Professional Documents
Culture Documents
PEMASANGAN INFUS
NEBULIZER
7. Tujuan
a. Sekret menjadi lebih encer dan mudah untuk dikeluarkan.
b. Pernapasan menjadi lebih lega
c. Selaputlendirpadasalurannapasmenjaditetaplembap
d. Mengobatiperadanganpadasalurannapasbagianatas.
8. Bahaya
Terapi nebulizer memiliki resiko seperti infeksi, airway reactivity, pulmonary
danefeksistemik, serta drug reconsentration 4.Perlua daperawat yang
mendampingi untuk memantau perkembangan atau perubahan yang terjadi
pada pasien.
1. Diagnosa keperawatan
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur
tulang
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemasangan bidai pada Tn.R dilakukan untuk mencegah pergerakan tulang yang
patah, mencegah bertambahnya perlukaan pada patah tulang, mengurangi rasa
sakit, mengistirahatkan daerah patah tulang.
3. Prinsip-prinsip tindakan dan prosedur tindakan
Ada 5 alasan dalam melakukan pembidaianpada cedera musculoskeletal yaitu:
a. Untuk mencegah gerakan (imobilisasi) fragmen patah tulang atau sendi
yangmengalami dislokasi.
b. Untuk meminimalisasi/mencegah kerusakan pada jaringan lunak sekitar
tulangyang patah (mengurangi/mencegah cedera pada pembuluh darah,
jaringan sarafperifer dan pada jaringan patah tulang tersebut).
c. Untuk mengurangi perdarahan dan bengkak yang timbul.
d. Untuk mencegah terjadinya syok.
e. Untuk mengurangi nyeri dan penderitaan.
Prinsip dasar pembidaian ini harus selalu diingat sebelum kita
melakukanpembidaian (Saleh, 2006).
a. Harus melakukan proteksi diri sebelum pembidaian
b. Jangan melepaskan stabilisasi manual pada tulang yang cedera sampai
kitabenar- benar melakukan pembidaian
c. Jangan mereposisi atau menekan fragmen tulang yang keluar kembali
ketempatsemula
d. Buka pakaian yang menutupi tulang yang patah sebelum memasang bidai
e. Lakukan balut tekan untuk menghentikan perdarahan pada fraktur
terbukasebelum memasang bidai
f. Bidai harus melewati sendi proksimal dan sendi distal dari tulang yang
patah
g. Bila persendian yang mengalami cedera, lakukan juga imobilisasi pada
tulangproksimal dan distal dari sendi tersebut
h. Berikan bantalan atau padding untuk mencegah penekanan pada
bagian tulangyang menonjol dibawah kulit
i. Sebelum dan sesudah memasang bidai lakukan penilaian terhadap
nadi,gerakan dan rasa /sensasi pada bagian distal dari tempat yang
fraktur ataucedera
j. Berikan dukungan dan tenangkan penderita menghadapi cedera ini.
4. Bahaya yang dapat terjadi
Komplikasi pembidaian biasanya timbul bila kita tidak melakukan pembidaian
secara benar, misalnya;
a. Bisa menekan jaringan saraf, pembuluh darah atau jaringan dibawah bidai
yang bisa memperparah cedera yang sudah ada, bila dipasang terlalu ketat
b. Bila bidai terlalu longgar bisa menimbulkan kerusakan pada saraf perifer,
pembuluh darah, atau jaringan sekitarnya akibat pergerakan ujung – ujung
fragmen patah tulang
c. Menghambat aliran darah bila terlalu ketat bisa menyebabkan iskemi
jaringan.
Komplikasi pembidaian yang lain yaitu:
a. Kerusakan kulit
b. Compartment syndrome
c. Infeksi
d. Kerusakan saraf
5. Hasil yang didapat dan maknanya (SOAP)
S:
- Pasien mengatakan kaki terasa nyeri jika digerakkan
- Pasien mengatakan lebih nyaman setelah dibidai
O:
- Kaki kanan pasien terpasang bidai
A : Masalah teratasi sebagian. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan tulang
P :Lanjutkan Intervensi
- Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
- Kaji kemmampuan melakukan ambulasi
- Evaluasi keluhan nyeri dan karakteristik nyeri termasuk intervensi (skala 0-
10)
- Berikan alternatif tindakan kenyamanan (massage)
6. Tindakan keperawatan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa
keperawatan di atas (mandiri dan kolaboratif)
a. Pantau respon nyeri pasien
b. Pantau timbulnya dislokasi pada tulang
c. Pantau keadaan umum pasien
d. Pantau TTV pasien
e. Kolaborasi pemberian analgesik (Bulechek G, 2013)
7. Evaluasi diri
Tindakan pembidaian telah dilakukan sesuai dengan prinsip dan prosedur.
Pembidaian ini sebaiknya dilakukan secepat mungkin untuk meminimalkan
komplikasi dari fraktur untuk harus masih membutuhkan keterampilan lebih lagi
dan berhati-hati dalam menangani pasien dengan fraktur.
ANALISA SINTESA
1. Diagnosa Keperawatan :
Tahap terminasi
Membereskan alat dan Mencegah infeksi silang
mencuci tangan
Melakukan Mecatat hasil tindakan
pendokumentasian
6. Tujuan tindakan
Untuk mengetahui apakah klien memiliki alergi terhadap antibiotik yang
diberikan
7. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan dan cara
pencegahannya
a. Terrjadinya infeksi silang
Pencegahan: mencuci tangan dan menggunakan APD dengan benar
b. Obat yang di suntikan masuk kejaringan lain
Pencegahan: perhatikan derajat kemiringan 15-20 derajat
8. Evaluasi
a. Hasil :
Tindakan berhasil dilakukan
b. Makna :
Observasi 10-15 menit setelan penyuntikan untuk menilai apakah klien
memiliki alergi terhadap obat yang diberikan.
ANALISA SINTESA
Tahap Kerja:
a. Mendekatkan alat kesampingklien
b. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
c. Mencuci tangan
Tahap Terminasi
b. Merapikanpasiendanlingkungan
c. Mengajakpasienberdoadanberserahkepada Allah
d. Berpamitandenganpasien
e. Membereskandanmengembalikanalatketempatsemula
f. Mencucitangan