You are on page 1of 4

BIRRUL WALIDAIN

Jalan Menggapai Ridho Illahi


Oleh : Komarudin
Disampaikan pada Pengajian Rutin DKSI Jum’at 13 Juni 2008

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh,


Birrul Walidain (berbakti kepada kedua orang tua) merupakan muamalah utama yang
diperintahkan oleh Alloh SWT setelah tauhid. Dapat dilihat dari firman Alloh dalam Al-Qur’an :

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya
perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah menyayangiku pada
waktu kecil.’” [QS : Al-Isro: 23-24]

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS :
Luqman : 14)

Anjuran Berbuat Baik Kepada Orang Tua dan Larangan Durhaka Kepada Keduanya
Yang dimaksud ihsan (berbuat baik) dalam pembahasan ini adalah berbakti kepada kedua orang
tua, yaitu menyampaikan setiap kebaikan kepada keduanya semampu kita dan bila memungkinkan
mencegah gangguan kepada keduanya. Menurut Ibnu ‘Athiyah, kita juga wajib mentaati keduanya dalam
hal-hal yang mubah (yang diperbolehkan syari’at), dan harus mengikuti apa-apa yang diperintahkan
keduanya dan menjauhi apa-apa yang dilarang (selama tidak melanggar batasan-batasan Allah ‘Azza wa
Jalla).
Sedangkan 'uququl walidain adalah gangguan yang ditimbulkan seorang anak terhadap keduanya,
baik berupa perkataan maupun perbuatan. Contoh gangguan berupa perkataan, yaitu mengucapkan “ah”
atau “cis”, berkata dengan kalimat yang keras atau menyakitkan hati, menggertak, mencaci maki dan lain-
lain. Sedangkan yang berupa perbuatan adalah berlaku kasar, seperti memukul dengan tangan atau kaki

1
bila orang tua menginginkan sesuatu atau menyuruh untuk memenuhi keinginannya, membenci, tidak
mempedulikan, tidak bersilaturrahim, atau tidak memberi nafkah kepada kedua orang tuanya yang miskin.

Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua dan Pahalanya


1. Merupakan Amal yang Paling Utama
Abdullah bin Mas’ud r.a berkata.
Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’ Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat
di awal waktunya).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang
tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah (Hadits shahih:
Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 527), Muslim dalam Kitabul Iman (no. 85), an-Nasa-i (I/292-293), at-
Tirmidzi (no. 173), ad-Darimi (I/278), Ahmad (I/351, 409, 410, 439).
2. Ridha Allah Bergantung Kepada Ridha Orang Tua
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung
kepada kemurkaan orang tua” Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Adabul Mufrad (no.
2), Ibnu Hibban (no. 2026 al-Mawaarid), at-Tirmidzi (no. 1899), al-Hakim (IV/151-152), ia
menshahihkan atas syarat Muslim dan adz-Dzahabi menyetujuinya. Syaikh al-Albani rahimahullaah
mengatakan hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh mereka berdua (al-Hakim dan adz-Dzahabi).
Lihat Shahiih Adabul Mufrad (no. 2)
3. Berbakti Kepada Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Yang Sedang Dialami
Yaitu, dengan cara bertawassul dengan amal shalih tersebut. Dalilnya adalah hadits riwayat dari Ibnu
Umar r.a mengenai kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, dan salah seorangnya bertawassul
dengan bakti kepada ibu bapaknya, hadistnya sebagai berikut :
“Artinya : ...Pada suatu hari tiga orang dari ummat sebelum kalian sedang berjalan, lalu kehujanan.
Mereka berteduh pada sebuah gua di kaki sebuah gunung. Ketika mereka berada di dalamnya, tiba-
tiba sebuah batu besar runtuh dan menutupi mulut gua. Sebagian mereka berkata kepada yang lain:
‘Ingatlah amal terbaik yang pernah kamu lakukan.’ Kemudian mereka memohon kepada Allah dan
bertawassul melalui amal tersebut, dengan harapan agar Allah menghilangkan kesulitan tersebut.
Salah satu di antara mereka berkata: ‘Ya Allah, sesung-guhnya aku mempunyai kedua orang tua yang
sudah lanjut usia sedangkan aku mempunyai isteri dan anak-anak yang masih kecil. Aku menggembala
kambing, ketika pulang ke rumah aku selalu memerah susu dan memberikan kepada kedua orang
tuaku sebelum orang lain. Suatu hari aku harus berjalan jauh untuk mencari kayu bakar dan mencari
nafkah sehingga pulang sudah larut malam dan aku dapati orang tuaku sudah tertidur, lalu aku tetap
memerah susu sebagaimana sebelumnya. Susu tersebut tetap aku pegang lalu aku mendatangi
keduanya namun keduanya masih tertidur pulas. Anak-anakku merengek-rengek menangis untuk
meminta susu ini dan aku tidak memberikannya. Aku tidak akan memberikan kepada siapa pun
sebelum susu yang aku perah ini kuberikan kepada kedua orang tuaku. Kemudian aku tunggu sampai
keduanya bangun. Pagi hari ketika orang tuaku bangun, aku berikan susu ini kepada keduanya.
Setelah keduanya minum lalu kuberikan kepada anak-anakku. Ya Allah, seandainya perbuatan ini
adalah perbuatan yang baik karena mengharap wajah-Mu, maka bukakanlah mulut gua ini.’ Maka batu
yang menutupi pintu gua itu pun bergeser sedikit..”
(Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 2272), Fathul Baari (IV/449), Muslim (no. 2743), dari
Shahabat ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma)
4. Akan Diluaskan Rizki Dan Dipanjangkan Umur
Sesuai sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
“Artinya : Barangsiapa yang ingin diluaskan rizkinya dan di-panjangkan umurnya, maka hendaklah ia
menyambung silaturrahimnya.” (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5985, 5986), Muslim
(no. 2557), Abu Dawud (no. 1693), dari Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu.).
Silaturahmi di sini juga termasuk silaturahmi kepada orang tua.

