You are on page 1of 6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Lingkungan

Akuntansi manajemen lingkungan (Environmental Management


Accounting) merupakan salah satu sistem dari akuntansi lingkungan yang
menjelaskan sejumlah persoalan mengenai persoalan penguantifikasian dampak-
dampak bisnis perusahaan ke dalam sejumlah unit moneter.

The International Federation of Accountants (1998) dalam Ikhsan (2009)


mendefinisikan akuntansi manajemen lingkungan sebagai: “Pengembangan
manajemen lingkungan dan kinerja ekonomi seluruhnya serta implementasi dari
lingkungan yang tepat – hubungan sistem akuntansi dan praktik

EMA dirumuskan berdasarkan dua pendekatan yaitu pertama prosedur


aliran fisik atas konsumsi dan pembuangan material dan energi (material flow
balance procedure), kedua prosedur pengukuran nilai atas biaya, penghematan dan
pendapatan (monetary procedure) yang berhubungan dengan kemungkinan
dampak lingkungan. Kedua pendekatan tersebut sebagai dasar dalam
mengidentifikasi, mengukur dan mengalokasikan biaya lingkungan. Bagi manajer
hal ini penting sebab selain dapat dihasilkan harga pokok produksi yang tepat atas
lokasi biaya lingkungan, juga sebagai dasar pengendalian biaya lingkungan
dimasa yang akan datang. Sehingga dapat dihasilkan produk yang ramah
lingkungan.

Aspek-aspek yang menjadi bidang akuntansi lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Pengakuan dan identifikasi pengaruh negatif aktifitas bisnis perusahaan


terhadap lingkungan dalam praktek akuntansi konvensional.
2. Identifikasi, mencari dan memeriksa persoalan bidang akuntansi
konvensional yang bertentangan dengan kriteria lingkungan serta
memberikan alternatif solusinya.
3. Melaksanakan langkah-langkah proaktif dalam menyusun inisiatif untuk
memperbaiki lingkungan pada praktik akuntansi konvensional.
4. Pengembangan format baru sistem akuntansi keuangan dan nonkeuangan,
sistem pengendalian pendukung keputusan manajemen ramah lingkungan.
5. Identifikasi biaya-biaya (cost) dan manfaat berupa pendapatan (revenue)
apabila perusahaan lebih peduli terhadap lingkungan dari berbagai
program perbaikan lingkungan.
6. Pengembangan format kerja, penilaian dan pelaporan internal maupun
eksternal perusahaan
7. Upaya perusahaan yang berkesinambungan, akuntansi kewajiban, resiko,
investasi biaya terhadap energi, limbah dan perlindungan lingkungan
8. Pengembangan teknik-teknik akuntansi pada aktiva, kewajiban dan biaya
dalam konteks non keuangan khususnya ekologi.

2.2 Tujuan EMA sangat bermanfaat bagi perusahaan

EMA sangat bermanfaat bagi perusahaan antara lain:

1. Kemampuan secara akurat meneliti dan mengatur penggunaan bahan-


bahan, termasuk polusi/sisa volume, jenis-jenis lain dan sebagainya.
2. Kemampuan mengidentifikasi, mengestimasi, mengalokasikan, mengatur
atau mengurangi biaya-biaya, khususnya biaya yang berhubungan dengan
lingkungan.
3. Informasi yang lebih akurat dan lebih menyeluruh dalam mendukung
penetapan dari dan keikutsertaan di dalam program-program sukarela,
penghematan biaya untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Bukan malah
makin mencemarkan lingkungan
4. Informasi yang mengukur dan melaporkan kinerja lingkungan, seperti
meningkatkan citra perusahaan pada stakeholder, pelanggan, masyarakat
lokal, karyawan, pemerintah dan penyedia keuangan.

2.3 Bagaimana dampak lingkungan yang belum diterapkannya akuntansi


manajemen lingkungan dalam perusahaan

Adanya permasalahan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh


perusahaan manufaktur. Permasalahan lingkungan akibat proses produksi
perusahaan banyak ditemukan misalnya pada kasus pencemaran lingkungan yang
menyebabkan menurunnya kadar kualitas air di sekitar industry yang berdekatan
dengan rumah penduduk.

