You are on page 1of 6

Properties of Carbon Nanotubes-Doped Fe-sheath MgB2 for

Superconduction Wires

Satrio Herbirowo1, Nofrijon Sofyan2,3,a, Risulinko Saragih4, Agung Imaduddin1, Hendrik1, Pius Sebleku1,
Akhmad Herman Yuwono2,3

(I) Latar Belakang :


Latar belakang dari penelitian ini adalah mencari metode yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan MgB2 sebagai superkonduktor yang bebas proses oksidasi.

(II) Tujuan :
Untuk mengetahui pengaruh penambahan carbon nanotubes (CNT) pada Magnesium diboride
(MgB2) wire terhadap struktur kristal, morfologi permukaan, dan critical temperatur
berdasarkan resistivitas.

(III) State of the art :


Magnesium diboride (MgB2) merupakan kandidat superkonduktor untuk banyak aplikasi,
terutama pada bidang superconducting magnet. Pengembangan MgB2 sebagai superkonduktor
berlangsung cepat karena memiliki sifat high critical temperature (Tc), murah, struktur kristal
yang simple, ringan dan mudah dalam proses pengaplikasiannya. Metode simple powder in tube
(PIT) dapat dilakukan untuk memfabrikasi material ini menjadi wires karena terdapatnya weak-
link pada senyawa powder (MgB2). Peningkatan rapat arus (current density) dapat dilakukan
dengan melakukan penambahan unsur lain.

(IV) Experimental setup/metodologi:


Metode yang digunakan untuk membuat wire pada penelitian ini adalah powder in pit (PIT).
Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan:
1. Menimbangan Raw material yang digunakan sebagai sampel uji (MgB2 ukuran partikel rata-
rata 100 mesh dengan kemurnian > 99% dan 5, 10, 20 wt.% CNT dengan ukuran partikel (20-
40 nm).
2. Mencampuran MgB2 dan CNT dengan menggunakan agate mortar selama 5 jam.
3. Campuran powder (MgB2+CNT) tersebut kemudian dilakukan proses grinding untuk semakin
mengecilkan ukuran partikel.
4. Menuangkan powder (MgB2+CNT) ke dalam wadah berbentuk tube (diameter luar 6 mm dan
diameter dalam 4mm).
5. Mereduksi ukuran tube dengan metode rolling sampai memiliki ukuran diameter luar 2mm.

(V) Karakterisasi
Karakterisasi yang dilakukan menggunakan X-ray diffraction (XRD, SmartLab Rigaku dengan Cu
Kα(λ=1.54 A) 2ϴ=10-80o) untuk melihat struktur kristal dari MgB2 yang di tambahkan CNT.
Morfologi permukaan dan distribusi/persebaran unsur dapat dikarakterisasi dengan
menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) yang telah ditambahkan Energy Dispersive
X-ray (EDX). Selain itu, pengaruh temperatur terhadap reisitivitas dikarakterisasi menggunakan
cryogenic magnet (Teslatron PT, Oxford)
(VI) Alternatif Karakterisasi
Karakterisasi alternatif yang dilakukan yaitu;
a) Atomic Force Microscopy
Karakteriasasi menggunakan Atomic Force Microscopy (AFM) dapat dilakukan untuk
melihat morfologi dari material sampel uji secara lebih jelas.

Gambar 1. Mekanisme pembacaan morfologi permukaan sampel uji dengan AFM

Penggunaan AFM sebagai karakterisasi pada MgB2 telah dilakukan oleh Christen dkk,
dengan judul penelitian Superconducting magnesium diboride films with Tc=24 K grown
by pulsed laser deposition with insitu anneal [1]. Dengan menggunakan AFM morfologi
permukaan material uji dapat dikarakterisasi secara 3D, gambar 2.

Gambar 2. Hasil karakterisasi AFM pada MgB2 di penelitian Christen [1]

(VII) Hasil dan pembahasan


a) Hasil X-ray diffraction (XRD)
Pengujian XRD dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemurnian dari raw material yang
digunakan sebagai material uji. Hasil XRD dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Hasil pengujian dari pure MgB2 ,5,10, dan 20 wt.% CNT-Doped MgB2

Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa peak yang muncul dari pure MgB2 berada
yaitu 32.75; 41.69 dan 59.16 berdasarkan JCPDS PDF-4 2014 No. 04-018-7387. Selain itu,
dari hasil pengujian XRD diketahui bahwa pembentukan fasa oksida tidak terlalu signifikan.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa metode powder-in-tube (PIT) dapat mencegah proses
oksidasi dari sampel uji. Munculnya peak 26o mengindikasikan CNT memiliki struktur
amorphous, tetapi tidak memiliki efek yang signifikan terhadap strukrur kristal dari MgB2
karena ukuran partikel MgB2 menjadi semakin mengecil.

