Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
110821001
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
M E D A N
2013
ANALISA PAPARAN, DOSIS DAN SISTEM PROTEKSI
RADIASI PADA PENGGUNAAN SINAR – X MERK HITACHI
DI RUMAH SAKIT PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Fakultas MIPA
Oleh
DEPARTEMEN FISIKA
MEDAN
2013
PENGESAHAN SKRIPSI
Menyetujui :
Telah dilakukan penelitian tentang paparan, dosis dan sistem proteksi radiasi di
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan dengan menggunakan radiasi
sinar-x Merk Hitachi. Didalam menggunakan peralatan yang memancarkan radiasi
khususnya sinar-x perlu penanganan dan pengamanan yang ketat karena dapat
membahayakan setiap objek yang terserap radiasi secara berlebihan terutama
organ tubuh. Dari penelitian yang telah dilakukan bahwa dosis radiasi yang
terserap sebanding dengan besar tegangan keluaran yang diberikan. Dengan
menggunakan Geiger Muller Survey Meter diperoleh dosis radiasi terendah
berada pada tegangan 50 kilovolt sebesar 46 µSv, dan pada tegangan tertinggi 90
kilovolt dosis yang terserap 81 µSv. Dosis ini masih dibawah batas ambang
pemakaian yang ditetapkan BAPETEN yaitu sebesar 50 mSv per tahun. Untuk
paparan radiasi, paparan terendah pada 40 kilovolt dimana pada jarak 1m sebesar
0,13 µSv dan pada jarak 5 m sebesar 0,01 µSv. Paparan maksimum berada pada
tegangan 80 kilovolt dimana jarak 1 m sebesar 0,81 µSv dan pada jarak 5 m
sebesar 0,04 µSv. Pengukuran proteksi radiasi diketahui bahwa penggunaan baju
pengama (Apron) pada tegangan 50 – 60 kilovolt penyerapan bernilai 0, tetapi
jika tegangann dinaikkan maka terjadi penyerapan pada baju pengaman tersebut
dimana pada tegangan 90 kilovolt maka terdapat nilai penyerapan sebesar 0,02
µSv.
ANALISYS THE EXPOSURE, DOSE AND RADIATION PROTECTION
SYSTEM TO USING X-RAY RADIATION HITACHI BRAND AT
GENERAL HOSPITAL H. ADAM MALIK MEDAN
ABSTRACT
Has done research on exposure, dose and radiation protection systems at General
Hospital H. Adam Malik Medan by using x-ray radiation Hitachi brand. In the use
of equipment that emits x-ray radiation is specifically necessary handling and
tight security as it can dangerous any object, especially excessive radiation
absorbed organ. From the research that has been done that the dose of radiation
absorbed is proportional to the voltage of the output is given. With use Geiger
Muller Survey Meter obtain that lowest dose of radiation is at a voltage of 50
kilovolt of 46 μSv, and at the highest voltage 90 kilovolt absorbed dose 81 μSv.
This dose is below the threshold set BAPETEN usage is equal to 50 mSv per year.
For radiation exposure, the lowest exposure at 40 kilovolt at a distance of 1m
which amounted to 0.13 μSv and at a distance of 5 m of 0.01 μSv. The maximum
exposure is at 80 kilovolt voltage where the distance of 1 m of 0.81 μSv and at a
distance of 5 m of 0.04 μSv. Measurement of radiation protection in mind that the
use of clothes safety (Apron) on voltage 50 - 60 kilovolt absorption is 0, but if it
happens voltage increased absorption in the safety clothing where the 90 kilovolt
voltage then there is the absorption value of 0.02 μSv.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya,penulis dapat diberikan kekuatan dan
pikiran yang sehat sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan guna
memenuhi persyaratan jenjang sarjana (S-1) Fisika Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Fisika Universitas Sumatera Utara.
Didalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan – kekurangan yang terjadi.Hal tersebut dikarenakan kemampuan
yang terbatas dari penulis,dan untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian demi kesempurnaan
penulisan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan
dan dukungan dari pihak Pendidik, Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik
Medan, Keluarga dan teman -teman . Maka pada kesemapatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada: Bapak Dr.
Marhaposan Situmorang dan Drs. Syahrul Humaidi,M.Sc selaku Ketua dan
Sekretaris Departemen Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara. Bapak Drs. Herli Ginting,MS, selaku pembimbing
pada penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan arahan , panduan,
masukan-masukan, motivasi serta bimbingan sehingga penulisan dapat
menyelesaikan tugas akhir ini. Teristemewa buat Ayahanda dan Ibunda
Tercinta, istriku tersayang Rosaria br Ginting dan anakku Piere Steven Randall
Karo – Karo Sitepu yang telah banyak memberikan dukungan dan doa, serta
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan pembuatan
skripsi ini yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga Tuhan Yang Maha Esa
yang membalas kebaikan dan melipat gandakan pahala pada semua pihak yang
telah membantu dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua .Tuhan
Yesus Kristus .Sekian dan Terima Kasih.
