You are on page 1of 33

ANALISIS PEMILIHAN GUDANG MENGGUNAKAN

METODE AHP

Nama Kelompok:
Besti Pratiwi (4413100011)
Raka Dwi Setyanegara (4413100027)
Bima Erza Zakaria (4412100004)
Imam Syafi’I Mustofa (4412100017)
Muhammad Wahyu Nuryahya (4412100031)

Dosen:
Ir. Tri Achmadi, Ph.D.
Achmad Mustakim, S.T., M.T.

Jurusan Transportasi Laut


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2015
2
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kemurahan hati, petunjuk, rahmat
serta hikmat-Nya Tugas Makalah ini dapat selesai. Tidak lupa penyusun ucapkan terima
kasih kepada dosen kami, Bapak ​Achmad Mustakim, S.T., M.T.​, yang senantiasa
mengarahkan kami dalam proses pengerjaan Tugas Makalah ini. Begitu juga untuk
teman-teman yang selalu memberikan inspirasi dan semangat untuk dapat menyelesaikan
Tugas Makalah ini sesuai dengan yang direncanakan. Serta semua pihak yang turut
membantu, yang tidak dapat dapat disebutkan satu persatu disini.
Kami berharap semoga Tugas Makalah ini kedepannya bisa bermanfaat bagi mahasiswa
yang membutuhkan. Penyusun juga menyadari bahwa Tugas Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya demi kesempurnaan Tugas Makalah ke depannya, kritik dan
saran sangat kami harapkan. Selebihnya penyusun mohon maaf apabila ada kata yang salah
dan kurang berkenan di hati. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih.

Surabaya, 31 Desember 2015

Penyusun
4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
Batasan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


1.1 Landasan Teori
Metode AHP
Metode ​Goal Progamming

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Analisa Data
3.2 Metode AHP
3.3 Metode ​Goal Programming

BAB IV Pengumpulan dan Pengelolahan Data


Pengumpulan Data PT. Petrokimia Gresik
Sejarah Singkat PT. Petrokimia Gresik
Visi
Misi
Tata Nilai
Struktur Organisasi PT Petrokimia Gresik
Kapasitas Produksi

Fasilitas Infrastruktur
5

Anak Perusahaan & Usaha Patungan


Lingkungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
AHP

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


Hasil Penelitian Menggunakan AHP
Hasil Penelitian Menggunakan ​Goal Programming

BAB VI KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan Analisis Kasus pada PT. PELINDO III
1.2 Kesimpulan Pemilihan Rute Pendulum Nusantara

BAB VII PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
6

DAFTAR TABEL

Tabel 1Jarak Rute Pendulum Koridor I


Tabel 2 Jarak Rute Pendulum Koridor II
Tabel 3 Jarak Rute Pendulum Koridor III
Tabel 4 Jarak Rute Pendulum Koridor IV
Tabel 5 Perbandingan Total Biaya Tiap Rute
Tabel 6 Biaya Tender Untuk Tiap Rute
Tabel 7 Unit Cost Tiap Rute Best Case
Tabel 8 Unit Cost Pada Worst Case
Tabel 9 Hasil Pembobotan ​Strength
Tabel 10 Hasil Pembobotan ​Weakness
Tabel 11 Hasil Pembobotan ​Opportunity
Tabel 12 Hasil Pembobotan ​Threat
Tabel 13 Hasil Pembobotan SWOT
7

