You are on page 1of 3

Analisis kondisi lingkungan

Kondisi Umum

a) Gambaran Drainase Kota Malang

Apabila diliat dari segi topografi Kota Malang yang berada pada lingkup pegunungan
berapi dan dataran tinggi dengan ketinggian antara 339-662,5 meter dpl, kemiringan medan yang
bervariasi antara 0-30%, dan permasalahan perubahan tata guna lahan serta semakin padatnya
penduduk, secara tidak langsung akan mempengaruhi penanganan sistem drainase di Kota
Malang dan sekitarnya. Sistem drainase Kota Malang berkembang dengan dua pola, yaitu saluran
drainase terbuka dan tertutup. Saluran drainase tertutup umumya merupakan peninggalan jaman
penjajahan Belanda. Kondisi bangunanya banyak mengalami penurunan kualitas seperti
terjadinya penyumbatan dan tidak berfungsinya manhole sebagai street inlet. Sedangkan saluran
drainase terbuka yang umumnya adalah bannggunan baru merupakan upaya pembanggunan yang
akan dilakukan oleh pemerintah kota dengan masyarakat setempat. Selain berfungsi sebagai
saluran pembuangan air huan, drainase di Kota Malang juga difungsikan sebagai saluran
pembuangan limbah domestik (mix drain) yang secar tidak langsung telah menimbulkan proses
sedimentasi yang dapat berakibat terhadap terjadinya luapan air. Terdapat 7 sungai bear di kota
Malang diantaranya DAS Brantas, DAS Metro merupakan Daerah Pengaliran Sungai (DAS)
Metro yang mengalir dari saluran arah Utara ke Selatan melalui bagian Barat Kota Malang. Jalan
Sukarno Hatta (DAS Bango), Jalan Terusan Borobudur sampai Kawasan Pasar Blimbing (DAS
Bango)
b) Potensi Alam
Ruang terbuka hijau di kota Malang yang berfungsi sebagai kawasan resapan air hujan
perlu dipertahankan luasannya karena akan berperan terhadap pengurangan banjir atau genangan
tidak wajar pada musim penghujan dan mempunyai potensi untuk imbuhan air tanah pada musim
kemarau . Ruang Terbuka Hijau kota Malang tahun 1995 sampai 2005 sebesar 4,6% dari total
luas ruang terbuka hijau kota Malang tahun 1995. Kapasitas infiltrasi kota Malang bervariasi,
kapasitas infiltrasi tertinggi di Hutan Arjosari Blimbing sebesar 1797,81 cm/hari, sedangkan
kapasitas infiltrasi terendah pada Taman Serayu yaitu sebesar 30,64 cm/hari. Tingkat infiltrasi
kota Malang termasuk kelas sangat tinggi atau >53 mm/jam, hal ini menunjukkan bahwa kota
Malang merupakan daerah resapan air yang sangat baik. Total kontribusi ruang terbuka hijau
dengan luas keseluruhan 49277,5 m2 memberikan supplay air tanah sebesar 13594,536 m3/jam.
Beberapa penyebab genangan air yang bisa terjadi di Malang diantaranya, yaitu
1. Kapasitas saluran yang kurang
2. Terjadinya sedimentasi
3. Terjadinya penumpukan sampah
4. Kombinasi: kapasitas kurang, proses sedimentasi, dan penumpukan sampah
5. Kondisi dimensi inlet saluran yang kurang memadai
6. Jumlah inlet drainase yang terbatas
7. Tidak tersedianya inlet menuju saluran drainase
8. Drainase terletak pada daerah cekungan 9 Kemiringansaluran drainase tidak sesuai

Daftra Pustaka :
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran
Sungai dan Hutan Lindung. Diakses pada tanggal 04 Oktober 2018

RUANG TERBUKA HIJAU http://paradigmakaumpedalaman.blogspot.com/2012/01/ruang-terbuka-


hijau.html diakses pada tanggal 04 Oktober 2018

You might also like