DAFTAR I SI
Halaman
INTISARI ii
ABSTRACT iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 2
1.3.Batasan Masalah 3
1.4.Tujuan Penelitian 3
1.5.Manfaat Penelitian 3
1.6.Tempat Penelitian 4
1.7.Sistematika Penulisan 4
2.1. Sinar – x 5
5.1. Kesimpulan 27
5.2. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN L
Daftar Gambar
Pengujian yang tidak mematuhi prosedur kerja aman yang berlaku dapat
menyebabkan efek berbahaya bagi tubuh, yaitu efek stokastik dan non stokastik.
Begitu juga dengan kesalahan dalam pengelolaan serta penyimpanan dan
penggunaan alat dan bahan radioaktif yang digunakan. Hal tersebut dapat
membahayakan kesehatan pekerja dan kondisi lingkungan sekitar. Salah satu efek
yang ditimbulkan oleh bahaya radiasi ini adalah kematian sel. Banyaknya sel yang
mati akan meningkat sesuai dengan besar dosis radiasi yang diterima. Apabila
tidak ditangani dan dilakukan sesuai dengan prosedur bekerja secara aman, hal
tersebut dapat berlanjut pada kematian.
2. Bagaimana laju paparan radiasi di Instalasi Radiologi RSUP Haji Adam Malik
Medan?
1. Pengamatan hanya dilakukan pada paparan, dosis dan proteksi akibat Radiasi
Sinar –x.
1. Pengamatan hanya dilakukan pada paparan, dosis dan proteksi akibat radiasi
sinar – x.
1. Untuk mengetahui laju paparan radiasi di Instalasi Radiologi RSUP Haji Adam
Malik Medan.
merk hitachi.
1. Dapat mengetahui laju paparan radiasi di sekitar kamar periksa 3 pada Instalasi
Radiologi RSUP Haji Adam Malik Medan.
2. Agar dapat diketahui banyaknya dosis yang diserap akibat pemakain radiasi
sinar – x merk hitachi.
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dan BPFK
Medan
1.7. Sistematika penulisan
Bab I Pendahuluan
2.1 Sinar-X
Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, cahaya tampak (visible light) dan sinar ultraviolet, tetapi dengan
panjang gelombang yang sangat pendek yaitu hanya 1/10.000 panjang gelombang
cahaya yang kelihatan. Karena panjang gelombangnya yang pendek, maka sinar-X
dapat menembus bahan yang tidak tertembus sinar yang terlihat (M. Akhadi,
2001).
2. Anoda.
Anoda terbuat dari tembaga sering kali berbentuk pejal dan mempunyai
radiator di luar tabung yang membuat pendingin. Tabung sinar-X yang tinggi,
mempunyai anoda yang cukup dan didinginkan oleh oli atau air yang mengalir
melalui tabung tersebut (Arif Jauhari, 2008).
3. Katoda.
Katoda adalah sumber elektron dan terdiri dari filamen tungsten yang
dipanaskan oleh arus listrik sampai memijar dan mengeluarkan elektron. Untuk
mencapai target elektron, dipercepat dengan cara memberikan beda potensial yang
tinggi antara anoda dan katoda.
5. Target.
Target merupakan bagian dari anoda yang terbuat dari bahan yang
mempunyai Z (nomor atom) tinggi agar efisiensi produksi sinar-X sebaik
mungkin. Walaupun efisiensinya tinggi, kurang dari 1% energi elektron berubah
menjadi sinar-X. Selebihnya berubah menjadi panas sehingga target harus
mempunyai titik lebur yang tinggi juga harus dapat menghilangkan panas. Ini
diperoleh dengan membuat anoda dari tembaga yang membuat konduktivitas
panas tinggi, dengan sebuah target terbuat dari tungsten yang ditempelkan
berhadapan dengan katoda.
6. Tabung pembungkus.
Kaca yang digunakan untuk membungkus adalah kaca yang keras dan tahan
panas seperti pada anoda tetap, perlu diperhatikan bahwa ruang hampa udara
harus mendekati sempurna. Tabung kaca ini biasanya terbuat dari kaca pyrex agar
mampu menahan panas generator yang tinggi dan mampu memelihara isi bagian
dari tabung hampa udara. Tabung ini memungkinkan produksi sinar-X yang lebih
efisien dan daya tahan yang lebih lama (M. Akhadi, 2001).
7. Perisai tabung.
Perisai tabung terbuat dari bahan yang berupa lempengan timah yang tahan
terhadap sinar-X dan tahan terhadap goncangan. Perisai seharusnya diberi isolasi
listrik, hal ini biasanya dapat diperoleh dengan memasukkan minyak ke dalamnya.
