You are on page 1of 8

Topik: Infeksi Saluran Kemih

Tanggal (kasus): 5 Februari 2018 Presenter: dr. Faidh Husnan


Tangal presentasi: 19 Agustus 2018 Pendamping: dr. Yani Amaroh
Tempat presentasi: Puskesmas Cimanggu I
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan  □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka
□ Diagnostik  □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi:
Pasien datang Pkl 08.30 WIB tanggal 5 Februari 2018
Keluhan utama
An N perempuan usia 8 tahun, mengeluh demam nglemeng sejak 3 hari, nyeri dan terasa panas
saat berkemih.

□ Tujuan:
 Mengetahui penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih
Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka  □ Riset □ Kasus  □ Audit
Cara □ Diskusi □ Presentasi dan diskusi  □ E-mail □ Pos
membahas:
Data pasien: Nama An N
Nama klinik: IGD Puskesmas Cimanggu I
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
An N perempuan usia 8 tahun demam hari ke 3 dengan infeksi saluran kemih.
Riwayat perjalanan penyakit
Pasien mengeluh demam sejak 3 hari sebelum masuk IGD puskesmas. Pusing, riwayat mimisan
-, mual, muntah -, batuk pilek disangkal, perut kadang terasa sebah, BAB tidak ada kelainan, BAK
terasa panas dan nyeri saat akhir berkemih. Tidak lampias saat selesai berkemih. Sering kebelet
pipis namun yang keluar hanya sedikit Warna urin kuning pekat. Keluhan tidak kunjung membaik
dengan mengkonsumsi obat warung. Keluhan semakin memberat jika pasien mengkonsumsi
makanan pedas dan kurang minum.

2. Riwayat kesehatan/Penyakit:
 Riwayat Hipertensi : Disanngkal
 Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
 Riwayat DM : Disangkal
 Riwayat Asma : Disangkal
 Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal
 Riwayat batuk-batuk lama : Disangkal
 Riwayat sulit BAB/BAK : Disangkal
 Riwayat operasi sebelumnya : Disangkal
3. Riwayat keluarga:
 Riwayat Hipertensi : Disangkal
 Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
 Riwayat DM : Disangkal
 Riwayat Asma : Disangkal
 Riwayat Alergi Obat/makanan : Disangkal
4. Riwayat Pekerjaan:
Pasien seorang pelajar SD dengan kebiasaan bermain di luar rumah dan jarang mencuci tangan.
5. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik:
Pasien tinggal dengan ibu, ayah, dan kedua kakanya.
6. Lain-lain: (-)
Daftar Pustaka:
Delaney, BC. 2001. 10 Minutes Consultation Dyspepsia. BMJ.
Djojoningrat, D. 2006. Pendekatan klinis penyakit gastrointestinal. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid 1.Edisi ke – 4. Jakarta: FKUI. h.285.
Fauci, AS et al. Peptic Ulcer Disease. Harrison’s Principle of Internal Medicine 17th Edition. USA:
Mc Graw Hills.
Fisher, Donna J. 2012. Pediatric Urinary Tract Infection. Medscape Reference.
Greenburger, NJ. Dyspepsia. 2008. The Merck Manual Online Medical Library.
Hadi, Sujono. 2002. Gastroenterologi. Bandung : EGC. 156,159
Jones, MP. 2003 Evaluation and treatment of dyspepsia. Post Graduate Medical Journal. No. 79:25-
29.
Mansjoer, Arif et al . 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Edisi Ketiga. Jakarta: FK UI. 488-
4912.
Ringerl, Y. 2005. Functional Dyspepsia. UNC Division of Gastroenterology and Hepatology.NIH.
2011. Urinary Tract Infections in Children. National Kidney and UrologicDiseases
Information Clearinghouse.
Tack J, Nicholas J, Talley, Camilleri M, Holtmann G, Hu P, et al. 2006. Functional Gastroduadenal.
Gastroenterology Journal. 130:1466-1479.
Tack, Jan; Masaoka, Tatsuhiro. 2011. Functional Dyspepsia. Medscape News.

Hasil pembelajaran:
1. Definisi Infeksi Saluran Kemih
2. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif:
Pasien mengeluh demam sejak 3 hari sebelum masuk IGD puskesmas. Pusing, riwayat mimisan
-, mual, muntah -, batuk pilek disangkal, perut kadang terasa sebah, BAB tidak ada kelainan, BAK
terasa panas dan nyeri saat akhir berkemih. Tidak lampias saat selesai berkemih. Sering kebelet
pipis namun yang keluar hanya sedikit Warna urin kuning pekat. Keluhan tidak kunjung membaik
dengan mengkonsumsi obat warung. Keluhan semakin memberat jika pasien mengkonsumsi
makanan pedas dan kurang minum.

