You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/317011556

SISTEM TATA KELOLA KEUANGAN INDUSTRI KECIL DAN PENGRAJIN KAYU


SEBAGAI UPAYA PENYEHATAN DAN PELAKSANAAN TANGGUNGJAWAB
SOSIAL

Conference Paper · February 2016


CITATIONS READS

0 258

2 authors, including:

Wika Harisa Putri


Universitas Janabadra
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Wika Harisa Putri on 19 May 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

SISTEM TATA KELOLA KEUANGAN INDUSTRI KECIL DAN PENGRAJIN KAYU SEBAGAI
UPAYA PENYEHATAN DAN PELAKSANAAN TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN

Wika Harisa Putri1), Irfan Bakhtiar2)


1
Fakultas Ekonomi, Universitas Janabadra
email: wikaharisa@gmail.com
2
Mahasiswa Program Magister Pemberdayaan Masyarakat, STPMD Yogyakarta
email: bakhtiarirfan@gmail.com

Abstract
Financial management is an important instrument for the corporate restructuring. The object of this
research are micro and small wood industries operated in Jogjakarta Special Province. This research found
that the micro and small wood industries facing the vulnerability in their business sustainability, caused by
weak financial management system. At the other side, the wood industry involves large number of local
labor, who depend on this sector as main family income. It means that providing jobs for local community is
one of the social contribution of wood industries. The un-sustainability of wood industry could be a
significant threat for local community. To minimize the un-sustainability threat, the wood industries should
implement a good financial management system. Corporate sustainability is not only for the benefit of
entrepreneur, but also for the benefit of the local community. This research is a descriptive research which
captures social phenomena.

Keywords: financial management, wood industry, social responsibility, poverty


memiliki persoalan terkait dengan tatakelola
1. PENDAHULUAN keuangan. Menegaskan hasil temuan diatas adalah
Paradigma pertumbuhan perusahaan saat ini penelitian yang menyatakan bahwa persoalan
difokuskan pada tiga hal yaitu keuntungan (profit), finansial pada UMKM merupakan permasalahan
masyarakat (people), dan lingkungan (planet). Hal klasik, dan banyak diantaranya tidak bisa
pertama yaitu profit, diungkapkan lebih dulu untuk memanfaatkan skema pembiayaan yang diberikan
menggarisbawahi bahwa keuntungan merupakan oleh perbankan (Syukriah & Hamdani, 2013).
modal dasar bagi perusahaan untuk dapat Informasi keuangan sangat dibutuhkan
mempertahankan eksistensinya sebelum mereka dalam pengambilan keputusan. Namun praktek
mengelola isu people dan planet secara akuntansi keuangan pada Usaha Mikro Kecil dan
memadai.Tak bisa dipungkiri bahwa eksistensi Menengah (UMKM) masih rendah dan memiliki
atau keberlanjutan usaha merupakan tujuan jangka banyak kelemahan (Suhairi, 2004). Penelitian
panjang bagi setiap pelaku usaha yang harus terdahulu menyatakan bahwa banyak UMKM yang
didesain dan dikelola sedemikian rupa secara belum menyelenggarakan praktik akuntansi apalagi
menyeluruh dalam bentuk tatakelola organisasi menggunakan informasi akuntansi secara
yang baik. maksimal dalam pengelolaan usahanya (Probosari,
Tatakelola keuangan yang merupakan 2014; Rudiantoro & Siregar, 2012). Beberapa
bagian dari sistem tata kelola organisasi temuan dari penelitian terdahulu tersebut
merupakan faktor kunci bagi keberhasilan menunjukkan bahwa di tengah lemahnya sistem
perusahaan dan mempertahankan keberlanjutan tatakelola keuangan perusahaan yang ada, secara
usaha. Meskipun tatakelola produksi merupakan aktual terdapat kebutuhan untuk memperkuat
hal yang penting, seperti telah disebutkan dalam sistem tersebut agar perusahaan mampu bertahan
penelitian terdahulu bahwa upaya perbaikan dan mencapai fokus pertama yaitu profit.
manajemen usaha dan efisiensi produksi menjadi Fokus kedua yaitu masyarakat (people) dan
hal yang penting dari upaya penguatan perusahaan fokus ketiga yaitu lingkungan (planet) sering
agar semakin kokoh menghadapi persaingan di dihubungkan dengan konteks tanggungjawab sosial
pasar bebas (Putri & Putranto, 2015), namun perusahaan dalam konsep pembangunan
secara khusus sebuah perusahaan perlu berkelanjutan. Dalam konsep tersebut, fokus kedua
memberikan atensi yang cukup dalam hal dan ketiga harus menjadi perhatian yang tidak
tatakelola keuangan. Hal ini terungkapkan juga kalah penting sebagai daya dukung perusahaan
dalam penelitian terdahulu bahwa khususnya, dalam mempertahankan eksistensinya. Tanpa
perusahaan yang berada pada skala UMKM adanya perhatian pada kedua hal tersebut,
perusahaan akan teralienasi dari lingkungan sekitar