Jalan keluarnya pancaran sinar-X pada perisai tabung seharusnya sesuai dengan
ukuran dan diberikan proteksi timbal yang serupa agar sinar guna yang mengenai
daerah yang dibatasi ini tidak lebih dari dosis maksimal yang diperlukan (M.
Akhadi, 2001).
8. Rumah tabung.
Tabung sinar-X selalu dipasang di dalam sebuah kotak timbal yang
dirancang untuk mencegah bahaya serius yang sering terjadi pada masa awal
radiologi yaitu adanya radiasi karena eksposi yang berlebihan dan sengatan listrik.
Terjadinya kebocoran radiasi disebabkan karena adanya sinar-X yang menembus
dinding perisai tabung. Radiasi ini tidak berperan dalam menghasilkan informasi
diagnostik dan menghasilkan sinar-X yang tidak berguna bagi pasien (Krane,
2008).
9. Filter.
Aluminium dan tembaga merupakan bahan yang biasanya digunakan dalam
radiologi diagnostik. Aluminiun dengan nomor atom 13 (tiga belas) merupakan
bahan filter yang baik sekali untuk radiasi energi rendah juga baik untuk bahan
filter dengan tujuan umum. Tembaga dengan nomor atom 29 (dua puluh
sembilan) lebih baik untuk radiasi energi tinggi. Hal yang sulit dilakukan jika
menukar filter pada setiap pemeriksan, yaitu jika lupa menukar filter. Untuk
praktisnya, banyak ahli radiologi paling suka menggunakan bahan filter tunggal,
biasanya aluminium. Tembaga sering digunakan sebagai suatu bahan campuran
filter kombinasi dengan aluminium dan tidak digunakan sebagai filter tunggal
- Lampu.
Lampu pada kolimator berperan memberikan petunjuk dalam menentukan
luas lapangan penyinaran sinar-X sesuai dengan yang dibutuhkan. Lampu tersebut
berada di dalam kotak kolimator. Ketika tombol lampu ditekan, maka garis
persilangan di dalam lapangan cahaya menunjukkan pusat dari lapangan
penyinaran. Berkas cahaya lampu yang keluar dari kotak kolimator tersebut
menunjukkan ukuran lapangan penyinaran yang terkena radiasi primer.
- Cermin.
Pada kotak kolimator terdapat cermin yang dilekatkan di bawah sumber
sinar-X dan membentuk sudut 45o terhadap berkas sinar-X. Cermin yang
dilekatkan tersebut, ditempatkan sedemikian rupa sehingga berkas cahaya dari
bola lampu searah dan berjarak sama dengan berkas sinar-X. cermin tersebut
berguna untuk memantulkan cahaya lampu dalam kotak kolimator, sehingga
menunjukkan ukuran sinar-X yang diperlukan dan tergambar pada lapangan
penyinaran. Jarak lampu menuju cermin harus sama dengan jarak focus menuju
cermin .
Hamburan Compton
Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna antara
sebuah foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton berinteraksi dengan
elektron yang dianggap bebas (tenaga ikat elektron lebih kecil dari energi foton
datang), seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Oleh karena proses ini hanya bisa berlangsung bilamana energi foton datang
minimal (2 m0c2) (1.02 MeV) m0 adalah massa diam elektron dan c adalah
kecepatan cahaya.
Metode yang paling populer pemantauan radiasi adalah film badge sebab
alat tersebut sangat praktis dan ekonomis. Biasanya, setiap orang menggunakan
satu film badge di bawah apron dan yang lain pada bagian leher baju yang berada
di luar apron tersebut.
Ada dua macam sifat radiasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
keberadaan sumber radiasi pada suatu tempat atau bahan yaitu :
1. Efek Stokastik
Berkaitan dengan paparan dosis rendah yang dapat muncul pada manusia
dalam bentuk kanker ( kerusakan somatik ) atau cacat pada keturunan ( Kerusakan
genetik ). Yang dimaksud radiasi dosis rendah dosis radiasi dari 0,25 sampai
dengan 1.000 mSv. Dalam efek stokastik tidak dikenal adanya dosis ambang. Jadi
sekecil apapun dosis radiasi yang diterima tubuh ada kemungkinan menimbulkan
kerusakan somatik maupun genetik
2. Efek Deterministik
Berkaitan dengan paparan radiasi dosis tinggi yang kemunculannya dapat
langsung dilihat atau dirasakan individu yang terkena radiasi. Efek tersebut dapat
muncul seketika hingga beberapa minggu setelah penyinaran. Efek ini mengenal
adanya dosis ambang, jadi hanya radiasi dengan dosis tertentu yang dapat
menimbulkan efec deterministik radiasi dibawah dosis ambang tidak akan
menimbulkan efek deterministik sebagai contoh adalah erythema kulit ( kulit
merah ) karena teerpapar radiasi sebesar 3.000 – 6.000 mSv, atau kerontokan
rambut yang disebabkan oleh paparan radiasi sebesar 6.000 – 12.000 mSv.