2. Objektif:
a. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Compos Mentis, tampak sakit sedang
Vital Sign:
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 90 x/menit, isi dan tegangan cukup, reguler
Suhu : 38 °C
Pernapasan : 23 x/menit, reguler
Status Generalis
Kepala : Mesochepal, venektasi temporal (-)
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), injeksi konjunctiva (-/-), RCL
(+/+), RCTL (+/+), diameter pupil 3mm/3mm, visus baik. Mata cekung -/-
Hidung : NCH (-/-), sekret (-/-), deformitas (-)
Mulut : sianosis (-), gigi berlubang (+), karies gigi (+), lidah kotor (-), papil lidah atrofi
(-), tonsil T1-T1, hiperemis (-), kripte melebar (-), dinding faring posterior :
hiperemis (-), jaringan granulasi (-)
Leher : simetris, JVP 5 + 2 cmH2O
KGB : Tidak teraba
Tiroid : Tidak terdapat pembesaran.

Thorax :
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC V 1 jari medial linea midclavicularis sinistra
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : S1-S2 intensitas normal, regular, bising jantung (-)
Pulmo
Inspeksi : Simetris, pengembangan dada ka = ki, ketinggalan gerak (-)
Palpasi : Fremitus taktil kanan=kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Abdomen : datar, bising usus meningkat, supel timpani, nyeri tekan suprapubic +, turgor kembali
cepat. Nyeri ketok costovertebra -/-

Ekstremitas : Udem (-/-), akral hangat +/+


a. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah Rutin
HEMATOLOGI RUTIN HASIL SATUAN RUJUKAN
Hb 10,0 g/dl 12,0-18,0
HCT 31,5  35-47
AL 18.03 103/l 4,5-10,5
AT 150.000 103/l 150-450
AE 4,21 106/l 4,5-6,5
3. Assessment (penalaran klinis):
Pasien mengeluh demam sejak 3 hari sebelum masuk IGD puskesmas. Pusing, riwayat
mimisan -, mual, muntah -, batuk pilek disangkal, perut kadang terasa sebah, BAB tidak ada
kelainan, BAK terasa panas dan nyeri saat akhir berkemih. Tidak lampias saat selesai berkemih.
Sering kebelet pipis namun yang keluar hanya sedikit Warna urin kuning pekat. Keluhan tidak
kunjung membaik dengan mengkonsumsi obat warung. Keluhan semakin memberat jika pasien
mengkonsumsi makanan pedas dan kurang minum.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien diatas dapat kita simpulkan beberapa
masalah medis sebagai berikut:
A. Infeksi Saluran Kemih
Pada kasus, pasien diatas diketahui jika pasien mengalami dysuria atau ketidaknyamanan saat
berkemih, urgensi atau rasa ingin BAK yang kuat, nyeri di perut bagian bawah, serta keluhan
demam yang menyertai keluhan utama. Untuk menentukn gold standar pemeriksaan ISK,
idealnya dilakukan cek urin rutin untuk mengetahui mikroba apa yang terdapat di urin. Namun,
jika tidak terdpat fasilitas tersebut, kita dapat mencurigai dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang lebih mendalam. Pada pasien di atas BAK terasa panas dan nyeri, anyang-anyangen, nyeri
diperut bagian bawah, ditambah riwayat pendidikan dan hygenitas yang kurang. Hal tersebut
cukup menunjang kecurigaan kita akan terjadinya Infeksi Saluran Kemih.
Infeksi Saluran Kemih adalah penyakit infeksi tractus urinarius yang dapat disebabkan oleh
berbagai jenis microorganism, yang tersering adalah E.Colli. insidensi lebih banyak ditemukan
pada jenis kelamin wwanita dikarenakan panjang uretra yang pendek dan mendatar. Higenitas
yang buruk dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit ini. Kebiasaan cebok yang salah juga
menjadi factor penting dalam terjadinya keluhan pasien.
4. Plan:
a. Bed rest
b. IVFD RL 20 tpm
c. Inj Ranitidin 25 mg iv
d. Inj Cefotaxim 2x500 mg iv skin test
e. PO Paracetamol 3x500 mg
f. PO dexametason 0,5 mg 3x2 tab
g. PO Asam mefenamat 3x500mg tab
h. Observasi TTV

5. Ringkasan Kasus
Pasien mengeluh demam sejak 3 hari sebelum masuk IGD puskesmas. Pusing, riwayat mimisan
-, mual, muntah -, batuk pilek disangkal, perut kadang terasa sebah, BAB tidak ada kelainan, BAK
terasa panas dan nyeri saat akhir berkemih. Tidak lampias saat selesai berkemih. Sering kebelet
pipis namun yang keluar hanya sedikit Warna urin kuning pekat. Keluhan tidak kunjung membaik
dengan mengkonsumsi obat warung. Keluhan semakin memberat jika pasien mengkonsumsi
makanan pedas dan kurang minum.. Pasien didiagnosis demam hari ke 3 Infeksi Saluran Kemih