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Analisis SWOT
Gambar 2 Bentuk Diagram Pohon
Gambar 3 Bentuk Graf
Gambar 4 Diagram Matrik SWOT
Gambar 5 Alternatif Rute Pendulum Koridor I
Gambar 6 Alternatif Rute Pendulum Koridor II
Gambar 7 Alternatif Rute Pendulum Koridor III
Gambar 8 Alternatif Rute Pendulum Koridor IV
Gambar 9 Posisi Perusahaan Pada Diagram Analisis SWOT
8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia merupakan Negara agraris, Negara yang sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani. Dan para petani sangat membutuhkan pupuk untuk
meningkatkan hasil produktif tanamannya. Kebutuhan akan pupuk semakin meningkat
terlebih mendekati musim tanam. Oleh karena itu perlu adanya upaya antisipasi agar para
petani di derah tidak kesulitan memperoleh pupuk pada saat musim tanam tiba. Sehingga
banyak produsen pupuk diantaranya salah satu produsen pupuk nasional yang ada di Gresik,
meningkatkan kapasitas produksinya. Karena itu perlu adanya dukungan lokasi gudang
penyangga yang strategis dan pola distribusi pupuk yang baik sehingga tidak terjadi
kelangkaan pupuk.
PT. Petrokimia Gresik adalah perusahaan yang bergerak dibidang penghasil pupuk.
Kontrak pembangunannya ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 1964, dan mulai berlaku
pada tanggal 8 Desember 1964. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada
tanggal 10 Juli 1972, yang kemudian tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi PT
Petrokimia Gresik.
Untuk memenuhi permintaan konsumen di daerah Jawa Timur, maka diperlukan
pengadaan gudang penyangga guna menjamin tersedianya pupuk pada petani. Dalam
pengadaan gudang penyangga perusahaan menggunakan sistem sewa dengan alasan untuk
memudahkan pemindahan lokasi gudang dalam mengantisipasi permintaan yang bersifat
fluktuatif, hal ini terjadi karena sifat konsumsi pupuk-pupuk yang tergantung pada musim.
Pada saat musim kering permintaan pupuk akan menurun namun produksi tetap berlangsung
seperti biasa, sehingga mengakibatkan stock dalam gudang meningkat dan sering terjadi
proses penyimpanan pupuk di area ​open storage ​atau bias juga mengalami ​over space,​
sehingga ​performance ​gudang bias menurun.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam memilih lokasi gudang penyangga pada
jaringan distribusinya meliputi jalur yang akan ditempuh dan pengiriman barang berdasarkan
permintaan maka diguakan ​goal programming d​ an metode AHP.
9

1.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
● Mengetahui letak gudang penyangga yang paling optimal sehingga dapat
memenuhi kebutuhan pupuk di daerahnya
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
● Pengambilan data dilakukan disalah satu produsen pupuk nasional berlokasi di
Gresik.
● Pupuk yang dibahas adalah pupuk bersubsidi yaitu pupuk Urea.
● Lokasi gudang penyangga dibatasi hanya pada wilayah Kediri, Jombang,
Nganjuk, Lamongan dan Bojonegoro.

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
● Mengetahui letak gudang penyangga yang paling optimal
10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Metode ​Analitical Hierarchy Process​ (AHP)

Pengertian Metode AHP


AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas
L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi
kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan
sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur
multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria,
dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah
yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur
menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan
sistematis.
AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode
yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada
subkriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai
kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.

Kelebihan dan Kelemahan AHP


Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan
dalam system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :
1. Kesatuan (Unity)
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model
yang fleksibel dan mudah dipahami.
2. Kompleksitas (Complexity)
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan
pengintegrasian secara deduktif.
11

3. Saling ketergantungan (Inter Dependence)


AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak
memerlukan hubungan linier.
4. Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem
ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.
5. Pengukuran (Measurement)
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
6. Konsistensi (Consistency)
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang ​digunakan untuk
menentukan prioritas.
7. Sintesis (Synthesis)
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya
masing-masing alternatif.
8. Trade Off
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang
mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.
9. Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil
penilaian yang berbeda.
10. Pengulangan Proses (Process Repetition)
12

AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan
mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.

Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:

Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini

berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan

subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti

jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.

Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian

secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari

kebenaran model yang terbentuk

Metode ​Goal Progamming


Goal Programming merupakan aplikasi khusus dari ​Linear Programming (LP) yang
dikembangkan oleh Charnes dan Coopers pada 1961 dan Lee dan Ignazio pada 1970an.
Teknik ​Goal Programming merupakan salah satu teknik dalam mathematical
programmingyang tidak bekerja atas dasar “optimasi” tetapi “pemuasan” tujuan. Secara
umum, aplikasi ​Goal Programming dalam dunia nyata lebih cocok karena pada kenyataannya
seringkali pengembangan sua-tu aktivitas ekonomi tidak didasarkan pada satu tujuan tetapi
lebih dari satu tujuan.
Perbedaan mendasar dari ​Goal Programming terhadap LP terletak pada fungsi tujuan
dan eksistensi deviational variables. Fungsi tujuan dalam ​Goal Programming adalah selalu
minimisasi dari jumlah deviational variables. Sementara deviational variables merupakan
ekspresi dari penyimpangan penyimpangan dari target (tujuan) yang ditetapkan. Pada
da-sarnya, deviational variables terbagi menjadi dua, yaitu penyimpangan dibawah target dan
penyimpangan diatas target. Dengan demikian, jika deviational variables dapat diminimisasi
maka tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai, dan sebaliknya.
Terdapat dua macam ​Goal Programming,​ yaitu :
13

1. Goal Programming dengan tujuan tanpa dengan bobot (tanpa prioritas). Beberapa
tujuan yang diasumsikan di dalamnya memiliki tingkat prioritas yang sama tetapi
memiliki bobot (​penalty​) ketidaktercapaian yang berbeda-beda.
2. Goal Programming dengan prioritas. Pada jenis ini diasumsikan bahwa setiap tujuan
memiliki prioritas-prioritas yang berbeda. Solusi terbaik untuk tujuan dengan prioritas
tertinggi akan dicapai terlebih dahulu dan baru kemudian prioritas yang lebih rendah
berikutnya
(Paramu & Fathorrozi, 2011)
Dalam proses ​Goal Programming ​sendiri secara umum, biasanya dapat dilakukan
cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
2. Membentuk fungsi tujuan yang akan dicapai
3. Menentukan fungsi kendala
4. Proses peramalan
5. Permodelan optimasi
6. Analisis hasil
(Surbakti, Abusini, & A, 2008)
14

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Analisa Data


Prosedur dalam menganalisa data-data yang kami dapatkan, kami menganalisanya
dengan 2 cara :
3.2 Metode AHP
Bila menggunakan metode AHP, maka analisa data dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
3.3 Metode ​Goal Programming
Dengan metode ​Goal Programming​ , maka dapat dilakukan analisa sebagai berikut :
1. Menentukan tingkat prioritas setiap ​goal
2. Menentukan pembobotan dari setiap ​goal
3. Menentukan inisial ​Linier Programming (​ ​Functional & Goal Constraint)​
4. Tahap analisis dan penyelesaian
5. Penentuan set prioritas terbaik (​New Linier Programming​)
(Paramu & Fathorrozi, 2011)
15

BAB IV
Pengumpulan dan Pengelolahan Data
Pengumpulan Data PT. Petrokimia Gresik

Sejarah Singkat PT. Petrokimia Gresik


PT Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia, yang pada
awal berdirinya disebut Proyek Petrokimia Surabaya. Kontrak pembangunannya
ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 1964, dan mulai berlaku pada tanggal 8 Desember
1964. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 10 Juli 1972,
yang kemudian tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi PT Petrokimia Gresik.
Perubahan status perusahaan :
1. Perusahaan Umum (Perum)
PP No. 55/1971
2 Persero
PP No. 35/1974 jo PP No. 14/1975
3 Anggota Holding PT Pupuk Sriwidjaja (Persero)
PP No. 28/1997
4. Anggota Holding PT Pupuk Indonesia (Persero)
SK Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia, nomor : AHU-17695.AH.01.02
Tahun 2012
PT Petrokimia Gresik menempati lahan seluas 450 hektar berlokasi di Kabupaten
Gresik, Propinsi Jawa Timur.

Visi
Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan
produknya paling diminati konsumen.

Misi
● Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada
pangan.
● Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional dan
pengembangan usaha perusahaan.
16

● Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional dan


berperan aktif dalam ​community development.

