Professional Documents
Culture Documents
Tahun 2018
RENCANA KONTIJENSI
BIDANG KESEHATAN
3
Nag. Timpeh
99 0000 0
9900 000
Nag. Tabek
S
Skala 1 : 600.000
Nag. IV Koto P.Punjung
0 5 10 20
Nag. Ranah Palabi Kilometers
1°0 '0"S
Nag. Sinamar
0°0 '0" 0°0 '0"
98 5000 0
9850 000
1°3 0'0"S
100°0'0"E 102°0'0"E
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kabupaten Dharmasraya merupakan wilayah yang memiliki resiko terjadi
bencana alam seperti Banjir, tanah lonsor, gempa bumi , Banjir Bandang dan
lain lain. Untuk mengurangi jumlah kerusakan fisik dan korban manusia akibat
dari suatu kejadian bencana perlu dilakukan penanganan yang komprenhensif
khususnya bidang kesehatan. Penanganan kegawatdaruratan mengalami
perubahan paradigma, bukan hanya pada upaya tanggap darurat dan
rehabilitasi, tetapi dimulai dari upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan
sebelum suatu bencana benar-benar terjadi. Disamping itu juga sangat potensial
terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) atau Wabah Penyakit menular seperti Diare,
DBD, Rabies dan penyakit menular lainya.
Beberapa kejadian bencana besar, KLB/Wabah penyakit menular di
Kabupaten Dharmasraya antara lain Diare Kecamatan Pulau Punjung Tahun
2006, Banjir di Abai Siat Kecamatan Koto Besar dan Kecamatan Pulau Punjung
Tahun 2010, 2015, 2016 dan 2018, banjir di Timpeh tahun 2011, banjir di
Padang Lawas tahun 2016 dan 2018. Semua kejadian tersebut di atas
menimbulkan krisis kesehatan antara lain timbulnya konsentrasi
massa/pengungsian, lumpuhnya akses jalan, korban meninggal (banjir di
Timpeh), korban luka, masalah pangan dan gizi, masalah ketersedian air bersih,
masalah sanitasi lingkungan, terganggunya pengawasan vektor, penyakit
menular, masalah Post Traumatic Stress/gangguan jiwa, kelangkaan tenaga
kesehatan dan diskoordinasi. Hal ini tentunya akan mengganggu jalannya
pembangunan khususnya pembangunan kesehatan.
Untuk mencegah atau mengurangi korban dan dampak yang ditimbulkan
akibat bencana khususnya bencana Banjir yang mungkin terjadi dan masalah
kesehatan dapat di tanggulangi secara cepat, tepat dan terpadu maka diperlukan
suatu perencanaan yang baik.
2. IX Koto 4 21 9.173
3. Timpeh 5 21 16.052
4. Sitiung 4 22 27.517
52 262 229.312
2. Keadaan Demografis
Penduduk Kabupaten Dharmasraya berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik berjumlah 229.312 jiwa, terdiri dari 118.800 jiwa laki laki dan 110.512
jiwa perempuan dengan 57.106 kk dan rata-rata anggota keluarga 4,15.
Kepadatan penduduk 80,97 Per Km2 jumlah penduduk dengan usia produktif
berjumlah 151.804 jiwa, Lansia 15.593 jiwa dan usila yang berresiko berjumlah
6.422 jiwa.
Rasio beban tanggungan penduduk Kabupaten Dharmasraya sebesar
33,8% dengan penyebaran jumlah penduduk di Kabupaten Dharmasraya
terbesar terdapat di kecamatan Pulau Punjung dengan jumlah 41.276 jiwa diikuti
kecamatan Koto Baru dengan jumlah 34.397 jiwa dan Kecamatan Sitiung dan
Koto Besar 27.517 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di
Kabupaten Padang Laweh dengan jumlah 6.879 jiwa. Sebagian besar profesi
penduduk Kabupaten Dharmasraya adalah:
- Pertanian 70,83, %
- Industri 5,94 %
- Perdanganan 5,46 %
- Jasa 8,93 %
- Lain lain 8,84 %
C. POTENSI BENCANA
Dipandang dari sudut kebencanaan, Kabupaten Dharmasraya
berpotensi dilanda beberapa ancaman bencana, seperti : banjir, tanah
longsor, angin putting beliung, gempa bumi, kerusuhan social dan lain-lain.
Banjir dan tanah longsor hampir setiap tahun melanda Kabupaten
Dharmasraya dan banjir tersebut menyebabkan Kerusakan rumah, lahan
pertanian, fasilitas umum dan infranstruktur pemerintah. Sedangkan tanah
longsor terjadi pada daerah jauh dari pemukiman, sehingga tidak
menimbulkan dampak yang berarti pada masyarakat.
KEBAK PUTTING
Bencana BANJIR LONSOR GEMPA TAWURAN KLB
ARAN BELIUNG
Lokasi
Pulau Punjung
IX Koto
Timpeh
Sitiung
Koto Baru
Padang Laweh
Koto Salak
Sungai Rumbai
Asam Jujuhan
Tiumang
Koto Besar
Keterangan :
Potensial
Kurang Potensial
D. PENILAIAN RISIKO
Penilaian Risiko didasari dengan dua penilaian ancaman yaitu dengan
menilai probabilty yaitu kemungkinan terjadinya bencana dan dampak kerugian
atau kerusakan ditimbulkan dengan asumsi skoring sebagai berikut :
1. Skala probalitas
Tabel 3 :
MATRIX PENILAIAN RISIKO DI KABUPATEN DHARMASRAYA
Banjir
Tanah Longsor
Konflik
Puting Beliung
Kebakaran
Gempa
KLB/WABAH
No Variabel
A. Bahaya - Frekwensi 2 2 1 1 1 1 2
- Intensitas 2 2 1 1 1 1 1
- Dampak 2 2 2 1 1 1 1
- Keluasan 2 1 1 1 1 1 1
- Durasi 2 1 1 1 1 1 2
SUB TOTAL 10 8 6 5 5 5 7
B. Kerentaan - Fisik 2 1 2 2 2 2 1
- Sosial 2 1 1 1 1 1 1
- Ekonomi 2 1 1 1 1 1 1
- Lingkungan 2 1 1 1 1 1 1
SUB TOTAL 8 4 5 5 5 5 4
C. Manajemen - Kebijakan 1 1 1 1 1 1 1
- Kesiapsiagaan 1 1 1 1 1 1 1
- PSM 1 1 1 1 1 1 1
SUB TOTAL 3 3 3 3 3 3 3
NILAI AKHIR 21 15 14 13 13 13 14
E. SKENARIO KEJADIAN
Kabupaten Dharmasraya yang terletak di dataran tinggi bagian tengah
Sumatera tergolong rawan terhadap banjir yang menimbulkan banyak dampak
Untuk penentuan kejadian, dianggap terjadi banjir pada hari XXX tanggal
DD Oktober 2018 pukul 18.40 WIB di Kecamatan Pulau Punjung dan Kecamatan
Timpeh khususnya di kenagarian Gunung Silasih dan kenagarian Tabek
Penyuberangan dan Pinang Makmur, kemungkinan akses jalan akan putus dan
sebagian besar daerah di kecamatan Timpeh akan terisolir, sehingga distribusi
bantuan akan mengalami kesulitan . Disamping itu banyak pemukiman warga
yang terendam banjir dan sangat diperlukan bantuan dari TRC untuk proses
evakuasi warga dan mencari daerah pengungsian yang aman.
Tingkat ancaman yang terjadi dapat berupa ancaman ringan, sedang dan
berat. Tingkat ancaman terhadap Kabupaten Dharmasraya dalam Perencanaan
Kontinjensi ini adalah ancaman ringan, sehingga skenario yang digunakan adalah
skenario ringan. Gambaran ancaman sedang yang akan terjadi sebagai berikut :
Banjir diperkirakan terjadi dalam durasi 24 jam karena banyaknya sungai
yang bermuara di daerah dataran rendah dapat cepat membawa air yang
menggenangi pemukiman. Walaupun terjadi dengan cepat, fenomena ini
berpotensi menimbulkan bencana bagi masyarakat yang bermukim di daerah
tersebut. Mulai dari sarana dan prasarana termasuk fasilitas umum.
Sebagai dampak dari banjir tersebut, maka bentuk kerusakan yang
ditimbulkan adalah rusaknya beberapa bangunan dan terendamnya kandang
1. Penduduk
Dari data Statistik penduduk yang bermukim di daerah rawan banjir
tersebut berjumlah 20.601 jiwa. Dengan dampak yang demikian, maka
perkiraan korban yang ditimbulkan pada nagari yang rawan banjir adalah sebagai
berikut :
3. Ekonomi
Ditinjau dari sektor ekonomi, bencana Banjir yang melanda Kabupaten
Dharmasraya akan berdampak terhadap kerusakan pada berbagai fasilitas
perekonomian, diantaranya :
4. Lingkungan
Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap
kerusakan ekosistem dan lingkungan.
1. Sawah 23 ha
2. Ladang 17 ha
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
B. RUANG LINGKUP
Rencana Kontijensi Penanggulangan Bencana Banjir ini
merupakan dokumen daerah yang memuat tentang kebijakan, strategi,
manajemen, upaya-upaya dan aspek koordinasi dalam penanggulangan
bencana Banjir dan saat terjadi bencana (saat terjadi kedaruratan) dengan
cakupan kebencanaan kejadian Banjir yang melanda hampir 15 % wilayah
kabupaten Dharmasraya.
C. PENGERTIAN
1. Kontijensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan
segera terjadi, atau mungkin juga tidak akan terjadi;
BAB III
KEBIJAKAN UMUM DAN STRATEGI
A. KEBIJAKAN
Dalam rangka penanganan terhadap korban yang ditimbulkan Banjir
maka perlu diambil beberapa kebijakan agar semua korban dapat segera
tertolong dan berbagai fasilitas dan infrastruktur dapat diperbaiki. Sehingga
nantinya semua aktifitas masyarakat dapat berjalan normal kembali.
B. STRATEGI
BAB IV
URAIAN KEGIATAN DAN PEMBIAYAAN
SEKTOR KESEHATAN
A. SITUASI
Banjir yang melanda Nagari di Kabupaten Dharmasraya dapat menimbulkan
korban sebagai berikut :
Korban terancam sebanyak 12.354 jiwa
Diprediksi akan meninggal sebanyak 1 jiwa
Mengungsi ± 1.555 jiwa.
2. Tujuan Khusus
Tersedianya informasi yang akurat tentang jumlah korban dan
masalah kesehatan akibat Banjir
Terlaksananya pelayanan medis secara optimal bagi korban
Banjir .
Tertangani masalah kesehatan jiwa secara paripurna baik bagi
korban maupun keluarga korban
3. Sasaran
Masyarakat yang terancam bencana Banjir
Total
Jenis Harga
NO Standar Kebu Jumlah
Kebutuhan Satuan
tuhan
A Kebutuhan Pra
hospital
1 Obat, Sarana dan
Tenaga Kesehatan
Obat & bahan 30% per
1
habis pakai orang 10 paket 5.000.000 50.000.000
3 Statescope 2 per 10 buah 100.000 1.000.000
Posko
4 Tensi meter 2 per 10 buah 1.300.000 13.000.000
Posko
5 Minor Surgery 1 per 5 paket 300.000 1.500.000
Posko
6 Tandu 2 per 10bh 700.000 7.000.000
Posko
7 Tenda (Pos Kes 1 per 5 bh dipinjamka
Darurat) Posko n
8 Velbed 5 bh 450.000 2.250.000
9 Genset 5 bh 5.000.000 25.000.000
10 Kantong Mayat 10 bh disediakan -
11 Ambulance 5unit disediakan -
12 Kendaraan roda 4 5 unit disediakan -
13 Label Korban 20 10.000 200.000
14 Handy Talky (HT) 10 bh 2.000.000 20.000.000
15 Radio Rig 5 bh 4.000.000 20.000.000
16 ATK 1.000.000 1.000.000
17 Dr. Umum 2 per Posko 10 Org - -
20 Perawat 20 Org - -
(paramedis)
21 Tenaga Surveilans 1 per Posko 5 Org - -
22 Sanitarian 5 Org - -
23 Ahli Gizi 1 Org - -
26 Sopir 10 Org - -
2 Pelayanan
Kesehatan Pra
Hospital
1 Tim TRC 20 org 100.000 2.000.000
(Triase Korban,
Evakuasi,
Pelayanan Pos
Yankes darurat)
2 Tim RHA 2org 100.000 200.000
5 Pelayanan 42 OH 50.000 2.100.000
B Kebutuhan
Hospital
1 Dr. Umum / BSB 5 Org
2 Dr. Sp. Bedah 1 Org
4 Dr. Sp. Anak 1 org
5 Dr. Sp. PD 1 org
6 Perawat 30 org
(paramedis)
7 Analis 2 org
9 Farmasi (obat- disediakan
obatan)
10 Jasa Pelayanan 28.000.000
Kesehatan Hospital
Jumlah 187.500.000,-
Keterangan :
- Tim reaksi cepat pelayanan kesehatan : 2 Tim (2 Titik Rawan)
- Tim RHA : 2 Tim
- Posko Kesehatan di 3 Lokasi (5 buah)
Kec. Pulau Punjung ( Pulau Punjung )
Kec. Timpeh (Tabek dan Pinang Makmur)
Kec. Padang Laweh (SP 8)
Puskesmas buka 24 jam sebanyak 3 unit
BAB V
EVALUASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
4. Rencana Kontijensi ini dapat diuji / dipraktekan bila terjadi bencana dengan
melaksanakan kegiatan yang tercantum dalam rencana kontijensi sesuai
kebutuhan dari masing – masing sektor.
5. Apabila terjadi bencana Banjir, segera saat itu juga rencana kontijensi
ditetapkan menjadi rencana operasi tanggap darurat yang disesuaikan
dengan kejadian.
6. Apabila tidak terjadi bencana, rencana kontijensi ini akan ditinjau kembali
pada tahun berikutnya dengan catatan akan disesuaikan proyeksi
kebutuhannya secara berkala melalui rapat berkala dengan sektor terkait.
BAB VI
PENUTUP
LAMPIRAN
1. LAMPIRAN REKAPITULASI SUMBER DAYA