ISBN 978-602-73690-3-0 528 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

dan pada akhirnya akan mengancam eksistensi dari


perusahaan itu sendiri.
Perubahan cara pandang yang menganggap
bahwa perusahaan merupakan sebuah entitas yang
menyatu dengan masyarakat dan lingkungan telah
melahirkan kesadaran bagi pemilik dan pelaku
usaha untuk mulai memberikan atensi pada hal-hal
yang bersifat kemasyarakatan dan kepedulian
lingkungan, dan tidak semata hanya mengandalkan
kinerja ekonomi. Karena itu banyak pelaku usaha
yang mulai mengarahkan dan mengintegrasikan
tujuan ekonomi dengan tujuan sosial dan tatakelola yang dimiliki oleh industri tersebut juga
lingkungan. masih tergolong cukup tradisional. Salah satu
Studi kali ini mencoba memotret fenomena temuan di lapangan yang mendominasi adalah
diatas dalam lingkup industri kecil dan pengrajin masih lemahnya sistem tatakelola keuangan. Selain
kayu. Industri kecil pengrajin kayu perlu penyebab terbesarnya adalah persoalan kompetensi
mendapatkan perhatian karena industri ini sumberdaya manusia yang tidak memadai, rata-rata
mendominasi jenis produk ekspor setidaknya dari mereka kurang memiliki perhatian terhadap
dalam kurun waktu 2010-2015. Sebagai pentingnya pengelolaan keuangan bagi
contohnya, untuk produk meubel pada tahun 2010 kepentingan keberlanjutan usaha. Mereka tidak
nilai ekspor Indonesia cukup besar, yaitu mencapai memahami pentingnya melakukan penyusunan
1,4 miliar dolar AS atau setara dengan 13 triliun laporan keuangan (Sofiah & Murniati, 2014).
rupiah pada saat itu (Irawati & Harini, 2013).
Penelitian terdahulu menemukan bahwa
Selain itu, industri meubel dan kerajinan kayu
perusahaan pada skala UMKM di DIY yang
didominasi oleh pelaku usaha mikro, kecil atau
menengah, terutama pada tingkat produsen barang memiliki laporan keuangan secara periodik
setengah jadi. hanyalah yang memiliki omzet diatas 2 milyar,
Dalam perekonomian Indonesia, usaha sedangkan selebihnya, mereka hanya memiliki
mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ini memiliki laporan keuangan sederhana dan belum sesuai
peran yang sangat strategis. Hal ini salah satunya dengan standar yang berlaku (SAK ETAP) (Putri
terbukti dari tingkat penyerapan tenaga kerja oleh & Putranto, 2015). Hasil studi tersebut juga
kelompok usaha ini. Dari data yang diperoleh, menunjukkan bahwa tatakelola keuangan sangat
pada tahun 2011 UMKM berhasil menyerap tenaga dipengaruhi oleh persepsi pelaku usaha terhadap
kerja domestik bagi 101 juta orang dan pada tahun pentingnya melakukan penyusunan laporan
2012 meningkat menjadi 107 juta orang, atau keuangan. Temuan tersebut membawa pertanyaan,
merupakan 97 persen terhadap keseluruhan jumlah jika demikian, bagaimana persepsi pelaku usaha
penyerapan tenaga kerja di Indonesia (Festiani, terhadap keberlanjutan usaha? Apakah mereka
2013), serta menjadi sumber pendapatan utama menyadari bahwa mempekerjakan tenaga kerja
maupun sekunder bagi rumah tangga di Indonesia. sekitar secara berkelanjutan merupakan wujud dari
(Deny, 2014). pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan?
Industri mebel dan kerajinan kayu Apakah mereka mengetahui tentang konsep
merupakan salah satu jenis komoditi yang nilai tanggungjawab sosial perusahaan? Apakah mereka
ekspornya sangat tinggi. Meubel kayu bahkan menyadari mempekerjakan tenaga kerja dari
selalu menempati tiga besar dalam data ekspor
wilayah sekitar berarti sekaligus membantu
komoditi DIY dalam beberapa tahun terakhir,
mengentaskan kemiskinan?
seperti ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Hasil ekspor tersebut hampir semuanya Keberlanjutan usaha memiliki keterkaitan
diproduksi oleh industri mebel dan kerajinan kayu yang sangat kuat dengan pelaksanaan
di DIY yang termasuk dalam kriteria industri tanggungjawab sosial perusahaan. Perusahaan
mikro dan kecil, atau menengah, sesuai dengan yang memiliki keberlanjutan usaha secara nyata
klasifikasi yang ada dalam Undang – Undang bisa melakukan tanggungjawab sosialnya secara
Nomor 20 tahun 2008, yaitu memiliki aset di luar terus menerus. Secara umum tanggungjawab sosial
tanah dan bangunan kurang dari 10 miliar rupiah perusahaan merupakan komitmen yang
dan omset kurang dari 50 miliar rupiah. Selain ciri berkesinambungan dari kalangan pelaku usaha
umum sesuai kategorisasi dalam UU No.20 Tahun untuk berperilaku secara etis dan memberi
2008 tentang modal dan omset, penggolongan kontribusi bagi perkembangan ekonomi, seraya
tersebut juga sekaligus mencirikan bahwa sistem meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan
dan keluarganya, serta komunitas lokal dan
masyarakat luas pada umumnya (WBCSD, 1999).

ISBN 978-602-73690-3-0 529 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

Hal tersebut menegaskan bahwa perusahaan bukan Beberapa hal yang seringkali menjadi
lagi sebagai entitas yang hanya mementingkan penghambat bagi UMKM untuk melakukan
dirinya sendiri saja sehingga ter-alienasi atau peningkatan tatakelola keuangan antara lain adalah
mengasingkan diri dari lingkungan masyarakat di keterkaitan dengan prospek usaha yang kurang
tempat mereka bekerja,melainkan sebuah entitas jelas serta perencanaan, visi dan misi yang belum
usaha yang wajib melakukan adaptasi kultural mantap. Hal ini terjadi karena umumnya UMKM
dengan lingkungan sosialnya (Daniri M. A., 2009). bersifat income gathering dengan ciri-ciri sebagai
Studi ini berupaya menggambarkan berikut: merupakan usaha milik keluarga,
pentingnya perusahaan dalam mempertahankan menggunakan teknologi yang masih relatif
keberlanjutan usahanya agar secara terus menerus sederhana, kurang memiliki akses permodalan
mampu melaksanakan tanggungjawab sosialnya (bankable), dan tidak ada pemisahan modal usaha
khususnya dalam hal pelibatan dan pengembangan dengan kebutuhan pribadi (Sudaryanto, Ragimun,
masyarakat dengan memperkokoh tatakelola & Wijayanti, 2012). Padahal, kebutuhan UMKM
keuangan. untuk terus mempertahankan eksistensinya sangat
penting, sehingga sistem tatakelola keuangan
2. KAJIAN LITERATUR DAN dianggap merupakan salah satu instrumen yang
PEGEMBANGAN HIPOTESIS penting dalam mempertahankan eksistensi usaha.
a. Tatakelola keuangan bagi keberlanjutan b. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
usaha UMKM Pertanggungjawaban sosial sebenarnya
Tatakelola keuangan bagi UMKM merupakan proses interaksi sosial antara
khususnya bagi industri meubel dan kerajinan kayu perusahaan dan masyarakatnya. Pada dasarnya
di propinsi DIY masih merupakan pekerjaan rumah kegiatan pertanggungjawaban sosial atau biasa
yang perlu mendapatkan perhatian yang serius dikenal dengan CSR (corporate social
khususnya bagi pelaku usaha. Hasil temuan di responsibility) sangat beragam bergantung pada
lapangan terkait keberadaan laporan keuangan proses interaksi sosial, bersifat sukarela didasarkan
pada UMKM secara umum menunjukkan bahwa pada dorongan moral dan etika, dan biasanya
UMKM sebagian besar telah memiliki laporan melebihi dari hanya sekedar kewajiban memenuhi
peraturan perundang-undangan (Daniri M. A.,
keuangan, hanya saja memang laporan keuangan
2011).
yang dimiliki masih hanya sebatas laporan Dalam prakteknya, penerapan
keuangan sederhana saja (Putri & Putranto, 2015). tanggungjawab sosial selalu disesuaikan dengan
Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan kemampuan masing-masing. Saling
UKM mempunyai peranan besar dalam penyediaan ketergantungan antara perusahaan dan masyarakat
lapangan kerja, utamanya pada tenaga kerja yang berimplikasi bahwa baik keputusan bisnis dan
berpendidikan dan berketrampilan rendah. Sektor kebijakan sosial harus mengikuti prinsip berbagi
usaha ini cukup signifikan dalam penyerapan manfaat (shared value), yaitu pilihan-pilihan yang
tenaga kerja pada penduduk di desa sehingga ada harus memberi manfaat kedua belah pihak.
keberadaannya sangat membantu bagi upaya Salah satu bentuk implementasi
penanggulangan kemiskinan dan peningkatan tanggungjawab sosial perusahaan adalah dengan
penghasilan masyarakat (Mubyarto, 2001). Untuk pemberdayaan masyarakat. Kegiatan
itu sektor usaha ini perlu ditingkatkan kinerjanya pemberdayaan masyarakat merupakan kegiatan
agar tetap bisa bertahan dan bahkan berkembang yang dilakukan secara sistematis, terencana dan
ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat. diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat
Perubahan lingkungan yang semakin cepat, guna mencapai kondisisi sosial ekonomi dan
menuntut setiap organisasi untuk melakukan kehidupan yang lebih baik.Implementasi
revitalisasi tatakelola khususnya dalam hal tanggungjawab sosial yang baik membuat
keuangan agar mereka memiliki standar dan basis masyarakat sekitar akan merasa perusahaan tidak
yang jelas dalam pengambilan keputusan bisnis. hanya mencari keuntungan semata tetapi juga
Hal ini penting karena informasi akuntansi yang peduli terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar
relevan dan akurat sangat membantu pelaku usaha dan lingkungan (Rumengan, 2011).
untuk mengambil keputusan secara tepat dan cepat Sesungguhnya substansi keberadaan
sekaligus juga melakukan pengendalian internal tanggungjawab sosial perusahaan adalah dalam
secara lebih baik. rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan itu
Pencatatan keuangan yang dilakukan dengan sendiri dengan jalan membangun kerjasama antar
cermat, juga akan membantu pengusaha dalam stakeholder yang difasilitasi perusahaan tersebut
mengendalikan keuangan perusahaan, sehingga dengan menyusun program-program
usaha yang di jalankan dapat berhasil dengan baik
(Hidayati, 2013)

