You are on page 1of 6

MENGENAL LEBIH DALAM ANEKA

ALAT KONTRASEPSI
Posted by: yuwielueninet on: March 24, 2008

 In: artikel
 Comment!

MENGENAL LEBIH DALAM ANEKA ALAT KONTRASEPSI

Kontrasepsi memang bukan barang aneh. Tapi sudah tahukah Anda plus-minusnya? Nah, dengan
mengenalnya secara lebih baik, Anda tak perlu bingung lagi untuk memilih.

Hampir semua pasangan suami-istri memerlukan perencanaan kehamilan dan sekaligus


membatasi jumlah anak. Karena itu, kontrasepsi dibutuhkan. Alasan penggunaan kontrasepsi
bisa macam-macam, dari menunda kehamilan, menjarangkan jarak kehamilan, sampai menyetop
kehamilan.

“Masing-masing pasangan punya alasan. Mungkin karena urusan sekolah, pekerjaan, usia,
kesehatan dan segala macam. Bisa juga karena sudah memiliki anak dan hendak menunda
kehamilan berikutnya. Atau, ya, ingin berhenti karena anak sudah banyak,” jelas dr. Andon
Hestiantoro, Sp.OG, dari RSUPN Cipto Mangunkusumo.

Seperti kita tahu, ada begitu banyak alat kontrasepsi. Secara garis besar, kontrasepsi itu dibagi
dalam tiga bagian besar. Yaitu kontrasepsi mekanik, hormonal, dan kontrasepsi mantap.

KONTRASEPSI MEKANIK

Dinamakan mekanik karena sifatnya sebagai pelindung. Maksudnya, kontrasepsi ini mencegah
bertemunya sperma dan sel telur dalam rahim. Nah, ada beberapa kontrasepsi yang termasuk
dalam golongan mekanik ini, yaitu kondom dan diafragma.

* Kondom

Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang. Setiap akan digunakan direndam dulu.
Kemudian terbuat dari linen. Kini kondom terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis.
Bentuknya seperti kantong.

Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam vagina.
Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Terlebih jika dipakai bersama dengan spermisida
(pembunuh sperma). “Rata-rata, dari 100 pasangan dalam setahun, sekitar 4 wanita yang hamil,”
ujar Andon.
Kondom harganya murah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter, tidak perlu pengawasan dan
juga bisa mencegah penularan penyakit kelamin. Tapi tidak selalu cocok terutama jika pemakai
alergi terhadap bahan karet. Dan mungkin saja terjadi kebocoran, karena bahannya yang sangat
tipis.

* Diafragma

Kontrasepsi wanita yang mirip kondom. Bentuknya seperti topi yang menutupi mulut rahim.
Terbuat dari bahan karet dan agak tebal. Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam
sekat yang dapat mencegah masuknya sperma ke dalam rahim.

Diafragma digunakan jika akan berhubungan seksual. Setelah itu bisa dilepas lagi atau tetap pada
tempatnya. Karena bahannya lebih tebal dari kondom, kontrasepsi ini tidak mungkin bocor.

* Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral. Berbentuk alat
kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes Loop).
Ada pula yang terbuat dari logam tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven) dan
mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda (Multiload).

“Yang paling terkenal Copper T dan Multiload. Kontrasepsi tersebut jadi pilihan karena
kenyamanannya. Modifikasi terbaru Copper T, yaitu Nova T memiliki keunggulan lebih
lembut,” jelas Andon.

Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda asing
dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang
telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung
jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi.

Sebagai pemakai, Anda bisa memeriksa sendiri keberadaan alat tersebut. Caranya dengan
meraba benang alat kontrasepsi tersebut di mulut rahim. Seandainya Anda sudah melakukan
pemasangan kontrasepsi ini, jangan lupa melakukan pemeriksaan ulang. Apakah itu 2 minggu
sekali, 1-2 bulan sekali, atau setiap enam bulan sampai satu tahun setelah pemasangan.
Pemakaian kontrasepsi tanpa bahan aktif Copper dapat terus berlangsung sampai menjelang
menopause. Sedangkan kontrasepsi dengan bahan aktif Copper, 3-4 tahun harus diganti.

Yang perlu diingat kontrasepsi ini bukanlah alat yang sempurna. Masih ada kekurangannya.
Misalnya, kehamilan bisa tetap terjadi, perdarahan, atau infeksi. Mungkin akibat benang dari alat
tersebut dapat merangsang mulut rahim sehingga menimbulkan perlukaan dan menganggu dalam
hubungan seksual. Pemakaian AKDR juga membuat kita lebih mudah keputihan. Karena itu
sebaiknya kontrasepsi ini tidak digunakan jika terdapat infeksi genetalia atau perdarahan yang
tidak jelas.
Keuntungannya, alat ini bisa dipakai untuk jangka panjang. Bahkan sama sekali tidak
menganggu produksi ASI, jika ibu sedang mmenyusui. “Efektifitas pemakaian kontrasepsi dalam
rahim ini, dari seribu pasangan, sekitar 5 wanita dalam setahun akan hamil,” ujar Andon.

* Spermisida

Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai membunuh sperma.
Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet vagina, tablet, atau aerosol. Sebelum melakukan hubungan
seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual
dapat dilakukan. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak dikombinasi dengan alat
lain, seperti kondom atau diafragma. “Dari 100 pasangan dalam setahun, ada 3 wanita yang
hamil. Tapi karena sering salah dalam pemakaiannya, bisa terjadi sampai 30 kehamilan,” jelas
Andon.

Diakuinya, banyak wanita merasa tak nyaman menggunakan spermasida. “Keluhannya, tidak
enak dan timbul alergi,” ujar Andon kemudian. Selain itu, pemakaiannya agak merepotkan
menjelang hubungan senggama. Pasangan pun sulit mencapai kepuasan.

KONTRASEPSI HORMONAL

Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron sampai kombinasi estrogen dan
progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk.

Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur
dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat
lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur
jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur.

* Pil atau Tablet

Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan keluhan.
Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini
menduduki jumlah kedua terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai
variasi. Ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara
hormon progesteron dan estrogen.

Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu
sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet
pil kombinasi dan 7 tablet plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus,
kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat
dengan pola pengaturan haid (sekuensial).

Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau progesterogenik, melalui
penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB
dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil
dengan efek estrogen rendah.
Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung,
tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi,
Sedangkan yang berkomponen progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi
berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering.

Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium.
Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah, juga rasa mual sampai muntah, pusing,
mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi
hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI.

Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit
endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid.

Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000
pasangan dalam setahun.

* Suntikan

Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan
(Cyclofem).

Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini
juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.

Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan
dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali.
Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000
pasangan dalam setahun.

* Susuk

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri atas.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul.
Kini sedang diuji coba susuk satu kapsulimplanon). Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon
atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit.
Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.

Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon). Sekarang ada
pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa
dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000
pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.

Efek sampingnya berupa gangguan menstruasi, haid tidak teratur, bercak atau tidak haid sama
sekali. Kecuali itu bisa menyebabkan kegemukan, ketegangan payudara, dan liang senggama
terasa kering. Kendala lainnya dalam pencabutan susuk yaitu sulit dikeluarkan karena mungkin
waktu pemasangannya terlalu dalam. Hal tersebut dapat menimbulkan infeksi.

KONTRASEPSI MANTAP

Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Caranya, suami-
istri dioperasi (vasektomi untuk pria dan tubektomi untuk wanita). Tindakan dilakukan pada
saluran bibit pada pria dan saluran telur pada wanita, sehingga pasangan tersebut tidak akan
mendapat keturunan lagi.

Dedeh Kurniasih.

Aman Bagi Pasangan Baru Menikah

Jika Anda baru menikah dan belum berencana punya anak, gunakanlah metoda sederhana untuk
menunda kehamilan. Apa saja itu?

1. KONDOM

Sperma yang keluar akan ditampung oleh kondom, sehingga tidak masuk ke dalam rahim.
Kegagalan mungkin saja terjadi. Biasanya karena kondom robek dan bocor.

2. PANTANG BERKALA

Untuk menghindari kehamilan, lakukan hubungan intim hanya saat istri dalam masa tidak subur.
Ini bisa dilakukan pada pasangan yang istrinya mempunyai siklus haid teratur. Kerjasama dan
pengertian suami sangat dibutuhkan dalam hal ini.

3. SENGGAMA TERPUTUS

Cara ini mungkin bisa menghindari kehamilan. Konsepnya, mengeluarkan alat kelamin
menjelang terjadinya ejakulasi. Cuma, cara ini memang agak mengganggu kepuasan kedua belah
pihak. Tingkat kegagalannya cukup tinggi, 30-35 persen. “Ini lebih disebabkan suami tidak bisa
mengontrol, sehingga sperma tetap saja tertumpah di mulut rahim dan tetap bisa masuk vagina.”
ujar Andon.

Dedeh

Cocok Tidaknya Pilihan Anda


Tidak cocok jika:

* Berat Tubuh Tidak Stabil

Apakah tubuh menjadi kurus atau gemuk? Seandainya ada perubahan dari berat normal,
kemungkinan kontrasepsi yang digunakan tidak cocok.

* Timbul Rasa Nyeri

Bisa nyeri kepala, nyeri otot, kram perut.

* Perubahan Emosi

Muncul gelisah, depresi, dan sebagainya.

* Pola Haid Terganggu

Darah keluar menjadi banyak sekali, sedikit, atau tidak ada sama sekali.

* Timbul Keputihan

Jumlahnya banyak dan mengandung bau.

Possibly related posts: (automatically generated)

 Mau Mengenal Lebih Dalam Tentang Rekam Medis


 11 Mitos tentang Kondom

Tags: kondom, kontrasepsi, seks

You might also like