjadi. ( Warganegara, 2017).
HAP merupakan penyebab paling umum kedua dari infeksi diantara pasien di Rumah
Sakit, dan sebagai penyebab utama kematian karena infeksi (mortalitas-rate sekitar 30-
70%), dan diperkirakan 27-50% berhubungan langsung dengan pneumonia. Faktor resiko
umum untuk berkembangnya HAP adalah umur lebih tua dari 70 tahun, co-morbiditas
yang serius, malnutrisi, penurunan kesadaran, berlama lama tinggal di rumah sakit, dan
penyakit obstruksi paru yang kronis (Warganegara, 2017). Pada suatu penelitian di
Amerika Serikat meneliti bahwa pneumonia juga merupakan penyebab mortalitas yang tinggi
pada lansia yang menjalani perawatan di ICU (Intensive Care Unit) dimana dari 17.537 pasien
terdapat diantaranya 1.062 pasien meninggal akibat sepsis, 1.802 pasien meninggal akibat
pneumonia, 42 pasien meninggal akibat CLABSI (central-lineassociated bloodstream infection)
dan 52 kasus pasien meninggal akibat VAP (ventilatorassociated pneumonia). Hingga saat ini,
pneumonia masih menjadi masalah kesehatan utama di negara berkembang karena merupakan
penyakit yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak diusia 5 tahun
(balita) juga pada lanjut usia (Amalina,2014).
Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia sudah mengenal dan memakai tumbuhan
berkhasiat obat sebagai salah satu upaya penanggulangan masalah kesehatan yang
dihadapi. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ternyata tidak mampu begitu saja
menghilangkan arti pengobatan tradisional. Apalagi keadaan perekonomian Indonesia
saat ini yang mengakibatkan harga obat-obatan modern menjadi mahal. Oleh karena itu,
salah satu pengobatan alternatif yang dilakukan adalah meningkatkan penggunaan
tumbuhan berkhasiat obat di kalangan masyarakat (Kadarohman dkk, 2011).
Banyak aneka hayati yang dapat dimanfaatkan seperti daun kemangi (Ocimum
sanctum). Tanaman ini merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat sebagai obat,
penghasil minyak atsiri, sayuran dan minuman penyegar. Beberapa referensi
menyebutkan banyak manfaat yang terkandung dalam daun kemangi selain anti bakteri,
diantaranya yaitu, khasiat daun kemangi sangat baik untuk melawan radikal bebas, ini
karena daun kemangi memiliki antioksidan yang sangat baik untuk melawan radikal
bebas yang masuk ke dalam tubuh kita (Cahyani, 2014).
Oleh karena itu, dari banyaknya khasiat yang terkandung di dalam daun kemangi
salah satu hal yang mendorong dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui
kandungan yang terdapat di dalam daun kemangi untuk menghambat bakteri
Pseudomonas aeruginosa karena bakteri tersebut adalah penyebab pneumonia
nosokomial (HAP) yang dimana penyakit tersebut didapatkan di rumah sakit.
Pseudomonas aeruginosa juga merupakan golongan bakteri multi drugs resistence
(MDR), dimana bakteri tersebut resisten terhadap berbagai jenis obat. Selain itu
dilakukannya penelitian ini untuk menggali ilmu pengetahuan dan mengembangkan
tumbuhan herbal yang memiliki khasiat sebagai obat yaitu daun kemangi (Ocimum
sanctum).

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, muncul masalah yaitu, Seefektif apakah kandungan daun
kemangi sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa?

C. Tujuan
a. Tujuan umum : Untuk menemukan obat alami yang dapat digunakan oleh pasien yang
terinfeksi oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa yang terdapat dirumah sakit
b. Tujuan Khusus : untuk mengetahui efektivitas kandungan daun kemangi untuk
menghambat pertumbuhan bakteri Psedomonas aeruginosa

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai pengembangan dan pengetahuan yang di dapat dari daun kemangi
(Ocimum sanctum) selama proses pembelajaran dan menambah wawasan ilmu
pengetahuan selama memperoleh pendidikan terutama dalam bidang Bakteriologi,
serta memberikan pengalaman langsung melakukan penelitian.
2. Bagi Institusi Terkait
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi terkait dalam mensosialisasikan
manfaat daun kemangi (Ocimum sanctum) bagi kepustakaan Jurusan Analis
Kesehatan Tangerang dalam bidang Bakteriologi, serta pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan akademik.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi kepada masyarakat tentang salah
satu manfaat daun kemangi (Ocimum sanctum) yang berkhasiat bagi masyarakat.

You might also like