ISBN 978-602-73690-3-0 530 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

pengembangan masyarakat sekitarnya (Daniri M. dibantu dengan metode statistik deskriptif. Adapun
A., 2009). populasi dan sampel, jenis dan sumber data,
Adapun implementasi kegiatan definisi operasional dan pengukuran serta metode
tanggungjawab sosial dapat dilakukan dalam analisis datanya adalah sebagai berikut :
beberapa bentuk yaitu pelibatan masyarakat, a. Populasi dan Sampel
pendidikan, penciptaan lapangan kerja, Populasi penelitian ini utamanya adalah para
peningkatan ketrampilan, pengembangan dan akses pelaku industri meubel dan kerajinan kayu di
teknologi, kesejahteraan dan peningkatan wilayah Propinsi DIY. Sedangkan Sampel yang
pendapatan, kesehatan serta investasi sosial (Jalal, diambil dalam penelitian ini adalah 55 UMKM
2013) yang tersebar di 3 Kabupaten di Daerah Istimewa
Pelibatan masyarakat sekitar sebagai tenaga Yogyakarta khususnya di Bantul dimana wilayah
kerja dalam proses produksi bisa dikategorikan ini dipilih karena berdasarkan data yang ada pada
sebagai upaya sistematis bagi perusahaan dalam Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sebagian
hal ini UMKM industri meubel dan kerajinan kayu besar pelaku industri kecil dan pengrajin mebel
dalam melaksanakan tanggungjawab sosialnya. dan kerajinan kayu berada di wilayah tersebut.
Dengan mempekerjakan warga sekitar, secara tidak Selain Bantul, dua lokasi lain yaitu Sleman dan
langsung perusahaan berkontribusi terhadap upaya Kota Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel
pengentasan kemiskinan dengan mengurangi dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan
jumlah pengangguran. nonprobability sampling yaitu dengan
c. Pengentasan Kemiskinan menggunakan purposive sampling dengan kriteria
Sesuai dengan data yang diperoleh oleh Tim sebagai berikut:
Nasional Penanggulangan dan Pengentasan 1) Merupakan UMKM (Usaha Kecil Menengah)
Kemiskinan (TNP2K), pada bulan September yang terdaftar di Dinas Perindagkop DIY.
2014, sebanyak 27,73 juta (atau 10,96%) 2) Memiliki laporan keuangan.
masyarakat Indonesia hidup di bawah garis 3) Mempekerjakan tenaga kerja dari masyarakat
kemiskinan dan sekitar separuh rumah tangga sekitar
Indonesia masih berada di seputar garis Dari 78 UMKM yang didatangi berdasarkan
kemiskinan. Pertumbuhan lapangan kerja juga data dari Dinas Perindagkop DIY, dilakukan
masih tidak seimbang dengan pertumbuhan jumlah screening terhadap kriteria sampel, yaitu apakah
penduduk (TNP2K, 2015). mereka memiliki laporan keuangan. Dari 78
Adapun bentuk upaya pengentasan sampel ditemukan 57 memiliki laporan keuangan
kemiskinan yang dapat dilakukan khususnya dalam namun 2 tidak memenuhi kriteria mempekerjakan
konteks pertanggung jawaban sosial perusahaan tenaga kerja dari masyarakat sekitar, sehingga
adalah dengan berkontribusi pada pengembangan hanya 55 yang kemudian dijadikan sebagai sampel
masyarakat dengan jalan melakukan diversifikasi penelitian. Adapun kriteria memiliki laporan
kegiatan ekonomi perusahaan dan menciptakan
keuangan adalah mereka memiliki /menyimpan
lebih banyak lapangan kerja, menanamkan upaya
bukti pemasukan pengeluaran usaha, memiliki
sosial (social investments), mendukung program
peningkatan ketrampilan, dan mem promosikan catatan arus kas, memiliki catatan produksi dan
seni dan budaya (TNP2K, 2015). Hal ini sejalan penjualan. Kebanyakan dari yang gagal menjadi
dengan berbagai literatur bahwa upaya sampel adalah karena mereka tidak menyimpan
pengentasan kemiskinan salah satunya dapat bukti transaksi sehingga tidak dimungkinkan lagi
dilakukan dengan mensinergikan kewajiban untuk melakukan pelacakan terhadap aktivitas
tanggungjawab sosial perusahaan. keuangan yang dilakukan.
Upaya perusahaan untuk memprioritaskan Sedangkan yang digolongkan sebagai
proses rekruitmen tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar adalah pekerja yang berasal dari
wilayah sekitar merupakan salah satu bentuk satu kecamatan dengan tempat usaha atau tempat
kontribusi perusahaan atas tanggungjawab produksi, atau yang tempat tinggalnya berjarak
sosialnya untuk melaksanakan program maksimal 5 km dari lokasi usaha.
pengentasan kemiskinan. b. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
3. METODE PENELITIAN adalah data primer yaitu data yang diperoleh
dengan kuesioner yang berupa pertanyaan singkat
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang ditujukan langsung pada pemilik UMKM
kualitatif. Penelitian deskriptif berusaha selaku pelaku usaha dan dianggap mengetahui
menggambarkan suatu fenomena sosial yang ada tentang konteks penelitian ini.
dan berkembang dalam masyarakat. Dalam
menggambarkan fenomena tersebut penelitian ini

