You are on page 1of 3

Pengalaman Pertama Sangat Mengesankan

“Monitoring Green Kurban Sinergi Foundation 1438 H”

Alhamdulillah sebelumnya saya ucapkan syukur karena masih diberi kesempatan umur untuk
mendapatkan jatah umur sampai hari raya ‘idul adha 1438 H yang qodarullah jatuh juga pada
hari Jum’at sebagai hari saya pekanan ummat Muslim.
Setelah melaksanakan sholat ‘Id persiapan untuk ke kantor Sinergi Foundation yang di Pasir
Kaliki untuk menanyakan apakah kebagian jadwal monitoring kurban hari jum’at ini atau
tidak. Setelah sampaikan kantor SF sudah ada teh Wiwi sebagai PJ untuk tim relawan
monitoring kurban tahun ini, di sana sudah ada kang Aldi alumni Beasiswa Penggiat Da’wah
SF yang akan menjadi rekan satu tim dengan saya.

Untuk titik lokasi yang di dapatkan yaitu Desa Cisaat Purwakarta patokannya adalah rest area
KM 97 Purwakarta, dapat kontak Mitra Green Kurban yang ada di lokasi langsung saja saya
telpon untuk memastikan bahwa hewan kurban masih ada dan belum dipotong, karena
HOROR juga bagi tim monitoring ketika harus mengganti hewan kurban kalau misalkan ketika
sudah datang hewan kurbannya sudah dipotong. Hehe menjadi tantangan yang mengesankan
pertama... ^_^

Setelah konfirmasi Mitra kemudian cek semua tools untuk di lokasi, langsung berangkat
kurang lebih jam 9.30. Bismillah perjalananpun sudah dimulai...Ngeng Ing eng....
Baru sampai Cibeureum Cimahi liat bensin kosong, wah harus isi dulu biar aman dalam
perjalanan soalnya di lokasi tidak tahu ada pom bensin atau tidak, dan juga tidak lupa beli
minuman untuk saya dan rekan supaya tidak panik...^_^
“Isi full saja mas, ucap saya pada petugas pom bensin.”
“Pertamax apa Pertalite pa?”
“Pertalite saja mas, ucapku sambil buka tutup tank bensinnya”
“Baik pa, dimulai dari nol ya”, ucap petugas pom bensin sambil agak kikuk karena pegawai
training, kelihatan dari bajunya masih putih hitam. Kalau pengalaman ngisi bensin memang
biasanya yang masih training lebih hati- hati dalam mengisi terutama ketika isi full tank, beda
kalau yang sudah lama cenderung suka ceroboh sampai terkadang suka diluberkan bensinnya.

Sudah beres mengisi bensin dan beli minuman, perjalananpun dilanjutkan...


Baru sekitar 100 meter ada telpon dari kantor ke kang Aldi daru teh Wiwi, intinya menanyakan
apakah berkas ucapan terima kasih ada tahunnya, soalnya tahun yang tercantum masih yang
tahun dulu yaitu 1437 H, dan benar saja ternyata harus diganti dengan yang baru, alhasil balik
lagi ke kantor SF. Dengan perjalanan yang terhambat karena harus balik kembali ke kantor
membuat saya menambah kecepetan dalam mengendarai motor yang dipakai, andaikan adan
Nosse System seperti dalam film-film pasti saya lakukan biar cepet sampai...^^

Perjalanan dilanjutkan setelah berkas ditukar dan agak tergesa-gesa karena perjalanan
estimasi 2-3 jam belum kepotong Sholat Jum’at, karena kurang fokus karena takut telat
akhirnya sampai di Padalarang salah ngambil jalan harusnya belok arah Purwakarta malah ke
arah Cianjur dan Allah ingatkan ketiak istirahat Sholat Jum’at pas cek peta... Masyaa Allah itu
kenapa Rosul menganjurkan kita agar jangan tergsa-gesa karena itu termasuk sifat Syaiton.
Qodarullah Allah berikan kemudahan dengan posisi Sholat Jum’at tepat di titik persimpangan
ke Cipendey jalan alternatif untuk bisa memotong jalur untuk bisa ke Purwakarta. Dan untuk
kesekian kalinya pengalaman berkesan selanjutnya, karena baru pertama kali melewati jalan
tersebut, Masyaa Allah sekali baik lokasi lingkungan yang sebagian besar ternyata daerah
tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah akhir, sehingga selama perjalanan tercium
bau yang sangat menyengat dari sampah belum lagi ditambah kondisi jalan yang
bergelombang, rusak, dan ada perbaikan sehingga lumayan menghambat perjalanan jadi
tidak bisa cepat.