Kemunculan efek ini juga ditandai dengan munculnya keluhan baik umum
maupun lokal. Keluhan umum berupa : nafsu makan berkurang, mual, lesu,
lemah, demam, keringat berlebihan hingga menyebabkan shock. Beberapa saat
kemudian timbul keluhan yang lebih khusus yaitu nyeri perut, rambut rontok,
shock bahkan kematian. Sedangkan keluhan lokal yang biasa muncul adalah
erythema kulit, pedih, gatal, bengkak, melepuh, memborok, dan kerontokan
rambut kulit.
Beberapa efek deterministik lainnya yang dapat muncul akibat paparan radiasi
dosis tinggi pada manusia adalah :
a. Penerimaan dosis radiasi 100.000 mSv ( 100 mSv ) mengakibatkan kerusakan
sistem saraf pusat yang diikuti dengan kematian setelah beberapa jam.
b. Penyinaran dosis radiasi 10 – 50 mSv mengakibatkan kerusakan saluran
pencernaan dan dapat mengakibatkan kematian 1 -2 minggu.
c. Dosis radiasi 3 – 5 mSv mengakibatkan kerusakan pada organ pembentukan sel
darah merah pada sumsum tulang belakang yaitu dengan kematian setelah 1 – 2
bulan.
d. Efek somatik pada organ reproduksi adalah terganggunya produksi sperma
pada pria dan kerusakan ovum pada wanita sehingga mengakibatkan
kemandulan.
e. Radiasi dapat mengakibatkan kerusakan pada lensa mata sehingga
mengakibatkan katarak dengan dosis 2 – 5 mSv.
Maka, jika jarak dari sumber radiasi digandakan maka intensitas radiasi berkurang
seperempat kali dari nilai semula, (Gambar 2.5). Meskipun hubungan ini
diberlakukan secara tegas hanya untuk sumber titik, prinsip jarak tersebut berguna
juga dalam pengurangan paparan radiasi klinis apabila pasien tersebut dianggap
sebagai poin utama.
Pelemahan suatu berkas sinar-X adalah eksponensial sebab sebagian berkas
tersebut diserap oleh bahan yang dilaluinya, dengan hubungan sebagai berikut:
METODOLOGI PENELITIAN
- Survey meter
- Dosimeter
- Mistar
Analisa Data
3.3 Prosedur Penelitian
2. Disiapkan titik – titik penentuan jarak untuk 1m, 2m, 3m, 4m dan 5m
kondisi ON.
5. Dengan cara yang sama dilakukan untuk jarak 2m, 3m, 4m dan 5m.
3. Diletakkan alat ukur dosis radiasi yang telah dilapis baju apron pada
5. Dengan cara yang sama diukur besar radiasi yang diterima apron
0.9
Paparan 80 kilovolt
0.8
0.7
Paparan 70 kilovolt
paparan radiasi (µSv)
0.6
0.5
Paparan 60 kilovolt
0.4
0.3
Paparan 50 kilovolt
0.2
Paparan 40 kilovolt
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jarak (m)
64
60
56
50
46
40
30
20
10
0
0 20 40 60 80 100
Tegangan (kV)
0.025
0.02 0.02
0.015
0.01 0.01
0.005
0 0 0
50 60 70 80 90
tegangan (kilovolt)
5.1 KESIMPULAN
1. Besarnya dosis radiasi yang diserap dalam penyinaran sinar – x bergantung
pada tegangan yang diberi.
2. Besar paparan radiasi dipengaruhi oleh jarak antara sumber radiasi dengan
objek.
3. Nilai proteksi radiasi sangat dipengaruhi besarnya kilovolt yang diberikan
karena bahan proteksi radiasi dapat ditembus sinar radiasi jika besar tegangan
yang diberikan diatas 70 kilovolt.
4. Nilai dosis radiasi yang terukur dari sinar – x merk hitachi RSUP H. Adam
Malik masih dalam ambang batas aman pemakaian karena standar BAPETEN
50 mSv pertahun.
5. Tidak terjadi kebocoran radiasi pada pesawat sinar – x Merk Hitachi yang
berada di RSUP H. Adam Malik Medan
5.2 Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian untuk bahan – bahan proteksi yang lain
agar dapat diketahui kemampuan maksimum bahan tersebut dalam menerima
radiasi sehingga diketahui mana yang lebih baik dan aman untuk pemakaian
terutama bagi petugas/pegawai yang menangani alat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA