You are on page 1of 25

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DI RUANG IRD BEDAH RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO


MAKASSAR

ANDI ARMAWATI, S.Kep


17.04.002

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
2018
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)

Nama Pasien (Inisial) : An S


Diagnosa Medis : TBI

1. Masalah Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan proses terjadinya inflamasi
2. Tindakan Keperawatan
Pemberian obat melalui intravena
3. Rasional Tindakan
Pemberian obat intravena adalah Memberikan obat melalui suntikan kedalam
pembuluh darah vena yang dilakukan pada vena anggota gerak (DEPKES RI
1995 ). Tujuan dari pemberian obat itravena adalah mempercepat reaksi obat
sehingga obat langsung masuk ke sistem sirkulasi darah (DEPKES RI 1995 ).

4. Prinsip Tindakan

a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter

Persiapan Alat

1. Spuit dan jarum steril


2. Obat yang diperlukan ( vial atau ampul )
3. Bak spuit steril
4. Kapas alkohol
5. Kassa steril untuk membuka ampul ( bila perlu )
6. Karet pembendung atau tourniquet
7. Gergaji ampul ( bila perlu )
8. 2 bengkok ( satu berisi cairan desinfektan )
9. Pengalas ( bila perlu )
10. Sarung tangan steril
11. Daftar / formulir pengobatan

Cara Kerja

1. Cek instruksi / order pengobatan


2. Perawat mencuci tangan
3. Siapkan obat, masukkan obat dari vial atau ampul dengan cara yang benar
4. Identifikasi klien (mengecek nama)
5. Beritahu klien / keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan serta
tujuannya
6. Bantu klien untuk posisi yang nyaman dan rileks / berbaring dengan tangan
dalam keadaan lurus
7. Membebaskan area yang akan disuntik dari pakaian
8. Pilih area penyuntikan yang tepat (bebas dari edema, massa, nyeri tekan,
jaringan parut, kemerahan / inflamasi, gatal)
9. Tentukan dan cari vena yang akan di tusuk (vena basilika dan sefalika)
10. Memakai sarung tangan
11. Membersihkan tempat penyuntikan dengan mengusap kapas alkohol dari arah
atas ke bawah menggunakan tangan yang tidak untuk menginjeksi
12. Lakukan pembendungan di bagian atas area penyuntikan dan anjurkan klien
mengepalkan tangan
13. Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil menunggu
antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit
14. Pegang spuit dengan salah satu tangan yang dominan antara ibu jari dan jari
telunjuk dengan telapak tangan menghadap ke bawah
15. Regangkan kulit dengan tangan non dominan untuk menahan vena, kemudian
secara pelan tusukkan jarum dengan lubang menghadap ke atas kedalam
vena dengan posisi jarum sejajar dengan vena
16. Pegang pangkal jarum dengan tangan non dominan sebagai fiksasi
17. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger, bila terhisap darah lepaskan
tourniquet kepalan tangan klienkemudian dorong obat pelan - pelan kedalam
vena
18. Setelah obat masuk semua, segera cabut spuit, bekas tusukan ditekan dengan
kapas alkohol
19. Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan kapnya (guna mencegah
cidera pada perawat) pada tempat pembuangan secara benar
20. Melepaskan sarung tangan dan merapihkan pasien
21. Membereskan alat - alat
22. Mencuci tangan
23. Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan (dosis, waktu, cara) pada
lembar obat atau catatan perawat.
24. Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit)

5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan

Nyeri pada daerah penusukan,resiko infeksi jika tindakan tidak bersih,


plebitis, masuknya udara ke dalam pembuluh darah.

6. Evaluasi Diri

Hasil yang didapat dari tindakan ini adalah bahwa pasien dapat mengatasi
nyeri.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)

Nama Pasien : An.A


Diagnose Medis : TBI
1. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Pola Napas
2. Tindakan Keperawatan
Memberikan Oksigen Nasal Kanul 3 Liter/menit
3. Rasional Tindakan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk memberikan tambahan oksigen pada
klien yang mengalami sesak napas akibat perubahan membran alveolar
kapiler. Terapi oksigen yaitu memasukkan oksigen tambahan dari luar ke
paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan
pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi sehingga konsentrasi
oksigen dalam darah meningkat. Tujuan pemberian yaitu:
a) Klien dengan kadar O2 rendah dari hasil Analisa Gas Darah
b) Klien dengan peningkatan kerja napas, dimana tubuh berespon terhadap
keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernapasan
serta adanya kerja otot-otot tambahan pernapasan,
c) Klien dengan peningkatan kerja miokard dimana jantung berusaha untuk
mengatasi gangguan O2 melalu peningkatan laju pompa jantung yang
adekuat.
4. Prinsip Tindakan
1) Pemberian Posisi semifowler
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi
d. Memastikan selanag O2 tidak bocor
e. Humidifier berada pada level yang tepat
f. Jauh dari api
2) Persiapan alat
a. Tabung O2 / O2 sentral pada dinding
b. Selang O2
3) Prosedur tindakan
a) Tahap interaksi
 Mengecek program terapi
 Mencuci tangan
 Menyiapakan alat
b) Tahap orientasi
 Memberikan salam dan sapa pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
 Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
c) Tahap kerja
 Menjaga privacy pasien
 Mempersiapkan pasien
 Mengatur posisi pasien semifowler
 Menyiapkan selang O2 dan disambungkan ke tabung O2
 Memastikan humidifier berada pada posisi yang tepat
 Sesuaikan aliran O2 sesuai advise
 Memakainkan nasal kanul pada pasien
 Fiksasi selang O2
d) Tahap terminasi
 Melakukan evaluasi tindakan
 Berpamitan dengan pasien
 Mencuci tangan dan dokumentasi
5. Bahaya terhadap tindakan yang dilakukan
Bahaya : Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus-menerus pada
klien dapat menyebabkan Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah
yang terlalu tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori
diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar
penulran penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga
memperbesar penularan penyakit melalu secret dari satu pasien ke pasien
lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh
klien.
Pencegahan : Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan,
mengecek cairan humidifier apakah masih terisi dan selalu memonitor
pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang
mencul secara periodic setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-
obatan tertentu, dan latihan fisik.
6. Tindakan lain yang dapat dilakukan
1) Memonitor status respirasi pasien
2) Fisioterapi dada
7. Evaluasi diri
Pemberian oksigen nasal kanul 3 liter/menit saya lakukan tanpa ditemani
perawat ruangan. Pada saat pemberian saya tidak sengaja memutar roll
humidifier secara cepat hingga 10 liter sehingga pasien menjadi kaget karena
aliran oksigennya begitu keras.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
Nama : Ny.S
Diagnosa medis :
1. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mucus dalam
jumlah berlebihan.
2. Tindakan Keperawatan
Pemberian Terapi Nebulizer Combivent 1 amp
3. Rasional Tindakan
Tujuan dilakukan nebulizer adalah mengencerkan sekret, mengobati
peradangan saluran nafas atas, melegakan saluran nafas. Alat Nebulizer
berguna untuk masalah dengan saluran pernapasan seperti batuk, untuk
mengeluarkan lendir di paru-paru/dada dan mengencerkan dahak.
4. Prinsip Tindakan
Nebulizer merupakan tindakan keperawatan dengan prinsip bersih karena
bukanlah tindakan invasif. Prinsip-prinsip pelaksanaan nebulizer, seperti
menyiapkan alat-alat dan bahan (mesin nebulizer dan masker, obat). Klien
diposisikan semifowler. Suara nafas, denyut nadi, status respirasi dan saturasi
oksigen diukur sebelum dan sesudah tindakan. Ajarkan klien cara menghirup
yang benar.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Bahaya yang dapat terjadi yaitu pengendapan aerosol di dalam saluran
pernapasan, mual, muntah, tremor, bronkospasme dan takikardi.
6. Tindakan Lain yang Dapat Di lakukan
a. Pemeriksaan suara nafas
b. Memposisikan pasien semifowler
7. Evaluasi Diri
Dapat melakukan pemberian terapi nebulizer tanpa bantuan dari perawat
sesuai dengan
prosedur yang ada.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
Nama :
Diagnosa medis :

1. Masalah Keperawatan
Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
2. Tindakan Keperawatan
Kolaborasi pemasangan infus Asering 14 tetes/menit
3. Rasional Tindakan
Pemasangan infus bertujuan untuk :
a. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
b. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi
4. Prinsip Tindakan
Tindakan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui
intravena (infus). Pemberian cairan infuse dapat diberikan pada pasien yang
mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini
membutuhkan kesterilan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh
darah. Pemberian cairan melalui infuse dengan memasukkan ke dalam vena
(pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan (vena safalika basilica dan
mediana kubiti), pada tungkai (vena safena), atau pada vena yang ada di
kepala, seperti vena temporalis frontalis (khusus untuk anak-anak).
5. Bahaya terhadap tindakan yang dilakukan
a. Kontaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode
tertentu
b. Iritasi Vaskular, misalnya phlebitis kimia
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Mengobsevasi tanda-tanda vital.
b. Menganjurkan klien untuk banyak minum dan makan makanan bergizi
selain itu juga mengkonsumsi buah-buah yang mengandung air.
7. Evaluasi Diri
Selama praktik di IRD anak suatu kebanggaan bagi saya dapat memasang
infuse pada anak usia 2 tahun dan itu berhasil tanpa bantuan dari perawat.
Bagi saya pemasangan infuse bukan mrpkan hal yang kecil sehingga tidak
dapat sembarangan melakukannya apa lagi pada pasien anak.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
Nama :
Diagnosa medis :

1. Masalah Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan asam lambung.
2. Tindakan Keperawatan
Pemberian obat melalui Intravena (Injeksi bolus) obat Ranitidine dan
Ketorolac
3. Rasional Tindakan
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga
obat langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. Injeksi dalam
pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu
waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi,
lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai
penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan
kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan
dengan protein atau butiran darah.
4. Prinsip Tindakan
Memberikan injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan
dengan menggunakan teknik steril. Seteleh jarum menembus kulit muncul
resiko infeksi.
Alat-Alat Bolus :
a. Obat dalam bentuk vial/ampul sudah di dalam spuit sesuai dengan dosis
yang di resepkan
b. Kapas alcohol
c. Bengkok
d. Tempat obat
Prosedur Tindakan Bolus :
a. Komunikasi
b. Persiapan alat
c. Cuci tangan, pakai sarung tangan
d. Offkan tetesan cairan infus
e. Klem selang infus
f. Pada karet yang ada di selang infus terdapat tanda seperti bulatan yaitu
untuk titik penyuntikan atau ada juga terdapat lubang buka tutup khusus
untuk membolus.
g. Jika menggunakan lubang buka tutup khusus langsung memisahkan spuit
dengan jarum/nedelnya kemudiah spuit di masukan dan di putar sampai
pas jaka sudah dorong spuit secara perlahan dan sealu kominikasi dengan
pasien agar pasien rilexs, sengusap ngusap pembuluh darah vena pasien
agar obat masuk dengan lancar. Dorong hingga habis
h. Jika menggunakan karet yang ada di selang infus maka harus menencari
titik penyuntikan yang sudah di beri tanda dengan lingkaran, jika sudah
ketemu tusukan perlahan jarum dan spuit di karet lalu dorong spuit secara
perlahan dan sealu kominikasi dengan pasien agar pasien rilexs, sengusap
ngusap pembuluh darah vena pasien agar obat masuk dengan lancar.
Dorong hingga habis
i. Cabut spuit/jarum bersihkan kembali dengan alcohol
j. Merapihkan alat.
5. Bahaya Terhadap Tindakan yang Di lakukan
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat
koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing”
langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak
turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan
terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu
pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi intravena sebaiknya dilakukan amat
perlahan, antara 50-70 detik lamanya.
6. Tindakan Lain Yang Dilakukan
a. Memonitor vital sign
b. Mengajarkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologi (Teknik Relaksasi
Nafas Dalam)
7. Evaluasi Diri
Sebelum melakukan tindakan telah dilakukan prinsip 7 B sehingga
kemungkinan kesalahan pemberian obat tidak terjadi.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
Nama :
Diagnosa medis :
1. Masalah Keperawatan
Gangguan menelan berhubungan dengan gangguan neuromuskular (nervus
vagus)
2. Tindakan Keperawatan
Kolaborasi pemasangan Nasogastric Tube (NGT)
3. Rasional Tindakan
Tujuan dilakukan pemberian nutrisi melalui NGT adalah agar nutrisi klien
terpenuhi. Menurut teori indikasi dan tujuan pemberian nutrisi melalui NGT
adalah karena gangguan menelan, penurunan tingkat kesadaran. Pada An. N
mengalami penurunan kesadaran yang mengakibatkan terjadinya gangguan
fungsi pada saraf vagus, sehingga menyebabkan klien sulit menelan bahkan
tidak mampu untuk menelan, oleh karena itu dilakukan pemasangan NGT
untuk pemberian makan melalui NGT.
4. Prinsip Tindakan
Prinsip tindakan yang dilakukan steril
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
a. Komplikasi mekanis : sondenya tersumbat atau dislokasi dari sonde.
b. Komplikasi pulmonal misalnya aspirasi
c. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnya kedudukan sonde.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
Memonitor vital sign dan pemberian nutrisi adekuat
7. Evaluasi Diri
Tindakan in idilakukan secara kolaborasi dan sudah sesuai dengan prosedur
yang ada. Mahasiswa harus lebih meningkatkan ilmu pengetahuan mengenal
prosedur pemasangan NGT dengan tepat untuk menghindari kemungkinan
kesalahn penempatan selang NGT.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
Nama :
Diagnosa medis :
1. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan pola nafas (00032) berhubungan dengan keletihan otot
pernapasan
2. Tindakan Keperawatan
Pemberian Terapi Oksigen melalui Non Rebreathing Mask (NRM) 10
Liter/menit
3. Rasional Tindakan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk mensuport transport oksigen yang
adekuat dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O2.
Pemberian oksigen lewat non rebreathing mask dimaksudkan untuk
mencukupi kebutuhan oksigen miokard dan seluruh tubuh mencapai 80-90%.
4. Prinsip Tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
d. Prosedur pemberian O2 melalui non rebreathing mask 10 L/menit:
1) Persiapan alat
a. Alat non rebreathing mask
b. Humidifier dan air aquadest
2) Prosedur tindakan :
a. Cucitangan
b. Jelaskantindakan
c. Pasangkan alat non rebreathing mask kesaluran humidifier
d. Aturtekanan O2 yang akan diberikan yaitu 10 L/menit
e. Pasangkanalat non rebreathing mask hingga tepat di hidung dan
mulut klien
f. Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran
pernapasan klien.
5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan
Bahaya yang dapat terjadi untuk pemberian O2 yang berlebihan adalah
timbulnya kondisi Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah yang
terlalu tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori
diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar
penularan penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga
memperbesar penularan penyakit melalui secret dari satu pasien ke pasien
lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh
klien.
6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan
a. Mengobservasi tanda-tanda vital
b. Mempertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
c. Memantau saturasi oksigen
7. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah
pemasangan oksigen kaji respon klien.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
Nama :
Diagnosa medis :
1. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Pola Napas
2. Tindakan Keperawatan
Memberikan Oksigen Nasal Kanul 3 Liter/menit
3. Rasional Tindakan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk memberikan tambahan oksigen pada
klien yang mengalami sesak napas akibat perubahan membran alveolar
kapiler. Terapi oksigen yaitu memasukkan oksigen tambahan dari luar ke
paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan
pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi sehingga konsentrasi
oksigen dalam darah meningkat. Tujuan pemberian yaitu:
a) Klien dengan kadar O2 rendah dari hasil Analisa Gas Darah
b) Klien dengan peningkatan kerja napas, dimana tubuh berespon terhadap
keadaan hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernapasan
serta adanya kerja otot-otot tambahan pernapasan,
c) Klien dengan peningkatan kerja miokard dimana jantung berusaha untuk
mengatasi gangguan O2 melalu peningkatan laju pompa jantung yang
adekuat.
4. Prinsip Tindakan
1) Pemberian Posisi semifowler
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi
d. Memastikan selanag O2 tidak bocor
e. Humidifier berada pada level yang tepat
f. Jauh dari api
2) Persiapan alat
c. Tabung O2 / O2 sentral pada dinding
d. Selang O2
3) Prosedur tindakan
a) Tahap interaksi
 Mengecek program terapi
 Mencuci tangan
 Menyiapakan alat
b) Tahap orientasi
 Memberikan salam dan sapa pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
 Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
c) Tahap kerja
 Menjaga privacy pasien
 Mempersiapkan pasien
 Mengatur posisi pasien semifowler
 Menyiapkan selang O2 dan disambungkan ke tabung O2
 Memastikan humidifier berada pada posisi yang tepat
 Sesuaikan aliran O2 sesuai advise
 Memakainkan nasal kanul pada pasien
 Fiksasi selang O2
d) Tahap terminasi
 Melakukan evaluasi tindakan
 Berpamitan dengan pasien
 Mencuci tangan dan dokumentasi
5. Bahaya terhadap tindakan yang dilakukan
Bahaya : Pemberian oksigen yang berlebihan dan secara terus-menerus pada
klien dapat menyebabkan Hipokapneu karena konsentrasi O2 dalam darah
yang terlalu tinggi. Sedangkan untuk prosedur yang tidak sesuai dengan teori
diantaranya adalah untuk tindakan tidak mencuci tangan dapat memperbesar
penulran penyakit, penggunaan nasal kanul yang tidak steril juga
memperbesar penularan penyakit melalu secret dari satu pasien ke pasien
lain. Penggunaan cairan humidifier yang tidak steril meningkatkan
kemungkinan kuman-kuman yang terkandung dalam air akan terhirup oleh
klien.
Pencegahan : Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan,
mengecek cairan humidifier apakah masih terisi dan selalu memonitor
pemberian O2 setiap 2 jam sekali dan selalu memantau reaksi alergi yang
mencul secara periodic setelah pemajanan terhadap alergen spesifik, obat-
obatan tertentu, dan latihan fisik.
6. Tindakan lain yang dapat dilakukan
1) Memonitor status respirasi pasien
2) Fisioterapi dada
7. Evaluasi diri
Pemberian oksigen nasal kanul 3 liter/menit saya lakukan tanpa ditemani
perawat ruangan. Pada saat pemberian saya tidak sengaja memutar roll
humidifier secara cepat hingga 10 liter sehingga pasien menjadi kaget karena
aliran oksigennya begitu keras.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)
Nama :
Diagnosa medis :
1. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Pola Napas
2. Tindakan Keperawatan
Memberikan Posisi Semi-Folwer 45 derajat
3. Rasional Tindakan
Posisi semifowler dengan derajat kemiringan 45 derajat, yaitu dengan
menggunakan gaya gravitasi untuk membantu pengembangan paru dan
mengurangi tekanan dari abdomen pada diafragma serta memberikan rasa
nyaman bagi pasien dalam beristirahat. Pemberian posisi semifowler
bermanfaat untuk memberikan kesempatan pada ekspirasi paru dan
meningkatkan ekspansi paru. Dilakukan tindakan pemberian posisi
semifowler karena pasien mengalami sesak napas, batuk berdahak dan secret
tidak bisa dikeluarkan dari jalan napas.
4. Prinsip Tindakan
1) Pemberian Posisi semifowler
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi
d. Cara/Prosedur tindakan
1) Persiapan alat
Bantal 1-3 buah
2) Prosedur tindakan
a) Tahap interaksi
 Mengecek program terapi
 Mencuci tangan
 Menyiapakan alat
b) Tahap orientasi
 Memberikan salam dan sapa pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
 Menanyakan persetujuan atau kesiapan pasien
c) Tahap kerja
 Menjaga privacy pasien
 Mempersiapkan pasien
 Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat
(30-45 derajat)
 Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika
tubuh bagian atas klien lumpuh
 Letakan bantal dibawah kepala klien sesuai dengan keinginan
klien, menaikkan lutut dari tempat tidur yang rendah
menghindari adanya tekanan di bawah jarak poplital (dibawah
lutut)
d) Tahap terminasi
 Melakukan evaluasi tindakan
 Berpamitan dengan pasien
 Mencuci tangan dan dokumentasi
5. Bahaya terhadap tindakan yang dilakukan
Bahaya : Pemberian posisi yang tidak tepat berpengaruh pada sistem
fisiologi tubuh utamanya pada sistem otot dan skeletal, sistem persyarafan,
sistem pernapasan, sistem kardiovaskuler. Terhadap sistem kardiovaskuler
ada tiga perubahan utama yaitu hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja
jantung.
Kontraindikasi : Posisi semifowler tidak bisa dilakukan pada pasien yang
post operasi servikalis vertebra, contusion serebri, dan comosio serebri.
6. Tindakan lain yang dapat dilakukan
1) Memberikan terapi oksigen
2) Memonitor status respirasi pasien
7. Evaluasi diri
Pada saat memberikan posisi semifowler saya menggunakan satu buah bantal
untuk menyokong punggung klien dengan head up tempat tidur pasien 45
derajat karena pasien menggunakan brankar orthopedic yang bisa disetel.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
(KGD)

Nama Pasien (Inisial) :


Diagnosa Medis :

1. Masalah Keperawatan
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah
2. Tindakan Keperawatan
Pemasangan infuse
3. Rasional Tindakan
Pemberian cairan melalui infus dengan memasukan ke dalam vena (pembuluh
darah) atau mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang didasarkan
atas status hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit, dan kelainan metabolik yang
tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral, memberikan
keseimbangan asam basa, memperbaiki volume komponen darah dan
memberikan nutrisi saat sistem pencernaan diistirahatkan.
4. Prinsip Tindakan

Prinsip pemasangan terapi intravena (infus) memperhatikan prinsip steril,


hal ini yang paling penting dilakukan tindakan untuk mencegah
kontaminasi jarum intravena (infus).

Indikasi pemasangan infus:

 Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan


pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena.
 Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-
menerus melalui intra vena.
 Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan
elektrolit.
 Pasien yang mendapatkan tranfusi darah.
 Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat).
 Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya
risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa),
sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat
dipasang jalur infus.
 Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi
kebutuhan dengan injeksi intramuskuler.

5. Bahaya Terhadap Tindakan Yang Dilakukan

Bila dalam pemasangan IV cateter salah bisa melukai pasien, vena menjadi

pecah atau membiru, cairan tidak bisa masuk melalui vena, bisa terjadi infeksi

jika IV cateter tidak steril. Akan terjadi flebitis/pembengkakan jika terlalu

lama di tancapkan. Maka berhati-hati dan cermat dalam memasang IV cateter

sesuai dengan prosedur karena juga bisa mengakibatkan hal-hal seperti

hematoma, infiltrasi, tromboflebitis/bengkak (inflasi pada pembuluh vena),

emboli udara, perdarahan, dan reaksi alergi.

6. Tindakan Lain Yang Dapat Dilakukan

7. Evaluasi Diri

Hasil yang didapat dari tindakan ini adalah bahwa pasien dapat memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit melalui botol infuse. Seringnya dalam
keadaan sakit pola makan seseorang berubah menjadi tidak nafsu makan
maupun minum. Padahal salah satu hal yang penting dalam mencapai
kesembuhan dari penyakit adalah factor nutrisi. Oleh karena itu untuk
mendapatkan tunjangan nutrisi yang selalu dipertahankan stabil dan adekuat
perlu dipasang infuse supaya pasien tidak dehidrasi dan tidak terjadi
kekurangan volume cairan.

You might also like