Selama perjalanan terus istigfar agar Allah berikan petunjuk agar ada jalan yang lebih baik
untuk di akses, alhamdulillah setelah beberapa lama dengan kondisi jalan yang mulai bagus
sehingga bisa menambah kecepatan. Sekitar satu jam baru masuk daerah Purwakarta dan jam
sudah menunjukkan pukul 13.40, dan untuk meminimalisir tersesat jadinya banyak bertanya
kepada Masyarakat. Dari masukan para warga bahwa kondisi jalannya luar biasa banget
jalannya rusak dan menanjak, kalau kata warga sekitar “wah jang atuh motor kieu mah leubar,
bilih reksak jalanna awon” widih ngeri juga.
Setibanya di lokasi memang dengan lokasi yang sangat jauh dari jalan yang luar biasa
menanjak dan rusak membuat motor matic kita berjuang keras sampai seperti mau jatuh...

Kami terus koordinasi dengan Mitra SF untuk mengetahui titik lokasi pemotongan, karena
ternyata posisi distribusi berbeda dengan titik pemotongan, sehingga setelah perjuangan ke
titik distribusi harus kembali ke titik pemotongan yang berjarak ± 5 Kilometer. Luar biasa
beberapa pengalaman membuat berkesan sekaligus menguji kesabaran karena banyak
menguras emosi...^_^
Tiba di lokasi pukul 14.30 dan sudah ditunggu oleh para warga dan panitia kurban rekan mitra
SF, setelah persiapan beberapa tools untuk keperluan dokumentasi, satu per satu domba
yang sudah dipersiapkan di sebelih. Gelak tawa dan candaan bahagia khas daerah mengiringi
proses pemotongan hewan kurbannya, belum lagi dengan sifat beberapa domba yang sulit
tenang ketika akan di foto, sepertinya dombanya kurang fotogenic...^_^
Alhamdulillah ketika proses pemotongan selesai, terucap berbagai do’a dari masyarakat
sekitar yang bahagia bisa mendapatkan daging hewan kurban. Masyarakat kampung
sekitaran tempat pemotongan memang termasuk jarang sekali mengkonsumsi daging,
sehingga ketika ada yang berkurban masyarakat sangat antusias membantu proses
memotongan sampai beres membagikan kepada masyarakat yang berhak mendapatkan. Dari
saya pribadi ketika mendapatkan senyum bahagia dan merasakan langsung kondisi di
lapangan ikut merasakan kebahagiaan masyarakat sekitar, jarak jauh serta berbagai
tantangan di jalan terbayar sudah, bahkan tidak jarang saya dan rekan saya mendapatkan
uacapan do’a dan terima kasih juga sudah mau jauh- jauh datang ke kampungnya.
Saya juga ingin menyampaikan ucapan sekaligus do’a kepada Bapak dan Ibu para Muqorib
yang sudah menitipkan hewan kurbannya di Sinergi Foundation dalam program Green
Qurbannya,
Jazakallahu khoiron Katsiro
Semoga Allah Suhbanallahu Wa Ta’ala membalas rizki yang telah diberikan untuk berkurban
ini dengan yang lebih, dan mendapatkan keberkahan dalam segala akivitasnya.

Kalau perjalannan pulangnya sepertinya tidak usah disampaikan, yang jelas dengan segala
kondisi dan tenaga yang tersisa saya dan rekan saya kang Aldi ingin cepat pulang ke Bandung
untuk memberikan dokumen untuk laporan hasil monitoring juga.

Semoga bisa memberikan gambaran tentang pengalaman saya dan rekan saya kang Aldi di
lapangan dalam prosen monitoring kurban di daerah rest Area KM 97 Purwakarta. Mohon
kalau ceritanya kurang menarik,,,^_^.

Salam,
Asep Rohmana dan Aldi.

You might also like