Tata Nilai
● Safety​ (Keselamatan) - Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta
pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan operasional.
● Innovation​ (Inovasi) - Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis
● Integrity​ (Integritas) - Mengutamakan integritas di atas segala hal.
● Synergistic Team​ (Tim yang Sinergis) - Berupaya membangun semangat kelompok
yang sinergistik.
● Customer Satisfaction​ (Kepuasan Pelanggan) - Memanfaatkan profesionalisme untuk
peningkatan kepuasan pelanggan.
Akronim dari Tata Nilai PT Petrokimia Gresik adalah FIRST, dengan proses
pembentukan akronim sebagai berikut :
17

Struktur Organisasi PT Petrokimia Gresik

Kapasitas Produksi
18

(*) Kapasitas satu pabrik di PT


Petrokimia Gresik. Pengembangan Petroganik dilakukan di seluruh Indonesia, bekerjasama
dengan investor daerah setempat.
Selain menghasilkan dan memasarkan produk pupuk dan non pupuk, PT Petrokimia
Gresik juga menawarkan berbagai bentuk jasa & pelayanan, antara lain meliputi : jasa
pelabuhan, keahlian, fabrikasi, penelitian laboratorium, konstruksi & rancang bangun,
pendidikan & latihan, dan lain-lain.
19

Fasilitas Infrastruktur
a) Dermaga

PT Petrokimia Gresik memiliki dermaga bongkar muat berbentuk hurut “T” dengan
panjang 625 meter dan lebar 36 meter. Dermaga dilengkapi dengan continuous ship unloader
(CSU) berkapasitas 8.000 ton/hari, 2 unit cangaroo crane dengan kapasitas 7.000 ton/hari, 2
unit ship loader dengan kapasitas masing-masing 1.500 ton/hari, belt conveyor sepanjang 22
km, serta fasilitas pemipaan untuk untuk bahan cair. Pada sisi laut dermaga dapat disandari
dengan 3 buah kapal berbobot mati 40.000 ton, dan pada sisi darat dapat disandari kapal
dengan bobot mati 10.000 ton.
b) Pembangkit​​ Tenaga Listrik
Untuk memenuhi kebutuhan dan menjamin keberlanjutan pasokan daya listrik demi
kelancaran operasional pabrik, PT Petrokimia Gresik mengoperasikan gas turbine generator
(GTG) dan steam turbine generator (STG) yang mampu menghasilkan daya listrik sebesar 53
MW.
c) Unit ​Penjernihan​​ Air

PT Petrokimia Gresik memiliki 2 unit penjernihan air yang terletak di Gunungsari


Surabaya, memanfaatkan air sungai Brantas, dan di Babat Lamongan , memanfaatkan air
sungai Bengawan Solo. Kapasitas total air yang dialirkan ke Gresik dari 2 unit penjernihan
air tersebut sebesar 3.200 m3/jam.
d) Unit ​Pengolahan​​ Limbah
20

Sebagai perusahaan berwawasan lingkungan PT Petrokimia Gresik terus berupaya


meminimalisir adanya limbah sebagai akibat dari proses produksi, sehingga tidak
membahayakan lingkungan sekitarnya. PT Petrokimia Gresik melakukan pengelolaan limbah
dengan menggunakan sistem reuse, recycle dan recovery (3R) dengan dukungan : unit
pengolahan limbah cair berkapasitas 240 m3/jam, fasilitas pengendali emisi gas di setiap unit
produksi, di antaranya bag filter, cyclonic separator, dust collector, electric precipitator (EP),
dust scrubber, dll.
e) Sarana Distribusi

Untuk memperlancar distribusi pupuk ke petani, PT Petrokimia Gresik mempunyai


gudang utama di Gresik, ratusan gudang penyangga dan distributor, serta ribuan kios resmi
yang tersebar di semua provinsi di Indonesia.
f) Laboratorium
Laboratorium Produksi, Laboratorium Kalibrasi, Laboratorium Uji Kimia,
Laboratorium Uji Mekanik, Laboratorium Uji Kelistrikan, Uji valve, Uji Permeabilitas
Udara, dll.
g) Kebun Percobaan (Buncob)
21

Untuk menguji hasil riset dan formula yang diperoleh di laboratorium, PT Petrokimia
memiliki kebun percobaan seluas 5 hektar yang dilengkapi dengan fasilitas laboratorium
untuk tanah, tanaman dan kultur jaringan, rumah kaca, mini plant pupuk NPK, pabrik pupuk
organik (Petroganik), pupuk hayati dan Petroseed (benih padi bersertifikat).
Secara umum buncob berfungsi untuk tempat pengujian produk komersil,
percontohan pemeliharaan tanaman & ternak, indikator lingkungan, penelitian dan
pengembangan produk inovatif, media belajar dan studi wisata bagi pelajar, mahasiswa,
petani, dan masyarakat umum, serta sarana pendidikan dan latihan. Di kebun percobaan ini
setiap tahun diadakan Petro Agrifood Expo dalam rangka HUT PT Petrokimia Gresik.
h) Unit Utilitas Batubara

Memiliki kapasitas steam 2 x 150 ton/jam, serta tenaga listrik sebesar 32 MW. Unit
ini dilengkapi dengan dermaga khusus batubara berkapasitas 10.000 DWT.

Anak Perusahaan & Usaha Patungan


a) Subsidiary Companies

b) Perusahaan​​ ​Patungan
PT KAWASAN INDUSTRI GRESIK (KIG)
Bisnis Utama:
22

Menyiapkan lahan, sarana, prasarana dan berbagai fasilitas yang diperlukan untuk menunjang
kegiatan aneka industri, termasuk di dalamnya Kawasan Berikat (Export Processing Zone).
Saham PT Petrokimia Gresik : 35%

PT PETRONIKA
Bisnis Utama:
Produsen bahan platicizer Diocthyl Phthalate (DOP)
Saham PT Petrokimia Gresik : 20%

PT PETROCENTRAL
Bisnis Utama:
Produsen Sodium Tripoly Phosphate (STPP)
Saham PT Petrokimia Gresik : 9,8%

PT PETRO JORDAN ABADI


Bisnis Utama:

Produsen Asam Fosfat (Phosphoric Acid)


Saham PT Petrokimia Gresik : 50%

Lingkungan
a) Kebijakan Sistem Manajemen Pt Petrokimia Gresik
PT Petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya
yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen dengan kinerja unggul
dan berkelanjutan, melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen
Lingkungan, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara
terintegrasi dengan komitmen :
1. Menjamin kepuasan pelanggan dengan menyediakan produk pupuk, produk kimia dan
jasa tepat mutu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat tempat, tepatwaktu, dan tepat harga.
23

2. Mencegah pencemaran lingkungan signifikan dengan mengendalikan emisi udara,


limbah cair, limbah padat dan kebisingan serta menerapkan ​Reduce, Recycle,​
dan ​Reuse​ (3R).
3. Mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta kerusakan sarana dan prasarana
dengan mengendalikan potensi bahaya sehingga tercipta budaya dan sistem kerja yang
aman.
4. Mentaati dan mematuhi Peraturan Perundangan dan persyaratan lainnya yang berlaku;
tanggap terhadap isu-isu K3, lingkungan global dan konservasi sumber daya alam;
menerapkan​Responsible Care​ dan ​Corporate Social Responsibility​ (CSR).
Kebijaksanaan ini dikomunikasikan kepada seluruh karyawan, rekanan, pemasok dan
pemangku kepentingan lainnya untuk dipahami dan keefektifannya ditinjau secara berkala
sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
b) Maksud Dan Tujuan Pengelolaan Lingkungan
Mewujudkan lingkungan yang serasi dan baik di Kompleks Industri Petrokimia
Gresik dan sekitar perusahaan, sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Mewujudkan perusahaan sebagai pembina dan pendukung dalam mewujudkan lingkungan
yang baik.
c) Pola Pengelolaan Lingkungan
1) Pendekatan Teksosi
TEKNOLOGI
Memanfaatkan teknologi guna pencegahan dan, pengendalian potensi pencemaran dan
pemulihan lingkungan
SOSIAL EKONOMI
Ikut berperan serta dalam pengembangan wilayah.
INSTITUSIONAL
Pengembangan koordinasi dan kerjasama, baik intern maupun ekstern, dalam upaya
pengelolaan lingkungan, mengingat bahwa penyelesaian masalah lingkungan
memerlukan keterkaitan dengan berbagai pihak (masyarakat dan pemerintah).
2) S
​ trategi

Strategi yang diterapkan untuk mencapai maksud dan tujuan adalah:


● Pemilihan design/teknologi yang ramah lingkungan.
24

● Mengoperasikan unit-unti produksi secara optimal dengan efisiensi tinggi,


dengan memperhatikan Mutu, Lingkungan dan Keselamatan Kerja
● Mengoperasikan unit-unit pengendali dan pengolah limbah, serta melakukan
pemantauan rutin sebagai sarana pengendalian.
● Melakukan upaya meminimalisasi buangan/limbah
● Selalu mengupdate & mengevaluasi peraturan yang terkait dengan
pengelolaan lingkungan.
● Melakukan penataan ruang sesuai kebutuhan dan berupaya meningkatkan daya
dukung lingkungan.
● Membina kepekaan, kesadaran dan kepedulian lingkungan
● Mengembangkan kerjasama dengan instansi terkait.
● Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001.
3) Organisasi
Dibentuk Biro Lingkungan sebagai unit kerja yang secara khusus menangani
permasalahan lingkungan sejak tahun 1990, sekarang namanya berubah menjadi
Departemen Lingkungan dan Katiga (Dep. LK3).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi aspek yang sangat penting dalam
setiap pekerjaan yang dilakukan di PT. Petrokimia Gresik, agar tercipta lingkungan kerja
yang aman, sehat dan berbudaya K3. Komitmen ini tercermin dalam penempatan
“Keselamatan dan Kesehatan Kerja” di urutan pertama Budaya Perusahaan (5 Tata Nilai).
a) Budaya Perusahaan
25

● Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian lingkungan hidup


dalam setiap kegiatan operasional.
● Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan.
● Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis
● Mengutamakan integritas di atas segala hal.
● Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik.
Sebagai penerapan aspek utama dalam setiap pertimbangan pelaksanaan pekerjaan di
PT Petrokimia Gresik, K3 tidak dapat dipisahkan dari upaya pencapaian “Operation
Excellence” yang menjadi cita-cita setiap perusahaan. Berbagai program kerja peningkatan
digalakkan demi tercapainya “​Health, Safety, Environmental (HSE) Excellence​” sebagai
faktor pendukung penerapan “​Operation Excellence​” di PT Petrokimia Gresik.
Dengan profil jumlah pekerja di atas 3 ribu orang , luas area 450 ha, dan memiliki 21
plant per 2013, usaha pencapaian tujuan “​HSE (Health, Safety, Environmental) Excellence​”
yang mendapat dukungan penuh dari manajemen puncak ini menjadi program prioritas
perusahaan.
Komitmen Manajemen Puncak dalam hal penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja tertuang dalam integrasi sistem manajemen dalam bentuk “Kebijakan Sistem
Manajemen PT Petrokimia Gresik”, sebagaimana tercantum di bawah ini.
b) Kebijakan Sistem Manajemen Pt Petrokimia Gresik
PT Petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya
yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen dengan kinerja unggul
dan berkelanjutan, melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen
Lingkungan, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara
terintegrasi dengan komitmen :
1. Menjamin kepuasan pelanggan dengan menyediakan produk pupuk, produk kimia dan
jasa tepat mutu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat tempat, tepatwaktu, dan tepat harga.
2. Mencegah pencemaran lingkungan signifikan dengan mengendalikan emisi udara,
limbah cair, limbah padat dan kebisingan serta menerapkan ​Reduce, Recycle, dan
Reuse ​(3R).
26

3. Mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta kerusakan sarana dan prasarana
dengan mengendalikan potensi bahaya sehingga tercipta budaya dan sistem kerja yang
aman.
4. Mentaati dan mematuhi Peraturan Perundangan dan persyaratan lainnya yang berlaku;
tanggap terhadap isu-isu K3, lingkungan global dan konservasi sumber daya alam;
menerapkan Responsible Care dan Corporate Social Responsibility (CSR).
Kebijaksanaan ini dikomunikasikan kepada seluruh karyawan, rekanan, pemasok dan
pemangku kepentingan lainnya untuk dipahami dan keefektifannya ditinjau secara berkala
sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
Beberapa program kerja dan sistem yang telah dan akan diimplementasikan di PT
Petrokimia Gresik untuk mencapai “​HSE Excellence”​ di bidang ​Petrochemical dan
Manufacture,​ antara lain :

1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), berdasarkan


PERMENAKER 05/1996
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), berdasarkan PP
50/2012
3. ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan
4. Zero Accident
5. LTI-free manhours
6. Program Pola Hidup Sehat (PPHS)
7. Contractor Safety Management System (​ CSMS)
27

8. Process Safety Management​ (PSM)


9. Behaviour Based Safety (​ BBS)
Kinerja PT Petrokimia Gresik di bidang penerapan K3 sepanjang tahun 2012 sampai
April 2013 dapat direfleksikan dari pencapaian​Lost Time Injury ​(LTI)-​free
manhours ​53.763.409 juta jam kerja, dengan 2582 hari kerja aman (HKA). Diterimanya
penghargaan “Nihil Kecelakaan” (​Zero Accident award)​ yang dilengkapi dengan diraihnya
tingkat penerapan “Memuaskan” (Bendera Emas) dalam sertifikasi Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), berdasarkan PP 50/2012.
c) Kegiatan Dalam Rangka Bulan K3 Nasional
PT Petrokimia Gresik melalui Departemen LK3 nya secara rutin dan
berkesinambungan melakukan berbagai kegiatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan
pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan terhadap pentingnya penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam pekerjaan sehari-hari. Sehingga ke depannya diharapkan tidak akan
terjadi kecelakaan kerja yang merugikan pekerja, perusahaan maupun masyarakat sekitar.
Kegiatan yang bersifat promosi dan edukasi, serta melibatkan semua elemen
perusahaan ini dilaksanakan sepanjang tahun, terutama dalam rangka Bulan K3 Nasional,
yang diperingati setiap tanggal 12 Januari.
d) Bagian Pmk
Departemen LK3 PT Petrokimia Gresik memiliki Bagian PMK yang berkewajiban
untuk mengidentifikasi dan mitigasi potensi risiko kebakaran, menyediakan dan melakukan
pemeriksaan berkala terhadap peralatan pemadam kebakaran di seluruh area perusahaan ,
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang penanggulangan kebakaran kepada
semua karyawan dan mitra kerja PT Petrokimia Gresik. Bagian PMK juga merupakan
pusat ​Rescue and Response ​Team PT Petrokimia Gresik.
Kelengkapan ​rescue and response equipment,​ antara lain :
1. 2 Fire truck dengan media pemadam air kapasitas 2000 liter dan 9500 liter.
2. 4 Fire truck dengan media pemadam kombinasi air dan foam kapasitas
masing-masing 4000 liter air dilengkapi 1000 liter foam, 3000 liter air dilengkapi 300
liter foam, 4500 liter air dilengkapi 250 liter foam, dan 4500 liter air dilengkapi 1000
liter foam.
3. 1 Back up Fire truck dengan media pemadam air.
28

4. 1 Rescue truck yang dilengkapi dengan peralatan rescue untuk semua jenis kejadian
darurat.
5. 2 Mobil ambulance
6. 3 Rubber boat untuk area pelabuhan dan laut.
Sebagai bagian dari program ​Corporate Social Responsibility (​CSR) dan wujud
kepedulian terhadap warga sekitar perusahaan, Tim Pemadam Kebakaran, serta Resque and
Response Team PT Petrokimia Gresik siap memberikan bantuan pertolongan apabila terjadi
kebakaran di lokasi warga dengan radius sekitar 5 km dari wilayah perusahaan.

Dalam makalah kelompok kami ini, kami mengambil suatu ​case​ permasalahan dalam
Setelah melakukan pendekatan penelitian, akhirnya kami dapatkan data-data yang
diperlukan dalam penelitian kami ini. Data-data tersebut adalah sebagai berikut :

AHP
Goal Progamming
29

BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian Menggunakan AHP


Hasil Penelitian Menggunakan ​Goal Programming
30

BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan Analisis Kasus pada PT. PELINDO III


Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
dikemukakan bahwa PT. Pelindo III (Persero) harus melakukan ekspansi perusahaan untuk
menjawab rumusan masalah yang telah ada.
PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang
bergerak dalam sektor perhubungan yang diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab
untuk mengelola Pelabuhan Umum pada wilayah provinsi yang meliputi wilayah Jawa
Timur, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur. PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) memiliki kantor pusat yang
terletak di Surabaya.
Pada saat ini PT. Pelindo III (Persero) dalam masa pertumbuhan dan menurut analisis
SWOT ada empat faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan oleh PT. Pelindo
III (Persero) saat ini dan empat faktor yang dimiliki meliputi kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman itu dapat menjadi senjata bagi kemajuan perusahaan tersebut.
Pada hasil yang di dapat pada setiap unsur SWOT sebagaimana di sajikan dapat
diketahui posisi pengusahaan berada di Kuadran I yaitu Kuandran ​Expansion yang terletak
pada titik koordinat (0.8 ; 0.2). Dengan demikian strategi umum yang dapat dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan menggunakan kekuatan perusahaan dalam setiap mengambil
keputusan pada kesempatan yang ada.
Terdapat dua prioritas yang dapat dilakukan perusahaan yaitu jasa pelayanan
penyediaan kapal tunda, kapal pandu dan kapal wisata bahari dan penyediaan jasa galangan.
Strategi bisnis unit yang dapat dilakukan oleh perusahaan PT. Pelindo III telah dijelaskan
pada bab sebelumnya.

1.2 Kesimpulan Pemilihan Rute Pendulum Nusantara


Setelah dilakukan penelitian dengan metode ​decision tree pada kasus pemilihan alternative
rute Pendulum Nusantara yang memiliki ​unit cost y​ ang terendah maka diperoleh hasil rute
31

alternative rute 2 dengan ukuran kapal 2500 Teus sebagai rute yang paling optimal, dengan
unit cost Rp 10520/Teus.Nm.

BAB VII
PENUTUP

Demikian Makalah tentang Metode Pengambilan Keputusan pada Perusahaan


PELINDO III untuk kasus keadaan PT. PELINDO III dengan menggunakan metode SWOT dan
Analisis kasus pemilihan alternatif rute Pendulum Nusantara ini kami susun, semoga
memberikan manfaat untuk para pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan agar Tugas Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Sekian penutup dari Tugas
Makalah ini, penyusun ucapkan terima kasih.
32

DAFTAR PUSTAKA

Umar, H. (2005). ​Strategic Management In Action.​ Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Muharer, M. (2011). ​Managemen Strategi.

Rangkuti, F. (2004). ​Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta, Indonesia: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Pearce, R. (1997). ​Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian ​(Jilid 1


ed.). Jakarta: Binarupa Aksara.

Mulyana, D. (2004). ​Metode Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan
Ilmu Social Lainnya.​ Bandung: PT. Rosdakarya.

Arikunto, S. (2002). ​Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek .​ Jakarta : Rineka Cipta.

Moleong, L. J. (2004). ​Metodelogi Penelitian Kualitatif .​ Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

http://muhastrategik.blogspot.com/2011/07/managemen-strategi-pt-pelabuhan.html
diakses pada 22 Desember 2014 pukul 08.30 WIB.

Turban, A., & Liang. (2005). ​Decision Supprot Systems and Intelligent Systems (7th Edition
ed.). Prentice Hall.

Adinugraha, V. (2013). Sistem Pendukung Keputusan dengan metode Decision Tree Pada
Analisa Penjualan Notebook Lenovo. Surabaya.

Tsang, S., Kao, B., Yipi, K. Y., & Ho, W. S. (2009). ​Decision Tree for Uncertaion Data.
IEEEE Computer Society.
33

Tan, P.-N., & Steinbac, M. (2006). ​Introduction to Data Mining.

Sulianta, F., & Juju, D. (2010). ​Data Mining Meramalkan Bisnis Perusahaan . Jakarta: Elex
Media Komputindo.

Kusrini, & Luthfi, E. T. (2009). ​Algoritma Data Mining.​ Yogyakarta: ANDI.

Niwanputri, G. S. (2010). ​Penggunaan Pohon Dalam Decision Tree Analysis Untuk


Pengambilan Keputusan Investasi Dalam Perencanaan Bisnis. Dipetik 12 22, 2014, dari
www.student.if.itb.ac.id

You might also like