ISBN 978-602-73690-3-0 531 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

c. Definisi Operasional dan Pengukuran Ketiga fokus penelitian secara umum


Dalam penelitian ini terdapat tiga hal memperlihatkan tentang keberadaan laporan
penting yang menjadi fokus perhatian yaitu keuangan periodik pada UMKM yang diteliti, dan
keberadaan laporan keuangan secara periodik, dari hasil penelitian yang diperoleh di lapangan
pengetahuan tentang tanggungjawab sosial menunjukkan bahwa meskipun mereka semuanya
perusahaan oleh pelaku usaha, dan keberadaan memiliki laporan keuangan seperti yang
pekerja yang berasal dari warga sekitar tempat disyaratkan dalam kriteria sampel, namun
usaha. Keberadaan laporan keuangan dalam hal ini kepemilikan laporan keuangan periodik hanya
menjadi indikator dari adanya tatakelola keuangan dijumpai pada 53 UMKM dari 55 UMKM yang
yang memadai bagi keberlanjutan usaha. diteliti (96%). Sedangkan 2 UMKM lainnya (4%)
Sedangkan pengetahuan tentang tanggungjawab
tidak memiliki laporan keuangan secara periodik,
sosial perusahaan oleh pelaku usaha menjadi
namun hanya memiliki laporan tahunan saja yang
indikator kesadaran dalam hal pelibatan dan
pengembangan masyarakat sekitar. Fokus dibuat untuk memenuhi kebutuhan tertentu seperti
perhatian ketiga adalah keberadaan pekerja yang pengajuan kredit, pajak, dll.
berasal dari warga sekitar tempat usaha yang Fokus kedua adalah adalah keberadaan
menjadi indikator awal kontribusi perusahaan pengetahuan /pemahaman dari pengelola atau
secara sosial ekonomi terhadap lingkungan sekitar. pemilik usaha tentang tanggungjawab sosial
Dalam hal ini perlu dipertegas, karena metode perusahaan. Dari seluruh sampel dijumpai bahwa
yang diambil adalah deskriptif kualitatif, maka 49 diantaranya memahami tentang tanggungjawab
data statistik deskriptif hanyalah sebagai gambaran sosial perusahaan namun 6 selebihnya mengaku
yang sangat umum, sedangkan secara lebih tidak mengetahui. Setelah dilakukan wawancara
mendalam, data penelitian diperoleh dari lebih lanjut terhadap 6 UMKM ini ternyata
wawancara mendalam (in depth interview). disebabkan karena latar belakang pendidikan
Adapun pengukuran yang digunakan dalam mereka cukup terbatas, diantaranya lulusan SMP
statistik deskriptif hanya meliputi tabel frekuensi dan SMA dan juga wawasan pengetahuan yang
yang menggambarkan ketiga fokus penelitian yaitu terbatas.
keberadaan laporan keuangan, pemahaman tentang Hal ini terjadi karena mereka masih
menjalankan usaha hanya sebatas sebagai aktivitas
tanggungjawab sosial, dan keberadaan tenaga kerja
untuk mempertahankan sumber kehidupan dan
dari warga sekitar tempat usaha. bukan menjadi wirausaha yang memiliki
d. Metode Analisis Data perencanaan untuk mengembangkan usahanya.
Teknik analisis yang digunakan adalah Karena itu mereka hanya menjalankan usaha
deskriptif analitik melalui tahapan: reduksi data secara apa adanya dengan bekal pengetahuan yang
(clustering), sajian data dalam bentuk konsep- dimiliki dan juga belum pernah memperoleh
konsep dan proposisi, interpretasi, dan penarikan upgrading kompetensi dalam bentuk pelatihan.
kesimpulan (Agusta, 2003). Selain itu latar belakang dari pendirian
Dalam pengumpulan data dan informasi usahanya dari ke-6 UMKM ketika ditanyakan
dilakukan pengolahan data yang bertujuan agar kepada pemilik usaha jawaban umumnya adalah
data yang dikumpulkan tidak hanya menjadi keterdesakan ekonomi /kepepet, sehingga terpaksa
sekedar data saja tetapi dapat menjadi informasi menjadi pengusaha meubel dan kerajinan kayu.
yang dapat digunakan dalam proses analisis Motivasi usaha yang hanya didasarkan pada
selanjutnya. Dalam proses pengolahan data keterdesakan inilah yang kemudian membuat
dilakukan verifikasi dan validasi, klasifikasi dan mereka kurang memahami pentingnya melakukan
sortasi yang diharapkan dapat menggambarkan pengembangan diri dan pengembangan
kondisi baik secara mikro, komparasi terhadap satu kompetensi, sehingga hal ini juga membuat
kondisi dengan kondisi yang lain sekaligus dapat kesadaran mereka terhadap tanggungjawab sosial
juga memberikan informasi secara menyeluruh. yang seharusnya dipenuhi sangat rendah. Apalagi
jika fenomena yang ditemui adalah dengan latar
4. HASIL DAN PEMBAHASAN belakang tersebut namun usahanya tergolong
Berdasarkan hasil yang diperoleh di sukses, maka pemilik usaha semakin enggan untuk
melakukan upgrading kompetensi karena merasa
lapangan, secara umum dapat diperlihatkan dalam
dengan pengetahuan yang dimilikinya sudah cukup
tabel tentang fokus penelitian sebagai berikut: berhasil untuk menjalankan usahanya
Eksplorasi yang dilakukan peneliti dalam
kaitannya dengan pemahaman tentang
tanggungjawab sosial perusahaan dalam hal ini
dimulai dari hal yang paling mendasar seperti

ISBN 978-602-73690-3-0 532 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

apakah mereka pernah mendengar tentang


tanggungjawab sosial perusahaan, apakah mereka
mengetahui apa saja yang harus dilakukan oleh
pengusaha untuk memenuhi tanggungjawab sosial
perusahaan, apakah mereka mengetahui tentang
kewajiban perusahaan untuk melaksanakan
tanggung jawab sosial. Jawaban mereka sangat
beragam, tidak sedikit yang tidak mengetahui
istilah tersebut tetapi sebenarnya paham dengan
maksud dari istilah tanggungjawab sosial. Tapi
beberapa yang dijumpai juga sangat familier
dengan istilah tersebut dan memang memberi Dari tabel terlihat bahwa jumlah UMKM
perhatian pada pemenuhan kewajiban atas yang mempekerjakan pekerja masyarakat sekitar
tanggungjawab sosial. antara 1-5 orang adalah 7 UMKM (12,72%), antara
Dalam bentuk histogram, hasil penelitian 6-10 orang ada 12 UMKM (21,8%), antara 11-20
terlihat sebagai berikut : orang ada 16 UMKM (29%), antara 20-50 orang
ada 17 UMKM (30,9%), dan diatas 50 orang ada 3
UMKM (5,4%). Dari jumlah pekerja tersebut
kemudian didata lebih lenjut terkait dengan jumlah
pendapatan yang diperoleh dari bekerja pada
UMKM tersebut. Karena mereka sebagian besar
menerima upah dengan jangka waktu mingguan,
maka data kemudian diolah dengan menggunakan
range penghasilan mingguan. Data ini penting
untuk melakukan perhitungan terkait dengan
kontribusi UMKM terhadap sumbangan
pendapatan masyarakat dan dapat dijustifikasi
sebagai kriteria awal kontribusi UMKM terhadap
pengentasan kemiskinan di lingkungan tersebut.
Adapun tabel range jumlah penghasilan pekerja
yang berasal dari masyarakat sekitar adalah
Lebih lanjut peneliti mengarahkan sebagai berikut :
pertanyaan tentang konteks tanggungjawab sosial
pada keberadaan tenaga sekitar sebagai fokus
ketiga dari penelitian ini. Karena fokus ketiga ini
menjadi syarat pemenuhan UMKM sebagai sampel
yang diteliti, dari 78 UMKM yang didatangi, rata-
rata hampir semuanya memiliki tenaga kerja yang
berasal dari warga sekitar, namun karena mereka
tidak memenuhi syarat yang pertama yaitu tidak
memiiki laporan keuangan, maka hanya 55 yang
sesuai dengan kriteria sampel dan semuanya
memiliki bahkan sebagian besar tenaga kerjanya
adalah warga sekitar sesuai dengan kriteria Dari tabel terlihat bahwa jumlah pekerja
pemilihan sampel, yaitu yang berasal dari satu yang berpenghasilan mingguan pada range 200-
kecamatan dengan lokasi usaha atau yang berjarak 300 ribu adalah 42 orang (3,7%), 301-450 ribu
maksimal 5 km dengan tempat tinggalnya. Dari sebanyak 653 orang (15,55%), 451-600 ribu
hasil pengumpulan data, diperoleh range jumlah sebanyak 367 orang (56,2%), dan diatas 600 ribu
pekerja yang ditampilkan dalam tabel sebagai sebanyak 64 orang (17,4%).
berikut : Setelah dilakukan rata2 perhitungan, maka
secara keseluruhan diperoleh angka bahwa dalam
satu minggu, ke 55 UMKM tersebut membayarkan
sejumlah Rp. 547.192.000 kepada pekerja yang
berasal dari warga sekitarnya, sehingga dapat
dikatakan bahwa kontribusi UMKM terhadap
pekerja yang merupakan warga sekitar dalam
bentuk upah adalah sejumlah angka diatas.

ISBN 978-602-73690-3-0 533 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

Sesuai dengan batasan yang telah usahanya, sebagian besar dari sampel sangat
dikemukakan oleh peneliti bahwa sumbangan menyadari pentingnya data keuangan dalam
terhadap pendapatan masyarakat sekitar dianggap melakukan pengambilan keputusan, khususnya
sebagai angka atas kriteria awal kontribusi UMKM yang berkaitan dengan data biaya produksi dan
terhadap pengentasan kemiskinan di lingkungan penentuan harga jual. Adapun data biaya produksi
tersebut, sehingga gambaran riil terhadap secara khusus diperlukan juga untuk menakar
kontribusi pengentasan kemiskinan berada pada besaran upah yang dibayarkan kepada pekerjanya,
level angka diatas untuk satuan mingguan. meskipun juga masih dipengaruhi oleh faktor
Namun pembahasan lebih lanjut tentang kebiasaan yang berlaku di industri tersebut.
fokus ketiga ini diajukan kepada pemilik Dalam konteks mempertahankan
/pengelola usaha tentang apakah konteks keberlanjutan usaha, mereka sangat menyadari
perekrutan tenaga kerja tersebut berangkat dari bahwa usaha yang dijalankannya saat ini menjadi
kesadaran mereka untuk memberikan manfaat tumpuan harapan bagi pekerja yang notabene
sekaligus menunaikan tanggung jawab sosial merupakan tetangganya sendiri, sehingga motivasi
perusahaan, sebagian besar dari mereka untuk mempertahankan keberlanjutan usahanya
mengkonfirmasi bahwa motivasi utamanya adalah sangat tinggi, dan salah satu yang membantu untuk
menolong tetangga, yang artinya bahwa secara melakukan kontrol terhadap kondisi usahanya
sadar mereka harus melakukan atau memilih adalah adanya laporan keuangan yang memadai
tenaga kerja dengan memprioritaskan warga untuk menyediakan informasi yang akurat.
sekitar demi mendapatkan kemanfaatan yang lebih Mereka memiliki motivasi yang cukup kuat
luas, namun banyak juga diantaranya yang untuk mempertahankan kemanfaatan dengan
mempertimbangkan faktor kepraktisan dan menjadi pusat aktivitas ekonomi bagi masyarakat
kemudahan akses baik untuk berkomunikasi, sekitar yang secara timbal balik memberikan
melakukan rekruitmen, maupun pertimbangan kemanfaatan bersama.
yang sangat ekonomis berupa pemberian upah
yang lebih murah karena tidak harus mensubsidi 5. KESIMPULAN
biaya transpot pekerja. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan
Dalam konteks tersebut, peneliti bahwa persepsi pelaku usaha terhadap
memberikan judgement bahwa dalam penelitian keberlanjutan usaha dimana persepsi sendiri
ini, pelaksanaan tanggung jawab sosial memang menjadi titik awal seseorang dalam menilai dan
masih berada pada level simbiosis mutualisme, dan menjalankan suatu hal, menganggap bahwa
belum sepenuhnya mengarah pada motivasi charity keberlanjutan usaha merupakan hal penting yang
maupun berbagi keuntungan usaha dengan warga harus diperjuangkan dalam mengelola usahanya
sekitar dalam skema yang lebih luas, sebagai karena keberlanjutan usaha secara langsung
bentuk menunaikan tanggunjawab sosialnya. memiliki dampak terhadap keberlanjutan manfaat
Namun bagaimanapun, prioritas rekruitmen tenaga baik bagi diri dan keluarganya, maupun bagi
kerja terhadap masyarakat sekitar disadari maupun lingkungan sekitarnya khususnya dalam hal
tidak merupakan bentuk tanggungjawab sosial mampu mempekerjakan masyarakat sekitar sebagai
yang telah dilakukan perusahaan, meskipun juga bentuk tanggungjawab sosialnya secara
tidak bisa dilepaskan dengan kerangka simbiosis berkelanjutan.
mutualisme. Bahwa dalam rangka memperjuangkan
Menurut peneliti hal ini sangat wajar terjadi keberlanjutan usahanya, mereka sangat menyadari
mengingat beberapa keterbatasan yang dimiliki pentingnya penyusunan laporan keuangan secara
oleh mereka seperti kemampuan finansial periodik untuk membantu mereka melakukan
perusahaan, pemahaman tentang tanggungjawab internal kontrol dan membangun tatakelola
sosial yang cukup rendah di kalangan pelaku organisasi yang baik khususnya dalam hal
usaha, ditambah dengan latar belakang mereka keuangan, sehingga mereka tidak keliru dalam
pada saat memulai dan menjalankan usaha yang
melakukan pengambilan keputusan usaha.
tidak diikuti dengan rencana pengembangan usaha Terhadap kesadaran akan tanggungjawab
yang memadai, sehingga saat ini pelaksanaan sosial perusahaan, meskipun masih berupa
tanggungjawab sosial masih diperhitungkan dalam hubungan simbiosis mutualisme, namun konteks
hubungan saling menguntungkan, baik secara tersebut sudah banyak disadari dan dipahami oleh
ekonomi maupun sosial. pelaku usaha sebagai upaya untuk mengurangi
Dalam kaitannya dengan kesadaran pelaku angka pengan pengangguran dan mengurangi
usaha untuk menyusun laporan keuangan sebagai tingkat kemiskinan akibat ketiadaan sumber
alat pengendalian internal perusahaan agar mereka penghasilan bagi masyarakat sekitar.
dapat terus mempertahankan keberlanjutan

