You are on page 1of 8

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN

DATAR PADA SISWA KELAS II MELALUI MEDIA PUZZLE

NURYANI 1

ABSTRAK

Hasil belajar siswa kelas II pada mata pelajaran Matematika materi Bangun Datar masih rendah.
Hal ini disebabkan guru belum menggunakan media pembelajaran yang dapat mengaktifkan
siswa. Guru hanya menggambar bangun datar di papan tulis tanpa tersedianya benda konkret
yang dapat diamati siswa. Oleh karena itu, siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran
Matematika. Untuk mengatasi masalah tersebut, alternatif yang dapat dipilih yaitu guru
menggunakan media puzzle pada materi Bangun Datar. Tujuan penggunaan media puzzle Bangun
Datar pada penelitian ini yaitu untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada siswa kelas
II. Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus
terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas II yang berjumlah 38 siswa. Dari
dua siklus yang diterapkan dalam PTK ini, maka siklus kedua merupakan siklus yang menerapkan
media puzzle dengan baik. Pada siklus kedua ketuntasan belajar yang dicapai adalah sebesar 94,74%
lebih baik dari siklus pertama yang hanya mencapai 55,26%. Sehingga jelas terjadi peningkatan
kemampuan Memahmai bangun datar dari rata-rata kelas yang dicapai pada siklus 1 sebesar 66,84
menjadi 77,89 pada siklus 2. Simpulan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan media puzzle
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada siswa kelas II.

Kata Kunci: Aktivitas dan hasil belajar matematika, bangun datar, media puzzle

PENDAHULUAN
Pada jenjang pendidikan dasar khususnya sekolah dasar (SD), kurikulum yang digunakan
untuk mengatur proses pendidikan dan kegiatan di SD yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Di dalam KTSP, terdapat beberapa mata pelajaran yang harus diberikan kepada siswa. Salah
satunya yaitu mata pelajaran Matematika.
Matematika sebagai mata pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa, tentu
pembelajarannya juga harus mengarah kepada tujuan pendidikan nasional. Pemikiran kritis,
sistematis, logis, dan kreatif merupakan cara berpikir yang dapat dikembangkan melalui belajar
matematika. Hal ini disebabkan karena Matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan
jelas antarkonsepnya, sehingga memungkinkan seseorang terampil berpikir rasional.
Pada kenyataannya, pelajaran Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit,
sehingga tidak disukai bahkan ditakuti oleh para siswa. Kondisi ini dikarenakan dalam
pembelajarannya, siswa merasa sulit dalam memahami materi dan kurangnya penggunaan media
pembelajaran pada pelajaran Matematika, sehingga mengakibatkan siswa merasa bosan terhadap
proses pembelajarannya. Akibatnya, siswa merasa kesulitan dalam memecahkan soal matematika
yang disajikan guru.
Kondisi pembelajaran matematika yang kurang kondusif juga terjadi dalam pembelajaran
matematika di kelas II SDN Sarimulya III. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dapat
diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran matematika materi Bangun Datar, masih
menggunakan metode yang berpusat pada guru. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah
dan drill yang cenderung membosankan minat siswa.
Selain itu, kesulitan memahami materi dalam pembelajaran matematika, didukung oleh
kurangnya media. Guru hanya menggambar bangun datar di papan tulis tanpa tersedianya benda
konkret yang dapat diamati siswa. Oleh karena itu, siswa kurang tertarik terhadap pembelajaran
matematika. Hal tersebut terbukti dari perolehan nilai siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Untuk mengatasi masalah tersebut, alternatif yang dapat dipilih yaitu guru menggunakan
media puzzle pada materi Bangun Datar. Dengan menggunakan media puzzle, siswa dapat mengenal
bangun datar-bangun datar dengan menyusun potongan-potongan bangun datar yang telah diacak
oleh guru. Media puzzle akan memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
guru, seperti mengelompokkan bangun datar, menentukan sisi dan sudut bangun datar, serta
menggambar bangun datar. Dengan demikian, siswa secara aktif terlibat langsung dalam proses
pembelajaran.

1
Nuryani, S.Pd, mengajar Matematika Kelas II di SDN Sarimulya III Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang
Tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas II pada
pelajaran Matematika materi Bangun Datar.

Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika


1. Aktivitas Belajar
Yusfy (2011), mengemukakan aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang
keberhasilan belajar. Sementara menurut Erwin dalam Yusfy (2011) aktivitas belajar adalah
seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Jadi
dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar atau keberhasilan belajar. Aktivitas yang
dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, karena dengan adanya aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran, terciptalah belajar aktif. Keaktifan siswa selama proses
pembelajaran, merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk
belajar. Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini antara lain:
1) siswa terlibat dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas,
2) siswa tekun dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru,
3) kerjasama siswa pada saat kerja kelompok, dan
4) keterlibatan siswa dalam pembelajaran menggunakan media puzzle.
2. Hasil Belajar
Bloom dalam Anni dkk (2007: 7) mengemukakan kemampuan sebagai hasil belajar terdiri dari
tiga kemampuan yaitu:
1) Kemampuan kognitif yaitu kemampuan dalam mengingat materi yang telah dipelajari dan
mengembangkan intelegensi,
2) Kemampuan afektif yaitu kemampuan yang berhubungan dengan sikap kejiwaan seperti
kecenderungan akan minat dan motivasi,
3) Kemampuan psikomotor yaitu kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan dan fisik.

Materi Bangun Datar


Materi bangun datar merupakan salah satu materi yang termasuk dalam geometri. Geomatri
sendiri sudah mulai diajarkan kepada siswa di SD sejak berada pada kelas I meski baru sekedar
pengenalan terhadap bangun datar. Untuk kelas II sendiri materi bangun datar sudah lebih
meningkat, tidak hanya sekedar pengenalan namun juga sudah mulai mengenal sisi dan sudut dari
masing-masing bangun datar.
Bangun datar sendiri memiliki arti seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini.
Daitin Tarigan (2006: 63) menyatakan bahwa bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang
rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tebal atau tinggi.
Sejalan dengan pengertian tersebut Sri subarinah (2006: 127) menyatakan bahwa bangun datar
merupakan bangun geometri berdimensi dua dengan permukaan datar/rata.
Heruman (2007: 87) menyatakan bahwa “pada intinya, pengenalan bangun datar bagi siswa
Sekolah Dasar hanya ditekankan pada pengenalan bentuk bangun, serta analisis ciri bangun tersebut
melalui pengamatan”.
Adapun materi bangun datar yang akar diajarkan pada siswa kelas II adalah sebagai
berikut:
a. Mengelompokkan bangun datar
Bangun datar dapat dikelompokkan menurut banyaknya garis sisi, yaitu:
1) Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi 3 garis yang saling berpotongan. Contoh:

Gambar 1. Contoh bangun berbentuk segitiga

2) Segiempat adalah bangun datar yang dibatasi 4 garis yang saling berpotongan.
Contoh:
Gambar 2. Contoh bangun berbentuk segiempat

3) Lingkaran adalah bangun datar yang hanya dibatasi 1 garis yang bertemu. Contoh:

Gambar 3. Contoh bangun berbentuk lingkaran


b. Mengurutkan bangun datar

B A C C A B

Urutan yang terbesar Urutan yang terbesar


B, A, C C, A, B

c. Menentukan pola urutan bangun datar

Gambar di atas membentuk pola: Lingkaran – segiempat – segitiga

d. Mengenal sisi-sisi bangun datar


Ruas garis yang membatasi bidang disebut sisi. Sisi adalah bagian tepi luar dari bangun datar.
Sisi-sisi berbentuk garis
1) Segitiga
R

P Q
Bangun datar di atas adalah segitiga PQR. Banyak garis sisinya 3 yaitu garis sisi PQ, garis sisi
QR, dan garis sisi PR. Garis sisi PQ sering ditulis sisi PQ.
2) Segiempat
D C

A B
Gambar di atas adalah segiempat ABCD. Nama segiempat menggunakan huruf besar. Huruf-
hurufnya diletakkan mengelilingi gambar. Sisi-sisinya yaitu AB, BC, CD, dan DA.
3) Lingkaran