Ketidaktepatan perhitungan atas volume (dan biaya) atas bahan baku yang
terbuang. Berapa sebenarnya biaya limbah? Sebelum diterapkannya akuntansi
manajemen lingkungan akan menghitungnya sebagai biaya pengelolaannya, yaitu
biaya pembuangan atau pengolahan. Tetapi setelah menerapkan EMA, EMA akan
menghitung biaya limbah sebagai biaya pengolahan ditambah biaya pembelian
bahan baku. Sehingga biaya limbah yang dikeluarkan lebih besar (sebenarnya)
daripada biaya yang selama ini diperhitungkan.

2.4 Bagaimana meminimalisirkan permasalahan lingkungan yang


diakibatkan oleh perusahaan tersebut bagi rumah penduduk di sekitarnya?
Perusahaan dapat menghitung biaya limbah sebagai biaya pengolahan
ditambah biaya pembelian bahan baku. Biaya lingkungan dalam perusahaan
sangat perlu di perhatikan untuk meminimalisirkan permasalahan lingkungan
yang berakibat juga terhadap perusahaan. Biya lingkungan berhubungan dengan
kreasi, deteksi, perbaikan, dan pencegahan degradasi lingkungan. Dengan definisi
ini, biaya lingkungan dapat diklasifikasikan mnjadi empat kategori:

1. Biaya pencegahan (prevention cost)

Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah


diproduksinya limbah dan/atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan. Contoh-contoh aktivitas pencegahan adalah evaluasi dan pemilihan
pemasok, evaluasi dan pemilihan alat untuk mengendalikan polusi, desain proses
dan produk untuk mengurangi atau menghapus limbah, melatih pegawai,
mempelajari dampak lingkungan,

pelaksanaan penelitian lingkungan, pengembangan sistem manajemen


lingkungan, daur ulang produk, dan pemerolehan sertifikasi ISO 14001.

2. Biaya deteksi (detection cost)

Adalah biayabiaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan apakah


produk, proses dan aktivitas lainnya di perusahaan telah memenuhi standar
lingkungan yang berlaku atau tudak. Standard lingkungan dan prosedur yang
diikuti oleh perusahaan didefinisikan dalam tiga cara yaitu peratuan pemerintah,
standar sukarela (ISO 14001) yang dikembangkan oleh International Standards
organization, dan kebijakan lingkungan yang dikembangkan oleh manajemen.
Contoh-contoh aktivitas deteksi adalah audit aktivitas lingkungan, pemeriksaan
produk dan proses agar ramah lingkungan, pengembangan ukuran kinerja
lingkngan, pelaksanaan pengujian pencemaran, verifikasi kinerja lingkungan dari
pemasok, dan pengukuran tingkat pencemaran.

3. Biaya kegagalan internal (internal failure cost)


Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya
limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Jadi, biaya kegagalan
internal terjadi untuk menghilangkan dan mengolah limbah dan sampah ketika
diproduksi. Aktivitas kegagalan internal bertujuan untuk memastikan bahwa
limbah dan sampah yang diproduksi tidak dibuang ke lingkungan luar dan untuk
mengurangi tingkat limbah yang dibuang sehingga jumlahnya tidak melewati
standar lingkungan. Aktivitas kegagalan internal misalnya pengoperasian
peralatan ntuk mengurangi atau menghilangkan polusi, pengolahan dan
pembuangan limbah beracun, pemeliharaan peralatan polusi, lisensi fasilitas untuk
memproduksi limbah, dan daur ulang sisa bahan.

4. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost)

Adalah biaya biaya untk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah atau
sampah ke dalam lingkungan.

2.5 Pendekatan apa saja dalam merumuskan EMA?

Terdapat dua pendekatan dalam merumuskan EMA :

a. Monetary Accounting (berbasis pada monetary procedure) merupakan


upaya mengidentifikasi, mengukur dan mengalokasikan biaya lingkungan
berdasarkan perilaku aliran keuangan dalam biaya tersebut.
b. Physical Accounting (berbasis pada material flow balance procedure)
adalah suatu pendekatan untuk mengidentifikasi berbagai perilaku sumber
biaya lingkungan. Hal ini akan berguna bagi manajemen untuk dasar
alokasi biaya lingkungan yang terjadi.

EMA merupakan konsep komprehensif untuk mengidentifikasi sumber biaya


dan mengukur biaya lingkungan. Menurutnya limbah menjadi mahal bukan
karena biaya pembuangannya, tetapi karena terbuangnya nilai beli bahan.
Sehingga limbah merupakan pertanda inefisiensi produksi. Namun EMA
mempunyai kelemahan, yaitu kurang bakunya definisi atas biaya lingkungan dan
tarikan kepentingan dari pihak manajemen dalam melaporkan biaya lingkungan.

You might also like