ISBN 978-602-73690-3-0 534 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

6. REFERENSI Mubyarto. (2001). Strategi Pemulihan Ekonomi


Agusta, M. H. (2003). Indonesia dan Model Penguatan Ekonomi
http://ivanagusta.files.wordpress.com. Rakyat. Seminar Pemberdayaan Ekonomi
Retrieved from rakyat : Strategi Revitalisasi
https://ivanagusta.wordpress.com/ Perekonomian Indonesia. Jakarta: CSIS.
Daniri, M. A. (2009). http://kadin- Probosari, D. (2014). Praktik Akuntansi dan
indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KAD Implikasinya Pada Kualitas Informasi
IN-167-3770-15042009.pdf. Retrieved (Sebuah Studi Pada UMKM). Jurnal
November 3, 2015, from http://kadin- Ilmiah Mahasiswa Universitas Brawijaya -
indonesia.or.id: http://kadin- JIM UB.
indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KA Putri, W. H., & Putranto, E. (2015). Penggunaan
DIN-167-3770-15042009.pdf SAK ETAP pada Usaha Mikro Kecil
Daniri, M. A. (2011). http://madani- Menengah sebagai Upaya Penguatan
ri.com/web/?p=179. Retrieved from Menghadapi MEA 2015. Seminar
http://madani-ri.com: http://madani- Nasional Peluang, Tantangan dan Strategi
ri.com/web/?p=179 Perguruan Tinggi Menghadapi MEA 2015
Deny, S. (2014, Oktober 2). ukm-99-masih- (pp. 236-248). Yogyakarta: LPPM UST
dominasi-perusahaan-di-indonesia. Yogyakarta.
Retrieved from bisnis.liputan6.com: Rudiantoro, R., & Siregar, S. V. (2012).
http://bisnis.liputan6.com/read/2113181/uk KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
m-99-masih-dominasi-perusahaan-di- UMKM SERTA PROSPEK
indonesia IMPLEMENTASI SAK ETAP. Jurnal
Dinas Perindagkop Propinsi DIY, D. P. (2015). Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 1-21.
Yogyakarta: Dinas Perindustrian Propinsi Rumengan, M. R. (2011, Juni 25).
DIY. http://www.kompasiana.com/mrudir/penge
Festiani, S. (2013, Juli 3). umkm-serap-97-persen- ntasan-kemiskinan-melalui-tanggung-
tenaga-kerja-di-indonesia. Retrieved from jawab-sosial-
republika.co.id: perusahaan_5500ed618133112019fa7fc1.
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi Retrieved from
/mikro/13/07/03/mpcgxl-umkm-serap-97- http://www.kompasiana.com:
persen-tenaga-kerja-di- http://www.kompasiana.com/mrudir/penge
indonesia.%20Diakses%2014%20Desemb ntasan-kemiskinan-melalui-tanggung-
er%202013 jawab-sosial-
Hidayati, A. N. (2013, December 9). perusahaan_5500ed618133112019fa7fc1
http://eprints.upnjatim.ac.id/5390/1/file1.p Sofiah, N., & Murniati, A. (2014). Persepsi
df. Retrieved 2015, from Pengusaha UMKM Keramik Dinoyo atas
http://eprints.upnjatim.ac.id: Informasi Akuntansi Keuangan Berbasis
http://eprints.upnjatim.ac.id/5390/1/file1.p Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
df ETAP) . Jurnal JIBEKA, 1-8.
Irawati, & Harini, R. (2013). Mengukir Fajar : Sudaryanto, Ragimun, & Wijayanti, R. R. (2012).
Pengrajin Mebel Berbisnis, Bersertifikat, http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/fi
dan meraih Sertifikat Legalitas Kayu. les/Strategi%20Pemberdayaan%20UMKM
Bogor: CIFOR. .pdf. Strategi Pemberdayaan UMKM
Jalal. (2013, Juli 18). Menghadapi Pasar Bebas Asean.
http://www.slideshare.net/pwypindonesia/j Retrieved from
alal-pembangunan-berkelanjutan-csr-dan- http://www.kemenkeu.go.id:
penanganan-kemiskinan. Retrieved
http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/fi
Desember 9, 2015, from
les/Strategi%20Pemberdayaan%20UMKM
http://www.slideshare.net/pwypindonesia:
.pdf
http://www.slideshare.net/pwypindonesia/j Suhairi. (2004). Personality, Accounting
alal-pembangunan-berkelanjutan-csr-dan- Knowledge, Accounting Information
penanganan-kemiskinan Usage And Performance: A Research On
Entrepreneurship Of Indonesia Medium
Industries. Disertasi. Malaysia: USM
Malaysia.

ISBN 978-602-73690-3-0 535 Universitas PGRI Yogyakarta


Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta 2015

Syukriah, A., & Hamdani, I. (2013). Peningkatan WBCSD, (. B. (1999). CSR Meeting Changing
Eksistensi UMKM melalui Comparative Expectations. Conches-Geneva,
Advantage Dalam Rangka Menghadapi Switzerland: World Business Council for
MEA 2015 Di Temanggung. Economics Sustainable Development.
Development Analysis Journal , 110-119.
TNP2K. (2015, Juni).
http://www.tnp2k.go.id/images/uploads/do
wnloads/CSR_ID_0618B_lowres.pdf.
Retrieved from http://www.tnp2k.go.id:
http://www.tnp2k.go.id/images/uploads/do
wnloads/CSR_ID_0618B_lowres.pdf

ISBN 978-602-73690-3-0 536 Universitas PGRI Yogyakarta

View publication stats

You might also like