Lingkaran mempunyai satu sisi. Pada lingkaran sisinya merupakan garis lengkung.
Media Puzzle
Puzzle merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreativitas dan ingatan siswa lebih
mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah,
namun tetap menyenangkan sebab bisa diulang- ulang. Tantangan dalam permainan ini akan selalu
memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba dan terus mencoba hingga berhasil.
Biasanya, siswa akan sangat senang untuk menyusun dan mencocokkan bentuk gambar dari puzzle
terebut.
Adenan dalam Syukron (2011), mengemukakan bahwa puzzle dan games merupakan suatu
materi untuk memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat. Puzzle dan games
untuk memotivasi diri, karena hal itu menawarkan sebuah tantangan yang dapat dilakukan secara
umum dengan berhasil. Sementara menurut Hadfield dalam Syukron (2011), menyatakan puzzle
adalah pertanyaan-pertanyaan atau masalah yang sulit untuk dimengerti atau dijawab. Namun,
dilihat dari cara penggunaan puzzle yang mudah, dapat membuat siswa asik bermain sambil
memikirkan bentuk dari bangun datar dalam media edukatif ini.
Media puzzle yang peneliti gunakan termasuk ke dalam media grafis. Hal tersebut sesuai
dengan pengertian media grafis yang dikemukakan oleh Daryanto (2010: 19), yaitu suatu penyajian
secara visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, berbagai simbol atau gambar yang
dimaksudkan untuk menjelaskan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide dan data. Media grafis
berfungsi untuk menarik perhatian siswa, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta yang
cepat dilupakan, sehingga mudah diingat jika diilustrasikan secara grafis atau melalui proses
visualisasi.
Cara bermain puzzle tidak sulit, biasanya siswa sudah langsung mengenali permainan ini dan
langsung bisa memainkannya. Adapun langkah-langkah dalam menggunakan puzzle menurut
Syastiningrum (2011: 70), yaitu:
1) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok berjumlah maksimal lima anggota,
2) Setiap kelompok diberi satu paket potongan-potongan gambar, lem, dan kertas untuk menempel,
3) Setiap kelompok mendapatkan tugas menyusun potongan-potongan gambar tersebut menjadi
satu gambar yang utuh,
4) Setiap anggota kelompok wajib saling membantu dalam menyusun potongan-potongan gambar
tersebut,
5) Bagi kelompok yang dapat menyelesaikan terlebih dahulu, maka kelompok tersebut menjadi
pemenangnya.

METODE PENELITIAN
Tempat yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah SDN Sarimulya III
Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang. Waktu yang digunakan peneliti dalam melakasanakan
penelitian tindakan kelas ini selama 2 siklus, yaitu pada bulan Maret 2015. Subjek penelitian adalah
siswa-siswi Kelas II Tahun Pelajaran 2014/2015 pada pokok bahasan Bangun datar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan
untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam
dua siklus. Setiap siklusnya melalui 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan,
dan refleksi seperti yang dijelaskan Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008: 17-21) sebagai
berikut:
1. Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)
Dalam tahap ini, peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian
khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu
peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung, sehingga pelaksanaan
tindakan kelas yang akan dilakukan terjadi secara realistis dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
2. Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan yaitu pelaksanaan yang merupakan penerapan isi rancangan,
yaitu melakukan tindakan di kelas dengan menerapkan media puzzle dalam pembelajaran
Matematika materi Bangun Datar dan Unsur-unsur Bangun Datar.
3. Tahap 3: Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra. Pada tahap ini,
sebenarnya sedikit kurang tepat jika dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena
pengamatan harus dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung
dalam waktu yang sama. Hal yang menjadi titik utama dalam tahap pengamatan yaitu aktivitas
siswa dan performansi guru selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Tahap 4: Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan dan
mengevaluasi diri. Hasil refleksi selanjutnya menjadi dasar pelaksanaan tindakan perbaikan pada
siklus berikutnya. Hal yang menjadi titik utama dalam kegiatan refleksi yaitu pada aktivitas siswa,
hasil belajar siswa, dan performansi guru dalam proses pembelajaran Matematika menggunakan
media puzzle bangun datar.
Kriteria keberhasilan siswa dalam mempelajari materi bangun datar adalah sebagai berikut:
1. Nilai rata-rata siswa kelas II SDN Sarimulya III pada materi pokok bangun datar adalah 68 dan
ketuntasan belajar (banyak siswa yang mendapat nilai ≥ 68) sekurang-kurangnya 75% dari
jumlah seluruh siswa
2. Keaktifan siswa dalam kategori baik yaitu rata-rata berdasarkan pengamatan guru dan peneliti.