6. Tinjauan Pustaka
A. Anamnesis
Pada ISK, dari anamnesis perlu ditanyakan apakah ada gejala sering berkemih,
nyeri saat berkemih (disuria), adanya darah pada urin, urin yang berwarna keruh dan
berbau busuk, nyeri suprapubik, inkontinensia urin, gejala sistemik seperti demam,
kuning, muntah, dan keluhan lain yang menyertai. Dalam riwayat penyakit terdahulu,
perlu ditanyakan apakah pernah mengalami gejala yang sama, riwayat infeksi
sebelumnya, dan riwayat gangguan gastrointestinal.
B. Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan fisik, lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Pada
pemeriksaan di abdomen, kemungkinan dapat ditemukan nyeri pada sudut
kostovertebrae, ada nyeri pada abdomen saat palpasi terutama daerah suprapubik, dan
teraba vesica urinaria.
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan pada ISK adalah pemeriksaan urin atau
urinalisis. Kultur urin dengan membuat isolat dari patogen di urin yang diambil dengan
aspirasi suprapubik merupakan gold standard dalam mendiagnosis ISK, namun
membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 48 jam dalam praktiknya.
Perhatikan pula makroskopik dari urin. Apabila urin tersebut berwarna kuning keruh,
ada kemungkinan telah terjadi proses infeksi pada traktus urinarius yang menguatkan
diagnosis dari ISK. Hitung jumlah bakteri pun perlu dilakukan untuk menegakkan
diagnosis dari ISK.
Pemeriksaan urinalisis lain yang dapat mengarahkan pada diagnosis ISK antara
lain sebagai berikut:
1. Pewarnaan GRAM dari urin
2. Adanya sedimen-sedimen pad aurin
3. Nitrit test, dimana bila positif kemungkinan ISK positif
Selain itu dapat dilakukan Pemeriksaan USG dari saluran kemih pada bayi, anak
kecil atau adolesen untuk mengetahui dengan diagnosis pyelonefritis akut dan akut
sistitis dan pemeriksaan VCUG (voiding cystourethrogram). Pemeriksaan VCUG
dianjurkan pada anak dengan pyelonefritis akut yang belum pernah pencitraan saluran
kemih sebelumnya. Beberapa klinisi melakukan VCUG pada pasien yang berusai 4-5
tahun dengan pielonefritis akut yang memiliki pola kemih yang normal ketika tidak
terinfeksi. VCUG dapat dilakukan kembali bila urine telah bersihd ari bakteri dan
fungsi kemih telah kembali seperti sebelumnya.
 Penatalaksanaan
A. Medikamentosa
1. Antibiotik
Pemberian antibiotik pada pasien anak dengan ISK dapat melalui parenteral dan
oral. Pemberian parenteral diindikasikan apabila pasien disertai penyakit lain yang
mengharuskan pemberian infus ataupun pasien sudah mengalami komplikasi
seperti pielonefritis akut. Pilihan antibiotik yang dapat diberikan secara parenteral
adalah ceftriaxone, cefotaxime, ampicilin, dan gentamicin. Sementara untuk pasien
yang dapat meminum obat secara oral, dapat diberikan sulfisoxazole, trimethoprim,
amoxicilin dan cephalexin. Antibiotik dapat diberikan selama 7-10 hari dan harus
dihabiskan untuk mencegah resistensi (Fisher, 2012).
2. Analgesik
Analgesik diberikan apabila anak merasa nyeri hebat karena disuria atau spasme
kandung kemih yang berat yang umum dijumpai pada ISK dengan komplikasi
sistitis akut. Pemberian analgesik dapat diberikan secara suppositoria. Obat yang
dapat diberikan adalah pronalges.
B. Non Medikamentosa
1. Perbanyak asupan cairan, agar fungsi berkemih lebih lancar dan membuang kuman
yang ada dalam saluran kemih.
2. Hindari kebiasaan menahan kencing.
3. Latih anak untuk bersuci setelah buang air dengan benar, terutama untuk anak
wanita.
 Komplikasi
Komplikasi akut dari ISK adalah terjadinya infeksi asending pada organ traktus
urinarius yang lain, seperti pielonefritis dan sistitis akut. Hal ini dapat ditangani dengan
pemberian antibiotik yang tepat waktu dan guna. Apabila komplikasi ini terjadi dalam
jangka panjang, misalnya pielonefritis yang berkelanjutan, maka akan mengakibatkan
hipertensi, kegagalan fungsi ginjal yang dapat berakibat gagal ginjal akut hingga ESRD
(end stage renal disease) dimana terjadi kerusakan pada ginjal sehingga ginjal tidak dapat
melakukan fungsi normalnya dalam filtrasi cairan tubuh.
 Prognosis
ISK pada anak umumnya memiliki prognosis baik apabila penanganannya tepat
waktu dan tepat guna. Komplikasi seperti pielonefritis dan sistitis sering terjadi, namun
dengan pemberian antibiotik yang adekuat dapat mencegah terjadinya komplikasi yang
lebih lanjut.
Cimanggu, 19 Agustus 2018

DOKTER INTERNSHIP DOKTER PENDAMPING

dr. Faidh Husnan dr.Yani Amaroh


LAPORAN KEGIATAN
LAPORAN PORTOFOLIO
INFEKSI SALURAN KEMIH

Pendamping:
dr. Yani Amaroh

Disusun oleh:
dr. Faidh Husnan

PUSKESMAS CIMANGGU I
KABUPATEN CILACAP
2017-2018

You might also like