2
5. Akan Dimasukkan Ke Surga Oleh Alloh SWT
Berbuat baik kepada orang tua dan taat kepada keduanya dalam kebaikan merupakan jalan menuju
Surga. Sedangkan durhaka kepada orang tua akan mengakibatkan seorang anak tidak masuk Surga.
Dan di antara dosa-dosa yang Allah SWT segerakan adzabnya di dunia adalah berbuat zhalim dan
durhaka kepada orang tua. Dengan demikian, jika seorang anak berbuat baik kepada orang tuanya,
Allah akan menghindarkannya dari berbagai malapetaka, dengan izin Alloh SWT dan akan dimasukkan
ke Surga
Bentuk-bentuk Durhaka Kepada Orang Tua
1. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua, baik berupa perkataan atau pun perbuatan yang mem-
buat orang tua sedih atau sakit hati
2. Berkata “ah” atau “cis” dan tidak memenuhi pang-gilan orang tua
3. Membentak atau menghardik orang tua
4. Bakhil atau kikir, tidak mengurus orang tuanya, bahkan lebih mementingkan yang lain daripada
mengurus orang tuanya, padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkah
pun, dilakukan dengan penuh perhitungan
5. Bermuka masam dan cemberut di hadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan bodoh,
“kolot”, dan lain-lain
6. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan
7. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua
8. Malu mengakui orang tuanya
9. Dan masih banyak lagi contoh-contoh perbuatan durhaka kepada orang tua
Bentuk-bentuk Bakti Kepada Orang Tua
1. Bergaul bersama keduanya dengan cara yang baik
2. Berkata kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut
3. Tawadhu’ (rendah hati) dan tidak sombong dihadapan orang tua
4. Memberi infaq (shadaqah) dan nafkah kepada kedua orang tua, karena pada hakikatnya semua harta
kita adalah milik orang tua. Oleh karena itu berikanlah harta itu kepada kedua orang tua, baik ketika
mereka minta ataupun tidak
5. Mendo’akan kedua orang tua
6. Mentaati perintah orang tua selama tidak bertentangan dengan syariat dan akidah
Apabila Kedua Orang Tua telah Meninggal
Maka yang harus kita lakukan adalah:
1. Mendo’akan kedua orang tua dan memohonkan ampun bagi keduanya
2. Meminta ampun kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan taubat nashuha (jujur) bila kita pernah berbuat
dur-haka kepada keduanya di waktu mereka masih hidup
3. Membayarkan hutang-hutangnya
4. Melaksanakan wasiat sesuai dengan syari’at.
5. Menyambung silaturrahim kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungnya. Antara lain
dengan kerabat, handai taulan, sahabat,
6. Menyambung kebiasaan baik orang tua semasa hidup, seperti sholat berjamaah di mesjid, infaq dan
shodaqoh, dll

Semoga dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Islam ini, Alloh SWT senantiasa melimpahkan
ridhoNya dalam setiap langkah dan kehidupan kita. Aamiin.

[Disalin dari buku Bingkisan Istimewa Menuju Keluarga Sakinah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas,
Penerbit Putaka A-Taqwa Bogor - Jawa Barat, Cet Ke II Dzul Qa'dah 1427H/Desember 2006]

Sumber : http://www.almanhaj.or.id/content/2123/slash/0

3
4

You might also like