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dalam proses analisis data berupa peningkatan hasil belajar matematika materi
bangun datar melalui media puzzle pada siswa kelas II berupa tes tulis. Proses analisis data tersebut
disajikan dalam 2 siklus sebagai berikut:
1. Siklus I
Data hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat di
jelaskan di bawah ini :
1) Aktivitas Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas guru pada aspek pembelajaran yang meliputi kegiatan mempersiapkan siswa untuk
belajar muncul sebanyak 5%. Aktivitas guru dalam melakukan kegiatan apersepsi muncul
sebanyak 5%. Aktivitas guru dalam memberikan motivasi pada siswa dalam pembelajaran
media puzzle muncul sebanyak 5%. Pada aspek pembelajaran ini guru mempersiapkan siswa
untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar agar siswa siap dan bersemangat di dalam
menerima materi yang akan diberikan guru pada hari itu.
Aktivitas guru pada aspek kegiatan inti pembelajaran yang meliputi mampu menarik perhatian
ke focus kegiatan pembelajaran muncul sebanyak 5%. Aktivitas guru dalam mengemukakan
kompetensi pembelajaran muncul sebanyak 5%. Aktivitas guru dalam menguasai materi
pembelajaran muncul sebanyak 6,67%. Aktivitas guru dalam menyampaikan materi dengan
jelas kompetensi pembelajaran muncul sebanyak 5%. Pada aspek kegiatan inti pembelajaran
ini memiliki empat aspek yakni menyampaikan setandar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator pembelajaran matematika materi Bangun datar. Guru menyampaikan materi secara
garis besar saja. Pendalaman selanjutnya dilakukan oleh siswa sendiri, guru sebagai hanya
motivator yang setiap saat diperlukan oleh siswa untuk membantu memecahkan persoalan
yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung. Dan dijelaskan kepada siswa bahwa
pada hari ini mereka akan belajar matematika materi Bangun datar melalui hasil wawancara
yang dilakukannya dengan menggunakan media puzzle.
Aktivitas guru pada aspek strategi dan metode pembelajaran yang meliputi melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan guru menguasai kelas
muncul sebanyak 5%. Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dalam urutan yang
sistematis muncul sebanyak 5%. Akivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
bersifat demonstrasi muncul sebanyak 5%. Aktivitas guru dalam melaksanakan sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan muncul sebanyak 5%. Pada aspek kegiatan strategi dan
metode pembelajaran memiliki empat bagian, dalam kegiatan belajar mengajar guru
melakukan pendekatan pada siswa dan mengontrol kegiatan siswa saat berdiskusi mampu
mengerjakan tugas. Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai guru menyampaikan kepada
siswa bahwa setiap aktivitas siswa akan mendapat nilai. Ini dimaksudkan agar keadaan kelas
dapat terkontrol sehingga bias membuat suasana kelas menjadi menyenangkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar guru menggunakan media puzzle.
Aktivitas guru pada aspek penutup yang meliputi melakukan refleksi/Membuat rangkuman
dengan melibatkan siswa muncul sebanyak 6,67%. Dan yang terakhir aktivitas guru dalam
melakukan tindak lanjut (arahan, tugas, kegiatan melibatkan siswa) muncul sebanyak 6,67%.
Pada siklus I siswa sudah berani dan mampu merefleksikan hasil pembelajaran diwujudkan
melalui kegiatan guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran hari itu.
Kemudian guru melakukan arahan tugas untuk mempelajari materi yang telah disampaikan
oleh guru.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran matematika materi
Bangun datar dengan menggunakan media puzzle dapat dikatakan cukup baik.
2) Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran
Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan dari guru muncul
sebanyak 13,64%. Siswa aktif memperhatikan penyampaian materi yang disampaikan guru,
walaupun ada beberapa siswa yang ramai sendiri. Berdiskusi antara siswa mengenai tugas
materi muncul sebanyak 9,09%. Setiap kelompok berdiskusi mengenai tugas materi yang
akan dikerjakan, sehingga mereka bisa melaksanakan sesuai yang diperintahkan oleh guru.
Menyajikan hasil diskusinya muncul sebanyak 13,64%. Setiap kelompok memyampaikan hasil
diskusinya, untuk mengetahui hasil yang diperoleh. Memberi kesempatan orang lain berbicara
muncul sebanyak 13,64%.
Mereka menghargai pendapat yang disampaikan, walaupun pendapat yang disampaikan
berbeda dan mereka juga memberikan kesempatan siswa lain untuk menyampaikan pendapat
13,64%. Siswa melakukan sesuai dengan arahan guru. Pendalaman siswa terhadap materi
matematika materi Bangun datar muncul sebanyak 13,64%. Pemahaman siswa dalam
menerima materi ini dapat dikatakan baik, sebab siswa telah mengungkapkan pendapatnya
tentang Bangun datar setelah diberi waktu untuk memahami materi matematika materi
Bangun datar yang ada dalam buku pendamping dan contoh soal. Siswa mulai mempunyai
gambaran bagaimana menyelesaikan soal bangun datar. Tanya jawab antara guru dengan
siswa (aktivitas yang diamati adalah aktivitas bertanya, berpendapat dan mengerjakan tugas)
muncul sebanyak 9,09%. Ketika siswa dihadapkan pertanyaan yang diajukan oleh guru,
mereka masih malu dan kurang berani dalam mengemukakan pendapatnya. Untuk aktivitas
siswa dalam merefleksikan materi pelajaran muncul sebanyak 13,64%. Mereka menyatakan
bahwa pembelajaran yang baru saja mereka lalaui tidak membosankan, menyenangkan.
3) Analisis dan Interpretasi Data
Hasil penelitian pada siklus 1 dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan media puzzle pada
pembelajaran matematika diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 66,84 dan
ketuntasan belajar mencapai 55,26% atau ada 21 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas
belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 68 hanya sebesar 55,26% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%.
2. Siklus Kedua
Data hasil observasi terhadap aktivitass guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat di
jelaskan di bawah ini :
1) Aktivitas Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas guru pada aspek pembelajaran yang meliputi kegiatan mempersiapkan siswa untuk
belajar muncul sebanyak 4,62%. Aktivitas guru dalam melakukan kegiatan apersepsi muncul
sebanyak 6,15%. Aktivitas guru dalam memberikan motivasi pada siswa dalam pembelajaran
media puzzle muncul sebanyak 6,15%. Pada aspek pembelajaran ini guru mempersiapkan
siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar agar siswa siap dan bersemangat di dalam
menerima materi yang akan diberikan guru pada hari itu.
Aktivitas guru pada aspek kegiatan inti pembelajaran yang meliputi mampu menarik perhatian
ke focus kegiatan pembelajaran muncul sebanyak 4,625%. Aktivitas guru dalam
mengemukakan kompetensi pembelajaran muncul sebanyak 4,62%. Aktivitas guru dalam
menguasai materi pembelajaran muncul sebanyak 6,15%. Aktivitas guru dalam
menyampaikan materi dengan jelas kompetensi pembelajaran muncul sebanyak 6,15%. Pada
kegiatan ini guru berinteraksi dengan siswa melakukan kegiatan tanya jawab. Dan dijelaskan
kepada siswa bahwa pada hari ini mereka akan belajar matematika materi bangun datar
melalui media puzzle.
Aktivitas guru pada aspek strategi dan metode pembelajaran yang meliputi melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan guru menguasai kelas
muncul sebanyak 4,62%. Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dalam urutan
yang sistematis muncul sebanyak 4,62%. Akivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran
yang bersifat media puzzle muncul sebanyak 4,62%. Aktivitas guru dalam melaksanakan
sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan muncul sebanyak 4,62%. Pada aspek
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan (tujuan) yang akan dicapai dan guru menguasai
kelas, memantau kemajuan belajar selama proses belajar, dan melaksanakan sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan sudah mengalami perubahan yang positif.
2) Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran
Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan guru muncul sebanyak
13,33%. Aktivitas siswa dalam hal ini bersungguh-sungguh didalam memperhatikan
penjelasan dari guru mengenai matematika materi Bangun datar. Berdiskusi antara siswa
mengenai tugas materi muncul sebanyak 10%. Pada saat berdiskusi siswa juga bersungguh-
sungguh memecahkan masalah yang dihadapi. Mereka aktif bertanya pada temannya ketika
anggota timnya mengalami kesulitan untuk memahami materi, dan mereka tidak canggung
untuk memberikan ide, pendapat dengan sejelas-jelasnya. Menyajikan hasil diskusinya muncul
sebanyak 10%. Sejalan dengan aspek kedua juga mempengaruhi hasil sajian diskusi yang
telah diperoleh. Memberi kesempatan orang lain berbicara muncul sebanyak 13,33%. Siswa
memberikan kesempatan teman lain memberi pendapat. Mempraktikan Media puzzle muncul
sebanyak 13,33%. Siswa melakukan sesuai dengan arahan guru. Pendalaman siswa terhadap
materi matematika materi Bangun datar muncul sebanyak 13,33%. Siswa memahami materi
matematika materi Bangun datar yang ada dalam buku pendamping dan juga memahami isi
soalnya. Tanya jawab antara guru dengan siswa (aktivitas yang diamati adalah aktivitas
bertanya, berpendapat dan mengerjakan tugas) muncul sebanyak 13,33%. Siswa aktif dalam
bertanya dan menyampaikan pendapat, dan dalam mengerjakan tugas siswa melaksanakan
dengan semangat. Untuk aktivitas siswa dalam merefleksikan materi pelajaran muncul
sebanyak 13,33%. Aktivitas siswa dalam merefleksikan hasil pembelajaran siklus II
mengalami kemajuan.
3) Analisis dan Interpretasi Data
Hasil penelitian pada siklus 2 menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas II dalam
memahami materi bangun datar sudah banyak mengalami pengingkatan yang bermakna atau
signifikan. Adapun hasil penelitian pada siklus II diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 77,89 dan ketuntasan belajar mencapai 94,74% atau ada 36 siswa dari 38 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara
klasikal telah mengalami peningkatan signifikan jauh lebih baik dari siklus I. Secara klasikal
hasil belajar siswa telah mengalami ketuntasan yakni sebesar 94,74 % ( > 85%).

PEMBAHASAN
Dari dua siklus yang diterapkan dalam PTK ini, maka siklus kedua merupakan siklus yang
menerapkan media puzzle dengan baik. Pada siklus kedua ketuntasan belajar yang dicapai adalah
sebesar 94,74% lebih baik dari siklus pertama yang hanya mencapai 55,26%. Sehingga jelas terjadi
peningkatan kemampuan Memahmai bangun datar dari rata-rata kelas yang dicapai pada siklus 1
sebesar 66,84 menjadi 77,89 pada siklus 2. Terjadi peningkatan pada jumlah siswa yang mencapai
KKM untuk pelajaran Matematika pada siklus 1 sejumlah 25 siswa atau 55,26% menjadi 42 siswa
atau 94,74%.
Siklus kedua ini lebih baik karena merupakan hasil refleksi bersama, di mana media puzzle
yang dilakukan menggunakan hasil refleksi tindakan yang diterapkan pada siklus pertama. Siklus
kedua ini lebih menekankan kepedulian terhadap murid yang bermasalah dalam kelas, sehingga
pembelajarannya lebih terbimbing dan mengarah kepada pencapaian kompetensi belajar. Perhatian
terhadap siswa yang berkemampuan rendah dengan memperbanyak frekuensi demonstrasi yang
diberikan oleh guru membawa dampak yang signifikan terhadap kemampuan belajar siswa. Dengan
demikian pembelajaran dengan media puzzle sangat cocok untuk diterapkan pada pembelajaran
Matematika tentang materi bangun datar.