b) Hasil Scanning Electron Microscopy (SEM)


Pengujian SEM dilakukan bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan CNT terhadap
ukuran partikel dari MgB2. Pengujian dilakukan pada perbesaran 10000X dan untuk hasil
uji SEM dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Permukaan material uji 10 wt.% (a) dan 20 wt.% (b) CNT-doped MgB2

Dari hasil pengujian tersebut diketahui bahwa penambahan CNT menyebabkan ukuran
partikel size MgB2 menjadi lebih kecil.

c) Hasil pengujian Energy Dispersive X-ray (EDX)


Pengujian EDX pada wire dilakukan bertujuan tuntuk mengetahui apakah unsur-unsur
penyusun material uji terdispersi secara merata/homogen. Hasil uji EDX dapat dilihat pada
gambar 3 dan 4.
Gambar 3. Hasil uji EDX pada permukaan material uji 10wt.% CNT-doped MgB2

Gambar 4. Hasil uji EDX pada permukaan material uji 20wt.% CNT-doped MgB2

Dari kedua gambar diatas diketahui bahwa unsur Boron (B), Magnesium (Mg), dan Carbon
(C) terdapat pada material uji. Unsur unsur tersebut terdispersi secara merata pada material
uji (wire).

d) Hasil pengujian dengan cryogenic magnet


Pengujian dengan cryogenic magnet dilakukan bertujuan untuk melihat pengaruh
resistivitas terhadap kenaikan temperatur.
Gambar 5. Pengaruh kenaikan temperatur terhadap resistivitas dari pure MgB2 dan 5 wt.%, 10wt.%,
dan 20 wt.% CNT-doped MgB2

Dari gambar 5 diketahui bahwa nilai reistivitas dari material mulai menurun saat temperatur
30-38 K. Nilai resistivitas material uji tertinggi didapatkan saat MgB2+5 wt.% CNT sebesar
3x10-4 Ohm.cm

Gambar 6. Pengaruh kenaikan temperatur terhadap

Dari gambar 6 didapatkan informasi bahwa semua material uji mengalami perubahan saat
TC,onset memiliki nilai 30-38 K dan cenderung sampai ke kondisi TC,zero pada range temperatur
16-30 K. Berikut ini nilai range dari Tc, onset dan Tc, zero dari material uji MgB2-doped CNT.
Tabel 1. Nilai Tc, onset dan Tc, zero pada material uji
Material uji MgB2 + % CNT TC, onset (K) Tc, zero (K)
0 wt.% 38 30
5 wt.% 36 28
10 wt.% 33 22
20 wt.% 30 16

Dari tabel 1 didapatkan informasi bahwa material uji pure MgB2 memiliki nilai Tconset dan Tczero
yang paling tinggi sebesar 38 K dan 30 K. Penurunan nilai Tconset dan Tczero terjadi secara linier
seiring dengan penambahan dari konsentrasi CNT. Nilai material uji MgB2+20wt.% CNT
memiliki nilai Tconset dan Tczero paling rendah. Penurunan dari critical temperatur ini terjadi
karena interaksi dari CNT terhadap MgB2 yang disebabkan kedua-duanya bersifat sebagai
konduktor.

(VIII) Advantage and Disadvantage


Keuntungan dan kerugian yang didapatkan pada penelitian ini jika dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya [2]. (Penelitian sebelumnya yg dijadikan pembanding adalah Ultrashort Pulsed Laser
Ablation of Magnesium Diboride: Plasma Characterization and Thin Films Deposition)

Kelebihan Kekurangan
Murah Rendahnya nilai irrevesibility field
Penurunan nilai rapat arus saat nilai
Ringan
kenaikan nilai magnetic
Struktur kristal yang dihasilkan simpel
Proses fabrikasi mudah dan simpel
Aman dari oksidasi

(IX) Referensi
1. Christen, H.M. etc. al. 2001. Superconducting magnesium diboride films with Tc = 24K grown
by pulsed laser deposition with in situ anneal. Physica C Vol 353 pp 157-161
2. De Bonis, Angela. etc, al. 2015. Ultrashord Pulsed Laser Ablation of Magnesium Diboride:
Plasma Characterization and Thin Films Deposition. Hindawi Publishing Corporation Journal
of Nanomaterials.
3. Herbirowo, Satrio. etc, al. 2016. Properties of Carbon Nanotubes-Doped Fe-sheath MgB2 for
Superconductig Wires. Renewable Energy Technology and Innovation for Sustainable
Developent AIP Conf. Proc. 1826, 020007-1–020007-6; doi: 10.1063/1.4979223.

You might also like