KESIMPULAN DAN SARAN


Setelah adanya kegiatan perbaikan pembelajaran dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
menggunakan media puzzle, ternyata mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika
materi bangun datar pada siswa kelas II.
Saran yang peneliti berikan berkaitan dengan hasil penelitian yaitu sebagai berikut: (1) Bagi
guru, penggunaan puzzle bangun datar dapat dijadikan sebagai alternatif media dalam pembelajaran
Matematika materi Bangun Datar. Guru juga harus lebih kreatif dan variatif dalam menyajikan media
puzzle bangun datar, sehingga siswa selalu merasa tertarik dan ingin tahu puzzle apakah yang akan
digunakan dalam pembelajaran. (2) Sebaiknya kepala sekolah memotivasi guru-guru untuk
berkreasi dalam pembelajaran. Salah satu kreasi pembelajaran tersebut dengan menggunakan
puzzle sebagai media dalam pembelajaran karena melalui penggunaan media puzzle, dapat
meningkatkan performansi guru sehingga meningkat pula kualitas akademik sekolah tersebut. Di
samping itu, sekolah hendaknya dapat menyediakan fasilitas berupa buku-buku sebagai referensi
dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Tri Catharina, dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas.
Syukron, Muh. 2011. Upaya Penggunaan Media Games Puzzle untuk Meningkatkan Pemahaman
Siswa. Online. Available at http://syukronsahara.blogspot.com/2011/05/penggunaan-media-
games- puzzle.html. (accessed 2/03/2012).
Syastiningrum, B. Sekarjati. 2011. 101 Permainan Edukatif Terbaik Untuk Anak Ayo bermain!.
Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Tarigan, Daitin. 2006. Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Yusfy. 2011. Pengertian Aktivitas Belajar. Online. Available at http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2241185-pengertian-aktivitas- belajar/. (accessed 24/02/2012).

You might also like